Koneksi Antar Materi Modul 2.3 - Purwaningsih

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 6

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.

3
PURWANINGSIH – SDN GUNUNG SAHARI UTARA 01 PAGI
CALON GURU PENGGERAK ANGKATAN 9 – DKI JAKARTA

Bagaimana peran Anda sebagai seorang coach di sekolah dan


keterkaitannya dengan materi sebelumnya di paket modul 2 yaitu
pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial dan emosi?
Pentingnya praktik coaching bagi siswa dan guru dalam mengembangkan
pembelajaran berdiferensiasi tidak dapat kita hindarkan. Sebagai seorang coach, guru
dapat membantu siswa dalam mengenali keunikan dan kebutuhan individual mereka, yang
dapat menjadi dasar dalam menyusun pembelajaran berdiferensiasi agar menjadi lebih
efektif. Melalui coaching, guru dapat membimbing siswa untuk memahami dan
menemukan bagaimana mereka dapat belajar secara efektif dan mengembangkan strategi
belajar yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Dengan coaching, guru dapat membantu
siswa memecahkan masalah dan merencanakan tindakan yang tepat dalam mengatasi
kesulitan dalam pembelajaran.
Selain itu, coaching juga penting bagi sesama guru (rekan sejawat) dalam
mengembangkan kompetensi guru guna menyiapkan pembelajaran berdiferensiasi. Seorang
guru dapat membantu rekan sejawat untuk mengidentifikasi kebutuhan individual siswa
dan mengembangkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan tersebut.
Coaching juga dapat membantu rekan sejawat guna meningkatkan keterampilan dalam
menilai kemajuan siswa dan menyesuaikan strategi pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan
siswa yang berbeda.
Proses coaching yang dilakukan antar rekan sejawat dapat memungkinkan guru
untuk dapat belajar dari pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki satu sama lain,
sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Coaching dapat membantu
guru untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola kelas dengan berbagai
tingkat kemampuan dan kebutuhan siswa. Selain itu, melalui coaching, guru dapat
memperoleh masukan dan umpan balik yang konstruktif dari sesama guru dalam
memperbaiki praktik pembelajaran berdiferensiasi di kelas.
Dengan demikian, peran guru sebagai seorang coach dalam mengembangkan
pembelajaran berdiferensiasi sangat penting untuk memastikan keberhasilan siswa dalam
belajar dan meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Coaching dapat membantu
guru dan siswa untuk memahami kebutuhan individual siswa, mengembangkan strategi
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka, dan meningkatkan kualitas praktik
pembelajaran di kelas.
Pembelajaran kompetensi sosial emosional (KSE) sangat penting bagi siswa, untuk
mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang diperlukan agar sukses dalam
kehidupannya kelak. Sebagai seorang coach, guru dapat membantu siswa mengembangkan
KSE melalui pendekatan pembelajaran yang berfokus pada pembangunan karakter melalui
keterampilan sosial emosional. Coaching dapat membantu guru memperoleh pemahaman yang
lebih baik tentang kebutuhan dan keunikan siswa dalam mengembangkan KSE.
Proses coaching membantu guru untuk membimbing siswa dalam mengembangkan
keterampilan sosial dan emosional dengan cara yang berbeda-beda, tergantung pada
kebutuhan dan karakteristik siswa. Guru dapat membantu siswa mengembangkan
kemampuan seperti komunikasi efektif, kerja sama tim, penyelesaian konflik, regulasi emosi,
dan lain-lain. Coaching juga dapat membantu guru mengembangkan keterampilan dalam
mengelola kelas dan menciptakan lingkungan belajar yang aman dan inklusif bagi semua
siswa.
Di samping itu, proses coaching yang dilakukan oleh guru dan siswa juga dapat
membantu siswa untuk mengembangkan rasa percaya diri dan bonding antar siswa. Guru
dapat memberikan dukungan berupa umpan balik yang positif dan konstruktif untuk
membantu siswa mencapai tujuan dan mengatasi tantangan dalam pengembangan
keterampilan sosial emosionalnya.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa peran guru sebagai seorang coach
sangat penting dalam membantu siswa mengembangkan keterampilan sosial emosional.
Coaching dapat membantu guru dan siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik
tentang kebutuhan dan keunikan siswa dalam mengembangkan KSE, serta membantu guru
mengembangkan keterampilan dalam mengelola kelas dan menciptakan lingkungan belajar
yang aman dan inklusif. Melalui coaching, guru dapat membantu siswa mengembangkan
keterampilan sosial dan emosional sehingga mereka dapat mencapai kesejahteraan psikologis.
Bagaimana keterkaitan keterampilan coaching dengan pengembangan kompetensi
sebagai pemimpin pembelajaran?
Keterampilan coaching sangat berkaitan erat dengan pengembangan kompetensi guru
sebagai pemimpin pembelajaran. Sebagai seorang coach, guru harus memiliki keterampilan
yang kuat dalam mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran dan memfasilitasi pembelajaran
yang efektif untuk siswa. Keterampilan coaching yang kuat akan membantu guru dalam
mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran individual siswa dan membantu mereka untuk
mengembangkan potensinya secara maksimal.
Guru yang mampu melakukan coaching secara efektif juga akan lebih mudah untuk
menjadi pemimpin pembelajaran yang baik. Dengan keterampilan coaching yang kuat, guru
dapat memberikan umpan balik yang jelas dan konstruktif kepada siswa dan rekan
sejawatnya, serta dapat memfasilitasi dialog dan diskusi yang membantu siswa dan rekan
sejawatnya untuk belajar dan berkembang.
Selain itu, keterampilan coaching juga membantu guru dalam mengelola kelas dan
mendorong partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran. Guru yang mampu melakukan
coaching secara efektif akan dapat memotivasi siswa untuk belajar, mengelola kelas dengan
baik, dan membangun hubungan yang positif dengan siswa dan rekan sejawatnya.
Dengan demikian, keterampilan coaching merupakan salah satu keterampilan penting
yang harus dimiliki oleh seorang guru yang ingin menjadi pemimpin pembelajaran yang
efektif. Keterampilan coaching dapat membantu guru untuk memfasilitasi pembelajaran
yang efektif, memberikan umpan balik yang konstruktif, memotivasi siswa untuk belajar,
dan mengelola kelas dengan baik.

