Manajemen Operasional Pelabuhan
Manajemen Operasional Pelabuhan
Manajemen Operasional Pelabuhan
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
1
1.1. Definisi Pelabuhan Penyeberangan.............................................. I - 1
1.2. Fungsi Pelabuhan Penyeberangan............................................... I - 1
1.3. Tugas Pelabuhan Penyeberangan................................................ I - 3
1.4. Peranan Pelabuhan Penyeberangan............................................ I - 4
1.5. Aktivitas Pelabuhan Penyeberangan............................................ I - 5
FASILITAS PELABUHAN
2 PENYEBERANGAN
2.1. Pendahuluan............................................................................. II - 1
2.2. Fasilitas Utama Pelabuhan Penyeberangan.................................. II - 1
2.3. Fasilitas Pendukung Pelabuhan Penyeberangan........................... II - 4
AKTIVITAS POKOK
3 PELABUHAN PENYEBERANGAN
3.1. Pendahuluan............................................................................. III - 1
3.2. Aktivitas Pelayanan Pada Muatan................................................ III - 1
3.3. Mekanisme Operasiona Terhadap Muatan................................... III - 2
3.4. Kegiatan Operasional Kapal di Pelabuhan.................................... III - 4
PRODUKTIVITAS PELABUHAN
4 PENYEBERANGAN
4.1. Pendahuluan ............................................................................ IV - 1
4.2. Manfaat Data Produktivitas ........................................................ IV - 1
4.3. Jumlah Kedatangan/Keberangkatan Kapal................................... IV - 2
4.4. Jumlah Bongkar/Muat Kendaraan................................................ IV - 3
4.5. Jumlah Turun/Naik Penumpang.................................................. IV - 3
4.6. Fluktuasi Data........................................................................... IV 3
PARAMETER KINERJA
5 PELABUHAN PENYEBERANGAN
5.1. Pendahuluan.............................................................................. V - 1
5.2. Kinerja Pelayanan Untuk Kapal................................................... V - 1
5.3. Kinerja Pelayanan Untuk Muatan….............................................. V - 4
KEBUTUHAN ARMADA
6 DAN PENJADWALAN
6.1. Pendahuluan…........................................................................... VI - 1
6.2. Penentuan Jumlah Armada…....................................................... VI - 1
6.3. Penentuan Jadwal Kapal…........................................................... VI - 4
MANAJEMEN OPERASIONAL
7
7.1. Pendahuluan…........................................................................... VII - 1
7.2. Syarat Layak Operasional Pelabuhan........................................... VII - 1
7.3. Sistem Teknologi Operasional Pelabuhan ................................... VII - 2
7.4. Penataan Kegiatan Operasional Pelabuhan................................. VII - 3
I. PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1
Definisi yang lebih lengkap dapat dilihat dalam Undang-undang No. 17 Tahun 2008
tentang Pelayaran dan Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan
dimana pelabuhan diartikan sebagai tempat yang terdiri daratan dan perairan di
sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan
kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh,
naik/turun penumpang dan atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas
keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat
perpindahan intra dan antar moda transportasi.
I-1
I. PENDAHULUAN
i. Interface
Pelabuhan penyeberangan memiliki fungsi sebagai titik singgung atau tempat
pertemuan antara dua moda moda atau sistem transportasi yaitu antara angkutan
darat atau angkutan kereta api dengan angkutan penyeberangan. Dengan demikian,
pelabuhan penyeberangan harus menyediakan berbagai fasilitas dan pelayanan jasa
yang dibutuhkan untuk perpindahan muatan, baik kendaraan maupun penumpang dari
kapal penyeberangan ke moda angkutan darat atau kereta api dan juga sebaliknya.
ii. Link
Pelabuhan penyeberangan memiliki fungsi sebagai salah satu mata rantai sistem
transportasi yang sangat mempengaruhi kegiatan transportasi secara keseluruhan.
