Pergerakan Nasional
Pergerakan Nasional
Pergerakan Nasional
1
ketika pertarungan dengan Rusia, sehingga kesan Barat terhadap
Jepang semakin positif.
b. Pergerakan Kebangsaan India.
Untuk mengorganisir kaum pejuang pergerakan di India, dihimpun suatu
wadah yang bernama Partai Kongres yang berbentuk perjuangannya
sangat menarik perhatian bangsa Indonesia, karena selain sama-sama
sebagai bangsa terjajah oleh Eropa, gerakan swadesi yang sangat
besar pengaruhnya terhadap perjuangan rakyat Indonesia.
c. Pergerakan Nasional di Philipina.
Bangsa Philipina mengadakan pemberontakan yang luar biasa terhadap
bangsa Spanyol yang menjajah Philipina. Dan Philipina merdeka
dengan sistem kenegaraan berbentuk Republik.
d. Pergerakan Nasional Tiongkok (Cina).
Republik Tiongkok sangat berpengaruh terhadap orang-orang Cina di
Indonesia. Secara tidak langsung harus mengubah gaya hidupnya yang
masih kolot. Hal ini merangsang pergerakan Indonesia untuk cepat
membangun tanah airnya ke arah kemajuan dan kemerdekaan.
2
Bertemunya dr. Wahidin Soedirohoesodo dengan pemuda Stovania,
Jakarta pada akhir tahun 1907, keduanya mempunyai gagasan yang sama dan
semakin mendorong keinginan untuk melaksanakan cita-cita tersebut yang
sesungguhnya sudah mulai bersemi dalam pikiran pelajar Stovania. Kemudian
pada bulan Mei 1907 di gedung perguruan-Stovania, dibentuklah organisasi
modern pertama di kalangan bangsa Indonesia yang diberi nama BOEDI
OETOMO dengan ketuanya Soetomo. Tujuan organisasi ini adalah untuk
kemajuan Hindia dan jangkauan geraknya sangat terbebas pada Jawa dan
Madura. Cabang Boedi Oetomo berdiri di Jakarta, Bogor, Bandung, Magelang,
Yogyakarta, Surabaya dan Probolinggo.
Boedi Oetomo melakukan kongres pertama di Yogyakarta pada bulan
Oktober 1908, dan diambil keputusan :
1. Boedi Oetomo tidak ikut mengadakan kegiatan politik.
2. Kegiatan utama ditujukan untuk bidang pendidikan dan budaya.
3. Ruang gerak terbatas hanya pada daerah Jawa dan Madura.
Munculnya Syarekat Islam yang didirikan pada tahun 1911 di Solo oleh H.
Samanhudi dimaksudkan membela kepentingan pedagang-pedagang Indonesia
dari ancaman pedagang Cina. Namun kenyataannya Syarekat Islam lebih luas
dari maksud semula dan seolah-olah merupakan suatu isyarat bagi orang-orang
muslim untuk memulai suatu gerakan untuk melawan semua ketidakadilan yang
3
menimpa rakyat Indonesia baik yang datang dari saudagar-saudagar Cina
maupun pemerintah kolonialis bahkan dari bangsa sendiri yang berkhianat.
Kongres Syarikat Islam pertama kali diadakan pada bulan Januari 1913 di
Surabaya, dan H. Oemar Said Tjokroaminoto terpilih sebagai ketua Syarekat
Islam dan Surabaya ditetapkan sebagai pusat kedudukan Syarekat Islam. Tujuan
Syarekat Islam adalah sebagai berikut :
1. Mengembangkan jiwa dagang .
2. Membantu anggota-anggota yang mengalami kesulitan dalam bidang usaha.
3. Memajukan pengajaran dan semua usaha yang mempercepat derajat rakyat.
4. Memperbaiki pendapat-pendapat keliru tentang agama Islam.
5. Hidup menurut perintah agama.
4
Indische menjadi partai politik pertama di Indonesia yang dalam kurun
waktu singkat mempunyai 30 cabang dengan anggota lebih kurang 7000 orang
kebanyakan orang Indonesia. Sehingga permohonan yang diajukan kepada
Pemerintah untuk mendapat pengakuan sebagai badan hukum pada bulan Maret
1913 ditolak dengan alasan organisasi ini bersifat politik dan mengancam hendak
merusak keamanan umum.
Masa Radikal
Pengaruh Perang Dunia I yang meletus pada tahun 1914 terasa sampai
Indonesia. Boedi Oetomo mengetengahkan pentingnya pertahanan sendiri untuk
menghadapi kemungkinan bahaya intervensi uang asing. Kemudian Boedi
Oetomo mengeluarkan gagasan wajib militer bagi penduduk Indonesia yang
harus diputuskan dalam parlemen yang berhak membuat Undang-undang.
5
Tahun 1915 di Surabaya didirikan Central Syarekat Islam (CSI).
Tugasnya membantu Syarekat Islam daerah ke arah kemajuan dan mengatur
kerjasama antar Syarekat Islam daerah.
Pada bulan Juni 1916 di Bandung diadakan suatu kongres nasional
Syarekat Islam. Dalam kongres ini secara resmi dipergunakan bahasa Melayu.
Sedangkan pada kongres II di Jakarta menghendaki dirubah volksraad menjadi
parlemem sejati. Sebagian kecil pimpinan Syarekat Islam menolak ikut serta
dalam volsraad karena menganggap volksraad hanyalah sebagai alat kaum
kapitalis untuk mengelabuhi rakyat.
