Panduan-TEFA (1) - 230522 - 124521
Panduan-TEFA (1) - 230522 - 124521
Panduan-TEFA (1) - 230522 - 124521
TEACHING FACTORY
Kepala SMK,
0 Kata Pengantar ii
01 Pendahuluan 1
A. Latar Belakang 1
B. Landasan Hukum 2
02 Teaching Factory 3
07 Penutup
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
B. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
3. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia (KKNI).
4. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2015 tentang Pembangunan Sumber
Daya Industri.
3. Perangkat Pembelajaran
2) Peralatan ditata mengacu pada standar tata letak (lay out) dan
prosedur kerja DUDI disesuaikan dengan kebutuhan dan
lingkup kegiatan Teaching Factory.
3) Sebelum dan setelah digunakan, peralatan selalu dalam
keadaan rapih, bersih, dan siap digunakan.
4) Tersedia ruang penyimpanan untuk peralatan tangan dan
peralatan tangan bermesin (handtools and powertools), serta
ada sistem peminjaman dan pengembalian.
c. Kelengkapan kerja
1) Sepatu dan seragam kerja peserta didik sesuai dengan
persyaratan keamanan dan kesehatan standar kerja.
2) Helm dan kaca mata pengaman kerja sesuai standar bagi
kegiatan produksi yang mempersyaratkan.
3) Sarung tangan sesuai standar bagi kegiatan produksi yang
mempersyaratkan.
4) Kelengkapan kerja lainnya sesuai standar bagi kegiatan
produksi yang mempersyaratkan.
d. Penampungan /pembuangan limbah
Di sekitar ruang praktik tersedia tempat pembuangan dan
pengolahan limbah praktik sesuai kategori limbah padat, limbah
cair, dan limbah bahan kimia.
a. Perawatan rutin
Kegiatan perawatan rutin setiap hari yang dapat dilakukan oleh
guru/instruktur dan peserta didik meliputi:
1) membersihkan ruang praktik dan peralatan praktik;
2) menyingkirkan/membuang sampah, kotoran dan benda-
benda lain yang sudah tidak digunakan;
3) meletakkan peralatan di tempat yang telah ditentukan.
Dengan demikian ruang praktik akan selalu bersih, teratur,
terang, dan nyaman untuk digunakan.
c. Perbaikan
Kegiatan perbaikan dilaksanakan apabila terjadi permasalahan
dan atau kerusakan peralatan pada saat digunakan, sesuai tingkat
kerusakannya. Perbaikan dapat dilakukan oleh tenaga MRC
SMK yang sudah mendapat
b. Pengelolaan Eksternal
Seperti yang telah dijelaskan bahwa sebagai akibat adanya
mekanisme pemanfaatan produk pembelajaran TeFa oleh
pengguna produk atau masyarakat, maka akan timbul banyak
kegiatan layaknya sebuah entitas badan usaha/industri, seperti
aktivitas transaksi keuangan, aktivitas sebagai penyedia/penjual
dan di sisi lain ada aktivitas sebagai pembeli/penggguna produk.
Karena itu, sekolah selain mempunyai tata kelola internal juga
perlu dilengkapi dengan tata kelola eksternal yang memiliki
payung hukum sebagai badan layanan usaha sesuai ketentuan
perundang-undangan yang berlaku, yaitu sebagaimana diatur
dalam ketentuan Badan Layanan Usaha Daerah (BLUD).
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor
61 Tahun 2017 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan,
BLUD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau Unit
Kerja pada SKPD di lingkungan pemerintah daerah yang
dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat
berupa barang dan atau jasa dan dalam melakukan kegiatannya
didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. Pola
pengelolaan keuangan BLUD memberikan fleksibilitas berupa
keleluasaan untuk menerapkan praktik-praktik bisnis yang sehat
untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Proses pembentukan BLUD harus melalui prosedur yang
ditetapan dalam Permendagri dengan persyaratan- persyaratan
tertentu Sekolah membutuhkan waktu yang
2. Evaluasi
Evaluasi merupakan upaya penilaian secara teknis dan ekonomis terhadap
sesuatu untuk kemungkinan pelaksanaan pengembangan, Dalam implementasi
Teaching Factory, evaluasi berarti penilaian terhadap model pembelajaran
TeFa yang dilaksanakan guna melakukan perbaikan berkelanjutan. Melalui
proses evaluasi, institusi dapat menimbang kekuatan dan kelemahan dari
elemen-elemen yang mempengaruhi implementasi Teaching Factory di SMK
dan memperoleh gambaran untuk meningkatkan mutu dan kualitas yang akan
menunjang keberhasilan implementasi Teaching Factory.
