1. Sistem rem mobil bekerja dengan mengubah energi kinetik menjadi energi panas melalui gesekan yang dihasilkan oleh tekanan hidrolik. Sistem ini terdiri atas komponen seperti cakram, tromol, pedal, dan silinder untuk menghentikan laju kendaraan.
2. Sistem suspensi berfungsi untuk meredam getaran yang dihasilkan dari permukaan jalan agar meningkatkan kenyamanan berkendara. Jenis suspensi antara lain Macpherson, g
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
12 tayangan15 halaman
1. Sistem rem mobil bekerja dengan mengubah energi kinetik menjadi energi panas melalui gesekan yang dihasilkan oleh tekanan hidrolik. Sistem ini terdiri atas komponen seperti cakram, tromol, pedal, dan silinder untuk menghentikan laju kendaraan.
2. Sistem suspensi berfungsi untuk meredam getaran yang dihasilkan dari permukaan jalan agar meningkatkan kenyamanan berkendara. Jenis suspensi antara lain Macpherson, g
1. Sistem rem mobil bekerja dengan mengubah energi kinetik menjadi energi panas melalui gesekan yang dihasilkan oleh tekanan hidrolik. Sistem ini terdiri atas komponen seperti cakram, tromol, pedal, dan silinder untuk menghentikan laju kendaraan.
2. Sistem suspensi berfungsi untuk meredam getaran yang dihasilkan dari permukaan jalan agar meningkatkan kenyamanan berkendara. Jenis suspensi antara lain Macpherson, g
1. Sistem rem mobil bekerja dengan mengubah energi kinetik menjadi energi panas melalui gesekan yang dihasilkan oleh tekanan hidrolik. Sistem ini terdiri atas komponen seperti cakram, tromol, pedal, dan silinder untuk menghentikan laju kendaraan.
2. Sistem suspensi berfungsi untuk meredam getaran yang dihasilkan dari permukaan jalan agar meningkatkan kenyamanan berkendara. Jenis suspensi antara lain Macpherson, g
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15
NAMA : NABIL
KELAS : XII TKRO
PELAJARAN : PMKR 1. SISTEM REM apa itu Sistem Rem Mobil dan Prinsip Kerjanya Sistem rem adalah sekumpulan komponen yang bekerja bersama untuk menghentikan atau memperlambat laju kendaraan. Komponen utamanya meliputi disc brake (rem cakram), master rem, drum brake (rem tromol), pedal rem, brake booster, dan proportioning valve. Setiap komponen tersebut memiliki peran penting dalam memastikan sistem rem berfungsi dengan baik. Adapun prinsip kerjanya didasarkan pada beberapa faktor berikut ini: Berdasarkan Gesekan dan Perpindahan Berat Gravitasi Ketika rem diterapkan, maka akan timbul gesekan antara bantalan rem dan komponen lainnya. Hal ini lalu menghasilkan gaya yang akan memperlambat pergerakan kendaraan. Memanfaatkan Perubahan Energ Dalam sistem rem, terjadi perubahan energi kinetik menjadi energi panas. Dimana saat mobil bergerak dengan energi kinetik lalu rem diterapkan, energi tersebut diubah menjadi energi panas yang dihasilkan oleh gesekan antara komponen rem. Menggunakan Prinsip Tekanan Hidrolik Saat pedal rem ditekan, tuas akan terhubung dengan master silinder, dan piston akan didorong ke master silinder, mendorong cairan hidrolik untuk menggerakkan komponen rem lainnya dan menghentikan pergerakan kendaraan. Jenis-Jenis Sistem Rem pada Mobil dan Fungsinya Dalam setiap kendaraan roda empat atau mobil, terdapat beberapa jenis sistem rem yang bekerja. Berikut ini 4 jenis sistem rem mobil yang penting untuk diketahui: Rem Cakram Rem cakram adalah jenis rem kendaraan yang menggunakan komponen cakram, kaliper, dan bantalan yang terintegrasi dengan roda. Adapun prinsip kerja pada sistem rem ini didasarkan pada tekanan hidrolik yang dihasilkan oleh master silinder. Ketika rem ditekan, maka kaliper akan menekan bantalan rem pada kedua sisi cakram roda. Gesekan antara bantalan rem dan cakram tersebut lalu menghasilkan gaya gesekan untuk memperlambat atau menghentikan pergerakan kendaraan. Selanjutnya yaitu rem tromol yang terletak di bagian dalam roda dan bekerja dengan menggunakan tekanan hidrolik untuk menekan bantalan rem ke drum. Selain itu, prinsip kerjanya juga melibatkan perubahan energi kinetik menjadi energi panas. Jenis rem ini umumnya digunakan pada roda belakang. Namun pada beberapa mobil keluaran terbaru, digunakan kombinasi rem cakram di bagian depan dan rem tromol di bagian belakang untuk memberikan pengereman yang lebih optimal. Rem Darurat Sesuai namanya, rem ini digunakan untuk situasi darurat, dan biasa juga dikenal sebagai rem tangan atau rem parkir. Rem ini bekerja melalui kabel yang terhubung ke pedal rem tangan atau tuas rem. Fungsi yang pertama, rem darurat digunakan untuk mengunci roda ketika kendaraan diparkir agar tetap diam. Selain itu, rem darurat juga berfungsi sebagai alternatif saat master rem utama mengalami gangguan atau kegagalan. Rem ABS Terakhir yaitu rem ABS (Anti-lock Braking System), dirancang untuk mencegah roda terkunci saat pengereman mendadak. Sistem ABS bekerja dengan memodulasi tekanan hidrolik setiap roda untuk menjaga roda tetap berputar selama pengereman. Hal ini membantu pengemudi untuk tetap mengendalikan kendaraan dan mengurangi risiko tergelincir atau kehilangan kendali. Jadi, sistem rem ini sangat berguna saat mengemudi di permukaan jalan yang licin atau dalam situasi darurat lainnya. Dengan mengetahui prinsip kerja dan fungsi masing-masing komponen dalam sistem rem mobil, Anda dapat memahami pentingnya menjaga kondisi sistem rem