Laporan Kasus
Laporan Kasus
Laporan Kasus
akut pada anak post operatif laparatomi ileus obstruktif di Ruang HCU Puspanjali
evaluasi keperawatan.
A. Pengkajian Keperawatan
14.00 Wita di Ruang HCU Puspanjali RSD Mangusada. Sumber data pengkajian
ini diperoleh dari hasil wawancara dengan pasien, keluarga dan rekam medis
beragama Islam, pekerjaan pelajar penanggung jawab pasien adalah ayah pasien
2022, dengan keluhan utama nyeri pada perut, setelah dilakukan pemeriksaan
operatif laparatomi ileus obstruktif. Pasien mengeluh nyeri dirasakan satu jam
2 tahun menderita kejang, pasien tidak memiliki riwayat alergi obat ataupun
makanan dan riwayat kesehatan keluarga tidak ada keluarga yang menderita
44
penyakit menular dan penyakit keturunan, Riwayat imunisasi pada pasien lengkap
hipertensi, tidak ada hipotensi dan perdarahan), terpasang drain pada abdomen
secondary survey terdiri dari pengkajian nyeri, pemeriksaan fisik terdapat nyeri
yang dirasakan oleh pasien yakni pada bagian kiri bdomen dengan pengkajian
laparatomi, Q : Nyeri dirasakn seperti diiris -iris, R : Nyeri pada pada bekas
operasi pada bagian perut kiri bawah, S :Skala nyeri 7 (0 –10), T : Nyeri hilang
timbul, dengan durasi nyeri kurang lebih 5 menit setiap dirasakannya nyeri.
tekanan darah 90/70 milimeter air raksa, Nadi 110 kali/menit, suhu tubuh 36,10C,
45
B. Diagnosis Keperawatan
1. Analisa data
Tabel 4
Analisa Data Asuhan Keperawatan Nyeri Akut Pada Anak yang
Mengalami Post Operatif Laparatomi Ileus Obstruktif di
Ruang HCU RSD Mangusada Tahun 2022
46
1 2 3
lebih 5 menit setiap
irasakannya nyeri.
Data Objektif :
a) Pasien nampak
meringis kesakitan
b) Pasien nampak gelisah
c) Pasien nampak
bersikap protektif
(melindungi area
perut)
d) Pasien nampak
menghindari sentuhan
e) Hasil TTV :
Nadi 110 kalii/menit,
suhu tubuh 36,10C
f) Terdapat nyeri tekan
pada perut kiri bawah
2. Perumusan diagnosis
aktual yakni, nyeri akut berhubungan dengan agens pencedera fisik (prosedur
pembedahan) dibuktikan dengan pasien mengeluh nyeri perut kiri bekas luka
C. Rencana Keperawatan
membaik. SLKI label Tingkat Nyeri Menurun (L.08066) dengan kriteria hasil :
47
2. Intervensi keperawatan
kerusakan jaringan atau fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan
a. Observasi
b. Terapeutik
c. Edukasi
d. Kolaborasi
definisi pemberian obat untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan. Tindakan
a. Observasi
48
b. Terapeutik
jika perlu
c. Edukasi
d. Kolaborasi
D. Implementasi Keperawatan
nyeri
49
Setiap pemberian tindakan dilakukan penilaian respon secara subjektif
dan objektif untuk mengetahui hasil dari tindakan yang sudah diberikan.
muntah perut terasa kembung, rasa tidak nyaman nyeri dirasakan oleh pasien.
Pasien mengatakan nyeri pada perut kiri bawah pada bekas operasi menjalar
ke tengah bagian perut bertambah jika beraktivitas, dirasakn seperti diiris -iris,
Nyeri pada pada bekas operasi pada bagian perut kanan bawah , skala nyeri 7
(0 –10), nyeri hilang timbul, dengan durasi nyeri kurang lebih 5 menit setiap
dirasakannya nyeri.
1) Respon subjektif : Pasien mengatakan nyeri pada perut kiri bawah pada bekas
dirasakn seperti diiris -iris, Nyeri pada pada bekas operasi pada bagian perut
kanan bawah , skala nyeri 5 (0 –10), Nyeri hilang timbul, dengan durasi nyeri
nampak tidak menangis lagi dan sedikit gelisah, tampak meelindungi area
nyerinya.
