Proposal Jadi Niko Pemberdayaan Masyarkat Desa-Kirim 30 Maret
Proposal Jadi Niko Pemberdayaan Masyarkat Desa-Kirim 30 Maret
Proposal Jadi Niko Pemberdayaan Masyarkat Desa-Kirim 30 Maret
PROPOSAL PENELITIAN
Oleh :
NICO ALVAREZ
B205221..........
DAFTAR ISI......................................................................................................1
DAFTAR TABEL..............................................................................................3
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................4
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................5
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1. Latar Belakang...............................................................................1
1.2. Permasalahan.................................................................................6
1.3. Tujuan Penelitian..........................................................................7
1.4. Kontribusi Penelitian.....................................................................7
1.4.1. Kontribusi Teoritis..............................................................7
1.4.2. Kontribusi Praktis................................................................7
1.5. Gambaran Kontekstual Penelitian..................................................8
BAB II TELAAH PUSTAKA..........................................................................9
2.1. Landasan Teori..............................................................................9
2.1.1. Pembangunan Desa.............................................................9
2.1.2. Pengalokasian Keuangan Desa............................................10
2.1.3.Pemberdayaan Masyarakat Desa..........................................11
2.1.4. Indikator Keberhasilan Pemberdayaan................................15
2.1.5. Indeks Desa Membangun (IDM).........................................17
2.2. Penelitian Terdahulu......................................................................17
2.3. Kerangka Konseptual Penelitian...................................................20
BAB IIIMETODE PENELITIAN...................................................................22
3.1. Bentuk Penelitian..........................................................................22
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian.......................................................22
3.3. Jenis dan Sumber Data Penelitian.................................................22
3.3.1. Observasi/Pengamatan........................................................23
3.3.2. Kuesioner dengan Skala Likert..........................................23
3.3.3. Studi Dokumenter................................................................24
3.4. Populasi.........................................................................................24
3.5. Responden/Informan.....................................................................25
3.6. Variabel (Fokus) Penelitian...........................................................26
3.6. Teknik Pengukuran Variabel.........................................................26
3.6. Metode dan Teknik Analisis Data..................................................27
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................29
i
DAFTAR TABEL
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR LAMPIRAN
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
”Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah upaya mengembangkan
kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan,
sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan
sumber daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan dan pendampingan
yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat Desa.”
(Permen PDT No.17/2019). Sedangkan menurut Purbantara A (2019)
pemberdayaan masyarakat desa merupakan upaya meningkatkan taraf hidup dan
kesejahteraan masyarakat desa melalui penetapan kebijakan, program, dan
kegiatan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat
desa.
2
melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai
dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat Desa.”
Seluruh desa di Kabupaten Ketapang telah menerima dana desa (DD dan
ADD) setiap tahunnya sejak bergulirnya dana desa tahun 2015 dan masuk sebagai
3
komponen penerimaan (transfer), namun dari hasil pengamatan di lapangan
terindikasi bahwa dana desa tidak memberikan dampak kepada nilai IDM di
desa-desa di Kecamatan Nanga Tayap malah cenderung berbanding terbalik. Jika
dikaitkan dengan status desa maka jumlah DD dan ADD tidak menunjukkan
hubungan yang positif artinya tidak semua desa dengan DD dan ADD yang besar
berstatus sebagai desa maju atau mandiri. Hal ini menjadi salah satu alasan
penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Dampak Pembangunan
Pemberdayaan Masyarakat Terhadap Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat di
Kabupaten Ketapang ini (Studi pada Desa di Kecamatan Nanga Tayap).
Berdasarkan data Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan
Desa Kabupaten Ketapang, pada tahun 2022 status desa sebagian besar berstatus
berkembang sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut ini.
