Laporan Kerja Praktek Jull
Laporan Kerja Praktek Jull
Laporan Kerja Praktek Jull
OLEH :
JULKIFLI PERMANA
NIM : 2010212334
DOSEN PEMBIMBING :
IRVHANEIL, ST.,MT.
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
kehadiran-Nya yang selalu hadir untuk memberikan kekuatan dan kesehatan kepada
penyusun, sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan ini.
Laporan ini adalah syarat yang harus dipenuhi untuk menuju ketahapan selanjutnya
yaitu tugas akhir atau skripsi. Adanya kerja praktek ini sangat membantu sedikit banyaknya
wawasan bagi penyusun dalam bidang pembangunan gedung. Penyusun menyadari dalam
pembuatan laporan kerja praktek ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penyusun menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Bapak Muji Listyo Widodo, ST., M.Si. Selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Panca Bhakti Pontianak.
2. Bapak Ir. Zainal Wahyu, MT Selaku Pembantu Dekan I Fakultas Teknik.
3. Ibu Ranty Christiana, ST., MT Selaku Pembantu Dekan II Fakultas Teknik.
4. Dekan III
5. Bapak Yufiansyah, ST., MT, Selaku Kepala Prodi Fakultas Teknik yang telah
bersedia menerima penyusun untuk kerja praktek di lokasi kegiatan pembangunan.
6. Bapak Irvanheil, ST., MT. Selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktek.
7. Seluruh Dosen dan Staff Administrasi di Fakultas Teknik Universitas Panca Bhakti
Pontntianak.
8. Seluruh Staff lapangan dan Karyawan di lokasi proyek.
9. Rekan-rekan yang telah memberi dukungan motivasi juga doa sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan ini.
10. Bapak Ilyansyah dan Bapak Syarif Rafhi Gazhian Alq., ST. sebagai pembimbing di
lapangan kerja praktek.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Data Umum Proyek
1.3 Struktur Organisasi Proyek
1.4 Lokasi Proyek
1.5 Maksud dan Tujuan
1.6 Metode Pengambilan Data
1.7 Sistematika Penulisan
BAB II
TINJAUAN SECARA TEORITIS
2.1 Tinjauan Umum
2.2 Material dan Bahan
2.2.1 Agregat..........................................................................................................................................
2.2.2 Semen...........................................................................................................................................
2.2.3 Air................................................................................................................................................
2.2.4 Beton............................................................................................................................................
2.2.5 Tulangan......................................................................................................................................
2.2.1 Beton Bertulang
2.3 Turap
2.4 Tiang Pancang
2.5 Saluran............................................................................................................................................
2.6 Jalan................................................................................................................................................
BAB III
TINJAUAN METODE PERENCANAAN
3.1 Pemasangan Turap
3.2 Pemasangan Tiang Pancang
3.3 Pemasangan Saluran Tipe U
3.4 Pekerjaan Jalan
BAB IV
TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK
4.1 Pemasangan Turap dan Tiang Pancang
4.2 Pekerjaan Jalan
4.3 Pemasangan Saluran Tipe U
4.4 Peralatan-peralatan secara umum................................................................................................
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran.................................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN.............................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
2. Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh pemilik proyek untuk
menjalankan pekerjaan sebagai perencana proyek bangunan. Pada saat membuat
pembangunan proyek, maka sangat penting terlebih dahulu untuk berkonsultasi
bersama konsultan perencanaan.
Hal ini dilakukan untuk merencanakan pembangunan sebuah proyek yang
sesuai dengan keadaan lingkungan sekitar dan cocok dengan anggaran biaya yang
dimiliki. Tujuannya agar proyek yang akan direncanakan benar-benar pas dan
sesuai dengan keinginan. Ringkasnya, konsultan perencanaan bisa didefinisikan
sebagai perencana proyek bangunan. Pihak pemilik proyek akan meminta
perencanaan pembangunan kepada konsultan perencana baik itu meliputi desain
bangunan, luas bangunan, bahan yang digunakan untuk bangunan, kontraktor
bangunan, dan masih banyak lagi yang lainnya.
