Laporan Kerja Praktek Jull

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PROYEK PENINGKATAN RUAS JALAN PELABUHAN RAKYAT


PONTIANAK

OLEH :
JULKIFLI PERMANA
NIM : 2010212334

DOSEN PEMBIMBING :
IRVHANEIL, ST.,MT.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PANCA BHAKTI
PONTIANAK
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
kehadiran-Nya yang selalu hadir untuk memberikan kekuatan dan kesehatan kepada
penyusun, sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan ini.

Laporan ini adalah syarat yang harus dipenuhi untuk menuju ketahapan selanjutnya
yaitu tugas akhir atau skripsi. Adanya kerja praktek ini sangat membantu sedikit banyaknya
wawasan bagi penyusun dalam bidang pembangunan gedung. Penyusun menyadari dalam
pembuatan laporan kerja praktek ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penyusun menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Bapak Muji Listyo Widodo, ST., M.Si. Selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Panca Bhakti Pontianak.
2. Bapak Ir. Zainal Wahyu, MT Selaku Pembantu Dekan I Fakultas Teknik.
3. Ibu Ranty Christiana, ST., MT Selaku Pembantu Dekan II Fakultas Teknik.
4. Dekan III
5. Bapak Yufiansyah, ST., MT, Selaku Kepala Prodi Fakultas Teknik yang telah
bersedia menerima penyusun untuk kerja praktek di lokasi kegiatan pembangunan.
6. Bapak Irvanheil, ST., MT. Selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktek.
7. Seluruh Dosen dan Staff Administrasi di Fakultas Teknik Universitas Panca Bhakti
Pontntianak.
8. Seluruh Staff lapangan dan Karyawan di lokasi proyek.
9. Rekan-rekan yang telah memberi dukungan motivasi juga doa sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan ini.
10. Bapak Ilyansyah dan Bapak Syarif Rafhi Gazhian Alq., ST. sebagai pembimbing di
lapangan kerja praktek.

Penulis menyadari kurang sempurnanya penyusunan Laporan Kerja Praktek ini,


penyusun berharap adanya kritik, saran dan usulan maupun masukan dalam penyusunan
laporan agar menjadi pembelajaran unuk kedepannya.
Pontianak, 6 Febuari 2024

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Data Umum Proyek
1.3 Struktur Organisasi Proyek
1.4 Lokasi Proyek
1.5 Maksud dan Tujuan
1.6 Metode Pengambilan Data
1.7 Sistematika Penulisan
BAB II
TINJAUAN SECARA TEORITIS
2.1 Tinjauan Umum
2.2 Material dan Bahan
2.2.1 Agregat..........................................................................................................................................
2.2.2 Semen...........................................................................................................................................
2.2.3 Air................................................................................................................................................
2.2.4 Beton............................................................................................................................................
2.2.5 Tulangan......................................................................................................................................
2.2.1 Beton Bertulang
2.3 Turap
2.4 Tiang Pancang
2.5 Saluran............................................................................................................................................
2.6 Jalan................................................................................................................................................
BAB III
TINJAUAN METODE PERENCANAAN
3.1 Pemasangan Turap
3.2 Pemasangan Tiang Pancang
3.3 Pemasangan Saluran Tipe U
3.4 Pekerjaan Jalan
BAB IV
TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK
4.1 Pemasangan Turap dan Tiang Pancang
4.2 Pekerjaan Jalan
4.3 Pemasangan Saluran Tipe U
4.4 Peralatan-peralatan secara umum................................................................................................

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran.................................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN.............................................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Konstruksi jalan merupakan prasarana infrastruktur dari pemerintah yang
berfungsi sebagai pemenuhan salah satu kebutuhan masyarakat yang meliputi proses
transportasi lalu lintas untuk menghubungkan satu wilayah dengan wilayah lain.
Adapun tujuan dari pembangunan proyek ini adalah untuk perwujudan perkembangan
antar wilayah yang seimbang, pemerataan hasil pembangunan serta pemantapan
pertahanan dan keamanan nasional dalam rangka mewujudkan pembangunan
nasional.
Kerja praktek ini merupakan langkah awal untuk memasuki dunia kerja yang
sebenarnya dimana mahasiswa diharapkan mampu untuk membandingkan dan
menerapkan ilmu yang didapat selama berkuliah. Namun dengan bimbingan dari
dosen mata kuliah dan bimbingan dari pekerja-pekerja dilapangan yang
berpengalaman diharapkan mahasiswa dapat menambah pengetahuan, kemampuan
serta pengalaman langsung bekerja dilapangan dengan mengadakan studi pengamatan
dan pengumpulan data.
Kerja praktek ini dilakukan dengan survey langsung kelapangan, melakukan
wawancara langsung dengan pelaksana proyek atau pengawas dilapangan serta pihak-
pihak yang terkait didalam proyek pembangunan serta mengumpulkan data-data
teknis dan non-teknis yang akan direalisasikan dalam bentuk laporan, sehingga dapat
menambah wawasan mahasiswa untuk dapat menganalisa dan memecahkan masalah
yang timbul dilapangan serta berguna dalam mewujudkan pola kerja yang akan
dihadapi nantinya. Adapun tahapan-tahapan meliputi ; Perencanaan Survei
(Surveying), Pembersihan Lahan (Land Clearing), Perkerasan Beton T= 30 cm,
Lapisan Pondasi Bawah Beton Kurus T= 10cm, Lapisan Drainase T= 15 cm, Bahu
Beton T= 30 cm, Saluran penutup (tipe U) P= 1,5 m L= 15 cm, Turap (Sheet Pile) P=
4 m L= 60 cm, Tiang Pancang (Mini Pile) P= 4,5 m L= 20 cm.
Dengan adanya tahapan ini membuat pekerjaan berjalan dengan lancar,
meskipun ada beberapa kendala seperti tanah yang lanau/genangan air dan tanah
amblas sehingga membuat aktivitas keluar masuk nya alat mobilitas proyek seperti
Dum Truk, Truk Molen dan lain sebagainya terhambat. Objek yang diamati berupa
suatu proyek Peningkatan Ruas Jalan Pelabuhan Rakyat yang berlokasi di Jln.
Pelabuhan Rakyat, Sui Beliung, Kec. Pontianak Barat, Kota Pontianak.
1.2 Data Umum Proyek
Data umum pelaksanaan Peningkatan Jalan Ruas yang berlokasi di Jln.
Pelabuhan Rakyat, Sui Beliung, Kota Pontianak.
ini adalah sebagai berikut:
1. Pekerjaan : Peningkatan Ruas Jalan Pelabuhan Rakyat
2. Lokasi : Jalan Pelabuhan Rakyat, Sui Beliung, Kota Pontianak

3. Peyedia Jasa : CV. DUA CAHAYA


4. Waktu Pelaksanaan : 131 hari kalender
5. Nilai Kontrak : Rp. 9.770.146.000,00

Gambar 1.2 Data Umum Proyek

1.3 Struktur Organisasi Proyek


Struktur organisasi proyek adalah sebagai sarana dalam pencapaian tujuan dengan
mengatur dan mengorganisasi sumber daya, tenaga kerja, material, peralatan dan modal
secara efektif dan efisien dengan menerapkan sistem manajemen sesuai kebutuhan
proyek.Pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan, antara lain
sebagai berikut:

1. Pemilik Proyek (Owner)


Pemilik proyek atau owner adalah seseorang atau instansi yang memiliki
proyek atau pekerjaan dan memberikanya kepada pihak lain yang mampu
melaksanakanya sesuai dengan perjanjian kontrak kerja untuk merealisasikan
proyek, owner mempunyai kewajiban pokok yaitu menyediakan dana untuk
membiayai proyek. Pemilik proyek apakah pemerintah, perusahaan, perseorangan,
swasta, asing apabila akan membangun proyek, ia akan memilih kontraktor yang
mempunyai kemampuan untuk melaksanakannya. Proses menyeleksi kontraktor
yang dilakukan, biasanya diserahkan pada ahlinya, yaitu dengan menunjuk
konsultan. Tugas pemilik proyek atau owner adalah:
a. Menyediakan biaya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan proyek.
b. Mengadakan kegiatan administrasi.
c. Memberikan tugas kepada kontraktor atau melaksanakan pekerjaan proyek.
d. Meminta pertanggung jawaban kepada konsultan pengawas atau manajemen
konstruksi (MK).
e. Menerima proyek yang sudah selesai dikerjakan oleh kontraktor.

2. Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh pemilik proyek untuk
menjalankan pekerjaan sebagai perencana proyek bangunan. Pada saat membuat
pembangunan proyek, maka sangat penting terlebih dahulu untuk berkonsultasi
bersama konsultan perencanaan.
Hal ini dilakukan untuk merencanakan pembangunan sebuah proyek yang
sesuai dengan keadaan lingkungan sekitar dan cocok dengan anggaran biaya yang
dimiliki. Tujuannya agar proyek yang akan direncanakan benar-benar pas dan
sesuai dengan keinginan. Ringkasnya, konsultan perencanaan bisa didefinisikan
sebagai perencana proyek bangunan. Pihak pemilik proyek akan meminta
perencanaan pembangunan kepada konsultan perencana baik itu meliputi desain
bangunan, luas bangunan, bahan yang digunakan untuk bangunan, kontraktor
bangunan, dan masih banyak lagi yang lainnya.
a. Merancang Rencana Kerja
b. Membuat Rencana Anggaran Biaya
c. Mengadakan Penyesuaian Lingkungan
d. Menyesuaikan dengan Keinginan Pemilik
e. Mempertanggungjawabkan Desain Bangunan

3. Konsultan pengawas
Konsultan pengawas adalah orang perseorangan yang diberi kuasa secara
hukum untuk mengawasi/ meliputi secara penuh atau terbatas, seluruh tahapan
konstruksi sesuai dengan bestek. Pelaksanaan pekerjaan dan syarat-syarat teknik
yang ada.Konsultan pengawas konstruksi berfungsi melaksanakan pengawasan
pada tahap konstruksi. Konsultan pengawas konstruksi mulai bertugas sejak
ditetapkan berdasarkan surat perintah kerja pengawasan sampai dengan
penyerahan kedua pekerjan oleh pemborong. Konsultan pengawas konstruksi
dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab secara kontraktual kepada
pemimpin proyek/bagian proyek. Adapun tugas dari konsultan pengawas
diantaranya.
a. Tugas, tanggung jawab, dan wewenang penyedia jasa pengawasan konstruksi
memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang
akan dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan di lapangan.
b. Mengawasi pemakaian bahan, peralatan, dan metode pelaksanaan, serta
mengawasi ketepatan waktu, dan biaya pekerjaan konstruksi.
c. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, bahan dan
material, kualitas pelaksanaan/workmanship, kuantitas fisik untuk setiap
item/bagian pekerjaan yang terurai dalam rincian kontrak fisik, dan laju
pencapaian volume/realisasi fisik yang dicapai di setiap periode laporan
berkala.
d. Mengawasi kepatuhan pelaksana pekerjaan terhadap pemenuhan syarat-syarat
kesehatan, keselamatan kerja, dan lingkungan oleh pelaksana.
e. Membantu menyelenggarakan rapat lapangan secara berkala serta membuat
laporan mingguan dan bulanan pekerjaan pengawasan.
f. Meneliti gambar-gambar untuk pelaksanaan (shop drawings) yang diajukan
oleh pelaksana konstruksi.
g. Meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan (as-
built drawings) sebelum serah terima.

4. Kontraktor
Secara umum, kontraktor memiliki definisi umum sebagai pihak yang
bertanggung jawab melaksanakan semua atau beberapa bagian pekerjaan
konstruksi. Seorang kontraktor memiliki tanggung jawab dalam menyediakan
berbagai material, peralatan, tenaga kerja, hingga segala hal yang diperlukan
dalam masalah pembangunan proyek. Biasanya, seorang kontraktor bangunan
juga turut hadir dalam mengawasi pembangunan bangunan-bangunan dan
proyeknya. Seorang kontraktor biasanya mendapatkan proyek pekerjaannya
dengan dua cara. Pertama, seorang kontraktor bisa saja ditunjuk langsung oleh
pemilik proyek untuk mengerjakan pembangunan, cara kedua ialah melalui lelang
yang biasanya diselenggarakan oleh sang pemilik proyek. Kontraktor yang
memenuhi kriteria pemilik proyek, serta mengajukan harga terbaik dengan produk
berkualitas tersebut nantinya dapat memenangkan lelang. Tugas dan tanggung
jawab dari seorang kontraktor antaranya.
a. Terlebih dahulu merencanakan pengembangan dan implementasi proyek-
proyek besar
b. Menentukan kemudian mengestimasi berbagai aspek proyek, dari mulai bahan
dan peralatan yang dibutuhkan
c. Mengantisipasi berbagai kemungkinan dalam perubahan proyek
d. Memastikan spesifikasi kesehatan dan keselamatan pekerja kontraktor
e. Menkoordinasikan semua pihak terkait dalam konstruksi sebagai klien dan
subkontraktor
f. Mengatur permasalahan syarat izin, hukum, dan berbagai peraturan lainnya.
5. Tenaga Kerja
Tenaga kerja ini umumnya terdiri dari tenaga ahli yang memegang peranan
penting dalam mewujudkan keberhasilan suatu kegiatan pembangunan antara lain:
a. Manajer kegiatan pembangunan (project manager)
Project manager adalah seseorang yang bertanggung jawab untuk mengatur,
merencanakan, dan melaksanakan project dengan berdasarkan anggaran dan
penjadwalan. Project manager juga bertanggung jawab untuk memimpin tim,
menentukan tujuan, berkomunikasi dengan para stakeholder, dan
menyelesaikan project dari awal hingga akhir. Tugas dan tanggung jawab dari
seorang project manager antaranya.
a. Membuat proyek diawali dengan pemeriksaan kelayakan, menyusun
anggaran, tim sukses, hingga pengelolaan sumber daya.
b. Melaksanakan berbagai perencanaan yang meliputi penetapan tujuan
utama proyek dilaksanakan.
c. Melakukan penjadwalan tugas agar sesuai target yang dibutuhkan.
d. Memastikan proyek berjalan lancar dan sesuai dengan tujuan yang
diinginkan oleh klien.
e. Mengidentifikasi serta mengelola resiko untuk memastikan proyek
berjalan tepat waktu.
f. Membuat laporan terkait proyek yang dilaksanakan kepada manajemen
perusahaan dan klien secara teratur.

b. Manajer Lapangan (Site Manager)


Site manager adalah profesional yang bertanggung jawab untuk
memastikan bahwa proyek konstruksi selesai tepat waktu dan sesuai
anggaran. Terkadang profesi ini juga dilekatkan dengan istilah manajer
konstruksi, manajer proyek, dan agen lokasi. Site manager bekerja di lokasi
konstruksi dan pekerjaannya sering kali dimulai tepat sebelum konstruksi.
Site manager yang lebih senior akan bertanggung jawab atas keseluruhan
proyek dan mungkin dikenal sebagai manajer proyek atau direktur proyek.
Adapun tugas dari seorang site manager antaranya.
1. Mengawasi arah proyek, memastikan bahwa spesifikasi dan persyaratan
klien terpenuhi, meninjau kemajuan dan berhubungan dengan surveyor
kuantitas untuk memantau biaya.
2. Terhubung klien, profesional konstruksi lainnya dan, kadang-kadang,
anggota masyarakat yang berkaitan dengan koordinasi dan mengawasi
pekerja bangunan.
3. Terlibat dalam pemilihan alat dan bahan.
4. Membuat inspeksi keselamatan dan memastikan keamanan konstruksi
dan lokasi.
5. Memeriksa dan menyiapkan laporan situs, desain dan gambar.
c. Staff Administrasi
Seorang administrator proyek bertanggung jawab atas berbagai tugas
administratif yang berhubungan dengan proyek. Misalnya dokumentasi,
manajemen rapat, menangani anggaran proyek, dan menggunakan
keterampilan manajemen waktu untuk membantu tim tetap bekerja sesuai
rencana.

d. Pengawas Lapangan
Individu yang bertanggung jawab untuk mengawasi dan memastikan
bahwa pekerjaan konstruksi atau proyek di lapangan berjalan sesuai dengan
rencana, spesifikasi, dan peraturan yang berlaku. Peran pengawas lapangan
melibatkan koordinasi dengan berbagai pihak, pemantauan kegiatan lapangan,
dan penanganan masalah yang mungkin muncul selama pelaksanaan proyek.

e. Surveyor
Surveyor proyek adalah seorang profesional yang memiliki peran khusus
dalam pengukuran, pemetaan, dan pemantauan aspek fisik suatu proyek
konstruksi. Adapun tugas surveyor proyek bangunan antaranya
1. Menentukan titik-titik batas area kegiatan, guna pembuatan alur pagar
kegiatan dan penentuan koordinat gedung.

2. Menentukan elevasi kedalaman galian turap dan tiang pancang, kesalahan


dalam penentuan elevasi ini bisa menyebabkan ketinggian turap dan tiang
pancang tak sebanding dengan coran jalan yang baru.
3. Menentukan STA persegmen Jalan.
4. Pengecekan hasil pengecoran sebuah jalan apakah sesuai dengan prodesur
atau tidak.

f. Logistik (Staff Material)


Staff material mempunyai tugas sebagai penghubung pihak pekerja
lapangan pada supplier-supplier bahan, memperhitungkan keperluan bahan-
bahan bangunan, dan mencatat setiap pemasukan dan pemakaian bahan, serta
mengawasi keadaan mutu bahan yang digunakan.
g. Mandor
Mandor adalah orang yang memimpin buruh dan pekerja lepas pada
sebuah proyek bangunan. Dengan menggunakan jasa mandor, perusahaan
konstruksi tidak perlu berhubungan langsung dengan buruh dan pekerja lepas.
Mandor lah yang bertugas untuk mengawasi dan memastikan buruh dan
pekerja lepas dapat bekerja secara aman. Seorang mandor harus memiliki ilmu
pengetahuan dan wawasan yang luas seputar konstruksi bangunan. Hal itu
dikarenakan mandor sering kali harus menjadi pengambil keputusan dan
pemberi solusi mengenai masalah-masalah yang nantinya dihadapi para
pekerja di lapangan.
1.4 Lokasi Proyek
Lokasi kerja praktek ini berdasarkan surat permohonan yang diajukan dengan
ketentuan dan keputusan berdasarkan dari Ketua Program Studi Teknik Sipil atas
nama Dekan Fakultas Teknik Universitas Panca Bhakti, serta adanya izin yang
diberikan dari Kepala Tim Pembangunan atau Kepala Proyek pembangunan tersebut.
Adapun lokasi kerja praktek yaitu di Peningkatan Ruas Jalan Pelabuhan Rakyat yang
berlokasi di Jln. Pelabuhan Rakyat, Sui Beliung, Kec. Pontianak Barat, Kota
Pontianak.

