Tugas Kelompok Tata Kelola Pemerintahan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3

Nama kelompok :

M. Dandy Dwi Putra R. 41183506220039

Ardhana Anugerah Septian W.41183506220017

M. Fahril Ilmi 41183506220029

Good governance atau Tata kelola yang baik merupakan suatu proses pengambilan keputusan
dan pelaksanaannya yang dapat dipertanggungjawabkan bersama. Prinsip umum pemerintahan yang
baik meliputi efektivitas, efisiensi, transparansi, akuntabilitas, partisipasi dan supremasi hukum. Tata
kelola pemerintahan yang baik di Indonesia merupakan kebutuhan mendesak dalam upaya mewujudkan
pemerintahan daerah atau pemerintahan daerah yang efektif, efisien, mandiri dan bebas dari korupsi,
kolusi, dan nepotisme (KKN). Dalam konteks otonomi daerah, penerapan tata kelola pemerintahan yang
baik di tingkat daerah penting dilakukan untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih, otoriter, dan
mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan kesejahteraan warganya.

Salah satu Daerah yang sudah menerapkan prinsip Good Governance yaitu di Pemerintahan
Kabupaten Blitar. Bupati Blitar, Dr. H. Rijant MM mengadvokasi pemerintahan yang bersih, baik dan
transparan di Kabupaten Blitar. Salah satu inisiatifnya adalah dengan mengadakan loka karya antikorupsi
pada 16 Oktober 2018 di Pendopo Agung Longo Hadinegoro. Tujuannya adalah untuk meminimalisir
tindak pidana korupsi dan kerugian keuangan pemerintah, serta mewujudkan pemerintahan yang bersih,
akuntabel, dan transparan.

Temuan penelitian menunjukkan bahwa penerapan prinsip good governance mencakup prinsip
demokrasi, yaitu melalui penyelenggaraan Muslembang yang dilaksanakan oleh Bapeda. Prinsip
transparansi didasarkan pada kemudahan akses, meskipun informasi saat ini sulit diakses oleh
masyarakat umum. Prinsip akuntabilitas tertuang dalam Peraturan Bupati Nomor 69 Tahun 2016 tentang
Struktur Organisasi BPKAD. Prinsip budaya hukum yang berlaku mengacu pada Peraturan Pemerintah
Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pejabat Publik. Selain itu, prinsip keadilan dan kesetaraan berlaku
dan dirancang untuk melayani masyarakat dengan melindungi dan mengutamakan hak-hak masyarakat
Hambatan penerapan prinsip good governance dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah
Kabupaten Blitar adalah aspirasi masyarakat yang tidak terealisasi karena keterbatasan APBD.
Implementasi program kegiatan belum bisa mencapai 100% karena lembaga daerah kurang memberikan
perhatian terhadap isu tata kelola pemerintahan yang baik. Hambatan dalam mencapai tujuan antara
lain (1) profesional HR tidak memiliki keterampilan yang sesuai di bidangnya; (2) Kesulitan dalam kontrak
kerja adalah sebagian kontrak kerja terikat dengan kepentingan politik.

Kekurangan dalam layanan pemerintah Provinsi Pekanbaru mungkin termasuk lambatnya


respons terhadap kebutuhan masyarakat, kurangnya transparansi dalam pemberian layanan publik, dan
potensi hambatan terhadap efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya. Selain itu, birokrasi yang
rumit dan kurangnya inovasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik juga dapat menghambat
optimalisasi pelayanan. Perluasan dan peningkatan infrastruktur pelayanan juga dapat menjadi aspek
yang perlu dipertimbangkan untuk lebih memenuhi kebutuhan masyarakat.
Asas-asas pemerintahan yang baik Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KoAk (2002: 55), asas
meliputi pengertian “asas” (kebenaran yang merupakan asas dasar berpikir dan bertindak, dan
sejenisnya). Secara harafiah asas dapat diartikan sebagai pedoman pokok yang diyakini kebenarannya
sehingga dijunjung tinggi oleh seseorang atau kelompok . Selain itu juga penting bagaimana prinsip-
prinsip tersebut diterapkan secara harmonis dan seimbang agar tidak menimbulkan kerancuan dan
kesenjangan (duplikasi) dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan berbangsa. Institut
Pemerintahan Negara memberikan definisi mengenai tata pemerintahan yang baik.

Artinya, dengan menjaga sinergi interaksi konstruktif antara negara dan swasta, kita akan menjamin
penyelenggaraan pemerintahan negara yang sehat, bertanggung jawab, efisien, dan efektif, serta
interaksi konstruktif antara perusahaan swasta.

Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 menyatakan bahwa prinsip-prinsip penyelenggaraan
pemerintahan yang baik adalah:

1. profesionalisme.

Meningkatkan keterampilan dan moral penyelenggara pemerintahan untuk memberikan layanan yang
sederhana, cepat, akurat dengan harga terjangkau.

2. Akuntabilitas.

Memperkuat akuntabilitas pengambil keputusan di segala bidang yang mempengaruhi kepentingan


masyarakat.

3. Transparansi

Membangun rasa saling percaya Menghubungkan pemerintah dan masyarakat dengan menyediakan
informasi dan menyediakan informasi yang akurat dan relevan.

4. Pelayanan prima

Yaitu terselenggaranya pelayanan publik dengan praktik yang baik, kejelasan harga, kepastian waktu,
kemudahan akses, integritas sarana dan prasarana, serta pelayanan yang ramah dan disiplin.

5. Demokrasi dan partisipasi.

Mendorong seluruh warga negara untuk menggunakan haknya dengan mengekspresikan pandangannya
dalam proses pengambilan keputusan.

Hal ini secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi kepentingan masyarakat.

6. Efisiensi dan efektivita

Dengan menjamin ketentuan sebagai berikut: Melayani masyarakat melalui penggunaan sumber daya
yang tersedia secara optimal dan bertanggung jawab.

7. Supremasi hukum dan penerimaannya oleh seluruh Masyarakat

Penegakan hukum yang adil bagi semua pihak tanpa kecuali, perlindungan hak asasi manusia dan
penghormatan terhadap nilai-nilai.
hidup di masyarakat.

Sebaliknya secara konseptual v.

Smith (2007) menjelaskan adanya agenda good governance. Hal-hal tersebut adalah akuntabilitas, hak
asasi manusia, supremasi hukum, desentralisasi kekuasaan politik, pluralisme politik, partisipasi,
pemberantasan korupsi, transparansi, efisiensi, dan ekonomi.

Pembaruan.

Dalam studi ini, peneliti hanya mempertimbangkan tiga tantangan tata kelola yang baik, Hal itu
diungkapkan Smith (2007) yaitu aspek akuntabilitas, transparansi dan kepastian hukum .

Referensi

UPAYA MENCIPTAKAN GOOD AND CLEAN GOVERNMENT. (2021, januari 6). Retrieved from
KementerianPUPR: https://pu.go.id/berita/upaya-menciptakan-good-and-clean-government

Hadi, S. (n.d.). ONTOLOGI DESENTRALISASI FISKAL. ONTOLOGI DESENTRALISASI FISKAL.

Sumatri, Z. B. (2019). PENERAPAN PRINSIP GOOD GOVERNANCE. PENERAPAN PRINSIP GOOD


GOVERNANCE.

Anda mungkin juga menyukai