a. Merancang Rencana Kerja
b. Membuat Rencana Anggaran Biaya
c. Mengadakan Penyesuaian Lingkungan
d. Menyesuaikan dengan Keinginan Pemilik
e. Mempertanggungjawabkan Desain Bangunan
3. Konsultan pengawas
Konsultan pengawas adalah orang perseorangan yang diberi kuasa secara
hukum untuk mengawasi/ meliputi secara penuh atau terbatas, seluruh tahapan
konstruksi sesuai dengan bestek. Pelaksanaan pekerjaan dan syarat-syarat teknik
yang ada.Konsultan pengawas konstruksi berfungsi melaksanakan pengawasan
pada tahap konstruksi. Konsultan pengawas konstruksi mulai bertugas sejak
ditetapkan berdasarkan surat perintah kerja pengawasan sampai dengan
penyerahan kedua pekerjan oleh pemborong. Konsultan pengawas konstruksi
dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab secara kontraktual kepada
pemimpin proyek/bagian proyek. Adapun tugas dari konsultan pengawas
diantaranya.
a. Tugas, tanggung jawab, dan wewenang penyedia jasa pengawasan konstruksi
memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang
akan dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan di lapangan.
b. Mengawasi pemakaian bahan, peralatan, dan metode pelaksanaan, serta
mengawasi ketepatan waktu, dan biaya pekerjaan konstruksi.
c. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, bahan dan
material, kualitas pelaksanaan/workmanship, kuantitas fisik untuk setiap
item/bagian pekerjaan yang terurai dalam rincian kontrak fisik, dan laju
pencapaian volume/realisasi fisik yang dicapai di setiap periode laporan
berkala.
d. Mengawasi kepatuhan pelaksana pekerjaan terhadap pemenuhan syarat-syarat
kesehatan, keselamatan kerja, dan lingkungan oleh pelaksana.
e. Membantu menyelenggarakan rapat lapangan secara berkala serta membuat
laporan mingguan dan bulanan pekerjaan pengawasan.
f. Meneliti gambar-gambar untuk pelaksanaan (shop drawings) yang diajukan
oleh pelaksana konstruksi.
g. Meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan (as-
built drawings) sebelum serah terima.
4. Kontraktor
Secara umum, kontraktor memiliki definisi umum sebagai pihak yang
bertanggung jawab melaksanakan semua atau beberapa bagian pekerjaan
konstruksi. Seorang kontraktor memiliki tanggung jawab dalam menyediakan
berbagai material, peralatan, tenaga kerja, hingga segala hal yang diperlukan
dalam masalah pembangunan proyek. Biasanya, seorang kontraktor bangunan
juga turut hadir dalam mengawasi pembangunan bangunan-bangunan dan
proyeknya. Seorang kontraktor biasanya mendapatkan proyek pekerjaannya
dengan dua cara. Pertama, seorang kontraktor bisa saja ditunjuk langsung oleh
pemilik proyek untuk mengerjakan pembangunan, cara kedua ialah melalui lelang
yang biasanya diselenggarakan oleh sang pemilik proyek. Kontraktor yang
memenuhi kriteria pemilik proyek, serta mengajukan harga terbaik dengan produk
berkualitas tersebut nantinya dapat memenangkan lelang. Tugas dan tanggung
jawab dari seorang kontraktor antaranya.
a. Terlebih dahulu merencanakan pengembangan dan implementasi proyek-
proyek besar
b. Menentukan kemudian mengestimasi berbagai aspek proyek, dari mulai bahan
dan peralatan yang dibutuhkan
c. Mengantisipasi berbagai kemungkinan dalam perubahan proyek
d. Memastikan spesifikasi kesehatan dan keselamatan pekerja kontraktor
e. Menkoordinasikan semua pihak terkait dalam konstruksi sebagai klien dan
subkontraktor
f. Mengatur permasalahan syarat izin, hukum, dan berbagai peraturan lainnya.
5. Tenaga Kerja
Tenaga kerja ini umumnya terdiri dari tenaga ahli yang memegang peranan
penting dalam mewujudkan keberhasilan suatu kegiatan pembangunan antara lain:
a. Manajer kegiatan pembangunan (project manager)
Project manager adalah seseorang yang bertanggung jawab untuk mengatur,
merencanakan, dan melaksanakan project dengan berdasarkan anggaran dan
penjadwalan. Project manager juga bertanggung jawab untuk memimpin tim,
menentukan tujuan, berkomunikasi dengan para stakeholder, dan
menyelesaikan project dari awal hingga akhir. Tugas dan tanggung jawab dari
seorang project manager antaranya.
a. Membuat proyek diawali dengan pemeriksaan kelayakan, menyusun
anggaran, tim sukses, hingga pengelolaan sumber daya.
