PBL - Kelompok Rusmilah - Mutiara
PBL - Kelompok Rusmilah - Mutiara
PBL - Kelompok Rusmilah - Mutiara
DISUSUN OLEH
RUSMILAH (20051005)
MUTIARA RISDHANI (20051056)
DOSEN PENGAMPUH
Drs. Mapilindo, M.Pd
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ASAHAN
TAHUN AJARAN
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul ”Model Pembelajaran Berbasis Masalah” ini dengan lancar. Penulisan makalah ini
bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas perkuliahan yang diberikan oleh dosen
pengampu mata kuliah Pengembangan Model Pembelajaran Matematika oleh Bapak Drs.
Mapilindo, M.Pd.
Kami berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita terutama sebagai calon pendidik yang
bertugas untuk mengarahkan peserta didik kepada tujuan pendidikan. Memang makalah ini
masih jauh dari sempurna, maka kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
perbaikan menuju arah yang lebih baik.
KELOMPOK 1
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 3
2.1 Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah....................................... 3
2.2 Tujuan Model Pembelajaran Berbasis Masalah............................................. 3
2.3 Karakteristik Model Pembelajaran Berbasis Masalah.................................. 4
2.4 Sintaks Model Pembelajaran Berbasis Masalah............................................. 5
2.5 Keunggulan Model Pembelajaran Berbasis Masalah..................................... 6
2.6 Kelemahan Model Pembelajaran Berbasis Masalah...................................... 7
2.6 Assesmen dan Evaluasi pada Model Pembelajaran Berbasis Masalah........ 7
BAB II KESIMPULAN........................................................................................... 8
3.1 Kesimpulan......................................................................................................... 8
Daftar Pustaka.......................................................................................................... 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Melihat perkembangan zaman yang semakin pesat dengan didukung oleh kemajuan
teknologi mau tidak mau menstimulus pendidikan untuk dapat beradaptasi sesuai dengan
tuntutan zaman. Selain itu, menumbuhkan kesempatan belajar bagi peserta didik (grown
learning). Model pembelajaran merupakan salah satu metodologi yang diciptakan dunia
pendidikan dalam rangka menuju ke tercapainya suatu perubahan. Pada pelaksanaan model
pembelajaran tentunya melibatkan pembelajar (guru) dan peserta didik (siswa). Seorang
guru adalah seorang yang profesionalis dalam menjalankan fungsi-fungsinya dengan
menggunakan metodologi untuk membelajarkan peserta didik dengan cara yang tidak
konstan, artinya seorang guru itu harus berinovasi dan menciptakan perubahan baik pada
dirinya serta pada peserta didiknya.
Berbagai macam upaya telah dilakukan dalam dunia pendidikan, seperti contoh
kecilnya tadi adalah terciptanya berbagai model pembelajaran yang memang dirancang
dengan melihat kondisi perkembangan peserta didik dari waktu ke waktu. Salah satu
contoh model pembelajaran yang ditemukan adalah Model Pembelajaran Berbasis Masalah
(Problem Based Learning).
Akan tetapi, pada kenyataannya tidak semua pendidik (guru) memahami konsep dari
Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) ini. Mungkin
disebabkan oleh kurangnya keinginan dan motivasi untuk meningkatkan kualitas keilmuan
maupun karena kurangnya dukungan sistem untuk meningkatkan kualitas keilmuan tenaga
pendidik.
Berdasarkan hal tersebut, maka perlu kiranya ada sebuah bahan kajian yang
mendalam tentang apa dan bagaimana Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem
Based Learning) ini untuk selanjutnya diterapkan dalam sebuah proses pembelajaran,
sehingga dapat memberi masukan, khususnya kepada para guru tentang model ini. Dimana,
menurut Tan dalam Rusman (2010), merupakan model pembelajaran yang relevan dengan
tuntutan abad ke-21 dan umumnya kepada para ahli dan prkatisi pendidikan yang
memusatkan perhatiannya pada pengembangan dan inovasi sistem pembelajaran. Berikut
uraian secara rinci dari Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning).
1
3. Apa karakteristik model pembelajaran berbasis masalah?
4. Bagaimanakah sintaks dari model pembelajaran berbasis masalah?
5. Apa saja keunggulan dan kelemahan model pembelajaran berbasis masalah?
6. Assesmen dan evaluasi pada model pembelajaran berbasis masalah?
BAB II
PEMBAHASAN
“a learning method based on the principle of using problems as a starting point for
the acquisition and integration of new knowledge”. Suatu metode pembelajaran
berlandaskan pada prinsip pemanfaatan permasalahan-permasalahan sebagai poin
permulaan untuk proses mendapatkan dan mengintegrasikan suatu pengetahuan baru.