a. manajemen
Mencakup evaluasi ketersediaan laporan pencatatan transaksi yang
baku, penyusunan struktur organisasi, standar prosedur kinerja,
pelaksanaan dan penyesuaiannya serta gambaran dampak dari
implementasi Teaching Factory terhadap sarana dan prasarana,
pengembangan institusi, serta dukungan internal dan eksternal
terhadap implementasi teaching factory.
b. tempat praktik (bengkel/laboratorium/lahan/dsb)
Mencakup pendataan jenis dan jumlah peralatan, penerapan standar
pemakaian yang baku, kesesuaian layout tempat praktik dengan
standar DUDI, jadwal MRC secara berkala, dan ketersediaan rambu
dan perangkat K3.
c. pola pembelajaran/training
Mencakup ketersediaan bahan baku proses produksi, pelaksanaan
kegiatan pendidikan dan pelatihan yang menyatu dengan proses
produksi, serta tujuan pembelajaran yang berorientasi pada perilaku
industri.
d. marketing/promosi
Mengngkapkan bahwa institusi yang mengimplementasikan
Teaching Factory perlu mengevaluasi kejelasan target, segmen, dan
jangkauan pasar serta menyesuaian metode dan pelaku kegiatan
promosi.
e. produk (barang/jasa)
Evaluasi produksi dilakukan dalam lingkup waktu produksi (kontinyu
atau insidental), tingkat nilai tawar produk, kualitas dan
keberterimaan pasar, dan kebutuhan pengembangan produksi.
g. hubungan industri
a. subparameter manajemen
1) Administrasi keuangan
2) Struktur organisasi dan jobdesk
3) SOP kinerja dan alur kerja
4) Leadership
5) Dampak Teaching Factory terhadap Institusi
6) Lingkungan
Kepala Sekolah
Industri/DUDI AjangSaripHidayat, M.Pd Pengawas
Contoh:
Uraian Tugas Organisasi Pengelola Pengembangan Pembelajaran Teaching
Factory (Pengelola TeFa).
1. Penanggung Jawab
Mengkoordinasikan, mengendalikan dan menerbitkan Surat Keputusan Pengelola
Pengembangan Pembelajaran Teaching Factory (Pengelola Tefa) di SMK
sebagai pendukung tugas pokok dan fungsi Sekolah.
Tugas:
a. Menerbitkan Peraturan Kepala Sekolah tentang Pengelola Tefa di sekolah.
b. Menentukan Sistem Tata Kelola teaching factory yang diberlakukan di
sekolah.
c. Menunjuk Tim Pengelola Tefa sekolah.
d. Melakukan pengendalian atas semua kegiatan teaching factory
sekolah.
3. Koordinator 2 (Marketing)
Tanggung Jawab:
Memastikan kerjasama dengan DUDI dan proses pemasaran dilakukan dengan
perencanaan dan pelaksanaan yang efektif dan efisien.
Tugas:
a. Menyusun rencana kerjasama dengan DUDI.
b. Menyusun rencana dan strategi pemasaran.
c. Mempromosikan barang dan atau jasa melalui berbagai media pemasaran.
4. Sekretaris
Tanggung Jawab:
Bertanggung jawab pada kelancaran proses administrasi pelaksanaan
pembelajaran teaching factory di sekolah.
Tugas:
a. Mengedalikan surat masuk dan surat keluar.
b. Membuat inventarisasi barang.
c. Membuat laporan realisasi pelaksanaan kegiatan pembelajaran
teaching factory per 3 (tiga) bulan.
5. Bendahara
Tanggung Jawab:
Bertanggung jawab atas pengendalian sistem keuangan pada kegiatan
pembelajaran teaching factory.
Tugas:
a. Melakukan pencatatan penerimaan dan pengeluaran keuangan pada kegiatan
pembelajaran teaching factory sekolah.
b. Menyusun laporan keuangan kepada kepala sekolah dan komite sekolah.
6. Kompetensi Keahlian
a. Kepala Kompetensi Keahlian
Tanggung Jawab:
Bertanggung jawab pada kegiatan operasional pembelajaran teaching factory
di Paket Keahlian.