50
c. Tanggal 10 Maret 2022
bertambah jika beraktivitas. nyeri dirasakn seperti diiris – iris, nyeri pada
perut kiri bawah, skala nyeri 3 (0 –10), nyeri dirasakan hilang timbul durasi 2
menit.
bekurang, selama perawatan muntah tidak ada, pasien juga nampak sudah
E. Evaluasi Keperawatan
menunjukkan adanya perubahan ke arah yang lebih baik sesuai dengan tujuan dan
1. Subjektif
Pasien mengatakan nyeri sudah berkurang yang dirasakan pada nyeri pada
perut kiri bawah dirasakan jika beraktivitas, nyeri dirasakn seperti diris-iris, skala
2. Objektif
pasin tampak Keluhan nyeri menurun dengan skala nyeri 3(0-10), Meringis
tidak ada keringat dingin, Nafsu makan meningkat nampak pasien sudah
51
berkeinginan minum susu. Hasil TTV pasien : Nadi : 110 x/menit Respiratory rate
3. Assesment (Analisis)
4. Planing
Ranitidine 2x 25 mg.
nyeri akut dengan data subjektif nyeri dikarenakan prosedur pembedahan, Pasien
mengatakan nyeri pada perut kiri bawah pada bekas operasi menjalar ke tengah
bagian perut bertambah jika beraktivitas, dirasakn seperti diiris -iris, nyeri pada
pada bekas operasi pada bagian perut kanan bawah, skala nyeri 7 (0 –10), nyeri
hilang timbul, dengan durasi nyeri kurang lebih 5 menit setiap dirasakannya nyeri.
didapatkan adanya nyeri tekan dan prosedur pembedahan. Terapi inovasi yang
diberikan yakni distraksi menonton video kartun dilakukan saat pasien merasakan
nyeri selama 3 hari berturut – turut. Tujuan pemberian terapi distraksi dengan
52
video kartun yaitu untuk mengalihkan dan mengurangi rasa nyeri yang dirasakan
terapi distraksi menonton video kartun menggunakan media video sebagai media
dalam pemberian terapi, terapi dilakukan saat pasien merasakan nyeri selama 10-
15 setiap pasien merasakan nyeri. Terapi distraksi menonton video ini dilakukan
pada pasien yang mengalami nyeri akut yang mendapat terapi farmakologis yang
dibantu dengan pemberian terapi non farmakologis oleh perawat yakni terapi
diaforesis menurun, dan nafsu makan sudah membaik. Pasien juga mengatakan
terapi ini menyenangkan karena pasien sangat suka menonton video kartun.
Pasien tampak kooperatif dan dapat mengikuti instruksi yang diberikan secara
dapat dijadikan intervensi non farmakologis dalam mengatasi nyeri pada pasien
dengan post operatif laparatomi ileus obstruktif selain terapi yang dianjurkan oleh
53
BAB V
PEMBAHASAN
keperawatan nyeri akut pada dengan penyakit Post Operatif Laparatomi Ileus
1. Pengkajian Keperawatan
Hasil pengkajian pada kasus kelolaan anak “R” yang mengalami nyeri akut post
didapatkan data subjektif dan data objektif. Data subjektif pasien mengeluh nyeri
perut sejak satu jam setelah dilakukannya prosedur pembedahan lapartomi ileus
obstruktif, nyeri dirasakan diiris – iris, nyeri pada perut bagian kiri menjalar ke
bagian tengah, skala nyeri 7(0-10), nyeri dirasakan hilang timbul dengan durasi
lamanya nyeri 5 menit. Data objektif pasien nampak meringis kesakitan, bersikap
Menurut PPNI, (2016) data yang perlu dikaji berkaitan dengan nyeri akut
yaitu terdapat gejala dan tanda mayor serta gejala dan tanda minor. Gejala dan
tanda mayor yaitu subjektif nyeri akut dan objektif meliputi tampak meringis,
54
bersikap protektif, gelisah, frekuensi meningkat.Pengkjian pada subjek dengan
dengan penelitian yang dilakukan oleh (Rahayu and Darmawan, 2020) yang
menyebutkan bahwa nyeri merupakan pengalaman sensasi dan emosi yang tidak
Hal ini juga sesui dengan teori yang disampaikan tentang nyeri akut yang
berlangsung kurang dari 3 bulan. Teori tersebut disampaikan oleh PPNI, (2016)
yang menjelaskan bahwa nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional
yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset
mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung
keluhan utama pasien dengan post operatif laparatomi ileus obstruktif. Hasil
akut didapatkan tidak adanya kesenjangan antara hasil temuan studi kasus dengan
2. Diagnosis Keperawatan
atau respon individu, keluarga, atau komunitas pada masalah kesehatan, pada
risiko masalah kesehatan atau pada proses kehidupan. Nyeri akut merupakan
sensori atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau
55
fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berinteritas ringan hingga
berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan ((PPNI, 2016). Menurut (PPNI, 2016)
terdapat tanda dan gejala nyeri akut. Gejala dan tanda mayor yaitu subjektif nyeri
akut dan objektif meliputi tampak meringis, bersifat protektif, gelisah, frekuensi
nadi meningkat, sulit tidur. Gejala tanda minor data subjektif tidak tersedia dan
data objektif meliputi tekanan darah meningkat, pola napas berubah,nafsu makan
berubah, proses berfikir terganggu, menarik diri, berfokus pada diri sendiri,
etiology yaitu katagori fisiologis yakni prosedur pembedahan (operasi), dan untuk
sign and symptom pasien mengatakan nyeri perut sejak satu jam setelah
diiris – iris, nyeri pada perut bagian kiri menjalar ke bagian tengah, skala nyeri
7(0-10), nyeri dirasakan hilang timbul dengan durasi lamanya nyeri 5 menit.
