Pembelajaran Berpusat Kepada Murid
Pembelajaran Berpusat Kepada Murid
Pembelajaran Berpusat Kepada Murid
dan emosional
Pembelajaran pada modul 2 ini merupakan pembelajaran yang paling berkesan dan
memberikan begitu banyak pengetahuan baru bagi saya. Dimana pengetahuan tersebut
membuat saya semakin memantapkan persiapan dan bekal untuk menjadi seorang pemimpin
Begitu beragamnya tantangan dan kendala yang saya lalui ketika mempelajari
rangkaian modul ini, namun saya tetap memantapkan niat untuk bisa mempelajari dan
menuntaskan modul ini samapai selesai. Dan Alhamdulillah, saya merasa senang dan bangga
karena diri saya mampu menyelesaikan dan mempelajari materi yang disediakan.
Pada modul coaching untuk supervisi akademik, saya sudah memahami bahwa coaching
merupakan sebuah proses kolaboratif yang memuat unsur kemitraan yang berfokus pada
solusi, berorientasi pada hasil dimana seorang coach memfasilitasi peningkatan atas
yang dimiliki oleh sesuai sehingga potensi yang dimiliki ini bisa dimaksimalkan. Proses
coaching ini sejalan dengan filosofi KHD bahwa tugas mendidik untuk seorang guru adalah
memberikan tuntunan atau arahan sehingga seorang murid mampu mencapai kebahagian
lahir dan batinnya baik sebagai manusia pribadi maupun anggota masyarakat. Dengan
menerapkan coaching berarti seorang guru menjadikan dirinya sebagai seorang pamong
Sebelum mempelajari modul ini, saya berpikir bahwa guru adalah orang yang
bertugas memberikan informasi terkait kompetensi yang ingin dicapai sesuai dengan
target kurikulum, namun ternyata memposisikan diri sebagai sang serba tahu menjadikan
kita mengabaikan banyak hal yang ada pada diri murid terutama memaknai keberagaman
perbedaan dan keunikan dimiliki yang otomatis menentukan perbedaan potensi yang akan
dimaksimalkan.
Dengan proses coaching maka kita akan menuntun murid untuk mengekspolorasi
potensi yang ada di dalam dirinya, dalam melakukan proses coaching seorang guru yang
memposisikan diri sebagai coachee harus memahami kompetensi inti dari coaching yang
terdiri dari kehadiran penuh, mendengarkan dengan aktif dan mengajukan pertanyaan
yang berbobot. Tujuan dari kompetensi ini adalah agar kita bisa menggiring coachee agar
Menilik keterkaitan modul ini dengan modul sebelumnya yaitu modul pembelajaran
pembelajaran yang mampu mengakomodir kebutuhan yang dimiliki oleh siswa. Dalam hal
pengakomodasikan ini, seorang guru memetakan semua data yang berkaitan dengan murid
mulai dari kesiapan belajar , minat belajar dan profil belajar. Tak jarang dalam memetakan
muridnya baik dalam menentukan minat dalam pembelajaran , bagaimana seorang murid
meningkatkan kesiapan dalam belajar. Dalam hal ini proses coaching tersebut dibutuhkan,
agar seorang murid mampu menemukan solusinya sendiri dan mampu menggali potensi
dirinya menjadi lebih baik lagi. Selain itu dengan proses coaching, guru sebagai coachee
akan mampu mendesain sebuah manajemen kelas yang efektif serta menciptakan
Dalam paradigma berpikir coaching, seorang coachee harus fokus pada coachee
yang akan dikembangkan, berpikir terbuka dan rasa ingin tahu, memiliki kesadaran yang
kuat dan mampu melihat peluang baru dan masa depan. Oleh karena itu, dengan melakukan
proses coaching maka kita akan mampu menjalin hubungan yang hangat antara coach dan
coahee tanpa ada pihak yang merasa diri lebih atau kurang dari yang lain. Hal ini sejalan
dengan pembelajaran pada modul yang sebelumnya yaitu modul Pembelajaran social dan
emosional. Sebagaimana yang dipahami bahwa terdapat 5 kompetensi social dan emosianal
yang perlu dikembangkan yaitu kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran social,
Kelima kompetensi social dan emosianal sangat diperlukan ketika melakukan proses
coaching. Sebagai contoh, seorang coach harus memiliki Paradigma pemikiran yang
terbuka dan rasa ingin tahu yang tentunnya terbebas dari asumsi terhadap coacheenya,
nah, agar seorang coach mampu melakukan tindakan tersebut, dia harus mempunyai
kompetensi kesadaran diri dan manjeman diri yang tangguh sehingga dia mampu
mengontrol dirinya akan hal yang mengganggu proses coachingnya. Ketika seorang coach
ingin mengembangkan kompetensi inti kediran penuh dan mendengarkan cara aktif maka
dia perlu belajar bagaimana cara mewujudkan kehadiran penuh dengan mindfulness
listening. Selain itu, seorang coachee juga akan dilatih 5 KSE nya pada saat seorang coach
Jadi, dari ketiga modul dalam pembelajaran modul 2 ini saling memiliki keterkaitan
satu sama lainnya sehingga dengan mempelajari modul ini menjadikan pemahamn yang
Bercermin dari pengalaman yang lalu, proses coaching sangat jarang saya lakukan,
selama mengabdikan tugas sebagai pendidik, saya lebih sering memposisikan diri sebagai
trainer, terkadang mentor atau terkadang konselor. Namun setelah saya dalami, ketiga
posisi yang saya lakukan tadi ternyata punya ruang kelemahan. Sebagai contohnya ketika
menjadi trainer proses yang terjadi cenderung satu arah saja, kemudian sebagai
mentoring dan konseling kita juga memberikan arahan solusi untuk permasalahang yang
dialami. Terkadang solusi yang diberikan tidak bisa dijalankan dengan optimal oleh
kelemahan tersebut. Hal ini dikarenakan proses coaching memfokuskan pada solusi dan
solusi yang dihasilkan itu berasal dari pribadi yang membutuhkan solusi, sehingga dengan
solusi yang berasal dari diri sendiri maka keterlaksanaan solusi tersebut akan mampu
pemimpin pembelajaran.
