Makalah Rati
Makalah Rati
Makalah Rati
Segala puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah Swt. karena atas rahmat dan hidayah-Nya kami dapat
menyusun makalah yang membahas tentang “Pengertian, Tujuan, dan Arah Pelayanan Bimbingan dan
Konseling”, meskipun bentuknya sangat jauh dari kesempurnaan, selanjutnya salawat dan salam kami
kirimkan kepada Nabi Besar Muhammad Saw sebagaimana beliau telah mengangkat derajat manusia
dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang.
Dalam penulisan makalah, kami memberikan sejumlah materi yang terkait dengan materi yang disusun
secara langkah demi langkah, agar mudah dan cepat dipahami oleh pembaca.
Kami juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Bimbingan
dan Konseling atas bimbingannya pada semester ini meskipun baru memasuki awal perkuliahan. Kami
juga mengharapkan agar makalah ini dapat dijadikan pedoman apabila, pembaca melakukan hal yang
berkaitan dengan makalah ini, karena apalah gunanya kami membuat makalah ini apabila tidak
dimanfaatkan dengan baik.
Sebagai manusia biasa tentu kami tidak dapat langsung menyempurnakan makalah ini dengan baik, oleh
karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari dosen
pembimbing mau pun pembaca.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Simpulan
B. Saran
KEPUSTAKAAN
BAB I
PENDAHLUAN
A. Latar Belakang
Sangat banyak masalah – masalah di sekolah terutama pada siswa itu sendiri yang tidak dapat
diselesaikan dengan pengajaran oleh guru biasa di sekolah, untuk menyelesaikan masalah pada setiap
siswa di sekolah sangat di perlukan Bimbingan dan Konseling, tapi sebelum itu agas Bimbingan dan
Konseling dapat terlaksana dengan baik, salah satu syarat yang perlu dan mutlak adalah di kuasainya
pengertian yang tepat mengenai Bimbingan dan Konseling itu oleh semua personil sekolah yang terlibat
dalam kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling.
Bimbingan dan Konseling merupakan dua kata yang seolah – olah selalu di pakai dalam saat yang
bersamaan, sehingga sepintas lalu orang banyak menganggap keduanya memiliki arti yang sama. Dalam
hal tertentu istilah Bimbingan dan Konseling itu dapat berarti sama, namun dalam hal tertentu pula
istilah tersebut akan mempunyai arti yang berbeda.
B. RUMUSAN MASALAH
3. Pelayanan apa saja yang ada dalam Bimbingan dan Konseling di sekolah?
C. Tujuan
Dapat menjelaskan keterkaitan, tujuan bimbingan dan konseling di sekolah, serta pelayanan yang ada
pada Bimbingan dan konseling kepada calon tenaga pendidik agar tidak terjadi kesalah pahaman
mengenai identifikasi Bimbingan dan konseling yang sebenarnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Secara etimologis, bimbingan dan konseling terdiri atas dua kata yaitu “bimbingan” (terjemahan dari
kata “guidance”) dan “konseling” (diambil dari kata “counseling”). Dalam praktik, bimbingan dan
konseling merupakan satu kesatuan kegiatan yang tidak terpisahkan. Keduanya merupakan bagian yang
integral (Tohirin, 2011: 15).Bimbingan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik,baik
secara perorangan,maupun kelompok,agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal dalam
bidang pribadi, sosial,belajar dan karir melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung
berdasarkan norma yang berlaku
1. Pengertian Bimbingan
b. Miller (1961) dalam Surya (1988), menyatakan bahwa bimbingan merupakan proses bantuan
terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk
melakukan penyesuaian diri secara maksimum kepada sekolah (dalam hal ini termasuk madrasah),
keluarga, dan masyarakat (Tohirin, 2011: 16-17).
c. Selanjutnya Surya (1988) mengutip pendapat Crow & Crow (1960) menyatakan bahwa bimbingan
adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang baik laki-laki maupun perempuan yang memiliki pribadi
baik dan pendidikan yang memadai, kepada seseorang (individu) dari setiap usia untuk menolongnya
mengembangkan arah pandangannya sendiri, membuat pilihan sendiri, dan memikul bebannya sendiri
(Tohirin, 2011: 17).
d. Djumhur dan M. Surya memberikan batasan tentang bimbingan, yaitu suatu proses pemberian
bantuan terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang di hadapinya,
agar tercapai kemampuan untuk memahami dirinya sendiri (self understanding), kemampuan untuk
menerima dirinya sendiri (self accaptance), kemampuan untuk mengarahkan diri sendiri (self direction)
dan kemampuan untuk merealisir diri sendiri (realization), sesuai dengan potensi dan kemampuan
dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan.
f. Bimbingan merupakan segala kegiatan yang bertujuan meningkatkan realisasi pribadi setiap
individu.(Bernard & Fullmer)
g. Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam membuat pilihan-pilihan dan
penyesuaian yang bijaksana.Bantuan ini berdasarkan atas prinsip demokrasi yang merupakan tugas dan
hak setiap individu untuk memilih jalan hidupnya sendirisejauh tidak mencamapuri hak orang
lain.Kemampuan membuat pilihan seperti itu tidak diturunkan (diwarisi),tetapi harus di kembangkan.