b. Melaksanakan berbagai perencanaan yang meliputi penetapan tujuan
utama proyek dilaksanakan.
c. Melakukan penjadwalan tugas agar sesuai target yang dibutuhkan.
d. Memastikan proyek berjalan lancar dan sesuai dengan tujuan yang
diinginkan oleh klien.
e. Mengidentifikasi serta mengelola resiko untuk memastikan proyek
berjalan tepat waktu.
f. Membuat laporan terkait proyek yang dilaksanakan kepada manajemen
perusahaan dan klien secara teratur.
d. Pengawas Lapangan
Individu yang bertanggung jawab untuk mengawasi dan memastikan
bahwa pekerjaan konstruksi atau proyek di lapangan berjalan sesuai dengan
rencana, spesifikasi, dan peraturan yang berlaku. Peran pengawas lapangan
melibatkan koordinasi dengan berbagai pihak, pemantauan kegiatan lapangan,
dan penanganan masalah yang mungkin muncul selama pelaksanaan proyek.
e. Surveyor
Surveyor proyek adalah seorang profesional yang memiliki peran khusus
dalam pengukuran, pemetaan, dan pemantauan aspek fisik suatu proyek
konstruksi. Adapun tugas surveyor proyek bangunan antaranya
1. Menentukan titik-titik batas area kegiatan, guna pembuatan alur pagar
kegiatan dan penentuan koordinat gedung.
5. Bab 5 Penutup
BAB II
2.2.3 Air
Air adalah dasar pada pembuatan beton karena harganya murah dan mudah didapat.
Air juga diperlukan dalam pembentukan semen karena mudah dikerjakan dalam
pengadukan beton (workabilty), kekuatan, susut dan keawetan beton. Air yang
diperlukan saat bereaksi dengan semen hanya 25% dari berat semen, namun
kenyataannya dari nilai faktor air semen yang dipakai sebagai pelumas, penambahan air
justru tidak boleh terlalu banyak karena dengan terlalu banyak penambahan air bisa
membuat kekuatan beton menjadi rendah. Sedangkan jika faktor air semen kurang dari
35%, beton segar susah dikerjakan dan ketika beton sudah mengeras, beton yang
dihasilkan terdapat keropos yang bisa menyebabkan kekuatan beton menjadi rendah.
Menurut Mulyono (2004), air yang digunakan dapat berupa air tawar, air laut,
maupun air limbah, asalkan memenuhi syarat mutu yang telah ditetapkan. Air tawar yang
dapat diminum umumnya dapat digunakan sebagai campuran beton. Air laut umumnya
mengandung 3,5% larutan garam (sekitar 78% adalah sodium klorida dan 15% adalah
magnesium klorida). Garam-garam dalam air laut ini akan mengurangi kualitas beton
hingga 20%. Air laut tidak boleh digunakan sebagai bahan campuran beton pra-tegang
ataupun beton bertulang karena risiko terhadap karat lebih besar. Air buangan industri
yang mengandung asam alkali juga tidak boleh digunakan.
Berikut syarat penggunaan air untuk beton sebagai berikut :
1) Tidak mengandung lumpur atau benda melayang lainnya lebih dari 2 gr/ltr.
2) Tidak mengandung garam-garam yang dapat merusak beton (asam, zat
organik) lebih dari 15 gr/ltr.
3) Tidak mengandung klorida (CI) lebih dari 0,5 gr/ltr.
4) Tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gr/ltr.
2.3 Beton
Beton merupakan suatu bahan komposit (campuran) dari beberapa material, yang
bahan utamanya terdiri dari campuran antara agregat halus, agregat kasar, air, dan semen.
Karena beton merupakan bahan komposit, maka kualitas beton sangat tergantung dari
kualitas masing-masing material pembentuk. Dan sifat beton pada umumnya sangat di
pengaruhi oleh kualitas bahan, cara pengerjaan, dan kecepatan pengerasan serta
kekuatan.
Beton memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai bahan dalam sebuah konstruksi,
berikut kelebihan dari beton :
1. Beton segar dapat dengan mudah diangkut maupun dicetak dalam bentuk apapun
dan dengan ukuran berapapun sesuai dengan kebutuhan konstruksi.
2. Beton termasuk bahan awet yang memiliki ketahanan terhadap api dan air,
pengkaratan atau pembusukan, sehingga biaya perawatan nya murah.