Jumlah Desa Berdasarkan Nilai DD, ADD dan Status Desa di Kecamatan
Nanga Tayap Kabupaten Ketapang, Tahun 2021
No Nama Desa DD+ADD Nilai IDM Status Desa %
1 Nanga Tayap 1.675.438.429 0,8857 Mandiri
10%
2 Betenung 1.295.143.827 0,8302 Mandiri
3 Sungai Kelik 1.654.788.137 0,7816 Maju
4 Tajok Kayong 1.474.998.415 0,7222 Maju 15%
5 Cegolak 1.179.359.945 0,7092 Maju
6 Kayong Hulu 1.428.167.040 0,6837 Berkembang
7 Pangkalan Suka 1.736.651.981 0,6790 Berkembang
8 Sepakat Jaya 1.410.958.893 0,6781 Berkembang
9 Lembah H1jau I 1.273.455.498 0,6703 Berkembang
10 Pangkalan Telok 1.572.846.552 0,6644 Berkembang
50%
11 Batu Mas 1.530.772.077 0,6529 Berkembang
12 Lembah Hijau II 1.273.541.068 0,6159 Berkembang
13 Tanjung Medan 1.533.652.134 0,6127 Berkembang
14 Simpang Tiga S. 1.467.469.508 0,6056 Berkembang
15 Kayong Tuhe 1.156.462.424 0,6017 Berkembang
16 Sebadak Raya 1.982,230.000 0,5730 Tertinggal
17 Kayong Utara 1.357.241.149 0,5270 Tertinggal
18 Mensubang 1.502.052.003 0,5195 Tertinggal 25%
19 Pateh Benteng 1.172.590.049 0,5186 Tertinggal
20 Siantau Raya 1.435.990.037 0,5046 Tertinggal
Sumber : Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kab. Ketapang, 2022
4
menandakan bahwa efektivitas pengelolaan dana tidak sama ,masih terjadi
kesenjangan pembangunan di antara desa-desa di Kecamatan Nanga Tayap.
Sebagai contoh desa Sebadak Raya menerima DD dan ADD merupakan desa
dengan nilai DD dan ADD paling besar diantara desa lainnya yakni sebesar
Rp1.982,230.000 namun status desa masih tertinggal dengan IDM 0,573,
sementara Desa Betenung berstatus desa mandiri dengan IDM tertinggi padahal
DD dan ADDnya lebih kecil.
Beberapa penelitian berkaitan dengan pemberdayaan diantaranya penelitin
Suyanto dan Bambang Pudjianto (2015), berjudul Pemberdayaan Masyarakat
Menuju Desa Sejahtera. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa pemberdayaan
masyarakat berbasis paguyuban dengan pola keterpaduan berhasil dengan baik.
Kemudian penelitian Pratiwi D. Kurniati dkk (2013), berjudul
“Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Usaha Ekonomi pada Badan
Pemberdayaan Masyarakat Kota Mojokerto, menunjukkan hasil bahwa dampak
dari program pemberdayaan yang telah dilaksanakan dapat meningkatkan
kemandirian ekonomi terutama pada produktivitas dan pendapatan masyarakat
yang mendapat bantuan, tetapi ada juga dampak buruk yang timbul dalam
menjalankan usaha mereka.
Hasil penelitian Tulusan Femy M. G. dan Very Y. Londa (2014) bentuk
pemberdayaan diantaranya dengan pemanfaatan dana desa di desa Lolah II
Kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasaa adalah dengan pelatihan yang
berhubungan dengan kegiatan pengembangan usaha, kemudian program
pemberdayaan melalui kegiatan bantuan pinjaman modal usaha, pengembangan
motivasi berusaha dan pelatihan keterampilan berusaha. Hasilnya sangat
berdampak pada pendapatan masyarakat terindikasi dari adanya peningkatan daya
beli keluarga untuk membiayai kebutuhan sehari-hari.
Pada dasarnya pembangunan pemberdayaan adalah model pembangunan
yang yang berorientasi pada kondisi dan kebutuhan rakyat kalangan bawah
sebagai subjek dan objek pembangunan dengan memandang inisiatif dan
kreatifitas rakyat sebagai sumber inisiatif utama pembangunan dengan pendapatan
dan kesejahteraan sebagai tujuan yang harus dicapai. Penelitian ini memliliki
5
beberapa persamaan perbedaan dengan penelitian sebelumnya yakni meneliti
tentang keberhasilan pembangunan melalui pemberdayaan masyarakat di desa,
sedangkan perbedaannya adalah pada lokasi, fokus dan orientasi penelitian,
variabel, data dan metode analisis.
1.2. Permasalahan
6
3. Apakah program-program pembangunan dengan pola pemberdayaan
masyarakat telah dilaksanakan dan telah memberikan dampak atau
keberhasilan dalam pemberdayaan masyarakat di Kecamatan Nanga Tayap ?
1.3.Tujuan Penelitian
7
teori yang berkaitan dengan peningkatan pendapatan masyarakat melalui program
pemberdayaan. Selain itu diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan
bagi pemerintah daerah Kabupaten Ketapang dalam peningkatan pendapatan
masyarakat melalui program pemberdayaan di setiap desa.