(Jones,Staffire & Steward,1997).
Berdasarkan rumusan tentang bimbingan diatas ,dapat di Kemukakan unsure-unsur pokok bimbingan
sebagai berikut :
2. Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan yang bersifat menunjang bagi pengembangan
pribadi bagi individu yang dibimbing.
4. Pemecahan masalah dalam bimbingan dilakukan oleh dan atas kekuatan sendiri
6. Bimbingan tidak hanya diberikan untuk kelompok-kelompok umur tertentu saja,tetapi meliputi
semua usia,mulai dari anak-anak,remaja,sampai orang dewasa.
7. Bimbingan diberikan oleh orang-orang yang ahli,yaitu orang-orang yang memiliki kepribadaian
yang terpilih dan telah memperoleh pendidikan serta latihan yang memadai dalam bidang bimbingan
dan konseling.
Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa bimbingn : Adalah bantuan yang dilakukan oleh orang yang
ahli kepada seorang atau beberapa orang individu,baik anak-anak,maupun orang dewasa,agar orang
yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri,denagn memanfaatkan
kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang
berlaku.
2. Pengertian Konseling
a) Pengertian Konseling Secara Etimologi
Istilah konseling diadopsi dari bahasa Inggris “counseling” di dalam kamus artinya dikaitkan dengan kata
“counsel” memiliki beberapa arti, yaitu nasihat (to obtain counsel), anjuran (to give counsel), dan
pembicaraan (to take counsel). Berdasarkan arti di atas, konseling secara etimologis berarti pemberian
nasihat, anjuran, dan pembicaraan dengan bertukar pikiran (Tohirin, 2011: 21-22)
1. Jones (1951) konseling adalah kegiatan di mana semua fakta dikumpulkan dan semua pengalaman
siswa difokuskan pada masalah tertentu untuk diatasi sendiri oleh yang bersangkutan,di mana ia diberi
bantuan pribadi dan dan langsung dalam pemecahan masalah tersebut.
4. James Adam mengemukakan bahwa konseling adalah suatu pertalian timbal balik antara dua orang
individu di mana seorang Counselor membantu Counsele supaya ia lebih baik memahami dirinya dalam
hubungan dengan masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan waktu yang akan datang.
(kutipan Djumhur dan M. Surya (1975) .
5. Rogers (1982) mengemukakan bahwa konseling adalah serangkaian kegiatan hubungan langsung
antar individu, dengan tujuan memberika bantuan kepadanya dalam merubah sikap dan tingkah
lakunya.
6. Mortensen dan Schmuller dalam bukunya berjudul Guidance in today’s school (1964)
mengemukakan konseling adalah suatu proses hubungan seseorang dengan seseorang di mana yang
seseorang di bantu oleh yang lainnya untuk meningkatan pengertian dan kemampuan dalam
menghadapi masalahnya.
7. Wren dalam bukunya yang berjudul student person al work in college, berpendapat bahwa
konseling adalah pertalian pribadi yang dinamis antara dua orang yang berusaha memecahkan masalah
dengan mempertimbangkan bersama sama, sehingga akhirnya orang yang lebih muda atau orang yang
mempunyai kesulitan yang lebih banyak di antara keduanya di bantu oleh orang lain untuk memecahkan
masalahnya berdasarkan penentuan diri sendiri.
8. Williamson dan Foley dalam bukunya Counseling and Dicipline mengemukakan bahwa konseling
adalah suatu situasi pertemuan langsung di mana yang seorang terlibat dalam situasi itu karena latihan
dan keterampilan yang dimilikinya atau karena mendapat kepercayaan dari yang lain, berusaha
menolong yang kedua dalam menghadapi, menjelaskan, memecahkan, dan menanggulangi masalah
penyesuaian diri.
10. Bernard & Fullmer,(1969) konseling meli[puti pemahaman dan hubungan individu untuk
mengungkapakan kebutuhan-kebutuhan,motivasi,dan potensi-potensi yang unik dari individu dan
membantu individu yang bersangkutan untuk mengapresikan ketiga hal tesrsebut.
