1 SM
1 SM
1 SM
OLEH
Oleh
Sarah Amelia Yunita 1), Madju Siagian 2), Asmika Harnalin Simarmata 2)
Email : [email protected]
Abstrack
By :
Sarah Amelia Yunita 1), Madju Siagian 2), Asmika Harnalin Simarmata 2)
Email : [email protected]
ABSTRACT
There were several human activities around the Sepinang Lake such as agriculture
and palm plantation contributes the input of organic and anorganic matter that
influence the type and abundance of phytoplankton. To understand the types and
abundances of phytoplankton present in the Sepinang Lake, a research has been
conducted in March-April 2018. There were three sampling points, namely in the
inlet, in the middle of the lake, and in the end of the lake. In each sampling
point,water was sampled from the surface and 2 Secchi depth. Samplings were
conducted 3 times, once/week. Water quality parameters measured were
temperature, transparency, depth, dissolved oxygen, CO2, nitrate, phosphate and
pH. Results shown that there were 47 species of phytoplankton that were
belonged to 5 divisions, namely Chrysophyta (10 species), Chlorophyta (25
species), Cyanophyta (8 species), Euglenophyta (3 species) and Cryptophyta (1
species). The phytoplankton abundance of the Sepinang Lake was 106,490 –
150,650 cells/L. The most common type of phytoplankton present was
Monoraphodium griffithii. Result shown that the temperature was 30.6-320C,
transparency was 49.3-62.8 cm, depth was 211-223.6 cm, dissolved oxygen was
4.22-5.58 mg/L, CO2 was 11.32-13.32 mg/L, nitrate was 0.07-0.23 mg/L,
phosphate was 0.09-0.23 mg/L and pH was 5.3-5.6. Based on the type and
abundance of phytoplankton present, it can be concluded that the Sepinang Lake
can be categorized as mesotrophic.
perairan tawar. Hal ini sesuai dengan perairan pada stasiun masih alami dan
pendapat Bellinger dan Sigee (2010) pada stasiun ini konsentrasi nitrat dan
yang menyatakan bahwa Chlorophyta fosfat sedikit. jJumlah jenis paling
merupakan kelompok alga yang sedikit di Stasiun 2 diduga karena
hidupnya di perairan tawar dengan adanya aktivitas perkebunan cabe yang
cahaya yang cukup seperti di kolam, memberikan masukkan bahan organik
danau, sungai dan genangan air hujan. ke perairan. Hal ini sesuai dengan
Selanjutnya Guiry (2015) menyatakan pendapat Sharfina (2013) yang
bahwa Chlorophyta memiliki banyak menyatakan adanya perbedaan jumlah
kelas seperti, Chlorophyceae, jenis fitoplankton pada tiap stasiun
Trebouxiophyceae, Zygnematophyceae dapat disebabkan karena adanya
dan Ulvophyceae. perbedaan kondisi perairan pada setiap
Jumlah jenis fitoplankton yang stasiun.
paling sedikit ditemukan pada saat Apabila komposisi fitoplankton
penelitian adalah dari divisi antar stasiun dibandingkan terlihat
Cryptophyta. Jumlah jenis dari bahwa baik di permukaan maupun di
Cryptophyta tersebut sedikit kolom air jenis yang terbanyak adalah
ditemukana dikarenakan kelompok ini divisi Chlorophyta, diikuti oleh
umumnya banyak ditemukan di Chrysophyta dan paling sedikit adalah
perairan laut. Hal ini sesuai pendapat Cryptophyta. Tingginya kelimpahan
Bold dan Wayne (1985) yang dari Chlorophyta dikarenakan kelas ini
menyatakan bahwa Cryptophyta ini paling banyak di jumpai di perairan
merupakan kelompok yang umumnya tawar. Hal ini sesuai dengan pendapat
ditemukan di perairan laut dan sedikit Sachlan (1982) yang menyatakan
ditemukan di perairan tawar. bahwa Chlorophyta adalah alga
Apabila jumlah jenis terbanyak yang ditemukan di air tawar.
fitoplankton antar stasiun Sedangkan kelimpahan yang paling
dibandingkan, yang paling banyak sedikit ditemukan dari Cryptophyta.
terdapat di Stasiun 3 dan yang paling Rendahnya kelimpahan Cryptophyta
sedikit di Stasiun 2. Hal ini diduga tersebut dikarenakan jenis ini
karena di Stasiun 3 merupakan stasiun umumnya banyak ditemukan di
yang jauh dari aktivitas sehingga perairan laut. Hal ini didukung oleh
6
120
Cryptophyta Soeprobowati (2013) menyatakan
(sel/L/103)
100
Euglenophyta bahwa jenis Aulacoseira sp ini lebih
80
Cyanophyta
60
Chrysophyta
banyak dijumpai pada perairan dengan
40
Chlorophyta fosfor tinggi dan pH lebih basa dan
20
0 Stasiun
lingkungan turbulen. Pada penelitian
1 2 3
Permukaan ini pH perairan yang didapat asam
sehingga mengakibatkan pertumbuhan
100
90 dari jenis ini kurang maksimal.