Penelitian ini pada dasarnya akan menggambarkan kondisi yang terjadi saat
ini secara deskriptif dalam hal pembangunan pemberdayaan sebagai implementasi
dari pengelolaan keuangan desa di Kecamatan Nanga Tayap yang bersumber dari
APBN berupa DD dan ADD berkaitan dengan program pemberayaan masyarakat
yang merupakan salah satu amanat PP No 8 tahun 2016, serta Peraturan Menteri
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor 17 Tahun 2019 Tentang Pedoman Umum Pembangunan dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa.
8
BAB II
TELAAH PUSTAKA
9
pemerintah berfungsi memberikan pengawasan, bimbingan, dan pembinaan
kepada masyarakat.
10
2.1.3.Pemberdayaan Masyarakat Desa
a. Pengertian Pemberdayaan
b. Tujuan Pemberdayaan
11
c. Sasaran Pemberdayaan
d. Dimensi Pemberdayaan
1. Pemberdayaan Ekonomi
12
untuk meningkatkan keahlian, kapasitas, dan sumber daya seseorang untuk
mendapatkan akses hak dasar ekonomi yang berkelanjutan. Oleh karena itu,
pendekatan yang digunakan adalah memperkuat akses terhadap aset dan sumber
daya. Program ini mencakup pemberdayaan UKM, industri rumah tangga,
BUMDes, kelompok tani, pasar, serta penunjang ekonomi masyarakat lainnya.
Bentuk program pemberdayaan ini dapat berupa pelatihan, workshop,
pemodalan/permodalan, bantuan alat produksi, peningkatan sarana/prasarana dan
lain-lain. Dengan adanya pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi ini
diharapkan dapat meningkatkan perekonomian serta kesejahteraan masyarakat.
13
3. Pemberdayaan politik
4. Pemberdayaan Kebudayaan
14
karena itu dalam pelaksanaan suatu program pemberdayaan mesti memahami
potensi, karakter, kemampuan, serta dipahami juga akan adanya peluang,
hambatan serta dampak yang mungkin akan terjadi baik terhadap kondisi sosial,
politik, ekonomi, dan lingkungan. Hal ini dilakukan dalam rangka pengembangan
sumber daya dan strategi serta kemampuan fungsional dari semua aspek untuk
mencapai tujuan kolektif. (Raditya D. (2022).
15
tanpa meminta ijin dari orang lain, terlebih jika ia dapat membeli dengan
uangnya sendiri.
4. Terlibat dalam membuat keputusan-keputusan rumah tangga: mampu
membuat keputusan secara sendiri maupun bersama (suami/istri)
mengenai keputusan keluarga, misalnya mengenai renovasi rumah,
pembelian kambing untuk ternak, memperoleh kredit usaha.
5. Kebebasan relatif dari dominasi keluarga responden ditanya mengenai apakah
dalam satu tahun terakhir ada seseorang (suami, istri, anak, mertua) yang
mengambil uang, tanah, perhiasan dari dia tanpa ijinnya, yang melarang
mempunyai anak, atau melarang bekerja di luar rumah.
6. Kesadaran hukum dan politik:. mengetahui nama salah seorang pegawai
pemerintah desa/kelurahan, seorang anggota DPRD setempat, nama
presiden, mengetahui pentingnya memiliki surat nikah dan hukum-
hukum waris.
7. Keterlibatan dalam kampanye dan protes-protes seseorang dianggap ‘berdaya’
jika ia pernah terlibat dalam kampanye atau bersama orang lain
melakukan protes, misalnya terhadap suami yang memukul isteri; isteri
yang mengabaikan suami dan keluarganya; gaji yang tidak adil;
penyalahgunaan bantuan sosial; atau penyalahgunaan kekuasaan polisi
dan pegawai pemerintah.
8. Jaminan ekonomi dan kotribusi terhadap keluarga: memiliki rumah,
tanah, aset produktif, tabungan. Seseorang dianggap memiliki poin tinggi
jika ia memiliki aspek-aspek tersebut secara sendiri atau terpisah dari
pasangannya.
a) Akses, yang berarti target yang diberdayakan pada akhirnya mempunyai akses
dan resourses yang diperlukannya untuk pengembangan diri.
b) Partisipasi, yang berarti target yang diberdayakan pada akhirnya dapat
berpartisipasi mendayagunakan risorsis yang diaksesnya
16
c) Control, dalam arti target yang diberdayakan pada akhirnya mempunyai
kemampuan mengontrol proses mendayagunakan risorsis tersebut
d) Kesetaraan, dalam arti pada tingkattertentu saat terjadi konflik, target
mempunyai kedudukan sama dengan yang lain dalam hal pemecahan
masalah.
