Makalah Geografi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH GEOGRAFI

“HIDROSFER”

Guru pembimbing : Zetro Situmorang S.Pd

Disusun oleh
Kelas X MB 5, Kelompok 4
Eclesia
Farrel
Gabriella
Nicholas
Rafael
Rezon

1
SMAS SANTO THOMAS 1 MEDAN
Kata Pengantar

Segala puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat-Nya kita dapat menyusun makalah ini dengan judul
“Hidrosfer”. Makalah ini disusun sebagai salah satu bentuk kajian mengenai
peran hidrosfer dalam kehidupan di bumi ini.

Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Kami mengucapkan terima kasih
kepada guru pembimbing yang telah memberikan arahan dan masukan, serta
kepada teman-teman yang memberikan saran untuk pembuatan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih dalam


mengenai peran hidrosfer dalam geografi, serta menjadi kontribusi kecil
dalam upaya pemahaman dan pelestarian lingkungan hidup. Akhir kata,
kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan
demi perbaikan di masa yang akan datang. Hormat kami kelompok 2
(Eclesia, Farrel, Gabriella, Nicholas, Rafael, Rezon)

Medan, 11 Januari 2024

Kelompok 4

i
BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Hidrosfer mencakup segala bentuk air di permukaan dan dalam atmosfer,
mempunyai peran dalam membentuk kondisi lingkungan yang beragam. Perubahan
iklim global, pemanasan global, dan pola-pola curah hujan yang tidak teratur
menimbulkan tantangan serius terhadap keberlanjutan hidrosfer dan dampaknya
terhadap kehidupan di berbagai wilayah.

II. Rumusan Masalah


Apa itu siklus air?
Bagaimana siklus air terjadi?
Bagaimana klasifikasi laut, Sungai, dan danau?

III. Tujuan
Untuk mengetahui bagian-bagian dari hidrosfer, apa saja yang ada dalam lingkup
hidrosfer, serta untuk menjaga kelestarian air yang ada dibumi ini.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Siklus Air
Siklus air menjadi salah satu hal penting yang berada didalam lingkup hidrosfer.
Siklus air adalah gerakan sirkulasi akan terbentuknya air di planet bumi. Siklus air
terjadi karena air laut yang menguap ke atmosfer lalu turun kembali ke bumi.
Proses terjadinya siklus air juga bukan sembarang, ada beberapa proses atau
tahapan yang dilalui sampai air kembali lagi ke bumi. Berikut proses terjadinya
siklus air:
A. Evaporasi, tahap dimana perubahan air dari bentuk yang awalnya cair menjadi
bentuk gas.
B. Kondensasi, suatu proses yang mengubah air dari bentuk gas menjadi bentuk
cair.
C. Awan, kumpulan titik-titik air atau es dengan jumlah yang banyak yang
merupakan hasil dari kondensasi
D. Presipitasi, air jatuh ke permukaan bumi, dan mengisi sungai, danau, dan
lautan.
E. Infiltrasi, air yang mencapai permukaan bumi akan meresap ke dalam tanah.
F. Limpasan, proses dimana air tidak meresap ke dalam tanah, melainkan
mengalir di tanah. Air ini akan mengumpul di sungai dan kemudian mengalir
menuju ke sungai yang lebih besar.
G. Transpirasi, proses tumbuhan menyerap air melalui akar dan mengeluarkan
uap air melalui stomata pada daun.

Selain dari proses siklus air, ternyata siklus air juga memiliki jenis-jenis yang
beragam. Berikut jenis-jenis dari siklus air:
1. Siklus Pendek
Siklus air yang diawali dari evaporasi air laut ke atmosfer. Uap air akan mengalami
kondensasi dalam ketinggian tertentu hingga membentuk awan. Awan yang tidak
kuat dengan beban air akan mengalami presipitasi lalu turunlah hujan air yang
jatuh kembali ke laut. Secara singkat, siklus pendek adalah siklus air yang terjadi
dilaut lalu kembali juga ke laut.