3. Beton memiliki kuat tekan lebih tinggi dibandingkan dengan bahan lain.
Adapun kekurangan dari beton adalah sebagai berikut :
1. Bentuk yang dibuat sulit untuk diubah.
2. Pelaksanaan pekerjaan butuh ketelitian yang tinggi.
3. Mempunyai beban yang berat.
4. Daya pantul suara yang besar.
2.4 Tulangan
Tulangan merupakan komponen material yang terdiri dari besi. Besi tulangan adalah
salah satu jenis material konstruksi yang biasa digunakan dalam pembangunan
gedung, jembatan, dan infrastruktur lainnya. Fungsi utama besi tulangan adalah untuk
memberikan kekuatan tambahan pada beton, karena beton sendiri relatif lemah dalam
menahan tekanan dan lentur.
Berikut ini adalah beberapa jenis besi tulangan yang perlu diketahui :
1. Besi Beton Polos
Besi beton polos adalah jenis besi tulangan yang tidak memiliki bentuk atau pola pada
permukaannya. Besi beton polos umumnya digunakan untuk memperkuat struktur
bangunan yang tidak memerlukan daya lentur yang besar.
2.7 Turap
Turap / Sheet Pile Sheet pile (turap) merupakan suatu perkuatan yang disusun
menyerupai bentuk dinding yang berfungsi sebagai penahan tebing, penahan galian
sementara bangunan- bangunan di pelabuhan, penahan tanah sekitar tepian sungai atau
laut dan lain-lain. Perbedaan turap dan dinding penahan tanah, dari segi konstruksi turap
lebih ringan dan tipis, sedangkan dinding penahan tanah berat dan besar. Turap
pelaksanaannya cepat, sedangkan dinding penahan tanah relatif lebih lama. Stabilitas
turap berdasarkan jepitan pada tanah/ angker, sedangkan dinding penahan tanah
berdasarkan berat sendiri.
Fungsi Turap dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi sipil turap biasa digunakan untuk
berbagai keperluan konstruksi bangunan, seperti:
1. Turap Baja ukurannya bisa dibuat panjang sehingga konstruksi yang memerlukan
turap yang panjang cocok memakai turap baja. Tetapi bila digunakan untuk
konstruksi yang terkena air laut langsung, misalnya di pelabuhan laut, maka turap
baja sangat jarang, bahkan hampir tidak pernah digunakan karena turap baja tidak
bisa terkena air laut yang dapat membuatnya menjadi berkarat. Beberapa kelebihan
turap baja yaitu; konstruksi lebih ringan dibanding beton, mudah dipancang, dapat
dibongkar dan dipancang, keawetan tinggi, dan mudah dilakukan penyambungan.
1. Turap Beton adalah turap yang paling sering digunakan arena turap beton dapat
dipakai untuk konstruksi yang besar maupun yang kecil. Turap beton biasanya
dibuat di pabrik (prefabricated), sehingga kekuatannya dapat dikontrol dengan
baik. Turap beton juga lebih murah daripada turap baja. Tapi turap beton
mempunyai masalah dengan ukurannya yang terbatas. Stabilitas turap beton yaitu
momen akibat tekanan tanah dan momen pengangkatan, serta tebal minimum ± 20
cm.
Gambar 2.3 turap beton
2. Turap Kayu hanya digunakan untuk struktur yang kecil saja. Keuntungan turap
kayu adalah pengerjaan / instalasinya yang simple serta tidak memerlukan alat-alat
berat pada saat instalasi. Tapi turap kayu memiliki kekuatan yang paling kecil
dibandingkan dengan turap baja maupun turap beton dan turap kayu tidak begitu
tahan terhadap perubahan. Fungsi dari turap kayu yaitu dapat digunakan untuk
dinding penahan tanah yang tidak tinggi, digunakan pada tanah yang tidak
berkerikil, dan banyak digunakan untuk pekerjaaan sementara; Penahan tebing
galian.
Saluran Drainase juga memiliki empat bentuk yang diantaranya sebagai berikut :
1. Bentuk Trapesium
Pada umumnya saluran air drainase memiliki bentuk trapesium yang terbuat
dari tanah. Namun, tidak menutup kemungkinan dapat dibuat dari pasangan
batu dan beton. Bentuk trapesium tersebut dapat menampung dan
menyalurkan limpasan air hujan yang memiliki debit yang sangat besar.