Gambar 1.4 Lokasi Proyek

Gambar 1.4 Lokasi Proyek


1.5 Maksud dan Tujuan
Kegiatan kerja praktek ini memiliki maksud dan tujuan yaitu memberikan
pengalaman, pola pikir yang baru, pengetahuan yang tidak didapatkan dalam kelas
pada saat kuliah, kerja praktek ini mengambarkan dan memperlihatkan langsung suatu
proses pekerjaan yang ada di lapangan yang bahkan tidak dapat di jelaskan terperinci
di saat kuliah dalam kelas.
Dalam kegiatan kerja praktek Mahasiswa/i dididik untuk membiasakan diri
dengan lingkungan proyek dan berbagai kegiatan pekerjaan yang ada di dalam proyek
tersebut. Dengan adanya pengalaman dalam lingkungan proyek mahasiswa/i
diharapkan untuk tidak canggung lagi dalam lingkungan yang ada di dalam proyek.
Mampu berpikir dengan leluasa, kreatif dan mampu memberikan keputusan yang baik
dalam kegiatan pekerjaan.
1.6 Metode Pengambilan Data
Adapun metode yang akan digunakan dalam pengumpulan data ini, antara lain:
a. Mengamati pekerjaan dilapangan selama kerja praktek.
b. Melihat hasil pengamatan di lapangan selama kerja praktek.
c. Melakukan pertanyaan yang dilakukan kepada pengawas proyek pada hal-hal
yang tidak dimengerti.
d. Keterangan dari pengawas proyek di lapangan.
e. Sumber – sumber lainnya.

1.7 Sistematika Penulisan


Untuk mempermudah pembuatan penyusunan laporan ini perlu dibuatnya
suatu rangkaian sistematika penulisan, yang dimana dibagi atas 5 (lima) bab pada
sistematikan penulisan sebagai berikut :
1. Bab 1 Pendahuluan

2. Bab 2 Tinjauan Secara Teoritis

3. Bab 3 Tinjauan Metode Perencanaan

4. Bab 4 Tinjauan Metode Pelaksanaan Proyek

5. Bab 5 Penutup
BAB II

TINJAUAN SECARA TEORITIS

2.1 Tinjauan Umum


Pada sebuah proyek diperlukan adanya peninnjauan secara teoritis agar proyek
tersebut memiliki acuan dalam hal penyususnan dan pelaksanaan proyek kedepannya yang
didasari oleh buku-buku serta peraturan-peraturan yang berlaku terutama dalam bidang teknik
khususnya pada bangunan gedung. Hal tersebut dimaksudkan agar terdapat perbandingan
antara teori dengan praktek yang saling berhubungan. Apabila ditemukan adanya
penyimpangan teori, maka dapat langsung diketahui dengan cara mencari penyebab dari
masalah yang terjadi atau penyimpangan-penyimpangan tersebut serta usaha yang dapat
diambil dalam mengantisipasinya. Peninjauan yang dimaksud disini adalah berupa material
ataupun sistem pengerjaanya.

2.2 Material dan Bahan Penyusun Beton


2.2.1 Agregat
Agregat adalah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran
beton. Kira-kira 70% volume beton diisi oleh agregat. Agregat sangat berpengaruh terhadap
sifat-sifat beton, sehingga pemilihan agregat merupakan suatu bagian penting dalam
pembuatan beton.
Agregat yang dipakai untuk pembuatan beton terbagi menjadi dua jenis, yaitu :
1. Agregat Halus (Pasir)
Agregat halus yang digunakan harus memenuhi persyaratan karena sangat
berpengaruh terhadap kualitas beton yang dihasilkan. Syarat-syarat agregat halus
(pasir) adalah sebagai berikut :
a. Agregat halus berbentuk butiran-butiran yang kuat dan tajam, bersifat tidak
mudah hancur karena cuaca panas ataupun hujan.
b. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% terhadap berat agregat kering.
c. Agregat halus tidak boleh mengandung banyak bahan organik.
d. Agregat halus terdiri dari butiran-butiran yang berkeanekaragaman besarnya dan
apabila diayak dengan susunan ayakan yang ditentukan dalam pasal 3.5 ayat 1
(PBI 1971), harus memenuhi syarat sebagai berikut :
1) Sisa diatas ayakan 4 mm, harus minimum 2% berat.
2) Sisa diatas ayakan 1 mm, harus minimum 10% berat.
3) Sisa diatas ayakan 0,25 mm, harus berkisar 80-90% berat.
2. Agregat Kasar (Kerikil)
Sifat Agregat kasar mempengaruhi kekuatan akhir beton keras dan daya tahannya
terhadap disentrigasi beton, cuaca, dan efek-efek perusak lainnya. Disebut agregat
kasar jika sudah melebihi ¼ in. (6 mm). Menurut PBI (1971), syarat-syarat agregat
kasar (kerikil) adalah sebagai berikut :
a. Tidak memiliki pori-pori yang lebih dari 20% dari berat agregat seluruhnya.
Agregat kasar harus memiliki ketahanan yang baik dalam keadaan cuaca panas
maupun dingin.
b. Tidak mengandung lumpur lebih dari 1% yang di tentukan terhadap berat kering.
Jika melebihi dari 1% maka agregat kasar tersebut harus dicuci terlebih dahulu.
c. Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton, seperti
zat-zat yang reaktif alkali.
d. Agregat kasar harus memiliki butiran yang beragam.
Menurut PBI (1971) ukuran maksimum agregat tidak boleh lebih besar dari ¾
kali jarak antar tulangan dan cetakan. Hal ini untuk membatasi ukuran agregat
beton yang di gunakan untuk beton yaitu 10 mm, 20 mm, 30 mm, 40 mm. Ukuran
agregat kasar boleh lebih dari 40 mm dengan syarat tidak digunakan untuk bagian
struktur bangunan.
2.2.2 Semen
Semen adalah jenis yang paling umum digunakan sebagai bahan dasar pembuatan
beton, semen juga berfungsi untuk merekatkan butiran-butiran agregat, selain itu juga
untuk mengisi rongga-rongga antar agregat sehingga menjadi suatu masa padat walaupun
jumlah hanya berkisar 10% dari volume beton (Tjokrodimuljo 1992). Semen merupakan
bubuk hidraulik yang dihasilkan dengan cara penggilingan klinker yang bahan utamanya
terdiri dari silika, aluminia dan tambahan batu gypsum, dan jika terkena air bubuk halus
ini akan mengeras.
Adapun bahan utama pembentuk semen adalah kapur (CaO), silika (SiO 3), aluminia
(A120O3), sedikit magnesia (MgO), dan sedikit alkali. Untuk mengatur komposisi
ditambahkan oksida besi, sedangkan untuk mengulur waktu ikat semen di tambahkan
gypsum (CaSO4.2H2O).
Ada beberapa tipe semen yang sesuai dengan tujuan pemakaiannya sesuai dengan SNI 15-
2049-2004 (Mulyono 2004) dibagi menjadi 5 kategori sebagai berikut :
1) Tipe I, yaitu semen untuk penggunaan umum yang tidak memerlukan
persyaratan-persyaratan khusus seperti yang dinyatakan pada jenis-jenis lain.
2) Tipe II, semen yang penggunaannya memerlukan ketahanan terhadap sulfat
atau kalor hidrasi sedang.
3) Tipe III, semen yang penggunaannya memerlukan kekuatan tinggi pada tahap
permulaan setelah pengikatan terjadi.
4) Tipe IV, semen yang dalam penggunaannya memerlukan kalor hidrasi rendah.
5) Tipe V, semen yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan tinggi
terhadap sulfat.

2.2.3 Air
Air adalah dasar pada pembuatan beton karena harganya murah dan mudah didapat.
Air juga diperlukan dalam pembentukan semen karena mudah dikerjakan dalam
pengadukan beton (workabilty), kekuatan, susut dan keawetan beton. Air yang
diperlukan saat bereaksi dengan semen hanya 25% dari berat semen, namun
kenyataannya dari nilai faktor air semen yang dipakai sebagai pelumas, penambahan air
justru tidak boleh terlalu banyak karena dengan terlalu banyak penambahan air bisa
membuat kekuatan beton menjadi rendah. Sedangkan jika faktor air semen kurang dari
35%, beton segar susah dikerjakan dan ketika beton sudah mengeras, beton yang
dihasilkan terdapat keropos yang bisa menyebabkan kekuatan beton menjadi rendah.
Menurut Mulyono (2004), air yang digunakan dapat berupa air tawar, air laut,
maupun air limbah, asalkan memenuhi syarat mutu yang telah ditetapkan. Air tawar yang
dapat diminum umumnya dapat digunakan sebagai campuran beton. Air laut umumnya
mengandung 3,5% larutan garam (sekitar 78% adalah sodium klorida dan 15% adalah
magnesium klorida). Garam-garam dalam air laut ini akan mengurangi kualitas beton
hingga 20%. Air laut tidak boleh digunakan sebagai bahan campuran beton pra-tegang
ataupun beton bertulang karena risiko terhadap karat lebih besar. Air buangan industri
yang mengandung asam alkali juga tidak boleh digunakan.
Berikut syarat penggunaan air untuk beton sebagai berikut :
1) Tidak mengandung lumpur atau benda melayang lainnya lebih dari 2 gr/ltr.
2) Tidak mengandung garam-garam yang dapat merusak beton (asam, zat
organik) lebih dari 15 gr/ltr.
3) Tidak mengandung klorida (CI) lebih dari 0,5 gr/ltr.
4) Tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gr/ltr.