Kelimpahan Fitoplankton
80
70 Cryptophyta Sedangkan jenis yang jarang ditemukan
(sel/L/103)
60
Euglenophyta selama penelitian adalah Anabaena sp,
50
Cyanophyta
40
Chrysophyta
dikarenakan jenis ini merupakan
30
20 Chlorophyta indikator perairan eutrofik. Hal ini
10
0 Stasiun
sesuai dengan pendapat Sellers dan
1 2 3
Kolom Air Markland (1987) yang menyatakan
Gambar 1. Komposisi perifiton bahwa jenis dari Cyanophyta terutama
Jenis fitoplankton dengan Anacystis, Anabaena merupakan
kelimpahan yang paling tinggi baik di indikator dari perairan eutrofik.
permukaan maupun di kolom air adalah
Monoraphodium griffithii (2.760-
11.500 sel/L) (Tabel 5). Menurut
Comas dalam Ramos (2012)
Tabel 1. Kelimpahan Fitoplankton di Danau Sepinang Selama Penelitian
Dvisi S1 S2 S3
P K P K P K
Chrysophyta 26.220 14.720 35.190 22.080 22.540 11.960
Chlorophyta 64.860 34.040 71.990 40.480 56.580 31.970
7
Kedalaman (cm)
40 st. 1
60 st. 2
80 st. 3
100
120
140
(a)
Nitrat (mg/L) Fosfat (mg/L)
0.00 0.10 0.20 0.30 0.00 0.10 0.20 0.30
0 0
20
Kedalaman (cm)
Kedalaman (cm)
40
50
60
80
100
100
120
140 150
(b) (c)
Oksigen Terlarut (mg/L) Karbondioksida Bebas (mg/L)
0.00 4.00 8.00 0.00 4.00 8.00 12.00 16.00
0 0
20 20
Kedalaman (cm)
Kedalaman (cm)
40 40
60 60
80 80
100 100
120 120
140 140
(d) (e)
80
60
Kecerahan (cm)
40
20
0
1 2 3
Stasiun
20 St.
4 40 1
fitoplankton <10 sel/L disebut tingkat St.
60
2
kesuburan paling rendah (ologotrifik), 80
100
kelimpahan fitoplankton 104 sel/L atau
120
lebih tingkat kesuburan perairan sedang
(mesotrofik), dan jika kelimpahan Gambar 2. Suhu selama penelitian di
7
fitoplankton ≥ 10 sel/L tingkat Danau Sepinang
kesuburan perairan sangat tinggi
(eutrofik).
11
Goldman, C.R dan A.J. Horne. 1983. Luar Desa Buluh Cina
Limnology. United States of Kecamatan Siak Hulu Kabupaten
America (US) McGraw-Hill Kampar Provinsi Riau. Fakultas
Book Company. Perikanan dan Kelautan.
Ramos, G. J. P., E.M.B. Carlos,G.N. Universitas Riau. Pekanbaru.
Aristoteles, dan W. N. M, (tidak diterbitkan).
Carlos,. 2012. Monorapohidium Simanjuntak, D. M. K. 2014. Profil
and Ankistrodesmus Vertikal Fitoplankton di Danau
(Chlorophyceae, Chlorophyta) Tanjung Putus Buluh Cina
from Pantanal dos Marimbus, Kecamatan Siak Hulu Kabupaten
Chapada Diamantina Bahia State, Kampar Provinsi Riau. Skripsi.
Brazil. Hoehnea 39(3):421-434. Universitas Riau. Pekanbaru.
Risamasu, F. J. L. dan H. B. Prayitno. (tidak diterbitkan).
2011. Kajian Zat Hara Fosfat, Soeprobowati, T. R. 2011. Komunitas
Nitrit, Nitrat dan Silikat di Fitoplankton Danau Rawapening.
Perairan Matasisi, Kalimantan Jurnal Sains dan Matematika. 19
Selatan. Jurnal Ilmu Kelautan. 16 (1) : 19-30
(3) 135-142. Soeprobowati, T. R. 2013. Variabilitas
Sachlan, M. A. dan Hanafi. 1982. Analisis Keanekaragaman dan Distribusi
Kualitas Air untuk Keperluan Vertikal Diatom Danau Rawa
Perikanan. Training Penyakit Pening. Jurnal Sains dan
Ikan. Staff Laboratorium Kimia. Matematika. 19 (3) : 65-70.
Balai Penelitian Perikanan Darat. Tang, U. M. dan Pareng Rengi. 2009.
Bogor (tidak diterbitkan). Daerah Aliran Sungai (DAS)
Sharfina, S. dan H. Suwono. 2013. Kampar untuk Kesejahteraan
Struktur Komunitas Fitoplankton Masyarakat Riau. UR Press.
di Perairan Ranu Pani, Pekanbaru.
Kecamatan Senduro, Kabupaten Wardoyo, S. T. H. 1981. Kriteria Kualitas
Lumajang. Skripsi. Universitas Air Untuk Keperluan Pertanian
Negeri Malang. Malang. (tidak dan Perikanan Training Analisa
diterbitkan) Dampak Lingkungan. PPLH-PS.
Sihombing, S. 2013. Profil Vertikal IPB. Bogor. (tidak diterbitkan)
Fitoplankton di Danau Pinang