Sejarah Organisasi
Sejarah Organisasi
Sejarah Organisasi
1. Budi Utomo
Budi Utomo adalah organisasi pergerakan nasional yang muncul akibat kondisi
kehidupan yang sangat memprihatinkan sejak diberlakukannya politik etis karena
penduduk pribumi sudah bisa mengenyam pendidikan, namun masih terhalang
dana. Itulah yang membuat dr. Wahidin Sudirohusodo berusaha mengumpulkan
dana dengan cara propaganda keliling Pulau Jawa.
Ide itu kemudian diterima oleh dr. Sutomo yang saat iu sedang belajar di stovia
dan akhirnya pada 20 Mei 1908 ia dan rekan-rekannya mendirikan organisasi di
Jakarta bernama Budi Utomo.
Hari itu kemudian kita peringati sekarang sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
Kemunculan organisasi ini kemudian mengakibatkan respon dan reaksi dari
Belanda. Ada yang kurang setuju dari golongan priyayi, namun para bupati
ternyata sangat mendukung organisasi Budi Utomo.
2. Sarekat Islam
Sarekat Islam (SI) adalah perkumpulan para pedagang yang sebelumnya diberi
nama Sarekat Dagang Islam yang dipelopori oleh K.H. Samanhudi yang
merupakan seorang pengusaha batik dari kampung Lawean (Kolo).
Latar belakang munculnya organisasi ini diawali karena ingin mengimbangi agar
persaingan dapat diatasi saat menghadapi pedagang asing. Namun pada tahun
1912 Sarekat Dagang Islam ini berubah menjadi Sarekat Islam dibawah
kepemimpinan H.O.S Cokroaminoto yang beranggotakan semua kalangan
masyarakat yang beragama islam. Dari sinilah kemudia organisasi ini mulai
fokus pada masalh-masalah keagamaan.
Indische Partij adalah organisasi pergerakan nasional yang didirikan oleh Ernest
Eugene Francois Douwes Dekker atau dikenal juga dengan nama Dr. Danudirja
Setiabudi, dr. Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat atau populer kita
kenal dengan nama Ki Hajar Dewantara.
Pendiri organisasi ini kemudian dikenal dengan sebutan Tiga Serangkai yang
pada 25 Desember 191 membuat Indische Partij di Bandung. Organisasi ini
memiliki keistimewaan karena menjadi organisasi yang memiliki usia pendek
namun anggaran dasarnya dijadikan sebagai peletak dasar politik Indonesia
dengan status organisasi campuran antara orang asing dan pribumi.
4. Perhimpunan Indonesia
Perhimpunan Indonesia adalah organisasi pergerakan nasional yang awalnya
didirikan dengan nama Indische Vereeniging oleh Belanda pada tahun 1908 yakni
Soetan Kasajangan Soripada dan RM Noto Suroto. Namun pada tahun 1923,
organisasi ini justru berjuang dari jauh untuk mempelopori kemerdekaan untuk
Indonesia saat itu.
Selanjutnya pada tahun 1925 organisasi ini berubah nama menjadi Perhimpunan
Indonesia yang menunjukan identitas diri bangsa dan negara serta
menggantikan kata Hindia Belanda.
Partai Nasional Indonesia (PNI) adalah organisasi bentukan Ir. Soekarno pada 4
Juli 192 yang bergerak dalam bidang politik, ekonomi, dan sosial. Kemudian
setelah kongres 1928, keanggotaan PNI semakin meningkat. Hal inilah yang
membuat pemerintah Belanda khawatir. Akhirnya empat tokoh PNI, yakni
Soekarno, Gatot Mangkoepradja, Maskoen, dan Supradinata ditangkap dan
dihukum oleh pengadilan Bandung pada 29 Desember 1929.
7. Muhammadiyah
Gerakan Pemuda Seluruh Indonesia adalah organisasi yang muncul berkat titik
terang pengaruh adanya Budi Utomo yang membawa dampak bagi seluruh
pemuda yang ada di Indonesia. Tahun 1914 kemudian berdiri perkumpulan
Pasundan dengan tujuan mempertinggi derajat kesopanan, kecerdasan, dan
memperluas kesempatan kerja. Selanjutnya pada 16 Agustus 1927 dibentuklah
organisasi Persatuan Minahasa di bawah pimpinan dr. Tumbelaka dan Sam
ratulangi.
Taman Siswa adalah organisasi pergerakan nasional yang didirikan oleh Ki Hajar
Dewantara pada tahun 1922 yang bertujuan untuk memperbaiki sistem
pendidikan secara kultural yang diselenggarakan dengan baik.
Taman siswa menjadi tonggak penataan pengembangan pendidikan nasional
untuk sampai seperti saat ini. Organisasi ini dijalankan dengan demokratis dan
mengutamakan kepentingan rakyat Indonesia. Organisasi ini pulalah yang
meningkatkan kesadaran peran pendidikan nasional penting untuk mencapai
kemerdekaan. Taman siswa sempat mengancam pemerintah Belanda karena
pencegahan terhadap jalannya pendidikan menjadi terbatas.
Organisasi ini diketuai oleh Semaun pada Desember 1920. Hingga kemudian
pada 13 November 1926 partai ini melakukan pemberontakan di Jawa dan
Sumatera, namun tetap bisa dikalahkan oleh Kolonial Belanda.
Bersamaan dengan munculnya PKI ini juga lahir Marxisme Belanda di bawah
pimpinan Sneevliet. Pergerakan politik partai ini adalah organisasi politik yang
radikal,sehingga keberadaannya dilarang oleh pemerintah Belanda.
Namun Semaun, Darsono, dan Alin tetap diam-diam menjalankan aktivitas politik
organisasi ini.
Gerakan Wanita dipelopori oleh R.A Kartini yang ikut serta berjuang merebut
kemerdekaan. Idealisme organisasi ini kemudian dikenal dengan Emansipasi
wanita yang tumbuh dari lingkungan kebangsawanan Kartini.
Dari sinilah Kartini mulai merealisasikan ilmu yang ia pelajari dari barat untuk
memajukan pendidikan bagi kaum wanita. Maka munculah pergerakan dari kaum
wanita Indonesia.
Selain itu ada pula sekolah keutamaan Istri yang diselenggarakan oleh Raden
Dewi Sartika di daerah Pasundan dan berdiri pula organisasi kewanitaan
bernama Sopa Tresna di Yogyakarta.
Gerakan wanita ini kemudian semakin masif dan banyak bermunculan, seperti
Aisyiyah dari organisasi Muhammadiyah, Organisasi Kautamaan Istri
Minangkabau di Sumatera, dan organisasi De Gorontalo Sche
Mohammedaansche Vrouwen Vereeniging di Minahasa yang menjadi tonggak
lahirnya organisasi wanita yang membantu gerakan kebangkitan nasional.