Kaum sosilis kiri yang bergabung dalam INDISCHE SOCIAL
VEREENIGING (ISDV) didirikan tahun 1914, yang dipimpin oleh H.J.F.M.
Sneevliet, berhasil menyusup kesyarekat Islam oleh karena tujuannya
bersamaan yaitu membela rakyat kecil dan menentang kapitalisme tetapi dengan
cara berbeda, mereka berhasil mempengaruhi tokoh-tokoh Syarekat Islam antara
lain Semaun, Darsono, Tan Malaka dan Alimin Prawirodirjo. Yang menyebabkan
ISDV melakukan infiltrasi ke dalam tubuh Syarekat Islam karena CSI sebagai
badan koordinasi pusat kekuasaannya masih sangat lemah, tiap cabang
Syarekat Islam berdiri sendiri secara bebas, para pemimpin lokal yang kuat
mempunyai pengaruh yang menentukan di Syarekat Islam cabang, kondisi
kepartaian waktu itu memungkinkan orang untuk menjadi anggota sekaligus 2
partai.
Dengan cara demikian, beberapa pemimpin muda Syarekat Islam juga
menjadi pemimpin di ISDV, terutama syarekat Islam cabang Semarang. Oleh
sebab itu orientasi Syarekat Islam Semarang di bawah pengaruh ISDV mereka
menjadi lawan CSI yang dipimpin oleh HOS Cokroaminoto. Sejak itu Syarekat
Islam Semarang berhasil dibawa ke arah komunis Rusia.
6
Indonesia. Maka pada bulan November 1919 dibentuklah komisi peninjauan
kembali.
A. PERGERAKAN NON-KOOPERATIF
Proses radikalisasi yang terjadi di Indonesia antara lain disebabkan
oleh timbulnya krisis ekonomi tahun 1921 dan krisis perusahaan gula tahun
1918, penggantian Kepala Pemerintahan dengan Gubernur Jendral Foek
yang bersikap reaksioner, kebijaksanaan politiknya sangat mengabaikan
rakyat yang sedang berkembang.
Sikap radikal tersebut ditandai dengan taktik non-kooperasi dari pihak
partai politik. Jadi dalam memperjuangkan cita-citanya, mereka tidak mau
bekerjasama dengan pemerintah Belanda. Semula hal untuk mempercepat
cita-cita yang diusahakan sendiri, antara lain memperkokoh persatuan
nasional memajukan pendidikan, meningkatkan kegiatan sosial untuk
mensejahterakan rakyat. Mereka juga tidak mau memasuki dewan
perwakilan rakyat yang dibentuk pemerintah kolonial baik daerah maupun
pusat.
B. PERGERAKAN KOOPERASI.
Setelah PNI dibubarkan maka berdiri Partindo (Partai Rakyat
Indonesia) yang diketuai oleh Mr. Sartono. Tujuannya tetap yaitu mencapai
Indonesia Merdeka. Anggota-anggota yang tidak menyetujui Partindo,
mereka mendirikan partai baru yaitu PENDIDIKAN NASIONAL INDONESIA
(PNI BARU) dibawah pimpinan Moh. Hatta. Kegiatan kedua partai tersebut
membuat pemerintah Belanda khawatir dan akhirnya membuang pimpinan-
pimpinan PNI-BARU dan PARTINDO.
Dibentuknya partai baru yaitu Partai Indonesia Raya (PARINRA),
yang merupakan hasil gabungan antara Boedi Oetomo dan Persatuan
Bangsa Indonesia (PBI) tanggal 26 Desember 1935 di Solo yang diketuai
7
oleh Dr. Soetomo dengan Surabaya sebagai pusatnya. Parinra bersifat
netral, oleh karena itu Parinra mempunyai wakil di Volksraad dan mengambil
sikap sesuai dengan situasi sidang. Parinra berusaha memajukan kaum tani
dengan mendirikan rukun tani membentuk syarekat-syarekat kerja serta
mendirikan BANK NASIONAL INDONESIA.
C. PERJUANGAN DI VOLKSRAAD
Dengan ditangkapnya pemimpin-pemimpin PNI dan dibentuknya
Vanderlandse Club, maka dibentuk reaksi baru yang didirikan di Jakarta
(1930) yang beranggotakan 10 orang yang mewakili Jawa, Sumatera, dan
Kalimantan. Tujuannya tetap untuk mencapai Indonesia Merdeka, Nasional
dalam waktu sesingkat-singkatnya dengan mengusahakan perubahan
ketatanegaraan, berusaha menghapus perbedaan-perbedaan politik,
ekonomi, intelektual sebagai antithesa kolonial.
Usaha tersebut diwujudkan dengan keluarnya PETISI SOETARDJO
pada bulan Juli di sidang Volksraad yang berisi :
1. Volksraad dijadikan parlemen sesungguhnya.
2. Dibentuknya Dewan Kerajaan (Rijksraad) sebagai badan tinggi antara
Negeri Belanda dengan Indonesia.
3. Penduduk Indonesia adalah orang-orang yang karena keahlian, asal-
usul dan cita-citanya memihak Indonesia.
8
bangsa-bangsa Asia dari penjajahan bangsa Barat” dengan demikian berakhirlah
masa penjajahan Belanda di Indonesia.