2. Bentuk Persegi
Saat ini pembuatan saluran air sistem drainase sering menggunakan beton
berbentuk persegi. Saluran berbentuk persegi ini biasa terbuat dari pasangan
batu dan beton. Menampung dan menyalurkan limpasan air hujan dengan
debit yang besar menjadi fungsi utama dari saluran air bentuk persegi ini.
3. Bentuk Segitiga
Memiliki bentuk yang cukup aneh dimana hanya memiliki 2 sisi saja yang
menghadap ke tanah membuat saluran air berbentuk segitiga ini sangat jarang
digunakan. Saluran bentuk segitiga hanya digunakan pada kondisi tertentu saja
dimana hanya berfungsi untuk menampung dan menyalurkan limpasan air
hujan dengan debit kecil.
a. Untuk mengendalikan kelebihan air yg berada pada jalan secara aman, efisien,
dan mendukung kelestraian lingkungan.
b. Membantu atau mengurangi genangan yg terjadi yg akan menyebabkan
adanya jentik-jentik nyamuk yang bisa menghasilkan banyak sekali penyakit.
c. Untuk memperpanjang umur asal jalan tersebut dan prasarana fisik lainya.
d. Serta tentunya yang paling krusial adalag sebagian asal perlindungan sumber
daya air.
2.10 Jalan
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk
bangunan pelengkap dan perlengkapannya diperuntukan bagi lalu lintas, dan berada
pada permukaan tanah, diatas permukaan tanah, dan diatas permukaan tanah, serta
diatas permukaan air dan di bawah permukaan air. Fungsi jalan adalah untuk
memenuhi kebutuhan pengguna jalan dalam berlalu lintas dan memiliki manfaat
yaitu untuk memudahkan jalur akses antar wilayah.
Jalan raya adalah jalur-jalur tanah diatas permukaan bumi yang dibuat oleh manusia
dengan bentuk, ukuran-ukuran, dan jenis konstruksinya. Untuk perencanaan jalan
raya yang baik, bentuk geometriknya harus ditetapkan sedemikian rupa sehingga
jalan yang bersangkutan dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada lalu
lintas sesuai dengan fungsinya.
Klasifikasi jalan :
1. Klasifikasi jalan menurut fungsinya
1. Jalan arteri yaitu jalan yang melayani angkutan utama dengan
ciri-ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah
jalan masuk dibatasi secara efisien.
2. Jalan kolektor yaitu jalan yang melayani angkutan
pengumpul/pembagi dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang,
kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi.
3. Jalan lokal yaitu jalan yang melayani angkutan setempat dengan
ciri-ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah
jalan masuk tidak dibatasi.
2. Klasifikasi jalan menurut kelas jalan
Klasifikasi jalan menurut kelas jalan berkaitan dengan kemampuan
jalan untuk menerima beban lau lintas.
3. Klasifikasi jalan menurut medan jalan
Medan jalan di klasifikasikan berdasarkan kondisi sebagian besar
kemiringan medan yang diukur tegak lurus garis kontur.
4. Klasifikasi jalan menurut wewenang pembinaan jalan
Klasifikasi jalan menurut wewenang pembinaan jalan terdiri dari
Jalan Nasional, Jalan Provinsi, Jalan Kabupaten/Kota, dan Jalan Desa.
Berdasarkan undang-undang No.38 Tahun 2004 tentang jalan pasal 9, jalan umum
menurut statusnya dikelompokan ke dalam jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten,
jalan kota, dan jalan desa. Pengelompokkan jalan dinyatakan sebagai berikut :
1. Jalan Nasional merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan
primer yang menghubungkan antar ibu kota provinsi, dan jalan strategis nasional,
serta jalan tol.
2. Jalan Provinsi merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang
menguhubungkan antar ibu kota provinsi dengan ibu kota kabupaten/kota.
3. Jalan Kabupaten merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak
termasuk jalan nasional dan jalan provinsi.
4. Jalan Kota merupakan jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang
menghubungkan antar pusat pelayanan dalam kota.
5. Jalan Desa merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan atau
permukiman didalam desa, serta jalan lingkungan.
BAB III
8. Pemasangan Bekisting
Pemasangan Bekisting bertujuan agar hasil pengecoran sesuai dengan
perencanaan yang ada, dan ukuran nya ( Lebar 60 cm dan Kedalam 15) untuk
Panjang biasa nya menyesuaikan ukuran turap dan tiang pancang yang tersedia.
