Laporan PKL Deswarni

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 48

PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PENGAMATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN DINDING


PADA RUKO 2 LANTAI DI JL. SUNGAI RAYA DALAM,
PONTIANAK
Diajukan Sebagai Persyaratan Mengikuti Tugas Besar Pada
Jurusan Teknik Arsitektur Dan Perencanaan
Program Study Arsitektur Politeknik Negeri Pontianak

OLEH :

DESWARNI ZALUKHU
NIM : 3202207012
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
2023
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PELAKSANAAN PEKERJAAN DINDING
PADA RUKO 3 LANTAI DI JL. SUNGAI RAYA DALAM
DALAM, PONTIANAK
Telah Diterima Sebagai Suatu Syarat Untuk Mengikuti Tugas Besar
Pada Jurusan Teknik Arsitektur Dan Perencanaan
Program Studi Arsitektur Politeknik Negeri Pontianak

OLEH :

DESWARNI ZALUKHU
NIM 3202207012

Pontianak, ….. Januari 2023


Disahkan oleh:

Dosen Pembimbing,

Ar. DIAN PERWITA SARI S.T., M.Sc, IAI


NIP

Mengetahui:
Ketua Jurusan Teknik Arsitektur Dan Perencanaan

i
CHANDRA BAYU, ST,MT
NIP 19751216200112100
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PELAKSANAAN PEKERJAAN DINDING PADA RUKO 2
LANTAI DI JL. SUNGAI RAYA DALAM, PONTIANAK

Yang Bertanda Tangan Di Bawah Ini


Dosen Pembimbing Praktek Kerja Lapangan (PKL) Pada
Jurusan Teknik Arsitektur Dan Perencanaan
Program Studi Arsitektur Politeknik Negeri Pontianak
Program Diploma Tiga (III)
Menyatakan Bahwa :

Nama : DESWARNI ZALUKHU


NIM : 3202207012
Judul : pelaksanaan pekerjaan
dinding pada ruko 2 lantai di JL. Sungai Raya Dalam,
Pontianak
Judul : Pelaksanaan Pekerjaan Dinding
Pada Ruko 2 Lantai di JL. Sungai Raya Dalam, Pontianak

Tugas Ini Meliputi :

PRAKATA
DAFTAR ISI
BAB I : TINJAUAN PROYEK

ii
BAB II : TINJAUAN TEORI
BAB III : TINJAUAN KEGIATAN PENGAMATAN
BAB IV : ANALISIS DAN KESIMPULAN

Telah diperiksa dan dinyatakan selesai serta dapat


diseminarkan

Pontianak, November 2023


Dosen pembimbing

Ar. Dian Perwita Sari, S.T.,M.Sc., IAI


NIP

PRAKTEK KERJA LAPANGAN


PELAKSANAAN PEKERJAAN DINDING PADA RUKO 2
LANTAI DI JL. SUNGAI RAYA DALAM, PONTIANAK
KOTA PONTIANAK-KALIMANTAN BARAT

Disusun Oleh:

Deswarni Zalukhu
NIM: 3202207012

Disetujui Oleh:

Dosen Pembimbing

iii
Ar. Dian Perwita Sari S.T.,M.Sc. IAI

Mengetahui:
Ketua Jurusan Teknik Arsitektur

Chandra Bayu S.T.,M.T.


NIP

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan Rahmat dan karunia-Nya Kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan
(PKL) ini dengan baik dan lancar. Pada dasarnya penyusunan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat Utuk
Tugas Besar Mata Kulia PKL 1 (Praktik Kerja Lapangan) Pada Jurusan
Teknik Arsitektur Program Studi D3 Arsitektur Politeknik Negeri Pontianak
dan laporan ini sebagai bukti bahwa penulis sudah melaksanakan dan
menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT. Berlian Asia Pontianak.

Dalam penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini, penulis


banyak mendapatkan bantuan dan dukungan dari pihak kampus maupun
pihak instansi.

iv
Oleh karena itu, penulis ucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Ir.H. selaku direktur politeknik negeri Pontianak.


2. Bapak CHANDRA BAYU S.T., M.T. selaku ketua program studi D3
Arsitektur.
3. Ibu Ar. DIAN PERWITA SARI, S.T., M.Sc. IAI. selaku dosen pembimbing
saya yang telah membantu saya dalam menyelesaikan laporan PKL ini.
4. Bapak …… yang telah memberi izin kepada saya untuk melaksanakan
praktek kerja lapangan di tempatnya.
5. Bapak …… yang telah menjadi pembimbing praktek kerja lapangan.
6. Serta semua pihak yang turut membantu dan memberikan bimbingan
penyusunan dalam memberikan kritik dan saran yang membangun
agar dalam penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan pada masa
mendatang, melaksanakan dan menghasilkan laporan yang lebih
sempurna.

Penulis berharap semoga dengan menyelesikan penyusunan


laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dapat menjadi titik tolak
penulis untuk menjadi lebih baik dan bersungguh-sungguh lagi
kedepannya.
Meskipun penulis telah berusaha sebaik-baiknya dalam
penyusunan laporan ini, baik itu sistematika maupun penyusunan
kalimatnya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritikan dan
saran yang membangun untuk kesempurnaan laporan ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Pontianak, januari 2024

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................... iv

v
BAB 1 TINJAUAN PROYEK .......................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan .......................................................... 1
1.3 Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Proyek ........................................... 2
1.4. Data Teknis Proyek ........................................................................... 2
1.5. Batasan Amatan ................................................................................ 2
1.6. Lokasi Proyek ................................................................................... 3
1.7. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 3

BAB II TINJAUAN PROYEK…………………………………………...


