Jepretan Layar 2024-01-14 Pada 18.19.36

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 87

ANALISIS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA PADA

DESA PATUMBAK KAMPUNG KECAMATAN PATUMBAK


KABUPATEN DELI SERDANG

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Ekonomi (S.E.)

Disusun Oleh:
Nama : Tumbur Eben Ezer Siregar
NPM : 18510054
Program Studi : Akuntansi

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ....................................................................................................... i

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian .......................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ..................................................................... 8

1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 8

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 10

2.1 Landasan Teori........................................................................................ 10

2.1.1 Pengertian Desa ............................................................................ 10

2.1.2 Otonomi Desa ............................................................................... 14

2.1.3 Pemerintah Desa ........................................................................... 15

2.1.4 Alokasi Dana Desa ....................................................................... 21

2.1.5 Pengelolaan Alokasi Dana Desa .................................................... 25

2.1.6 Tahap Pengelolaan Alokasi Dana Desa ......................................... 29

2.1.7 Asas Pengelolaan Alokasi Dana Desa ........................................... 37

2.1.8 Indikator Penilaian Alokasi Dana Desa ......................................... 38

2.1.9 Faktor-faktor Pengelolaan Alokasi Dana Desa .............................. 39

2.1.10 Peneliti Terdahulu......................................................................... 42

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 46

3.1 Objek dan Subjek Penelitian .................................................................... 46

3.2 Jenis Penelitian ........................................................................................ 46

i
3.3 Jenis dan Sumber Data ............................................................................ 47

3.4 Metode Penelitian dan Pengumpulan Data ............................................... 49

3.5 Metode Analisis Data .............................................................................. 51

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................... 53

1.1 Gambaran Umum Desa Patumbak Kampung ........................................... 53

1.1.1 Sejarah Desa Patumbak Kampung ................................................ 53

1.1.2 Visi dan Misi Desa Patumbak Kampung ....................................... 54

1.2 Pengelolaan Alokasi Dana Desa .............................................................. 57

1.2.1 Tahap Perencanaan ....................................................................... 58

1.2.2 Tahap Pelaksanaan........................................................................ 61

1.2.3 Tahap Penatausahaan .................................................................... 64

1.2.4 Tahap Pelaporan ........................................................................... 67

1.2.5 Tahap Pertanggungjawaban .......................................................... 70

4.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Pengelolaan Alokasi Dana Desa ............. 71

4.3.1 Faktor Pendukung ......................................................................... 72

4.3.2 Faktor Penghambat ....................................................................... 74

BAB V KESIMPULAN & SARAN ................................................................. 78

5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 78

5.2 Saran ....................................................................................................... 79

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 82

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Siklus Pengelolaan Alokasi Dana Desa ........................................... 36

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Patumbak Kampung .......... 56

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Hasil Peneliti Sebelumnya .................................................................. 42

Tabel 2.2 Daftar Wawancara (Data Primer) ................................................................... 47


Tabel 4.1 Anggaran dan Realisasi Pendapatan dan Belanja Desa Tahun Anggaran
2021………………………………………………………………………………………………62

iv
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2018
Pasal 1:
Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas wilayah yang berwenang atau mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui
dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara kesatuan Republik
Indonesia.1
Mengingat dana yang di terima oleh desa jumlahnya cukup besar dan terus

meningkat setiap tahunnya, maka dalam menyelenggarakan pemerintah dan

pengelolaan keuangan desa dibutuhkan kapasitas aparatur desa yang handal dan

sarana lainnya yang memadai agar pelaksanaannya menjadi lebih terarah dan

akuntabel.

Menurut Hanif Nurcholis (2011) :

Alokasi Dana Desa merupakan dana yang bersumber dari Anggaran


Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten yang dialokasikan
dengan tujuan pemerataan kemampuan kemampuan keuangan antar desa
untuk mendanai kebutuhan desa dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan serta pelayanan
masyarakat.2

1
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2018 Pasal
1 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa
2
Pendra Eka Putra,. Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) Di Desa Tanjung
Kecamatan Koto Kampar Hulu Kabupaten Kampar, Jurnal Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu
Sosial dan Politik Universitas Riau, Vol. 5, No. 1, April 2018

1
Alokasi Dana Desa selanjutnya disingkat dengan ADD adalah dana

perimbangan yang diterima Kabupaten/Kota dalam Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah Kabupaten/Kota setelah dikurangi Alokasi Dana Khusus.

Untuk dapat merumuskan hubungan keuangan yang sesuai maka diperlukan

pemahaman mengenai kewenangan yang dimiliki pemerintah desa. Artinya,

anggaran pemerintah yang diberikan kepada desa terkait sepenuhnya adalah

fasilitas fisik pembangunan dan pemberdayaan desa sebagai salah satu lembaga

yang adil dalam format kepemerintahan. Dana alokasi dana desa tersebut harus

digunakan dan dialokasikan susuai dengan undang-undang dan ketentuan yang

berlaku yang telah ditetapkan pemerintah Indonesia sehingga dengan alokasi dana

desa tersebut meningkatkan pembangunan fisik desa, partisipasi masyarakat dalam

memberdayakan, mengimplementasikan bantuan alokasi dana desa untuk

kesehjateraan masyarakat.

Pembangunan desa juga membutuhkan perencanaan, pelaksanaan, pengelolaan,

dan pertanggungjawaban. Pembangunan desa tidak terlepas dari pembangunan

kabupaten atau kota, sehingga perencanaan yang dibuat harus jelas dan atas

sepengetahuan Bupati agar dapat selaras. Pelaksanaan pembangunan desa harus

sesuai dengan apa yang direncanakan dan masyarakat berhak mengetahui

perencanaan sehingga pelaksanaan pembangunan desa tersebut agar masyarakat

dapat mengetahui dan melakukan pengawasan secara langsung terhadap kegiatan

tersebut.

2
Dalam upaya pembangunan desa, pemerintah mengalokasikan dana desa

dengan jumlah tertentu untuk program tersebut dana yang dimaksud adalah Alokasi

Dana Desa (ADD) yang diberikan setiap tahunnya kepada desa. Pemerintah Desa

dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) memiliki peran yang sangat penting

yaitu sebagai penanggungjawab atas penggunaan Alokasi Dana Desa (ADD)

sehingga dalam pengelolaannya diharapkan Pemerintah Desa dapat

menggunakannya sebaik mungkin.

Desa mempunyai peran yang sangat penting dalam melaksanakan kepentingan

pemerintah umum desa dan pelayanan kepada masyarakat secara lebih terarah dan

lancar dalam program kegiatan pemerintah desa yang bersentuhan langsung dengan

kepentingan masyarakat desa dengan dasar pertimbangan bahwa akan memberikan

suatu kehidupan yang layak dan makmur kepada masyarakat.

Peran pemerintah desa sangat dibutuhkan dalam berbagai aspek kehidupan

masyarakat, inovas-inovasi baru serta perhatian pemerintah desa pada sarana

prasarana desa juga sngat diperlukan demi terwujudnya pembangunan yang

seutuhnya. Untuk menjalankan fungsi-fungsi pemerintah desa, apparat desa

diberikan tugas yang cukup berat, mengingat desa sebagai entitas yang berhadapan

langsung dengan rakyat.

Peranan pemerintah desa sangat diperlukan guna menunjang segala bentuk

kegiatan pembangunan. Berbagai bentuk perubahan sosial dengan pembangunan

dijalankan melalui pemerintah desa. Pembangunan wawsan dan pengetahuan bagi

masyarkat penyelenggara pemerintah desa merupakan kegiatan yang semesitinya

3
menjadi prioritas utama. Pelaksanaan pembangunan desa harus sesuai dengan apa

yang direncanakan dan masyarakat berhak mengetahui perencanaan sampai

pelaksanaan pembangunan desa agar masyarakat dapat mengetahui dan melakukan

pengawasan secara langsung terhadap kegiatan desa.

Alokasi Dana Desa (ADD) merupakan salah satu bentuk hubungan keuangan

antara tingkat pemerintah, yaitu pemerintah Kabupaten dan pemerintah Desa.

Untuk dapat merumuskan hubungan keuangan yang sesuai maka diperlukan

pemahaman mengenai kewenangan yang dimiliki pemeirntah desa. Anggaran

pemerintah yang diberikan kepada desa terkait sepenuhnnya adalah untuk fasilitas

pembangunan dan pemberdayaan desa sebagai lembaga yang adil dalam

kepemerintahan. Dana tersebut harus digunakan dan dialokasikan sebagaimana

mestinya sesuai dengan Undang-Undang dan ketentuan yang berlaku yang telah

ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia sehingga Alokasi Dana Desa (ADD)

memiliki peran yang sangat penting, yaitu penanggungjawaban dalam penggunaan

Alokasi Dana Desa (ADD) sehingga pengelolaannya dapat digunakan sebaik-

baiknya.

Pemegang Kekuasaan pengelolaan Alokasi Dana Desa adalah Kepala Desa atau

sebutan nama lain yang karena jabatannya mempunyai kewenangan

menyelenggarakan keseluruhan pengelolaan dana desa. Pelaksanaan Teknis

Pengelolaan Keuangan Desa yang selanjutnya disingkat dengan PTPKD adalah

unsur perangkat Desa yang membantu Kepala Desa untuk melaksanakan

pengelolaan keuangan desa. Sekertaris Desa adalah pejabat yang membantu Kepala

Desa untuk melaksanakan pengelolaan keuangan desa.

4
Pengelolaan Alokasi Dana Desa harus dilakukan secara terbuka melalui

musyawarah desa dan hasilnya dituangkan dalam peraturan desa (perdes).

Ketentuan tersebut menunjukkan komitmen dari pengambilan keputusan bahwa

pengelolaan alokasi dana desa memenuhi kaidah good governance yang harus

dilaksanakan oleh para pelaku dan masyarakat desa. Peran pemerintah desa sangat

dibutuhkan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, inovasi-inovasi baru serta

perhatian pemerintah desa pada sarana dan prasarana desa juga sangan penting demi

terwujudnya pembangunan yang seutuhnya.

Kecamatan Patumbak adalah Kecamatan yang berada di Kabupaten Deli

Serdang, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kecamatan Patumbak terdiri dari 8

Desa/Kelurahan yang terdiri dari: Lantasan Lama, Marindal Dua, Marindal Satu,

Patumbak Kampung, Patumbak Satu, Sigara-gara, Lantasan Baru, dan Patumbak

Dua. Desa Patumbak Kampung juga mempunyai luas 617 Km2 dengan jumlah

penduduk 14.539 jiwa yang terdiri dari 3089 kepala keluarga. Sebanyak 6254 jiwa

laki-laki dan 8281 jiwa perempuan yang tersebar di 52 dusun. Mata pencarian

masyarakat yang tinggal di Desa Patumbak Kampung pada sektor formal, yaitu:

buruh tani, buruh kasar, dan pedagang. Dan sebagian kecil di sektor formal seperti

PNS, Honorer, Guru, Tenaga Medis, dll.

Hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan Desa adalah mengenai

transparansi. Maksudnya adalah pengelolaan Alokasi Dana Desa yang tidak

ditutupi dari masyarakat dan sesuai dengan aturan yang berlaku. Transparansi

sangat pentig dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa sehingga pengelolaan Alokasi

5
Dana Desa dapat berjalan dengan baik dan tidak menimbulkan konflik antar

masyarakat.

Untuk menandai setiap kegiatan pembangunan desa pembangunan desa,

diperlukan biaya yang tidak sedikit. Disetiap desa diberikan Alokasi Dana Desa

(ADD) setiap tahun dengan jumlah tertentu dengan pertimbangan jumlah

penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah, dan tingkat kesulitan geografis melalu

peraturan Bupati Deli Serdang Nomor 1 Tahun 2020 mengenai petunjuk teknis

Alokasi Dana Desa. Berdasarkan dari data APBDes 2021 jumlah Alokasi Dana

Desa yang ada pada Desa Patumbak Kampung Kecamatan Patumbak kabupaten

Deli Serdang yaitu sebesar Rp. 1.676.151.000. Sebagian besar alokasi dana desa

diperuntukkan untuk pelaksanaan pembangunan desa maka setiap proses yang

dilakukan mulai dari perencanaan, pengelolaan, pelaporan, dan

pertanggungjawaban harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Pelaksanaan Aloaksi Dana Desa di Desa Patumbak Kampung Kecamatan

Patumbak Kabupaten Deli Serdang berdasarkan realita bahwa sebagai pilar

otonomi daerah, desa semakin membutuhkan pendanaan yang seimbang untuk

menjalankan peran yang lebih konkrit dalam pembangunan daerah. Pemerintah

Kabupaten Deli Serdang berharap adanya alokasi dana desa, perencanaan

partisipasi masyarakat akan lebih berkelanjutan, karena masyarakat dapat langsung

terlibat dalam perencanaan di desanya dan ikut merealisasikannya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis diperoleh informasi dari

mayarkat menggambarkan bahwa Pengelolaaan Alokas Dana Desa pada Desa

6
Patumbak Kampung Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang masih terdapat

permasalahan baik bidang perencanaan, pelaksanaan, pemberdayaan masyarakat,

pelaporan, dan pertaggungjawaban keuangan desa. Pada tahapan perencanaan,

penggunaan ADD lebih mengarah pada program yang akan dilakukan dibuat oleh

Kepala Desa sehingga pada saat musyawarah rencana pembangunan masyarakat

hanya sebatas mendengar saja. Pada tahap pembahasan rencana penggunaan

Alokasi Dana Desa (ADD) yang dihadirkan hanya orang-orang tertentu saja

sementara hasil pembahasan rencana penggunaan Alokasi Dana Desa (ADD) tidak

diinformasikan kepada masyarakat umum sehingga masyarakat bahkan tidak tahu

bahwa desa mendapatkan bantuan dana yang besar dari pemerintah melalui APBD

yang demikian berimplikasi pada partisipasi masyarakat yang cenderung apatis

pada kegiatan yang dilakukan oleh pengelola Alokasi Dana Desa.

Mayarakat hanya mengikuti apa yang sudah direncanakan pemerintah desa dan

tidak mengetahui penggunaan Alokasi Dana Desa tersebut. Dan dalam pelaporan

dan pertanggungjawaban juga masih mengalami keterlambatan. Untuk proses

pelaporan realisasi penggunaan alokasi dana desa belum sesuai dengan jadwal yang

telah ditentukan sehingga mengalami keterlambatan dana. Untuk

pertanggungjawaban masyarakat tidak dapat mengevaluasi hasil kerja pemerintah

desa dan pertanggungjawaban pemerintahan daerag yang tidak dilaksanakan

dengan tepat waktu.

Berdasarkan uraian diatas, penulis sangat tertarik untuk meneliti mengenai

Pengelolaan Alokasi Dana Desa pada Desa Patumbak Kampung Kecamatan

Patumbak Kabupaten Deli Serdang dengan mengambil judul penelitian

7
“ANALISIS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA PADA DESA

PATUMBAK KAMPUNG KECAMATAN PATUMBAK KABUPATEN

DELI SERDANG.”