17
kebijakan menggunakan pendekatan evaluatif, dengan teknik pengumpulan data
melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi dan FGD. Dari hasil penelitian,
diketahui bahwa pemberdayaan masyarakat berbasis paguyuban dengan pola
keterpaduan berhasil dengan baik. Hal ini terbukti, melalui pemberdayaan
mengelola tanaman sayuran dan perkebunan menunjukkan hasil yang memuaskan
yaitu masyarakat yang dibina kebutuhan pokoknya dapat terpenuhi semakin
sejahtera serta memiliki harapan ke depan. Bahkan mereka masih bisa menabung
untuk keperluan pendidikan dan kesehatan. Dengan demikian disarankan, untuk
memaksimalkan pemberdayaan keluarga miskin, sebaiknya bisa dilakukan secara
terpadu melalui pilar-pilar kesejahteraan sosial seperti pendamping lapangan dan
orsos/LSM yang ada di lokasi. Bagi pemerintah dalam penanganan semua
program yang menyangkut kemiskinan perlu menjaga sinergitas antar lembaga
dengan pendekatan terintegrasi.
18
program selalu diawali dengan tahap persiapan sebagai langkah awal pengenalan
program kepada masyarakat, (c) dampak dari program pemberdayaan yang telah
dilaksanakan dapat meningkatkankemandirian ekonomi terutama pada
produktivitas dan pendapatan masyarakat yang mendapat bantuan, tetapi ada juga
dampak buruk yang timbul dalam menjalankan usaha mereka.
4. Firdausi (2019)
19
data primer dengan 11 informan (pelaku usaha batik), metode observasi, dan
wawancara, metode analisis data kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa
20
RPJMDes RKP/ DD, ADD
PENDAPATAN DESA LAINNYA PERENCANAAN
RAPBDes PROGRAM DAN
Penyelenggaraan PENGANGGARAN
Bencana, Darurat
Penanggulangan
Kemasyarakatan
Masyarakat Desa
PENGALOKASIAN
Pemerintahan
Pembangunan
dan Mendesak
Pemberdayaan
Pelaksanaan
Pembinaan
DANA
PELAKSANAAN
KONSEP/TEORI PROGRAM PROGRAM
PEMBANGUNA
N EKONOMI
PEMBERDAYAAN PEMBANGUNAN
MASYARAKAT
DAERAH
21
BAB III
METODE PENELITIAN
22
a. Hasil studi kepustakaan yaitu diperoleh dengan pengumpulan data dari tulisan,
laporan, karangan ilmiah, dan buku yang berhubungan dengan penelitian.
b. Hasil studi dokumentasi adalah metode mengumpulkan data dari dokumen
laporan periodik ataupun sumber lain yang berhubungan dengan penelitian.
c. Laporan-laporan, publikasi baik dari desa, kecamatan, kabupaten
3.3.1. Observasi/Pengamatan
Skala likert adalah salah satu alat atau bentuk pengukuran skala sikap yang
sering dilakukan dalam penelitian kualitatif, menurut Riduwan (2010)
menyatakan “skala likert digunakan untuk untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang terkait kejadian atau gejala sosial
dimana dalam penelitian kejadian atau gejala sosial tersebut telah ditetapkan
23
secara spesifik oleh peneliti yang selanjutnya disebut variabel penelitian”
(Riduwan, 2020).
3.4. Populasi
24
3.5. Responden/Informan
Kayong Sebadak
Responden Betenung Cegolak
No Tuhe Raya
(Informan)
mandiri maju berkembang tertinggal
1 Kepala RW 2 1 2 4
2 Kepala Dusun 3 2 2 4
3 Katua RT 8 4 4 9
4 Tokoh Agama 4 4 4 4
Tokoh
5 5 3 4 5
masyarakat
Masyarakat
6 5 6 5 6
umum
Jumlah 27 20 21 32
Sumber: Hasil Survey pendahuluan
25
3.6. Variabel (Fokus) Penelitian
Pada dasarnya variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi
obyek penelitian/pengamatan. Menurut Sugiyono (2008) “…variabel penelitian
dapat berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya.”
