Tugas
Tugas
Tugas
Oleh
Kuswanto, Suroso,Sungkono
Jurusan : Teknik Mesin Fakultas: Teknik dan Sains
Jl.Sawo Manila ,Pasar Minggu Jakarta12520
ABSTRAK
Alat penukar kalor berfungsi memindahkan panas dari system pendingin primer ke system
sekunder dan diteruskan ke atmosfir melalui menara pendingin. Penukar kalor tipe shell and
tube dengan arah aliran berlawanan merupakan salah satu komponen utama system pendingin
pada reactor serba guna G.A Siwabessy.Harga koefisien perpindahan panas kondisi bersihsaat
komisioning penukar kalor I dan penukar kalor II U1 = 3720.571 W/m2 .0C dan U2 =
4111.859 W/m2.0C, harga koefisien perpindahan panas sebelum dan sesudah dilakukan
penggantian blower pada menara pendingin pada penukar kalor I dan penukar kalor II
masing-masing U1 = 2409.937 W/m2.0C dan U2 = 2854.9 W/m2. 0C dan U1 = 3512.407
W/m2.0C dan U2 = 3149.983 W/m2.0C,terjadi peningakatan untuk kerja penukar kalor
sebesar 29.64% unutk penukar kalor I dan penukar kalor II 7.18% untuk penukar kalor II.
Kata kunci : Analisis, alat penukar kalor, koefisien perpindahan panas, factor pengotor untuk
kerja.
I Pendahuluan
RSG – GAS merupakan reactor riset atau penelitian kolam dengan daya termal 30 MW. RSG
– GAS memiliki dua system pendingin utama yaitu system pendingin primer dan system
pendingin sekunder. Untuk menjaga kondisi alat penukar kalor tetap terjaga dengan baik
diperlukan suatu teknik perawatan yang baik. Penukar kalor yang digunakan tipe shell and
tube, yang apabila telah lama beroperasi di mungkinkan timbul kerak dan lumut yang dapat
mengurangi kemampuan penukar kalor memindahkan panas. Karakteristik perpindahan panas
(U) dan factor pengotor (fouling factor) pada alat penukaran kalor sebelum dan sesudah
dilakukan perawatan dan penggantian suku cadang pada menara pendingin.
Tujuan penelitian: adalah untuk mengetahui unjuk kerja dari alat penukar kalor tipe shell and
tube pada RSG – GAS Serpong yang meliputi : perhitungan koefisien perpindahan panas dan
factor pengotor sebelum dan sesudah dilakukan perawatan dan perbaikan pada menara
pendinginnya.
Perumusan Masalah : Semakin lama alat penukar kalor beroperasi dimungkinkan timbul
kerak dan lumut yang mengganggu koefisien perpindahan panas pada alat penukar kalor.
Dengan demikian diperlukan pemantauan karakteristik perpindahan panas dan factor
pengotor pada alat penukar kalor.