diri sebagai seorang pemimpin pembelajaran tak cukup dengan hanya mengandalkan dan
berpikir bahwa kita sudah mampu memberikan pelayanan yang baik kepada murid. Namun
kita butuh melakukan refleksi diri yang rutin dan berkelanjutan. Dalam melakukan refleksi
diri pun tak cukup hanya dengan diri sendiri tapi sebaiknya harus menyertai semua
komponen yang terlibat agar mampu mendapatkan umpan balik yang holistic.
Terkait umpan balik, kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran akan berkembang
dengan baik apabila kita bisa mendapatkan umpan balik yang positif dan membangun.
satu tahun pembelajaran oleh kepala sekolah. Dalam supervisi yang dilakukan kepala
sekolah meminta untuk menyiapkan segala perangkat pembelajaran yang dilakukan lalu
menyepakati waktu observasi kelas lalu masuk ke dalam kelas setelah itu kita diminta
menemui kepala sekolah lalu diberikan komentar terkait kekurangan yang ada kemudian
Hal ini terkadang tidak memberikan umpan balik yang diharapkan untuk
mengoptimalkan pengembangan kemampuan diri. Supervisi yang selama ini ada cenderung
sebuah pembicaraan yang berlangsung satu arah dan terkadang hanya sebagai sebuah
program kerja yang harus dijalankan kepala sekolah. Paradigma ini cenderung membuat
kita sebagai orang yang disupervisi berada pada posisi yang kurang nyaman dan merasa
kemampuan seorang guru apabila proses supervisi akademik ini dilakukan dengan
dilakukan untuk menyelesaikan suatu permasalahan diman dengan proses coaching terjalin
suasana hangat dan akrab karena antara coach dan coachee terjalin sebuah kerjasama
dalam bentuk sebuah kemitraan. Dengan kemitraan posisi antara coach dan coachee
setara sehingga akan mampu menggiring komunikasi yang terbuka dan lebih luwes.
Selain itu, dengan proses coaching yang dilakukan berarti seorang coach
memberikan ruang yang terbuka terkait hal apa yang ingin diperbaiki dan dikembangkan
kemudian menggiring coachee menemukan secara mandiri ide baru yang dibutuhkannya
untuk penyelesaian permasalahan yang dimilikinya sehingga secara tidak langsung coachee
memunculkan sebuah potensi baru dari dalam dirinya yang mungkin belum terpikir
proses coaching maka proses ini akan memberikan kebermaknaan bagi seseorang yang
disupervisi. Pada tahap Pra-Observasi, maka seorang coach akan menggiring dan
memastikan kompetensi apa yang ingin dikembangkan dan diamati lalu strategi apa yang
sudah dipersiapkan. Pada tahapan ini, akan disepakati bersama fokus pengamatan dan
penilaian yang akan diobservasi berbeda dengan supervisi yang selama ini terjadi.
Supervisi yang selama ini, kita hanya diminta melengkapi perangkat dan langsung diberikan
blangko penilaian observasi tanpa ada pembicaraan mengani bagian mana yang akan lebih
difokuskan,
Kemudian lanjut pada tahap observasi, seorang coach akan mengamati proses
pembelajaran yang dilakukan dan mencatat data-data penting yang diperoleh tentunya
sesuai dengan kompetensi yang akan dikembangkan. Kalau dikaitkan dengan supervise yang
sudah dialami, pada tahap observasi cenderung melihat kekurangan orang yang disupervisi.
Pada tahap Pasca Observasi, seorang coach akan memberikan ruang untuk coachee
melakukan refleksi diri mengenai kegiatan yang dilakukan dan memberikan umpan balik
yang membangun berdasarkan data yang sudah diperoleh. Kemudian Coach akan
menggiring coachee untuk menukan ide atau kompetensi apa yang akan dikembangkan pada
supervise berikutnya. Kalua dikaitkan dengan supervise yang selama ini, pasca cenderung
hanya satu arah yaitu hanya mendengar tanggapan yag disampaikan oleh supervisor.
Jadi, dari paparan yang disampaikan tadi dapat disimpulkan bahwa supervise
akademik akan mampu mengembangkan kompetensi seorang guru menjadi pemimpin dalam
Selain itu, supervisi harus bisa dilakukan rutin dan berkelanjutan sehingga lebih
Saya berharap, semoga saya pribadi mampu mengimplementasikan semua ilmu ini
baik kepada murid atau rekan sejawat sehingga mampu menciptakan lingkungan sekolah