2.3 Beton
Beton merupakan suatu bahan komposit (campuran) dari beberapa material, yang
bahan utamanya terdiri dari campuran antara agregat halus, agregat kasar, air, dan semen.
Karena beton merupakan bahan komposit, maka kualitas beton sangat tergantung dari
kualitas masing-masing material pembentuk. Dan sifat beton pada umumnya sangat di
pengaruhi oleh kualitas bahan, cara pengerjaan, dan kecepatan pengerasan serta
kekuatan.
Beton memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai bahan dalam sebuah konstruksi,
berikut kelebihan dari beton :
1. Beton segar dapat dengan mudah diangkut maupun dicetak dalam bentuk apapun
dan dengan ukuran berapapun sesuai dengan kebutuhan konstruksi.
2. Beton termasuk bahan awet yang memiliki ketahanan terhadap api dan air,
pengkaratan atau pembusukan, sehingga biaya perawatan nya murah.
3. Beton memiliki kuat tekan lebih tinggi dibandingkan dengan bahan lain.
Adapun kekurangan dari beton adalah sebagai berikut :
1. Bentuk yang dibuat sulit untuk diubah.
2. Pelaksanaan pekerjaan butuh ketelitian yang tinggi.
3. Mempunyai beban yang berat.
4. Daya pantul suara yang besar.

2.4 Tulangan
Tulangan merupakan komponen material yang terdiri dari besi. Besi tulangan adalah
salah satu jenis material konstruksi yang biasa digunakan dalam pembangunan
gedung, jembatan, dan infrastruktur lainnya. Fungsi utama besi tulangan adalah untuk
memberikan kekuatan tambahan pada beton, karena beton sendiri relatif lemah dalam
menahan tekanan dan lentur.
Berikut ini adalah beberapa jenis besi tulangan yang perlu diketahui :
1. Besi Beton Polos
Besi beton polos adalah jenis besi tulangan yang tidak memiliki bentuk atau pola pada
permukaannya. Besi beton polos umumnya digunakan untuk memperkuat struktur
bangunan yang tidak memerlukan daya lentur yang besar.

Gambar 2.4 Besi Beton Polos

2. Besi Beton Ulir


Besi beton ulir memiliki bentuk spiral yang merata di seluruh permukaannya. Dengan
adanya bentuk spiral ini, besi beton ulir memiliki daya cengkeram yang lebih kuat
terhadap beton. Besi beton ulir umumnya digunakan untuk memperkuat struktur
bangunan yang memerlukan daya lentur yang besar.
Gambar 2.4 Besi Beton Ulir
3. Besi Beton HSD (High Strenght Deformed)
Besi beton HSD adalah jenis besi tulangan yang memiliki kekuatan tarik yang lebih
tinggi dari besi beton polos atau besi beton ulir. Besi beton HSD umumnya digunakan
pada proyek-proyek konstruksi yang memerlukan kekuatan dan keamanan yang lebih
tinggi.

Gambar 2.4 Besi Beton HSD

4. Besi Beton Perdagangan Tinggi


Besi beton perdangan tinggi adalah jenis besi tulangan yang memiliki tingkat
deformasi yang lebih tinggi dari besi beton ulir. Besi beton perdagangan tinggi
digunakan untuk memperkuat struktur bangunan yang berada pada daerah gempa.

Gambar 2.4 Besi Beton Perdagangan Tinggi


5. Wiremesh
Wiremesh adalah jenis besi tulangan yang terbuat dari kawat baja yang diikatkan
bersama-sama membentuk jaring-jaring. Wiremesh digunakan sebagai pengganti besi
tulangan pada struktur bangunan yang ringan, seperti dinding dan lain sebagainya.
Gambar 2.4 Wiremesh
6. Pile Cap
Pile cap adalah jenis besi tulangan yang digunakan untuk memperkuat tiang pancang.
Pile cap terdiri dari beberapa batang besi tulangan yang diikatkan bersama-sama
membentuk kerangka.

Gambar 2.4 Pile Cap


2.5 Bekisting
Bekisting adalah cetakan beton yang merupakan konstruksi sementara yang
didalamnya, atau diatasnya dapat disetel baja tulangan dan sebagai wadah dari
adonan beton yang di cor sesuai dengan bentuk yang dikehendaki. Syarat pekerjaan
bekisting harus memenuhi syarat ekonomis, kokoh dan kuat, mudah dipasang dan
dibongkar, tidak bocor memenuhi persyaratan permukaan, dan mampu menahan
gaya horizontal.
Pada pokoknya, sebuah konstruksi bekisting memiliki tiga fungsi :
1. Bekisting menentukan bentuk dari konstruksi beton yang akan dibuat.
2. Bekisting harus menyerap dengan aman beban yang ditimbulkan oleh spesi
beton dan berbagai beban luar serta getaran.
3. Bekisting harus dapat dengan cara sederhana dipasang, dilepas, dan
dipindahkan.
Adapun jenis-jenis dan bentuk bekisting meliputi :
1. Bekisting Tradisional
Bekisting ini dibuat dari kayu dan triplek (Plywood) atau papan yang tahan
akan kelembaban. Sangat mudah untuk diproduksi tetapi memakan waktu
untuk struktur yang lebih besar, dan triplek yang digunakan memiliki umur
yang relatif singkat.
Gambar 2.5 Bekisting Tradional

2. Bekisting Rekayasa (Engineering)


Bekisting ini dibuat dari modul prefabrikasi dengan bingkai logam (biasanya
baja atau aluminium) dan di tutup pada aplikasi (beton). Keuntungan utama
dari bekisting ini adalah kecepatan konstruksi ( pin dengan sistem modular,
klip, atau sekrup) dan menurunkan biaya penggunaan kembali.

Gambar 2.5 Bekisting Rekayasa (Engineering)


3. Bekisting Plastik Guna Kembali (Reusable)
Beskisting ini digunakan untuk banyak macam bentuk struktur beton yang
relatif sederhana, panelnya ringan dan sangat kuat. Jenis ini cocok untuk
konstruksi berbiaya rendah dan skema perumahan massal.

Gambar 2. 5 Bekisting Plastik (Reusable)

4. Bekisting Permanen Terisolasi (Insulated)


Bekisting ini dirakit ditempat, biasanya untuk isolasi bentuk beton/insulating
concrete forms (ICF). Bekisting tetap ditempat setelah beton diawetkan
(cured), dan dapat memberikan keuntungan dalam hal kecepataan, kekutan,
isolasi termal dan akustik yang superior, ruang untuk menjalankan utilitas
dalam lapisan EPS, dan jalur terintegrasi untuk pemasangan cladding.
Gambar 2.5 Bekisting Permanen Terisolasi (Insulated)

5. Bekisting Struktural Stay-in-place


Bekisting ini dirakit ditempat, biasanya keluar dari prefabrikasi dengan
diperkuat serat berbahan plastik. Ini tersedia dalam berbentuk tabung
berongga, dan biasanya digunakan untuk kolom dan dermaga.

Gambar 2.5 Bekisting Struktural Stay-in-place


2.6 Beton Bertulang
beton bertulang adalah beton yang ditulangi dengan luas dan jumlah tulangan yang
tidak kurang dari nilai minimum yang disyaratkan dengan atau tanpa prategang, dan
direncanakan berdasarkan asumsi bahwa kedua bahan tersebut bekerja sama dalam
memikul gaya-gaya. Beton bertulang terbuat dari gabungan antara beton dan tulangan
baja. Oleh karena itu, beton bertulang memiliki sifat yang sama seperti bahan-bahan
penyusunnya yaitu sangat kuat terhadap beban tekan dan beban tarik. Beton bertulang
yang memiliki tujuan agar bangunan tersebut mampu memikul gaya-gaya yang bekerja
pada Jalan tersebut dikarenakan jalan tersebut dirancang agar kuat terhadap beban
kendaraan berat dan gempa. Beton merupakan bahan atau material yang didapatkan
dengan cara mencampurkan bahan-bahan seperti air, semen, kerikil, dan pasir dengan
perbandingan tertentu yang akan mengeras dan padat setelah melewati waktu tertentu.
Jika beton tersebut diberi tulangan, maka beton tersebut dapat dinamakan dengan beton
bertulang dengan fungsi untuk memikul beban-beban yang bekerja didalamnya. Beton
bertulang ialah gabungan dari dua jenis bahan, yaitu :
a. Beton yang memiliki kuat tekan yang baik, akan tetapi kekuatan tariknya rendah.
b. Tulangan yang dimasukkan kedalam beton akan memberikann kuat tarik yang
diperlukan.
Untuk menghasilkan campuran beton yang baik dan seekonomis mungkin, beton
harus direncanakan sedemikian rupa dengan cara menggunakan semen yang sedikit tapi
kekuatan mutu yang diinginkan dapat tercapai. Campuran yang digunakan dalam
menghasilkan mutu betonn tersebut haruslah memenuhi persyaratan yang berlaku,
adapun kekurangan dan kelebihan dari beton bertulang adalah sebagai berikut :
a. Kelebihan pada beton bertulang, yaitu :
1. Memiliki ketahan terhadap cuaca dan temperatur yang tinggi.
2. Kuat tekan yang dimiliki tinggi.
3. Beton dapat di cor dalam bentuk apapun sesuai dengan yang diinginkan.
b. Kekurangan pada beton bertulang, yaitu :
1. Tidak dapatnya dilakukan renovasi modifikasi pada kemudian hari pada struktur
bangunan yang telah dibangun, sehingga tidak dapat digunakan kembali.
2. Berat beton sendiri sangat besar dan sifat kekakuan beton tidak dicapai pada
saat pelaksanaan serta untuk mengetahui kekuatan beton itu sendiri haruslah
dilakukan pengujian terlebih dahulu.
Kondisi penyimpanan dan penumpukan cukup baik dan aman dari pengaruh cuaca hujan
dan panas. Pada pengecoran struktur bawah atau pondasi, menggunakan mutu beton
(fc’)