sekaligus melakukan perawatan rutin. Sehingga, dapat meningkatkan keamanan dan keselamatan saat berkendara 2. SISTEM SUSPENSI Suspensi adalah salah satu komponen mobil yang digunakan untuk menyerap getaran. Getaran tersebut terjadi ketika mobil berjalan, dan suspensi inilah yang berfungsi untuk menyerapnya. Sistem suspensi ini juga berfungsi untuk menjaga kenyamanan saat mobil digunakan berkendara. Suspensi yang digunakan pada mobil memiliki beberapa jenis sistem dan pegas. Berikut ulasan mengenai suspensi pada mobil yang lebih rinci. Fungsi Suspensi pada Mobil Suspensi memiliki fungsi yang sangat vital pada kendaraan. Sistem ini berpengaruh pada daya kemampuan keselamatan pada mobil. Suspensi berfungsi untuk meredam tekanan yang dihasilkan dari permukaan jalan, seperti ketika melewati polisi tidur, jalan berlubang, maupun jalanan yang tidak rata dan berbatu. Suspensi akan mengayun ke atas dan ke bawah untuk meredam getaran pada body sehingga tidak terasa sampai kabin. Selain meredam tekanan dan getaran, suspensi juga berfungsi sebagai penyeimbang. Suspensi membantu menyeimbangkan dan menopang body mobil baik saat mobil melaju maupun diam. Jenis Suspensi pada Mobil sistem_suspensi_mobil Sistem suspensi pada mobil digolongkan dalam berbagai macam jenis. Secara umum, Anda akan mengenal tiga jenis suspensi, yaitu suspensi independent, dependent, dan semi-independent. Suspensi independent merupakan suatu sistem dimana roda kiri dan kanan tidak berada dalam satu garis kaku. Baca Juga : 8 Komponen Sistem Pendinginan Mobil dan Cara Kerjanya Suspensi dependent (rigid) terjadi karena roda kanan dan kiri berada dalam satu garis kaku. Sedangkan Suspensi semi-independent yaitu kombinasi antara suspensi rigid dan independent. Secara lebih spesifik, dunia otomotif mengenal jenis-jenis suspensi pada mobil sebagai berikut. Suspensi Macpherson Jenis suspensi ini paling banyak digunakan pada kendaraan-kendaraan ringan seperti Sedan, MPV, Hatchback, dan sejenisnya. Jenis suspensi depan ini tergolong tipe suspensi independent dimana roda kanan dan kiri mobil tidak terpaut. Suspensi macpherson memiliki kualitas yang sangat baik karena mampu meredam getaran dengan cukup baik. Desain suspensi tipe ini cukup sederhana dan tidak memakan tempat sehingga cocok digunakan pada mobil-mobil kecil. Macpherson memiliki beberapa komponen. Diantara komponen tersebut ada pegas coil atau per melingkar yang digunakan karena berbentuk minimalis dan daya elastisnya cukup lentur. Selanjutnya ada shock absorber yang letaknya di dalam pegas coil, sehingga dua hal ini adalah satu unit komponen. Ada juga lower arm yang merupakan lengan suspensi untuk menjadi penghubung antara roda dan bagian body mobil. Selain itu, ada ball joint atau engsel 360 derajat yang letaknya di ujung lower arm, yang membuat roda bisa bergerak ke segala arah, sesuai dengan keinginan. Terakhir, ada knuckle arm dan stabilizer. Knuckle arm fungsinya sebagai tempat untuk meletakkan komponen suspensi, seperti lower arm, shock breaker, tie rod, dan roda. Sedangkan stabilizer letaknya ada di tabung shock absorber yang terhubung ke bagian knuckle arm. Suspensi Double Wishbone Suspensi double wishbone banyak dipakai oleh kendaraan crossover seperti Double Cabin dan Big SUV. Jenis suspensi ini tergolong independent untuk jenis suspensi depan. Sekilas, suspensi double wishbone terlihat mirip dengan macpherson. Akan tetapi, desain suspensi double wishbone lebih kekar dan rumit. Suspensi ini memiliki dua lengan suspensi, yaitu lower arm pada bagian bawah dan upper arm di bagian atas. Kedua buah lengan suspensi ini membuat gerakan vertikal pada roda menjadi lebih seimbang. Suspensi Rigid Suspensi rigid hanya dapat Anda temukan pada kendaraan jenis bus dan truk saja. Suspensi ini termasuk suspensi dependen dimana roda kanan dan kiri terletak pada satu blok kaku. Suspensi tipe ini dapat terletak pada suspensi depan maupun belakang. Suspensi rigid memiliki kelebihan pada tingkat ketahanannya. Tipe ini merupakan suspensi paling kuat yang mampu menerima beban besar. Hal ini disebabkan rigid block tempat menautkan roda kanan dan kiri juga berfungsi sebagai penyangga body kendaraan. Suspensi rigid juga memiliki beberapa komponen, seperti pegas daun, shock absorber, rigid block dan stabilizer bar. Untuk komponen yang pertama, pegas ini bentuknya memanjang dan disusun secara bertingkat supaya kekuatan pegas menjadi meningkat. Selanjutnya, ada shock absorber letaknya diantara rigid block dan body mobil. Sedangkan untuk rigid block atau rigid axle adalah balok yang berbentuk melintang dari roda kiri ke kanan atau bisa juga disebut ice block dan pada roda depan, bagian ini menggunakan rigid axle. Suspensi Multi-Link Suspensi jenis ini memiliki cukup banyak penghubung. Penghubung atau link ini bekerja seperti lengan suspensi, namun berjumlah tiga bahkan lebih. Link-link yang ada didesain sedemikian rupa sehingga dapat menunjang pergerakan roda ketika meredam getaran. Suspensi Torsion Beam Suspensi torsion beam disebut juga sebagai suspensi semi-independent. Suspensi ini memiliki desain dasar seperti suspensi rigid yang diinovasikan sedemikian rupa agar menghasilkan efek suspensi yang lebih baik. Bentuk dasar suspensi rigid yang memanjang diinovasikan menyerupai huruf H. Bentuk