Makalah Dasar Dasar Akuakultur
Makalah Dasar Dasar Akuakultur
Makalah Dasar Dasar Akuakultur
EKOLOGI AKUATIK
Nasrul A.Buka
Nasrul A.Buka
O 271 21 068
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui :
Mengetahui :
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya
1. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan serta doa selama saya
melalukan praktikum.
2. Dr. Ir. Jusri Nilawati, M. Sc Selaku dosen koordiator Praktek Mata Kuliah
Ekologi Akuatik
Praktek Lapang Ekologi Akuatik ini, namun sebagai manusia tidak luput dari
kesalahan. Oleh karena itu dengan penuh rasa rendah hati penulis menerima
kritikan dan saran yang sifatnya membangun. Semoga laporan praktek lapang
ekologi akautik dengan judul Ekosistem Perairan Tawar ini dapat memberikan
Muh. Rafal
4
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL............................................................................. i
HALAMAN JUDUL................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................... iii
UCAPAN TERIMA KASIH.................................................................... iv
DAFTAR ISI.............................................................................................. v
DAFTAR TABEL..................................................................................... iiv
DAFTAR GAMBAR................................................................................. vii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................ 1
1.2 Tujuan.......................................................................................... 2
1.3 Manfaat........................................................................................ 2
BAB 2 METODE PRAKTIKUM
2.1 Waktu dan Tempat...................................................................... 3
2.2 Alat dan Bahan............................................................................ 3
2.3 Perosedur Kerja........................................................................... 4
BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Kondisi Sungai Umum Sungai Bumi Perkemahan Anoa Paneki 5
3.2 Keanekaragaman Fauna di Sungai Bumi Perkemahan Anoa
Paneki.......................................................................................... 6
3.2.1 Ular Viber Hijau (Trimeresurus albolabris)............................ 6
3.2.2 Kodok Telaga (Fejarverya limnocharis) ................................. 7
3.2.3 Kumbang Penyelam (Hydrophiloidae) ................................... 8
BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan...................................................................................... 9
4.2 Saran............................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
5
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Sungai Bumi Perkemahan Anoa Paneki ............................. 5
Gambar 3.2 Ular Viber Hijau (Trimeresurus albolabris) ...................... 6
Gambar 3.3 Kodok Telaga (Fejervarya limnocharis) ............................ 8
6
BAB 1 PENDAHULUAN
Perairan umum daratan di Indonesia mencapai 13,85 juta ha yang terdiri atas
12,0 juta ha sungai dan paparan banjir, 1,8 juta ha danau alam, dan 0,05 ha danau
buatan atau waduk. Dari Keseluruhan perairan umum daratan di Indonesia, 65%
luas perairan umum daratan dari pulau Kalimantan, 23% dari pulau Sumatra,
7,8% dari pulau Papua, 3,5% dari pulau Sulawesi, serta 0,7% berasal dari pulau
definisikan ekologi secara umum adalah disiplin ilmu yang mengaji hubungan
Reiter pada tahun 1865, kemudian dikemukakan oleh Haeckle, pakar biologi
didominasi oleh air. Ekosistem akuatik dipengaruhi oleh empat faktor yaitu
Akan tetapi, faktor penentu utama dari ekosistem perairan adalah jumlah garam
terlarut di dalam air. Jika mengandung kadar garam yang tinggi, maka disebut
terlarut maka disebut ekosistem air tawar (Firdaushi dan Rizal, 2018).
bumi yang terbentuk secara alamiah, mulai dari yang berukuran kecil di bagian
hulu, sampai ukuran besar bagian hilir. Fungsi sungai yaitu, untuk menampung air
hujan yang jatuh diatas permukaan bumi dan mengalirkanya beserta material yang
ada di dalamnya ketempat-tempat yang lebih rendah dan terus mengalir ke laut
(Leobis dkk, 2013 dalam Firdaushi dan Rizal, 2018). Sungai sebagai salah satu
badan perairan sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor alam maupun
aktivitas manusia. Adanya masukan limbah atau sampah dari kegiatan manusia di
sekitar badan sungai secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi
kondisi fisika dan kimia air sungai, yang akhirnya dapat mempengaruhi
kehidupan biota di dalam maupun di sekitar sungai tersebut (Firdaushi dan Rizal,
2018).
1.2 Tujuan
ekosistem sungai.