Adapun variabel atau fokus penelitian adalah adalah berbentuk variabel kualitatif
yang merupakan indikator dari keberhasilan dalam pemberdayaan masyarakat
yakni fokus pada 16 indikator sebagai berikut.
26
nilai paling sesuai diberi nilai skor 5 atau 100% dan paling tidak sesuai diberi skor
1 atau 20%, sebagai berikut.
Jadi analisis dalam penelitian ini dilakukan sejak penelitian dimulai yakni
mulai dari penelitian pendahuluan, proses di lapangan dengan cara peneliti sendiri
turun langsung melakukan wawancara, kuesioner dan studi dokumenter, hasilnya
berupa data dan informasi kemudian disusun, dikolaborasi, datur dan ditata sesuai
tujuan penelitian, dituangkan dalam bentuk naratif, tabel dan grafik yang
selanjutnya mengkaji dan menganalisis ‘tingkat’ kesesuaian pelaksanaan
pembangunan pemberdayaan masyarakat dengan variabel dan fokus penelitian
yang telah ditetapkan.
27
DAFTAR PUSTAKA
Agus Arjianto (2012), Etika Bisnis bagi Pelaku Bisnis, Jakarta: Rajawali Press
Albertus Lalaun, Agus Siahaya (2015) Dampak Program Pemberdayaan Terhadap
Kesejahteraan Masyarakat di Kecamatan Yaru Kabupaten Maluku
Tenggara Barat, Jurnal Administrasi Publik, Volume 5 No. 2 Thn. 2015
Arsyad, L. (1999), Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah.
Yogyakarta: BPFE.
Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
(2019) Standar Operasional Prosedur (SOP) Pengukuran Status
Perkembangan Desa Indeks Desa Membangun (IDM), Jakarta.
Firdausi Shofiya Nailul Muna (2019), Pengaruh Program Pemberdayaan Ekonomi
terhadap Pendapatan Dhuafa (Studi pada LAZNAS Yatim Mandiri
Kabupaten Malang dan Kota Surabaya). Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB
Universitas Brawijaya, ol 7, No 2 Semester Genap 2018/2019
https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/6057
Jamaludin (2023), Implementasi Pengelolaan Keuangan Desa Di Kabupaten
Ketapang (Studi pada Desa di Kecamatan Nanga Tayap). Tesis Magister
Ilmu Ekonomi FEB Untan (Tidak dipublikasikan).
Kartasamita, G (1996), Pembangunan untuk rakyat,memadukan pertumbuhan dan
pemerataan, Jakarta : CIDES.
Kartasasmita, G (1996), Pembangunan untuk rakyat,memadukan pertumbuhan
dan pemerataan, Jakarta : CIDES
Korten, D. (2004), Pembangunan yang Memihak Rakyat. Jakarta: Lembaga Studi
Pembangunan.
Kurniawati Dwi Pratiwi, Bambang Supriyono, Imam Hanafi (2013),
Pemberdayaan Masyarakat Di Bidang Usaha Ekonomi (Studi pada Badan
Pemberdayaan Masyarakat Kota Mojokerto). Jurnal Administrasi Publik
(JAP), Vol. I, No. 4, Hal 9-14 Vol. 1 No. 4 (2013).
Lee, Judith. 2001. The Empowerment Approach to Social Work Practice Building
the Beloved Community. New York: Columbia University Press.
Mardiasmo (2002), Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah, Andi Offset,
Yogyakarta.
28
Miftahudin H (2021), Strategi Pemberdayaan Masyarakat Dan Dampaknya
Terhadap Peningkatan Ekonomi (Studi Kasus Kelompok Usaha Bersama
Tunas Cahaya Batik Tulis Rifaiyah, Tesis
Nasution, M. (2015), Referensi (Indeks untuk Menggambarkan Hasil
Pembangunan dari Pinggiran), Pusat Kajian Anggaran, Badan Keahlian
DPR RI.
Nawawi, H. (1998) Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Nomor 17 Tahun 2019 tentang Pedoman Umum Pembangunan dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa. Jakarta.
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Republik Indonesianomor 13 Tahun 2020.
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Nomor 13 Tahun 2020 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun
2021.
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2014 Tentang Dana
Desa yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2016 Tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014
tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara.
Peraturan Pemerintah Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.