ini membuat ayunan roda kiri dan kanan agak terbebas. Hal ini akan semakin membuat mobil nyaman dikendarai. Cara Kerja Sistem Suspensi pada Mobil Cara kerja sistem ini yaitu sebagai komponen penghubung roda dan body kendaraan. Komponen ini memiliki kekuatan elastis yang membuat body mobil tidak terpengaruh pada gerakan yang dihasilkan tiba-tiba oleh roda. Sistem ini memiliki bagian utama berupa pegas yang terbuat dari baja elastis. Elastisitas yang dimiliki oleh pegas digunakan untuk meredam seluruh getaran yang dihasilkan roda karena permukaan jalan. Suspensi sendiri bekerja sebagai penghalang benturan roda dengan body mobil. Komponen Suspensi Baca Juga : Oli Mesin Motor Manual Dipakai Matic, Apa yang Terjadi? Sistem suspensi komponen utamanya adalah pegas yang berasal dari baja yang elastis dan kuat. Pegas inilah yang nantinya yang digunakan untuk menyerap getaran di atas permukaan jalan. Meskipun demikian, komponen suspensi tidak hanya pegas. Ada beberapa komponen lain yang mendukungnya. Berikut diantaranya. Lengan Suspensi Bagian ini fungsinya sebagai penghubung antara roda dengan chasis mobil. Komponen ini terbuat dari engsel, yang nantinya bisa digerakkan secara vertikal. Gerakan vertikal ini akan membantu roda untuk bergerak ke bagian atas atau bawah, bergantung dengan jumlah beban yang diterima roda. Shock Absorber Fungsi utama dari komponen ini adalah untuk meredam kejut suspensi mobil, sesuai dengan namanya. Suspensi menggunakan pegas sebagai komponen utamanya, namun pegas ini memiliki kelemahan yaitu memiliki daya balik saat ditekan. Hal ini akan menyebabkan body mobil akan bergoyang atau oskilasi meskipun tidak ada getaran. Komponen inilah yang akan mencegah hal tersebut terjadi, dan bisa digunakan untuk mencegah adanya pergerakan tiba-tiba dari pegas. Shock absorber bisa membuat efek suspensi menjadi lebih keras dan membuatnya tetap stabil karena mampu menyerap efek kejut dengan baik. Hal ini pula yang menyebabkan tidak adanya guncangan pada mobil. Stabilizer Fungsi dari komponen ini adalah untuk membuat body mobil menjadi seimbang saat suspensi bekerja. Secara sederhana mobil akan condong ke arah luar ketika berbelok, hal ini dikarenakan gaya sentrifugal. Gaya tersebut bisa menyebabkan mobil terguling. Stabilizer berfungsi untuk mencegah dan mengatasi hal tersebut. Komponen ini juga membuat mobil dalam kondisi yang aman dan terkendali. 3. SISTEM TRANSMISI (MANUAL Transmisi Manual dan Transmisi Otomatis Transmisi Manual berarti sistem yang tersusun dari gabungan roda gigi untuk dapat memindahkan putaran dari engkol ke roda penggerak. Sedangkan untuk transmisi otomatis pada kendaraan artinya perpindahan sistem ini terjadi secara otomatis berdasarkan hidraulis, bukan mekanik. Tujuan dari transmisi manual adalah untuk dapat memindahkan tenaga pada mesin kendaraan sesuai dengan kondisi mengemudi Karakteristik yang dimiliki yaitu dapat menghasilkan tenaga yang lebih besar, melakukan gerakan roda mundur, dan menjalankan roda dengan kecepatan tinggi. Sedangkan untuk transmisi otomatis, pengemudi dapat fokus dalam menjalankan kendaraan karena perpindahan giginya dilakukan dengan sistem otomatis disesuaikan dengan beban mesin dan kecepatan pada kendaraan. Macam-Macam Komponen Transmisi Manual Penting bagi Anda yang setiap hari menggunakan kendaraan untuk menjalankan aktivitas mengetahui komponen penting pada transmisi. Hal ini agar pengemudi lebih berhati-hati dalam berkendara dan merawat mesin. Berikut ulasan lengkap mengenai transmisi manual dan otomatis beserta fungsinya. Gigi Transmisi Fungsi bagian ini adalah mengubah tenaga dari mesin menjadi gaya torsi disesuaikan dengan kebutuhan pengemudi pada saat mesin kendaraan berjalan. Poros Input Sumbu yang saling berhubungan dengan kopling berfungsi agar dapat memutar gigi dalam gearbox kendaraan. Synchronizer (Gigi Penyesuaian) Bagian ini merupakan tambahan yang terletak pada gigi transmisi. Synchronizer berfungsi untuk mencegah pemutaran apabila kedua gigi yang tersambung tidak dalam posisi sama, serta memudahkan mengatur kecepatan dari gigi satu ke gigi lainnya. Shift Fork (Garpu Pemindah) Fungsi utama bagian ini untuk memindahkan gigi sesuai pada sumbunya, sehingga perpindahan gigi mudah pada saat pemasangan dan dipindahkan. Tuas Persneling Bagian komponen transmisi manual yang satu ini dapat memudahkan pengemudi kendaraan melakukan pemindahan gigi transmisi berdasarkan posisinya. Shift Linkage (Tuas Penghubung) Shift Linkage berfungsi sebagai penghubung antara shift fork dengan tuas persneling. Bak Transmisi Bak Transmisi berguna sebagai tempat penyimpanan oli transmisi serta sebagai wadah bearing transmisi dan poros. Input Shaft Bagian ini berhubungan langsung dengan kopling kendaraan. Input Shaft merupakan poros input sebagai tempat aliran tenaga mesin dari kopling ke roda gigi. Fungsi utamanya yaitu untuk dapat melakukan pemutaran gear (gigi) pertama kali sebelum mengalir ke gigi lainnya dalam gear box sistem transmisi. Output Shaft Komponen ini bertugas sebagai wadah persneling dan membantu proses pemindahan torsi dari transmisi ke bagian gigi terakhir. Main Bearing (Bantalan) Bantalan berfungsi untuk mencegah terjadinya gesekan permukaan komponen pada saat proses transisi berjalan. Counter Gear Bagian ini dapat