2.7 Turap
Turap / Sheet Pile Sheet pile (turap) merupakan suatu perkuatan yang disusun
menyerupai bentuk dinding yang berfungsi sebagai penahan tebing, penahan galian
sementara bangunan- bangunan di pelabuhan, penahan tanah sekitar tepian sungai atau
laut dan lain-lain. Perbedaan turap dan dinding penahan tanah, dari segi konstruksi turap
lebih ringan dan tipis, sedangkan dinding penahan tanah berat dan besar. Turap
pelaksanaannya cepat, sedangkan dinding penahan tanah relatif lebih lama. Stabilitas
turap berdasarkan jepitan pada tanah/ angker, sedangkan dinding penahan tanah
berdasarkan berat sendiri.
Fungsi Turap dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi sipil turap biasa digunakan untuk
berbagai keperluan konstruksi bangunan, seperti:

 Struktur penahan air dan atau penahan tanah.


 Sistem penahan tanah pada galian (sementara/permanen).
 Struktur penahan tanah yang berlereng atau curam agar tanah tersebut tidak
longsor.
 Konstruksi bangunan yang ringan, saat kondisi tanah kurang mampu untuk
mendukung dinding penahan tanah.

Berdasarkan Jenisnya Turap berdasarkan bahan dapat dibagi menjadi 3 yaitu:

1. Turap Baja ukurannya bisa dibuat panjang sehingga konstruksi yang memerlukan
turap yang panjang cocok memakai turap baja. Tetapi bila digunakan untuk
konstruksi yang terkena air laut langsung, misalnya di pelabuhan laut, maka turap
baja sangat jarang, bahkan hampir tidak pernah digunakan karena turap baja tidak
bisa terkena air laut yang dapat membuatnya menjadi berkarat. Beberapa kelebihan
turap baja yaitu; konstruksi lebih ringan dibanding beton, mudah dipancang, dapat
dibongkar dan dipancang, keawetan tinggi, dan mudah dilakukan penyambungan.

Gambar 2.3 turap baja

1. Turap Beton adalah turap yang paling sering digunakan arena turap beton dapat
dipakai untuk konstruksi yang besar maupun yang kecil. Turap beton biasanya
dibuat di pabrik (prefabricated), sehingga kekuatannya dapat dikontrol dengan
baik. Turap beton juga lebih murah daripada turap baja. Tapi turap beton
mempunyai masalah dengan ukurannya yang terbatas. Stabilitas turap beton yaitu
momen akibat tekanan tanah dan momen pengangkatan, serta tebal minimum ± 20
cm.
Gambar 2.3 turap beton

2. Turap Kayu hanya digunakan untuk struktur yang kecil saja. Keuntungan turap
kayu adalah pengerjaan / instalasinya yang simple serta tidak memerlukan alat-alat
berat pada saat instalasi. Tapi turap kayu memiliki kekuatan yang paling kecil
dibandingkan dengan turap baja maupun turap beton dan turap kayu tidak begitu
tahan terhadap perubahan. Fungsi dari turap kayu yaitu dapat digunakan untuk
dinding penahan tanah yang tidak tinggi, digunakan pada tanah yang tidak
berkerikil, dan banyak digunakan untuk pekerjaaan sementara; Penahan tebing
galian.

Gambar 2.3 turap kayu

2.8 Tiang Pancang


Tiang pancang (pile) adalah bagian dari struktur yang digunakan untuk menerima
dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas ke tanah penunjang yang terletak
pada kedalaman tertentu. Tiang pancang (pile) biasanya terbagi kedalam tiga jenis yakni:
1) Tiang Pancang Kayu (Timber Pile)
Tiang pancang jenis ini biasanya digunakan sebagai penyangga rumah-rumah
panggung seperti di Kalimantan dan Sumatera. Selain itu, Pancang Kayu juga
biasa digunakan untuk rumah-rumah nelayan yang berada dipesisir laut atau
sungai. Jenis Kayu dipilih yang bersifat keras dan tahan terhadap pelapukan
tanah,sehingga tidak rusak pada saat pemancangan dan dapat menjalankan
fungsinya sebagai fondasi/pancang dalam jangkawaktuyanglama.

Gambar 2.4 Tiang Pancang Kayu


2) Tiang Pancang Baja (Steel Pile)
Pada umumnya tiang pancang jenis ini yang sering digunakan adalah tiang
pancang Pipa. Namun ada juga tiang pancang baja yang berbentuk persegi
panjang untuk keperluan konstruksi tertentu.

Gambar 2.4 Tiang Pancang Baja


3) Tiang Pancang Beton (Concrete Pile)
Tiang pancang jenis ini bermaterikan beton dimana terdapat beberapa proses
pembuatannya seperti, tiang pancang beton dengan cara cor ditempat (Cast in
place) dan tiang pancang beton yang dibuat ditempat lain atau dibuat suatu pabrik
tertentu (Precast pile). Tiang pancang Beton biasanya memiliki beberapa bentuk
seperti bulat/Silinder dan Kotak/Persegi panjang.
Gambar 2.4 Tiang Pancang Beton
2.9 Saluran Drainase
Drainase berasal dari bahasa Inggris yaitu “drainage” yg berarti mengalirkan,
menguras, membuang, atau mengalihkan air. Secara awam, sistem drainase jua ialah
serangkaian bangunan air yg berfungsi buat mengurangi dan membuang air yang berlebih
dari suatu tempat atau lahan, sebagai akibatnya lahan dapat difungsikan secara optimal
tentunya.Pengertian Saluran Drainase serta Saluran drainase adalah bangunan pelengkap
yg terdapat pada perencanaan jalan raya dan keliru satu persyaratan yg harus terdapat
pada persyaratan teknis prasana jalan raya. Saluran drainase jua berfungsi menjadi tempat
mengalirkan air yang ada pada bagian atas badan jalan.

Saluran Drainase juga memiliki empat bentuk yang diantaranya sebagai berikut :

1. Bentuk Trapesium
Pada umumnya saluran air drainase memiliki bentuk trapesium yang terbuat
dari tanah. Namun, tidak menutup kemungkinan dapat dibuat dari pasangan
batu dan beton. Bentuk trapesium tersebut dapat menampung dan
menyalurkan limpasan air hujan yang memiliki debit yang sangat besar.

2. Bentuk Persegi
Saat ini pembuatan saluran air sistem drainase sering menggunakan beton
berbentuk persegi. Saluran berbentuk persegi ini biasa terbuat dari pasangan
batu dan beton. Menampung dan menyalurkan limpasan air hujan dengan
debit yang besar menjadi fungsi utama dari saluran air bentuk persegi ini.
3. Bentuk Segitiga
Memiliki bentuk yang cukup aneh dimana hanya memiliki 2 sisi saja yang
menghadap ke tanah membuat saluran air berbentuk segitiga ini sangat jarang
digunakan. Saluran bentuk segitiga hanya digunakan pada kondisi tertentu saja
dimana hanya berfungsi untuk menampung dan menyalurkan limpasan air
hujan dengan debit kecil.

4. Bentuk Setengah Lingkaran


Saluran air berbentuk setengah lingkaran sangat cocok untuk digunakan pada
sistem drainase lokal. Dimana drainase lokal digunakan untuk saluran air
penduduk atau pada sisi jalan perumahan padat penduduk. Karena bentuk
saluran ini hanya berfungsi untuk menyalurkan limbah air hujan yang memilki
debit yang kecil.

Tujuan Saluran Drainase

Saluran drainase mempunyai beberapa tujuan, tujuan itulah yang membuat


saluran drainase mampu berfungsi secara optimal. Apa sajakah tujuan berasal saluran
drainase? dibawah merupakan beberapa tujuanya :

a. Untuk mengendalikan kelebihan air yg berada pada jalan secara aman, efisien,
dan mendukung kelestraian lingkungan.
b. Membantu atau mengurangi genangan yg terjadi yg akan menyebabkan
adanya jentik-jentik nyamuk yang bisa menghasilkan banyak sekali penyakit.
c. Untuk memperpanjang umur asal jalan tersebut dan prasarana fisik lainya.
d. Serta tentunya yang paling krusial adalag sebagian asal perlindungan sumber
daya air.
2.10 Jalan
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk
bangunan pelengkap dan perlengkapannya diperuntukan bagi lalu lintas, dan berada
pada permukaan tanah, diatas permukaan tanah, dan diatas permukaan tanah, serta
diatas permukaan air dan di bawah permukaan air. Fungsi jalan adalah untuk
memenuhi kebutuhan pengguna jalan dalam berlalu lintas dan memiliki manfaat
yaitu untuk memudahkan jalur akses antar wilayah.
Jalan raya adalah jalur-jalur tanah diatas permukaan bumi yang dibuat oleh manusia
dengan bentuk, ukuran-ukuran, dan jenis konstruksinya. Untuk perencanaan jalan
raya yang baik, bentuk geometriknya harus ditetapkan sedemikian rupa sehingga
jalan yang bersangkutan dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada lalu
lintas sesuai dengan fungsinya.