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Menurut Stonner: “Masalah dapat diketahui atau dicari apabila terdapat

penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan, antara apa yang

direncanakan dengan kenyataan, adanya pengaduan, dan kompetisi 3.”

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan penulis maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan tahapan pengelolaan Alokasi Dana Desa pada Desa

Patumbak Kampung Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang

berdasarkan Pemendagri No.20 Tahun 2018?

2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan Alokasi Dana Desa

pada Desa Patumbak Kampung Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli

Serdang?

1.3 Tujuan Penelitian

Dengan hasil penelitian diatas sehingga tujuan yang dihasilkan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan tahap-tahap pengelolaan Alokasi Dana Desa pada

Desa Patumbak Kampung Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang.

3
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Cetakan ke-
20:Alfabeta, Bandung, 2019, hal 32

8
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan Alokasi

Dana Desa pada Desa Patumbak Kampung Kecamatan Patumbak

Kabupaten Deli Serdang.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang ingin disampaikan oleh peneliti adalah:

1. Bagi Penulis

Penelitian ini berguna untuk memperluaspengetahuan penulis mengenai

alokasi dana desa dan juga sebagai bahan referensi penelitian yang akan

dilakukan dikemudian hari.

2. Bagi Pemerintah

Menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah dalam mengelola alokasi dana desa

di Desa Patumbak Kampung Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli

Serdang.

3. Bagi Masyarakat

Agar Masyarakat memahami mengenai pengelolaan alokasi dana desa dan

ikut serta dalam pengawasan kegiatan yang dilakukan dan berkaitan dengan

pengelolaan alokasi dana desa.

9
BAB II

KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Desa

Desa atau yang disebut dengan nama lain telah ada sebelum Negara

Kesatuan Republik Indonesia terbentuk. Sebagai bukti keberadaannya,

Penjelasan Pasal 18 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945 (sebelum perubahan) menyebutkan bahwa “Dalam territori Negara

Indonesia terdapat lebih kurang 250 “Zelfbesturende landschappen” dan

“Volksgemeenschappen”, seperti desa di Jawa dan Bali, Nagari di

Minangkabau, Dusun dan Marga di Palembang, dan sebagainya. Daerah-daerah

itu mempunyai susunan asli dan oleh karenanya dapat dianggap sebagai daerah

yang bersifat istimewa.

Desa merupakan wiayah tempat bermukim suatu komunitas masyarakat

yang jauh dari kota, mempunyai batas wilayah yang jelas, mengatur

pemerintahan sendiri, memiliki penduduk, yang homogeny dan sebagian besar

masyarakat bermata pencaharian pertanian, nilai kebudayaan tingkah laku serta

hubungan antar penduduk yang akrab. Menurut Didit Herlianto (2017): “Desa

berbeda dengan kelurahan dimana Desa bukanlah bawahan kecamatan,

karena kecamatan merupakan bagian dari perangkat Daerah

10
Kabupaten/Kota, dan Desa bukan merupakan bagian dari perangkat

daerah.”4

Pengertian Desa menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun

2014 tentang Desa:

Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintah kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal-usul, dan atau hak tradisional yang diakui
dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.5
Dalam sejarah pengaturan Desa, telah ditetapkan beberapa pengaturan tentang

Desa, yaitu:

1) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1948 tentang Pokok

Pemerintahan Daerah;6

2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957 tentang Pokok-Pokok

Pemerintahan Daerah;

3) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965 tentang Pokok-Pokok

Pemerintahan Daerah;

4
Yuliana., Pengelolaan Dana Desa Dalam Upaya Meningkatkan Pembangunan Di
Desa Domag, Fakultas Ekonomi Universitas Madako Tolitoli, Vol 2, No 7, 2021
5
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
6
R.B. Bely Dj. Widodo., dkk, Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan & Konsultasi
Pengelolaan Keuangan Desa, Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah,
Jakarta, 2015, hal 9

11
4) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1965 tentang Desa Praja

Sebagai Bentuk Peralihan Untuk Mempercepat Terwujudnya

Daerah Tingkat III di Seluruh Wilayah Republik Indonesia;

5) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok

Pemerintahan di Daerah;

6) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan

Desa;

7) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan

Daerah:

8) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah; dan

9) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

Undang-Undang Desa disusun dengan semangat penerapan amanat

konstitusi, berupa pengakuan terhadap kesatuan masyarakat hukum adat

sebagaimana tertuang dalam Pasal 18B ayat (2) yang berbunyi “Negara

mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta

hak- hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan

perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia,

yang diatur dalam undang-undang” dan ketentuan Pasal 18 ayat (7) yang

menegaskan bahwa “Susunan dan tata cara penyelenggaraan Pemerintahan

Daerah diatur dalam undang-undang”.

12
Terdapat 3 (tiga) bentuk desa, yaitu:

1. Tipe ”desa adat” (self governing community), yaitu tipe desa asli dan

paling lama di Indonesia. Desa adat mengelola sumber daya alam

yang dimiliki tanpa campur tangan pemerintah serta menjalankan

dan mengatur pemerimtahan sendiri.

2. Tipe ”desa administratif”(local state government), yaitu desa yang

mempunyai batas wilayah administratif dan berperan menjalankan

tugas-tugas administratif yag diberikan oleh negara. Secara

substansial tipe desa administratif tidak mempunyai otonomi dan

demokrasi.

3. Tipe ”desa otonom” (local self government), yaitu desa yang

terbentuk atas asas desentralisasi yang memiliki hak penuh dalam

mengurus dan mengatur rumah tangganya sendiri. Desa otonom

berwewenang untuk melaksanakan pemerintahan sendiri, memiliki

Badan Permusyawaratan Desa (BPD), berhak membuat peraturan

desa serta mendapat bantuan keuangan dari pemerintah. 7

Beberapa komponen yang terdapat dalam suatu desa, yaitu:

1) Wilayah, merupakan lahan yang produktif maupuntidak produktif

yang dapat dikelola, termasuk tanah, batas dan luas daerah yang

merupakan lingkungan tempat tinggal tersebut. 8

7
Elisabeth Lenny Marit., dkk, Pengantar Otonomi Daerah dan Desa, Cetakan
Pertama:Yayasan Kita Menulis, Medan, 2021, hal 22
8
Loc.cit

13
2) Mayarakat, merupakan sekelompok manusia yang bertempat tinggal

disuatu wilayah tertentu yang meliputi besaran, kepadatan, sebaran

dan mata pencaharian masyarakat setempat.

3) Bentuk Kehidupan, merupakan bentuk interaksi masyarakat desa

yang menyangkut proses kehidupan masyarakat desa (rural society).

Keseluruhan komponen tidak dapat terpisahkan antara satu dengan

yang lain, karena merupakan ikatan suatu unsur dan satu kesatuan

yang utuh.

2.1.2 Otonomi Desa

Otonomi adalah hak dan wewenang daerah untuk mengatur dan mengurus

rumah tangganya dan pemerintahannya sendiri berdasarkan prakarsa potensi, dan

kemampuan daerah. Otonomi desa merupakan otoritas, kewajiban, dan wewenang

dalam mengurus, mengatur, pemerintahan sendiri dan kebutuhan masyarakat sesuai

hak-hak tradisional dan adat istiadat yang terdapat di masyarakat untuk berkembang

mengikuti perkembangan global. 9

Otonomi yang dimiliki oleh desa berbeda dengan otonomi yang dimiliki

oleh Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Otonomi yang dimiliki desa didasarkan

pada asal-usul dan adat istiadatnya, bukan berdasarkan penyerahan wewenang dari

Pemerintah.

9
Ibid., hal. 24

14
Dengan melaksanakan hak, kewenangan, dan kebebasan dalam

penyelenggaraan otonomi,desa harus tetap menjunjung nilai-nilai tanggung jawab

terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Terdapat 3 (tiga) hal yang perlu diperhatikan dalam otonomi desa, yaitu:

1) Skala Ekonomi, adalah pelaksanaan kegiatan ekonomi dengan menjalankan

prinsip efisiensi, yaitu meraih keuntungan sebesar-besarnya dengan

mengeluarkan modal yang sedikit, dengan menyesuaikan antara skala

ekonomis dengan cakupan daerah pelayanan.

2) Akuntabilitas, adalah masyarakat desa mempunyai akses terhadap semua

informasi dan proses pengambilan keputusan, sehingga pelaksanaan

pembangunan bisa dilakukan secara terbuka serta bias dipertanggung

jawabkan, baik secara administratif, moral dan teknis.

3) Eksternalitas, adalah kejadian yang dirasakan seseorang maupun

sekelompok orang karena adanya kegiatan yang dilaksanakan orang lain

atau kebijakan yang dilakukan pleh pemerintah yang berdampak epada

mereka. Eksternalitas relevan dengan akuntabilitas. Semakin banyak

eksternalitas yang dilakukan, maka akan semakin tinggi akuntanilitas yang

dibutuhkan untuk mengelola suatu kegiatan. 10

2.1.3 Pemerintah Desa

Pemerintah Desa merupakan bagian dari pemerintah nasional yang

penyelenggaraannya ditujukan pada pedesaan. Pemerintah Desa merupakan

10
Ibid., hal. 25

15
pelaksanaan fungsi-fungsi pemerintah yang dilakukan oleh lembaga pemerintahan

Desa. Pemerintahan Desa secara historis dibentuk oleh masyarakat Desa dengan

memilih beberapa anggota masyarakat yang diyakini dapat mengatur, melayani,

mempertahankan serta mengembangkan aspek yang terkait dengan kehidupan

mereka seperti hukum adat istiadat tertulis maupun tidak tertulis, social budaya,

ekonomi, pertanian, pemerintahan, dan lain sebagainya.

Pemerintahan Desa menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 adalah:

Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh


pemerintah desa dan badan permusyawaratan desa dalam mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal—usul dan
adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. 11
Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahin 2014 Pasal 26 dikatakan bahwa

Kepala Desa bertugas menyelenggarakan Pemerintahan Desa, Pembinaan

Kemasyarakatan Desa, Pembangunan Desa, & Pemberdayaan Masyarakat Desa.

Wewenang yang dimiliki kepala desa dalam melaksanakan tugas nya, yaitu:

a) Memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa 12

b) Mengangkat dan memberhentikan perangkat desa

c) Memegang kekuasaan pengelolaan Keuangan dan Aset Desa

d) Menetapkan Peraturan Desa

e) Menetapkan Anggaran Pendepatan dan Belanja Daerah

f) Membina kehidupan masyarakat desa

11
Siswadi Sululing, Akuntansi Desa. Teori dan Praktek, Cetakan Pertama, CV IRDH,
Purwekerto, Oktober 2018, hal 6
12
Loc.cit

16
g) Membina ketentraman dan ketertiban masyarakat desa

h) Membina dan meningkatkan perekonomian desa serta mengintegrasiagar

mencapai perekonomian skala produktif untuk sebesar-besarnya

kemakmuran masyarakat desa

i) Mengembangkan sumber pendapatan desa

j) Mengusulkan dan menerima pelimpahan sebagian kekayaan negara untuk

meningkatkan kesehjateraan masyarakat desa

k) Mengembangkan kehidupan sosial budaya masyarakat desa

l) Memanfaatkan teknologi tepat guna mengordinasikan pembangunan desa

secara partisipatif

m) Mewakili desa di dalam dan di luar pengadilam atau menunjuk kuasa hukum

untuk mewakilinya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

n) Melaksanakan wewenang lain sesuai denganketentuan peraturan

perundang-undangan

Kepala desa juga memiliki kewajiban yang diakui oleh konstitusi Negara

Republik Indonesia. Kewajiban untuk menjadi kepala desa tidaklah mudah, yaitu: 13

1. Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-

Undang Dasar Tahun 1945, serta mempertahankan dan memelihara

keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhineka Tunggal Ika

2. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa

3. Menaati dan menegakkan peraturan perundang-undangan

13
Ibid., hal. 7

17
4. Melaksanakan kehidupan demokrasi dan berkeadilan gender

5. Melaksanakan prinsip tata Pemerintahan Desa yang akuntabel, transparan,

professional, efektif, dan efisien bersih serta bebas dari kolusi, korupsi, dan

nepotisme

6. Menjalin kerja sama dan oordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan

di desa

7. Menyelenggarakan administrasi pemerintahan desa yang baik

8. Mengelola Keuangan dan Aset Desa

9. Melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan desa

10. Menyelesaikan perselisihan masyarkat di desa

11. Mengembangkan perekonomian masyarakat desa

12. Membina dan melestarikan nilai sosial dan budaya masyarakat desa

13. Memberdayakan masyarakat dan melestarikan nilai sosial budaya

masyarakat desa

14. Mengembangkan potensi sumber daya alam dan melestarikan lingkungan

hidup

15. Memberikan informasi kepada masyarakat desa

Dalam melaksanakan wewenang dan kewajibannya kepala desa dengan

Badan Permusyawaratan Desa membuat rencana strategis desa. Hal ini tertulis pada

Pasal 55 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa yang berisi:

Badan Permusyawaratan Desa mempunyai fungsi, yaitu:

18
a. Membahas dan menyepakati Rancangan Peraturan Desa bersama

Kepala Desa14

b. Menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat desa

c. Melaksanakan pengawasan kinerja kepala desa

Badan Permusyawaratan Desa juga mempunyai hak untuk mengawasi

penyelenggaraan pemerintah desa. Hal ini tertulis dalam Pasal 6 huruf a Undang-

Undang Desa yang berisi:

Badan Permusyawaratan Desa berhak:

a. Mengawasi dan meminta keterangan tentang penyelenggaraan

pemerintahan desa kepada Pemerintah Desa

b. Menyatakan pendapat atas penyelenggara pemerintahan desa,

pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan masyarakat desa, dan

pemberdayaan masyarakat desa

c. Mendapatkan biaya operasional pelaksanaan tugas danfungsinya

dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Perangkat desa menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014

tentang Desa tercantum dalam Pasal 48. Perangkat Desa terdiri atas:

a. Kepala Desa

Desa dipimpin oleh seorang Kepala Desa memegang jabatan

selama 6 (enam) tahun terhitung sejak tanggal pelantikan.

14
Ibid., hal. 8

19
b. Sekertariat Desa

Sekertariat Desa dipimpin oleh Sekretaris Desa dibantu oleh

unsur staff secretariat yang bertugas membantu kepala desa

dalam bidang administrasi pemerintahan. Sekretaris Desa dalam

melaksanakan tugasnya dibantu oleh Kepala Urusan.

c. Pelaksanaan Wilayah

Jumlah Pelaksana Kewilayahan ditentukan secara proporsional

antara pelaksana kewilayahan yang dibutuhkan dan kemampuan

keuangan desa.

d. Pelaksana Teknis

Pelaksana Teknis merupakan unsur pembantu kepala desa

sebagai pelaksana tugas operasional. Pelaksana Teknis sesuai PP

Nomor. 43 Tahun 2014 Pasal 64 paling banyak terdiri atas 3

(tiga) seksi15

Jika dilihat dari penjelasan diatas dari penjelasan diatas

disimpulkan bahwa Pemerintah Desa ialah sebagai wadah untuk

mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat untuk

mewujudkan pembangunan desa dan kesehjateraan masyarakatnya

dengan menciptakan kehidupan yang berdemokrasi dan

memberikan pelayanan sosial yang baik.