2. Siklus Sedang
Saat air laut menguap, uap air terbawa angin ke daratan dan di ketinggian tertentu
uap akan mengalami proses kondensasi menjadi awan dan muncul hujan yang
jatuh di daratan. Air akan meresap ke tanah, dan air yang tidak meresap kembali
ke laut.
3. Siklus Panjang
Siklus panjang diawali dengan evaporasi dan kondensasi air laut. Awan yang
terbentuk dibawa oleh angin ke tempat yang lebih tinggi di area daratan. Awan
yang terbentuk tadi bergabung dengan uap air yang berasal dari evaporasi danau
dan sungai serta transpirasi tumbuhan. Karena dipengaruhi oleh ketinggian tempat,
uap air mengenai lapisan udara dingin dan berubah menjadi salju sehingga
terjadilah hujan salju saat musim dingin dan juga membentuk bongkahan es di
pegunungan tinggi.

Bongkahan es di pegunungan akan meluncur ke tempat lebih rendah akibat gaya


gravitasi. Bongkahan es yang meluncur karena gaya gravitasi ini disebut gletser.

- Hujan Es
Ada fenomena unik yang terjadi dalam siklus air ini, yaitu hujan es. Hujan es
terjadi akibat pembekuan pada proses kondensasi. Proses kondensasi adalah saat
uap air berubah menjadi partikel-partikel es yang dipengaruhi oleh suhu udara
rendah di ketinggian. Hujan es juga banyak terjadi di daerah dataran tinggi. Hujan
es memiliki waktu yang singkat sekitar 10-15 menit dan biasanya terjadi di siang
atau sore hari.
2. Laut
Laut adalah kumpulan air asin yang sangat luas yang memisahkan benua yang satu
dengan benua yang lainnya, dan juga memisahkan pulau yang satu dengan yang
lainnya. Laut meliputi selat, teluk, dan samudra. Negara kita adalah salah satu
negara yang memiliki luas laut yang besar. Berdasarkan hasil konvensi Hukum
Laut Internasional atau United Nation Convention on the Law of the sea
(UNCLOS) pada tanggal 10 Desember 1982, luas wilayah laut Indonesia mencapai
3.257.357 dengan batas wilayah laut/territorial dari garis dasar kontinen sejauh 12
mil diukur dari garis dasar, sedangkan luas daratannya mencapai 1.919.443 km².
Secara menyeluruh, luas wilayah lautan dan daratan mencapai 5.176.800 km². Laut
juga memiliki beragam klasifikasi, berikut ini klasifikasi laut berdasarkan kriteria
tertentu.

- Klasifikasi Laut Berdasarkan Proses Terjadi


A) Laut Trangresi
Laut Transgresi adalah laut yang terjadi karena genangan air laut terhadap daratan
akibat kenaikan tinggi permukaan air laut yang mencapai kurang lebih 70 m pada
zaman es. Contoh laut transgresi yaitu Laut Jawa, Laut Sahul, dan Laut Arafuru.
B) Laut Ingresi
Laut Ingresi adalah laut yang terjadi karena dasar laut mengalami gerak menurun,
dapat berupa palung laut atau lubuk laut. Contoh laut ingresi adalah Laut Banda,
Laut Flores, Laut Sulawesi dan Laut Maluku.

C) Laut Regresi
Laut Regresi yaitu laut yang menyempit pada waktu zaman es, terjadi penurunan
permukaan air laut. Dangkalan Sunda dan dangkalan Sahul pada zaman glasial
merupakan daratan. Dangkalan Sunda merupakan bagian dari Benua Asia,
sedangkan dangkalan Sahul merupakan bagian dari Benua Australia. Pada waktu
air surut ada bagian dari laut yang masih merupakan laut karena dalamnya, laut
inilah yang dinamakan laut regresi. Contoh laut regresi adalah Laut Banda dan
Selat Makassar.
- Klasifikasi Laut berdasarkan Letaknya
A) Laut Tepi
Laut tepi adalah laut yang terletak di pinggir benua. Contoh: Laut Bering yang
dipisahkan oleh kepulauan Aleut, Laut Jepang yang dipisahkan Kepulauan Jepang,
Laut Koral di sebelah timur Australia, dan Laut Cina Selatan yang dipisahkan oleh
Kepulauan Indonesia dan Filipina.

B) Laut Pertengahan
Laut pertengahan. Laut pertengahan merupakan laut yang terletak di antara dua
benua atau lebih. Contoh: Laut Tengah, Laut Merah, dan laut-laut di Indonesia
yang terletak di antara Benua Asia

C) Laut Pedalaman
Laut pedalaman. Laut pedalaman merupakan laut yang hampir seluruhnya
dikelilingi oleh daratan. Contoh: Laut Hitam, Laut Kaspia, dan Laut Mati.
- Klasifikasi Laut Berdasarkan Kedalamannya

A) Zona litoral (pesisir), yaitu daerah pantai yang terletak di antara garis pasang
naik dan pasang surut.