menghasilkan torsi mulai dari gigi input menuju bagian gigi kecepatan. Hub Slave Hub Slave bertugas sebagai pengunci agar output shaft bisa diputar dan diberhentikan pada saat kendaraan dijalankan. Reverse Gear Bagian ini dapat mengubah putaran pada output shaft agar mobil bisa dijalankan mundur. Speedometer Gear Bagian ini bisa menggerakkan kabel agar kecepatan mobil saat dikendarai dapat terukur. Wadah Transmisi Beberapa fungsi wadah transmisi yaitu sebagai tempat penampungan oli transmisi, pelindung semua komponen transmisi, serta wadah untuk bearing transmisi berikut poros input dan outputnya. Bak Pemanjang (Extension Housing) Sambungan dari bagian bak transmisi yang ujungnya kerucut, di dalamnya terdapat oil seal yang berguna untuk mencegah kebocoran pada oli transmisi. Fungsi lainnya sebagai pelindung komponen output shaft yang kemungkinan keluar dari bak transmisi atau dari speedometer gear. Macam-Macam Komponen Transmisi Otomatis transmisi_mobil Brake Bagian ini terletak pada planetary gear (carrier, ring gear,sun gear) dan mampu bergerak agar mendapat perbandingan pada gigi kendaraan. Brake memiliki dua jenis tipe, yaitu wet multiple disc brake dan type brake. Pada tipe wet multiple disc brake, plate akan diikatkan pada dish dan transmisi pada saat berputar integral, planetary gear seat ditekan agar dapat bergerak. Sedangkan untuk tipe brake, bagian ini terikat pada brake drum memegang planetary supaya tidak bergerak. Torque Converter Fungsi utama bagian ini adalah meningkatkan perbesaran momen mesin agar dapat diteruskan pada bagian komponen transmisi, sebagai kopling otomatis, flywheel (gerakan mesin lembut), meredam getaran, dan menggerakkan pompa oli. Torque Converter pada bagian sudutnya dilengkapi stator dan kurva di antara turbin runner dan pompa impeller. Prinsip kerja Torque Converter hampir sama dengan kopling fluida. Komponen One Way Clutch dan Clutch Bagian ini menghubungkan torque yang dapat memindahkan mesin ke intermediate shaft dan memutuskan torque converter dari planetary gear agar mesin menghentikan perpindahan. Komponen ini terdiri atas disc yang tersusun bolak-balik dan dapat dibedakan melalui tekanan hidrolik. Sistem Kontrol Hidrolik Bagian ini terdiri atas komponen oli pan yang memiliki fungsi sebagai reservoir fluida, pompa oli untuk pembangkit tenaga hidrolik, katup multifungsi, dan saluran pipa fluida penyalur minyak dari transmisi ke clutch. Fungsi utama bagian ini adalah untuk mengubah beban mesin dari kecepatan menjadi hidrolik. Selanjutnya, ia juga berfungsi sebagai pelumas minyak sistem transmisi, pengatur tekanan hidrolik, pendingin torque converter, dan membantu mengalirkan minyak dari transmisi ke torque converter. Manual Linkage Bagian ini memiliki fungsi sebagai throttle cable, accelerator pedal, dan selector lever. Kendaraan Anda bisa berjalan dengan maksimal karena komponen transmisi otomatis ini. Oleh sebab itu, sebaiknya dilakukan pengecekan secara berkala terhadapnya, dan jika perlu lakukan perawatan khusus. Shifting Control Fungsi bagian ini adalah mengubah beban pada mesin dan kecepatan menjadi hydraulic. Hal itu dapat menyebabkan tekanan hydraulic pada kendaraan akan mengalir otomatis pada kopling, planetary gear dan rem. Pedal Akselerasi Pada mesin kendaraan, bagian ini dihubungkan dari kabel throttle valve. Derajat penekanan pada kendaraan dari kabel tersebut akan diteruskan ke sistem transmisi, sehingga kendaraan dapat berjalan dengan maksimal. Bagian ini memerlukan perawatan khusus dan diusahakan bersih. ATF (Automatic Transmission Fluid) Fungsi ATF di antaranya untuk pemindahan momen puntir pada torque converter dan pelumas pada planetary gear. Kegunaan lainnya adalah sebagai pendingin komponen-komponen yang mengalami pergerakan serta kendali sistem hydraulic pada kopling dan rem 4. SISTEM GARDAN Kenali Gardan Mobil, Fungsi, hingga Cara Kerjanya Kenali Gardan Mobil, Fungsi, hingga Cara Kerjanya Setiap komponen pada mobil tentu memiliki fungsi masing-masing. Seperti halnya gardan mobil yang juga merupakan salah satu komponen yang sangat penting bagi keempat roda mobil. Tanpa adanya gardan mobil, maka mobil tidak akan dapat melaju atau berjalan. Lalu apa itu sebenarnya gardan mobil? Gardan mobil sendiri berasal dari kata “cardan” yang artinya roda-roda gigi yang berbentuk kerucut. Dengan begitu gardan mobil merupakan sebuah alat yang mengatur perbedaan putaran pada kedua roda mobil baik roda depan maupun roda belakang. Dengan begitu, gardan mobil sendiri berguna untuk memberikan gaya pada roda mobil yang berasal dari tenaga mesin dan menuju ke bagian roda mobil dan menyebabkan mobil dapat melaju. Tanpa adanya gardan mobil, maka tidak akan ada perpindahan putaran roda mobil sehingga mobil tidak akan dapat berjalan. Fungsi Gardan Mobil Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, tanpa adanya gardan mobil, maka mobil tidak dapat berjalan. Dengan begitu, gardan mobil memiliki fungsi sebagai komponen atau alat yang digunakan untuk meneruskan tenaga putar dari mesin mobil ke poros roda agar mobil dapat bergerak maju dan juga mundur. Selain itu, gardan mobil juga berfungsi untuk memberikan perbedaan putaran antara roda kanan dan roda kiri ketika berbelok sehingga mobil dapat berbelok dengan sempurna. Hal tersebut berfungsi