Tugas:
1) Membantu kegiatan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran jadwal
blok untuk mendukung pelaksanaan teaching factory sekolah.
2) Merancang prosedur operasi standar kegiatan produksi.
3) Merancang distribusi kerja pembelajaran teaching factory.
4) Melakukan kegiatan produksi barang/jasa pada pembelajaran
teaching factory.
c. Guru Tamu
Guru tamu adalah tenaga ahli yang berasal dari DUDI atau institusi profesi
lainnya.
Tugas:
1) Sebagai agent of change dalam transfer teknologi produksi yang berkaitan
dengan produk lingkup teaching factory.
2) Mendampingi guru produktif/instruktur dalam penerapan standar dan
prosedur kerja industri di SMK, serta standar hasil produk (barang/jasa).
3) Mendampingi guru produktif sebagai supervisor untuk kontrol proses dan
kualitas selama pelaksanaan produksi.
Kegiatan Teaching Factory (Tefa) yang akan dilaksanakan oleh SMK Negeri 1 Plered
melalui proses analisis kondisi dan potensi. Adapun analisis kondisi dan potensi
sekolah saat ini dan yang akan datang dikembangkan oleh sekolah dengan membuat
prioritas yang akan diproduksi dalam Tefa.
1. Analisis Kondisi dan Potensi
Menginventarisir kondisi lingkungan sekolah dengan mengelompokkan kondisi
internal dan eksternal. Kekuatan, peluang, kelemahan dan tantangan yang dialami
sekolah saat ini untuk menentukan prioritas pilihan proses produksi yang dipilih
dalam Tefa.
f. Potensi Daerah
Mapping potensi daerah atau potensi masyarakat Kabupaten Purwakarta
dalam hal ini wilayah Plered adalah daerah yang di tempati tempat tinggal
oleh masyarakat sekitar yang banyak memiliki kendaraan, dan juga dekat
dengan kawasan Industri, jadi sangat memungkin untuk berpotensi
mendirikan bengkel motor dan bengkel mobil sebagai Pengembangan
Teaching Factory di SMKN 1 Plered
Contoh inventarisasi kondisi dan potensi pada SMK adalah sebagai berikut:
Sumberday Memiliki
a Manusia Guru yang
Kurang
Memiliki
tenaga
Teaching
Factory di
bidang ad-
ministrasi
Membu-
tuhkan
biaya yang
tinggi untuk
upgrade
fasilitas ses-
uai standar
industri
5. Manajemen System Mana- Manajemen Membangun Legal body
jemen berbasis Teaching Fac- sistem manaje- untuk
sekolah tory belum men yang akurat manajemen
maksimal dan transparan pengelolaan
Teaching
Factory
6. Potensi Daerah Perkemban- Belum ada Di sekitar seko- Banyak ber-
gan industri regulasi lah akses untuk munculan
manufaktur di khusus yang memperoleh kompetitor
daerah semakin mengatur kebutuhan bengkel
meningkat pengelolaan pendukung manufactur
keuangan operasional di daerah
teaching fac- teaching factory
tory di SMK sangat mudah
7. Mitra Industri Sekolah sudah Jam kerja Kesempatan Produk hasil
MoU dengan karyawan di kerjasama praktik siswa
PT...........dalam Industri ber- dengan industri selalu ditun-
legal body beda dengan untuk mengem- tut untuk
pengelolaan unit jam belajar bangkan unit menghasil-
produksi siswa produksi di SMK. kan produk
yang memilki
Industri mem- kualitas ses-
berikan tempat uai tuntutan
untuk praktik konsumen
kerja industri
semakin ber-
tambah
2 3
Jasa perawatan dan Perawatan Berkala • Menyusun program kerja jangka pendek
perbaikan Berkala
Kendaraan sepeda
Motor dan Mobil
Perbaikan Kendaraan •
2 3 5 6 7 8
Komponen mesin bubut, berupa
Design: produk Merancang gambar teknik se- cara
Gambar
rinci.Teknik Teknik Permesinan
XII
Tool Post dan tool holder
Tail stock
Follower rest
Steady rest
Panduan Pelaksanaan Teaching Factory 46
Pemi- Menter- Teknologi X
lihan jemahkan Mekanik
material spesifi-
kasi dan
pemilihan
Memeriksa
komponen
sesuai
spesifikasi
Memper- Melak- Menerap- Dst X
siapan sanakan kan kesela-
alat kes- prosedur K3 matan dan
elamatan (5S) kesehatan
kerja kerja (K3).