15
Ibid., hal 10

20
2.1.4 Alokasi Dana Desa

Alokasi dana desa yang dikenal dengan ADD adalah dana yang

dialokasikan oleh pemerintah kabupaten untuk desa yang bersumber dari APBN

(dana perimbangan) yang diterimah oleh kabupaten setelah dikurangi belanja

pegawai. Dasar hukum pengalokasian Dana Perimbangan ke Desa adalah

berdasrkan otoritas pasal 72 ayat (4) undang-undang nomor 6 Tahun 2004 jika tidak

dilaksanakan, pasal 72 (6) memberikan sanksi yang tegas, dan pemerintah dapat

setelah menguranginya. Dana alokasi khusus, menunda dan/atau mengurangi

alokasi dana perimbangan.

Alokasi Dana Desa (ADD) adalah dana yang dialokasikan oleh pemerintah

kabupaten untuk desa, bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan pusat

dan daerah yang diterima oleh Kabupaten. Setelah diterapkannya otonomi

desadimana desa diberikan kebebasan dalam mengurus dan mengatur rumah

tangganya sendiri, pemerintah desa didorong untuk lebih memberdayakan

masyarakat dan mengoptimalkan sumber daya yang berasal dari dalam ataupun luar

desa.

Untuk merumuskan hubungan keuangan yang sesuai maka diperlukan

pemahaman mengenai kewenangan yang dimiiki oleh pemerintahan desa artinya,

anggaran pemerintah yang diberikan kepada desa terkait sepenuhnya adalah

fasilitas pembangunan dan pemberdayaan desa sebagai salah satu lembaga yang

adil dalam format kepemerintahan. Dana tersebut harus digunakan dan dialokasikan

sebagaimana mestinya sesuai dengan Undang-Undang dan ketentuan yang berlaku

yang telah ditetapkan pemerintah Indonesia sehingga dengan Alokasi Dana Desa

21
(ADD) tersebut mampu meningkatkan pembangunan desa, partisipasi masyarakat

dalam memberdayakan dan mengimplementasikan bantuan tersebut untuk kedepan.

Adapun dana yang dialokasikan oleh pemerintah Kabupaten/Kota untuk

desa, yang bersumber dari bagian dana perimbanagan keuangan pusat dan daerah

yang diterima oleh Kabupaten/Kota untuk desa paling sedikit 10% yang dibagi

secara merata keseluruhan desa. Tata cara pengalokasian Alokasi Dana Desa

ditetapkan dengan peraturan Bupati/Walikota dengan pedoman para peraturan

mentri. Pengalokasian Dana Desa Kepasda setiap desa mempertimbangkan:

1. Kebutuhan peghasilan tetap kepala desa dan perangkat desa.

2. Jumlah penduduk desa, angka kemiskinan desa, luas wilayah desa dan

tingkat kesulitan geografis desa.

Alokasi Dana Desa (ADD) didasarkan melalui ketetapan-ketetapan sebagai berikut:

a. Penetapan dan juga hasil perhitungan ADD per tahunnya ditetapkan oleh

peraturan bupati.

b. Penetapan dan juga hasil perhitungan ADD yang bersangkutan diumumkan

kepada desa paling lambat bulan agustus pertahunnya.

c. Data variabel independen utama dengan data variabel independen

tambahan paling lambat dikirim oleh tim pendamping tingkat kecamatan

kepada tim fasilitasi kabupten di bulan maret untuk perhitungan ADD tahun

selanjutnya.

Pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten sebagai fasilitator,

memfasilitasi masyarakat agar mampu menjalankan fungsi perencanaan,

22
pelaksanaan, dan pengawasan terhadap penggunaan Alokasi Dana Desa

(ADD) yang diterima. Pemberian Alokasi Dana Desa merupakan wujud dari

pemenuhan hak desa untuk menyelenggarakan otonominya agar tumbuh

dan berkembangan mengikuti pertumbuhan dari desa itu sendiri

berdasarkan keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratis, dan

pemberdayaan masyarakat.

Tujuan adanya Alokasi Dana Desa (ADD) dalam peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa,

yaitu:

1) Menanggulangi kemiskinan dan mengurangi kesenjangan. 16

2) Meningkatkan perencanaan dan penganggaran pembangunan

ditingkat desa dan pemberdayaan masyarakat.

3) Meningkatkan pembangunan infrastruktur perdesaan.

4) Meningkatkan pengamalan nilai-nilai keagamaan, sosial budaya

dalam rangka mewujudkan peningkatan sosial.

5) Meningkatkan ketentraman dan ketertiban masyarakat.

6) Meningkatkan pelayanan pada masyarakat desa dalam rangka

pengembangan kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat.

7) Mendorong peningkatan keswadayaan dan gotong royong

masyarakat.

Chandra Kusuma Putra, dkk., Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Pemberdayaan
16

Masyarakat Desa:Studi Kasus Pada Desa Wonorejo Kecamatan Singosari Kabupaten


Malang, Jurnal Administrasi Publik (JAP) , Vol. 1, No. 6:1203-1212

23
8) Meningkatkan pendapatan desa dan masyarakat desa melalui Badan

Usaha Milik Desa (BUMDesa).

Mekanisme pencairan dana penyaluran alokasi dana desa, yaitu:

a) Pencairan alokasi dana desa dilakukan secara bertahap dengan

presentase tertentu yang telah ditetapkan.

b) Pencairan pertama diajukan oleh kepala desa kepada bupati melalui

camat disertai kelengkapan administrasi yang ditentukan.

c) Pencairan tahap kedua, dapat dilakukan apabila penggunaan pada

pencairan pertama adalah dipertanggungjawabkan baik secara

administratif secara teknis dan dasar hukum.

d) Pencairan baik tahap pertama maupun tahap kedua dilakukan

dengan pemindahan bukuan dana rekening kas daerah ke rekening

kas desa.

e) Penyaluran alokasi dana desa dari kas desa kepada pelaku aktivitas

(pimpinan pelaksana kegiatan) dilakukan dengan mekanisme

sebagai berikut:

1) Bendahara desa mengajukan surat penerimaan pembayaran

(SPP) ke kepala desa melalui seekrtaris desa yang dilampirkan

dengan rencana kebutuhan dana (RKD) dan bukti-bukti

pengeluaran dana sebelumnya.

2) Sekertaris desa dilakukan verifikasi (penelitian) berkas

kelengkapan SPP apabila telah dinyatakan lengkap, sekertaris

24
desa menerbitkan surat perintah membayar (SPM) yang ditanda

tangani oleh kepala desa.

3) Bendahara desa telah menerima SPM dan surat rekomendasi

camat mencairkan kepada pemegang kas desa pada Bank yang

dituju.

4) Dana yang dicairkan oleh bendahara desa dibukukan kedalam

buku kas umum untuk selanjutnya diserahkan kepada pimpinan

kegiatan disertai dengan bukti penerimaan.

2.1.5 Pengelolaan Alokasi Dana Desa

Pengelolaaan Alokasi Dana Desa adalah anggaran keuangan yang diberikan

pemerintah kepada desa, yang mana sumbernya berasal dari Bagi Hasil Pajak

Daerah serta dari Dana Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah yang diterima

oleh Kabupaten.

Undang-undang No. 6 Tahun 2014 Pasal 72 ayat 1 (d) dan ayat 4 tentang

desa menyatakan pemerintah mengamanatkan bahwa sumber pendapatan desa

berasal dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima

oleh Kabupaten /Kota untuk desa paling sedikit 10% setelah dikurangi dengan
17
alokasi dana khusus. Dibagi untuk setiap desa secara proporsional merupakan

alokasi dana desa. Sedangkan, Pengelolaan Alokasi Dana Desa diatur dalam

peraturan Pemendagri No. 47 tahun 2015 pedoman mengenai pengelolaan

keuangan desa pasal 96 ayat (1) dan (2) pemerintah daerah Kabupaten/Kota

17
Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa Pasal 72 Ayat 1 dan 4

25
mengalokasikan dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah Kabupaten/Kota

ADD setiap tahun anggaran, ADD sebagaimana pada pasal (1) dialokasikan paling

sedikit 10% dari dana perimbangan yang diterima Kabupaten/Kota dalam anggaran

pendapatan dan belanja daerah setelah dikurangi dana alokasi khusus.

Dengan mengalokasikan sebesar 10% diharapkan kesehjateraan dan

pemerataan pembangunan di desa dapat menjadi kenyataan. Terciptanya

pemerataan pembangunan khususnya dipedesaan melalui anggaran pendapatan

belanja Negara Kabupaten, Provinsi, dan Pemerintah Pusat 10% akan tercapai

tingkat kesehjateraan dan taraf hidup masyarakat yang tinggal dipedesaan. Alokasi

Dana Desa (ADD) merupakan perimbangan dana pemerintahan kabupaten/kota

kepada pemerintah desa yang bersumber dari keuangan pemerintah pusat dalam

rangka pemberdayaan masyarakat.

Pengelolaan Alokasi Dana Desa mengacu pada asas:

1. Asas Merata

Asas Merata adalah besarnya bagian alokasi dana desa yang sama untuk

setiap desa, yang selanjutnya disebut Alokasi Dana Desa Minimum

(ADMM).

2. Asas Adil

Asas Adil adalah besarnya ADD berdasarkan Nilai Bobot Desa yang

dihitung dengan rumus dan variabel tertentu, ( misalnya jumlah penduduk,

luas wilayah, potensi ekonomi, partisipasi masyarakat, kemiskinan

pendidikan dasar, kesehatan dll), selanjutnya disebut alokasi dana desa

26
proporsional. Besarnya presentase perbandingan antara asas merata dan asas

adil sebagaimana dimaksud pada ayat 2 diatas, adalah besarnya ADDM

adalah 60% dari jumlah ADD dan besranya ADD adalah 40% dari jumlah

ADD. 18

Berdasarkan prinsip pengelolaan alokasi dana desa bagian yang

terpisahkan bagi pengelolaan keuangan desa dalam APBD, seluruh kegiatan

yang dibiayai alokasi dana desa direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi

secara terbuka dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat desa, semua

kegiatan harus dipertanggungjawabkan secara administrative, secara teknis,

dan secara hukum, alokasi dana desa dipergunakan secara terarah, efektif,

berkeadilan dan terkendali.

Penggunaan alokasi dana desa yang diterima oleh desa 30%

dipergunakan untuk biaya operasional penyelenggaraan pemerintah desa

dan BPD, sedangkan 70% digunakan untuk pemberdayaan masyarakat desa.

Dari 30% alokasi dana desa dipergunakan untuk operasional

penyelenggaraan pemerintah desa dan BPD seperti: biaya operasional desa,

biaya operasional BPD, biaya operasional tim penyelenggara alokasi dana

desa. Dari 70% dipergunakan masyarakat seperti: pembangunan sarana

dapn prasarana ekonomi desa, pemberdayaan dibidang pendidikan,

kesehatan dan pengurus utama gender, pemberdayaan ekonomi masyarakat

18
Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang
No.6 Tahun 2014 Tentang Desa Pasal 97 Ayat 2

27
terutama untuk mengentaskan kemiskinan dan bantuan keuangan

kepalalembaga masyarakat desa.

Pemerintah mengharapkan kebijakan Alokasi Dana Desa (ADD)

dapat mendukung pelaksanaan pembangunan partisipasi berbasis

masyarakat dalam upaya pemberdayaan masyarakat pedesaan sekaligus

memelihara kesinambungan pembangunan tingkat desa. Akuntabilitas

diartikan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiantan yang

diselenggarakan harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat

sebagai pemegang kedaulatan tertinggi sesuai dengan perundang-undangan

yang berlaku (BPKP, 2011). Beberapa disiplin anggaran yang perlu

diperhatikan dalam Pengelolaan Keuangan Desa:

1. Pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang

terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber

pendapatan, sedangkan belanja yang dianggarkan merupakan

batas tertinggi pengeluaran belanja.

2. Pengeluaran harus didukung dengan adanya kepastian

tersedianya penerimaan dalam jumlah yang cukup dan tidak

dibenarkan melaksanakan kegiatan yang belum tersedia atau

tidak mencukupi kredit anggarannya dalam APB Desa/

Perubahan APB Desa.

3. Semua penerimaan dan pengeluaran daerah dalam tahun

anggaran yang bersangkutan harus dimasukkan dalam APB

Desa dan dilakukan melalui Rekening Kas Desa.

28
2.1.6 Tahap Pengelolaan Alokasi Dana Desa

Berdasarkan Pasal 1 Peraturan Pemerintah Dalam Negeri Republik

Indonesia Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Alokasi Dana Desa

menyebutkan bahwa: “Pengelolaan Keuangan Desa adalah keseluruhan

kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan

dan pertanggungjawaban keuangan Desa.” Dari pengertian diatas dapat

disimpulkan bahwa Pengelolaan Alokasi Dana Desa adalah seluruh kegiatan yang

meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan

pertangggungjawaban, dimana Kepala Desa sebagai pemegang kekuasaan di bantu

dengan perangkat desa lainnya.

Adapun tahapan pengelolaan keuangan desa diatur dalam Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa, yaitu:

1. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan diawali dengan Musyawarah Perencanaan

Pembangunan Desa (Musrenbangdes) untuk membahas rencana

penggunaan dana yang nanti akan tertuang dalam APBDes secara

transparansi dan partisipatif. Prinsip partisipatif ini tercantum dalam

Permendagri Nomor 20 Tahun 2018 sebagai berikut: “Partisipatif yaitu

penyelenggaraan pemerintahan desa yang mengikutsertakan kelembagaan

desa dan unsur masyarakat desa”. Pemerintah desa menyusun perencanaan

pembangunan desa sesuai dengan kewenangan dengan mengacu pada

29
perencanaan pembangunan kabupaten dan kota. Mekanisme perencanaan

menurut pemdagri No. 20 Tahun 2018 adalah:

a) Sekretaris desa menyusun rancangan peraturan desa tentang

anggaran pendapatan dan belanja desa berdasarkan rencana kerja

pemerintah desa, kemudian disampaikan kepada kepala desa.

b) Rancangan peraturan desa tentang anggran pendapatan dan belanja

desa disampaikan kepala desa kepada badan permusyawaratan desa

untuk ditindak lanjuti.

c) Rancangan tersebut disepakati dan paling lambat sepakati bulan

oktober tahun berjalan.

d) Rancangan yang telah disepakati bersama disampaikan kepala desa

kepada bupati/walikota melalui camat atau sebutan 34 lainpaling

lambat 3 hari sejak desepakati untuk dievaluasi. Bupati/Walikota

dapat mendelegasikan evaluasi rancangan peraturan desa tentang

anggaran pendapatan dan belanja desa kepada camat atau sebutan

lain.

e) Bupati/Walikota menetapkan hasi evaluasi rancangan anggaran

pendapatan dan belanja desa paling lama 20 hari kerja sejak

diterimanya rancangan anggaran pendapatan dan belanja desa. Jika

dalam 20 hari kerja bupati/walikota tidak memberikan hasil

evaluasi, maka peraturan desa tersebut berlaku dengan sendirinya.

f) Jika kepala desa melalukan penyempurnaan paling lama 7 hari kerja

terhitung sejak diterimanya hasil evaluasi.