4
2.1. Defenisi dinding ................................................................. 4
2.2. Jenis-Jenis Dinding ........................................................... 4
2.3. Jenis-Jenis Struktur Dinding ............................................ 4
2.4. Fungsi Dinding ................................................................... 7
2.5. Macam-Macam Dinding .................................................... 7
2.6. Material Dinding ................................................................ 8
BAB III TINJAUAN KEGIANTAN PENGAMATAN ..................... 19
3.1 Pekerjaan Yang Diamati ..................................................... 19
3.2. Pekerjaan Dinding ............................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... i

vi
BAB 1
TINJAUAN PROYEK
1.1. Latar Belakang

Rumah toko atau lebih sering disebut ruko adalah sebutan bagi
bangunan-bangunan di Indonesia yang umumnya dibuat bertingkat antara
dua hingga lima lantai, dimana fungsinya lebih dari satu, yaitu fungsi hunian
dan komersial. Lantai bawahnya digunakan sebagai tenpat usaha atau
kantor, sedankan lantai atas dimanfaatkan sebagai tempat tinggal.

Pembangunan ruko kini banyak dilakukan di berbagai kota dan


daerah. Hal ini selaras dengan kebutuhan masyarakat akan sarana untuk
melakukan transaksi jual beli di dalam perekonomian yang kian
berkembang. Bangunan ruko juga di kenal dengan rumah toko atau rumah
yang juga dijadikan sebagai tempat usaha. Bangunan ruko pada umumnya
dibangun bersebelahan dengan ruko lainnya. Hal ini bertujuan untuk
membangun sebuah kompleks tertentu yang akan memudahkan
Masyarakat untuk melaksanakan seluruh aktivitas bisnisnya di satu tempat.

Kebutuhan tempat usaha sangat berperan dalam kegiatan usaha


perdagangan untuk mengembangkan usaha yang di perdagangkan.
Namun tidak semua pelaku usaha memiliki tempat usaha sendiri. Dengan
adanya hal tersebut mengharuskan suatu pelaku usaha untuk melakukan
sewa menyewa tempat usaha yang strategis kepada seseorang yang
menyewakan tempat usahanya seperti ruko. Dengan adanya keadaan
demikian menyebabkan terciptanya suatu pembangunan ruko.

1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan

Adapun tujuan Praktek Kerja Lapangan 1 adalah sebagai berikut.


1.2.1. Tujuan Umum

Dilaksanakannnya Praktek Kerja Lapangan 1 (PKL 1) ini, agar


mahasiswa mengetahui serta memahami proses pelaksanaan suatu proyek
dilapangan dan dapat menjadikan proyek ini sebagai studi perbandingan
agar mahasiswa dapat membandingkan kesesuaian pekerjaan dilapangan
dengan teori yang telah di dapatkan pada perkuliahan. Dengan
dilaksanakannya Praktek kerja lapangan 1 ini, mahasiswa dapat memiliki

Page |1
2

wawasan dan pengetahuan yang luas serta dapat mempersiapkan diri


dalam memasuki dunia kerja.

1.2.2. Tujuan Khusus

a. Membandingkan antara teori yang telah diperoleh dengan


pengaplikasiannya dilapangan.
b. Mempelajari dan mencari solusi dari berbagai permasalahan yang
bisa dihadapi di lingkungan proyek.
c. Mengikuti perkembangan teknologi baru dalam pelaksanaan
pekerjaan kontruksi bangunan sederhana yang ada saat ini.
d. Dapat membuat laporan hasil pengamatan PKL 1 dan sesuai dengan
tata cara yang telah di tentukan dan mengikuti tata cara penulisan
ilmiah.
e. Menambah pengetahuan dari pengamatan tentang pekerjaan
dinding.

1.3 Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Proyek

1.3.1. Pemilik Proyek


PT. Berlian Asia adalah pemilik rumah toko 2 lantai.
1.3.2. Pelaksana
PT. Berlian Asia adalah pelaksana proyek.
1.3.3. pengawas
Pengawas merupakan orang yang mengawasi pekerjaan
dilapangan guna terlaksanannya proyek dengan baik, benar dan sesuai
dengan jadwal serta target yang telah di tentukan.
1.3.4. Drafter
Drafter adalah seseorang yang bekerja membuat gambar kerja.
Yaitu membuat atau menyiapkan gambar-gambar kerja Teknik dari proses
desain menjadi gambar kerja.
1.3.5. Kepala Tukang
Kepala Tukang merupakan orang yang memimpin, mengarahkan,
dan memantau pelaksanaan pekerjaan proyek di lapangan.
3

1.3.6. Tukang
Tukang merupakan orang yang bekerja dan melaksanakan tanggung
jawab di lapangan di bawah arahan langsung kepala tukang.
1.4. Data Teknis Proyek
Data teknis pada proyek rumah toko di Serdam ialah sebagai berikut:

- Nama Proyek: Ruko (Rumah Toko)


- Lokasi Proyek: JL. Serdam, Kota Pontianak-Kalimantan Barat
- Luas Tanah:
- Kepala Tukang:
- Waktu Pelaksanaan: 07:00-17:00 wib

1.5. Batasan Amatan


Batasan amatan pada pekerjaan ini adalah pengamatan pekerjaan
dinding dimana pekerjaan dinding dimulai dari alat dan bahan, pengadukan
semen, pengukuran tali dengan lot, proses pemasangan batako,
penyesuaian batako dengan kusen dan terakhir proses finishing plesteran
dilanjutkan dengan pengecetan.

1.6. Lokasi Proyek


Lokasi proyek Pembangunan Rumah Toko (Ruko), pada Praktek Kerja
Lapangan 1 (PKL-01) ini terletak di JL, Sungai Raya Dalam, Kota
Pontianak-Kalimantan Barat.

1.7. Metode Pengumpulan Data

1.7.1. Metode Wawancara

Metode wawancara dilakukan dengan kegiatan tanya jawab


ataupun diskusi kepada pihak-pihak yang berada dilapangan untuk
mendapatkan penjelasan dari amatan yang dilakukan, yaitu keterangan
yang dipakai sebagai pelengkap dari data-data yang telah diperoleh
dilapanagan. Teknik yang digunakan dengan menanyakan hal-hal yang
ingin diketahui kepada narasumber baik dari kepala tukang, pengawas
maupun tukang dilapangan itu sendiri.