Pratiwi D, Kurniati, Dkk (2013), Dwi Pratiwi Kurniawati, Dkk. “Pemberdayaan
Masyarakat Di Bidang Usaha Ekonomi (Studi pada Badan Pemberdayaan
Masyarakat Kota Mojokerto)”, Jurnal Administrasi Publik, Vol 1 No 4,
2013
Purbantara A. dan Mujianto (2019), Modul KKN Tematik Desa Membangun
Pemberdayaan Masyarakat Desa, Cetakan Pertama. Jakarta :
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Republik Indonesia.
29
Rachmawaty, R. (2019), Standar Operasional Prosedur Pengukuran Indeks Desa
Membangun Tahun 2019, Derektprat Jenderal Pembangunan dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa. Jakarta.
Rahman M. (2016) Masyarakat, Wilayah, dan Pembangunan, Cetakan Pertama.
Bandung: Padjajaran - Unpad Press.
Riduwan (2010), Metode dan Teknik Menyusun Tesis, Penerbit Alfabeta
Bandung.
Satori, Djam’an (2009), Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung, Penerbit:
Alfabeta .
Sugiyono (2006), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono (2008), Metode Penelitian Bandung, Penerbit: Alfabeta.
Tulusan Femy M. G. dan Very Y. Londa (2014), Peningkatan Pendapatan
Masyarakat Melalui Program Pemberdayaan Di Desa Lolah Ii
Kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa. Jurnal LPPM Bidang
EkoSosBudKum Volume 1 Nomor 1 Tahun 2014.
Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa, Jakarta
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.
Internet:
Raditya D. (2022, Januari 21), Dimensi Pemberdayaan Masyarakat, posted on
https://chub.fisipol.ugm.ac.id/2022/01/21/dimensi-pemberdayaan-
masyarakat/
30
Lampiran 1 DAFTAR PERTANYAAN KEPADA RESPONDEN
(KUESIONER)
A. Identitas Responden
Nama : ..................................................................................
Jabatan : ..................................................................................
Usia : ..................................................................................
Jenis kelamin : ..................................................................................
Pendidikan terakhir : ..................................................................................
Alamat : ..................................................................................
B. Pertanyaan
Dengan hormat, dimohon kesediaan bapak/Ibu/Sdr untuk memberikan jawaban
atau penilaian atas pertanyaan-pertanyaan berikut ini sesuai dengan kondisi yang
bapak/ibu/sdr rasakan atau lihat dengan memberikan penilaian sebagai berikut:
(1) sangat tidak setuju/sangat tidak baik
(2) tidak setuju/tidak baik
(3) tidak tahu/ragu-ragu
(4) Setuju / baik
(5) Sangat setuju/sangat baik
Nilai (skor)
No Variabel
1 2 3 4 5
1 Kebebasan mobilitas, apakah bapak/ibu/sdr
merasakan adanya kebebasan dalam mobilitas
selama ini
31
Nilai (skor)
No Variabel
1 2 3 4 5
6 Akses terhadap resources (sumber-sumber
ekonomi)
16 Kualitas Jalan
TERIMA KASIH
32
Lampiran 2 Penduduk, Distribusi Persentase Penduduk, Kepadatan
Penduduk, Rasio Jenis Kelamin Penduduk Menurut
Desa/Kelurahan di Kecamatan Nanga Tayap, 2021
Penduduk
L
ak
Desa/Kelurahan i-
L
ak Perempu Juml
i an ah
2. 2.428 5.08
Sungai Kelik 66 9
1
64 591 1.23
Lembah Hijau II
5 6
56 551 1.12
Lembah Hijau I
9 0
2. 2.408 5.01
Nanga Tayap 60 2
4
1. 1.154 2.36
Siantau Raya 21 7
3
74 680 1.42
Batumas
7 7
74 707 1.44
Betenung
2 9
75 697 1.45
Pangkalan Suka
5 2
1. 1.369 2.93
Pangkalan Telok 56 0
1
1. 1.006 2.10
Sebadak Raya 09 1
5
1. 1.209 2.46
Simpang Tiga
25 2
Sembelangaan
3
1. 871 1.90
Mensubang 03 3
2
60 561 1.16
Tajok Kayong
7 8
36 306 672
Kayong Utara
6
70 647 1.35
Kayong Hulu
7 4
33
1. 858 1.89
SepakatJaya 03 6
8
24 222 466
Cegolak
4
21 171 386
Pateh Benteng
5
53 528 1.06
Tanjung Medan
7 5
37 352 726
Kayong Tuhe
4
18 17.316 36.2
Nanga Tayap .9 81
65
34