Dengan demikian, kinerja pelayanan dan biaya yang dibebankan pihak pelabuhan akan
mempengaruhi tingkat efisiensi, kelancaran arus lalulintas muatan dan tingkat biaya
transportasi secara keseluruhan.
iii. Gateway
Pelabuhan penyeberangan memiliki fungsi sebagai pintu gerbang untuk keluar dan
masuknya arus lalulintas muatan dari dan ke suatu wilayah. Dengan demikian,
pelabuhan penyeberangan amat berperan penting untuk menunjang tersedianya
berbagai jenis kebutuhan suatu daerah juga menunjang arus perdagangan maupun
pengiriman berbagai komoditas daerah ke daerah lain.
I-2
I. PENDAHULUAN
Gambar 1
Skema Lalulintas Muatan dalam Angkutan Penyeberangan
I-3
I. PENDAHULUAN
I-4
I. PENDAHULUAN
Pada pelabuhan penyeberangan, kegiatan yang dilakukan pada intinya dijabarkan dari
fungsi dan peranan pelabuhan tersebut yang dapat dibagi menjadi dua yaitu :
a. Aktivitas pengelola pelabuhan
i. Kegiatan pokok perkantoran
Yang termasuk dalam kategori ini adalah aktivitas perencanaan, administrasi
(surat-menyurat), kepegawaian, keuangan, rumah tangga, pendataan dan
pelaporan seperti yang umum dilakukan suatu instansi.
I-5
I. PENDAHULUAN
Aktivitas pendukung
Yang termasuk dalam kategori ini antara lain adalah aktivitas penyiapan
angkutan lanjutan, lapangan parkir kendaraan pengantar, pengamanan
pelabuhan, SAR dan lain sebagainya.
I-6
I. PENDAHULUAN
Pihak operator
Yang termasuk dalam pihak ini adalah instansi swasta untuk menunjang
kelancaran kegiatan angkutan yaitu :
a. Perusahaan pelayaran sebagai operator angkutan kapal
b. Perusahaan jasa angkutan darat (perusahaan otobus, taksi dll)
c. Perusahaan jasa angkutan muatan (freight forwarder, ekspedisi dll)
d. Perusahaan perdagangan (rumah makan, wartel dll)
e. Perusahaan penyedia air bersih, BBM dan listrik untuk kapal
Studi Kasus
Pelabuhan penyeberangan Selalu Jaya terletak jauh dari jangkauan Dishub Kabupaten
Sukamakmur sehingga mengelola sendiri terminal angkutan lanjutan yang ada dalam
wilayah DLKR. Saat pemda akan mengambil alih dengan dalih untuk memacu kegiatan
perekonomian, pihak pelabuhan berkeberatan karena menganggap pengelolaan
terminal tersebut merupakan bagian penting dari kegiatan operasional sekaligus
wewenang pelabuhan dan tentunya juga merupakan salah satu aset bisnis bagi
kelangsungan operasional pelabuhan.
Menurut Anda, tepatkah alasan dari pihak pelabuhan tersebut terkait dengan fungsi,
peran dan tugas suatu pelabuhan? Bagaimana kondisi ideal yang harus diwujudkan?
Upaya apa yang dibutuhkan untuk mencapai kondisi ideal tersebut?
Kesimpulan
Pelabuhan memiliki peran yang amat penting dengan berbagai aktivitas yang ada di
dalamnya. Aktivitas tersebut harus mengutamakan kelancaran arus lalulintas muatan.
I-7
II. FASILITAS PELABUHAN PENYEBERANGAN
FASILITAS
2 PELABUHAN PENYEBERANGAN
2.1. Pendahuluan
Istilah fasilitas berasal dari Bahasa Inggris yaitu facility yang memiliki kata dasar to
facilitate yang artinya mempermudah, memudahkan, memungkinkan, memperlancar atau
membantu. Dengan demikian, fasilitas pelabuhan secara sederhana dapat diartikan
sebagai segala suatu yang berfungsi untuk membantu, memperlancar dan memudahkan
berbagai aktivitas operasional pelabuhan.
Pada suatu pelabuhan penyeberangan, fasilitas yang ada dapat dibedakan menjadi
fasilitas utama dan fasilitas pendukung sebagai berikut :
II-1
II. FASILITAS PELABUHAN PENYEBERANGAN
Anchorage yaitu area perairan pelabuhan yang telah ditentukan untuk tempat
kapal berlabuh jangkar (anchoring)
Breakwater atau bangunan pemecah gelombang yang memanjang/melingkari
perairan pelabuhan pada pelabuhan yang menghadap laut lepas untuk mengurangi
pengaruh ombak dan mengendalikan arus.
