Jiunyykpe Ns s1 1999 24495026 19867 Tabung Chapter2
Jiunyykpe Ns s1 1999 24495026 19867 Tabung Chapter2
Jiunyykpe Ns s1 1999 24495026 19867 Tabung Chapter2
LANDASAN TEORI
1. PERPINDAHAN PANAS
karena adanya perbedaan temperatur di antara benda atau material dan panas
akan mengalir dari temperatur tinggi menuju ke temperatur yang lebih rendah.
Konduksi.
- Konveksi.
- Radiasi.
medium yang diam (fluida atau benda padat), sedangkan konveksi adalah
perpindahan panas yang terjadi antara suatu permukaan dengan fluida yang
tersebut. Dan radiasi adalah perpindahan panas yang terjadi antara dua benda
1.1 Konduksi
diantara suatu bagian ke bagian lain dalam suatu benda ataupun dalam
sisinya. Konduksi juga dapat terjadi diantara suatu benda ke benda lain,
normal:
q_ dT_
A~ dx (2-1)
jari dalam n, jari-jari luar r0, dan panjang L, dengan adanya perbedaan
qt=-k.2.n.r.L.— (2.3)
dr
= ln(r./r l ) (2 5)
^ 2.7t.k.L
Gambar 2.1
rangkap berbentuk silinder. Untuk sistem tiga-lapis seperti pada gambar 2.2,
T -T
q
'~ \n(r2lrx) | ln(r3/r2) | ln(r„/r3) (2 6j
2.7t .kA.L 2.n .kB.L l.it .kc.L
1.2 Konveksi
karena adanya gerakan molekul fluida secara random (diffusion) dan juga
karena adanya kecepatan atau gerakan dari fluida itu sendiri. Perpindahan
kecepatan fluida akan terjadi dengan makin jauhnya fluida dari permukaan
Konveksi paksa dapat terjadi ketika aliran yang terjadi disebabkan karena
adanya kekuatan dari luar seperti karena pompa, kipas angin, atau angin,
Kekuatan buoyancy ini timbul dari variasi massa jenis yang disebabkan
dengan permukaan jalan raya yang panas akan memiliki massa jenis yang
lebih rendah daripada udara yang lebih dingin yang berada diatas jalan raya
tersebut. Sehingga sirkulasi akan terjadi dimana udara panas akan bergerak
ke atas dari permukaan jalan raya dan udara dingin akan bergerak turun.
Gambar 2.2
DENGAN ANALOGILISTRDC
Streamline
Gambar 2.3
q" = h . ( T s - T n )
Tn = temperaturfluida(°K)
q«h.Ai.(T.-f;) (2.7)
(2.8)
Reo- *"'«•"'
kritis Re = 2300
turbulens Re >2300
U
A.m
ReD=——
n.a,.fi
h*d
NUD = '- = 4,36 -> untuk qs" = konstant. (2.9)
K
Nu D = 0,023.Re^.Pr" <211)
_c£lM
Pr
k
dalam dan tabung bagian luar. Pada masalah ini fluks pada masing-
qi" = h i . ( T M - T m ) (2.12)
Xu.=hii£lL ( 2.! 4 )
k
NU0=^JL (2.15)
° k
dimana: Dh = diameter hidrolis
D h = ^ (2.16)
4.(W4).(Z) 0 2 -A 2 ) (217)
K.D0+7lI>i
maka nilai dari NUJ dan Nuo dapat diperoleh dari tabel 2.1.
14
Tm. u,
Gambar 2.4
Tabel2.1
0 3.66
0.05 17.46 4.06
0.10 . 11.56 4.11
0.25 7.37 4.23
0.50 5.74 4.43
1.00 4.K6 4.X6
yang mengalir diluar suatu pipa, fluida yang mengalir dapat juga
p.V.D V.D
X*D=- =
fi V
Jika Reo < 2 x 105 maka titik kritis terjadi pada 6 w 80°,
sedangkan jika Reo > 2 x 105 maka titik kritis terjadi pada 0 « 140°.
15
(Gambar 2.5) Titik kritis yang dimaksud di sini adalah titik dimana
".W:
Gambar 2.5
Tabel 2.2
ReB C m
sebagai berikut:
KReD<10 6
Semua properties didapatkan pada Too, kecuali Prs, dimana nilai Prs
didapatkan pada Ts. Nilai C dan m dapat dilihat pada tabel 2.3,
sebuah persamaan yang dapat mencakup semua daerah Reo dan juga
NuD =0,3 +
0,62.Re D ^.Pr^
1+
r ReD y* (2.20)
%'
v, • 28200J
i+fM]
memiliki nilai Reo . Pr > 0,2 , dan semua properties didapatkan pada
temperatur film
17
Tabel 2.3
1.3 Radiasi
beberapa jenis, dan radiasi termal hanya merupakan salah satu jenisnya.