Klasifikasi jalan :
1. Klasifikasi jalan menurut fungsinya
1. Jalan arteri yaitu jalan yang melayani angkutan utama dengan
ciri-ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah
jalan masuk dibatasi secara efisien.
2. Jalan kolektor yaitu jalan yang melayani angkutan
pengumpul/pembagi dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang,
kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi.
3. Jalan lokal yaitu jalan yang melayani angkutan setempat dengan
ciri-ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah
jalan masuk tidak dibatasi.
2. Klasifikasi jalan menurut kelas jalan
Klasifikasi jalan menurut kelas jalan berkaitan dengan kemampuan
jalan untuk menerima beban lau lintas.
3. Klasifikasi jalan menurut medan jalan
Medan jalan di klasifikasikan berdasarkan kondisi sebagian besar
kemiringan medan yang diukur tegak lurus garis kontur.
4. Klasifikasi jalan menurut wewenang pembinaan jalan
Klasifikasi jalan menurut wewenang pembinaan jalan terdiri dari
Jalan Nasional, Jalan Provinsi, Jalan Kabupaten/Kota, dan Jalan Desa.

Berdasarkan undang-undang No.38 Tahun 2004 tentang jalan pasal 9, jalan umum
menurut statusnya dikelompokan ke dalam jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten,
jalan kota, dan jalan desa. Pengelompokkan jalan dinyatakan sebagai berikut :

1. Jalan Nasional merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan
primer yang menghubungkan antar ibu kota provinsi, dan jalan strategis nasional,
serta jalan tol.
2. Jalan Provinsi merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang
menguhubungkan antar ibu kota provinsi dengan ibu kota kabupaten/kota.
3. Jalan Kabupaten merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak
termasuk jalan nasional dan jalan provinsi.
4. Jalan Kota merupakan jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang
menghubungkan antar pusat pelayanan dalam kota.
5. Jalan Desa merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan atau
permukiman didalam desa, serta jalan lingkungan.

BAB III

TINJAUAN METODE PERENCANAAN

3.1 Pemasangan Turap


Urutan pelaksanan pekerjaan
a. Terlebih dahulu akan dilakukan pekerjaan pembersihan lokasi, dimana akan
dilakukan pembersihan parit atau saluran, pohon maupun material lainnya yang terdapat
pada lokasi pekerjaan yang mungkin akan menghalangi pelaksanaan pekerjaan nantinya.
Pembersihan lokasi ditujukan untuk kesempurnaan pemasangan bouwplank dan
penumpukan material yang akan dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan.
b. Lalu dilakukan pemasangan bouwplank dan pengukuran dan pemasangan
papannama kegiatan.Pekerjaan pengukuran dilakukan untuk mengetahui batas-batas
lokasi, ketinggian,penetapan dan penentuan ukuran yang tepat dari rencana
pembangunan sesuai dengan gambar rencana kerja. Pekerjaan ini memegang peranan
penting dalam penentuan letak as.
c. patok dan papan yang diberi tanda/notasi dengan cat yang juga sebagai
patokan/referensi untuk mengukur kedalaman / ketinggian, dan titik pemasangan
bouwplank dan bentuk dari pasangan yang akan dilaksanakan, sehingga dalam
melaksanakan pekerjaan selanjutnya sudah mendapatkan pedoman yang pasti sesuai
dengan gambar.
d. Setelah kontraktor menyiapkan barak kerja dan kantor lapangan lalu dimulai
memobilisasi material, peralatan, tenaga kerja dan tenaga teknis.
Keterangan Turap :
- Beton Fc = 20 Mpa
- Panjang = 3 m
- Lebar = 60 cm
- Tulangan =8 ∅ 15 cm
- Tulangan = 3 ∅ 10 cm

Gambar 3.1 Sketsa Turap

3.2 Pemasangan Tiang Pancang


Urutan pelaksanan pekerjaan
a. Terlebih dahulu akan dilakukan pekerjaan pembersihan lokasi, dimana akan
dilakukan pembersihan parit atau saluran, pohon maupun material lainnya yang terdapat
pada lokasi pekerjaan yang mungkin akan menghalangi pelaksanaan pekerjaan nantinya.
Pembersihan lokasi ditujukan untuk kesempurnaan pemasangan bouwplank dan
penumpukan material yang akan dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan.
b. Lalu dilakukan pemasangan bouwplank dan pengukuran dan pemasangan
papannama kegiatan.Pekerjaan pengukuran dilakukan untuk mengetahui batas-batas
lokasi, ketinggian,penetapan dan penentuan ukuran yang tepat dari rencana
pembangunan sesuai dengan gambar rencana kerja. Pekerjaan ini memegang peranan
penting dalam penentuan letak as
c. patok dan papan yang diberi tanda/notasi dengan cat yang juga sebagai
patokan/referensi untuk mengukur kedalaman / ketinggian, dan titik pemasangan
bouwplank dan bentuk dari pasangan yang akan dilaksanakan, sehingga dalam
melaksanakan pekerjaan selanjutnya sudah mendapatkan pedoman yang pasti sesuai
dengan gambar.
d. Setelah kontraktor menyiapkan barak kerja dan kantor lapangan lalu dimulai
memobilisasi material, peralatan, tenaga kerja dan tenaga teknis.

Keterangan Tiang Pancang :


- Beton Fc = 30 Mpa
- Panjang = 4,5 m
- Lebar = 20 cm
- Tulangan = 4 ∅ 16 cm
- Tulangan = 6 ∅ 10 cm
- Tulangan = 6 ∅ 15 cm

Gambar 3.2 Sketsa Tiang Pancang

3.3 Pemasangan Saluran Tipe U


a. Pembesian
proses pemasangan besi tulangan dalam suatu konstruksi beton, merupakan tahanpan
pertama dari sebuah konstruksi yang berbahan beton.
b. Pembuatan Bekisting
adalah proses yang Dimana setelah pembesian yaitu pembuatan bekisting, bekisting
ini bertujuan untuk.
1. Memberikan bentuk kepada sebuah konstruksi beton.
2. Untuk memperoleh struktur permukaan yang diharapkan
3. Untuk memikul beton, hingga konstruksi tersebut cukup keras untuk dapat
memikul diri sendiri, peralatan dan tenaga kerja.
c. Pengecoran
pekerjaan penuangan beton segar ke area bekisting yang telah diberi tulangan.
Sebelum memasuki pekerjaan pengecoran tersebut, dilakukan pengecekan tulangan dan
kondisi bekisting yang sudah siap. Pekerjaan pengecekan ini dilakukan oleh seorang QC
(Quality Control).
d. Perawatan
Perawatan bertujuan untuk menjaga kualitas beton agar terjaga, biasa akan dilakukan
penyiraman sekali dalam beberapa hari.
f. Pembokaraan Bekisting
Setelah dalam jangka waktu yang sudah ditentukan Bekisting tersebut akan
dibongkar untuk melihat apakah Material tersebut layak digunakan atau tidak.
g. Pembersihan Lokasi
Pekerjaan pembersihan lokasi akan dilakukan pembersihan parit atau saluran, pohon
maupun material lainnya yang terdapat pada lokasi pekerjaan yang mungkin akan
menghalangi pelaksanaan pekerjaan nantinya. Pembersihan lokasi ditujukan untuk
kesempurnaan pemasangan bouwplank dan penumpukan material yang akan
dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan.
h. Pemasangan Bouwplank
pemasangan bouwplank, pengukuran dan pemasangan papan nama kegiatan.
Pekerjaan pengukuran dilakukan untuk mengetahui batas-batas lokasi,
ketinggian,penetapan dan penentuan ukuran yang tepat dari rencana pembangunan sesuai
dengan gambar rencana kerja. Pekerjaan ini memegang peranan penting dalam
penentuan letak as.
i. Pemasangan saluran Tipe U
Pemasangan saluran Tipe U dilakukan dengan menggunakan alat berat berupa
Exavactor dan di bantu oleh tukang agar pemasangan nya rapi dan sesuai dengan
bouwplank yang sudah di pasang.
j. Pemasangan Penutup Saluran
Pemsangan Penutup saluran ini guna nya agar saluran tersebut terjaga, mengurangi
resiko seseorang dapat masuk kedalam saluran tersebut, dan untuk memenuhi SOP yang
ada.
Keterangan Saluran Penutup (tipe U) :
- Beton Fc = 30 Mpa
- Panjang = 1,5 m
- Lebar = 15 cm
- Mutu Baja Tulangan = BJTP-240
- Tulangan = ∅ 16 cm