pada roda bagian depan dan juga belakang. Perlu diketahui juga, pada dunia otomotif terdapat pula gardan double. Gardan double sendiri berfungsi untuk membantu pergerakan semua roda mobil. Mobil double gardan memiliki dua poros roda untuk penggeraknya. Dengan double gardan sendiri nantinya mobil mampu menggerakkan semua rodanya. Cara Kerja Gardan Mobil Gardan mobil bekerja sebagai pemutar roda agar roda mobil dapat bergerak maju dan juga mundur. Gardan mobil juga bekerja untuk memberikan tenaga pada mobil ketika mobil berbelok sehingga roda mobil dapat memberikan gaya belok pada mobil. Gardan mobil sendiri bergerak karena mendapatkan tenaga dari mesin mobil. Tenaga tersebut berasal dari proses pembakaran yang terdapat pada ruang bakar mesin mobil. Dari proses pembakaran mesin tersebut maka menghasilkan tenaga dan menggerakkan piston keatas dan kebawah. Setelah itu, pergerakan piston tersebut diteruskan untuk menggerakkan atau memutar poros engkol. Setelah terjadi perputaran poros engkol, maka tenaga yang dihasilkan akan sampai ke transmisi sehingga pada akhirnya tenaga dari proses pembakaran tersebut diterukan ke roda mobil dan membuat roda mobil bergerak maju maupun mundur. Komponen Gardan Mobil Selain mengetahui fungsi dari gardan mobil, tentu Anda juga perlu mengetahui komponen - komponen dari gardan mobil. Berikut ini beberapa komponen yang terdapat pada gardan mobil: - Drive Pinion Shaft Drive pinion shaft ini merupakan salah satu komponen dari gardan mobil yang merupakan poros roda gigi pinion dan menyatu dengan pinion gear. Fungsi dari komponen satu ini yaitu sebagai poros pemutar dalam hal mengalirkan poros propeller dan putaran. - Drive Pinion Gear Drive pinion gear merupakan komponen pada gardan mobil yang memiliki bentuk roda gigi yang menyerupai buah nanas. Fungsi dari komponen satu ini yaitu sebagai roda gigi pemutar yang akan mengalirkan tenaga mesin mobil dari poros propeller menuju ke rangkaian gardan mobil. - Spider Gear Spider Gear merupakan salah satu komponen pada gardan mobil yang berfungsi sebagai gigi pembeda putaran. Komponen ini berjumlah dua buah dan letaknya berada di tingkat kemiringan 90 derajat dari side gear. Dengan adanya komponen satu ini membuat mobil mendapatkan tumpuan ketika berbelok. - Ring Gear Seperti namanya, komponen satu ini memiliki bentuk seperti cincin dan memiliki ukuran yang cukup besar. Komponen satu ini memiliki fungsi sebagai penerima putaran dari drive pinion gear. - Spider Gear Shaft Komponen satu ini memiliki fungsi untuk membantu pergerakan dari spider gear. Dengan adanya komponen ini spider gear akan terbantu dalam hal memberikan tingkat kemiringan pada mobil sehingga mobil dapat berbelok. - Differential Carrier / Differential Case Komponen gardan mobil satu ini memiliki fungsi sebagai rumah untuk meletakkan komponen yang terdapat pada gardan mobil. - Axle Shaft Bearing Komponen satu ini memiliki fungsi sebagai bantalan atau alas untuk komponen lain yang berputar. Komponen satu ini pada umumnya berjumlah dua yang terdapat pada bagian side gear kiri maupun kanan. - Side Gear Side Gear pada gardan mobil memiliki fungsi sebagai penerima putaran yang dimanipulasi oleh spider gear dan kemudian diteruskan ke axle shaft. - Adjuster Nut Adjuster Nut sendiri merupakan komponen dari gardan mobil yang berbentuk mur dan berguna untuk menyetel celah dari final gear yang akan berputar sebelum final gear tersebut bergerak. - Bearing Cap Bearing Cap ini memiliki fungsi untuk menahan bearing as yang letaknya berada di sisi side gear. - Axle Shaft Housing Komponen yang satu ini memiliki fungsi untuk menutup sistem gardan dan juga as roda. Komponen satu ini dapat dikatakan sebagai komponen yang sangat penting karena menjadi penutup utama. - Axle Shaft Housing Cap Komponen yang satu ini berbentuk seperti tutup yang memiliki jumlah baut cukup banyak dan berguna untuk penutup housing. Dari axle shaft housing cap inilah oli gardan mobil dapat dikeluarkan. - Differential Oil Tube Komponen gardan mobil satu ini berfungsi sebagai lubang untuk pengisian oli gardan. - Universal Joint Flange Komponen yang satu ini berfungsi sebagai penerus putaran yang terjadi pada shaft differential yang kemudian akan meredam perubahan sudut. Komponen ini pula juga dapat meredam perpindahan tenaga menjadi lebih halus. - Gasket Gasket sendiri berfungsi untuk mencegah kebocoran pada setiap sambungan ketika terjadi tekanan. Dengan adanya komponen satu ini, maka kebocoran pada oli gardan dapat terhindarkan. Ciri Masalah yang Ditemukan Pada Gardan Mobil Karena gardan mobil selalu bekerja terus menerus ketika mobil berjalan, maka dapat dimungkinkan bahwa gardan mobil akan memiliki masalah. Hal tersebut karena komponen yang bekerja secara terus menerus akan berpeluang untuk mengalami kerusakan. Maka dari itu, ketika muncul masalah-masalah pada gardan mobil, segeralah untuk memperbaikinya. Hal tersebut tentu agar Anda terhindar dari bahaya ketika berkendara dengan mobil. Berikut ini ciri masalah yang terjadi pada gardan mobil: - Bunyi Dengung di Bawah Mobil Ketika Anda mendengarkan bunyi dengung yang berasal dari bawah mobil, maka Anda harus cepat untuk mengeceknya. Bisa jadi bunyi dengung tersebut berasal dari bagian gardan mobil. Bunyi dengung pada gardan biasanya terjadi