Mooring dolphin yang berbentuk seperti tiang pancang dan dilengkapi dengan
bolder sebagai tempat tambat selain di dermaga
Breasting dolphin yang berbentuk seperti tiang pancang dan dilengkapi dengan
fender sebagai tempat sandar selain di dermaga
Aids to navigation / navigation aids atau sarana bantu navigasi dalam berbagai
jenis, bentuk, ukuran dan karakter sesuai standar IALA dan IMO untuk membantu
pelaut memasuki pelabuhan yang dapat berupa pelampung suar (buoy), rambu
suar (beacons), lampu suar (lights) dan rambu radio (radio beacons).
II-2
II. FASILITAS PELABUHAN PENYEBERANGAN
II-3
II. FASILITAS PELABUHAN PENYEBERANGAN
Studi Kasus
Kota Rancak Bana terletak di tepi Sungai Amboi Nian dan pihak pemda berencana
untuk mendirikan pelabuhan penyeberangan perintis dengan lahan yang amat
terbatas. Rute yang dilayani termasuk pendek yaitu hanya 5 mil.
Menurut Anda, fasilitas apa saja yang harus dimiliki pelabuhan tersebut ?
II-4
II. FASILITAS PELABUHAN PENYEBERANGAN
Kesimpulan
II-5
III. AKTIVITAS POKOK PELABUHAN PENYEBERANGAN
AKTIVITAS POKOK
3 PELABUHAN PENYEBERANGAN
3.1. Pendahuluan
Sebagaimana yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, berdasarkan definisi dan
peranan pelabuhan penyeberangan, aktivitas pokok yang harus dilakukan secara umum
terdiri dari tiga hal yaitu aktivitas melayani arus kapal dan aktivitas menangani arus
lalulintas muatan serta pencatatan statistik produktivitas pelabuhan yang akan dibahas
pada bab selanjutnya. Hal ini dikarenakan atas pertimbangan bahwa muatan merupakan
unsur utama yang harus dilayani untuk dapat melalui pelabuhan sebagai interface dalam
sistem transportasi dan gate suatu daerah. Sementara itu, muatan tidak dapat berpindah
dari suatu pelabuhan ke pelabuhan lain apabila aktivitas kapal tidak berjalan lancar.
III-1
III. AKTIVITAS POKOK PELABUHAN PENYEBERANGAN
Muatan barang secara umum harus berada di atas kendaraan sehingga penetapan
besarnya tarif jasa pelabuhan didasarkan atas besarnya bobot saat ditimbang di jembatan
timbang. Adakalanya suatu pelabuhan mengenakan sistem tiket terpadu dimana tarif jasa
sudah termasuk muatan berapapun besar bobotnya yang diangkut.
III-2
III. AKTIVITAS POKOK PELABUHAN PENYEBERANGAN
Kendaraan Jembatan
Barang Timbang
Non
Bus/Non Kapal
Barang
Angkutan Terminal
Lanjutan Lanjutan
Parkir
Kendaraan Pengantar
Pengantar
Secara umum, kapal melakukan berbagai aktivitas yang antara lain adalah sebagai berikut :
i. Sebelum tiba di pelabuhan
- Kapal sebelum tiba di pelabuhan harus menginformasikan kedatangannya melalui
Stasiun Radio Pantai (SROP) untuk kemudian dipandu dalam memasuki alur pelabuhan
- Penyiapan dokumen yang diperlukan
Sementara itu, yang dilakukan pihak pelabuhan antara lain adalah penerimaan informasi
kedatangan dan menindaklanjuti informasi tersebut, menyiapkan dermaga, melakukan
pencatatan data statistik dan merencanakan kebutuhan waktu untuk kapal selama di
pelabuhan. Hal ini tergambar pada skema mekanisme keberangkatan dan kedatangan kapal di
bawah ini.