Menetu-
kan harga
produk
1 2 3
Design produk Mempersiapkan gambar peraki- Membuat gambar kerja tiap
tan, tata letak dan detail part dan gambar rakitan.
Mempersiapkan alat potong. Menggerinda pahat dan alat Menentukan dan meny-
potong iapkan alat potong yang
harus digunakan
Mempersiapan alat kesela- • Memeriksa komponen sesuai Menyiapkan dan menggu-
matan kerja spesifikasi. nakan alat keselamatan
• Melaksanakan prosedur K3 kerja dengan tepat
(5S)
Membuat urutan kerja yang tepat
Evaluasi Kepuasan
Kegiatan Teaching Pemanfaatan Hasil
Pengguna Hasil Produksi
Factory Jenis Produk Produksi
1 2 3 4
Perangkat Pertama
Schedule (penjadwalan kegiatan belajar mengajar)
Langkah ke-1
Pemahaman jadwal umum
Penyusunan jadwal
Struktur
blok praktik dan teori
blok
Kurikulum
Kompetensi
Langkah perhitungan jam
ke-2 pelajaran berdasarkan
jadwal blok
Analisa
struktur
Langkah ke-3
Penyusunan jadwal jadwal umum mata
umum per minggu pelajaran per minggu
Langkah ke-4
Pembagian jumlah pembagian jumlah
kelompok praktik kelompok praktik
Langkah ke-5
Jadwal praktik per jadwal praktik setiap
siswa/kelompok siswa
semester per tahun
per semester per tahun
Langkah ke-6
Analisi kesesuaian kesesuaian jadwal blok
jumlah blok dengan dengan kurikulum
kurikulum
Langkah ke-7
Analisis kebutuhan kebutuhan peralatan
Putaran ke
Minggu ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
TO 1 Prod Prod Prod Prod Teo Teo Teo Teo Teo Teo Teo Teo Teo Teo Teo Teo Teo Teo
XI- US
TO 2 Teo Teo Teo Teo Prod Prod Prod Prod Teo Teo Teo Teo Teo Teo Teo Teo Teo Teo
Penjelasan:
1. Kolom 1. Untuk kasus ini, perhitungan dilakukan hanya untuk kelas XI
2. Kolom 2. Tuliskan rombongan belajar per kelas, dalam kasus ini memiliki 2 rombongan
belajar A dan B
3. Kolom 3 s.d. 18. 2 rombongan belajar dibagi ke dalam satu rombongan dalam:
• 4 minggu kegiatan praktik, dilaksanakan dalam 1 putaran per Semester dan
• 1 rombongan lainnya dalam 14 minggu kegiatan teori, dilaksanakan dalam 1 putaran per
semester
4. Kolom 21, . Pelaksanaan kegiatan Ujian Sekolah
Dari contoh perencanaan penjadwalan blok dapat diketahui bahwa untuk kelas yang
memiliki 2 rombel, maka akan dibagi menjadi 1 rombel (A) dalam 4 minggu secara
terus menerus (kontinyu) akan melaksanakan kegiatan praktik dan 1 rombel lainnya (B)
akan melaksanakan kegiatan teori. Hal ini dilakukan dikarenakan mempertimbangakan
jumlah Rasio Alat dan Ruang ( Sarana) terhadap peserta didik dan
mempertimbangkan juga kepada jumlah guru yang mengajar.
2. Mata pelajaran praktik (C3) untuk kelas XI, berjumlah 18 dan setelah dikalikan 2 menjadi 36
jam per minggu kegiatan praktik.