karena celah antara pertemuan gir sudah mulai longgar. - Kebocoran Pada Gardan Mobil Ketika Anda mendapati oli gardan yang bocor, maka Anda dapat segera mengecek pada bagian tersebut. Kebocoran pada gardan sendiri biasanya terjadi karena adanya permasalahan pada batu penutupnya. Jika oli gardan sudah mengalami kebocoran, disarankan Anda untuk segera mengganti atau menambahkan oli gardan tersebut agar gardan mobil tidak kering. Jika gardan mobil sampai kekurangan oli, maka perputaran gardan akan semakin sulit dan menyebabkan roda mobil sulit untuk berputar. Anda dapat mengganti oli gardan mobil manual jika transmisi mobil Anda manual. Dan gunakan oli gardan mobil khusus matic jika mobil Anda merupakan mobil matic. Untuk harga oli gardan mobil sendiri cukup terjangkau dan sangat bervariasi tergantung dengan tingkat kekentalan dan juga kualitas dari merk oli gardan itu sendiri. - Adanya Getaran Pada Gardan Mobil Jika terjadi getaran pada mobil khususnya pada bagian gardan maupun roda mobil, Anda dapat segera mengecek komponen tersebut. Biasanya getaran pada gardan mobil disebabkan karena adanya sambungan yang rusak ataupun gear yang sudah rusak. Karena komponen pendukung gardan mobil mengalami kerusakan, akan mengakibatkan gardan mobil tidak bekerja secara maksimal. Hal itu dapat menyebabkan getaran pada gardan mobil dan dapat dirasakan ketika Anda berkendara. Selalu perhatikan setiap komponen mobil, termasuk gardan mobil guna menjaga stabilitas dan kenyamanan kendaraan 5. SISTEM DINAMO STARTER Pengertian Dinamo Starter Dinamo starter atau lebih dikenal sebagai motor starter pada kendaraan mobil ini memiliki fungsi untuk memutar mesin kendaraan untuk pertama kali. Lebih tepatnya, fungsinya sebagai pemutar gigi flywheel untuk menggerakan atau menyalakan mesin mobil. Penggerakan mesin tersebut berasal dari perubahan energi listrik ke energi gerak. Fungsi Dinamo Starter Penggunaan dinamo starter mobil ini dapat dipakai untuk pemutaran mesin untuk pertama kalinya. Saat menghidupkan mesin kendaraan atau starter, maka sebaiknya Anda melakukan pemijakan pada pedal kopling. Hal ini dilakukan agar pengendara tidak lupa bahwa sebelum dilakukan starter mesin, gigi persneling harus dalam kondisi netral. Pasalnya, mobil akan jalan langsung atau mental saat dilakukan starter. Komponen Dinamo Starter Bagi para pengguna mobil, tentunya wajib tahu apa saja komponen dinamo starter. Hal ini penting agar Anda dapat mengetahui fungsi sekaligus permasalahan yang mungkin ditimbulkan dari bagian tersebut. Berikut beberapa komponennya. Solenoid Starter Komponen ini merupakan bagian yang memiliki bentuk mirip tabung atau silinder pada bagian motor utama. komponen ini lebih dikenal sebagai solenoid starter. Hal ini dikarenakan susunannya terdiri atas kumparan maupun coil. Peran utama pada komponen tersebut adalah kemampuan untuk menggerakkan drive pinion dan memberikan tegangan pada bagian motor utama. Baca Juga : Mengenal Fungsi dan Komponen Motor Starter Perlu Anda ketahui pula bahwa terdapat dua buah coil yang terletak pada solenoid, salah satunya adalah pull in coil yang memiliki fungsi sebagai komponen pendorong plunger untuk menghidupkan sekaligus menggerakkan drive pinion. Kemudian, ada hol in coil. Komponen ini terletak pada bagian depan pull in coil. Kegunaan komponen ini sebagai penahan pada pergerakan pull in coil yang mampu menghubungkan arus listrik pada baterai menuju motor utama. Kinerja dari pemakaian solenoid starter ini dengan menggunakan gaya listrik magnetik yang terkandung di dalam coil. Sebagaimana diketahui bahwa aliran listrik mengalir melalui coil, dan akan membentuk sebuah medan magnet dengan arah tertentu. Pembentukan medan magnet tersebut dapat digunakan sebagai penggerak drive pinion agar pinion gear dapat saling tertaut pada flywheel. Karakteristik dari solenoid ini mirip coil dengan inti besi ditempatkan pada bagian tengah lilitan tembaga. Namun, lilitan ini mempunyai jumlah yang cukup banyak. Selain itu, dimensinya relatif besar. Hal tersebut dapat menggerakkan plunger dengan cepat sekaligus kuat. Solenoid plunger Komponen ini terdapat pada bagian ujung pull in coil. Kegunaannya hanya satu yaitu menghubungkan gerakan pada pull in coil menuju drive lever. Selain itu, komponen ini dapat digunakan sebagai batang yang menghubungkan daya tarik pull in coil dengan kuat. Solenoid caps Tutup solenoid merupakan serangkaian penutup solenoid starter yang ditempatkan pada bagian depan starter. Tidak hanya penutup, setiap komponen dapat digunakan sebagai media yang menghubungkan antara arus dari sistem menuju aktuator starter. Terdapat 3 macam terminal pada bagian motor starter. Yang pertama adalah terminal 50 sebagai penghubung rangkaian starter pada kunci kontak. Selanjutnya, ada terminal 30 bagian terminal yang menerima arus listrik dari baterai dan terminal c untuk pendistribusian arus utama dari solenoid menuju motor starter agar bisa berputar. fungsi_dinamo_stater Field Coil Komponen ini merupakan rangkaian coil magnet yang dipakai untuk meningkatkan kemagnetan yang ada di sekitar rotor coil. Pada prinsipnya, kerja motor listrik harus terdapat medan magnet yang terletak di sekitar rotor dan komponen ini yang akan menyediakannya. Dalam hal ini, terdapat beberapa bagian field