1.7.2. Metode Literatur


4

Metode literatur dengan mencari data-data baik itu dari


buku-buku ataupun dari pembuatan gambar kerja yang dapat dijadikan
sebagai landasan teori dalam analisa. Teknik yang digunakan dengan
mencari buku-buku dan pembuatan gambar kerja yang berhubungan
dengan pekerjaan yang diamati pada proyek yang bersangkutan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1. Defenisi dinding

Dinding adalah suattu struktur yand membatasi dan kadang

melindungi suatu area. Umumnya, dinding membatasi suatu bangunan dan

menyokong strruktur lainnya, membatasi ruang dalam bangunan menjadi

ruang-ruang, atau melindungi atau membatasi ruang dari alam terbuka.

Tiga dinding structural adalah dinding bangunan, dinding pembatas,

(boundary), serta dinding penahan (retaining).

2.2. Jenis-Jenis Dinding

a. Dinding Partisi: Dinding ringan yang memisahkan antar ruang dalam,


terbuat dari gypsum, fiber, tripleks/dupleks.
b. Dinding Pembatas: Untuk menandakan batas lahan. Atau bisa
disebut dinding privasi.
c. Dinding Penahan: Digunakan pada tanah yang berkontur dan
dibutuhkan struktur tambahan untuk menahan tekanan tanah.
d. Dinding Struktural: Untuk menopang atap dan sama sekali tidak
menggunakan cor beton untuk kolom. 100% kontruksinya
mengandalkan pasangan batu bata dan semen.
e. Dinding Non-Struktural: Dinding yang tidak menopang beban, hanya
sebagai pembatas apabila dinding di robohkan, maka bangunan
tetap berdiri. Beberapa material dinding Non Struktural di antaranya
seperti batu bata, batako, bata ringan, kayu dan kaca.

2.3. Jenis-Jenis Struktur Dinding


Struktur dinding adalah elemen yang penting bagi sebuah rumah atau
bangunan. Secara umum, dinding berfungsi sebagai pemisah ruangan dan
memberi bentuk pada ruangan.

Page |4
5

Seiring majunya teknologi, struktur dinding pun mengalami


perkembangan yang lebih beragam dan memiliki Teknik finishing yang
beragam pula. Saat ini., dinding dapat dibuat dengan material yang
beragam sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pemilik rumah atau
bangunan tersebut.

Fungsi lain dari fungsi dinding yaitu sebagai pendefenisi ruangan,


peredam suara, melindungi bagian dalam bangunan dari paparan sinar
matahari, hujan, maupun binatang dan lain sebagainya. Berdasarkan aneka
manfaatnya di atas, maka penting mengetahui aneka jenis dinding
pembatas, dinding penahan, dan sebagainya.

Ada banyak macam bahan yang kerap digunakan pada struktur


dinding. Namun apapun bahannya dipastikan harus kokoh. Berdasarkan
aneka manfaat di atas, maka penting mengetahui aneka jenis materian
dinding rumah yang umumnya banyak digunakan sehingga kita dapat
mengaplikasikannya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan.

Berikut jenis-jenis dtruktur dinding yang sering digunakan:

a. Struktur dinding batu bata

Penggunaan dinding rumah dengan material batu bata bisa


dikatakan paling favorit di Indonesia, paling banyak digunakan.

b. Struktur dinding batako


Selain batu bata merah, batako juga banyak digunakan sebagai
dinding rumah. Keunggulan batako di banding batu bata merah di
antaranya:
Seberat batu bata merah.
Ukuran yang lebih besar dari batu bata merah, biasanya
berukuran antara 9-12 m persegi, sehingga juga lebih
ekonomis.
Ukuran yang besar membuatnya juja mudah dipasang dan
cepat selesai.
6

Dinding rumah bangunan dari batako kuat dan kedap air,


namun juga menyimpan panas.

Namun tidak semua orang menyukai dinding rumah dinding


dengan material batako karena sifatnya yang menyimpan panas yang
membuat hunian cenderung terasa pengap dan panas. Selain itu juga
rentan terhadap guncangan, sehingga kurang aman jika terjadi gempa
bumi.

c. Struktur dinding bata ringan atau hebel

Bata ringan atau hebel terbuat dari campuran berbagai material


seperti semen, pasir kuarsa, gypsum, air, dan sebagainya. Kelebihan dari
penggunaan material bata ringan atau hebel pada dinding rumah karena
lebih ringan dan lebih rapi saat pemasangan.

Sama seperti batu bata merah, bata ringan atau hebel juga
mampu menyerap panas. Keunggulan lainnya, tahan terhadap gempa.
Namun untuk pemasangan sebagai dinding rumah, bata ringan atau hebel
tidak mudah.

Diperlukan perekat yang khusus dan chat khusus untuk melindungi dari
air. Selain itu, harganya juga jauh lebih mahal daripada batu bata merah
dan hanya di jual di toko material besar.

d. Struktur dinding kayu

Penggunakan jenis material kayu sebagai dinding rumah


memang tidak banyak yang menggunakan karena dari sisi harga juga
relatif mahal. Di Indonesia sendiiri penggunaan material kayu pada dinding
rumah lebih banyak ditemukan pada beberapa rumah adat, misalnya
model joglo.

Tetapi pada kondisi tertentu penggunaan bahan material kayu


pada dinding rumah juga banyak diterapkan seperti untuk studio musik,
ruang karaoke, atau villa pribadi. Tetapi diperhatikan juga perawatannya
7

agar kayu-kayu yang dipakai tahan lama mengingat kayu rentan pada iklim
tropis dan juga serangan rayap.

e. Struktur dinding kaca

Pengaplikasian material kaca pada dinding rumah biasanya


digunakkan bertujuan untuk memanfaatkan sinar matahari sebagai
pencahayaan ruang, sebatas penyekat antar ruang, atau kebutuhan estetik.

Berikut bahan penyusun struktur dinding yang disesuaikan dengan jenisnya:

1) Bahan penyusun dinding batu bata

Pemasangan batu bata memiliki seni tersendiri dalam system


pemasangan dalam konstruksi dinding.