30
g) Apabila bupati/walikota menyatakan hasil evaluasi rancangan

peraturan desa tentang anggaran pendapatan dan belanja desa tidak

sesuai dengan kepentingan umum dan peraturan per Undang-

Undangan yang lebih tinggi maka kepala desa melakukan

penyempurnaan paling lama 7 hari kerja terhitung sejak diterimanya

hasil evaluasi.

h) Apabila hasi evaluasi tidak ditindak lanjuti oleh kepala desa dan

kepala desa tetap menetapkan rancangan peraturan desa tentang

anggaran pendapatan dan belanja desa menjadi peraturan desa

Bupati/Walikota.

i) Pembatalan peraturan desa sekaligus menyatakan berlakunya

anggaran pendapatan dan belanja desa tahun anggaran sebelumnya,

dalam hal ini pembatalan, kepala desa hanya dapat melakukan

pengeluaran terhadap operasional penyelenggaraan pemerintah

desa.

j) Kepala desa memberhentikan pelaksanaan peraturan desa paling

lambat 7 hari setelah pembatalan dan selanjutnya kepala desa

bersama badan pendapatan desa mencabut peraturan desa.

2. Tahap Pelaksanaan

Undang-undang No. 6 Tahun 2014 Tentang desa menyatakan bahwa

kepala desa adalah pemegang kekuasaan keuangan desa yang dalam

pelaksanaanya di bantu oleh peragkat desa. Pelaksanaanya dalam

pengelolaan keuangan desa adalah rangkaian kegiatan untuk melaksanakan

31
rencana dan anggaran yang telah ditetapkan dalam anggaran pendapatan dan

belanja desa. Pelaksanaan merupakan usaha menggerakkan anggota-

anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan

berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota

perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai

sasaran tersebut.

Pelaksanaan dalam pengelolaan keuangan desa merupakan

implementasi atau eksekusi dari anggaran pendapatan dan belanja desa.

Dalam pelaksanaan keuangan desa, terdapat beberapa prinsip umum yang

harus ditaati yang mencangkup penerimaan dan pengeluaran kas. Prinsip itu

diantaranya bahwa seluruh penerimaan dan pengeluaran kas dilaksanakan

melalui rekening kas desa. Pencairan dana dalam rekening kas desa ditanda

tangani oleh kepala desa dan bendahara desa. Namun khusus bagi desa yang

belum memiliki pelayanan perbankan di wilayah maka pengaturannya lebih

lanjut akan ditetapkan oleh penerimaan kabupaten/kota. Dengan peraturan

tersebut, maka pembayaran kepada pihak ketiga secara normative dilakukan

melalui transfer ke rekening bank pihak ketiga.

Dalam pelaksanaan anggaran desa yang sudah ditetapkan

sebelumnya, timbul transaksi penerimaan dan pengeluaran desa. Semua

penerimaan dan pengeluaran dalam rangksa pelaksanaan kewenangan desa

dilaksanakan melalui rekening kas desa. Jika desa sebelum memiliki

pelayanan perbankan di wilayah, maka pengaturannya ditetapkan oleh

pemerintah kabupaten/kota. Semua transaksi harus didukung oleh buktik

32
yang lengkap dan sah. Beberapa antara dalam pelaksanaan pengelolaan

keuangan desa yaitu alokasi dana desa menurut Pemendagri No. 20 tahun

2018 adalah:

a) Pemerintah desa dilarang melakukan pungutan sebagai


penerimaan desa selain yang ditetapkan dalam peraturan desa.
b) Bendahara dapat menyimpan uang dalam kas desa pada jumlah
tertentu dalam rangka memenuhi kebutuhan operasional
pemerintah desa.
c) Pengaturan jumlah uang dalam kas desa ditetapkan dalam
peraturan bupati/walikota.
d) Pengeluaran desa yang mengakibatkan beban pada anggaran
pendapatan dan belanja desa tidak dapat dilakukan sebelum
rancangan peraturan desa tentang anggaran pendapatan dan
belanja desa ditetapkan menjadi peraturan desa.
e) Pengeluaran desa tidak termaksud untuk belanja pegawai yang
bersifat mengikat dan operasional perkantoran yang tidak
ditetapkan dalam peraturan kepala desa.
f) Penggunaan biaya tak terduga terlebih dahulu harus dibuat
rincian anggaran biaya yang telah disahkan oleh kepala desa.
g) Pelaksanaan kegiatan yang mengajukan pendanaan untuk
melaksanakan kegiatan harus disertai dengan dokumen antara
lain rencana anggaran biaya.
h) Rencana anggaran biaya diverifikasikan oleh sekretaris desa dan
disahkan oleh kepala desa.
i) Pelaksanaan kegiatan bertanggungjawab teerhadap tindakan
pengeluaran yang menyebabkan atas beban anggaran belanja
kegiatan dengan mempergunakan buku pembantu kas kegiatan
sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan kegiata desa.
j) Pelaksanaan kegiatan mengajukan surat permintaan
pembayaran kepada kepala desa. Surat permintaan pembayaran
tidak boleh dilakukan sebelum barang/jasa diterima. Pengajuan
surat permintaan pembayaran, pernyataan
pertanggungjawaban belanja, dan lampiran bukti transaksi.
k) Berdasarkan surat permintaan pembayaran yang telah
diverifikasikan oleh sekretaris desa kemudian kepala desa
menyetujui permintaan pembayaran dan bendahara melakukan
pembayaran.
l) Pembayaran yang dilakukan oleh bendahara akan dicatat oleh
bendahara.
m) Bendahara sebagai wajib pungut pajak penghasilan dan pajak
lainnya, wajib menyetorkan seluruh penerimaan potongan dan
pajak yang dipungutnya rekening kas negara sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

33
3. Tahap penatausahaan

Penatausahaan secara sederhana dapat dikatakan sebagai kegiatan

yang berhubungan dengan pembukuan atau administrasi pembukuan.

Penatausahaan menyangkut kegiatan pembukuan keuangan desa oleh

pemerintah desa. Penatausahaan keuangan desa adalah kegiatan pencatatan

yang khususnya dilakukan oleh bendahara desa. Berdasarkan definisi diatas,

dapat disimpulkan bahwa penatausahaan keuangan adalah rangkaian

kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan seluruh transaksi keuangan

yang pembukuannya harus sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.

Tahap ini merupakan proses pencatatan seluruh transaksi keuangan

yang terjadi dalam suatu tahun anggaran. Kegiatan penatausahaan keuangan

mempunyai fungsi pengadilan terhadap anggaran pendapatan dan belanja

desa. Hasil dari penatausahaan adalah laporan yang dapat digunakan untuk

mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan. Kepala desa dalam

melaksanakan penatausahaan keuangan desa menetapkan bendahara desa.

Menurut Yuliansah dan Rusmianto:

Bendahara mempunyai tugas menerina, menyimpan, menyetor,


mempertanggungjawabkan penerimaan pendapatan desa dan
pengeluaran desa dalam ranga pelaksanaan anggaran pendapatan dan
belanja desa.
Dalam rangka pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja desa

bendahara desa wajib mempertanggungjawabkan disampaikan setiap bulan

kepada kepala desa dan paling lambat 10 bulan berikutnya.

34
4. Tahap Pelaporan

Pelaporan yang dimaksud yaitu upaya pengelola alokasi dana desa

untuk melaporkan setiap perkembangan kegitan yang sedang dijalankan

atau telah diselesaikan kepada pendamping ataupun penanggungjawab

alokasi dana desa. Menurut pemdagri No. 20 Tahun 2018 dalam

melaksanakan tugas, kewenangan, hak, dan kewajiban, kepala desa wajib:

1) Menyampaikan laporan realisasi pelaksanaan anggaran pendapatan

dan belanja desa kepada bupati/walikota berupa:

a) Laporan sementara pertama berupa laporan realisasi anggaran

pendapatan dan belanja desa disampaikan paling lambat pada

akhir bulan juli tahun berjalan.

b) Laporan sementara akhir tahun, disampaikan paling lambat

pada akhir bulan januari tahun berikutnya.

2) Menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintah desa setiap akhir

tahun anggaran kepada bupati/walikota.

3) Menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintah desa pada akhir

masa jabatan kepada bupati/walikota.

4) Menyampaikan laporan keterangan penyelenggaraan pemerintah desa

secara tertulis kepada anggaran pendapatan dan belanja desa setiap

tahun anggaran.

35
5. Tahap Pertanggungjawaban

Pertanggungjawaban adalah pertanganggung jawaban penggunaan

aokasi dana desa sebagai bentuk laporan hasil realisasi dari penggunaan

alokasi dana desa.

Menurut pemdagri No.20 Tahun 2018 pertanggung jawaban terdiri dari:

1) Kepala desa menyampaikan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan


anggaran pendapatan dan belanja desa kepada bupati/walikota melalui camat
setiap akhir tahun anggaran.
2) Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan anggaran pendapatan dan
belanja desa terdiri dari pendapatan, belanja dan pembiayaan. Laporan ini
ditetapkan peraturan desa dan lampiran:
a) Format laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan anggaran
pendapatan dan belanja desa tahun anggaran berjalan.
b) Format laporan kekayaan milik desa per 31 desember tahun anggaran
berkenaan.
c) Format laporan keuangan program pemerintah dan pemerintah
daerah yang masuk ke desa.19

Sumber: Internet
Gambar 2.1 Tahap Pengelolaan Alokasi Dana Desa

19
Yuliansyahd dan Rusmianto, Akuntansi Desa, Salemba Empat, Jakarta, 2017, hal.49

36
2.1.7 Asas Pengelolaan Alokasi Dana Desa

Keuangan Desa dikelola berdasarkan praktik-praktik pemerintah yang baik.

Sebagaimana keuangan desa tertuang dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No.

20 Tahun 2018, yaitu: transparan, akuntabel, dan partisipasi serta dilakukan dengan

tertib dan disiplin anggaran, dengan uraian sebagai berikut:

1) Transparan

Transparan dalam pengelolaan keuangan mempunyai pengertian

bahwa informasi keuangan diberikan secara terbuka dan jujur

kepada masyarakat. Berfungsi untuk memenuhi hak masyarakat

untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas

pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya.

Pengelolaan tersebut dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada

peraturan perundang-undangan. Asas transparan menjamin semua

hak pihak untuk mengetahui seluruh proses dalam setiap tahapan

serta menjamin akses semua pihak terhadap informasi terkait

pengelolaan keuangan desa.

2) Akuntabel

Akuntabel mempunyai pengertian bahwa setiap tindakan atau

kinerja pemerintah/lembaga dapat dipertanggungjawabkan kepada

pihak-pihak yang memiliki hak atau berkewenangan untuk meminta

keterangan akan pertanggungjawaban. Pelaksanaan kegiatan dan

penggunaan anggaran harus dapat dipertanggunngjawabkan dengan

baik, mulai dari proses perencanaan sampai pertanggungjawaban.

37
Asas akuntabel menuntut Kepala Desa mempertanggungjawabkan

dan melaporkan pelaksanaan APBDesa secara tertib kepada

masyarakat maupun kepada pemerintah sesuai peraturan perundang-

undangan.

3) Partisipatif

Partisipatif mempunyai pengertian bahwa setiap tindakan dilakukan

dengan mengikutsertakan keterlibatan masyarakat baik secara

langsung maupun tidak langsung melalui lembaga perwakilan yang

dapat menyalurkan aspirasinya. Pengelolaan keuangan desa mulai

tahap perencanaan hingga pertanggungjawaban wajib melibatkan

masyarakat para pemangku kepentingan di desa serta masyarakat

luas.

4) Tertib dan Displin Anggaran

Tertib dan Displin Anggaran adalah anggaran harus dilaksanakan

secara konsisten dengan pencaatan atas penggunaannya sesuai

dengan prinsip akuntansi keuangan di desa. Hal ini dimaksudkan

bahwa pengelolaan keuangan desa harus berdasarkan perundang-

undangan yang berlaku.

2.1.8 Indikator Penilaian Alokasi Dana Desa

1. Pendapat tentang ADD dalam tahun yang bersangkutan.

2. Kesulitan yang dihadapi dalam pengelolaan ADD.

3. Perencanaan pengelolaan ADD harus diawali dengan musyawarah.

38
4. Hasil musyawarah hatus disetujui oleh BPD dan dievaluasi oleh

Camat.

5. ADD harus mengacu pada RMJMDes dan RKPDes.

6. Bentuk partisipasi masyarakat.

7. Masyarakat harus mengetahui informasi mengenai semua kegiatan

pelaksanaan ADD.

8. Kendala yang dialami.

9. Semua transaksi harus dilakukan.

2.1.9 Faktor-faktor Pengelolaan Alokasi Dana Desa

Adapun faktor yang mempengaruhi pengelolaan Alokasi Dana Desa pada

Desa Patumbak Kampung Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, yaitu:

1. Faktor Pendukung, yaitu adanya partisipasi masyarakat Desa

Patumbak Kampung yang ikut serta mengambil bagian dalam

melakukan Pengelolaan Alokasi Dana Desa terutama dalam

pembangunan. Dan juga masyarakat ikut serta dalam kegiatan

musrembang tujuan masyarakat mengikutinya adalah agar

masyarakat terlibat dalam perencanaan yang ada pada Dea

Patumbak Kampung.