coil, yakni yoke, pole core, dan kumparan Armature Coil Komponen ini lebih dikenal sebagai rotor coil atau kumparan yang ditempatkan pada poros motor. Kegunaan utamanya ditujukan sebagai pembangkit medan magnet yang akan bereaksi dengan field coil magnetic agar terjadi pergerakan. Biasanya, armature coil berbentuk seperti kumparan tembaga. Namun, perbedaannya pada armature memiliki lilitan berjumlah banyak, sehingga diameternya juga besar. Commutators Komponen berada tepat di bagian depan armature coil. Karakteristiknya mirip tembaga yang saling tersegmentasi. Kegunaan commutator sebagai penghubung arus listrik dari brush ke kumparan armature. Bentuk commutator dapat mengatasi adanya korsleting karena kinerja commutator terhubung arus positif dan negatif. Drive Lever Komponen ini terdapat pada solenoid dengan bentuk garpu yang dapat digunakan untuk penggerak gear. Komponen tersebut bekerja dengan sistem tuas. Brushes Komponen ini terdapat pada main motor dengan rangkaian sikat sebagai penghubung arus listrik ke dinamis konduktor melalui konduktor statis. Maksudnya, brush mengirimkan sinyal pada arus listrik dari terminal 50 menuju armature coil. Drive Pinion Brush Bagian ini memiliki fungsi untuk memutuskan maupun menghubungkan putaran starter ke flywheel. Cara kerjanya adalah memanfaatkan slide gerak memakai model miring. Disini juga terdapat overlap clutch pada bagian ujung drive pinion. Drive Pinion Gear Komponen berikutnya memiliki bentuk seperti roda gigi yang ditempatkan pada ujung drive pinion shaft. Kegunaan komponen tersebut sebagai penghubung putaran yang diperoleh dari motor listrik ke bagian poros engkol melalui flywheel. Motor Housing Kegunaan komponen ini adalah sebagai pelindung dan tempat peletakan beragam jenis komponen starter. Baca Juga : Alasan Kenapa Air Radiator Sengaja Diberi Pewarna Housing dibuat dari bahan logam terdiri dari housing utama dalam bentuk tabung. Fungsi dari komponen ini untuk melindungi roda gigi pinion maupun housing cap. Cara Kerja Dinamo Starter secara umum cara kerja dari dinamo starter yaitu saat dilakukan starter switch atau kunci kontak dengan kondisi start dan arah aliran arus pull in coil, dinamo melakukan penarikan hubungan pada bagian terminal “30” dengan terminal C. Tidak ada jalur yang diputus diantara Pull in Coil hingga ke ground. Namun, arus listrik mengalami pemutusan karena disebabkan oleh karbon brush habis. Carbon brush ini ditempatkan sebelum maupun sesudah armature. Pull in coil tidak akan hidup atau bekerja dan motor starter juga akan terjadi hal yang sama. Tanda pada mobil dengan relay starter, biasanya akan terdengar hubungan relay starter terhubung saat starter. Namun, jika dinamo starter tidak bekerja, hal ini mungkin terjadi jika carbon brush habis. Pada keadaan normal, pull in coil akan menarik kontak pada plunger dan shift lever dengan mendorong pinion. Hal ini dimaksudkan agar dapat terhubung pada putaran motor starter dengan flywheel secara elektrik dengan arah aliran arus listrik. Setelah kontak pada solenoid dan terminal C saling terhubung, maka pull in coil tidak bekerja lagi. Hal ini dikarenakan tegangan antara terminal 50 dan terminal C hampir seimbang. Saat motor starter memutar roda gila, maka hold in coil mengambil peran untuk melakukan penahanan kontak agar dapat menghubungkan terminal 30 dan terminal C. Komponen ini sekaligus menahan gigi pinion untuk perputaran flywheel sehingga mesin dapat menyala. Sampai disini, mengingat ini adalah komponen yang sangat penting, maka Anda harus merawatnya dengan baik. Jika ada kerusakan, segera lakukan perbaikan. Jangan lupa juga untuk melakukannya di bengkel Suzuki resmi terdekat. Dengan begitu, Anda akan mendapatkan hasil pengerjaan yang maksimal. 6. SISTEM SCANTOOL/ANALISIS EMISI Continuous Emission Monitoring System (CEMS) adalah sistem pemantauan emisi yang digunakan untuk mengukur secara terus-menerus jumlah emisi gas buang yang dihasilkan oleh sebuah pabrik atau peralatan industri. CEMS biasanya terdiri dari peralatan pengukuran emisi, seperti sensor atau analisis kimia, dan sistem komputer yang mengumpulkan dan menganalisis data emisi. Tujuan dari CEMS adalah untuk memastikan bahwa emisi gas buang dari suatu perusahaan atau industri tetap dalam batas yang ditetapkan oleh pemerintah atau regulasi yang berlaku. Dengan demikian, CEMS membantu perusahaan atau industri untuk memenuhi persyaratan perlindungan lingkungan yang ditetapkan. cems, continuous emission monitoring system, monitoring emisi, jual cems, monitoring emisi gas, emisi karbon, emisi gas, emisi pabrik, sistem pemantauan emisi, jenis sistem pemantauan emisi Dengan demikian, CEMS dapat membantu perusahaan atau industri untuk memenuhi persyaratan perlindungan lingkungan dan mencegah dampak negatif dari emisi gas buang terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Jenis Sistem Pemantauan Emisi Terdapat beberapa jenis Continuous Emission Monitoring System (CEMS), di antaranya adalah sebagai berikut: Sistem pemantauan emisi berbasis sensor cems, continuous emission monitoring system, monitoring emisi, jual cems, cems adalah, monitoring emisi gas, jenis sistem pemantauan emisi Sistem pemantauan emisi ini menggunakan sensor untuk mengukur jumlah emisi gas buang yang dihasilkan oleh sebuah pabrik