Bahan dasar pembuatan batu bata merah:

Lempung (tanah liat), yang mengandung silika sebesar 50% sampai


70%.
Sekan padi, berfungsi untuk membuat rongga-rongga pada dinding
bata.
Kotoran binatang, berfungsi untuk melunakkan tanah dan membantu
proses pembakaran dengan memberikan panas yang lebih tinggi
didalam batu bata.
Air, digunakkan untuk melunakkan dan meredam tanah.

2) Bahan penyusun dinding batako

Jika kualitas batako baik, dinding batako tidak perlu di plester.


Batako dapat dibuat dengan mudah dengan alat atau mesin sederhana dan
tidak perlu di bakar.

Pada prinsipnya, system pemasangan batako menggunakan


aturan pemasangan batu bata. Pada sudut bangunan diberi papan mistar
untuk menentukan tinggi lapisan masing-masing. Sehingga pada setiap
pemasanagan lapisan dapat diberi tali pelorus.
8

Pemasangan batu batako terakhir selalu berada ditengah-tengah.


Untuk memperkuat dinding batako, digunakkan juga rangka pengaku.
Rangka pengaku terdiri dari kolom atau balok beton bertulang yang di cor
di dalam lubang batu batako.

Kolom beton ini selalu dipasang pada sudut-sudut, pertemuan


dan persilangan dinding bangunan. Jika dinding bersilangan dan salah satu
dinding terdiri dari batu batako yang tidak berlubang, maka menggunakan
angker besi beton.

3) Bahan penyusun bata ringan atau hebel


Jarak pemasangan dinding bata ringan sama seperti yang
disyaratkan pada bata merah. Pemesanan dilakukan dalam ukuran 1
m kubik.

Untuk 1 m bata jenis ini dapat digunakan untuk pasangan dinding


seluas 11,5 m persegi. Namun tergantung juga pada ketebalan dinding, bisa
saja kurang dari 11,5 m persegi bila ketebalannya lebih besar.

2.4. Fungsi Dinding


Dinding bangunan memiliki dua fungsi utama, yaitu menyokong
atap dan langit-langit, membagi ruangan, serta melindungi terhadap intrusi
dan cuaca. Dinding pembatas mencakup dinding privasi, dinding penanda
batas, serta dinding kota. Dinding jenis ini kadang sulit dibedakan dengan
pagar. Dinding penahan berfungsi sebagai penghadang gerakan tanah,
batuan, atau air dan dapat berupa bagian eksternal ataupun internal suatu
bangunan.

Fungsi lain dinding:

a) Melindungi manusia atau benda dalam bangunan


b) Sebagai pemisah antar ruang
c) Sebagai pemisah ruang yang bersifat pribadi dan bersifat umum
d) Sebagai penahan cahaya, angin, hujan, banjir, dan sebagainya yang
bersumber dari alam
9

e) Sebagai penahan struktur (untuk fungsi tertentu seperti dinding lift,


resevoar, dan lain-lain)
f) Sebagai penahan kebisingan untuk ruang yang memerlukan ambang
kekedapan suara tertentu seperti studio rekaman atau studio siaran.
g) Sebagai penahan radiasi sinar atau zat tertentu seperti ruangan
radiologi, ruang oprasi, laboraturium, dan lain-lain
h) Sebagai fungsi artisik tertentu
i) Sebagai penyimpanan surat-surat berharga seperti brankas di bank
dan lain-lain.

2.5. Macam-Macam Dinding


Dilihat dari macamnya, dinding dapat digolongkan menjadi tiga
bagian yaitu dinding interior, dinding eksterior, dan dinding fungsi khusus.

a. Dinding Interior

Dinding interior adalah dinding yang dipakai didalam ruangan.


Ada pemilik yang menginginkan dinding permanen atau masif, ada juga
yang menggunakan jenis bangunan partisi atau sekat pembatas yang
dapat di angkat.

b. Dinding Eksterior

Selain harus kuat dan indah, dinding eksterior harus tahan


cuaca, terutama cuaca daerah sekitar. Didaerah yang sering didaerah
gempah, curah hujan yang tinggi, dan suhunya yang tinggi, pemilihan jenis
materialnya sangat berbeda.

c. Dinding Fungsi Khusus

Bahan dinding yang mempunyai fungsi khusus tentu harus


disesuaikan dengan fungsi yang harus di emban. Misalnya, dinding
labolaturium uji petir tentu harus terbuat dari beton yang siap menahan
tekanan tertentu, dinding kedap suara harus terbuat dari bahan akustik
yang disesuaikan dengan tingkat ambang kebisingan yang dapat ditoleran,
demikian juga dinding seperti dinding penahan tanah, benteng perang,
ruang penyimpanan brankas uang atau surat berharga tentu harus berupa
dinding yang kokoh dan terbuat dari beton atau pasangan bata.
10

2.6. Material Dinding

1.13.1. Dinding Beton

Ada 2 jenis dinding beton yaitu:

1) Dinding Beton Pracetak

Dinding pracetak memiliki tebal 15 cm dengan Panjang mencapai 7 cm


sampai 20 cm dengan Panjang mencapai 10 cm.

Adapun ukuran berat beton pracetak dengan tebal 15 cm sekitar 250


kg/m2 dan tebal 20 cm sekitar 300 kg/m2.

Didalam dinding beton pracetak terdapat lubang-lubang yang


fungsinya untuk instalansi kabel, pipa, dan lain-lain.

Panel beton ringan kini banyak digunakan untuk ruko,


perumahan, pabrik atau bangunan lain dan mulai banayak di produksi. Hal
ini cukup beralasan mengingat beton yang dicetak ditempat memerlukan
biaya tinggi untuk bekisting atau cetakan dan waktu keringnya lama. Akan
tetapi jenis beton tersebut lebih banyak digunakan untuk dinding pagar,
pabrik, kantor, rumah sakit, dan lain-lain.