B) Zona neritik (laut dangkal), dengan ketentuan:


a) Bagian dasar laut sampai kedalaman 200 m.
b) Sinar matahari masih tembus ke dasar laut.
c) Pada zona ini banyak binatang dan tumbuhan laut sehingga zona ini penting
artinya bagi kehidupan manusia.
d) Zona ini meliputi Landas Kontinen Sunda, seperti Laut Jawa, Laut Natuna, Selat
Karimata, Selat Malaka, dan Landas Kontinen Sahul yaitu Laut Arafuru.

C) Zona Batial (wilayah laut dalam), dengan ketentuan sebagai berikut.


a) Kedalamannya antara 200–2000 m.
b) Sinar matahari sudah tidak tembus sampai ke dasar laut, karena itu tumbuh-
tumbuhan laut jumlahnya terbatas demikian juga binatang-binatang lautnya.
D) Zona Abissal (wilayah laut sangat dalam), dengan ketentuan sebagai berikut.
a) Kedalamannya antara 2000–5000 m.
b) Tekanan airnya sangat besar.
c) Suhu sangat rendah.
d) Tidak terdapat tumbuhan laut.
e) Binatang laut sangat terbatas.

- Klasifikasi Laut Berdasarkan Wilayah Kekuasaan

A) Laut Teritorial
Laut teritorial. Batas laut teritorial adalah suatu batas laut yang ditarik dari sebuah
garis dasar dengan jarak 12 mil ke arah laut.

B) Laut Landas Kontinen


Landas kontinen adalah dasar laut yang jika dilihat dari segi geologi maupun
geomorfologinya merupakan kelanjutan dari kontinen atau benua. Kedalaman
landas kontinen tidak lebih dari 150 meter. Batas landas kontinen diukur mulai
dari garis dasar pantai ke arah luar dengan jarak paling jauh adalah 200 mil.
C) Zona Ekonomi Eksklusif
Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) adalah wilayah laut sejauh 200 mil dari pulau
terluar saat air surut. Pada zona ini Indonesia memiliki hak untuk segala kegiatan
eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam permukaan laut, di dasar laut, dan di
bawah laut serta mengadakan penelitian sumber daya hayati maupun sumber daya
laut lainnya.

Selain dari klasifikasi laut, ada beberapa hal lagi yang akan kita lihat dari laut,
salah satunya adalah dinamika laut. Berikut penjelasan dinamika laut:

o Dinamika Laut
Seperti yang kita ketahui bahwa laut adalah bagian bumi yang ditutupi dengan air
yang berkadar garam tinggi. Laut juga memegang peranan penting dalam siklus air
dibumi ini. Dinamika laut adalah pergerakan air laut. Faktor-faktor yang
menyebabkan dinamika laut yaitu gelombang, arus, dan dan pasang surut air laut.
Adanya pergerakan ini menjadikan karakteristik dinamika perairan laut. Berikut
karakteristik dinamika laut:
1. Warna Air Laut
Sinar matahari dan zat larutan serta organisme laut memengaruhi warna laut. Pada
umumnya manusia melihat air laut berwarna biru. Padahal air laut yang berwarna
biru karena pantulan cahaya biru dari langit. Contoh lain adalah Laut Merah, pada
nyatanya Laut Merah berwarna merah berasal dari tanaman ganggang merah dalam
air laut yang terkena sinar matahari dan memantulkan cahayanya.
2. Suhu Air Laut
Suhu air laut pada laut dunia yaitu 17,4 derajat Celcius. Organisme yang berada di
dalam air laut bisa memengaruhi suhu air laut. Sinar matahari tidak bisa
menjangkau laut dalam sehingga memiliki suhu air laut yang lebih dingin.
3. Kadar Air Laut
Kadar garam tersebut dari kadar mineral yang berasal dari tanah dan batuan. Laut
normalnya berkadar garam 3,5%. Namun, ada beberapa laut yang memiliki kadar
garam berbeda-beda. Penyebab kadar garam di laut berbeda-beda, yaitu:
1. Arus air laut yang mengalir ke daerah lain.
2. Banyaknya curah hujan sehingga memngaruhi kadar garam.
3. Semakin tinggi penguapan air laut membuat kadar garam semakin tinggi.
4. Banyaknya cairan es yang masuk ke dalam laut.
5. Air tawar yang masuk ke laut