2
peserta didik untuk aktif melakukan penyelidikan dalam menyelesaikan permasalahan dan
dosen berperan sebagai fasilitator atau pembimbing. Pembelajaran akan dapat membentuk
kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thingking) dan meningkatkan
kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis.
Tujuan yang ingin dicapai PBL adalah kemampuan siswa dalam berfikir kreatif,
analitis, sistematis, dan logis untuk menemukan alternatif pemecahan masalah melalui
eksplorasi data secata empiris dalam rangka menumbuhkan sikap ilmiah. Berikut ini
beberapa tujuan model pembelajaran PBL:
a. Mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah.
Proses-proses berpikir tentang ide-ide abstrak berbeda dari proses-proses yang
digunakan untuk berpikir tentang situasi-situasi dunia nyata.
b. Belajar peran orang dewasa, PBL juga dimakhsudkan untuk membantu siswa
berkinerja dalam situasi-situasi kehidupan nyata dan belajar peran-peran penting
yang biasa dilakukan. Pembelajaran ini penting untuk membatasi kerjasama dalam
menyelesaikan tugas, memiliki elemen-elemen belajar magang yang mendorong
pengamatan dan dialog dengan yang lain sehingga dapat memahami peran diluar
sekolah
c. Keterampilan untuk belajar mandiri. Guru yang secara terus-menerus membimbing
siswa dengan cara mendorong dan megarahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan
dan memberi penghargaan untuk pertanyaan-pertanyaan berbobot yang mereka
ajukan, dengan mendorong siswa mencari solusi atau penyelesaian terhadap masalah
nyata yang dirumuskan oleh siswa sendiri, maka diharapkan siswa dapat belajar
menagani tugas-tugas pencarian solusi itu secara mandiri dalam hidupnya kelak.
Menurut Nasrul Hakim (2015:2) salah satu cara untuk mengemas masalah yaitu
melalui kerja proyek. Metode ini cukup menantang dan dianggap sebagai suatu alat yang
efektif untuk membelajarkan mahasiswa secara aktif karena mereka didorong untuk tidak
tergantung sepenuhnya pada guru, tetapi diarahkan untuk dapat belajar lebih mandiri.
3
PBL adalah pendekatan yang berpusat pada peserta didik instruksional (dan
kurikuler) yang memberdayakan peserta didik untuk melakukan penelitian,
mengintegrasikan teori dan praktik, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan untuk
mengembangkan solusi yang layak untuk masalah yang ditentukan. Penting untuk
keberhasilan pendekatan adalah pemilihan masalah yang tidak terstruktur (sering
interdisipliner) dan guru sebagai tutor yang memandu proses pembelajaran dan melakukan
pembekalan menyeluruh pada akhir pengalaman belajar. Beberapa penulis telah
menggambarkan karakteristik dan fitur yang diperlukan untuk pendekatan PBL yang
sukses untuk instruksi. siswa didorong untuk membaca dokumen sumber, karena kutipan
singkat tidak memberikan informasi yang mendetail.
Torp dan Sage (2002) menggambarkan siswa sebagai pemecah masalah yang terlibat,
berusaha mengidentifikasi akar masalah dan kondisi yang diperlukan untuk solusi yang
baik dan dalam prosesnya menjadi pembelajar mandiri. Hmelo Silver (2004) mencatat
bahwa siswa bekerja dalam kelompok kolaboratif untuk mengidentifikasi apa yang perlu
mereka pelajari untuk memecahkan masalah, terlibat dalam pembelajaran mandiri,
menerapkan pengetahuan baru mereka untuk masalah, dan merenungkan apa yang mereka
pelajari dan efektivitas strategi yang digunakan. Karakteristik lain dari model pembelajaran
berbasis masalah ini adalah mengorganisasikan siswa di seputar masalah, bukan di seputar
disiplin ilmu, penyelidakan secara langsung, menghasilkan solusi, mendemonstrasikan apa
yang telah mereka pelajari dalam bentuk suatu produk atau kinerja.
4
Guru membantu siswa mendefenisikan dan
Tahap 2 – Mengorganisasi
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan
Siswa Untuk Belajar
masalah tersebut.
Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan oleh guru dan siswa ketika
pelaksanaan pembelajaran berbasis pemecahan masalah.
1. Tugas-tugas perencanaan.
a. Dalam pelaksanaan pembelajaran PBL, siswa diarahkan untuk dapat mencapai
tujuan seperti keterampilan menyelidiki, memahami peran orang, dan membantu
siswa menjadi pembelajar yang mandiri.
b. Guru merancang situasi masalah. Guru boleh memberi kesempatan kepada siswa
untuk memilih masalah yang akan diselidiki karena dengan cara ini akan
membantu siswa dalam meningkatkan motivasi. Guru harus tetap memantau
masalah apa yang dipilih oleh siswa, dan tetap memantau situasi kerjasama antar
siswa dan pelajaran tetap bermakna bagi siswa.
2. Tugas interaktif.
a. Orientasi siswa pada masalah, perlu di garis bawahi bahwa dalam pembelajaran
pada berbasis masalah tidak untuk memperoleh informasi baru dalam jumlah
besar, tetapi untuk melakukan penyelidikan terhadap masalah-masalah penting
dan untuk menjadi pembelajar yang mandiri.
b. Mengorganisasikan siswa untuk belajar. Model pembelajaran ini dapat
mengembangkan keterampilan kerjasama antara siswa. Dalam hal ini guru
bertugas untuk mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar kooperatif.
c. Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok. Guru membantu siswa dalam
mengumpulkan informasi dari berbagai sumber dan membantu untuk memilih
jenis informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah. Guru mengajarkan
siswa untuk menggunakan metode sesuai dan juga mengajarkan bagaimana etika
yang benar dalam suatu penyelidikan. Selain itu guru berperan untuk mendorong
5
siswa dalam pertukaran ide gagasan. Terakhir pembelajaran berbasis pemecahan
masalah akan menciptakan (laporan).
Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah merupakan tahapan akhir, dimana
guru membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses berfikir mereka sendiri dan
keterampilan penyelidikan yang mereka gunakan.
6
3. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang
sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.
Asesmen dalam PBL dapat mengukur pemahaman, menilai peran dan situasi orang
dewasa, menilai potensi belajar dan menilai usaha kelompok. PBL adalah metode
instruksional yang melibatkan berbagai jenis kesempatan belajar aktif. Maka asesmen
dalam model PBL tidak hanya berupa tes kognitif (paper and pencil) saja. Karena siswa
secara aktif terlibat dalam pembelajaran di kelas dan menunjukkan kemajuan mereka saat
mereka menguasai konten, atau keterampilan pemecahan masalah, metode ini memberikan
banyak peluang untuk penilaian autentik dan embedded yang tidak mengambil waktu dari
instruksi.
Asesmen performance/ kinerja bisa digunakan untuk mengukur potensi siswa untuk
mengatasi masalah maupun mengukur kerja kelompok. Asesmen kinerja dapat berupa
assessment dalam merumuskan pertanyaan, assessment merumuskan suatu hipotesis, serta
dapat memberikan peluang pada siswa untuk mengevaluasi dan merefleksi pemahaman/
kemampuannya sendiri melalui rubrik penilaian. Hal ini bertujuan agar siswa memiliki
peluang untuk dapat mengembangkan keterampilan berpikirnya. Penggunaan asesmen
autentik tersebut mampu menstimulasi peserta didik untuk melakukan aktivitas berpikir
kritis melalui rumusan masalah sampai kesimpulan dan teknik mengkomunikasikannya.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembelajaran berbasis masalah (PBL) adalah suatu metode pembelajaran yang
berlandaskan pada prinsip pemanfaatan permasalahan-permasalahan sebagai poin
permulaan untuk proses mendapatkan dan mengintegrasikan suatu pengetahuan baru.
Pembelajaran berbasis masalah meningkatkan kemampuan peserta didik dalam beberapa
hal, yakni: mentransfer konsep dan permasalahan baru, integrasi konsep,
ketertarikan/minat belajar, belajar dengan arahan sendiri; dan keterampilan belajar.
8
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/43268824/Makalah_Problem_Based_Learning
https://erepo.unud.ac.id/id/eprint/34870/1/b21b919e163dbb7bd7d0999428ba70cc.pdf
https://www.academia.edu/5934154/
MAKALAH_MODEL_PEMBELAJARAN_BERBASIS_MASALAH
https://www.researchgate.net/publication/
360697400_Makalah_PROBLEM_BASED_LEARNING