Kecepatan ini sama dengan hasil kali panjang gelombang dengan frekuensi
radiasi: C-X..V
dimana:
C = Kecepatan cahaya
X = Panjang gelombang
v = Frekuensi
dan A (angstrom).
Dimana: 1A = 10"8cm
lum=10" 6 m
E = h. v
18
,-8 W
Konstanta Stefan-Boltzman = 5,669.10" 2 rs4
m\K
W 4
bila Eb dalam —r dan T dalam K
m
pada gambar tersebut pada sisi bagian dalam mengalir fluida panas dan pada sisi
dinyatakan dengan :
=hA.AA.{TsA-T^)
masing lapisan, dimana besamya konveksi untuk satu buah lapisan adalah :
q=h.l.n.r.L. AT
T -T
a= Vi_Vi (2.22)
Hr
1 | ln(r 2 /r,) | ln(r 3 /r 2 ) | ln(/- 4 //- 3 ) | 1
2x.rvL.hx 2.nkA.L 2.nkB.L 2.nkc.L 2.n.rA.LhA
Persamaan (2.22) juga dapat dinyatakan dalam:
dimana Ai = 2 . % . t\. L
t / = !
1
1 r, , /% r. . r, r, . r. r. 1 (224)
—+- L ln- ? -+- L ln^-+- L ln- ± +- L —
h, kA rx kB r2 kc r3 rAhA
Persamaan (2.23) juga dapat dinyatakan dengan luas penampang A2, A3,
Besarnya nilai dari U2, U3, dan U4 merupakan hasil bagi antara Rtot"1
Tipe dari alat penukar panas dapat diklasifikasikan menurut arah aliran
dan tipe dari konstruksinya. Alat penukar panas yang paling sederhana adalah
alat penukar panas yang mana cairan panas dan dingin bergerak dalam arah yang
sama atau berlawanan dalam sebuah tabling konsentris. Dalam aliran paralel
saperti pada gambar 2.6a, cairan panas dan dingin masuk pada ujung yang sama,
mengalir dalam arah yang sama dan keluar pada ujung yang sama pula Pada
aliran berlawanan seperti pada gambar 2.6b, cairan masuk pada ujung yang
berlawanan, mengalir dalam arah yang berlawanan dan keluar pada ujung yang
berlawanan pula.
20
Gambar 2.6
Jika q adalah laju perpindahan panas total antara cairan panas dan dingin
seperti pada gambar 2.7 dan perpindahan panas antara alat penukar panas
dengan lingkungan diabaikan, dan perubahan energi kinetik dan potensial juga
berikut:
(2 27)
«-«..((M-'M) -
cairan panas dan dingin, dimana i dan o menunjukan kondisi fluida masuk dan
keluar.
q=mh.cp_h.{Th,-TKo) (2.28)
q=mc.cp,XTc>0-Tc^ (2.29)
"/,
i*.< C>| q | t>'A..,. Th.„
p yll I^ X, heat transfer
mt tC surface area
{:•-;. " j—>ic.o.rc.„
r-r-: --T.---7-------71
Gambar 2.7
laju total perpindahan panas (q) dengan perbedaan temperatur (AT) antara cairan
q=U.A.ATm (2.31)
penukar panas.
paralel dari alat penukar panas dapat dilihat pada gambar 2.8. Perlu
dingin tidak akan melebihi temperatur keluar dari cairan panas. Pada
penukar panas.
q=U.A.ATlm <2-32>
AT2-AT, AJ\-AJ\2
AT,=
ta
, AT2 . AT < 2 - 33 )
In—- In— L
A7; AT2
Ingat bahwa untuk aliran paralel :
barlawanan dapat dilihat pada gambar 2.9. Perlu diketahui bahwa pada
Gambar 2.8
T1 c, o X
Gambar 2.9
5. EFEKTIYTTAS
sebagai:
ditinjau terlebih dahulu apakah tujuan dari alat penukar panas tersebut, jika
24
q=rnc.cpc.(TC0-Tci)
q=mh.cph.(Thi-Th0)
akan didapat bila salah satu fluida mengalami perubahan suhu sebesar beda suhu
maksimum yang terdapat dalam penukar panas itu, yaitu selisih antara suhu ma-
suk fluida panas dan fluida dingin. Fluida yang mungkin mengalami beda suhu
maksimum ini ialah yang nilai m.c nya minimum. Jadi perpindahan panas mak-
Dimana:
Dengan demikian :