III-4
III. AKTIVITAS POKOK PELABUHAN PENYEBERANGAN
Tidak
Tidak
Persiapkan Kapal Dermaga Siap
Penumpang Kendaraan
Untuk Operasi
Turun Turun
Selanjutnya Ya
Ya
Tidak Kapal
Posisi Kapal &
Pintu Keluar Stabil Merapat
III-5
III. AKTIVITAS POKOK PELABUHAN PENYEBERANGAN
Tidak
- Kelaikan Kapal
Kapal - Surat-surat kelengkapan
Kapal Siap
Akan Periksa Kondisi - Peralatan keselamatan
Berangkat
Berangkat Pelabuhan - Bahan bakar
- Air bersih
- Kebersihan Ya
Penumpang
Naik
Kapal
Berangkat
Kendaraan
Naik
Tidak
III-6
III. AKTIVITAS POKOK PELABUHAN PENYEBERANGAN
Studi Kasus
Pada umumnya untuk suatu pelabuhan penyeberangan, penumpang dipersilahkan
untuk naik terlebih dahulu daripada kendaraan. Menurut Anda, mengapa hal tersebut
dilakukan ? Bagaimana jika penumpang berada di atas kendaraan umum (misalnya
bus AKAP), haruskah penumpang tersebut turun atau bolehkah naik bersama
kendaraan ?
Kesimpulan
Kapal dan muatannya pada suatu pelabuhan penyeberangan, baik penumpang
maupun kendaraan, merupakan obyek pelayanan yang harus diutamakan dalam
kegiatan operasionalnya. Hal ini terkait dengan fungsi, peran dan tugas suatu
pelabuhan penyeberangan.
III-7
IV. PRODUKTIVITAS PELABUHAN PENYEBERANGAN
PRODUKTIVITAS PELABUHAN
4 PENYEBERANGAN
4.1. Pendahuluan
Istilah produktivitas berasal dari Bahasa Inggris yaitu productivity yang artinya
kemampuan untuk menghasilkan atau jumlah yang dihasilkan. Tingkat produktivitas
secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu ukuran yang menyatakan tingkat
kemampuan suatu pelabuhan untuk memberikan pelayanan jasa pelabuhan terhadap
muatan (penumpang dan kendaraan) maupun kapal.
Dengan demikian, tingkat produktivitas juga dapat diartikan sebagai banyaknya muatan
yang mampu dilewatkan (dilayani) oleh suatu pelabuhan penyeberangan dan banyaknya
kapal yang mengunjungi pelabuhan tersebut. Untuk itu, data produktivitas pelabuhan
penyeberangan antara lain adalah :
i. Data jumlah kedatangan/keberangkatan kapal
ii. Data jumlah bongkar/muat kendaraan
iii. Data jumlah naik/turun penumpang.
IV-1
IV. PRODUKTIVITAS PELABUHAN PENYEBERANGAN
Secara sederhana, jumlah kedatangan/keberangkatan kapal dapat dihitung dari data hari
normal (dikalikan jumlah hari normal) ditambah dengan jumlah
kedatangan/keberangkatan kapal pada saat khusus. Data ini seharusnya sudah terdapat
sesuai dengan rekapitulasi jumlah informasi kedatangan kapal melalui radio, rekapitulasi
jumlah penerbitan SIB maupun dari data lainnya. Untuk menyederhanakan, dapat juga
dilakukan pencatatan data secara manual dengan sistem turus (memberi kode garis setiap
kedatangan kapal |||| = 5 unit kapal). Pencatatan dilakukan atas dasar jenis-jenis
kapal.
Apabila sulit untuk mencatat data kapal selama setahun penuh atau untuk memprediksi
jumlah kedatangan selama setahun, maka pencatatan dapat dilakukan selama beberapa
hari kemudian dilakukan ekstrapolasi dengan mengkalikan jumlah kedatangan per hari
dengan angka 365 hari atau per minggu dengan angka 48 minggu. Pada dasarnya,
semakin banyak dilakukan pencatatan maka semakin rinci dan akurat pula data yang
diperoleh.