2. Faktor penghambat yang mempengaruhi Pengelolaam Alokasi Dana

Desa pada Desa Patumbak Kampung Kecamatan Patumbak

Kabupaten Deli Serdang, yaitu:

39
a) Sumber Daya Manusia

Peran dan pentingnya Sumber Daya Manusia dalam

pemerintahan adalah bahwa segala potensi sumber daya yang

dimiliki manusia yang dapat dimanfaatkan sebagai usaha untuk

meraih keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan. Sumber daya

manusia dalam pengelolaan ADD meliputi Tim Pelaksana

Kegiatan, Tim Pendamping Kecamatan, dan BPMDK. Adapun

tugas Tim Pelaksana Kegiatan tingkat desa adalah menyusun

rencana daftar kegiatan pemerintah desa, menyusun daftar

rencana kegiatan dan rencana anggaran biaya dan tim pelaksana

kegiatan bertanggungjawab kepada Kepala Desa sebagai

Penanggungjawab dan Pemegang Kekuasaan Pengelolaan

Keuangan Desa. Tugas Tim Pendampig adalah memfasilitasi

bimbingan teknis perencanaan kepada tim Pelaksana tingkat

desa, memberikan bimbingan dan asistensi penyusunan

pengelolaan dan pemanfaatan Alokasi Dana Desa kepada

pelaksana tingkat Desa dan melakukan fasilitasi pemecahan

masalah berdasarkan pengaduan masyarakat serta pihak lainnya

dan melaporkan kepada tim fasilitasi tingkat Kabupaten, dan

tugas BPMDK adalah melakukan pembinaan terhadap

Pemerintah Desa.

40
b) Komunikasi

Komunikasi dangat penting dalam kehidupan manusia sebab

komunikasi merupakan proses untuk enyampaikan maksud yang

menjadi tujuan kepada orang lain. Pada Desa Patumbak

Kampung masyarakat masih kurang mampu memberikan

pendapat dimuka umum sehingga pemerintah terkadang

mengalami kesulitan untuk menjalankan program yang sudah

direncanakan.

c) Peraturan Tentang Petunjuk Teknis

Peraturan tentang petunjuk teknis ALokasi dana Desa setiap

tahun berubah dalam peraturan Bupati No.1 Tahun 2020 tentang

petunjuk teknis ADD tidak terdapat peraturan mengenai

penggunaan biaya pelaksanaan pemilihan keoala Desa, bagi

Desa yang akan melakukan Pemilihan Kepala Desa dan

mekanisme pencairan Dana tersebut dilampiri dokumen yang

berbeda.

41
2.1.10 Peneliti Terdahulu

Tabel 2.1

Hasil Peneliti Sebelumnya

No PenelitianSebelumnya Judul Penelitian Hasil Penelitian

1 Herlina Situmorang Analisis Pengelolaan Penelitian ini bertujuan

( 2019 ) Keuangan Desa untuk mengetahui

Sibuntuon Partur bagaimana pengelolaan

Kecamatan dana desa yang dilakukan

Lintongnihuta di Desa Sibuntuon Partur

Kabupaten Humbang Kecamatan

Hasundutan. Lintongnihuta Kabupaten

Humbang Hasundutan,

yaitu dalam proses

perencanaan,

pelaksanaan,

penatausahaan, dan

pertanggungjawabannya

apakah sudah pada

prosedur atau aturan yang

berlaku. Penelitian ini

menggunakan metode

analisis data kualitatif

42
dengan menggambarkan

suatu fenomena atau

kondisi tertentu.

2 Octaviani Pratiwi Analisis Pengelolaan Hasil Penelitian ini

(2021) Alokasi Dana Desa menyebutkan bahwa

(ADD) Dalam Upaya semua dana desa

Pembangunan Desa Di dicairkan dari APBDes,

Desa Bontoala SPJ, dan pencairan, 95%

Kecamatan Palangga telah terserap oleh

Kabupaten Gowa masyarakat. Pengelolaan

Alokasi Dana Desa untuk

belanja aparatur

danbelanja operasional di

Desa Bontoala telah

berjalan sesuai dengan

panduan dan peraturan

yang ada.

3 Delima Fransiska Analisis Pengelolaan Hasil penelitian ini

Hutabarat Keuangan Desa Pada menyebutkan bahwa

(2021) Desa Hutabarat Parbaju tahap atau siklus

Tonga Kabupaten pengelolaan keuangan

Tapanuli Utara desa sebesar 95% maka

rata-rata tersebut berada

43
pada tahap interval 76%-

100%. Oleh karena itu

Pengelolaan Keuangan

Desa Hutabarat Parbaju

Tonga sudah baik.

4 Ramayani Simanjuntak Analisis Pengelolaan Hasil penelitian ini

(2021 ) Alokasi Dana Desa Di menunjukkan bahwa

Desa Hutaraja pengelolaan alokasi dana

Hasundutan Kecamatan desa yang dilakukan

Sipaholon Kabupaten pemerintah desa setempat

Tapanuli Utara telah mengikuti aturan

perundang-undangan

yang berlaku namun

prosesnya belum optimal.

Hal ini terlihat dari proses

pelaporan dan

pertanggungjawaban

belum sesuai dengan

jadwal yang telah

ditentukan sehingga

mengalami

keterlambatan pencairan

dana.

44
5 Christian Kernalia Analisis Pengelolaan Pengelolaan ADD Desa

Sinaga Alokasi Dana Desa Hutaraja Hasundutan

(2021) Pada Desa Hutaraja Kecamatan Sipaholon

Hasundutan Kecamatan telah mengikuti aturan

Sipaholon Kabupaten petunjuk teknis yang

Tapanuli Utara telah diatur dalam per

Undang-Undangan.

Namun dalam prosesnya

masim belum optimal dan

harus diperbaiki sesuai

dengan Pemendagri

No.114 Tahun 2014.

45
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dikantor Kepala Desa Patumbak Kampung yang

berada di Jalan Pertahanan Gang.Inpres Dusun V Patumbak Kampung Kabupaten

Deli Serdang. Objek penelitian ini adalah data yang berhubungan dengan

pengelolaan Alokasi Dana Desa pada Desa Patumbak Kampung Kecamatan

Patumbak Kabupaten Deli Serdang. Subjek penelitian ini adalah Kepala Desa dan

Aparatur desa yang bersangkutan.

3.2 Jenis Penelitian

Menurut Sugiono Pengertian Metode Penelitian Kualitatif adalah:

Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpotovisme,


digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, diaman
peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data
dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
makna daripada generalisasi.20
Penelitian kualitatif (penelitian naturalistik) adalah penelitian yang dilakukan

dalam kondisi objek yang alami. Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam

bentuk kata, kalimat, dan gambar.

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Kualitatif dengan

menggambarkan suatu fenomena atau kondisi tertentu.

20
Sugiono, Op.cit., hal 9

46
Dengan demikian diharapkan fenomena mengenai kesiapan pemerintah

desa dalam pengelolaan alokasi dana desa dapat digambarkan oleh penelitian

deskriptif ini agar dapat menarik suatu kesimpulan.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Primer dan data

Sekunder.

1. Data Primer merupakan data yang didapat dari sumber informan-informan,

yang merupakan hasil wawancara yang berupa penjelasan dari kepala desa

dan perangkat desa.

2. Data Sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung dari

objek penelitian yang antara lain dilakukan melalui studi literatur,

kepustakaan, dan arsip/laporan yang berupa data-data tentang keadaan

umum lokasi penelitiaan mencakup keadaan geografis serta beberapa

dokumen yang berhubungan dengan pengelolaan Alokasi Dana Desa.

Tabel 2.2

Daftar Wawancara (Data Primer)

Narasumber Pertanyaan

Kepala Desa Patumbak Kampung 1. Bagaimana proses Perencanaan

Pengelolaan Alokasi Dana Desa pada

Desa Patumbak Kampung ini?

47
2. Bagaimana Penatausahaan

Pengelolaan Alokasi Dana Desa pada

Desa Patumbak Kampung ini?

3. Apa saja faktor yang mempengaruhi

proses Pengelolaan Alokasi Dna Desa

pada Desa Patumbak Kampung ini ?

Sekretaris Desa Patumbak Kampung 1.Bagaimana proses Perencanaan

Pengelolaan Alokasi Dana Desa pada

Desa Patumbak Kampung ini?

2.Bagaimana Pelaporan Pengelolaan

Alokasi Dana Desa pada Desa Patumbak

Kampung ini?

3.Bagaimana Pertanggungjawaban

Pengelolaan Alokasi Dana Desa pada

Desa Patumbak Kampung ini?

48
Bendahara Desa Patumbak Kampung 1.Bagaimana proses Perencanaan

Pengelolaan Alokasi Dana Desa pada

Desa Patumbak Kampung ini?

2.Bagaimana Penatausahaan

Pengelolaan Alokasi Dana Desa pada

Desa Patumbak Kampung ini?

3. Bagaimana Pelaporan Pengelolaan

Alokasi Dana Desa pada Desa Patumbak

Kampung ini?

4.Bagaimana Pertanggungjawaban

Pengelolaan Alokasi Dana Desa pada

Desa Patumbak Kampung ini ?

Kaur Pembangunan Desa Patumbak 1.Bagaimana Pelaksanaan Pengelolaan

Kampung Alokasi Dana Desa pada Desa Patumbak

Kampung ini?

Kaur Pemerintah Desa Patumbak 1.Bagaimana proses penyampaian

Kampung laporan penyelenggaraan pemerintah

desa pada akhir jabatan?

3.4 Metode Penelitian dan Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan Data merupakan langkah yang paling strategisdalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data

49
yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Teknik pengumpulan data yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi

Observasi Menurut Sutrisno Hadi adalah: “Suatu proses yang kompleks,

suatu proses yang tersusun dai berbagai proses biologis dan

psikhologis.”21

Dalam penelitian ini peneliti langsung ke lapangan untuk melihat kegiatan

yang dilakukan oleh pemerintah desa dalam melakukan pengelolaan alokasi

dana desa. Dengan melakukan observasi peneliti akan menemukan dan

mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan pengelolaan Alokasi Dana

Desa.

2. Wawancara

Wawancara Menurut Burhan Bungin :

Wawancara adalah proses pencakapan dengan maksud untuk


mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi,
motivasi, perasaan, dan sebagainya yang dilakukan dua pihak yaitu
pewawancara (interviewee) yang mengajukan pertanyaan dengan
orang yang diwawancarai (interviewee).22
Peneliti mewawancarai tidak terstuktur dengan perangkat desa yang ada di

Desa Patumbak Kampung yang mewakili Kepala Desa dan Bendahara Desa

digunakan untuk meneliti data pengelolaan Alokasi Dana Desa.

21
Ibid., hal. 145
22
Burhan Bungi, Metode Penelitian Kualitatif, Edisi Pertama, Catatan Kesepuluh,
Rajawali Pers, Jakarta, 2015, hal 155

50
3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang berlalu. Dokumentasi bias

berupa tulisan, gambar, atau karya-karya mmonumental dari seseorang.

Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi dalam kata lain adalah data

yang diperoleh melalui dokumen-dokumen dari dokumentasi adalah berupa

laporan dana realisasi Alokasi Dana Desa yang diperoleh dari Pemerintah

Pusat.

3.5 Metode Analisis Data

Menurut Suharmisi Arikunto: “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang

dimaksutkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain - lain yang

sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan

panelitian”23. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Kualitatif. Dalam penelitian ini menggambarkan dan menjelaskan tentang hal-hal

yang berkaitan dengan pengelolaan Alokasi Dana Desa yang diperoleh dari hasil

wawancara, observasi, dan dokumentasi.

3.6 Informan Penelitian

Informan merupakan salah satu anggota kelompok partisipan yang berperan

sebagai pengarah dan penerjemah muatan-muatan budaya atau pelaku yang terlibat

langsung dengan permasalahan penelitian. Informan dalam penelitian ini dipilih

23
Suharmisi Arikunto, Prosedur Penelitian, Cetakan Keempatbelas, Rineke Cipta,
Jakarta, 2017, hal 3

51
karena paling banyak mengetahui atau terlihat langsung. Adapun yang menjadi

informan pada penelitian ini adalah:

1. Kepala Desa Patumbak Kampung

2. Sekretaris Desa Patumbak Kampung

3. Bendahara Desa Patumbak Kampung

4. Kaur Pembangunan Desa Patumbak Kampung

5. Kaur Pemerintah Desa Patumbak Kampung

52
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


1.1 Gambaran Umum Desa Patumbak Kampung
1.1.1 Sejarah Desa Patumbak Kampung

Kecamatan Patumbak adalah salah satu Kecamatan dari 22 Kecamatan yang ada

di Kabupaten Deli Serdang. Kecamtan Patumbak memiliki keanekaragaman tradisi,

etnis, budaya, dan sumber daya alam yang potensial, sehingga merupakan daerah yang

memiliki potensi untuk dikembangkan dan peluang investasi bagi para investor. Pada

tahun 1950 Kecamatan Patumbak dipimpin oleh seorang Camat yang bernama M. Zein

yang diangkat oleh Pemerintah RI yang berkantor di kantor Sinembah Deli sampai

pada tahun 1970 yang pada tahun itu pula dibangun Kantor Camat yang baru

sebagaimana yang dipakai sampai dengan saat ini dan kantor camat yang lama

dijadikan Rumah Dinas Camat.

Asal mula nama “Patumbak”, konon semasa raja Tadukan Raga (STM Hilir) ingin

menguasai daerah Patumbak, lantas Raja Sinembah Deli mempertahankan daerahnya

dengan bersenjatakan Tombak yang dipersiapkan oleh Tukang pembuat Tombak

(yang digelar pak Tombak atau Patombak) yang dapat diartikan sebagai seorang yang

berjasa memperisapkan senjata tombak (Pak Tombak) semasa perang antar Raja

Tadukan Raga dengan Raja Patombak. Areal Kecamatan Patumbak sejak dari jaman

penjajahan Belanda hingga tahun 1950 adalah milik perkebunan Deli Maschapy,

dimana waktu itu hanya sedikit tanah yang dimiliki oleh rakyat, perkembangan tanah

penduduk baru terjadi tahun 1952 sampai sekarang.

53
Desa Patumbak Kampung Kecamatan Patumbak merupakan salah satu desa dari

8 Desa yang ada di kecamatan Patumbak di wilayah naungan Kabupaten Deli Serdang.

Desa Patumbak Kampung bila ditinjau dari aspek ekonomi masyarakat desa Patumbak

Kampung dapat digolongkan sebagai masyarakat produktif akan tetapi masih memiliki

tingkat kesehjateraan yang masih jauh dari sejahtera. Hal ini terungkap bila dilihat dari

data tetntang ragam profesi dan kondisi ekonomi warga desa, karena profesi penduduk

masih didominasi Buruh Tani dan Peternak. Kebanyakan pertanian yang dilakukan

adalah sistem berladang dengan menanam pohon-pohon yang dapat berproduksi

dalam waktu yang relative cepat.

Sistem perdagangan yang dilakukan oleh masyarakat sebagian besar adalah ubi

kayu, ubi jalar, jagung, dan usaha ternak seperti: sapi, kambing, ayam, & bebek.

Selanjutnya disusul oleh karyawan swasta, dan karyawan pabrik yang berada disekitar

desa.