o Sumber Daya Laut Indonesia


Laut sebagai aset nasional, memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia.
Seperti sebagai jalur transportasi, sumber bahan makanan, sumber energi dan
pertambangan, kawasan perdagangan, hingga wilayah pertahanan keamanan.
Sumber daya laut Indonesia tidak hanya berupa ikan, tetapi juga bahan tambang
dan lain-lain. Berikut potensi sumber daya laut di Indonesia :
1. Perikanan Tangkap dan Perikanan Budi Daya
Sumber daya perikanan adalah potensi sumber daya laut yang paling besar di
Indonesia. Laut Indonesia memiliki angka potensi lestari yang besar, artinya
memungkinkan untuk ikan beregenerasi sehingga jumlah ikan yang ditangkap
tidak mengurangi populasinya. Rakyat Indonesia juga banyak yang memanfaatkan
sumber daya ala mini sebagai mata pencaharian. Indonesia juga dikenal sebagai
salah satu penghasil ikan terbesar di dunia.
2. Hutan Mangrove
Menurut data UNESCO, hutan bakau di Indonesia mencapai angka 3.617.000
hektar. Dengan wilayah yang luas, hutan bakau sebagai potensi sumber daya laut
Indonesia mempunyai fungsi ekologis dan ekonomis. Fungsi ekologisnya yaitu
sebagai habitat binatang laut untuk berlindung, berkembang biak, dan mencari
makan. Selain itu, untuk melindungi pantai dari abrasi air laut.
3. Terumbu Karang
Terumbu karang adalah batuan sedimen kapur di laut yang terbentuk dari kapur,
dan sebagian besar dihasilkan oleh koral (binatang yang menghasilkan kapur untuk
kerangka tubuhnya). Jika ribuan koral membentuk koloni, koral-koral itu akan
membentuk karang. Indonesia adalah negara dengan jumlah terumbu karang
terluas di dunia. Luasnya mencapai 284,3 ribu km2 atau setara dengan 18%
terumbu karang yang ada di dunia.

4. Pertambangan dan Energi


Potensi sumber daya mineral kelautan tersebar di seluruh wilayah perairan
Indonesia. Sumber daya mineral ini diantaranya minyak dan gas bumi, timah, emas
dan perak, pasir kuarsa, monasit dan zirkon, pasir besi, agregat bahan konstruksi,
posporit, kromit, dan masih banyak lagi yang lainnya.
5. Padang Lamun
Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga (Spermatophyta) yang sudah
menyesuaikan diri untuk hidup di bawah permukaan air. Lamun hidup di perairan
dangkal agak berpasir, sering juga ditemukan di ekosistem terumbu karang. Lamun
membentuk padang yang luas dan lebat di dasar laut yang masih terjangkau oleh
cahaya matahari.
6. Pariwisata Bahari
Potensi sumber daya laut dan keanekaragaman flora dan fauna di Indonesia dapat
dikembangkan menjadi komoditas pariwisata. Seperti wisata bisnis, wisata pantai,
wisata budaya, wisata pesiar, wisata alam, dan wisata olahraga.

- Samudera
Samudera itu bagian laut atau tidak? Samudera itu apa? Jadi, Samudra terbentuk
karena proses geologis, seperti pergerakan lempeng tektonik yang menciptakan
cekungan samudra di permukaan bumi. Ini memungkinkan air untuk mengisi area
tersebut, membentuk samudra yang luas seperti Samudra Pasifik, Atlantik, dan
Hindia.
Kata samudra sendiri berasal dari bahasa sansekerta yang berarti laut. Dilansir dari
The Free Dictionary, samudera merupakan seluruh wadah air asing yang mencakup
air sekitar lebih dari 70 persen yang ada di permukaan bumi.
Dilansir dari Mengenal Hidrosfer (2016), samudera adalah sekumpulan air yang
sangat luas di permukaan bumi, memisahkan atau menghubungan benua atau pulau
dengan benua atau pulau lainnya. Sementara samudra adalah bentangan air asin
yang menutupi cekungan yang sangat luas.