1 Praktik A gama Praktik Matem- Praktik Matem- Praktik Matem- Gbr Penjas Fisika Penjas 07.00 0.45 07.45
atika taika taika Teknik
2 Praktik Agama Praktik Matem- Praktik Matem- Praktik Matem- Gbr Penjas Fisika Penjas 07.45 0.45 08.30
atika atika atika Teknik
3 Praktik PPKn Praktik B. Ing Praktik Matem- Praktik Matem- Gbr Penjas Kimia Penjas 08.30 0.45 09.15
atika atika Teknik
09.15 0.15 09.30
Gbr
4 Praktik PPKn Praktik B. Ing Praktik Agama Praktik B. Ind PPKn Kimia KWU 09.30 0.45 10.15
Teknik
11.45 0.15 12.00
5 Praktik B. Ind Praktik Seni Praktik Agama Praktik B. Ind Fisika PPKn Kimia KWU 10.15 0.45 11.00
6 Praktik B. Ind Praktik Seni Praktik B. Ing Praktik Seni Fisika KWU Kimia KWU 11.00 0.45 11.45
7 Praktik B. Ind Praktik B. Ind Praktik B. Ing Praktik Seni 12.00 0.45 12.45
8 Praktik Sejarah Praktik B. Ind Praktik KWU Praktik Sejarah 12.45 0.45 13.30
9 Praktik Sejarah Praktik B. Ind Praktik KWU Praktik Sejarah 13.30 0.45 14.15
Penjelasan:
1. Dari langkah ke 2 diperoleh bahwa jumlah jam kegiatan praktik (C3) adalah 36 jam,
selanjutnya
2. 36 jam didistribusikan ke dalam 4 hari sehingga pelaksanaan per hari selama 9 jam pelajaran
adalah 45 menit, atau dari jam 07.00 sampai dengan jam 14.15 dengan 2 kali istirahat
3. Untuk kegiatan C1 dilaksanakan dalam 2 hari yaitu Jumat dan Sabtu
Dari contoh perencanaan penjadwalan blok pada lampiran 5 diperoleh blok praktik C3
dilaksanakan penuh dalam 4 hari (senin s.d kamis) dan dari jam
07.00 sampai dengan jam 14.15.
Langkah Keempat OK
Pembagian Jumlah Kelompok Praktik
Penjelasan:
1. Kolom 2, Tuliskan mata pelajaran praktik
2. Kolom 3, Tetukan kode untuk mata pelajaran
3. Kolom 4, Tuliskan jam per minggu sesuai kurikulum sebagai referensi untuk menentukan
distribusi siswa praktik
4. Kolom 5, Tentukan distribusi siswa praktik per mata pelajaran
5. Kolom 6, Tentukan jumlah siswa per kelompok praktik
6. Kolom 7, Tentukan jumlah kelompok praktik yang merupakan pembagian antara kolom
5 dan kolom 6
Dari contoh perencanaan penjadwalan blok dapat diketahui bahwa untuk 3 mata
pelajaran praktik:
• Teknik Gambar Manufaktur (TGM) terdiri dari 1 kelompok praktik dengan
jumlah siswa 6.
Langkah Kelima OK
Jadwal Kegiatan Praktik Siswa per Semester per Tahun
1 siswa no 1 s.d 6 TGM TMB TMB TMB TMF TMF TGM TMB TMB TMB TMF TMF TGM TMB TMB TMB TMF TMF
2 siswa no 7 s.d 12 TMB TMB TMB TMF TMF TGM TM TMB TMB TMF TMF TGM TMB TMB TMB TMF TMF TGM
B
3 siswa no 13 s.d 18 TMB TMB TMF TMF TGM TMB TM TMB TMF TMF TGM TMB TMB TMB TMF TMF TGM TMB
B
4 siswa no 19 s.d 24 TMB TMF TMF TGM TMB TMB TM TMF TMF TGM TMB TMB TMB TMF TMF TGM TM TMB
B B
5 siswa no 25 s.d 30 TMF TMF TGM TMB TMB TMB TMF TMF TGM TMB TMB TMB TMF TMF TGM TMB TM TMB
B
6 siswa no 30 s.d 36 TMF TGM TMB TMB TMB TMF TMF TGM TMB TMB TMB TMF TMF TGM TMB TMB TM TMF
B
Diperoleh hasil:
Teknik Gambar Manufaktur (TGM) : 3 putaran Teknik
Pemesinan Bubut (TMB) : 9 putaran
Teknik Pemesinan Frais : 6 putaran
Penjelasan:
1. Kolom 2, Tentukan distribusi siswa dan kelompok siswa praktik, sesuai dengan hasil
perencanaan pada langkah 4
2. Kolom 3 s.d 20, Distribusi putaran praktik per semester per tahun, yang merupakan minggu
pelaksanaan kegiatan praktik sesuai dengan hasil pada langkah 1
3. Distribusi rencana kegiatan praktik per minggu dengan susunan kombinasi mata
pelajaran:
a. siswa kelompok praktik no. 1 s.d 6 (1 kel 6 siswa) melaksanakan praktik Gambar
Manufaktur
b. siswa kelompok praktik no. 7 s.d 24 (3 kel 18 siswa) melaksanakan praktik Mesin Bubut
c. siswa kelompok praktik no. 25 s.d 36 (2 kel 12 siswa) melaksanakan praktik Mesin
Fais
Jam
Mapel Kurikulum Jml Minggu Total Jam Jumlah Jam per Total Jam
per Minggu per Tahun per Tahun Putaran Putaran per Tahun
1 2 3 4 5 6 7
Penjelasan:
1. Kolom 1, Tuliskan mata pelajaran praktik sesuai kurikulum
2. Kolom 2, Tuliskan jam pelajaran per minggu yang tercantum pada Struktur Kurikulum
Penjelasan:
Dengan membandingkan antara hasil pada kolom 4 dan kolom 7, dapat disimpulkan bahwa
perencanaan pembelajaran dengan menggunakan jadwal blok telah memenuhi/ sesuai dengan yang
tercantum pada kurikulum.