Desa Patumbak Kampung terdiri dari 7 (tujuh) dusun. Posisi Desa Patumbak

Kampung berbatasan dengan:

Sebelah Utara : Medan Amplas

Sebelah Selatan : Desa Sigara-gara

Sebelah Barat : Desa Marindal I

Sebelah Timur : Desa Marindal II dan Kecamatan Tanjung Morawa

1.1.2 Visi dan Misi Desa Patumbak Kampung

Visi adalah suatu gambaran yang menentang tentang keadaan masa depan yang

diinginkan dengan melihat potensi dan kebutuhan desa. Penyusunan visi desa

54
dilakukan dengan pendekatan-pendekatan partisipatif dengan melibatkan pihak-pihak

yang berkepentingan disuatu desa, yaitu: Pemerintah Desa, Badan Penyelenggaraan

Desa, Tokoh Mayarakat, Tokoh Agama, Lembaga, Masyarakat Desa, dan Masyarakat

Desa pada umumnya. Dilihat dari segi potensi yang ada serta masalah yang ada didesa.

Adapun visi dari Desa Patumbak Kampung, yaitu:


a. Visi Desa Patumbak Kampung.
Meningkatkan pelayanan masyarakat seoptimal mungkin dan membangun

desa semakin baik.

Selain visi juga telah ditetapkan misi-misi yang memuat sesuatu yang

diaksanakan oleh desa agar terciptanya visi desa tersebut. Visi berada diatas

misi, pernyataan visi kemudian dijabarkan kedalam misi agar dapat

dioperasionalkan/dikerjakan. Sebagaimana penyusunan visi, meskipun dalam

penyusunannya menggunakan pendekatan partisipatif dan pertimbangan

potensi dan kebutuhan desa sebagaimana proses yang dilakukan.

Adapun misi dari Desa Patumbak Kampung, yaitu:


b. Misi Desa Patumbak Kampung

1. Melayani masyarakat tidak mengenal waktu

2. Melakukan kebijakan-kebijakan masyarakat dalam keperluan

masyarakat.

3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pembangunan

sektor pertanian, pendidikan, kesehatan, kebudayaan, kependudukan,

dan ketenagakerjaan.

55
4. Meningkatkan infrastruktur desa melalui peningkatan prasarana jalan,

energi listrik, pengelolaan sumber daya air, dan pengelolaan lingkungan.

5. Menyusun regulasi desa dan menata dokumen-dokumen yang menjadi

kewajiban desa sebagai paying hukum pembangunan desa.

Sumber: Visi dan Misi Kantor Desa Patumbak Kampung

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Patumbak Kampung

BPD Kepala Desa

Sekertaris
Desa
Kaur Kaur Umum
Pemerintahan
Kaur Kaur
Keuangan Pembangunan

Kepala Kewilayahan/Kepala
Dusun

Kepala Dusun 1
Kepala Dusun 2
Kepala Dusun 3
Kepala Dusun 4
Kepala Dusun 5
Kepala Dusun 6
Kepala Dusun 7

Sumber: Kantor Desa Patumbak Kampung

56
Jumlah perangkat desa Patumbak Kampung 13 orang yang terdiri:
Kepala Desa : Ahmat Arifin
Sekertaris Desa : Siti Rahmadani
Kaur Keuangan : Eko Deriansah
Kaur Pembangunan : M. Azmi
Kaur Umum : Riyan Pratama
Kepala Dusun I : Sutri Handoko
Kepala Dusun II : Dewanti Sahputri
Kepala Dusun III : Siti Halimah
Kepala Dusun IV : Fahrizal
Kepala Dusun V : Khamdi Muhardani
Kepala Dusun VI : Wan Sahbudin Barus
Kepala Dusun VII : Seberang Jamauli Sinaga
Badan Perwakilan Desa Patumbak Kampung terdiri dari 9 orang, yaitu:
Ketua BPD : Ikram Akmal Tarigan
Wakil Ketua BPD : Didik Darmadi
Sekertaris BPD : M. Sahnan
Anggota : 1) Azran
1) Siti Aisyah
2) Taufiq Syahreza
3) Tamin Barus
4) Abdurrahman
5) Wan Basrah Panjaitan
1.2 Pengelolaan Alokasi Dana Desa

Alokasi dana desa adalah alokasi dana desa dengan perhitungan dari dana

perimbangan yangan diterima oleh Kabupaten sebesar 10% setelah dikurangi dengan

dana alokasi khusus. Pengelolaan Alokasi Dana Desa meliputi proses perencanaan,

pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban. Semua proses ini

dijalankan oleh pemerintah desa didampingi oleh tim pendamping kecamatan. Tidak

hanya itu, masyarakat juga ikut berpartisipasi dalam pengawasan alokasi dana desa.

Pemerintah Desa Patumbak Kampung mengelola alokasi dana desa berdasarkan

Peraturan Bupati mengenai alokasi dana desa di Desa Patumbak Kampung yang

meliputi mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban.

57
1.2.1 Tahap Perencanaan

Perencanaan adalah suatu proses penentuan sesuatu yang ingin dicapai di

masa yang akan datang serta menetapkan tahapan-tahapan yang dibutuhkan untuk

mencapainya. Hal ini menjadi penting dikarenakan perencanaan nerupakan salah

satu indikator keberhasilan suatu kegiatan. Dalam perencanaan keuangan desa,

diperlukan rencana tahapan yang strategis. Salah satu yang dapat direncanakan

dalam hal tersebut adalah cara mengalokasikan dana desa di Desa Patumbak

Kampung.

Pada tahap perencanaan pengelolaan alokasi dana desa pada desa patumbak

kampung kecamatan patumbak kabupaten deli serdang dilakukan dengan model

partisipatif, diawali dengan melakukan musyawarah pembangunan desa

(musrembang) yang merupakan forum musyawarah yang membahas mengenai

rencana kegiatan pembangunan desa yang dilakukan untuk menerima aspirasi

masyarakat dan kebutuhan desa yang diterapkan dalam RKP desa dengan

melibatkan seluruh elemen masyarakat desa yang terdiri dari kepala desa selaku

penanggungjawab administrasi, bendahara desa selaku kepala urusan keuangan

(kaur pemerintah) dan dibantu oleh lembaga masyarakat desa yang merupakan

wakil dari masyarakat desa.

Musrembang desa adalah forum masyarakat yang membahas usulan-usulan

rencana kegiatan pembangunan desa yang berpedoman pada prinsip-prinsip

perencanaan pembangunan partisipasi masyrakat desa serta trasnoaransi

pemerintah kepada masyarakat. Tujuan diberikannya alokasi dana desa adalah

untuk meningkatkan penyelenggaraan pemerintah desa dalam melaksanakan

58
pelayanan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Penyusunan rencana

kegiatanini dilaksanakan pada saat menjelang awal tahun anggaran baru atau

berakhirnya tahun anggaran berjalan. Dalam penyusunan daftar ususlan rencana

kegiatan yang melibatkan seluruh komponen yang ada di desa tentunya bertujuan

untuk menyampaikan usulan kegiatan yang menjadi kepentingan dan kebutuhan

masyarakat.

Pada proses perencanaan alokasi dana desa di awali dengan rapat perdusun,

untuk menyusun rencana kegiatan tersebut harus melibatkan partisipasi seluruh

komponen yang ada di desa baik lembaga masyarkat maupun masyarakat umum

melalui musyawarah tingkat desa. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Desa

Patumbak Kampung bapak Ahmat Arifin bahwa: ”Sebelum melakukan

musrembang cara pihak Desa mengundang masyarakat untuk musrembang dengam

memberi surat kepada BPD BPD membalas surat kita dan menentukan kapan

tanggal musrembang cocoknya karena kalau misalnya di hari kerja otomatis

masyarakat juga kerja juga jadi malam minggu kita buat untuk musrembang kita

buat ketika masyarakat lagi weekend di rumah dan kita undang mereka jadi BPD

yang mengirim surat selanjutnya baru kita bikin surat undangan dari desa melalui

kadus dan kadus mengajak masyarakat untuk mengikuti musrembang.”

Terkait dengan pelaksanaan musrembang desa yang akan dilakukan apakah

sekertaris desa sudah menyusun peraturan desa, mengenai anggaran pendapatan

dan belanja desa berdasarkan kerja pemerintah desa (RKP) kepada kepala desa. Hal

ini disampaikan oleh Sekertaris Desa Patumbak Kampung ibu Siti Rahmadani

bahwa: “Dalam menyusun peraturan musrembang memang sudah dilakukan oleh

59
saya dan dibantu oleh perangkat desa lainnya dalam pembuatan anggaran

pendapatan dan belanja desa sehingga lebih mudah dalam penyusunan nya.”

Mengenai peraturan desa tentang anggaran pendapatan dan belanja desa

disampaikan oleh kepala desa kepada bendahara desa. Hal ini disampaikan oleh

Bendahara Desa Patumbak Kampung bapak Eko Deriansah bahwa: “Kepala desa

sudah memberitahu kepada saya dan kepada masyarakat juga kita sampaikan

setelah terjadinya Perdes APBDes dan dikeluarkannya Peraturan Kepala Desa itu

kita ada namanya papan monografi desa di situlah kita transparansikan semua

anggaran belanja kita kepada masyarakat”. Dalam hal kesepakatan rancangan

peraturan desa disepakati paling lama Oktober.

Proses musrembang desa dipimpin oleh Kepala Desa dan dihadiri oleh

Camat. Dalam proses musrembang dibicarakan segala kebutuhan masyarkat baik

yang telah diketahui sebelumnya maupun yang baru disampaikan masyarakat. Hal

ini disampaikan Sekertaris Desa Patumbak Kampung bapak ibu Siti Rahmadani

bahwa: ”Pada saat musrembang desa, yang dipimpin oleh Kepala Desa dan dihadiri

oleh Camat. Kepala Desa musrebang dimana pada saat musrembang diinta

memberikan usulan dari masyarakat ditiap dusun dan diberi tau berapa dana yang

akan dianggarkan”.

Kegiatan selanjutnya dalam proses perencanaan penggunaan alokasi dana

desa setelah penyusunan usulan prioritas rencana kegiatan desa yang dibiayai oleh

alokasi dana desa adalah penyusunan rencana penggunaan dana rencana peraturan

desa. Kepala desa mengacu pada usulan rencana kegiatan yang telah disepakati dan

60
disahkan dalam musyawarah desa. Hal inidisampaikan oleh Kaur Pemerintah bapak

M. Azmi bahwa: “Dalam penggunaan dana Kepala Desa harus mengevaluasi hasil

usulan rencana kegiatan desa yang telah disepakati pada saat musyawarah desa”.

Hasil wawancara dan pengamatan secara langsung yang telah dilakukan,

bahwa perencanaan penggunaan alokasi dana desa pada Desa Patumbak Kampung

Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang sudah dilakukan sesuai dengan

peraturan yang berlaku. Hal ini dapat dilihat dengan kesesuaian antara perencanaan

yang dilakukan dengan penyesuaian rencana kegiatan yang diatur dalam Peraturan

Bupati No.13 Tahun 2021 mengenai Petunjuk Teknis Alokasi Dana Desa.

1.2.2 Tahap Pelaksanaan


Pelaksanaan adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana

yang sudah disusun secara matang dan terperinci, implementasinya biasanya

dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap siap. Dalam pelaksanaan program

bantuan kepada pemerintah desa, setiap tahun Bupati Deli Serdang mengeluarkan

surat yang mengatur tentang pelaksanaan suatu program yang dapat membantu

perangkat desa. Untuk menindak lanjuti Surat Keputusan Bupati Deli Serdang

maka, dikeluarkan Bupati Deli Serdang No.13 Tahun 2021 mengenai Petunjuk

Alokasi Dana Desa yang disebar keseluruh desa yang ada di Kabupaten Deli

Serdang. Petunjuk teknis tersebut dimaksudkan sebagai pedoman Perangkat Desa.

Dalam penentuan dana alokasi dana desa di Desa Patumbak Kampung untuk

anggaran tahun 2021 besar alokasi dana desa yang diperoleh Desa Patumbak

Kampung sebesar Rp. 1.676.151.000 dengan rician yang dilihat pada tabel berikut.

61
Tabel 4.1

Anggaran dan Realisasi Pendapatan dan Belanja Desa

Tahun Anggaran 2021


Uraian R Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Lebih/Kurang
e (Rp)
f

PENDAPATAN

Pendapatan Transfer 1.676.151.000,00 1.676.151.000,00 0,00


Dana Desa 940.627.000,00 940.627.000,00 0,00
Bagi Hasil Pajak 345.095.000,00 345.095.000,00 0,00
Alokasi Dana Desa 390.429.000,00 390.429.000,00 0,00
Pendapatan lain-lain 0,00 2.381.583,00 2.381.583,00

JUMLAH PENDAPATAN 1.676.151.000,00 1.678.532.583,00 2.381.583,00

BELANJA
Bidang Penyelenggaraan Pemerintah 671.634.835,00 650.340.835,00 21.294.000,00
Desa
Bidang Pelaksanaan Pembangunan 469.724.879,00 328.020.039,00 141.704.840,00
Desa
Bidang Pembinaan Kemasyarakatan 72.588.250,00 71.853.250,00
Bidang Pemberdayaan Masyarakat 30.375.200,00 30.375.200,00 735.000,00
Bidang Penanggulangan Bencana, 483.800.000,00 483.800.000,00 0,00
Darurat, & Mendesak Desa 0,00
JUMLAH BELANJA 1.728.123.164,00 1.564.389.324,00 163.733.840,00

SURPLUS/DEFISIT (51.972.164,00) 114.143.259,00 (166.115.423,00)

PEMBIAYAAN
Penerimaan Pembiayaan 51.972.164,00 0,00 51.972.164,00

PEMBIAYAAN NETCC 51.972.164,00 0,00 51.972.164,00

SILPA/SILPA TAHUN BERJALAN 0,00 114.143.259,00 (114.143.259,00)

Sumber: Kantor Desa Patumbak Kampung

Dalam pelaksanaan alokasi dana desa, khususnya dalam melaksanakannya,

kepala desa selalu selalu ikut serta berpartisipasi dalam hal memantau proses

62
pembangunan. Hal ini disampaikan kaur pembangunan Agus M.T Sinaga bahwa:”

Biasanya jika ada pembangunan kepala desa selalu datang untuk melihat proses

perkembangan pembangunan mulai dari 0%, 50% sampai 100% sampai pengerjaan

itu selesai”.

Pemerintah desa dalam hal pembangunan selalu memperhatikan setiap

dusun yang ada di Desa Patumbak Kampung. Hal ini disampaikan oleh Kepala

Dusun ibu Dewanti Sahoutri bahwa: “Pemerintah Desa selalu memantau setiap

Dusun misalnya ada dusun yang fokusnya kepada pembangunan ada juga dusun

yang fokusnya pada peternakan dan juga ada fokusnya pada UMKM. Jika Desa itu

berfokus pada pembangunan kita akan membangun desa tersebut atau

mengutamakan desa tersebut”. Penggunaan biaya telah dilaksanakan oleh kepala

desa. Hal ini dibenarkan oleh Bendahara Desa bapak Eko Deriansah bahwa:

“Pencatatan biaya tak terduga membuat rician terlebih dahulu agar lebih mudah

dalam mencatatnya dan biaya tak terduga itu seperti tanggap bencana Nah kalau di

tahun 2020 tanggap bencana kita itu 5 juta jadi ketika ada bencana dan uang belum

ada kita tarik itu kita dahulukan dari uang yang kita pegang tadi sebesar 5 juta kita

bikin rician dan ketika ada peraturan perubahan di akhir tahun kita masukkan itu “.