atau peralatan industri. Sensor yang digunakan dapat berupa sensor gas, sensor panas, sensor suhu, atau sensor tekanan. Data yang dihasilkan oleh sensor kemudian dikumpulkan dan dianalisis oleh sistem komputer untuk memastikan bahwa emisi gas buang tetap dalam batas yang ditetapkan. Sistem pemantauan emisi berbasis analisis kimia Sistem pemantauan emisi ini menggunakan analisis kimia untuk mengukur jumlah emisi gas buang yang dihasilkan oleh sebuah pabrik atau peralatan industri. Analisis kimia ini biasanya dilakukan dengan mengambil sampel gas buang yang dihasilkan oleh peralatan industri, kemudian sampel tersebut dianalisis di laboratorium untuk menentukan jumlah emisi gas buang yang dihasilkan. Data yang dihasilkan oleh analisis kimia kemudian dikumpulkan dan dianalisis oleh sistem komputer untuk memastikan bahwa emisi gas buang tetap dalam batas yang ditetapkan. Sistem pemantauan emisi berbasis metode koreksi Sistem pemantauan emisi ini menggunakan metode koreksi untuk memastikan bahwa data emisi yang dihasilkan oleh sistem pemantauan emisi benar-benar akurat dan dapat dipercaya. Metode koreksi ini biasanya dilakukan dengan membandingkan data emisi yang dihasilkan oleh sistem pemantauan emisi dengan data emisi yang dihasilkan oleh metode pemantauan emisi lainnya, seperti metode manual atau metode pemantauan emisi independen. Data yang dihasilkan oleh metode koreksi kemudian dikumpulkan dan dianalisis oleh sistem komputer untuk memastikan bahwa data emisi yang dihasilkan oleh sistem pemantauan emisi benar-benar akurat dan dapat dipercaya. 7. SISTEM TUN-UP BENSIN/BERKALA Pengertian Tune Up Engine Mobil Seperti yang sudah dijelaskan di atas, tune up engine adalah proses yang harus dilakukan untuk bisa mendapatkan performa mobil yang tetap maksimal dan terjaga. Tujuan utama dari tune up yakni merawat seluruh kondisi mesin mobil agar tidak ada bagian yang sudah mulai kendur, rusak, atau tidak mampu memberikan performa terbaik. Tune up pada mobil adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang wajib kita lakukan sebagai salah satu tindakan rutin guna melakukan perawatan pada mesin agar lebih prima, demikian yang dikatakan oleh Kepala Bengkel Auto2000 Indramayu, Jawa Barat, Dani Muhammad Sidik. Tentu saja ketika mobil Anda sudah harus menjalankan proses tune up, berarti memang telah menempuh perjalanan dalam standar kilometer tertentu. Itulah mengapa tune up dianjurkan untuk dilakukan setelah mencapai batas kilometer yang dianjurkan atau maksimal satu tahun sekali. Jangan sampai Anda lupa untuk melakukan tune up mobil secara berkala. Jika didiamkan terus menerus tanpa ada pengecekan, maka performa mobil akan terus menurun. Lantas apa saja yang dikerjakan pada sebuah mobil yang sedang di-tune up di bengkel Auto2000? Berikut adalah yang dikerjakan: Pengecekan dan pembersihan filter udara Pengecekan dan pembersihan karburator dan throttle body Pengecekan celah busi dan pembersihan busi Pengecekan baterai/aki Pengecekan berbagai fluida Moment Roda Bagian Mesin Mobil yang Dicek Dengan berfokus pada mesin mobil, sebenarnya bagian mana saja yang dicek dan berpotensi diganti dalam proses tune up? 1. Busi Busi mobil akan diperiksa kondisinya, apakah ada pengikisan, pecah, atau kerusakan. Selanjutnya akan dilihat apakah terlihat muncul api dari celah busi. Jika masih terlihat api yang normal, maka busi cukup dibersihkan dengan bantuan sikat kawat pada bagian sekitar pemantiknya. 2. Saringan Udara Saringan udara berfungsi untuk menyaring kotoran dan debu. Dalam proses tune up, saringan udara akan dicek apakah sudah dipenuhi kotoran dan debu atau belum. Jika sudah penuh, maka harus dibersihkan agar tidak mengurangi jumlah pasokan udara ke bagian dalam ruang bakar untuk tetap mempertahankan performa mesin. Kalau sudah tidak mungkin dibersihkan, maka harus diganti dengan yang baru agar mampu mendukung performa terbaik mesin. 3. Aki Pemeriksaan aki dalam proses tune up dilakukan dengan melihat air aki, elektrolit pada setiap sel, dan penyangga aki yang bisa saja sudah longgar, berkarat, atau rusak. Kalau voltase aki memang sudah melemah, maka sudah waktunya menggantinya dengan aki baru agar tetap mampu menjaga daya kelistrikan mesin dan komponen lainnya dalam mobil. 4. Fan Belt Fan belt atau tali kipas akan dicek untuk memeriksa ketegangan, kelenturan, keretakan, dan keausannya. Jika ditemukan masalah pada bagian ini, maka sudah seharusnya diganti baru daripada tiba-tiba putus di tengah jalan. 5. Throttle Body Throttle body adalah bagian penting dalam mesin mobil injeksi. Dalam proses tune up, throttle body akan dibersihkan agar tidak ada kotoran yang menghambat skep dari bagian ini. Jika skep terhalang oleh kotoran, maka pasokan udara ke dalam ruang bakar menjadi kurang optimal sehingga mampu mengurangi responsivitas pedal gas. Dani mengatakan bahwa waktu yang paling tepat untuk melakukan tune-up mobil adalah saat mobil sudah mencapai kilometer batas maksimal sekali service, seperti minimal mencapai 5000 kilometer pasca melakukan perawatan atau service berkala. Saat mobil sudah mencapai lima ribu atau enam ribu kilometer, maka mobil perlu dilakukan tune-up. Selain itu, kita juga bisa melakukan tune-up setiap 3 bulan sekali atau bisa dilakukan bersamaan ketika melakukan service rutin