Kelebihan penggunaan beton pracetak system panel:


11

1) Pemasangan mudah dan cepat


2) Permukaannya halus dan rapi sehingga tidak perlu di plester dan dapat
langsung di aci.
3) Lebih kuat, tidak terbakar, dan tidak lapuk.
4) Lebih ringan dan berongga

Kekurangan penggunaaan beton pracetak system panel

a. Pemasangannya menggunakan alat takel karena berat


b. Pembelian dalam partai kecil akan lebih mahal.
c. Masih sulit diperoleh ditoko material

2) Dinding Cor Ditempat

Dinding cor ditempat banyak digunakan karena fungsi strukturnya


dominan, yaitu terjadinya komponen beton yang penulangannya
menyatu dengan komponen lain seperti sloof, kolom dan balok.

3) Dinding Buatan

a. Dinding bata merah

Bata merah merupakan bahan bangunan yang dibuat dari cetakan


adukan tanah liat dengan atau tanapa bahan campuran lainnya
yang kemudian di bakar dengan suhu tinggi. Ukuran untuk tebal
bata merah antara 3-5 cm, 7-11 cm, Panjang 17-22 cm serta berat
sekitar 3 kg/biji.

Kelebihan Penggunaan Dinding Bata Merah:


12

Kedap air sehingga jarang terjadi rembesan pada tembok


akibat air hujan.
Keretakan jarang terjadi.
Kuat dan tahan lama karena bata merah tahan terhadap
cuaca panas, dingin, dan udara lembab.
Rangka beton pengaku nya lebih luas antara 9-23 m2.
Penolak panas yang baik (batu bata mampu membuat
didalam rumah terasa dingin walau cuaca luar rumah panas

Kekurangan Penggunaan Dinding Bata Merah:

Waktu pemasangan lebih lama dibandingkan batako dan


bahan dinding lainnya.
Jika proses pembakarannya kurang matang, bata mudah
retak dan pecah.
Biaya atau harga lebih tinggi.
b. Dinding Batako Putih atau Tras

Batako merupakan batu cetak yang tidak dibakar, tetapi di


Berdasarkan bahan bakunya batako dibedakan menjadi 2 yaitu
batako trass/batako putih dan batako semen. Batako trass dibuat
dari campuran tras, batu kapur, dan air sehingga sering juga
disebut batu cetak kapur tras. Tras merupakan jenis tanah yang
berasal dari lapukan batu-batuan dari gunung Merapi. Warnanya
ada yang putih dan putih kecoklatan. Ukuran Panjang batako tras
antara 25-30 cm, tebal 8-10 cm, dan tinggi 14-18 cm.

Kelebihan Penggunaan Batako Tras:

Pemasangan relative lebih cepat.


Harga relative murah.
Irit perekat.
Tidak memerlukan plesteran dan acian untuk

Kekurangan Penggunaan Batako Tras:

Rapuh dan mudah pecah.


13

Menyerap air sehingga menyebabkan tembok lembab.


Dinding mudah retak.
Jumlah rangaka pengaku lebih banyak, antara 7,5-9 m2

c. Dinding Batako Semen

Batako semen PC terbuat dari campuran semen PC dan pasir


atau abu batu yang di padat. Ukuran dan model batako
semen PC ini lebih beragam dibandingkan dengan batako putih.

Batako semen PC biasanya memiliki dua atau tiga lubang


disisinya. Lubang tersebut digunakan sebagai tempat adukan
pengikat.

Kelebihan Penggunaan Batako Semen:

Kedap air sehingga sangat kecil kemungkinan terjadinya rembesan


air.
Pemasangan lebih cepat.
Penggunaan rangka beton pengakunya lebih luas, antara 9-12 m2.

Kekurangan Penggunaan Batako Semen:

Harag relatif lebih mahal disbanding batako tras.


Mudah terjadi retak rambut pada dinding.
Mudah dilubangi karena terdapat lubang pada bagian sisinya.

2) Dinding Bata Ringan


14

Bata ringan seperti bata hebel atau celcon memiliki ukuran 60


cm * 20 cm dengan ketebalan 8-10 cm.

Kelebihan Penggunaan Bata Ringan:

Kedap air sehingga sangat kecil kemungkinan terjadinya


perembesan pada dinding.
Pemasangan lebih cepat
Penggunaan rangka beton pengakunya lebih luas, antara 9-12 m2.
Tidak memerlukan plesteran yang tebal (umumnya ditentukan hanya
2,5 cm).
Daya kuat tekan yang tinggi.
Lebih ringan daripada bata biasa sehingga memperkecil beban
struktur.

Kekurangan Penggunaan Bata Ringan:

Harga relative lebih mahal.


Tidak semua tukang berpengalaman memasang batu jenis ini.
Hanya dijual di toko-toko material dalam jumlah 1 m2.
4) Dinding Kayu
1. Dinding papan kayu
Biasanya digunakan pada bangunan kontruksi rangka
Kayu.
Kelebihan:

Mudah mengerjakannya
Mudah dikombinasikan
Mendapat nuansa alami
Pekerjaan finishing mudah
Mudah di bentuk
Ringan.

Kekurangan:

Mudah terbakar
Tidak tahan rayap
15

Jenis kayu tertentu yang tidak tahan air


Harga kayu saat ini cukup mahal
Muudah susut sehingga mudah terjadi peregangan pada
sambungan.

2. Dinding Sirap

Dinding Sirap untuk bangunan kayu merupakan material yang paling


baik dalam penyesuaian terhadap susut dan muai.

3. Dinding Bambu

Bambu yang diayam menjadi dinding dan plafond sangat banyak


ditemui didaerah pedesaan. Namun, anyaman bambu dengan berbagai
seni anyaman yang dipadukan antara kulit bambu dan bagian dalam
menjadikan seni artistik tersendiri yang kini banyak dijumpai di kota-kota.

Kelebihan:
16

Murah
Pengerjaan mudah
Berkesan alami
Ringan
Diikat dengan tali injuk.

Kekurangan:

Mudah terbakar
Mudah terkena hama bubuk
Susah mendapatkan jenis banbu yang bagus dengan motif khusus.

4. Dinding Batu Alam/Batu Kali

Saat ini dinding pasangan batu dipasang dengan menggunakan


adukan campuran pasir dan semen. Bahkan ada juga yang menggunakan
brojong kawat.

Kelebihan:

Harga murah
Pengerjaan mudah
Mudah diperoleh
Kuat dan tahan lama
Cocok sebagai penahan tanah.

