Peran orang tua sangat penting dalam tumbuh kembang anak karena mereka adalah pendidik utama. Pola asuh yang tepat seperti otoritatif dan pemberian gizi seimbang dapat memengaruhi prestasi belajar dan kesehatan mental anak. Orang tua perlu memahami berbagai gaya parenting dan dampaknya agar dapat mendidik anak dengan baik.
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
6 tayangan4 halaman
Peran orang tua sangat penting dalam tumbuh kembang anak karena mereka adalah pendidik utama. Pola asuh yang tepat seperti otoritatif dan pemberian gizi seimbang dapat memengaruhi prestasi belajar dan kesehatan mental anak. Orang tua perlu memahami berbagai gaya parenting dan dampaknya agar dapat mendidik anak dengan baik.
Peran orang tua sangat penting dalam tumbuh kembang anak karena mereka adalah pendidik utama. Pola asuh yang tepat seperti otoritatif dan pemberian gizi seimbang dapat memengaruhi prestasi belajar dan kesehatan mental anak. Orang tua perlu memahami berbagai gaya parenting dan dampaknya agar dapat mendidik anak dengan baik.
Peran orang tua sangat penting dalam tumbuh kembang anak karena mereka adalah pendidik utama. Pola asuh yang tepat seperti otoritatif dan pemberian gizi seimbang dapat memengaruhi prestasi belajar dan kesehatan mental anak. Orang tua perlu memahami berbagai gaya parenting dan dampaknya agar dapat mendidik anak dengan baik.
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4
Peran orang tua dalam perkembangan
dan pertumbuhan anak
Pada era modern seperti saat ini,pernikahan dini merupakan hal yang wajar terjadi di Indonesia. Kurangnya pemahaman tentang tujuan dan konsep menikah berakibat pada kesalahan dalam melakukan peran sebagai orang tua. Mereka yang menikah muda masih kurang evaluasi akan gaya pengasuhan anak. Memang tidak ada yang melarang mengenai pernikahan dini. Akan tetapi,umur muda adalah umur yang sangat labil dan jika tidak di barengi dengan pengetahuan tertentu akan berakibat pada gaya polah asuh yang bia di bilang kurang baik. Sementara,generasi muda adalah generasi penerus bangsa,yang diharapkan dapat mengharumkan nama bangsa serta dapat meneruskan kepemimpinan di Indonesia. Indonesia sendiri membutuhkan banyak sumber daya manusa yang menunjang baik dari segi pemikiran maupun dari segi perilaku untuk menunjang kemajuan bangsa. Kembali pada topik awal,semua ini kembali pada gaya pola asuh anak sedari kecil. Seseorang dapat memliki mindset dan pemikiran luas jika dia sedari kecil sudah diajari untuk melakukan hal-hal kecil yang mendukung untuk pertumbuhannya. Seperti,orang tua bisa menjadi pendengar setia anak entah itu tentang keluhan,kebahagiaan dan keseharian anak. Jika dalam pertumbuhannya ia merasa bahagia dan dapat menentukan pilihannya,saat dewasa pula ia akan dapat melakukannya. Kesalahan dalam pola asuh anak juga dapat berakibat pada anak yng menjadi korban kekerasan. Tidak sedikit pula orang tua yang melakukan hubungan inses dengan anak kandung sendiri. Kejadian-kejadian keji lainnya juga banyak terjadi yang bahkan akal saj tak mampu untuk menjangkaunya. Tapi orang-orang tersebut mampu melakukannya tanpa merasa dosa. Pentingnya memahami tugas dan kewajiban sebelum dan sesudah menikah serta konsekuensi dari sebuah pernikahan. Remaja perlu mendapatkan edukasi bahwa dalam melaksanakan pernikahan perlu memahami hak dan kewajiban yang harus dilakukan. Pemahaman ini bertujuan agar para remaja tidak mewajarkan pernikahan yang terkesan terburu-buru tanpa persiapan yang matang,juga menghilangkan pemikiran kuno bahwa jika tidak segera menikah maka akan jadi perawan tua ataupun bujang lapuk. Remaja juga harus memahami bahwa menikah bukanlah sebuah guyonan ataupun lelucon yang dapat di jadikan mainan,perlu persiapan yang matang serta kesiapan diri untuk melaksanakan kejwajiban. Dalam era modern seperti saat ini,edukasi tentang pernikahan dan parenting sudah sangat mudah diakses lewat media social. Namun,edukasi ini perlu disebarluaskan pada seluruh penjuru