9. Pemasangan Besi
Setelah dibobok turap dan tiang pancang akan dipasangkan besi yang
bertujuan agar penutup turap dan tiang pancang tidak ada nya pergeseran.
10. Pengecoran
Pengecoran beton merupakan langkah terpenting dalam proses
pembangunan jalan beton. Tentu campuran beton ini haruslah diperhitungkan
dan memiliki kualitas yang baik. Setelah beton sudah dicor maka tutup kembali
menggunakan plastik ataupun karung goni pada permukaannya. Hal ini bertujuan
agar proses pengerasan dapat terbentuk dengan sempurna, setelah mengeras
biasanya beton masih mempunyai gundukan-gundukan kecil. Karenanya
diperlukan proses perlukaan untuk menghaluskan dan meratakannya agar jalan
lebih nyaman dilalui.
11. Perawataan
Perawatan bertujuan untuk menjaga kualitas beton agar terjaga, biasa akan
dilakukan penyiraman sekali dalam beberapa hari.
12. Pelepasan Bekisting
Setelah cukup umur bekisting akan dilepas.
4.2 Pekerjaan Jalan
Urutan pelaksanan pekerjaan :
1. pemasangan bouwplank dan pengukuran
Pekerjaan pemasangan dan pengukuran dilakukan untuk mengetahui batas -
batas lokasi, ketinggian,penetapan dan penentuan ukuran yang tepat dari
rencana pembangunan sesuai dengan gambar rencana kerja. Pekerjaan ini
memegang peranan penting dalam penentuan letak as.
2. Pembersihan lokasi
Pembersihan lokasi ini bertujuan untuk meratakan tanah yang tinggi nya
melebihi perencanaan dan menimbun titik – titik yang memiliki kedalam yang
melebihi perencanaan.
3. Pengecoran lantai kerja
Pengecoran ini dilakukan agar memudahkan pekerja berdiri di atas lahan
datar, dan agar lahan menjadi tidak kotor dan becek.
4. Pemasangan bekisting
Pemasangan Bekisting bertujuan agar hasil pengecoran sesuai dengan
perencanaan yang ada.
5. Pemasangan dowel
Dowel adalah material berupa batang baja yang menjadi penghubung antara
dua komponen struktur pada perkerasan jalan tipe rigid pavement.
Fungsi Dowel :
1. Sebagai penyalur beban yang terdapat pada sambungan yang telah
dipasang dengan separuh panjang terikat dan separuh panjang dilumasi
atau dicat untuk memberi kebebasan bergeser.
2. Untuk menguatkan konstruksi badan jalan sehingga tidak mudah rusak
atau amblas saat menerima beban dari kendaraan yang lewat.
3. Untuk menguatkan konstruksi badan jalan sehingga tidak mudah rusak
atau amblas saat menerima beban dari kendaraan yang lewat.
6. Pengecoran Fs 4,5
Tegangan merentang pada beton sangat penting untuk memastikan beton
tetap utuh dan tidak retak akibat adanya gaya beban yang berbeda di
berbagai arah. Misalnya, ketika terjadi perubahan suhu atau gaya gravitasi
pada struktur beton, tegangan merentang bertindak sebagai penyeimbang ke
belakang untuk mempertahankan kekuatan dan integritas beton. Oleh
karena itu, fs harus dihitung dengan akurat saat merancang struktur beton
untuk memastikan keamanan dan stabilitas. Pengecoran dilakukan
mengunakan Readymix,
7. Perawatan
Perawatan bertujuan untuk menjaga kualitas beton agar terjaga, biasa akan
dilakukan penyiraman sekali dalam beberapa hari.
8. Pelepasan bekisting
Setelah cukup umur bekisting akan dilepas.
6. Pemasangan saluran
Pemasangan saluran dilakukan menggunakan exavactor dan di bantu
oleh tukang
7. Pemasangan bekisting pada saluran
Pemasangan bekisting pada saluran gunanya ialah untuk memberikan
atau menambah ketinggian kedua sisi pada saluran.
8. Pengecoran
Pekerjaan penuangan beton segar ke area bekisting yang telah diberi
tulangan. Sebelum memasuki pekerjaan pengecoran tersebut, dilakukan
pengecekan tulangan dan kondisi bekisting yang sudah siap. Pekerjaan
pengecekan ini dilakukan oleh seorang QC (Quality Control).
