Tugas Riset Literatur Review
Tugas Riset Literatur Review
Tugas Riset Literatur Review
NPM : 220120140050
PENDAHULUAN
Berbagai gejala yang menyertai pasien kanker seperti nyeri, mual terutama pasien
yang mendapat regimen kemoterapi serta gejala psikologis seperti stress, cemas dan depresi
pasien. Oleh karena itu diperlukan tindakan penunjang berupa terapi komplementer atau
Complementary & Alternative Medicine (CAM). Terapi komplementer saat ini menjadi
terapi yang sangat berperan sebagai alternatif terapi dalam meningkatkan kualitas hidup
pasien dengan berbagai penyakit, salah satunya adalah pasien dengan penyakit kanker.
Menurut Gecsedi (2002) terapi massage merupakan salah satu terapi komplementer yang
paling sering dilakukan. Namun telaahan yang mengupas tentang pengaruh dan efektivitas
Tujuan dari telaah literature ini adalah untuk mengetahui keefektifan terapi massage
dalam mengurangi nyeri, nausea, kecemasan dan depresi pada pasien kanker berdasarkan dari
METODE
Proses pencarian literatur terkait terapi massage dan pasien kanker dilakukan dengan
menggunakan electronic data base. Adapun data base yang digunakan adalah CINAHL,
Inggris dan Indonesia yaitu massage, cancer, kemoterapi. Tahun artikel dibatasi dari tahun
2000 sampai dengan 2014. Kriteria artikel yang ditemukan adalah artikel yang ditemukan
harus membahas tentang efek terapi massage pada pasien kanker, baik yang mendapatkan
kemoterapi ataupun dengan tindakan pembedahan. jenis artikel adalah artikel penelitian atau
systematic review, artikel harus dapat diakses secara penuh melalui data base (bukan hanya
Bagi pasien kanker, nyeri merupakan gejala yang paling menakutkan (Agency for
Health Care Policy & Research, 1994 dalam Gecsedi, 2002 ). Grealish, Lomasney, and
Whiteman (2000) meneliti pengaruh foot massage (FM) dalam mengurangi nyeri dan mual
pada pasien kanker. Sampel berjumlah 87 pasien (52 wanita dan 35 laki-laki) dengan jenis
kanker yang bervariasi. Design penelitian quasi experimental. Sampel dibagi menjadi dua
group (massage group dan kontrol group). Massage group diberikan intervensi FM selama 10
menit. Sebelum dan sesudah intervensi, sample dilakukan pengkajian intensitas nyeri dan
mual dengan menggunakan VAS (Visual Analogue Scale). Hasil penelitian ini ditemukan
bahwa FM memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penurunan nyeri, mual dan
meningkatkan relaksasi.
Penelitian serupa juga dilakukan oleh Bilhult, Bergbom, and Victorin (2007), dengan
mengambil sample 39 pasien kanker payudara yang sedang menjalani kemoterapi. Hasil
penelitian dilaporkan bahwa FM secara signifikan mengurangi mual pada massage group (p=
Pengaruh FM pada pasien kanker dengan pembedahan juga telah dilakukan. Husein
dalam menurunkan nyeri. Design penelitian quasi eksperimental. Sample adalah 60 orang
pasien kanker post simple mastectomy (BM) atau modified radical mastectomy (MRM) yang
dibagi menjadi 30 group eksperimen dan 30 group kontrol. Enam jam setelah post operasi,
group eksperimen dilakukan pengkajian nyeri menggunakan VAS dan hanya yang skala nyeri
4 yang dipilih sebagai sample (termasuk criteria inklusi). Kontrol group hanya
mendapatkan terapi analgesic jenis NSAID, sedangkan group eksperimen selain mendapat
dilakukan pada kedua group untuk mengetahui kondisi hemodinamik. Dari penelitian tersebut
didapatkan hasil yang signifikan berupa penurunan skala nyeri dan tanda-tanda vital pada
Meskipun mekanisme fisiologi massage belum diketahui secara pasti, namun menurut
Lund et al. (1999) dalam Bilhult et al. (2007) diperkirakan adanya pengaruh dari pengeluaran
hormone dan neurotransmitter seperti oksitosin yang menimbulkan efek anxiolytic sehingga
menghasilkan respon relaksasi yang dapat mengurangi mual. Penelitian sebelumnya seperti
diungkapkan oleh Sagar et al. (2007) dalam Husein Abdelaziz and Mohammed (2014)
tentang mekanisme FM dalam mengontrol nyeri melalui mekanisme gate control theory,
yang menutup gate pada tanduk posterior di spinal cord dan memblok jalan masuknya
stimulus nyeri menuju CNS. Di samping itu, FM dapat membantu menurunkan kecemasan
dan tingkat stress dengan meningkatkan kadar dopamine, meningkatkan sirkulasi dan fungsi
Tingkat stress pada pasien kanker lebih tinggi jika dibandingkan dengan individu
yang sehat atau pasien dengan penyakit lain (Lang, Entschladen, Weidt, & Zaenker, 2006).
Menurut Schwarz, Chiang, Muller, and Ackenheil (2001) Stress kronis dihubungkan dengan
selular. Penelitian menunjukkan adanya perubahan terhadap respon imun Th1 pada pasien
depresi saat mengalami stress. Pada saat seseorang stress, maka respon Th1 melemah. Sel T
helper (Th) berperan penting dalam aktivasi atau supresi komponen sel immune yang
berdiferensiasi.
keseimbangan Th1/Th2 pada pasien kanker dan individu yang sehat menunjukkan bahwa
pasien kanker mengalami deficit Th1 sedangkan sekresi Th2 meningkat. Temuan ini
mengindikasikan bahwa secara fungsional, system imun terutama rasio Th1/Th2 erat
kaitannya dengan pasien kanker. Adapun penelitian yang dilakukan oleh (Krohn et al. (2011))
adalah untuk membuktikan adanya pengaruh terapi massage terhadap depresi, level mood,
stress dan keseimbangan Th1/Th2. 34 pasien kanker payudara dipilih secara random, dibagi
menjadi massage group (n=17) dan control group (n=17). Selama lima kali dalam lima
minggu, group massage mendapatkan terapi massage selama 30 menit, pada minggu keenam,
kedua group dilakukan post test menggunakan Patient Health Questionnaire (PHQ)
Perceived Stress Questionnaire (PSQ) Berlin Mood Questionnaire (BSF) dan pengambilan
sample darah. Hasilnya depresi menurun secara signifikan pada group massage (p = 0,004),
namun tidak ada perubahan yang signifikan dari level mood dan parameter imunologik.
Peneltian ini membuktikan bahwa terapi massage efektif dalam menurunkan kecemasan dan
depresi. Adanya kontak fisik berupa sentuhan (touch) saat dilakukan massage dimungkinkan
dapat meningkatkan respon relaksasi pada pasien sehingga dapat menurunkan tingkat stress,
Berdasarkan telaah literature di atas dapat disimpulkan bahea terapi massage telah
terbukti efektif dalam mengurangi gejala-gejala subjekif pada pasien kanker baik pada pasien
signifikan dalam menurunkan gejala seperti nyeri, nausea, kecemasan dan depresi.
Saran yang mungkin dapat dilakukan adalah penelitian lebih lanjut tentang jenis
massage yang lebih spesifik misalnya foot massage (FM) dalam mengurangi gejala penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Bilhult, A., Bergbom, I., & Victorin, E. (2007). Massage relieves nausea in women with
breast cancer who are undergoing chemotherapy. The Journal of Alternative and
Complemetary Medicine, Volume 13, Number 1, 53–57. doi: DOI:
10.1089/acm.2006.6049
Gecsedi, R. (2002). Massage therapy for patients with cancer. Clinical Journal of Oncology
Nursing, 6 (1), 52-54.
Grealish, L., Lomasney, A., & Whiteman, B. (2000). Foot massage: a nursing intervention to
modify the distressing symptoms of pain and nausea in patients hospitalized with
cancer. Cancer Nursing, 23(3), 237-243.
Husein Abdelaziz, S., & Mohammed, H. (2014). Effect of foot massage on postoperative pain
and vital signs in breast cancer patient. Journal of Nursing Education and Practice, 4
(8), 115-124. doi: 10.5430/jnep.v4n8p115
Krohn, M., Listing, M., Tjahjono, G., Reisshauer, A., Peters, E., Klapp, B., & Rauchfuss, M.
(2011). Depression, mood, stress, and Th1/Th2 immune balance in primary breast
cancer patients undergoing classical massage therapy. Support Care Cancer, 19,
1303-1311. doi: DOI 10.1007/s00520-010-0946-2
Lang, K., Entschladen, F., Weidt, C., & Zaenker, K. S. (2006). Tumor immune escape
mechanisms: impact of the neuroendocrine system. Cancer Immunol Immunother,
55(7), 749-760. doi: 10.1007/s00262-006-0126-x
Schwarz, M. J., Chiang, S., Muller, N., & Ackenheil, M. (2001). T-helper-1 and T-helper-2
responses in psychiatric disorders. Brain Behavior Immun, 15(4), 340–370.