II DASAR TEORI
Perpindahan panas
Perpindahan panas atau alih bahang (heat transfer) adalah untuk meramalkan perpindahan
energi karena perbedaan suhu diantara benda atau material. Proses perpindahan panas dapat
terjadi dengan 3 cara yaitu1) :
♦ Konduksi
♦ Konveksi
♦ Radiasi
Qk = k . A . ΔT
L
Dimana :
Qk : Laju perpindahan panas (W)
K : koefisien konduktifitas termal dari benda yang memindahkan panas (W/(m 2.0C))
A : luas permukaan penghantar panas (m2)
L : lebar/tebal benda yang memindahkan panas (m)
ΔT : selisih temperatur antara dinding bahan penghantar panas ( 0C)
Qc = hc.AΔT
Dimana:
Q=Q1=Q2=Q3
Dimana:
Q : laju perpindahan panas (W)
1
Q : laju perpindahan panas antara dinding 1 dengan dinding 1 (W)
Q2 : laju perpindahan panas antara dinding 1 dengan dinding 2 (W)
Q3 : laju perpindahan panas antara dinding 1 dengan dinding 3 (W)
Besarnya harga Q1, Q2 dan Q3 dapat dirumuskan berturut-turut sebagai berikut 1) :
Q1 = h1.A1.ΔT1 (konveksi)
Q2 = k . Aw.ΔTW (konduksi)
h
Dimana:
h1 : koefisien perpindahan panas antara medium 1 dan dinding 1 (W/(m 2.0C))
A1 : luas permukaan dinding 1 (m2)
ΔT1 : selisih suhu antara medium 1 dan permukaan dinding 1 (t 1-t2) (0C)
k : koefisien konduktifitas panas dingin (W/(m2.0C))
L : tebal diding (m)
Aw : luas dinding 1(m2)
h2 : koefisien perpindahan panas antara dinding 2 dengan medium 2 (W/(m 2.0C))
A2 : luas dinding 2 (m2)
ΔT2 : selisih temperatur antara dua dinding dengan dinding 2 (t 1-t2) (0C)
Laju perpindahan panas dapat dihitung dengan cara mencari laju perpindahan panas
keseluruhan yang dirumuskan sebagai berikut:
Q = U1.A1. ΔTm1
Atau dari medium 2 ke medium 1:
Q = U2.A2. ΔTm2
Nilai dari U1 dan U2 dapat dicari masing-masing dengan rumus:
U1 = 1
1 + A1.L + A1 + FF
h1 k. Aw h2.A2
dan
U2 = 1
Aw + Aw.L + 1 + FF
h1.Aw k. Aw h2
dimana:
U1, U2 : koefisien perpindahan panas keseluruhan dari medium 1 ke medium 2
dan sebaliknya (W/(m2.0C))
ΔTm1, ΔTm2 : selisih suhu rata-rata sebenarnya dari medium 1 ke medium 2 dan
sebaliknya (0C)
FF : koefisien factor pengotor (fouling factor) karena adanya lapisan kerak pada
dinding
Untuk menetukan laju perpindahan panas (Q) dengan aliran masa yang diperhitungkan
adalah:
Q= Qp = Qd
Dengan besarnya berturt-turut:
Q = U.A. ΔTm
Qp = mp. ΔTp
Qd = mp.cpd. ΔTd
Dimana:
Q : laju perpindahan panas alat penukar kalor (W)
Qp : laju perpindahan panas pada fluida yang lebih panas (W)
Qd : laju perpindahan panas pada fluida yang lebih dingin (W)
mp, mp : laju aliran massa fluida panas,fluida dingin (kg/s)
cpp, cpd : panas jenis fluida panas, fluida dingin (J/(kg. 0C))
ΔTp, ΔTd, ΔTm : selisih suhu fluida panas,fluida dingin dan selisih temperatur rata-rata
sebernya (0C)
Alat penukar kalor: merupakan suatu peralatan yang fungsinya memindahkan panas dari
suatu fluida yang suhunya lebih tinggi ke fluida suhunya lebih rendah
Faktor Pengotor
Rf = 1 1
-
Ukotor Ubersih
Penentuan masalah
Pengumpulan data
Pengolahan data
Selesai
Tabel 4.1 data suhu masuk dan keluar kondisi komisioning penukar kalor I
Tabel 4.2 data suhu masuk dan keluar kondisi komisioning penukar kalor I
Diketahui :
T1 = 40.23 oC Ť =39,965 oC
T2 = 33,7 oC
T1 = 33,792 oC Ť =35,68 oC
T1 = 37,751 oC
Efektifitasnya adalah
ε = Δ Th = 37,571-33,792 = 0,5787
ΔTmaks 40,23-37,7
Menghitung NTU
:1,2909
a. pertukaran kalor II
Diketahui :
T1 = 39,62 oC Ť = 3,6 oC
T2 = 33,59 oC
T1 = 33,56 oC Ť =35,67 oC
T1 = 37,175 oC
Efektifitasnya adalah
ε = Δ Th = 38,48-35,45 = 0,5976
ΔTmaks 42,11-37,04
Menghitung NTU
:1,4139