Studi Lingkungan Pengendapan Pada Daerah Kali Ngal
Studi Lingkungan Pengendapan Pada Daerah Kali Ngal
Studi Lingkungan Pengendapan Pada Daerah Kali Ngal
SEMITAN
Jurnal Sumberdaya Bumi Berkelanjutan
https://ejurnal.itats.ac.id/semitan
1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Lokasi penelitian termasuk ke zona Pegunungan Selatan Jawa Timur bagian barat. Terdapat beberapa
peneliti terdahulu yang membahas lokasi ini seperti Husein dkk., (2007, 2010) yang membahas
mengenai struktur geologi dan geomorfologi daerah penelitian, Surono (2009) dan Rahardjo dkk.,
(1995) yang membahas mengenai stratigrafi daerah penelitian, Prasetyadi dkk., (2011) yang
membahas mengenai struktur geologi daerah penelitian, dan Surono dkk., (1992) yang membahas
mengenai litologi, stratigrafi, dan struktur geologi daerah penelitian. Dari semua peneliti tersebut,
terdapat beberapa perbedaan pendapat dan belum ada yang menjelaskan secara detil mengenai
pembagian satuan batuan di daerah peneltian beserta lingkungan pengendapannya. Berdasarkan hal
tersebut, penulis merasa perlu untuk meneliti mengenai lingkungan pengendapan di daerah penelitian.
2. Metodologi
Metode penelitian terdiri atas tiga tahapan yaitu akuisisi, analisis, dan sintesis. Tahapan akuisisi terdiri
atas studi literatur dan pengambilan data di lapangan (fieldcheck). Tahapan analisis terdiri atas analisis
petrografi dan mikropaleontologi. Tahapan sintesis terdiri atas pembuatan peta geologi, penampang
stratigrafi terukur dan penentuan lingkungan pengendapan lokasi penelitian.
3. Geologi Regional
Secara fisiografi, lokasi penelitian termasuk ke zona Pegunungan Selatan Jawa Timur bagian barat.
Menurut Surono (2009), stratigrafi daerah penelitian terdiri atas tiga formasi dari tua ke muda yaitu
Gambar 4. Singkapan lokasi penelitian (A) breksi basalt dan basalt, dan (B) breksi basalt
Satuan batupasir-Sambipitu
Satuan ini tersusun oleh litologi berupa batupasir dengan struktur graded bedding, wavy, dan laminasi,
batulanau, dan batulempung (Gambar 6). Berdasarkan analisis fosil foraminifera bentos (Gambar 7),
umur satuan ini adalah Miosen Tengah (N9-N11). Lingkungan pengendapan satuan ini berada pada
laut dalam yaitu pada kipas bawah laut dengan kedalaman batial tepi (Blow, 1969).
Gambar 7. Fosil foraminifera bentos, (A) Lamarckina scabra, (B) Martinottiella bradyana, (C)
Bolivina subspinescens, (D) Rectoglandulina aequalis, (E) Involutina arguillae, (F) Ammobaculites
calcareus, (G) Cassidulinoides parkerianus, dan (H) Alveolophragmium subglobosum
Satuan batulempung-Sambipitu
Satuan ini tersusun oleh litologi berupa batulempung dengan struktur wavy, laminasi, dan masif,
batulanau dengan struktur laminasi, dan batupasir dengan struktur laminasi (Gambar 8). Berdasarkan
analisis fosil foraminifera bentos (Gambar 9), umur satuan ini adalah Miosen Tengah (N11-N13).
Lingkungan pengendapan satuan ini berada pada laut dangkal dengan kedalaman Neritik Tengah
(Blow, 1969).