Indonesia baik di kota-kota besar maupun pelosok-pelosok daerah yang masih sangat jarang tersentuh oleh perkembangan jaman dam pemerataan pembangunan. Karena,semua warga berhak mendapatkan edukasi ini tanpa memandang ras,suku,budaya,maupun agama. Peran orang tua dalam tumbuh kembang anak sangatlah penting,karena orang tua adalah pendidik utama seorang anak. Factor yang dapat memengaruhi keterlibatan orang tua diantaranya adalah pengetahuan parenting. Parenting sendiri adalah sebuah kemampuan mengenai cara menumbuhkembangkan anak melalui interaksi antara anak dan orangtua. Pola asuh yang di sampaikan dengan baik dan tepat tentnya akan berdampak baik pada kepribadian dan tumbuh kembang anak. Inilah mengapa orangtua atau pasangan yang akan menikah perlu memhamai berbagai konsep parenting style dan efeknya terhadap anak. Penting juga bagi orangtua mengetahui bahwa parenting style yang diterapkan sudah tepat dan dapat menjaga kesehatan mental anak. Parenting atau pola asuh terbagi menjadi empat jenis yaitu; 1. Otoritatif Pola asuh otoritatif juga dikenal dengan pola asuh demokratis. Jenis pola asuh ini mengutamakan komunikasi dua arah yaitu antara orangtua dan anak. Orangtua dengan pola asuh otoritatif berusaha mendukung,responsive dan berusaha mendengarkan pendapat anak. Orang tua dengan pola asuh ini juga tetap memberi pengawasan serta batasan-batasan serta mendorong anak untuk tetap mandiri. Pengaruh pola asuh otoritatif terhadap anak: Cenderung tidak menunjukkan kekerasa Cenderung mencapai keberhasilan dalam bidang akademik Dapat mengendalikan diri dengan baik 2. Otoriter Orang tua yang menerapkan pola asuh otoriter memiliki control sangat tinggi terhadap anak,sedangkan tingkat responsifnya rendah. Pola asuh ini hanya mengutamakan komunikasi satu arah dengan berbagai larangan dan perintah secara ketat. Tak jarang pula orangtua dengan pola asuh ini memberi hukuman fisik dan disiplin keras untuk mengendalikan perilaku anak. Yang pastinya,ini semua juga akan berdampak pada kesehatan mental anak. Dampak pola asuh otoriter terhadap anak: Sulit mengambil keputusan sendiri Sering menunjukkan banyak masalah dalam berperilaku Tidak berani mengemukakan pendapat 3. Permisif Orangtua dengan pola asuh permisif cenderung mengutamakan kenyamanan anak dan memposisikan diri sebagai “teman”. Anak yang menerima pola asuh ini juga jarang menerima larangan-larangan serta disipilin yang ketat. Namun di sisi lain,orangtua menjadi lemah terhadap permintaan anak sehingga orangtua sulit untuk berkata “tidak”dan cenderrung memanjakan anak. Akibatnya anak tidak memahami batasan-batasan dan cenderung akan menunjukkan sifat ini saat dewasa: Impulsive dan agresif Memiliki control diri yang kurang baik Cenderung egois dan mendominasi 4. Neglectful Karakteristik pola asuh neglectful diantaranya tidak memberikan batasan dengan tegas,tidak memperhatikan kebutuhan anak. Singkatnya, pola asuh ini dimiliki oleh orangtua yang bersikap acuh kepada anak. Pola asuh ini dapat disebabkan oleh orangtua yang depresi,memiliki gangguan kesehatan mental,menjadi korban pelecehan atau kekerasan,atau mengalami masa anak-anak yang diabaikan sehingga mereka melakukan hal yang sama terhadap anaknya Dampak pola asuh neglectful terhadap anak: Kurang percaya diri Terlihat tidak bahagia Memiliki resiko bear terhadap gangguan mental Setiap pola asuh menggunakan pendekatan berbeda-beda terhadap anak dan juga memiliki kelebihan serta kekurangan sendiri. Selain melalui pendekatan diatas,yang perlu diperhatikan dalam tumbuh kembang anak adalah gizi seimbang yang dapat membantu proses pembentukan sel-sel kekebalan tubuh dan juga merangsang pembentukan otak pada anak. Gizi seimbang sangat diperlukan untuk tumbuh kembang anak,dengan gizi seimbang dan tubuh sehat anak akan mampu mencapai prestasi belajar yang tinggi. Gizi seimbang bukan dari makanan saja,tetapi dari pola hidup sehat lainnya,seperti rajin berolahraga dan membiasakan berperilaku bersih. Melansir dari akun instagram kemendikbud,ada 4 prinsip pilar gizi seimbang untuk anak usia dini yang harus diterapkan orangtua. Yaitu:
Mengonsumsi makanan sehat
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) Melakukan aktivitas fisik Menimbang berat badan Pendekatan dalam tahap awal bisa dilakukan dengan membangun kemitraan antara orangtua dan lembaga. Orangtua adalah pendidik utama dan yang paling mengerti anak,sementara lembaga PAUD hanya membantu orangtua agar pembelajaran lebih efektif dan optimal. Lembaga paud perlu mengajak orangtua berpartisipasi dalam pemebelajaran. Orangtua harus menjadi pendamping yang baik agar pelajaran di lembaga dan di rumah seimbang serta dapat berpengaruh baik terhadap tumbuh kembang anak. Lagi-lagi kami tekankan bahwa peran orangtua dalam tumbuh kembang anak sangatlah penting. Peran orangtua dalam mendidik anak melibatkan lebih dari sekedar memberi rasa aman dan percaya diri saja. Terkadang,tak sedikit pula orangtua yang keliru memahami bahwa pendidikan anak sepenuhnya berada pada tanggung jawab guru. Sejatinya,pendidikan pertama seorang anak berawal dari rumah. Anak adalah peniru handal dari apa yang mereka lihat. Mereka benar-benar akan melakukan apa saja yang dilihatnya. Oleh karena itu,orangtua perlu menjadi teladan yang baik agar anak dapat meniru kebaikan tersebut. Keteladanan tersebut sebaiknya juga diberikan orangtua sedari kecil,menanamkan kepribadian yang baik agar kelak saat dewasa sang anak juga akan memiliki sifat yang baik. Penelitian lain dari National Education Coalition for Parent Involvment in Education menunjukkan bahwa tidak peduli pendapatan atau latar belakang orangtua ,asal mereka terlibat dalam pendidikan anak akan membuahkan hasil yang baik. Pentingnya peran orangtua terhadap pendidikan orangtua bukanlah hal sepele. Karena, pendidikan adalah modal utama yang harus dimiliki setiap individu untuk menghadapi perkembngan zaman. Pada era modern seperti saat ini,para orangtua sudah mulai sadar dan mencoba untuk memberikan yang terbaik untuk pendidikan anaknya. Membimbing dengan hati-hati serta memberi arahan yang tepat agar anak tidak sampai terjerumus pada jalan yang salah. Terkadang juga ada orangtua yang menganggap bahwa kekerasan adalah jalan yang benar untuk menghadapi anak yang malas belajar atau malas mengerjakan pekerjaan rumah. Tapi,jika rangtua yang memperhatikan betul bagaimana kekerasan dapat berdampak pada tumbuh kembang anak,maka orangtua tersebut akan cenderung memberikan pandangan cerah terhadap anak. Kunci dari suksesnya parenting adalah kesadaran orangtua akan setiap kebutuhan tumbuh kembang anak baik dalam pendidikan formal maupun informal,baik dalam lingkungan keluarga maupun pertemanan,baik dalam pendidikan maupun gizi-gizi seimbang yang telah kami paparkan diatas. Semua ini akan berhasil bila orangtua benar-benar mengetahui pentingnya mempelajari parenting style agar dapat mencetak pribadi anak bangsa yang cerdas dan dapat mengaharumkan nama Indonesia. Keberhasilan parenting style berawal dari orangtua yang bijak dengan gaya apa ia akan mendidik anak- anaknya. Parenting style berhasil,maka anak-anak juga akan menjadi sosok yang hebat. Saat menjadi orangtua si anak juga akan melakukan hal yang sama pada anaknya siklus ini akan terus berlanjut dengan baik jika awalnnya baik dan akan terus mencetak anak-anak cerdas dengan mental yang sehat. Oleh sebab itulah,para remaja di Indonesia perlu diberikan edukasi mengenai pengaruh orangtua dalam tumbuh kembang anak. Mereka perlu mengerti bahwa orangtua adalah pendidik utama seorang anak,agar mereka tidak buru-buru menikah tanpa persiapan yang matang dan kesiapan menjadi orangtua yang harus terus membersamai langkah anak dalam hidupnya. Karena,sebuah Negara dapat menjadi negara maju salah satu faktornya adalah dengan kualitas SDM Negara tersebut. Inilah pentingnya mengapa seorang remaja harus benar-benar memahami serta mengedukasi diri sebelum menikah dan mempersiapkan generasi yang gemilang.