Gambar 3.3 Sketsa Saluran Tipe U

3.4 Pekerjaan Jalan


a. Perataan Permukaan Jalan
Sebelum dibangun menjadi jalan, tentu lokasi yang akan dibangun harus bersih dari
berbagai batuan besar, kayu dan berbagai jenis kotoran lainnya. Berbagai hal tersebut bila
dibiarkan tentu akan mempengaruhi kepadatan lapisan beton. Setelah lokasi dibersihkan
maka proses selanjutnya adalah pemadatan tanah yang akan dijadikan jalan.
Proses pemadatan ini harus dilakukan dengan baik agar nantinya tidak ada tanah
yang lebih miring. Tidak ratanya lapisan tanah dapat mempengaruhi tingkat kerataan
permukaan jalan. Bila jalan beton yang akan dibangun adalah merenov jalan aspal yang
sudah ada, biasanya pekerjaan ini dilakukan pada separuh bagian jalan lebih dulu. Hal ini
tentu agar separuh bagian jalan masih dapat dilalui kendaraan.
b. Pemberian Pondasi Untuk Beton
Proses selanjutnya adalah memberikan tanah urugan pada lokasi yang akan dibangun
jalan beton. Umumnya urugan ini menggunakan batu makadam, urugan ini dilakukan
hingga mencapai ketebalan kurang lebih 30 cm. Ukuran batu yang digunakan sebagai
urugan jalan beton umumnya lebih kecil dibandingkan urugan pondasi rumah.
c. Landasan Cor Beton
Proses selanjutnya adalah menutupi lapisan pondasi tersebut menggunakan
hamparan plastik, hal ini dilakukan untuk menutupi landasan cor beton. Penggunaan
plastik ini digunakan agar air dari cor beton tidak meresap ke dalam tanah pondasi.
Dengan begitu akan terbentuk lapisan beton yang kokoh dan kuat untuk dijadikan jalan.

d. Memasang Kerangka Beton


Setelah diberi lapisan plastik barulah diatasnya diberikan kerangka besi tulangan
beton / wiremesh sebagai lapisan beton decking. Umumnya ketebalan besi kerangka ini
adalah sekitar 8 mm yang dibentuk S. Pemasangan tulangan ini bertujuan untuk
memberikan batasan sekaligus pengikat wiremesh pada lapisan bawah dan atasnya.
e. Proses Pengecoran Beton
Proses pengecoran beton merupakan langkah terpenting dalam proses pembangunan
jalan beton. Tentu campuran beton ini haruslah diperhitungkan dan memiliki kualitas yang
baik. Setelah beton sudah dicor maka tutup kembali menggunakan plastik ataupun karung
goni pada permukaannya. Hal ini bertujuan agar proses pengerasan dapat terbentuk
dengan sempurna, setelah mengeras biasanya beton masih mempunyai gundukan-
gundukan kecil. Karenanya diperlukan proses perlukaan untuk menghaluskan dan
meratakannya agar jalan lebih nyaman dilalui.
f. Proses Pemadatan Beton
Setelah beton sudah mengeras, tentu tidak serta merta jalan beton bisa langsung
dilalui kendaraan. Jalan beton harus dipastikan lebih dulu tingkat kekerasannya apakah
sudah memenuhi standar yang telah diperhitungkan atau belum. Proses pengujian
kekerasan jalan beton umumnya dilakukan menggunakan alat ukur kekerasan beton.
Namun sebelumnya biasanya beton akan diberi penyiraman air selama 23 hari secara
terus-menerus. Hal ini bertujuan agar beton tidak mengalami dehidrasi atau kekurangan air
pada lapisannya. Kadar air atau kelembaban beton juga akan mempengaruhi kualitas
beton, karenanya dibutuhkan alat ukur kelembaban beton untuk mengujinya.
Keterangan Pembetonan jalan :
- Perkerasan Beton Fs 4,5Mpa, T = 30 cm
- Bahu Beton Fc’ 15 Mpa, T = 30 cm
- Beton Kurus = 10 cm
- Lapisan Drainase = 15 cm
Gambar 3.4 Pekerjaan Jalan
BAB IV

TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

Tata Cara Pelaksanaan Pekerjaan :


4.1 Pemasangan Turap dan Tiang Pancang
Urutan pelaksanan pekerjaan
1. Menentukan lokasi dan mengukur lokasi
Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui dititik mana saja turap tersebut
akan dipasang serta mengetahui berapa kebutuhan turap pada titik tersebut
2. Mobilisasi turap dan tiang pancang.
Ketersedia material merupakan hal yang penting sebelum melakukan
pekerjaan.
3. Pembesian
Pembesian ini bertujuan untuk tulangan penutup turap dan tiang pancang.
4. Pembersihan lokasi.
Pekerjaan pembersihan lokasi akan dilakukan pembersihan parit atau
saluran, pohon maupun material lainnya yang terdapat pada lokasi pekerjaan
yang mungkin akan menghalangi pelaksanaan pekerjaan nantinya. Pembersihan
lokasi ditujukan untuk kesempurnaan pemasangan bouwplank dan penumpukan
material yang akan dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan.
5. Pemasangan turap
Sebelum memasang turap tukang akan mengukur atau menentukan
ketinggian yang sesuai dengan perencanaan yang ada, setelah itu tukang akan
memberikan tali atau benang sebagai tanda pada ketinggian dan posisi itu turap
akan terpasang.
6. Pemasangan tiang pancang
Setelah memasang turap setelah itu akan dipasang tiang pancang pada
belakang turap berfungsi sebagai penahan turap terhadap tekanan dan dorongan
yang ada.
7. Pembobokan terhadap turap dan tiang pancang
Setelah Pemasangan turap dan tiang pancang, turap dan tiang pancang akan
dibobok dengan ketinggian tertentu yang bertujuan untuk membuat tulangan
yang ada pada tiang pancang dan turap tersebut terlihat keluar setelah itu akan
disatukan dengan Pembesian.

8. Pemasangan Bekisting
Pemasangan Bekisting bertujuan agar hasil pengecoran sesuai dengan
perencanaan yang ada, dan ukuran nya ( Lebar 60 cm dan Kedalam 15) untuk
Panjang biasa nya menyesuaikan ukuran turap dan tiang pancang yang tersedia.

9. Pemasangan Besi
Setelah dibobok turap dan tiang pancang akan dipasangkan besi yang
bertujuan agar penutup turap dan tiang pancang tidak ada nya pergeseran.
10. Pengecoran
Pengecoran beton merupakan langkah terpenting dalam proses
pembangunan jalan beton. Tentu campuran beton ini haruslah diperhitungkan
dan memiliki kualitas yang baik. Setelah beton sudah dicor maka tutup kembali
menggunakan plastik ataupun karung goni pada permukaannya. Hal ini bertujuan
agar proses pengerasan dapat terbentuk dengan sempurna, setelah mengeras
biasanya beton masih mempunyai gundukan-gundukan kecil. Karenanya
diperlukan proses perlukaan untuk menghaluskan dan meratakannya agar jalan
lebih nyaman dilalui.
11. Perawataan
Perawatan bertujuan untuk menjaga kualitas beton agar terjaga, biasa akan
dilakukan penyiraman sekali dalam beberapa hari.
12. Pelepasan Bekisting
Setelah cukup umur bekisting akan dilepas.
4.2 Pekerjaan Jalan
Urutan pelaksanan pekerjaan :
1. pemasangan bouwplank dan pengukuran
Pekerjaan pemasangan dan pengukuran dilakukan untuk mengetahui batas -
batas lokasi, ketinggian,penetapan dan penentuan ukuran yang tepat dari
rencana pembangunan sesuai dengan gambar rencana kerja. Pekerjaan ini
memegang peranan penting dalam penentuan letak as.
2. Pembersihan lokasi
Pembersihan lokasi ini bertujuan untuk meratakan tanah yang tinggi nya
melebihi perencanaan dan menimbun titik – titik yang memiliki kedalam yang
melebihi perencanaan.
3. Pengecoran lantai kerja
Pengecoran ini dilakukan agar memudahkan pekerja berdiri di atas lahan
datar, dan agar lahan menjadi tidak kotor dan becek.
4. Pemasangan bekisting
Pemasangan Bekisting bertujuan agar hasil pengecoran sesuai dengan
perencanaan yang ada.
5. Pemasangan dowel
Dowel adalah material berupa batang baja yang menjadi penghubung antara
dua komponen struktur pada perkerasan jalan tipe rigid pavement.

Fungsi Dowel :
1. Sebagai penyalur beban yang terdapat pada sambungan yang telah
dipasang dengan separuh panjang terikat dan separuh panjang dilumasi
atau dicat untuk memberi kebebasan bergeser.
2. Untuk menguatkan konstruksi badan jalan sehingga tidak mudah rusak
atau amblas saat menerima beban dari kendaraan yang lewat.
3. Untuk menguatkan konstruksi badan jalan sehingga tidak mudah rusak
atau amblas saat menerima beban dari kendaraan yang lewat.

6. Pengecoran Fs 4,5
Tegangan merentang pada beton sangat penting untuk memastikan beton
tetap utuh dan tidak retak akibat adanya gaya beban yang berbeda di
berbagai arah. Misalnya, ketika terjadi perubahan suhu atau gaya gravitasi
pada struktur beton, tegangan merentang bertindak sebagai penyeimbang ke
belakang untuk mempertahankan kekuatan dan integritas beton. Oleh
karena itu, fs harus dihitung dengan akurat saat merancang struktur beton
untuk memastikan keamanan dan stabilitas. Pengecoran dilakukan
mengunakan Readymix,

7. Perawatan
Perawatan bertujuan untuk menjaga kualitas beton agar terjaga, biasa akan
dilakukan penyiraman sekali dalam beberapa hari.