3. Sungai
Sungai adalah bagian permukaan bumi yang letaknya lebih rendah dari tanah di
sekitarnya dan menjadi tempat mengalirnya air menuju ke laut, danau, rawa atau
ke sungai yang lain. Aliran air sungai merupakan sumber utama bagi setiap
makhluk untuk dapat bertahan hidup. Sungai memberi manfaat luar biasa bagi
kehidupan, seperti irigasi, sumber air, pembangkit listrik, dan transportasi. Sama
seperti laut, sungai juga memiliki klasifikasi. Berikut klasifikasi sungai:

- Klasifikasi Sungai Berdasarkan Sumber Air


A) Sungai Hujan
Sungai hujan adalah sungai yang airnya berasal dari air hujan atau sumber mata air.
Contohnya sungai-sungai yang ada di pulau Jawa dan Nusa Tenggara.
B) Sungai Gletser
Sungai gletser adalah sungai yang airnya berasal dari pencairan es. Contohnya
Sungai Mamberamo di Papua.
C) Sungai Campuran
Sungai campuran adalah sungai yang airnya berasal dari pencairan es (gletser), dari
hujan, dan dari sumber mata air. Contoh sungai jenis ini adalah Sungai Digul.

- Klasifikasi Sungai Berdasarkan Debit Airnya


A) Sungai Permanen
Sungai permanen adalah sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif tetap.
Contoh sungai jenis ini ialah Sungai Kapuas, Kahayan, Barito, dan Mahakam di
Kalimantan. Sungai Musi, Batanghari, dan Indragiri di Sumatra.
B) Sungai Periodik
Sungai periodik adalah sungai yang pada waktu musim hujan airnya banyak,
sedangkan pada musim kemarau airnya kecil. Contoh sungai jenis ini banyak
terdapat di pulau Jawa, misalnya Sungai Bengawan Solo dan Sungai Opak di Jawa
Tengah.

C) Sungai Episodik
Sungai episodik adalah sungai yang pada musim kemarau airnya kering dan pada
musim hujan airnya banyak. Contoh sungai jenis ini adalah Sungai Kalada di Pulau
Sumba.
D) Sungai Ephemeral
Sungai ephemeral adalah sungai yang ada airnya hanya pada saat musim hujan.

- Klasifikasi Sungai Berdasarkan Asal Kejadian


A) Sungai Konsekuen
Sungai konsekuen adalah sungai yang airnya mengalir mengikuti arah lereng awal.
B) Sungai Subsekuen
Sungai subsekuen atau strike valley adalah sungai yang aliran airnya mengikuti
strike batuan
C) Sungai Obsekuen
Sungai obsekuen adalah sungai yang aliran airnya berlawanan arah dengan sungai
konsekuen atau berlawanan arah dengan kemiringan lapisan batuan serta bermuara
di sungai subsekuen.
D) Sungai Resekuen
Sungai resekuen adalah sungai yang airnya mengalir mengikuti arah kemiringan
lapisan batuan dan bermuara di sungai subsekuen.
E) Sungai Insekuen
Sungai insekuen adalah sungai yang mengalir tanpa dikontrol oleh litologi maupun
struktur geologi.

- Klasifikasi Sungai Berdasarkan Struktur Geologi


A) Sungai Anteseden
Sungai anteseden adalah sungai yang tetap mempertahankan arah aliran airnya,
walaupun ada struktur geologi (batuan) yang melintang.
B) Sungai Superposed
Sungai superposed adalah sungai yang melintang, struktur dan prosesnya
dibimbing oleh lapisan batuan yang menutupinya.

- Klasifikasi Sungai Berdasarkan Pola Aliran

A) Radial sentrifugal
Radial sentrifugal adalah pola aliran yang menyebar meninggalkan pusatnya. Pola
aliran ini terdapat di daerah gunung yang berbentuk kerucut.)
B) Radial sentripetal
Radial sentripetal adalah pola aliran yang mengumpul menuju ke pusat. Pola ini
terdapat di daerah basin (cekungan).
C) Dendritik
Dendritik adalah pola aliran yang tidak teratur. Pola alirannya seperti pohon, di
mana sungai induk memperoleh aliran dari anak sungainya. Jenis ini biasanya
terdapat di daerah datar atau daerah dataran pantai.
D) Trellis
Trellis adalah pola aliran yang menyirip seperti daun.