IV-2
IV. PRODUKTIVITAS PELABUHAN PENYEBERANGAN
Data bongkar/muat kendaraan dapat diperoleh dari data manifest (jumlah muatan) pada
kapal, data jumlah tiket jasa pelabuhan yang terjual di toll gate, pencatatan jumlah
bongkar/muat oleh petugas di movable bridge/dermaga ataupun dari pencatatan data
lain. Dapat juga dilakukan pencatatan manual pada hari-hari tertentu. Pencatatan
dilakukan atas dasar jenis-jenis kendaraan.
Data turun/naik penumpang dapat diperoleh dari data manifest (jumlah muatan) pada
kapal, data jumlah tiket jasa pelabuhan yang terjual di shelter dan loket karcis ataupun
dari pencatatan data lain. Dapat juga dilakukan pencatatan manual pada hari-hari
tertentu. Pencatatan dilakukan atas dasar umur dan jenis kelamin penumpang serta jenis
kapal yang ditumpangi (kapal cepat, ro/ro dll).
IV-3
IV. PRODUKTIVITAS PELABUHAN PENYEBERANGAN
angkutan tiap daerahnya. Fluktuasi tersebut dapat tergambar melalui grafik data
produktivitasnya seperti contoh berikut :
Fluktuasi tiap jam
120
100
80
Jumlah kapal
60 Penumpang
Kendaraan
40
20
0
08 - 09 09 - 10 10- 11 11 - 12 12 - 13 13 -14
Jam
Fluktuasi harian
1200
1000
800
Jumlah kapal
600 Penumpang
Kendaraan
400
200
0
Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu Minggu
IV-4
IV. PRODUKTIVITAS PELABUHAN PENYEBERANGAN
Fluktuasi bulanan
1200
1000
Fluktuasi tahunan
800
Jumlah kapal
600 Penumpang
Kendaraan
400
200
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun
Fluktuasi tahunan
16000
14000
12000
10000
Jumlah kapal
8000 Penumpang
Kendaraan
6000
4000
2000
0
2000 2001 2002 2003 2004 2005
IV-5
IV. PRODUKTIVITAS PELABUHAN PENYEBERANGAN
Studi Kasus
Pelabuhan Penyeberangan ”Maju Lancar” di Kota “Timur Makmur” memiliki melayani
angkutan penyeberangan antar pulau yang berdekatan dengan karakter commuter
dimana tenaga kerja baik pabrik ataupun perkantoran di kota tersebut berasal dari
pulau-pulau sekitarnya dan tenaga kerja tersebut sebagian besar pulang ke rumah
masing-masing setiap harinya atau setidaknya pada akhir pekan.
Buatlah prediksi grafik fluktuasi produktivitas tiap jam dan harian pelabuhan
berdasarkan karakter yang diketahui (untuk data lain dapat dilakukan asumsi) !
Kesimpulan
Kuantitas muatan dan banyaknya kapal yang dapat dilayani akan dipengaruhi oleh
kinerja maupun karakter angkutan pada lokasi tersebut.
IV-6
V. PARAMETER KINERJA PELABUHAN PENYEBERANGAN
PARAMETER KINERJA
5 PELABUHAN PENYEBERANGAN
5.1. Pendahuluan
Istilah kinerja atau performa dalam Bahasa Inggris disebut dengan performance yang
secara dapat diartikan sebagai unjuk kerja. Hal ini mengandung arti bahwa kinerja
merupakan tolak ukur hasil pencapaian terhadap pekerjaan yang telah ditentukan
sebelumnya untuk mencapai kondisi optimal, efektif dan efisien.
Dalam konteks pelabuhan penyeberangan, istilah kinerja dapat diterapkan pada ukuran
yang menyatakan keberhasilan tingkat layanan jasa pelabuhan yang diberikan pada kapal
ataupun muatan yang ada di areal pelabuhan tersebut.
STAT dapat diartikan sebagai jumlah keseluruhan waktu yang diperlukan oleh kapal
selama berada di pelabuhan yaitu sejak memasuki areal perairan pelabuhan hingga
meninggalkan areal perairan pelabuhan tersebut. STAT ini memiliki beberapa
komponen waktu yang antara lain adalah :
1. Approaching time yaitu waktu yang dibutuhkan oleh kapal sejak memasuki wilayah
perairan pelabuhan hingga akan sandar. Adakalanya juga disebut sebagai
V-1
V. PARAMETER KINERJA PELABUHAN PENYEBERANGAN
manoevring time yaitu waktu yang dibutuhkan oleh kapal untuk melakukan olah
gerak di kolam pelabuhan.