Dari contoh perencanaan jadwal blok diperoleh hasil Kedua metoda perhitungan
perencanaan jadual blok dan ketentuan jumlah jam sesuai struktur kurikulum,
menghasilkan angka yang sama, dengan demikian contoh perencanaan jadwal blok telah
memenuhi syarat.
Penjelasan:
1. Kolom 1, Mata pelajaran praktik pada kelompok C, untuk kelompok paket keahlian C3
2. Kolom 2, Jenis peralatan yang akan dipergunakan siswa untuk memperoleh keterampilan
yang dipersyaratkan
3. Kolom 3, Jumlah kelompok praktik, yang diperoleh dari langkah 4
4. Kolom 5, Jumlah siswa per kelompok
5. Kolom 4, Total jumlah siswa praktik per minggu
6. Kolom 6, Dengan mengacu pada prinsip 1 siswa - 1 alat, maka kebutuhan jumlah alat utama
sama dengan jumlah siswa pada kelompok praktik
7. Kolom 7, Jenis ruang praktik/area praktik utama, kelengkapan ruang penunjang meliputi
antara lain; ruang alat, ruang bahan, ruang instruktur dan ruang teori pengantar praktik
Penyelenggaraan
Hasil Praktik/Produk
Jml JP/Tahun, Jumlah Pembelajaran
Jml JP/Minggu Putaran dan Kombinasi
No Mata Pelajaran dan Rincian Kompetensi Dasar Kombinasi KD KD dalam
& Distribusi JP Lingkup KD
Teori Praktik Setiap KD dalam satu
per KD per Putaran beberapa
mapel
mapel
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pada tingkat lanjut, contoh produk ini bahkan dapat meliputi beberapa paket
keahlian yang relevan.
Tahapan Pengembangan
No Rencana Program Pembelajaran (RPP)
Teaching Factory
1 Pra Teaching Factory Level 1 Pengetahuan:
Keterampilan Dasar (Competen- • Peserta didik memiliki pengetahuan
cy Based Training-CBT) mengenai spesifikasi peralatan (dari
Fokus pengetahuan teknis dasar, manual), cara bekerja bekerja secara optimum,
untuk membekali dan memperkuat cara memelihara dan
pemahaman sebelum peserta didik merawat peralatan dengan baik dan benar.
melakukan praktik. • Peserta didik memiliki pengetahuan
• Seluruh metode pembelajaran mencakup tentang bahan ynag digunakan
pengetahuan dan keterampilan dasar Keterampilan:
dari suatu program kompetensi. • Peserta didik kemampuan dasar untuk
• Pengetahuan dan keterampilan mengoperasikan dengan baik dan
dasar, antara lain: tata cara penggunaan benar semua peralatan yang berkaitan dengan
dan perawatan kegiatan pembuatan hasil
mesin,membuat produk dengan praktik/produk/ layanan jasa
mesin dan metoda tertentu. • Peserta didik mampu merawat dan
• Sistem penilaian berbasis pada memelihara peralatan praktik dengan
kompetensi sesuai dengan baik dan benar..
standar yang sudah diajarkan • Hasil Praktik/Produk: sesuai dengan
contoh produk yang telah disiapkan oleh
guru praktik/instruktur.
Penilaian:
• Penilaian dilaksanakan secara rinci,
sistematis dan komprehesif pada setiap tahap
dan penilaian hasil produk/ layanan jasa.
• dirancang lembar evaluasi yang
detail
pengerjaan, efisiensi.
dan kreativitas.
TEACHING FACTORY
Disusun oleh:
Subdit Kurikulum