8. Pelepasan bekisting
Setelah cukup umur bekisting akan dilepas.

4.3 Pemasangan Saluran Tipe U


Urutan pelaksanan pekerjaan
1. Pembesian
Pembesian ini bertujuan untuk tulangan saluran tipe u.
2. Pemasangan bekisting
Pemasangan Bekisting bertujuan agar hasil pengecoran sesuai dengan
perencanaan yang ada.
3. Pengecoran
pekerjaan penuangan beton segar ke area bekisting yang telah diberi
tulangan. Sebelum memasuki pekerjaan pengecoran tersebut, dilakukan
pengecekan tulangan dan kondisi bekisting yang sudah siap. Pekerjaan
pengecekan ini dilakukan oleh seorang QC (Quality Control).
4. Pelepasan bekisting
Setelah cukup umur bekisting akan dilepas.
5. Pembersihan lokasi
Pekerjaan pembersihan lokasi akan dilakukan pembersihan parit
atau saluran, pohon maupun material lainnya yang terdapat pada lokasi
pekerjaan yang mungkin akan menghalangi pelaksanaan pekerjaan
nantinya serta penggalian. Pembersihan lokasi ditujukan untuk
kesempurnaan pemasangan bouwplank dan penumpukan material yang
akan dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan.

6. Pemasangan saluran
Pemasangan saluran dilakukan menggunakan exavactor dan di bantu
oleh tukang
7. Pemasangan bekisting pada saluran
Pemasangan bekisting pada saluran gunanya ialah untuk memberikan
atau menambah ketinggian kedua sisi pada saluran.
8. Pengecoran
Pekerjaan penuangan beton segar ke area bekisting yang telah diberi
tulangan. Sebelum memasuki pekerjaan pengecoran tersebut, dilakukan
pengecekan tulangan dan kondisi bekisting yang sudah siap. Pekerjaan
pengecekan ini dilakukan oleh seorang QC (Quality Control).
9. Pelepasan Bekisting
Untuk melihat hasil dari pengecoran apakah sesuai denga apa yang
diinginkan.
10. Pemasangan penutup saluran
Pemasangan penutup saluran berfungsi sebagai bagian dari saluran
tersebut selain itu penutup saluran juga berfungsi sebagai pengaman
kepada saluran tersebut.

4.4 Peralatan secara Umum


1. Manual Steel Bander
Manual Steel Bander merupakan sebuah alat yang biasa digunakan untuk
membengkokkan tulangan-tulangan baja dalam berbagai macam sudut sesuai dengan
yang telah direncanakan.
2. Gergaji Manual
Gergaji manual digunakan sebagai alat untuk pemotongan seperti papan kayu,
triplek dan plywood, dimana bahan tersebut dipotong sesuai ukuran perencanaan untuk
dibentuk menjadi bekisting yang akan digunakan dibangunan tersebut, gergaji ini
dioperasikan secara manual dengan menggunakan tenaga manusia.

3. Cangkul
Cangkul digunakan untuk menggali, mencungkil, ataupun untuk meratakan tanah,
dalam pekerjaan ini cangkul juga digunakan untuk meratakan dan menarik cor yang
diturunkan oleh Ready Mix.
4. Gerobak Dorong Satu Roda (Artco)
Gerobak dorong digunakan sebagai alat bantu untuk mengangkut atau memindahkan
suatu alat atau mesin dari satu tempat ke tempat lainnya dan juga untuk mengangkut
adukan beton ke tempat pengecoran serta untuk pengangkutan material lainnya seperti
pasir, semen. Dengan menggunakan alat tersebut pengangkutan material dari satu tempat
ke tempat lain dapat lebih mudah dan lebih ringan. Gerobak dorong ini juga digunakan
untuk mengangkut adukan beton yang akan diuji dan mengangkut benda uji yang sudah
keras untuk direndam dalam
5. Mesin Penggetar (Concrete Vibrator)
Concrete Vibrator merupakan suatu alat yang digunakan pada pekerjaan konstruksi
pada saat pengecoran. Alat ini berfungsi memadatkan adonan beton yang dimasukkan
kedalam bekisting. Tujuannya adalah agar angin atau udara yang masih pada ada pada
adonan tersebut dapat keluar sehingga tidak menimbulkan rongga atau lubang. Dengan
melakukan pemadatan dengan mesin vibrator juga mempunyai manfaat untuk
menghasilkan beton yang kuat dan tahan lama serta menghasilkan permukaan yang halus
pada beton.
6. Pompa Air
Pompa air ini digunakan untuk menyedot dan membuang air yang berasal dari air
hujan yang memenuhi ruangan atau bagian pada bangunan dengan menggunakan selang,
sehingga air dapat terbuang dan pekerjaan dapat berlangsung kembali. Dalam proyek ini
pompa air digunakan untuk membuang air pada galian pondasi yang akan dicor dan juga
digunakan mengambil air untuk pengadukan beton pada molen serta untuk
membersihkan bekisting maupun tulangan dari sisa-sisa lumpur sehingga siap untuk
dicor.
7. Gegep
Gegep ini berfungsi untuk membuat ikatan kawat pada tulangan serta untuk
memotong kawat tersebut.
8. Alat Bantu Lainnya
Alat bantu lainnya merupakan peralatan standar dan umum yang dipakai pekerja
atau tukang pada proyek tersebut. Alat bantu ini seperti : sekop, ember, linggis, sendok
semen, benang, palu, gerinda, linggis, meteran, kapak,skop dan air.

BAB V

PENUTUP

Dalam mengikuti pelaksanaan pekerjaan Proyek Pembangunan Peningkatan Ruas Jalan


Pelabuhan Rakyat, pelaksanaan kerja praktek ini dilakukan selama 2 (dua) bulan yang juga
memberikan banyak manfaat berupa pengalaman maupun pengetahuan terutama yang
berkaitan dengan pelaksanaan langsung dilapangan dan pelaksanaan teknis dilapangan yang
sebelumnya tidak saya dapatkan selama perkuliahan di dalam kelas.
Sekian laporan kerja praktek ini saya kerjakan dalam upaya memenuhi salah satu
persyaratan akademis dalam program studi Teknik Sipil di Fakultas Teknik Universitas Panca
Bhakti Pontianak, dari pengalaman di lapangan ini dapat saya tarik beberapa kesimpulan dan
saran secara umum berupa :
5.1 Kesimpulan
Beberapa hal yang dapat saya simpulkan selama melaksanakan kegiatan kerja praktek
antara lain :
1. Dalam proyek ini kurangnya kesadaran diri dari pekerja dalam menggunakan alat
pelindung diri (APD) sehingga harus selalu di awasi.
2. Lancarnya pelaksanaan proyek ini dipengaruhi oleh pemilihan dan pengaturan tenaga
kerja yang dibagi sesuai dengan bidang yang dikuasainya sehingga tercapainya efisiensi
kerja dan waktu pelaksanaan yang tepat.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu proyek dilapangan, yaitu faktor
manusia (keahlian dan keterampilan), faktor alam (cuaca dan kondisi lapangan) serta faktor
lainnya seperti biaya, peralatan, dan material
Hasil pelaksanaan proyek tidak selalu sama dengan perencanaan atau teori yang ada, hal
ini disebabkan antara lain :
1. Faktor waktu, manusia, dan sebagainya.
2. Faktor alam, berupa cuaca dan kondisi lapangan.
3. Faktor logistik, material, peralatan, dan juga tenaga kerja.
4. Faktor teknis lapangan.

5.2 Saran
Beberapa saran yang mungkin dapat menjadi masukan serta evaluasi untuk pekerjaan
konstruksi untuk kedepannya, yaitu :
1. Sebaiknya pekerja meningkatkan kesadaran diri dalam menggunakan Alat Pelindung
Diri (APD) untuk meminimalisir kecelakaan dalam bekerja.
2. Sebaiknya HSE secara rutin melakukan briefing kepada pekerja minimal 1 minggu sekali
agar meningkatkan kesadaran diri pekerja dalam menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD).

DAFTAR PUSTAKA
Capai Mimpi, 2023. Jenis Jenis Konstruksi Jalan Di Indonesia.

https://www.capai-mimpi.com/2023/06/jenis-konstruksi-jalan-di-indonesia.html

Pengadaan, 2022. Pengertian Dowel, Fungsi, Keuntungan, Ukuran, dan Cara Pemasangannya

https://www.pengadaan.web.id/2022/08/dowel-adalah.html

Widiansyah Anugerah, 2023. Perbedaan FS dan FC pada Beton: Pentingnya Memahami Karakteristik
Kekuatan Beton

https://www.localstartupfest.id/faq/perbedaan-fs-dan-fc-pada-beton/

jasapengaspalan, 2023. Tahap-tahap Pengaspalan Jalan

https://jasapengaspalan.co.id/tahap-pengaspalan-jalan/

azwar wahid, 2023. Metode Pelaksanaan Turap

https://www.scribd.com/doc/250712935/Metode-Pelaksanaan-turap-docx
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai