Pengantar Ilmu Politik
Pengantar Ilmu Politik
Pengantar Ilmu Politik
Disusun oleh :
Nama : Aang krysdiantoro
NIM : 23OA0378
Mata kuliah : Pengantar Ilmu Poliik
Prodi : Administrasi Publik
wassalamualaikum wr.wb.
Penyusun
AANG KRYSDIANTORO
ii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul….………………………………………………………….……….i
Kata Pengantar..……………………………………………………..……....…...….ii
Daftar Isi ...…………………………………………………………………...….…... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang…………………………………….……..…….…….1
1.2. Rumusan Masalah ……………………………….……….…………2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Peran Sosialisasi (Pengertian , Manfaat, dan Tujuan)………..….…...3
1. Pengertian Sosialisasi …………………………………………………...3
2. Manfaat Sosialisasi Politik…………….……………………………..…..3
3. Tujuan Sosialisasi Politik …………………………………………….....4
B. Pengertian Visi Misi ……………………………………………………..….6
1. Pengertian Visi ………………………………………………………..…..6
2. Pengertian Misi ……………………………………………………………7
3. Perbedan Visi dan Misi ……………………………………..……………7
C. Lembaga Legislatif …………………………………………………..……..8
1. Pengertian Lembaga Legislatif …………………………………….……8
2. Tujuan Lembaga Legislatif ………………………………………….….. 8
3. Tugas Lembaga Legislatif ………………………………………….…...9
D. Pemilih Pemula ……………………………………………………..….…..10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
daerah terjadinya tindakan suap suara tersebut. Cara yang pertama dilakukan
yakni sosialisasi, gencar dilakukan oleh berbagai macam caleg baik melalui
media massa, elektronik, maupun media lainnya dengan mengusung visi misi
ataupun hanya dengan gambar dan foto caleg serta mungkin mendompleng
beberapa sosok ketokohan dibelakangnya. Cara kedua menarik perhatian
massa adalah kampanye tertutup dan terbuka misalnya dengan pemberian
bantuan yang tidak cuma-cuma, orasi dan „konvoi‟ massa yang juga tidak
sedikit yang mengganggu aktivitas masyarakat serta menimbulkan korban jiwa.
Selanjutnya cara ketiga adalah dengan politik uang dengan memberikan suap
berupa uang atau bentuk materi Lain. Meskipun telah diatur Secara jelas dalam
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu Anggota DPR, DPD, dan
DPRD Pasal 86 Ayat (1) huruf j telah disebutkan bahwa pelaksana, peserta,
dan petugas kampanye pemilu dilarang menjanjikan atau memberikan uang
atau materi lain kepada peserta kampanye pemilu.akan tetapi masih banyak
bukti ditemukannya kasus suap suara pemilih menjelang Pemilu Legislatif.
Dari berbagai permasalahan di atas, terlihat bahwa pesta demokrasi harus
dijadikan sebagai salah satu proses belajar bagi para pemilih pemula untuk
mampu mencermati, memahami apa yang yang disebut sebagai demokrasi dan
partisipasi politik. Sehingga tidak salah ketika ada sebuah pengharapan
bahwasanya masyarakat benar-benar memilih sosok caleg karena potensi dan
kemampuan yang memang berkualitas sehingga harapan besar masyarakat
Indonesia terhadap perubahan yang lebih baik dapat terwujud.
Karena dari partai demokrasi yang berkualitas yang akan dapat
melahirkan suatu pimpinan. Dari pimpinan yang berkualitas akan dapat
menghasilkan strategi dan kebijakan yang sangat punah akselerasi pencapaian
kemajuan yang lebih layak dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
1. Pengertian Sosialisasi
A. Keluarga
4
“perbincangan” politik ringan tentang segala hal. Dalam peristiwa
tersebut tanpa disadari terjadi transfer pengetahuan dan nilai-nilai politik
tertentu yang diserap oleh si anak.
B. Sekolah
C. Kelompok pertemanan
Tujuan sosialisasi politik menggunakan Sarana sosialisasi politik lainnya
adalah kelompok pertemanan atau peer group. Peer group termasuk
kategori agen sosialisasi politik primary group. Peer group adalah teman-
teman sebaya yang mengelilingi seorang individu. Pengaruh pertemanan
dalam sosialisasi politik sudah berlangsung sejak masa pergerakan
nasional.
D. Media massa
Media massa merupakan agen sosialisasi politik secondary group.
Berita-berita yang dikemas dalam media audio visual (televisi), surat
kabar cetak, internet, ataupun radio, mengenai perilaku pemerintah
ataupun partai politik banyak memengaruhi masyarakat. Tujuan
sosialisasi politik melalu sarana ini adalah media massa mampu menyita
perhatian individu oleh sebab sifatnya yang terkadang menarik atau
cenderung berlebihan.
E. Pemerintah
5
Pemerintah merupakan agen sosialisasi politik secondary group.
Pemerintah merupakan agen yang punya kepentingan langsung atas
sosialisasi politik. Pemerintah yang menjalankan sistem politik dan
stabilitasnya. Pemerintah biasanya melibatkan diri dalam politik
pendidikan, melalui beberapa mata pelajaran yang ditujukan untuk
memperkenalkan peserta didik kepada sistem politik negara, pemimpin,
lagu kebangsaan, dan sejenisnya.
F. Partai politik
Salah satu fungsi dari partai politik adalah memainkan peran dalam
sosialisasi politik. Ini berarti partai politik tersebut setelah merekrut
anggota kader maupun simpatisannya secara periodik maupun pada
saat kampanye, mampu menanamkan nilai-nilai dan norma-norma dari
satu generasi ke generasi berikutnya. Partai politik harus mampu
menciptakan kesan memperjuangkan kepentingan umum, sehingga
mendapat dukungan luas dari masyarakat dan senantiasa dapat
memenangkan pemilu.
1. Pengertian Visi
Visi adalah suatu rangkaian kata yang memuat impian, cita-cita, nilai,
masa depan dari suatu organisasi, baik di dalam sebuah lembaga hingga
perusahaan. Visi juga merupakan sebuah tujuan organisasi dalam bekerja. Visi
tercipta dari hasil pemikiran para pendirinya terkait gambaran masa depan
organisasi. Visi dapat memiliki fungsi untuk menentukan langkah ke depan,
menginspirasi anggota, memotivasi anggota agar memberikan kontribusi yang
maksimal. Oleh karena itu, rangkaian kata yang digunakan dalam sebuah visi
harus ringkas dan jelas, umumnya hanya satu kalimat atau tidak lebih dari satu
paragraf.
Terciptanya visi sangat berperan dalam melakukan langkah-langkah
selanjutnya, sebuah visi tidak dapat berdiri sendiri. Maka dari itu, visi atau
6
gambaran masa depan tersebut sangat perlu penjelasan terkait bagaimana
rencana untuk melangkah tersebut. Di situlah peran dari misi.
2. Pengertian Misi
Pengertian misi adalah bagaimana sebuah perusahaan dapat
mewujudkan cita-citanya tersebut di masa depan. Selain itu, misi juga akan
menjawab beberapa pertanyaan seperti bagaimana sikap perusahaan,
bagaimana upaya untuk menang, hingga bagaimana mengukur sebuah proses
kemajuan. Jadi, misi dapat disimpulkan sebagai sekumpulan rencana atau cara
yang ditentukan untuk mewujudkan visi yang sudah ditetapkan.
Bahasa visi dan misi harus saling mendukung, namun pernyataan misi
lebih spesifik daripada visi. Misi akan menentukan karakteristik organisasi
daripada organisasi lainnya. Hal yang disampaikan di misi bahkan biasanya
dapat memuat produk atau layanan yang akan diprioritaskan. Hal itulah yang
membuat misi menetapkan dalam visi sekaligus menggambarkan rencana
untuk membuat sebuah tindakan.
C. Lembaga Legislatif
1. Pengertian Lembaga Legislatif
Lembaga legislatif adalah lembaga pemerintahan yang bertugas
membuat undang-undang dan mengawasi pelaksanaan undang-undang yang
telah disetujui. Lembaga legislatif di Indonesia terdiri dari Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). DPR sebagai lembaga
legislatif yang terdiri dari wakil-wakil rakyat yang dipilih melalui pemilihan
umum. Sedangkan DPD adalah lembaga legislatif yang terdiri dari wakil-wakil
daerah yang dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dari setiap
provinsi di Indonesia.
8
demokrasi,mewakili suara rakyat, serta menjadi wadah untuk menyalurkan
aspirasi masyarakat. Selain itu, tujuan lembaga legislatif juga meliputi:
1. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pembentukan undang-
undang yang berpihak kepada kepentingan rakyat.
2. Menjaga keseimbangan kekuasaan antara lembaga pemerintahan dalam
sistem checks and balances.
3. Memperkuat hubungan antara pemerintah dan rakyat melalui jalur
legislatif.
4. Kesimpulan
Dalam sistem pemerintahan, lembaga legislatif memiliki peran yang
sangat penting dalam pembentukan undang-undang dan pengawasan terhadap
pelaksanaan undang-undang. Selain itu, lembaga legislatif juga bertujuan untuk
memperkuat dan mempertahankan demokrasi serta mewakili suara rakyat.
Tugas utama lembaga legislatif adalah membuat undang-undang, namun
9
lembaga legislatif juga memiliki tugas-tugas lain seperti menyusun rencana
pembangunan nasional, menetapkan kebijakan, menetapkan peraturan-
peraturan yang berkaitan dengan pemerintahan dan hukum, dan melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang dan kebijakan pemerintah.
Dengan menjalankan tugas-tugas tersebut, lembaga legislatif diharapkan dapat
memperkuat hubungan antara pemerintah dan rakyat serta meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
D. PEMILIH PEMULA
Undang-Undang No. l0 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Bab IV
pasal 198 (Ayat 1), disebutkan Pemilih Pemula adalah Warga Negara Indonesia
yang pada hari pemungutan suara sudah genap berusia 17 tahun atau lebih,
atau sudah/pernah menikah, yang mempunyai hak memilih dan sebelumnya
belum termasuk pemilih karena ketentuan Undang-Undang Pemilu. Pemilih
pemula yang terdiri atas pelajar, mahasiswa atau pemilih dengan rentang usia
17 sampai 21 tahun menjadi segmen yang memang unik, seringkali
memunculkan kejutan dan tentu menjanjikan secara kuantitas.
Disebut unik, sebab perilaku pemilih pemula dengan antusiasme tinggi,
relatif lebih rasional, haus akan perubahan dan tipis akan kadar polusi
pragmatisme. Kesadaran politik menjadi faktor determinan dalam partisipasi
pemilu atau sebagai hal yang berhubungan pengetahuan dan kesadaran akan
hak dan kewajiban yang berkaitan dengan lingkungan menjadi ukuran dan
kadar seseorang terlibat dalam proses partisipasi pemilu. Namun yang
membedakan pemilih pemula dan kelompok lainnya adalah soal pengalaman
politik dalam menghadapi pemilu sehingga apa yang dijadikan sandaran ketika
menentukan pilihan cenderung gamang, tidak stabil atau mudah berubah-ubah
sesuai dengan informasi atau preferensi yang melingkarinya.
Pemilih pemula memiliki antusiasme yang tinggi sementara keputusan
pilihan yang belum bulat, sebenarnya menempatkan pemilih pemula
sebagai swing vooters yang sesungguhnya. Pilihan politik mereka belum
dipengaruhi motivasi ideologis tertentu dan lebih didorong oleh konteks
dinamika lingkungan politik lokal. Pemilih pemula mudah dipengaruhi
10
kepentingan-kepentingan tertentu, terutama oleh orang terdekat seperti
anggota keluarga, mulai dari orang tua hingga kerabat dan teman. Selain itu,
media massa juga lkut berpengaruh terhadap pilihan pemilih pemula. Hal ini
dapat berupa berita di televisi, spanduk, brosur, poster, dan lain-lain. Pemilih
pemula khususnya remaja (berusia 17 tahun) mempunyai nilai kebudayaan
yang santai, bebas, dan cenderung pada hal-hal yang informal dan mencari
kesenangan, oleh karena itu semua hal yang kurang menyenangkan akan
dihindari.
Memahami pemilih pemula dan perangkat yang dapat menjangkaunya
adalah sebuah keuntungan terutama dengan keberadaan media digital seperti
media sosial saat ini. Media sosial menjadi senjata yang ampuh untuk
menggaet pemilih pemula. Strategi sosialisasi dengan menggunakan media
sosial seperti facebook, instagram, twitter, telegram dan sejenisnya diharapkan
bisa menjadi jembatan penghubung.
Perilaku pemilih pemula yang cenderung tidak peduli dan labil terhadap
dunia politik menyebabkan kesadaran dalam berpolitik kurang yang berdampak
pada partisipasi pada. Dengan adanya pendidikan pemilih ataupun sosialisasi
diharapkan pemilih pemula berperan aktif dalam menggunakan hak pilihnya
karena pemilu dan pemilihan adalah sarana perwujudan kedaulatan rakyat
yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil untuk
mengahasilkan pemimpin atau wakil rakyat yang aspiratif, berkualitas dan
bertanggung jawab dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945.
11
BAB III
PEMBAHASAN
12
mendiskusikan berbagai fenomena mempengaruhi kebiasaan di keluarga.
Sedangkan bagi yang tidak mengikuti organisasi mengatakan bahwa lebih
banyak mendapatkan sosialisasi politik melalui media massa dan masyarakat.
Sehingga nuansa diskusi lebih banyak diperoleh dengan pembelajaran melalui
media massa dan diskusi di Masyarakat.
Pada pemilih pemula yang tidak memiliki aktivitas sekolah atau
pekerjaan (pengangguran). Dapat diasumsikan bahwa lingkungan sosial yang
mewarnai kehidupannya adalah keluarga dan masyarakat. Menjadi berbeda
tatkala keikutsertaan dalam organisasi atau tidak. Pemilih pemula
pengangguran yang ikut organisasi tentunya memperoleh ruang sosialisasi dan
akses pendidikan politik selain masyarakat dan keluarga adalah melalui
organisasi. Keikutsertaan di organisasi ternyata lebih karena memang tidak ada
aktivitas lain sehingga bergabung dalam organisasi tertentu namun dalam
organisasi tersebut juga jarang untuk mendiskusikan berbagai dinamika politik.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perbedaan aktivitas/
partisipasi politik dan lingkungan sosial memberikan pengaruh terhadap
sosialisasi politik terhadap pemilih pemula yang berujung pada sebuah
keputusan politik. Sosialisasi menjadi hal yang sangat berpengaruh karena
pada tahap ini lebih menekankan pada pemilih pemula yang notabene secara
pengalaman politik masih terbilang baru dan pendidikan politik yang dilalui lebih
pada kerangka akademis dan teoritis. Ranah praksis yang dialmi oleh pemilih
pemula masih dalam tahap politik di lingkup organisasi ataupun ketika terjun di
parpol lebih pada simpatisan yang terbilang baru. Artinya bahwa proses
sosialisasi menjadi sangat penting dan berpengaruh. Berbagai hal yang
mempengaruhi sosialisasi politik bagi pemilih pemula diantaranya:
1) Kebiasan
2) Aktivitas sosial
3) Lingkungan sosial
4) Relasi sosial
5) Media sosiaL
Sosialisasi adalah aspek yang sangat penting bagi partai politik terkait
dengan sosialisasi politik yang dilakukan untuk menarik simpatik dan
perolehan suara dari para pemilih pemula. Sosialisasi politik biasanya
dilakukan dengan 2 cara yakni :
Kampanye langsung
Metode ini memang menjadi sebuah metode yang selalu digunakan
oleh partai politik untuk menarik simpatik masyarakat begitu juga
pemilih pemula. Kampanye langsung masih diminati karena dianggap
lebih dekat dengan masyarakat dan masyarakat dapat menilai secara
langsung
Media sosial
Kedekatan masyarakat dengan media menjadi ruang yang
dimanfaatkan oleh partai politik untuk dapat melakukan sosialisasi.
Namun terdapat kelemahan pada metode ini, Media sosial tak
selamanya membawa dampak positif. Bias informasi dari media serta
adanya keberpihakan media menjadi berbagai hal yang
mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap media. Hal
ini menunjukkan bahwa meskipun secara akses memang mudah,
namun media sosial rentan terhadap kebenaran fakta dan data
terhadap informasi yang diterima Masyarakat.
2) Ideologi
Ideologi menjadi dasar pertimbangan pemilih pemula dalam menentukan
pilihan berdasarkan sosok caleg karena kesesuaian ideologi menjadi
dasar dalam kesamaan visi dalam membangun bangsa.
3) Prestasi
Prestasi kerja caleg yang ditunjukkan dengan bukti nyata dan hasil kerja
yang jelas sangat menarik simpati para pemilih pemula. Karena dengan
14
prestasi kerja maka ada motivasi yang tinggi dari para calon pemimpin
untuk mau bekerja dan memikirkan nasib rakyat menjadi lebih baik.
4) Track Record atau Latar belakang caleg
Ketika caleg memiliki catatan sejarah yang buruk maka pemilih kurang
begitu tertarik dan percaya terhadap kinerjanya ke depan. Dasar
pertimbangan ini diperoleh para pemilih pemula dari berita dan catatan
sejarah kiprah para caleg di setiap wilayah masing-masing.
15
BAB IV
KESIMPULAN
16
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompas.com/skola/read/2021/04/06/160803369/sosialisasi-politik-
pengertian-fungsi-jenis-agen-dan-contohnya?page=all
https://www.liputan6.com/citizen6/read/3874343/tujuan-sosialisasi-politik-
makna-dan-sarana-dalam-kehidupan-kewarganegaraan?page=3
17