Gambar 9. Fosil foraminifera bentos, (A) Pullenia bulloides, (B) Uvigerina canariensis, (C) Bolivina
subspinescences, (D) Pyrgo comata, (E) Clavulinoides aspera, (F) Bolivina semicostata, (G)
Orthomorphina jedlitschkai, dan (H) Amphistegina radiata
Gambar 11. Fosil foraminifera bentos, (A) Psedoclavulina humilis, (B) Cibicides praecinctus, (C)
Gaudryina pseudogaudryina, (D) Stilostomella fustuca, (E) Nodosaria radicula, (F) Tubinella funalis,
dan (G) Haplophragmoides canariesis
Satuan batugamping-Wonosari
Satuan ini disusun oleh litologi berupa kalsilutit, kalkarenit, kalsirudit, dan sisipan napal (Gambar 12
A). Pada kalsilutit terdapat struktur mega-cross bedding (Gambar 12 B) dan biotrubasi. Umur dari
satuan ini adalah Miosen Tengah (N14) – Miosen Akhir (N15). Berdasarkan analisis fosil foraminifera
bentos (Gambar 13), lingkungan pengendapan satuan ini berada pada back reef lagoon dengan
kedalaman Neritik Tepi – Tengah (Blow, 1969).
Gambar 12. (A) Batugamping sisipan napal-Wonosari dan (B) struktur mega crossbedding
Berdasarkan analisis penampang stratigrafi terukut dan hasil analisa fosil didapati adanya satuan
batugamping Wonosari yang secara kontak menjemari dengan satuan batupasir karbonatan Sambipitu
dengan umur Miosen Tengah - Miosen Akhir (N13-N15) pada kedalaman Neritik Tepi – Tengah
(Blow, 1969). Lingkungan pengendapan pada masa ini berada pada lingkungan laguna dapat dicirikan
oleh:
1. Fasies packstone dengan struktur perlapisan dan adanya bioturbasi dapat diinterpretasikan bahwa
lingkungan pengendapannya berada pada back reef lagoon.
5. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Lokasi penelitian terdiri atas 5 satuan batuan dari tua ke muda yaitu Satuan breksi Nglanggran,
Satuan batupasir Sambipitu, Satuan batulempung Sambipitu, Satuan batupasir karbonatan
Sambipitu, dan Satuan batugamping Wonosari.
2. Lingkungan pengendapan di lokasi penelitian terdiri atas 2 lingkungan pengendapan yaitu
lingkungan pengendapan darat dan laut.
3. Satuan breksi Nglanggeran diendapkan pada lingkungan darat yang berangsur berubah menjadi
lingkungan laut dengan fasies gunungapi proksimal – medial.
4. Satuan batupasir Sambipitu diendapkan pada laut dalam yaitu pada kipas bawah laut pada bagian
suprafan lobes of middle fan tipe channel smooth, outer fan, dan lobes of middle fan tipe smooth
portion dengan kedalaman batial tepi.
5. Satuan batugamping Wonosari diendapkan pada lingkungan laguna di bagian back reef lagoon dan
shelf margin.
Daftar Pustaka
[1] Husein Salahuddin dan Srijono. (2007). Tinjauan Geomorfologi Pegunungan Selatan
DIY/Jawa Tengah: Telaah Peran Faktor Endogenik dan Eksogenik dalam Proses
Pembentukan Pegunungan. Jurusan Teknik Geologi FT UGM.
[2] Husein, S. dan Srijono. (2010). Peta Geomorfologi Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta:
Jurusan Teknik Geologi FT UGM.
[3] Prasetyadi C., dkk. (2011). Pola dan Genesa Struktur Geologi Pegunungan Selatan, Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Sumber Daya Geologi, Vol.21
No.2 April 2011.
[4] Surono. (1992). Peta Geologi Skala 1:100.000 Lembar Surakarta-Giritontro. Bandung :Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi.
[5] Surono. (2009). Litostratigrafi Pegunungan Selatan Bagian Timur Daerah Istimewa Yogyakarta
dan Jawa Tengah. Jurnal Sumber Daya Geologi, Vol.19 No. 3 Juni 2009.
[6] Surono. (2009). Litostratigraphic and Sedimentological Significants of Deepening Marine
Sediments of The Sambipitu Formation Gunung Kidul Residence, Yogyakarta. Bandung: Pusat
Survey Geologi. Buletin Of The Marine Geologi, Vol. 26, No1