Kekurangan:

Diperlukan dengan ketebalan yang cukup


17

Bila dipasang miring, bagian bawah harus lebih tebal dari bagian
atas
5. Dinding papam fiber semen

Terbuat dari serat fiberglass yang dicampur dengan semen dan


pasir sehingga mirip beton jika dilihat sekilas.

Ukuran papan fiber ( ):

a) 600 mm x1.200 mm, tebal 4 mm.


b) 1.300 mm x 2.440 mm, tebal 4 mm
c) 1.220 mm x 2.440 mm, tebal 5-15 mm.

Ukuran papan fiber ( ):

a) 100 mm x 2.2440 mm, tebal 9 mm


b) 200 mm x 2.440 mm, tebal 9 mm
c) 300 mm x 2.440 mm, tebal 9 mm.

Kelebihan:

Pemasangan lebih cepat


Tahan api
Tahan rayap
Tahan jamur
Tahan kelembapan
Kedap suara
Tahan terhadap lenturan dan tarikan
18

Ringan sehingga mudah untuk pengangkutan


Mampu mengurangi penggunaan pendingin ruangan.

Kekurangan:

Kurang kokoh
Mudah rusak jika terkena benturan
Tidak dapat menyerap gelombang bunyi.

6. Dinding Kaca

Dimasa ini kaca sudah banyak digunakan pada dinding-dinding


rumah, kantor, atau penyekat ruangan. Akibatnya permintaan kaca pun
semakin meningkat. Perkembangan penggunaan kaca tersebut membuat
produsen berlomba memproduksi kaca dengan berbagai inovasi jenis,
warna, ataupun kegunaannya.

Kelebihan:

Meniadakan batas ruang yang menghadirkan pemandangan luar ke


dalam ruangan
Cahaya luar banayak masuk sehingga menghemat listrik
Nilai estesitas.

Kekurangan;

Harga mahal
19

Menimbulkan rasa takut


Rawan pecah.

1.14. Ketentuan Pelaksanaan Kontruksi

1. Persiapan Pekerjaan
a. Pada tahap perencanaan ini kita membuat gambar desain
bangunan untuk menggambarkan bentuk konstruksinya
dan menentukan rencana dindingnya.
b. Siapkan shopdrawing yang telah di approved untuk
digunakan sebagai acuan.
c. Siapkan alaat kerja dan bahan: batu bata, meteran, sendok
semen/roskam, palu karet, waterpass, ember plastic, alat
lot, benang, gergaji, dll.

2. Pelaksanaan pekerjaan

a. Cek/sortir batu bata agar didapat ukuran yang sama sehingga


bilamana dipasang akan mendapatkan permukaan yang rata.
b. Siapkan tempat kerja dan permukaan yang akan dipasand batu
bata.
c. Pasanglah petunjuk atau alat bantu yang cukup untuk kerataan
pasangan batu bata/dinding (marking)
d. Pasang profil dengan hollow besi
e. Bersihkan area kerjaan dari kotoran dan debu sebelum
dipasang agar perekat dapat bekerja dengan baik
f. Siapkan adukan pasir dan semen/perekat batu bata dan
masukkan ke dalam bak adukan atau ember plastic
g. Aduk camnpuran hingga rata dan homogen dengan
menggunakan hand mixer
h. Bila permukaan lantai yang akan dipasang batu bata tidak ada,
maka dipakai adukan mortal terlebih dahulu pada bagian paling
dasar agar didapat permukaan yang rata.
i. Lakukan pemasanagn batu bata secara manual sebagaiamana
pada umumnya dengan tebal spece yang dianjurkan 3 mm
20

dengan roskam gerigi, untuk bagian bawah join lantai dan atas
join slab menggunakan MU-380/301-Tinbed.
j. Untuk memastikan kelurusan dari pasangan dinding, batu bata
tersebut digunakan hollow aluminium/jidar uk. 50/100 sebagai
alat control kerataan.
k. Setelah pekerjaan pekerjaan batu bata selesai dan dipastikan
telah mongering dilanjutkan dengan pekerjaan plesteran/acian.

3. Pekerjaan plesteran
a. Sebelum pekerjaan plesteran di lakukan, maka:

Melakukan pemasangan pipa saluran listrik terlebih dahulu


Dinding dibersihkan dari semua kotoran
Dinding dibasahi dengan air
Semua permukaan dinding batu bata dikorek sedalam 0,5
cm
Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar
bahan plesteran dapat merekat dengan baik.

b. Adukan plesteran pasangan bata kedap air dipakai campuran 1


pc:5 ps. Sedangkan plesteran bata lainnya dipergunakan
campuran 1 pc:5 ps.
c. Ketebalan plesteran pada suatu bidang permukaan harus sama
tebalnya dan tidak diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis
dan tebal. Ketebalan yang diperbolehkan berkisar antar 1 cm
sampai 1,5 cm. Untuk mencapai telab plesteran yang rata
sebaiknya diadakan pemeriksaan secara silang dengan
menggunakan mistar kayu Panjang yang digerakkan horizontal
dan vertical.
d. Bilamana terdapat permukaan plesteran yang
bergelombang/tidak rata harus diusahakan memperbaikinya
secara keseluruhan, bidang-bidang yang harus diusahakan
perbaikannya hendak dibongkar secara teratur (dibuat
21

bongkaran berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus rata


dengan sekitarnya.
e. Semua bidang plesteran harus dijaga kelembabannya selama
seminggu sejak permulaan plesteran (proses curing)
f. Pekerjaan plesteran baru boleh dilaksanakan setelah pekerjaan
penutup atap selesai dipasang dan setelah pipa-pipa listrik
selesai dipasang.
BAB III
TINJAUAN KEGIANTAN PENGAMATAN

3.1 Pekerjaan Yang Diamati

Jenis pekerjaan lapangan yang diamati yaitu pekerjaan


Non-Struktural yaitu pekerjaan dinding pada Pembangunan ruko
2 lantai di JL. Sungai Raya Dalam, Kota Pontianak-Kalimantan
Barat. Pekerjaan yang diamati berjalan dengan baik dan lancar.
3.2. Pekerjaan Dinding
Pekerjaan dinding yang dimaksud adalah penyekat antar
ruangan sehingga dinding ini bukan elemen structural, tetapi elemen
arsitektural. Pekerjaan yang diamati pada praktek kerja lapangan pada
proyek Pembangunan ruko 2 lantai yang berlokasi di JL. Sungai Raya
Dalam. Pengamatan yang dilakukan yaitu pada pengerjaan arsitektural
dinding.
Adapun yang diamati pada praktek kerja lapangan ini adalah:

a) Alat dan bahan yang digunakan untuk setiap keperluan item


pekerjaan dinding
b) Metode atau cara yang dipakai pada setiap item pekerjaan dinding
c) Personel yang terlibat dalam kegiatan pekerjaan dinding.