Bendahara dapat menyimpan uang dalam kas pada jumlah tertentu dalam

rangka memenuhi kebutuhan operasional pemerintah desa. Hal ini dibenarkan

Bendahara Desa bapak Eko Deriansah: “Saya memegang uang untuk biaya

perasional desa tetapi uang dipegang bendahara paling banyak Sebesar Rp.

5.000.000 yang bisa dipegang ketika memang ada pembangunan atau ada ada

belanja besar itu 1 hari sebelum belanja itu dilakukan uang harus kita tarik nggak

63
bisa lama-lama”. Dalam pengeluaran desa tidak termasuk kedalam belanja pegawai

yang bersifat mengiingat dan operasional perkantoran yang ditetapkan menjadi

peraturan kepala desa. Hal ini disampaikan oleh Bendahara Desa bapak Eko

Deriansah bahwa: “Ya, belanja desa tidak termasuk kedalam belanja pegawai yang

ditetapkan di peraturan kepala desa”.

Pada tahap ini dapat dilihat dari hasil wawancara dan pengamatan

dilapangan diketahui bahwa Desa Patumbak Kampung dalam menggunakan

Alokasi Dana Desa, terlihat bahwa alokasi dana desa telah dilakukan dengan baik.

Penggunaan alokasi dana desa pada bidang operasional pemerintahan maupun

bidang pelaksanaan pembangunan desa telah dirincikan dengan baik alokasi

penggunaannya telah sesuai dengan peraturan yang berlaku.

1.2.3 Tahap Penatausahaan

Penatausahaan keuangan desa adalah seluruh kegiatan keuangan yang

dilakukan oleh pemerintah desa yakni bendahara desa terdiri dari penatausahaan

penerimaan dan penatausahaan pengeluaran serta pelaporan

pertanggungjawabannya kepada pihak yang berkepentingan. Kepala Desa

memegang kuasa tertinggi dalam pengelolaam keuangan desa karena jabatannya

sebagai kepala pemerintah ditingkat desa. Dalam pelaksanaanya kepala desa

dibantu oleh Pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan Desa (PTPKD) yang

merupakan unsur perangkat desa yang ditunjuk oleh kepala desa dan Pelaksana

Teknis Pengelolaan Keuangan Desa (PTPKD) merupakan unsur perangkat desa

yang membantu kepala desa.

64
Bendahara memiliki tugas menerima, menyimpan, menyetorkan atau

membayar, menatausahakan, dan pengeluaran pendapatan desa dalam rangka

pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja desa. Bendahara desa wajib

melakukan pencatatan setiap penerimaan dan pengeluaran serta melakukan tutup

buku setiap akhir bulan secara tertib dan bendahara wajib

mempertanggungjawabkan uang melalui laporan pertanggungjawaban, dan

disampaikan setiap bulan kepada kepala desa paling lama tanggal 10 bulan

berikutnya. Dokumen yang digunakan oleh bendahara dalam melakukan

penatausahaan penerimaan dan pengeluaran antara lain, yaitu: buku kas umum,

buku kas pembantu pajak dan buku bank. Buku kas umum digunakan untuk

mencatat seluruh bukti transaksi keuangan desa. Buku kas pembantu pajak

digunakan untuk mencatat bukti transaksi terkait dengan pemungutan maupun

penyetoran pajak oleh bendahara desa. Buku bank digunakan untuk mencatat bukti

transaksi terkait dengan penerimaan maupun pengeluaran melalui bank.

Berdasarkan peraturan Bupati No.13 Tahun 2021 tentang Pengelolaan

Keuangan Desa bendahara wajib menyelenggarakan penatausahaan terhadap

seluruh penerimaan, penyimpanan pembayarandan penatausahaan yang menjadi

tanggungjawab serta melakukan tutup buku akhir bulan secara tertib. Hal ini

disampaikan oleh Kepala Desa Patumbak Kampung bapak Ahmat Arifin bahwa:

“Bendahara wajib melakukan penatausahaan dengan mencatat pengeluaran dan

pemasukan dana desa setiap bulan dan dibantu dengan aplikasi yang namanya

siskudes”. Dalam penatausahaan penerimaan bendahara desa sudah melaksanakan

mencatat penerimaan keuangan dengan baik, dalam penatausahaan pengeluaran

65
bendahara desa sudah melaksanakan pencatatan pengeluaran keuanagn dengan

baik. Dan pelaporan pertanggungjawaban bendahara desa sudah melaksanakan

setiap bulan desa melaporkan kondisi keuangan desa kepada Kepala Desa dengan

baik.

Selain tahap penatausahaan yang diatur, bendahar desa wajib melaksanakan

buku kas umum dan buku bank untuk membantu buku kas umum dimana harus

dilakukan pencatatan secara sistematis atas transaksi-transaksi yang terjadi. Hal ini

dilakukan wawancara dengan Bendahara Desa bapak Eko Deriansah bahwa: “Saat

bendahara mencatat pengeluaran atau pemasukan desa dilakukan memakai aplikasi

desa yang tadu itu namanya siskudes dan embantu bendahara dalam mecatat

pengeluaran atau pemasukan desa setiap bulan itu dibantu dengan aplikasi yang

namanya siskudes itu tadi tanpa itu sama aja bohong bendahara itu kan harus

akuntable”. Untuk mengetahui kendala yang dialami padasaat melakukan

penatausahaan keuanagn desa adalah aplikasi siskudes yang sering eror. Hal ini

disampaikan oleh Bendahara Desa bahwa: “Keterlambatan waktu dan aplikasi eror

apalagi mulai ditahun 2020 harus online”.

No Tahap Analisis

1 Penerimaan Pencatatan penerimaan keuangan sudah

dilaksanakan dengan baik.

2 Pengeluaran Pencatatan pengeluaran keuangan sudah

dilaksanakan dengan baik.

66
3 Pertanggungjawaban Setiap bulan desa melaporkan kondisi

keuangan kepada kepala desa.

Sumber: Analisis Data Primer.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dalam melaksanakan penatausahaan

yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Patumbak Kampung dalam hal ini

Pelaksanaan Tugas Pengelolaan Keuangan Desa (PTPKD) sudah sesuai dengan

Peraturan Bupati Deli Serdang No.13 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Keuangan

Desa bahwa dengan adanya penatausahaan yang dilakukan bendahara desa berupa

buku kass umum, buku ka pembantu pajak, dan buku bank sangat mempermudah

Badan Permusyawaratan Desa (BPD) & masyarakat untuk mengetahui ada atau

tidak adanya penyelenggaraan dari dana yang begitu besar dipegang atau dikelola

pemerintah desa.

1.2.4 Tahap Pelaporan

Bentuk pelaporan atas kegiatan-kegiatan dalam anggaran pendapatan dan

belanja desa mempunyai dua tahap pelaporan, yaitu: Pertama, laporan berkala

maksudnya laporan mengenai pelaksanaan penggunaan Dana Alokasi Dana

Desa yang dibuat secara rutin setiap semester atau 6 bulan sesuai dengan tahapan

pencairan dan pertanggungjawaban yang berisi realisasi penerimaan Alokasi

Dana Desa dan belanja Alokasi Dana Desa. Kedua laporan akhir dari

penggunaan alokasi dana desa yang mencakup pelaksanaan dan penyerapan

dana, masalah yang dihadapi dan rekomendasi penyelesaian akhir penggunaan

alokasi dana desa. Kedua, laporan ini dibuat dibuat oleh kepala desa, sekertaris

desa, dan bendahara desa.

67
Laporan akhir penggunaan alokasi dana desa harus dibuat sesuai dengan

aturan yang dibuat oleh Bupati. Penyampaian laporan atas realisasi penggunaan

biaya yang dibiayai oleh alokasi dana desa dilaksanakan secara berjenjang oleh

kepala desa dan tim pendamping desa. Kemudian tim pendamping desa

membuat laporan tingkat desa. Laporan ini selanjutnya dilaporkan kepada Bupati

melalui Badan Pemberdayaan Masyarakat dan pemerintah Kabupaten Deli

Serdang sebagai dasar untuk penyaluran dana.

Dalam proses penyampaian laporan penggunaan alokasi dana desa, dimana

kepala desa bersangkutan diwajibkan untuk menyampaikan laporan tepat waktu.

Apabila laporan tersebut tidak tepat waktu atau terlambat dilaporkan maka

Bupati berhak menunda pencairan dana untuk tahap selanjutnya dan

pengurangan dana yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja desa

kabupaten untuk tahun berikutnya sesuai dengan tim pengendalian kabupaten

dan tim fasilitasi kecamatan yang dibentuk dengan keputusan Bupati.

Penerapan pelaporan yang telah ditetapkan dalam peraturan Bupati, penulis

melakukan penelitian terhadap proses pennyampaian pelaporan yang dilakukan

pemerintah desa di Desa Patumbak Kampung dalam bentuk melaksanakan

alokasi dana desa, pelaporan penggunaannya dilaksanakan dalam laporan

semester tahunan yang disampaikan paling lambat bulan Januari tahun

berikutnya hal tersebut diterangkan oleh Sekertaris Desa Rahma bahwa:

“Biasanya pertanggungjawaban itu dia di awal bulan setelah tahun berjalan

misalnya ini di tahun 2020 kita bikin lpj biasanya dilakukan tahun 2021 di awal

tahun setelah semua clear atau semua siap satu tahun penuh dan selesai setelah

68
itu kita undang BPD untuk melakukan mustawarah laporan pertanggungjawaban.

Masalah tepat waktunya itu enggak bisa kita pastikan yang pasti kita berusaha

secepat mungkin karena memang satu ada kendala tadi kalau misalnya ada suatu

bencana atau wabah covid satu kita gabisa kumpul rame-rame. Jadi waktu itu ga

evisien”.

Sementara dalam proses penyampaian pelaporan penyelenggaraan

pemerintah desa pada akhir jabatan kepala Bupati dilakukan wawancara dengan

Kaur Pemerintahan bapak M. Azmi bahwa: “LPPD itu dibuat oleh sekretaris

desa di situ kita rangkum kita-kita nilai untuk Patumbak Kampung Apakah sudah

terlaksana berapa persen dari anggaran tadi selama 1 tahun misalnya 90% kita

laporkan kepada Bupati melalui dinas PMD Kabupaten”.

Analisis wawancara Tahap Pelaporan Pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa

Patumbak Kampung.

No Jenis Laporan Analisis

1 Laporan Berkala Laporan realisasi penggunaan dana yang di biayai


oleh alokasi dana desa dilaksanakan secara bertahap
oleh Kepala Desa kepada Tim Pelaksana.

2 Laporan Akhir Proses penyampaian laporan penggunaan dana


alokasi dana desa harus tepat waktu, namun
pemerintah desa Patumbak Kampung tidak
melaksanakan pelaporan dengan tepat waktu atau
sesuai aturan yang ada.
Sumber: Analisis Data Primer

Hasil wawancara diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam

proses pelaporan dalam pengelolaan alokasi dana desa oleh pemerintah desa

69
Patumbak Kampung masih belum sesuai untuk melaporkan kegiatan dengan

jadwal yang ditentukan terlihat belum dirampungkannya laporan realisasi

anggaran akhir tahun.

1.2.5 Tahap Pertanggungjawaban


Pertanggungjawaban alokasi dana desa terintegrasi dengan
pertanggungjawaban anggaran pendapatan dan belanja desa, sehingga
pertanggungjawaban tersebut adalah pertanggungjawaban anggaran pendapatan
desa. Pertanggungjawaban tersebut adalah pertanggungjawaban anggaran
pendapatan desa. Pertanggungjawaban tersebut dibuat dalam bentuk Laporan
Penyelenggaraan Pemerintah Desa (LPPD) setiap akhir tahun dan bentuk susunan
laporan penyelenggaraan pemerintah desa mengacu pada peraturan Bupati Deli
Serdang.

Dalam pembuatan laporan pertanggungjawaban yang dilakukan pemerintah


desa khususnya sekertaris desa memilih mmemakai jasa pihak ketiga, karena
sekretaris desa masih kurang paham dalam proses pembuatan laporan
penyelenggaraan pemerintah desa. Hal ini sesuai yang yang dikatkan oleh
Sekertaris Desa ibu Siti Rahmadani bahwa: “Kalau pembuatan laporan
pertanggungjawaban ibu masih kurang paham dan biasanya saya minta tolong
kepada perangkat desa yang paham atau menyewa jasa karena ibu hanya tamatan
SMA sederajat dan belum memiliki pengalaman”.

Dalam setiap pengeluaran keuangan desa, bendahara desa wajib menyimpan


bukti nota pembelanjaan, karena dalam laporan pertanggungjawaban harus
disertakan dengan nota, hal tersebut dijelaskan oleh Bendahara Desa Eko Deriansah
bahwa: “Kalau melakukan pembelian ketoko wajib dibuat bukti pembelian dan
harus disimpan karena ada sangkut-pautnya dengan SPJ surat pertanggungjawaban
dari SPJ itu Itulah bukti kita belanja bukti transaksi dan di situ nanti kita bisa
realisasikan apa yang akan dikerjakan apa yang belum dan apa yang bakal mau di
lakukan”.

70
Dalam pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan anggaran pendapatan
belanja desa disampaikan paling lama 1 bulan setelah akhir tahun anggaran hal ini
disampaikan Sekertaris Desa Patumbak Kampung ibu Siti Rahmadani bahwa:
“Sekertaris Desa terkadang terlambat dalam melaporkan karena belum mengetahui
dalam menyusun pertanggungjawaban sehingga sering terlambat untuk dilaporkan
karena ibu masih kurang paham dalam mengetahui cara pembuatannya dan
memakai jasa perangkat desa yang lama atau yang tau caranya dalam membuat
laporan pertanggungjawaban”.

Pembuatan pelaporan pertanggungjawaban ini dimaksudkan agar setiap


kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah desa berdasarkan aturan yang telah
ditetapkan dan tidak menyimpang. Hal inipun merupakan wujud transparansi
pemerintah desa kepada masyarakat, namun realistis yang terjadi di desa Patumbak
Kampung bahwa kegiatan laporan pertanggungjawaban tidak direncanakan dan
dilaksanakan dengan baik. Hal ini terlihat dengan keterlambatan pembuatan laporan
pertanggungjawaban yang dilakukan.