Kesimpulan yang dapat diambil mengenai pengertian konseling adalah kontak atau hubungan timbal
balik antara dua orang (konselor dan klien) untuk menangani masalah klien, yang didukung oleh
keahlian dan dalam suasana yang laras dan integrasi, berdasarkan norma-norma yang berlaku untuk
tujuan yang berguna bagi klien (siswa).jadi BK adalah proses bantuan atau pertolongan yang diberikan
oleh pembimbing (konselor) kepada individu (konseli) melalui pertemuan tatap muka atau hubungan
timbal balik antara keduanya, agar konseli memiliki kemampuan atau kecakapan melihat dan
menemukan masalahnya serta mampu memecahkan masalahnya sendiri.
Bimbingan dan konseling merupakan pelayanan bantuan untuk siswa baik individu/kelompok agar
mandiri dan berkembang secara optimal dalam hubungan pribadi, sosial, belajar, karier; melalui
berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung atas dasar norma-norma yang berlaku. Tujuan
bimbingan dan konseling, yaitu untuk membantu memandirikan siswa dalam mengembangkan potensi-
potensi mereka secara optimal.
Sudrajat (2008) menyatakan bahwa pelayanan BK di sekolah diarahkan pada ketercapaian tujuan
pendidikan dan tujuan pelaksanaan konseling. Sebagai salah satu lembaga pendidikan, sekolah
membutuhkan pelayanan BK dalam penyelenggaraan dan peningkatan kondisi kehidupan di sekolah
demi tercapainya tujuan pendidikan yang berjalan seiring dengan visi profesi konseling, yaitu
terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang membahagiakan melalui tersedianya pelayanan bantuan
dalam memberikan dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar individu berkembang
secara optimal, mandiri, dan bahagia.
Kemudian Winkle (2005:32) mengemukakan bahwa tujuan pelayanan BK yaitu supaya orang-perorangan
atau kelompok orang yang dilayani menjadi mampu menghadapi tugas perkembangan hidupnya secara
sadar dan bebas mewujudkan kesadaran dan kebebasan itu dalam membuat pilihan-pilihan secara
bijaksana serta mengambil beraneka tindakan penyesuaian diri secara memadai.
Secara Umum, Ada 5 tujuan yang akan di capai siswa dengan usaha bimbingan dan konseling di sekolah:
1. Untuk mengenal diri sendiri dan lingkungannya: dengan mengenal diri sendiri dan lingkungannya,
diharapkan siswa dapat melihat hubungan dan kemungkinan yang tersedia serta memperkirakan apa
yang dapat mereka capai sesuai dengan diri mereka sendiri. Dengan kata lain mereka mampu untuk
mengenal kelebihan dan kekurangan mereka.
2. Untuk dapat menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis: maksudnya mereka
dapat menerima keterbatasan yang mereka miliki, dengan mengenal keterbatasan diharapkan mereka
mampu menerima apa yang ada atau apa adanya yang terdapat pada diri mereka secara positif dan
dinamis.
3. Untuk dapat mengambil keputusan sendiri tentang berbagai hal :kenyataan menunjukan bahwa
seseorang yang dapat menentukan sendiri dari suatu hal tanpa dipaksa oleh pihak lain, akan
memberikan kepuasan tersendirimbagi dirinya sendiri
4. Untuk dapat mengarahkan diri sendiri :sejalan dengan tujuan sebelumnya, bimbingan dan
konseling menginginkan agar pada akhirnya siswa mampu mengarahkan diri mereka sendiri yang di
dasarkan pada keputusan yang mereka ambil sesuai dengan apa yang ada pada diri mereka.
5. Untuk dapat mewujudkan diri sendiri:dengan pengenalan diri dan lingkungan, mengambil
keputusan sendiri, dan dengan mengarahkan diri sendiri, akirnya di harapkan siswa dapat mewujudkan
dirinya sendiri.
Secara khusus bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu konseli agar dapat mencapai tugas-
tugas perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial, belajar (akademik), dan karir :
Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek pribadi-sosial konseli adalah:
1) Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya,
Sekolah/Madrasah, tempat kerja, maupun masyarakat pada umumnya.
2) Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling menghormati dan
memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.
3) Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang menyenangkan
(anugrah) dan yang tidak menyenangkan (musibah), serta dan mampu meresponnya secara positif
sesuai dengan ajaran agama yang dianut.
4) Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang terkait dengan
keunggulan maupun kelemahan; baik fisik maupun psikis.
5) Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain.
7) Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain, tidak melecehkan
martabat atau harga dirinya.
8) Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap tugas atau
kewajibannya.
9) Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang diwujudkan dalam bentuk
hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silaturahim dengan sesama manusia.
10) Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat internal (dalam diri
sendiri) maupun dengan orang lain.
Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek akademik (belajar) adalah :
1) Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan memahami berbagai hambatan
yang mungkin muncul dalam proses belajar yang dialaminya.
2) Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca buku, disiplin dalam
belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar
yang diprogramkan.
3) Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.Memiliki keterampilan atau teknik belajar
yang efektif, seperti keterampilan membaca buku, mengggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan
mempersiapkan diri menghadapi ujian.
4) Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan, seperti membuat
jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas, memantapkan diri dalam memperdalam pelajaran tertentu,
dan berusaha memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam rangka mengembangkan wawasan
yang lebih luas.
1) Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait dengan pekerjaan.
2) Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang menunjang kematangan
kompetensi karir.
3) Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam bidang pekerjaan
apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya, dan sesuai dengan norma agama.
5) Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali ciri-ciri pekerjaan,
kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan
kesejahteraan kerja.
6) Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara rasional
untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial
ekonomi.
7) Dapat membentuk pola-pola karir, yaitu kecenderungan arah karir. Apabila seorang konseli bercita-
cita menjadi seorang guru, maka dia senantiasa harus mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan
yang relevan dengan karir keguruan tersebut.
8) Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan atau kenyamanan dalam suatu karir
amat dipengaruhi oleh kemampuan dan minat yang dimiliki. Oleh karena itu, maka setiap orang perlu
memahami kemampuan dan minatnya, dalam bidang pekerjaan apa dia mampu, dan apakah dia
berminat terhadap pekerjaan tersebut.
Di sebuah sekolah, BK bukanlah menjadi pendidikan yang terlalu formal sebab BK selalu terkait dengan
pendidikan pada psikis siswa. Di sekolah terdapat beberapa pelayanan yang menargetkan beberapa hal
di setiap pelayanannya. Berikut ini arah pelayanan dari bimbingan dan konseling di sekolah.
a. Pelayanan Dasar
Pelayanan dasar merupakan pelayanan yang mengarah pada kebutuhan elementer siswa. Oleh karena
itu, arah dari pelayanan dasar ialah terpenuhinya kebutuhan siswa seperti kebutuhan makan, minum,
udara segar, dan kesehatan serta kebutuhan hubungan sosial dan emosional. Pihak yang paling
berperan dominan dalam kebutuhan dasar antara lain dari orang tua, guru, teman, serta orang-orang
terdekat. Proses pelayanan BK akan terjadi secara tidak langsung dan mendorong berbagai pihak agar
dapat berperan secara optimal.
b. Pelayanan Pengembangan
c. Pelayanan Terapeutik
Pelayanan terapeutik merupakan pelayanan yang menangani permasalahan yang disebabkan oleh
gangguan terhadap pelayanan dasar dan pelayanan pengembangan, serta pelayanan peminatan.
Permasalahan yang dihadapi oleh siswa biasanya berkaita dengan kehidupan pribadi, sosial, keluarga,
kegiatan belajar, dan karir. Dalam penanganannya, siswa akan mendapat konsultasi yang berkaitan
dengan pelayanan yang dipermasalahkan.
Pelayanan yang secara khusus tertuju pada minat peseta didik yang sesuai dengan konstruk dan isi
kurikulum yang ada. Arah peminatan ini terkait dengan bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan
karir dengan menggunakan segenap perangkat yang ada untuk mendukung pelayanan BK.
e. Pelayanan Diperluas
Pelayanan diperluas merupakan pelayanan yang menjadikan sisi luar siswa sebagai target dalam
pelaksanaannya. Pelayanan ini pada umumnya akan diterapkan pada satuan pendidikan, seperti orang
tua, personil sekolah, dan masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Bimbingan dan konseling merupakan suatu pelayanan yang sangat dan amat diperlukan dalam
proses pendidikan. Oleh sebab itu dalam pelaksanaannya tidak hanya bergantung pada konselor atau
guru BK saja, akan tetapi setiap guru yang mengajar juga hatus diberi bekal dalam pelaksaan bimbingan
dan konseling.
B. Saran
Betapa pentingnya pelayanan bimbingan dan konseling, diharapkan guru BK dan guru pada umumnya
dapat melaksanakan setiap pelayanan dengan baik. Dengan pembekalan yang baik pula agar pelayanan
terhadap siswa dapat terasa lebih optimal dan kebutuhan yang dibutuhkan oleh siswa dapat terpenuhi
dengan tepat
KEPUSTAKAAN
Syahril, Riska Ahmad. 1987. Pengantar Bimbingan dan Konseling. Padang: Angkasa Raya.