MAKALAH Kel 7 Gerontik
MAKALAH Kel 7 Gerontik
MAKALAH Kel 7 Gerontik
Oleh :
1. Ridwan Nurdiana ( 21031 )
2. Rifa Enzelika ( 21032 )
3. Risma yanti Dewi ( 21033 )
4. Septiani Dwi A ( 21034 )
5. Sofwan Hizmi Ma’arif ( 21035 )
KELOMPOK 7
KELAS 3 A
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimapahkan rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Pelayanan
Kesehatan Primer dengan judul “Asuhan Keperawatan Lansia Dengan
Katarak”.
Harapan kami semoga makalah ini dapat membatu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih
baik.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami
miliki oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak, akhirnya kami berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
2021). Menurut World Health Organization (2022) sebanyak 30% kasus kebutaan
di dunia yang disebabkan oleh katarak berasal dari Asia Tenggara. Berdasarkan
survey dari Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) katarak
menyebabkan 77,7% penduduk Indonesia menderita kebutaan dan sebesar 1,9%
penduduk Indonesia berusia lebih dari 50 tahun kehilangan penglihatan akibat
katarak (Kementerian Kesehatan RI, 2018). Studi pendahuluan yang dilakukan di
John Fawcett Foundation Indonesia menujukkan per 31 Maret 2023 tercatat data
1
kasus mata terbanyak adalah katarak yaitu sebanyak 73.474 kasus dan 64.173 kasus
telah dilakukan operasi katarak (John Fawcett Foundation, 2023)
Salah satu upaya untuk mengobati katarak adalah dengan tindakan operasi
mengeluarkan lensa mata yang keruh dan menggantinya dengan Intraocular Lens
(IOL).
1.2. Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi
akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau akibat
keduanya, biasanya mengenai kedua mata dan berjalan progresif (Tamsuri,
2012).
Katarak adalah kekeruhan pada lensa yang menyebabkan gangguan
penglihatan (Nanda, 2013). Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa katarak adalah kekeruhan lensa mata atau kapsul lensa mata
yang menyebabkan gangguan penglihatan.
2.2 Etiologi katarak
f. Gangguan pertumbuhan.
3
g. Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu yang cukup lama.
c. Silau
e. Penglihatan ganda atau banyak gambar dalam satu mata (gejala ini dapat
terjadi ketika katarak semakin membesar).
(Hermina,2021)
4
2.4 Patofisiologi katarak
Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan,
berbentuk seperti kancing baju, mempunyai kekuatan refraksi yang besar. Lensa
mengandung tiga komponen anatomis, pada zona sentral terdapat nucleus,
diperifer ada korteks, dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsul anterior dan
posterior, dengan bertambahnya usia, nekleus mengalami perubahan warna
menjadi coklat kekuningan. Disekitar opasitaster terdapat densitas seperti duri
dianterior dan posterior nucleus. Opasitas pada kapsul posterior merupakan
bentuk katarak yang paling bermakna nampak seperti kristal salju pada jendela.
Perubahan fisik dan kimia dalam lensa menyebabkan hilangnya transparansi.
Perubahan pada serabut halus multiple (zunula) yang memanjang dari badan
silier di sekitar daerah di luar lensa dapat menyebabkan penglihatan mengalami
distorsi. Perubahan kimia dalam protein lensa dapat menyebabkan koagulasi,
sehingga mengabutkan pandangan dengan menghambat jalannya cahaya ke
retina. Salah satu teori menyebutkan terputusnya protein lensa normal terjadi
disertai influis air ke dalam lensa. Proses ini
mematahkan serabut lensa yang tegang dan mengganggu transmisi sinar
(Suhardjo, 2012)
Teori lain menyebutkan bahwa suatu enzim mempunyai peran dalam
melindungi lensa dari degenerasi. Jumlah enzim akan menurun dengan
bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan pasien yang penderita katarak.
Katarak biasanya terjadi bilateral, namun mempunyai kecepatan yang berbeda.
Dapat disebabkan oleh kejadian trauma maupun sistematis seperti diabetes,
namun sebenarnya merupakan konsekuensi dari proses penuaan yang normal
(Ilyas and Yulianti,2017).
5
2.5 Pathway katarak
6
2.6 Klasifikasi
Katarak kongenital adalah katarak yang dialami oleh bayi baru lahir
dan bayi yang berumur kurang dari satu tahun (Ilyas dan Yulianti,
2017).Penanganan yang kurang tepat pada katarak kongenital dapat
menyebabkan kebutaan bagi bayi. Pemeriksaan riwayat prenatal, pemakaian
obat-obat selama kehamilan serta pemeriksaan adanya infeksi pada kandungan
perlu dilakukan guna mengetahui penyebab katarak kongenital. Ibu hamil yang
menderita penyakit diabetes melitus, homosisteinuri, toxoplasmosis,
galaktosemia, rubela, inklus sitomegalik merupakan penyebab seringnya
ditemukan katarak kongenital pada bayi (Ilyas danYulianti, 2017).
b. Katarak juvenil
c. Katarak Senil
Katarak senil adalah katarak yang mulai terjadi pada usia lanjut yaitu
usia diatas 50 tahun. Penyebab dari katarak senil adalah idiopatik (Ilyas dan
Yulianti,2017).
7
e. Katarak Traumatik
f. Katarak Toksika
2.8 Penatalaksanaan
10
kurang dari 200 mg/dl untuk gula darah sewaktu dan HbA1C kurang dari 10
persen.
Hipertensi meningkatkan resiko perdarahan selama operasi. Tekanan
darah yang direkomendasikan adalah kurang dari 170/100 mmHg. Pasien harus
meminum obat antihipertensi sebelum operasi untuk menurunkan tekanan
darahnya. Penggunaan adrenalin pada anestesi dan fenilefrin tetes mata sebisa
mungkin dihindarkan. Pasien katarak yang memiliki penyakit jantung
membutuhkan evaluasi menyeluruh. Operasi dapat dilakukan minimal 3-6 bulan
setelah infark miokardial yang terjadi. Pada pasien katarak yang memiliki
riwayat penyakit jantung maka tidak disaranknn menggunakan obat golongan
fenilefrin untuk melebarkan pupil. Anestesi yang digunakan tidak boleh
mengandung adrenalin.
b. Pemeriksaan Opthalmologi Pre Operasi
Pemeriksaan mata sebelum operasi dilakukan untuk melihat kondisi
mata. Hasil pemeriksaan dapat mempengaruhi prognosis visual pasien, yang
mencakup:
1) Tajam Penglihatan
Pengukuran tajam penglihatan sebaiknya pada dua kondisi berbeda
yaitu cukup cahaya dan gelap sebab penurunan tajam penglihatan dari penderita
katarak simptomatik kadang-kadang hanya terdeteksi di ruangan dengan cahaya.
2) Tekanan Intraokuler
Pengukuran tekanan intraokular (TIO) dilakukan dengan tujuan
mengetahui tekanan bola mata pasien, sehingga operator dapat memperkirakan
dan menentukan langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum dan pada saat
operasi. Apabila pada pasien ditemukan TIO yang tinggi sebelum operasi maka
dapat diberikan obat terlebih dahulu untuk menurunkannya sehingga selama
operasi mata dapat terjaga dalam keadaan soft eye. Pentingnya menjaga TIO
dalam batas normal adalah agar selama operasi kesulitan dan komplikasi seperti
sudut bilik mata anterior yang dangkal, prolaps iris, prolaps vitreus dan
perdarahan koroid dapat dihindari atau ditekan seminimal mungkin.
11
3) Pemeriksaan Slit Lamp
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Katarak adalah,Katarak merupakan suatu penyakit yang sering banyak
dijumpai pada lansia,Satu-satunya Tindakan yang dapat dilakukan pada lansia
yang mengalami penyakit katarak harus dilakukan Tindakan operasi katarak.
3.2 Saran
Dalam melakukan asuhan keperawatan pada lansia perencanaan
Tindakan harus disesuaikan dengan kebutuhan klien pada saat dilakukan
pengkajian, Serta dalam menentukan diagnosa keperawatan harus
diprioritaskan sesuai dengan kegawatan masalah.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.poltekkes-
denpasar.ac.id/8884/3/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf?shem=sswnst
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/10450/2/BAB%20I%20Pendahuluan.pdf
14