A. Pemikiran reflektif terkait pengalaman belajar


Setelah mempelajari materi coaching, saya merasa mendapat banyak pengalaman
baru dan wawasan yang sangat berguna dalam mengembangkan keterampilan coaching
saya. Saya belajar bahwa coaching bukan hanya tentang memberikan jawaban atau
solusi, tetapi lebih pada membantu orang untuk menemukan jawaban mereka sendiri dan
mengambil tindakan yang tepat guna mengatasi masalah yang mereka hadapi.
Keterampilan coaching seperti kehadiran penuh, mendengarkan aktif, dan memberikan
pertanyaan berbobot sangat penting dalam membantu seseorang meraih tujuannya
melalui coaching. Selain itu, agar coaching dapat berjalan efektif, coach perlu memahami
panduan coaching berupa alur percakapan TIRTA.
Alur coaching TIRTA terdiri dari empat tahap, yaitu Tujuan, Identifikasi, Rencana,
dan Tanggung Jawab. Pada tahap Tujuan, coach menuntun coachee menentukan tujuan
coaching dan hasil yang ingin dicapai. Selanjutnya pada tahap Identifikasi, coach
membantu coachee mengidentifikasi permasalahan dan keterampilan yang perlu
dikembangkan. Tahap selanjutnya adalah tahap Rencana, di mana coach membimbing
coachee untuk membuat rencana aksi guna mencapai tujuan coaching. Terakhir adalah
tahap Tanggung Jawab, coach dan coachee mengevaluasi hasil coaching serta
berkomitmen untuk senantiasa bertanggung jawab dalam mencapai tujuan coaching.
Alur TIRTA menjadi panduan dalam melakukan coaching agar dapat mencapai hasil
yang diinginkan secara efektif dan efisien.
Pada saat saya mempelajari materi coaching, saya merasakan emosi seperti
cemas dan tidak yakin dengan kemampuan saya sebagai seorang coach. Saya merasa
terbebani oleh tanggung jawab sebagai coach dan merasa takut tidak mampu
memberikan bantuan yang cukup bagi coachee. Namun demikian, saya akan berusaha
mengatasi emosi-emosi ini dengan belajar lebih keras dan terus melatih keterampilan
coaching saya.
Saya menyadari bahwa saya sudah cukup baik dan terlibat secara aktif dalam
proses belajar di modul ini. Saya aktif mengikuti setiap tahap dalam LMS dan memulai
membaca buku-buku tentang coaching. Saya juga berpartisipasi dalam diskusi dan
berbagi pengalaman dengan rekan-rekan CGP lainnya. Selain itu, saya juga berlatih
dengan melakukan coaching bersama rekan- rekan CGP untuk meningkatkan keterampilan
coaching saya.
Namun, saya menyadari bahwa masih terdapat hal-hal yang perlu diperbaiki
terkait keterlibatan diri saya dalam proses belajar. Saya perlu lebih fokus dalam
mengembangkan keterampilan coaching yang spesifik, seperti mengajukan pertanyaan
berbobot untuk membantu coachee menemukan solusi. Saya juga perlu lebih
memperhatikan prinsip-prinsip coaching seperti memberikan umpan balik yang efektif
dan menghormati coachee serta memandang proses coaching sebagai sebuah proses
kemitraan yang seimbang.
Pemahaman saya tentang coaching juga membantu saya memahami
bagaimana keterampilan coaching dapat membantu saya mengembangkan
kompetensi dan kematangan diri pribadi saya. Dalam proses coaching, saya belajar untuk
mengembangkan kemampuan untuk mengelola emosi dan membantu orang lain. Saya
juga belajar untuk lebih fleksibel dan responsif terhadap kebutuhan dan harapan orang
lain. Semua ini merupakan keterampilan penting yang dapat membantu saya menjadi
pemimpin yang lebih baik dan lebih terampil dalam berinteraksi dengan orang lain.