9. Pelepasan Bekisting
Untuk melihat hasil dari pengecoran apakah sesuai denga apa yang
diinginkan.
10. Pemasangan penutup saluran
Pemasangan penutup saluran berfungsi sebagai bagian dari saluran
tersebut selain itu penutup saluran juga berfungsi sebagai pengaman
kepada saluran tersebut.
3. Cangkul
Cangkul digunakan untuk menggali, mencungkil, ataupun untuk meratakan tanah,
dalam pekerjaan ini cangkul juga digunakan untuk meratakan dan menarik cor yang
diturunkan oleh Ready Mix.
4. Gerobak Dorong Satu Roda (Artco)
Gerobak dorong digunakan sebagai alat bantu untuk mengangkut atau memindahkan
suatu alat atau mesin dari satu tempat ke tempat lainnya dan juga untuk mengangkut
adukan beton ke tempat pengecoran serta untuk pengangkutan material lainnya seperti
pasir, semen. Dengan menggunakan alat tersebut pengangkutan material dari satu tempat
ke tempat lain dapat lebih mudah dan lebih ringan. Gerobak dorong ini juga digunakan
untuk mengangkut adukan beton yang akan diuji dan mengangkut benda uji yang sudah
keras untuk direndam dalam
5. Mesin Penggetar (Concrete Vibrator)
Concrete Vibrator merupakan suatu alat yang digunakan pada pekerjaan konstruksi
pada saat pengecoran. Alat ini berfungsi memadatkan adonan beton yang dimasukkan
kedalam bekisting. Tujuannya adalah agar angin atau udara yang masih pada ada pada
adonan tersebut dapat keluar sehingga tidak menimbulkan rongga atau lubang. Dengan
melakukan pemadatan dengan mesin vibrator juga mempunyai manfaat untuk
menghasilkan beton yang kuat dan tahan lama serta menghasilkan permukaan yang halus
pada beton.
6. Pompa Air
Pompa air ini digunakan untuk menyedot dan membuang air yang berasal dari air
hujan yang memenuhi ruangan atau bagian pada bangunan dengan menggunakan selang,
sehingga air dapat terbuang dan pekerjaan dapat berlangsung kembali. Dalam proyek ini
pompa air digunakan untuk membuang air pada galian pondasi yang akan dicor dan juga
digunakan mengambil air untuk pengadukan beton pada molen serta untuk
membersihkan bekisting maupun tulangan dari sisa-sisa lumpur sehingga siap untuk
dicor.
7. Gegep
Gegep ini berfungsi untuk membuat ikatan kawat pada tulangan serta untuk
memotong kawat tersebut.
8. Alat Bantu Lainnya
Alat bantu lainnya merupakan peralatan standar dan umum yang dipakai pekerja
atau tukang pada proyek tersebut. Alat bantu ini seperti : sekop, ember, linggis, sendok
semen, benang, palu, gerinda, linggis, meteran, kapak,skop dan air.
BAB V
PENUTUP
5.2 Saran
Beberapa saran yang mungkin dapat menjadi masukan serta evaluasi untuk pekerjaan
konstruksi untuk kedepannya, yaitu :
1. Sebaiknya pekerja meningkatkan kesadaran diri dalam menggunakan Alat Pelindung
Diri (APD) untuk meminimalisir kecelakaan dalam bekerja.
2. Sebaiknya HSE secara rutin melakukan briefing kepada pekerja minimal 1 minggu sekali
agar meningkatkan kesadaran diri pekerja dalam menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD).
DAFTAR PUSTAKA
Capai Mimpi, 2023. Jenis Jenis Konstruksi Jalan Di Indonesia.
https://www.capai-mimpi.com/2023/06/jenis-konstruksi-jalan-di-indonesia.html
Pengadaan, 2022. Pengertian Dowel, Fungsi, Keuntungan, Ukuran, dan Cara Pemasangannya
https://www.pengadaan.web.id/2022/08/dowel-adalah.html
Widiansyah Anugerah, 2023. Perbedaan FS dan FC pada Beton: Pentingnya Memahami Karakteristik
Kekuatan Beton
https://www.localstartupfest.id/faq/perbedaan-fs-dan-fc-pada-beton/
https://jasapengaspalan.co.id/tahap-pengaspalan-jalan/
https://www.scribd.com/doc/250712935/Metode-Pelaksanaan-turap-docx
LAMPIRAN