E) Rektangular
Rektangular adalah pola aliran yang membentuk sudut siku-siku atau hampir siku-
siku 90°.
F) Pinate
Pinate adalah pola aliran di mana muara-muara anak sungainya membentuk sudut
lancip.
G) Anular
Anular adalah pola aliran sungai yang membentuk lingkaran.

3. Danau
Danau adalah suatu wilayah yang berbentuk cekungan besar di permukaan bumi
yang terisi oleh air, baik itu air tawar atau air asin, dan dikelilingi oleh daratan.
Sumber air di dalam danau dapat berasal dari mata air bawah tanah, air sungai, air
hujan, atau kombinasi ketiganya. Terdapat dua jenis danau, yaitu danau yang
terbentuk secara alami dan buatan oleh manusia yang biasa disebut dengan waduk.
Danau yang terbentuk secara alami dapat tercipta melalui proses vulkanis atau
ketika gletser mencair. Sama seperti Sungai dan laut, danau juga memiliki
klasifikasi, berikut klasifikasi danau.

- Klasifikasi Danau Berdasarkan Proses Terjadinya


A) Danau Buatan
Danau buatan adalah danau yang secara sengaja dibuat oleh manusia untuk tujuan
tertentu, misalnya memenuhi kebutuhan pertanian, perikanan darat, air minum,
lokasi wisata, dan lain sebagainya. Contoh: Waduk Gajah mungkur, Waduk
Cacaban.
B) Danau Tektonik
Danau tektonik Danau tektonik yaitu danau yang terjadi akibat penurunan pada
permukaan bumi karena adanya pergeseran atau patahan yang amat luas sehingga
berisi air. Contohnya adalah Danau Toba.

C) Danau karst
Danau Karst adalah danau yang terbentuk akibat pelarutan tanah kapur. Contoh
Danau Karst adalah danau kapur.
D) Danau tektovulkanik
Danau Tektovulkanik danau yang terbentuk akibat adanya percampuran aktivitas
tektonisme dan vulkanisme. Contoh Danau Tektovulanik yaitu Danau Batur.

- Manfaat Danau
1. Untuk irigasi pengairan sawah, ternak, serta kebun
2. Sebagai obyek pariwisata yang dapat meningkatkan ekonomi
3. Penggerak PLTA atau pembangkit listrik tenaga air
4. Tempat usaha perikanan darat
5. Sumber penyediaan air bagi makhluk hidup
6. Sebagai pengendali banjir dan erosi Dapat djadikan sebagai sarana olahraga air,
seperti dayung, perahu boat, memancing, gantole dan lain-lain.
BAB III

PENUTUP

Dalam penulisan makalah ini, kita telah menjelajahi dan mendalami berbagai aspek
yang berkaitan dengan hidrosfer, yaitu lapisan air yang meliputi permukaan Bumi.
Hidrosfer memegang peran penting dalam menjaga kehidupan di planet ini dan
memiliki dampak yang signifikan terhadap lingkungan, iklim, dan keberlanjutan
ekosistem.

Dalam menggali pemahaman mengenai hidrosfer, kita telah membahas siklus air,
peran air dalam ekosistem, dan manfaat serta sumber daya yang ada didalam setiap
komponen hidrosfer. Kesadaran akan pentingnya konservasi sumber daya air,
perlindungan ekosistem perairan, dan upaya memitigasi dampak perubahan iklim
menjadi kunci untuk memastikan kelangsungan hidup hidrosfer dan keberlanjutan
kehidupan di Bumi.

Kita sebagai generasi muda, hendaknya menjaga kelestarian air yang ada disekitar
kita. Agar kita dapat hidup dengan sehat tanpa kekurangan suatu apapun. Karena
sumber daya yang ada di dalam air itu sangat penting bagi kelangsungan hidup
manusia.

Sebagai penutup, mari bersama-sama mengusahakan bagaimana kita dapat


berperan aktif dalam melestarikan hidrosfer sebagai warisan berharga bagi generasi
mendatang. Keberlanjutan hidrosfer adalah tugas bersama kita sebagai warga
Bumi, dan dengan upaya kolektif, kita dapat menciptakan masa depan yang
berkelanjutan dan seimbang bagi seluruh makhluk hidup di planet ini.

Anda mungkin juga menyukai