B. Analisis untuk implementasi dalam konteks CGP


1. Setelah mempelajari materi coaching, muncul pertanyaan dalam benak saya tentang
bagaimana mengukur keberhasilan coaching, apa yang menjadi indikator keberhasilan,
dan bagaimana melacak progres keberhasilannya. Saya juga berpikir tentang
bagaimana menangani situasi ketika coachee tidak merespon atau mengambil saran
dan masukan yang diberikan, serta bagaimana mengatasi hambatan dalam proses
coaching.
2. Materi coaching membuka wawasan baru bagi saya tentang pentingnya memberikan
ruang untuk coachee untuk tumbuh dan berkembang, serta pentingnya penggunaan
bahasa dan pemilihan kalimat yang tepat dalam coaching. Saya mempertimbangkan
bagaimana cara saya bisa lebih berfokus pada pendekatan coachee-centered,
menempatkan kebutuhan coachee di depan, dan membantu mereka mencapai tujuan
mereka. Saya juga merenungkan cara saya bisa lebih membangun rasa percaya diri
coachee dalam proses coaching.
3. Implementasi coaching di sekolah mungkin menghadapi beberapa tantangan, seperti
kurangnya pemahaman tentang konsep coaching itu sendiri. Diperlukan upaya untuk
memperkenalkan konsep coaching dan memberikan pelatihan coaching kepada para
guru dan staf sekolah sehingga proses coaching yang dilakukan dapat berjalan efektif
dan efisien.
4. Untuk mengatasi tantangan tersebut dapat dilakukan beberapa alternatif solusi, seperti
melakukan kolaborasi dengan pihak lain dalam mengimplementasikan coaching
(seoarang coach ahli) dan melakukan pelatihan coaching secara berkala. Selain itu,
penting juga untuk membangun budaya coaching di lingkungan sekolah, sehingga
coaching dapat menjadi bagian dari budaya pembelajaran berkelanjutan.
C. Membuat keterhubungan
Sebelumnya, coaching yang saya lakukan bersama dengan kepala sekolah, hanya
dilakukan dalam bentuk percakapan saja tanpa adanya komitmen yang bertanggung jawab
terhadap rencana aksi yang dibuat. Namun, setelah mempelajari materi coaching, di masa
mendatang, rencana aksi yang dibuat saat coaching akan dilaksanakan dengan komitmen yang
kuat dan bertanggung jawab untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Materi coaching juga dapat dikaitkan dengani modul 1 yang telah dipelajari yaitu
filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara. Pendidikan Ki Hajar Dewantara mengajarkan bahwa
setiap individu memiliki potensi yang dapat dikembangkan melalui pendekatan yang terfokus
pada pengembangan diri. Hal ini sejalan dengan prinsip-prinsip coaching yang menekankan
pada pengembangan diri dan peningkatan keterampilan individu untuk mencapai tujuan
yang diinginkan. Ki Hajar Dewantara pun memandang bahwa pendidikan harus memberikan
kebebasan dan kemandirian kepada peserta didik. Dalam coaching, coachee juga didorong
untuk mandiri dan aktif dalam merencanakan tindakan yang akan diambil untuk mencapai
tujuan yang diharapkan.
Selain materi coaching yang saya pelajari dari modul ini, saya pun membaca beberapa
materi terkait coaching dari sumber lain. Pada beberapa literatur yang saya baca terkait
coaching, ternyata coaching tidak hanya digunakan dalam konteks pendidikan saja, tetapi
juga digunakan dalam berbagai bidang lainnya seperti bisnis, olahraga, kehidupan pribadi,
dan sebagainya. Dalam setiap konteks, coaching memiliki prinsip yang sama, yaitu membantu
coachee untuk mengidentifikasi tujuan yang jelas, mengembangkan rencana tindakan yang
konkret, dan memberikan dukungan serta umpan balik yang terus menerus agar coachee
dapat mencapai tujuannya dengan efektif.

Anda mungkin juga menyukai