1.3 Tujuan
Praktek lapang ekologi akautik, dimulai pada tanggal 18 maret 2023, Pada
pukul 08.00 WITA hingga selesai di sungai Bumi Perkemahan Anoa Paneki,
Adapun alat yang digunakan pada saat praktek lapang ekologi, yaitu dapat
Adapun prosedur kerja pada praktek lapang ekologi akuatik yaitu sebagai
berikut:
menggunakan karet;
Adapun kondisi umum lokasi praktikum lokasi praktikum sungai paneki dapat
Sungai Paneki merupakan salah satu Daerah aliran sungai dengan topografi
yang berbukit- bukit, tipe daerah aliran sungai yang berpotensi menyebabkan
terjadinya erosi, juga dikarenakan vegetasi yang ada disekitaran DAS Paneki
panjang lereng 43m dan Hutan Sekunder dengan kemiringan lereng 9% dan
erosi jangka panjang apabila pengelolaan lahan pertanian yang dilakukan tidak
11
sesuai dengan aturan yang ada, dan juga tidak adanya tindakan konservasi (Kias
dkk, 2016).
Adapun keragaman fauna sungai paneki dapat dilihat pada penjelasan sebagai
berikut:
Adapun gambar Ular Viper hijau lokasi praktikum sungai paneki dapat di lihat
yang luas di mulai dari Jawa, Bali, Adonara, Alor, Flores, Komodo, Lombok,
Padar, Rinca, Romang, Roti, Sumba, Sumbawa, Timor, dan Wetar. Ular hijau
yang hidup menjadi satwa nocturnal, arboreal dan crepuscular dapat digolongkan
pada jenis ular berbisa tinggi (high venom). Ular hijau termasuk salah satu jenis
ular yang memiliki nama lain Pitviper dengan morfologi yang dapat diamati yaitu
berwarna hijau pada sepanjang tubuh dan warna merah pada ujungekor, serta
memiliki lubang pendeteksi panas (heat pit) yang digunakan untuk berburu
mangsa dalam keadaan gelap. Status keberadaan ular hijau menurut IUCN red list
tahun 2008 yaitu dalam status list concern, dalam hal ini status tersebut
menandakan jika status konservasi yang diberikan kepada ularhijau tidak masuk
cenderung stabil. Status ini semakin menurun akibat ular hijau yang hidup bebas
dialam tidak memiliki standard pemeliharaan dan akan rentan terinfeksi oleh
parasit cacing yang berasal dari mangsa seperti amphibi, ikan, ular kecil, tikus
(Panjaitan dkk,2021).
Lithobhates catesbeianus
Laju metamorfosis katak lembu (Rana catesbeiana Shaw) sama seperti amfibi
yang lain ditentukan oleh hormon tiroid yang mengatur aktivitas metabolisme.
katak menjadi dewasa. Faktor yang berpengaruh terhadap fungsi kerja tiroid
adalah yodium. Bila suplay yodium yang dibutuhkan untuk produksi dihambat
maka proses metamorfosis berudu akan terhambat (Rahman dan Lukman, 2014).
Katak yang banyak diminati dan di budidaya masyarakat adalah jenis katak
memerlukan waktu relatif lama serta ukuran yang tidak seragam merupakan faktor
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat di ambil dari hasil praktikum yang telah di
lakukan pada sungai bimi perkemahan paneki iyalanh sungai paneki ekosistem di
sungai paneki masih terjaga karna masih banyak interaksi dan rantai makanan
4.2 Saran
Semoga praktikum kedepanya lebih baik lagi dengan menggunakan alat yang
DAFTAR PUSTAKA
Firdaushi, N. F., & Rijal, M. (2018). Kajian Ekologis Sungai Arbes Ambon
Maluku. BIOSEL (Biology Science and Education): Jurnal
Penelitian Science dan Pendidikan, 7(1), 13-22.
Kartamihardja, E. S., Purnomo, K., & Umar, C. (2017). Sumber daya ikan
perairan umum daratan di Indonesia-terabaikan. Jurnal kebijakan
perikanan indonesia, 1(1), 1-15.
Kias, M. F., Ramlan, R., & Zainuddin, R. (2016). Prediksi Erosi Tanah Di Das
(Daerah Aliran Sungai) Paneki Kecamatan Biromaru Kabupaten
Sigi. Agrotekbis: E-Jurnal Ilmu Pertanian, 4(6), 667-674.
Panjaitan, C., Suprihati, E., Yudhana, A., Hastutiek, P., Wibawati, P. A., &
Purnama, M. T. E. (2021). Acanthochephaliasis pada Ular Hijau
(Trimeresurus insularis). Jurnal Medik Veteriner, 4(1), 155-159.
\
18
19
20