3.3. Lingkup Pekerjaan

Adapun lingkup pekerjaan yang dilakukan dalam pekerjaan dinding:

1) Pekerjaan pengadukan perekat


2) Pekerjaan pemasangan batako
3) Pekerjaan plesteran.

3.3.1. Pekerjaan pengadukan perekat


Dalam pekerjaan pengadukan perekat atau speci ini berdasarkan
pada kebutuhan untuk pasangan batako press kedap air adalah campuran
1 pc : 3 pc untuk pasangan batako daerah basah dan yang berhubungan

P a g e | 19
20

langsung dengan luar. Perekat berfungsi untuk merekat batako yang satu
dengan batako lainnya.

Adapun alat dan bahan yang digunakan untuk pengadukan perekat antara
lain:

NO NAMA ALAT FUNGSI ILUSTRASI

1 Sekop pasir Berfungsi untuk mengeruk


pasir

Berfungsi untuk wadah air,


pasir, yang digunakan
sebagai campuran semen
dan juga untuk wadah
semen yang sudah selesai
2 Ember
diaduk

Berfungsi sebagai bahan


perekat bata
3 Semen
21

4 Pasir Berfungsi sebagai bahan


campuran perekat bata

5 Air Berfungsi sebagai


campuran semen dan
pasir

a) Tenaga kerja

Pekerjaan pengadukan semen dilakukan oleh 4 orang yang dimana


ada yang menyiapkan air, mengeruk pasir, menyiapkan semen, dan
ada yang membawa perekat ke tempat pemasangan dinding Ketika
sudah selesai di aduk/diaci.

Metode pengerjaan pengadukan semen

a) Mempersiapkan bahan yang diperlukan untuk adukan semen.


b) Setelah itu mengaduk bahan adukan semen sesuai standar yang di
anjurkan untuk pemasangan batako sampai merata.
c) Setelah itu baru ditambahkan dengan air dan mengaduk Kembali
sampai merata.

1.3.2. Pekerjaan pemasangan batako


Batako adalah bata yang terbuat dari campuran pasir kasar dan
semen. Dalam pemasanagan batako pemilihan batako yang berkualitas
22

dan tidak mudah patah. Dalam tahap pemasangan batako dipastikan


dibasahi terlebuh dahulu.

Hal pertama yang dilakukan dalam pemasangan batako adalah


menyiapkan acuan pemasangan. Proses pemasangan batako yang benar
pastinya harus dengan perlengkapan yang lengkap.

Alat dan bahan dalam pemasangan batako yaitu:

Cetok
Batako
Benang
Meteran
Waterpass
Perekat/Speci
Selang air
Palu
Penggunaan jidar berbahan kayu atau aluminium yang berfungsi untuk
mengukur kelurusan dalam pemasangan secara vertikal. Sementara untuk
pemasangan horizontal, bisa menggunakan benang kasur yang diberi
pemberat bandul. Untuk acuan pengkuran tinggi antara satu batako
dengan batako lainnya, bisa menggunakan selang air kecil, selang tersebut
diberi warna dan di isi air. Setelah peralatan dan bahan pendukung sudah
disiapkan selanjutnya pemasangan batako. Pemasangan batako dilakukan
menggunakan jidar yang telah dipasang. Dibutuhkan double checking
ketika pemasangan agar bisa memastikan batako terpasang dengan lurus,
selanjutkan menyesuaikan.

Alat dan Bahan yang digunakan untuk pekerjaan pemasanagan


batako yaitu :

NO NAMA ALAT FUNGSI ILUSTRASI

DAN BAHAN
23

1 Batako Berfungsi Sebagai


Bahan Utama

2 Cetok Berfungsi untuk


memasang perekat

3 Benang Berfungsi sebagai


acuan dan patokan
kerataan batako
24

Berfungsi sebagai
alat untuk
4 Meteran
pengukuran
pemasangan alat
pendukung
pemasangan
batako

Berfungsi sebagai
acuan kerataan
batako untuk
5 Waterpass memastikan
dinding yang
dipasang tidak
miring dan sejajar
sesuai dengan
sketsa

6 Selang air Berfungsi sebagai


25

acuan tinggi batako

7 Paku Berfungsi sebagai


alat pengait benang
acuan setelah
selesai pengukuran

8 Ember Berfungsi sebagai


penampung air dan
perekat
26

9 Kayu cerucuk Berfungsi sebagai


penyokong dinding
agar tidak miring
dan tidak lepas dari
perekat

10 Sekop Berfungsi untuk


mengaduk perekat

11 Papan mall Berfungsi untuk


memasang batako
pada bagian atas
27

Tenaga kerja yang dipakai untuk pemasangan batako ini membutuhkan 5


orang yang telah ditentukan ada mengerjakan pemasangan batako
dibagian kiri, kanan, belakang,depan, dinding bagian ruangan dalam dan 1
orang lainnya mengantar membawa batako ke tempat dinding yang akan
dipasang.