Pasien tampak meringis kesakitan, bersikap protektif (menghindar saat perut ingin
disentuh), gelisah, dan frekuensi nadi 110 kali/menit, mual muntah nafsu makan
Gejala dan tanda mayor ditemukan untuk validasi diagnosis serta gejala
dan tanda minor tidak harus ditemukan, namun jika ditemukan dapat mendukung
acuan penulis yaitu (PPNI, 2016) terdapat 13 tanda dan gejala yang dapat
menegakan diagnosis keperawatan nyeri akut. Data dari pasien didapatkan 80%
gejala tanda mayor yaitu, mengeluh nyeri, tampak meringis, bersikap protektif,
56
gelisah dan frekuensi nadi meningkat, dan terdapat 25% data minor meliputi nafsu
diagnosis keperawatan aktual pada kasus kelolaan anak “R” yaitu nyeri akut
dengan pasien mengeluh nyeri perut kiri bekas luka operasi, pasien nampak
diaforesis.
Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Zaen, (2022)
dengan judul “Pengelolaan nyeri akut pada Tn. S dengan post laparotomi dengan
menyebutkan nyeri akut sebagai diagnosis keperawan yang muncul pada pasen
post laparatomi. Berdasarkan hasil temuan studi kasus peneliti, dengan hasil
peneliti lain dan teori yang ada, tidak adanya kesenjangan antara hasil temuan
studi kasus, hasil dari peneliti yang lain dan teori yang ada.
3. Rencana Keperawatan
utama label manajemen nyeri (I.08238) dan pemberian analgetik (I.08243) sesuai
nyeri, identifikasi respons nyeri non verbal, identifikasi faktor yang memperberat
rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis, akupresur, terapi music, biofeedback, terapi
57
pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi
kartun yang diberikan sesuai standar operasional prosedur (SOP) yang diberikan
selama 10-15 menit dengan tujuan dan kriteria hasil mengacu pada Standar
studi literatur yang dilakukan oleh Rono, (2017) dengan judul “Non
efektif dalam menurunkan nyeri 55 pada pasien anak. Hasil studi literatur ini juga
kartun efetif dalam menurunkan nyeri pada pasien anak. Berdasarkan hal tersebut,
kondisi pasien kelolaan temuan peneliti lain dan teori tidak terdapat kesenjangan.
Namun dalam temuan hasil data rencana keperawatan terdapat beberapa rencana
keperawatan yang tidak ditetapkan oleh peneliti. Hal tersebut dikarenakan peneliti
58
4. Implementasi Keperawatan
yang telah ditetapkan dan khusus ditambah dengan intervensi yang telah
ditetapkan oleh peneliti. Adapun fokus implementasi yang dilakukan oleh peneliti
mengali hal-hal yang disukai oleh pasien sehingga implementasi bisa disesuikan
(audio visual) pada pasien anak “R” dilakukan selama 10-15 menit setiap pasien
dilakukan oleh (Rahayu and Darmawan, 2020) dengan judul “Pemberian Teknik
Distraksi Pemutaran Video Kartun untuk Menurunkan Nyeri pada Anak Post
10-15 menit dengan pemutaran video kartun. Hasil studi kasus menunjukkan
menurunkan rasa nyeri pada anak yang mengalami post operasi. Semua yang ada
pada tahap perencanaan sudah dapat diaplikasikan pada tahap pelaksanaan atau
tindakan keperawatan pada pasien dengan post operaif laparatomi ileus obstruktif.
Hasil implementasi juga menunjukan keselarasan dengan tujuan dan kriteria hasil
yang dicapai.