4.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Pengelolaan Alokasi Dana Desa

Alokasi Dana Desa merupakan salah satu sumber keuangan desa yang

diterima dari bagi hasil Dana Perimbangan setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus

(DAK) minimal 10% akan digunakan oleh pemerintah desa dalam melaksanakan

pemerintahannya. Dalam kegiatan pengelolaan Alokasi Dana Desa tersebut

dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang sifatnya mendukung maupun

menghambat proses.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi Pengelolaan Alokasi Dana Desa di desa


Patumbak Kampung Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang sebagai
berikut:

71
4.3.1 Faktor Pendukung

a. Partisipasi Masyarakat

Partisipasi Masyarakat adalah keterlibatan seseorang ataupun suatu

kelompok (masyarakat) secara aktif dalam kontribusi dengan sukarela pada

sebuah program pembangunan, seperti: perencanaan, pelaksanaan, monitoring,

dan sampai evaluasi.

Faktor yang mendukung terlaksananya proses pengelolaan alokasi dana

desa di desa Patumbak Kampung adalah partisipasi masyarakat yang baik.

Mayarakat cukup merespon setiap program penggunaan anggaran. Partisipasi

masyarakat dapat dilihat dari keinginan masyarakat dalam gotong royong

dalam melakukan pemadatan jalan desa. Hal tersebut sejalan dengan pendapat

kepala desa Patumbak Kampung bapak Ahmat Arif mengatakan bahwa:

“Penunjang realisasi Alokasi Dana Desa masyarakat menanggapi dengan baik

dan pembangunan jalan”.

Berdasarkan hasil wawancara, masyarakat terlihat sangat antusias dalam

membantu dan bekerja sama dengan pelaksanaan program pemerintah desa.

Hal ini dapat memperlancar proses pengelolaan alokasi dana desa yang

dilaksanakan di Desa Patumbak Kampung. Salah satu program yang mendapat

partisipasi masyarakat, yakni program pembuatan jalan atau pembangunan

jalan lokasi desa.

b. Sarana dan Prasarana

Sarana adalah segala yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai

maksud dan tujuan. Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan

72
penunjang utama terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, dan

proyek). Pada dasarnya tujuan diadakannya perencanaan sarana dan prasarana

adalah:

1. Untuk menghindari terjadinya kesalahan dan kegagalan yang tidak

diinginkan.

2. Untuk meningkat efektivitas dan efisiensi dalam pelaksanaanya.

Salah satu rencana dan penentuan kebutuhan merupakan kekeliruan dalam

menerapkan kebutuhansarana dan prasarana yang kurang atau tidak

memandang kebutuhan sesuai dengan dana yang tersedia dan tingkat

kepentingannya.

Aparat desa Patumbak Kampung terus berupanya menyediakan sarana dan

prasarana untuk menunjang terlaksananya program yang akan dilaksanakan,

dengan diberikannya kendaraan dinas untuk kepala desa maka dapat

memudahkan kepala desa dan aparat pemerintah desa dalam melaksanakan

tugasnya sebab tidak semua aparat pemerintah desa Patumbak Kampung

memiliki kendaraan. Contohnya, dalam membagikan undangan rapat kepada

tokoh masyarakat dan melakukan survey sebelum menentukan program yang

akan dilaksanakan. Hal ini diungkapkan oleh perangkat desa Patumbak

Kampung bahwa: “Pemberian kendaraan dinas sangat membantu dalam

menjalankan tugas atau pergi ke setiap dusun”.

73
Berdasarkan realita tersebut, terlihat upaya aparat pemerintah desa

Patumbak Kampung dalam mendukung sarana dan prasarana karena dapat

menunjang terlaksananya program yang akan dilaksanakan.

4.3.2 Faktor Penghambat

a. Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia merupakan faktor penting dalam proses

Pengelolaan Alokasi Dana Desa. Peran dan pentingnya sumber daya manusia

dalam Instansi Pemerintahan adalah bahwa segala potensi sumber daya yang

dimiliki manusia dapat dimanfaatkan sebagai usaha untuk meraih keberhasilan

dalam mencapai tujuan baik secara pribadi individu maupun didalam instansi.

Sumber daya tersebut meliputi tenaga dan kemampuan manusia dapat

dimanfaatkan secara optimal.

Sumber Daya Manusia merupakan faktor pertama dan utama dalam

proses pembangunan dan pencapaian tujuan pemerintahan. Apabila didalam

Pemerintah Desa sudah mempunyai modal besar, teknologi canggih, sumber

daya alam melimpah tetapi tidak ada sumber daya anusia yang dapat mengolah

maka tidak dapat meraih keberhasilan. Oleh sebab itu pentingnya peran sumber

daya manusia dalam pemerintah desa sangat diperlukan sebagai unsur pertama

dan unsur pengendalian keberhasilan pemerintah desa.

Sumber daya manusia dalam pengelolaan alokasi dana desa terdiri dari:

tim pelaksana dan tim pendamping kecamatan. Adapun tim pelaksana kegiatan

tingkat desa adalah menyusun rencana daftar kegiatan bersama pemerintah

74
desa, menyusun daftar rencana kegiatan beserta rencana anggaran biaya dan tim

pelaksana kegiatan bertanggungjawab kepada kepala desa sebagai

penanggungjawab dan pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa.

Tugas tim pendamping kecamatan adalah memberi fasilitas bimbingan

teknis perencanaan kepada tim pelaksana tingkat desa, memberikan bimbingan

dan asistensi penyusun pengelolaan dan pemanfaatan Alokasi Dana Desa adalah

kepada pelaksana tingkat desa dan melakukan fasilitas pemecahan masalah

berdasarkan pengaduan masyarakat dan melaporkan kepada tim fasilitas tingkat

kabupaten adalah melakukan pembinaan terhadap pemerintah desa.

Dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa, secara keseluruhan kinerja

aparat pemerintahan desa pada Desa Patumbak Kampung Kecamatan Patumbak

Kabupaten Deli Serdang masih kurang baik. Hal ini terlihat dengan proses

pengelolaan yang masih tidak sesuai jadwal. Terlambatnya proses pengelolaan

alokasi dana desa kebanyakan diakibatkan oleh kualitas sumber daya manusia

sebagai penggerak. Aparat pemerintah desa di Desa Patumbak Kampung rata-

rata berpendidikan SMA/SMK Sederajat hal tersebut menyebabkan kurangnya

pengetahuan tentang pengelolaan Alokasi Dana Desa. Hal utama yang menjadi

kendala dalam prosespengelolaan Alokasi Dana Desa disebabkan oleh

sekertaris desa memiliki pengetahuan dan pengalaman yang masih terbatas.

No Nama Jabatan Pendidikan Terakhir

1 Ahmat Arifin Kepala Desa S1

2 Siti Rahamadani Sekertaris Desa SMA

75
3 Eko Deriansah Kaur Keuangan SMA

4 Agus M.T Sinaga Kaur Pembangunan SMA

Sumber: Kantor Desa Patumbak Kampung

Dilihat dari table diatas bahwa minimnya pendidikan aparatur pemerintah

desa Patumbak Kampung rata-rata berpendidikan SMA/SMK Sederajat dapat

dilihat dari kepala desa yang berpendidikan S1 & perangkat desa lainya rata-rata

berpendidikan SMA/SMK Sederajat.

b. Komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses penyimpanan informasi (pesan, ide &

gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Komunikasisangat pentng dalam

kehidupan manusia sebab komunikasi merupakan sebuah proses untuk

menyampaikan maksud atau pesan yang menjadi tujuan kepada orang lain.

Sehingga, jika manusia ingin menyampaikan apa yang dimaksudkan, saat

berkomunikasi. Namun, realistis yang terjadi di Desa Patumbak Kampung

komunikasi merupakan faktor penghambat pengelolaan Alokasi Dana Desa.

Komunikasi masyarakat masih kurang mampu dalam mengutarakan pendapat di

depan umum sehingga pemerintah desa Patumbak Kampung mengalami kesulitan

menentukan program yang akan dilaksanakan.

Dalam forum Musrembang desa masyarakat cukup antusias menghadiri

musrembang desa tetapi berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis

masyarakat kurang mampu mengeluarkan pendapat didepan umum. Hal tersebut

diterangkan oleh Kepala Desa Patumbak Kampung bapak Ahmat Arifin bahwa:

76
“Warga saat mengikuti musrembang masuh kurang aktif dalam menyampaikan

program apa yang mau dijalankan tetapi pasti setelah program dijalankan banyak

warga yang tidak setuju terhadap hasil program itu”.

Berbicara didepan umum merupakan salah satu seni berbicara yang harus

dimiliki pembicara maupun peserta rapat lainnya untuk mampu menciptakan

suasana rapat yang feedback. Sebab, jika peserta rapat kebanyakan diam maka

forum musrembang desa yang dilaksanakan oleh pemerintah desa Patumbak

Kampung mempunyai kesulitan untuk mengetahui keinginan masyarakat

77
BAB V

KESIMPULAN & SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan

pada bab sebelumnya, maka dalam penulisan skripsi ini dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan Alokasi Dana Desa pada Desa Patumbak Kampung

Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang telah menerapkan

prinsip partisipasi dan transparansi dengan dibuktikan keikutsertaan

masyarakat dalam forum musrembang.

2. Tahap Pelaksanaan Alokasi Dana Desa pada Desa Patumbak Kampung

Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang penggunaan alokasi

dana desa telah dilaksanakan dengan bai sesuai denganperaturan yang

ada.

3. Tahap Penatausahaan Alokasi Dana Desa pada Desa Patumbak

Kampung Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang sudah

dilakukan sesuai dengan peraturaan Bupati No. 13 tahun 2021 bahwa

penatausahaan yang dilakukan Bendahara desa berupa buku kas umum,

buku kas pembantu pajak, dan buku bank.

4. Tahap Pelaporan Alokasi Dana Desa pada Desa Patumbak Kampung

Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang masih belum sesuai

dengan peraturan Bupati No.13 Tahun 2021 hal ini dikarenakan

78
pemerintah desa belum mampu melaporkan kegiatan sesuai dengan

jadwal waktu yang telah ditentukan.

5. Tahap Pertanggungjawaban Desa Patumbak Kampung Kecamatan

Patumbak Kabupaten Deli Serdang keterlambatan pembuatan laporan

pertanggungjawaban.

6. Faktor Pendukung Alokasi Dana Desa pada Desa Patumbak Kampung

adalah partisipasi masyarakat dalam emlakukan gotong royong dalam

pemadatan jalan desa. Sarana & Prasarana yang sudah memadai.

7. Faktor Penghambat Pengelolaan Alokasi Dana Desa pada Desa

Patumbak Kampung adalah sumber daya manusia yang rata-rata

berpendidikan SMA/SMK Sederajat. Hal ini menyebabkan kurangnya

pengetahuan tentang pengelolaan alokasi dana desa yang setiap tahun

berubah. Komunikasi yang kurang juga menjadi faktor dalam

penghambat pengelolaan alokasi dana desa, yaitu kurang mampu

mengutarakan pendapat didepan umum sehingga pemerintah desa

mengalami kesulitan dalam menentukan program apa yang akan

dijalankan.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulandari hasil penelitian yang telah dikemukakan

diatas, maka dapat diberikan saran-saran yang nantinya dapat memperbaiki dan

menyempurnakan Pengelolaan Alokasi Dana Desa pada Desa Patumbak Kampung

Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, yaitu:

79
1. Tahap Perencanaan Pengelolaan Alokasi Dana Desa pada Desa

Patumbak Kampung Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli

Serdang pemerintah desa sudah menyesuaikan peraturan yang ada

seperti yang sudah dilaksanakan.

2. Tahap Pelaksanaan Pengelolaan Alokasi Dana Desa pada Desa

Patumbak Kampung Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli

Serdang pemerintah desa sudah menyesuaikan peraturan yang ada

seperti yang sudah dilaksanakan.

3. Tahap Penatausahaan Pengelolaan Alokasi Dana Desa pada Desa

Patumbak Kampung Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli

Serdang pemerintah desa sudah menyesuaikan peraturan yang ada

seperti yang sudah dilaksanakan.

4. Tahap Pelaporan Pengelolaan Alokasi Dana Desa pada Desa

Patumbak Kampung Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli

Serdang pemerintah desa belum menyelesaikan peraturan yang

ada sesuai dengan peraturan Bupati No.13 Tahun 2021.

5. Tahap Pertanggungjawaban Pengelolaan Alokasi Dana Desa pada

Desa Patumbak Kampung Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli

Serdang pemerintah desa belum menyelesaikan peraturan yang

ada sesuai dengan peraturan Bupati No.13 Tahun 2021.

6. Faktor pendukung Pengelolaan Alokasi Dana Desa pada Desa

Patumbak Kampung Kabupaten Deli Serdang, yaitu: masyarakat

80
& seluruh pihak yang terkait dapat kerjasama dengan baik dalam

pembangunan desa.

7. Faktor Penghambat Pengelolaan Alokasi Dana Desa pada Desa

Patumbak Kampung Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli

Serdang yaitu kurang kompeten dan mampu berkomunikasi pada

saat rapat.

81
DAFTAR PUSTAKA
Burhan Bungi, Metode Penelitian Kualitatif, Edisi Pertama, Catatan Kesepuluh,
Rajawali Pers, Jakarta, 2015

Chandra Kusuma Putra, dkk., Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam


Pemberdayaan Masyarakat Desa:Studi Kasus Pada Desa Wonorejo Kecamatan
Singosari Kabupaten Malang, Jurnal Administrasi Publik (JAP) , Vol. 1, No. 6:1203-
1212

Elisabeth Lenny Marit., dkk, Pengantar Otonomi Daerah dan Desa, Yayasan
Kita Menulis, Medan, 2021

Ikatan Akuntan Indonesia, Pedoman Asistensi Akuntansi Keuangan Desa, 2015

Muhammad Mu’iz Raharjo, Pengelolaan Keuangan Desa dan Aset, Bumi


Aksara, Jakarta Timur, 2021

Pendra Eka Putra ,.Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) Di Desa Tanjung
Kecamatan Koto Kampar Hulu Kabupaten Kampar, Jurnal Ilmu Administrasi Fakultas
Ilmu Sosial dan Politik Universitas Riau, Vol. 5, No. 1, April 2018

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2018


Pasal 1 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa

R.B. Bely Dj. Widodo., dkk, Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan & Konsultasi
Pengelolaan Keuangan Desa. Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan
Daerah, Jakarta, 2015

Siswadi Sululing, Akuntansi Desa. Teori dan Praktek. CV IRDH, Purwekerto,


2018

Siti Khoirah dan Utia Meylina,. Analisis Sistem Pengelolaan Dana Desa
Berdasarkan Regulasi Keuangan Desa, Jurnal Fakultas Hukum Universitas Lampung,
Jilid 46, No.1, Januari 2017

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Alfabeta,


Bandung, 2019

Suharmisi Arikunto, Prosedur Penelitian, Cetakan Keempatbelas, Rineke Cipta,


Jakarta, 2017

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa

Yuliansyahd dan Rusmianto, Akuntansi Desa, Salemba Empat, Jakarta, 2017

82

Anda mungkin juga menyukai