Metode pemasangan batako :

1. Pertama-tama tukang mempersiapkan alat dan bahan


2. Kemudian membersihkan area yang akan dipasang batako
3. Lalu Mereka memasang alat pendukung seperti benang dan
sebagainya
4. Kemudian mengambil adukan semen yang telah disiapkan dan
menyimpan di ember yang telah di siapkan
5. Selanjutnya mereka mengangkut batako ke bangunan yang mau
dipasang batako
6. Selanjutnya proses pemasangan batako

1.3.3. Pekerjaan plesteran


Pekerjaan plesteran merupakan proses melapisi dinding
dengan campuran adukan atau plester untuk membuat tampilan dinding
semakin mulus dan enak dipandang, ketebalan dalam pekerjaan plesteran
mencapai 1-3 mm.

Hal-hal yang dilakukan sebelum dinding di plester yaitu melakukan


pemasangan pipa kabel listrik.

Alat dan bahan pekerjaan plesteran yaitu :

NO NAMA ALAT FUNGSI ILUSTRASI


28

1 Semen Sebagai bahan perekat

Sebagai bahan
campuran plesteran
2 Pasir

3 Air Sebagai bahan


campuran adukan
plesteran

Sebagai alat untuk


meratakan acian atau
4 Roskam
mortal halus di
permukaan beton

5 Meteran Ukur mengukur


29

ketebalan plesteran

6 Ember Sebagai wadah air dan


plesteran

7 Cetok Untuk memasang


plesteran

8 Tangga Digunakan untuk


pekerjaan plesteran di
bagian atas

Tenaga kerja

Tenaga kerja untuk plesteran berjumlah 7 orang yaitu ada yang plester
dinding kiri,kanan,dan dinding tiap-tiap ruangan dalam bangunan dan ada
juga yang mengambil plesteran di tempat pengadukan ke tempat dinding
yang akan diplester.
30

Metode pekerjaan plesteran:

1. Pertama-tama membasahi dinding dengan air secukup nya agar


kondisinya menjadi jenuh sehingga adukan pleteran lebih mudah
menempel
2. menyiapkan alat dan bahan
3. Pengadukan semen, pasir, air.
4. Memindahkan adukan ke wadah yang sudah di siapkan
5. Proses pengerjaan plesteran
BAB IV
ANALISIS DAN KESIMPULAN

IV.1. Komparansi Hasil Amatan Dan Literatur

P a g e | 28
29

IV.2. Analisis
Pada bab ini penulis diberi kesempatan untuk mencari kesamaan
dan perbedaan yang terjadi di lapangan dan teori yang telah dipelajari di
bangku kuliah.
Ada pun dari hasil Analisa teori dengan dilapangan yaitu :

IV.2.1. Analisa pekerjaan speci pengadukan perekat/Speci

Dalam pengerjaan pengadukan perekat atau speci ini


berdasarkan pada kebutuhan untuk pasangan batako press kedap air
adalah campuran 1 pc : 3 pc untuk dinding pasangan batako daerah basah
dan yang berhubungan langsung dengan luar. Perekat berfungsi untuk
merekat batako satu dengan batako lainnya.

IV.2.3. Pekerjaan pemasangan batako


30

IV.2.4. pekerjaan plesteran

TEORI LAPANGAN

1. Menyiapkan bahan dan 1. Pertama-tama menyiapkan


peralatan alat dan bahan

2. Merencanakan dan
menentukan komposisi
2. Pengadukan semen, pasir, air.
campuran untuk setiap lapisan
berdasarkan ketentuan yang
telah ditetapkan

3. Membasahi permukaan 3. Memindahkan adukan ke


dinding secara
wadah yang sudah di siapkan
meratamelemparkan plesteran
dengan menggunakan sendok 4. Proses pengerjaan plesteran
spesi ke bidang yang akan plesteran.
diplester.

4. Ratakan permukaan dengan 5. Ratakan permukaan dengan


roskam. roskam
5. Jika terdapat lubang-lubang,
lakukan pengisian Kembali
dengan adukan. padatkan 6. Jika terdapat lubang-lubang,
tanpa melempar dan ratakan lakukan pengisian Kembali
dengan roskam lagi. dengan adukan. padatkan
tanpa melempar dan ratakan
6. Melakukan finishing terakhir dengan roskam lagi.
dengan meratakan permukaan
plesteran dalam skala besar.
7. Melakukan finishing terakhir
dengan meratakan
permukaan plesteran dalam
skala besar.
31

IV.5. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan pengamatan pada pekerjaan dinding
yang ada pada proyek Pembangunan roko di JL. Sungai Raya Dalam, Kota
Pontianak-Kalimantan Barat ini, penulis mengambil kesimpulan, pekejaan
pemasangan dinding dilapangan mempunyai metode yang lebih singkat,
simple, dan beberapa sudah sesuai dengan teori yang ada. Namun ada
beberapa Sebagian kecil dari pekerjaan dinding di lapangan tidak sesuai
dengan teori yang ada. Pekerjaan pemasangan dinding sudah mengikuti
gambar kerja dan sesuai arahan yang ada.

IV.6. Saran
Saran untuk pihak instansi:
32

a) Meningkatkan kerjasama yang lebih baik lagi dengan pihak kampus


agar dapat menerima kembali mahasiswa/i POLNEP untuk bisa
menjalankan praktek kerja lapangan di tahun yang akan dating.
b) Meningkatkan jalinan hubungan penerimaan mahasiswa/i dalam PKL
01 dari kampus ke instansi.

Saran Dari Pihak Kampus

a) Memberikan mahasiswa/i motivasi agar lebih bersemangat lagi


melakukan praktek kerja lapangan 01.
b) Menjalin hubungan yang lebih baik lagi dengan pihak instansi agar
dapat mempermudah mahasiswa/i untuk menjalankan Praktek Kerja
Lapangan 01.
DAFTAR PUSTAKA

Andie A.Wicaksono 2007, Ragam Desain Ruko(Rimah Toko), Jakarta :


Penebar Swadaya,

Rio Manullang 2018, Dari Tanah Jadi Ruko, Yogyakarta: Andi Offset.

https://eprints.ums.ac.id.

Wikipedia. Defenisi Dinding.

https://www.rumah.com. Jenis-jenis dinding.

https://dspace.uii.ac.id. Teori plesteran dinding.2019.

Anda mungkin juga menyukai