59
5. Evaluasi Keperawatan
didasarkan pada perubahan perilaku dari kriteria hasil yang telah ditetapkan, yaitu
post operatif laparatomi yaitu evaluasi subjektif pasien mengatakan nyeri nya
sudah mulai berkurang. Objektif pasian sesekali nampak meringis, mual nampak
sudah bekurang, pasien, pasien tampak keluhan nyeri menurun dengan skala nyeri
diaforesis menurun tidak ada keringat dingin, mual dan muntah menurun nafsu
makan meningkat nampak pasien sudah berkeinginan minum susu. Hasil TTV
pasien : Nadi : 110 x/menit Respiratory rate : 18x/menit , Sp02 : 100%, Suhu
dengan skala nyeri 3(0-10), pasien juga nampak meringis menurun, gelisah
menurun, dan nafsu makan sudah membaik. Sehingga, dapat disimpulkan hasil
evaluasi dari kasus yang dikelola penulis menunjukan adanya penurunan skala
60
nyeri pada pasien anak dengan post operatif laparatomi ileus obstruktif dengan
Hasil evaluasi yang ditemukan oleh Nurarif, (2018) sejalan dengan hasil
evaluasi dalam penelitian yang dilakukan oleh Hasil uji statistik Mann Whitney
pada penelitian didapatkan nilai ρ = 0,000 < α = 0,05. Hasil ini menunjukkan
bahwa ada perbedaan rata-rata skala nyeri anak yang diberikan teknik distraksi
dengan anak yang tidak diberikan teknik distraksi. Berdasarkan teori, hasil
penlitian yang dilakukan oleh penulis terdapat keselarasan dengan teori yang ada.
keperawatan nyeri akut sama yaitu teknik non farmakologis dengan terapi
menghilangkan nyeri dengan cara mengalihkan perhatian pasien pada hal-hal lain
sehingga pasien akan lupa terhadap nyeri yang dialami. Salah satu metode
distraksi yang dapat digunakan adalah distraksi visual yaitu melihat pertandingan,
yang di rasakan pasien dengan video audiovisual salah satunya kartun. Terapi ini
sangat efektif karena sangat menghibur dan sangat disenangi oleh anak-anak
61
Intervensi yang dilakukan selama 3 x 24 jam dengan pemberian teknik
distraksi menonton video kartun dengan durasi 10-15 menit selama 3 kali berturut
– turut . Hasil evaluasi didapatkan pada subjek penelitian menunjukan hasil baik
pasien juga nampak meringis menurun, gelisah menurun, mual menurun, muntah
menurun, sikap protektif menurun, diaforesis menurun, dan nafsu makan sudah
non farmakologis dalam mengatasi nyeri pada pasien dengan post operatif
Sampel penelitian sebanyak 16 anak orang di ruang rawat inap RSUD Dr. A. Dadi
Tjokrodipo Bandar Lampung pada Juli 2019. Hasil uji statistik menggunakan tes-
penelitian ini terdapat pengaruh terapi distraksi menonton video kartun dengan
Penelitian yang melibatkan 81 anak berusia 3-6 tahun ini terbagi menjadi 41 anak
dalam kelompok intervensi dan 40 anak dalam kelompok kontrol. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa memiliki pengaruh yang signifikan terhadap skor nyeri dan
62
video disarankan untuk menghilangkan rasa sakit atau yang mengurangi persepsi
Nyeri Pada Anak Post Operasi”. Studi kasus ini menggunakan metode deskriptif
pemutaran video kartun untuk menurunkan rasa nyeri pada anak post operasi.
Subjek pada studi kasus terdiri dari dua orang anak yang mengalami post operasi.
Hasil dari evaluasi penelitian yang dilakukan terdapat penurunan nyeri yang
dirasakan oleh kedua pasien, yakni subjek pertama nyeri sudah tidak dirasakan
skala 0(0-10) dan sedangkan subjek kedua rasa nyeri dirasakan berkurang dengan
skala nyeri 3(0-10). Sehingga dalam penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan
menonton film kartun animasi otak kanan dan otak kiri anak pada saat bersamaan
diginakan kedua – duanya secara seimbang dan anak berfokus pada video yang
diberikan sehingga rasa nyeri yang dirasakan berkurang. Berdasarkan hasil dari
beberapa jurnal penelitian dan kasus kelolaan maka dapat disimpulkan bahwa
pemberian teknik distraksi pemutaran video kartun efektif untuk mengurangi rasa
nyeri yang dialami oleh anak post operasi. Jika dilakukan secara optimal dan
teralihkan
63