2. Ship Waiting time (SWT) yaitu yaitu waktu yang dibutuhkan oleh kapal untuk
menunggu hingga dermaga kosong dan siap untuk dilakukan aktivitas sandar dan
tambat
3. Mooring & berthing time yaitu yaitu waktu yang dibutuhkan oleh kapal untuk
merapat, sandar dan tambat
4. Loading/unloading time yaitu yaitu waktu yang dibutuhkan oleh kapal untuk
melakukan bongkar muat. Adakalanya juga disebut sebagai lay over time atau
service time yaitu waktu pelayanan untuk kapal selama berada di dermaga
5. Unberthing time yaitu yaitu waktu yang dibutuhkan oleh kapal untuk lepas tali
tambat dan siap untuk kembali berlayar
6. Leaving time yaitu yaitu waktu yang dibutuhkan oleh kapal untuk lepas tali tambat
dan siap untuk kembali berlayar
V-2
V. PARAMETER KINERJA PELABUHAN PENYEBERANGAN
V-3
V. PARAMETER KINERJA PELABUHAN PENYEBERANGAN
waktu. pelayanan.
Waktu. pelayanan.tiap.mua tan
Jumlah.mua tan( penumpang/ kendaraan). yang.telah.dilayani
V-4
V. PARAMETER KINERJA PELABUHAN PENYEBERANGAN
Studi Kasus
Kesimpulan
V-5
VI. KEBUTUHAN ARMADA & PENJADWALAN
KEBUTUHAN ARMADA
6 DAN PENJADWALAN
6.1. Pendahuluan
Penentuan jumlah armada angkutan penyeberangan dan penyusunan jadwal merupakan
hal yang amat penting dilakukan mengingat kelancaran kegiatan operasional pelabuhan
penyeberangan sangat tergantung dari kelancaran kegiatan kapal. Pihak pengelola
pelabuhan harus mencegah terjadinya stagnasi karena terbatasnya jumlah armada
angkut.
N
FP
365 xKxOxM
dimana :
FP = Jumlah frekuensi keberangkatan kapal yang dibutuhkan
(dengan satuan trip)
N = Jumlah penumpang/kendaraan yang akan menggunakan
angkutan Penyeberangan pada tahun tersebut
K = Tingkat waktu operasional kapal per tahun (rasio antara
jumlah hari operasi dan jumlah hari dalam setahun),
umumnya diambil 0,9
VI-1
VI. KEBUTUHAN ARMADA & PENJADWALAN
Frekuensi keberangkatan juga didasarkan atas jumlah permintaan barang yang akan
diangkut di atas kendaraan dan dirumuskan sebagai berikut :
N
FP
365 xKxOxMxT
dimana :
FP = Jumlah frekuensi keberangkatan kapal yang dibutuhkan
(dengan satuan trip)
N = Jumlah muatan barang yang akan diangkut di atas
kendaraan pada tahun tersebut
K = Tingkat waktu operasional kapal per tahun (rasio antara
jumlah hari operasi dan jumlah hari dalam setahun),
umumnya diambil 0,9
O = Faktor muat kapal (rasio antara jumlah muatan yang
diangkut dengan kapasitas angkut kapal), umumnya diambil
0,7
M = Kapasitas angkut kapal
T = Kapasitas angkut kendaraan untuk membawa barang,
umumnya diambil sebesar 0,7 x kapasitas angkut maksimum
kendaraan
VI-2
VI. KEBUTUHAN ARMADA & PENJADWALAN
Angka yang diolah merupakan rata-rata data dari semua kapal. Nilai KT yang diperoleh
kemudian harus dibulatkan ke atas.
VI-3
VI. KEBUTUHAN ARMADA & PENJADWALAN
FP
N .kapal xJumlah.dermaga
KT
dimana :
NK = Jumlah armada yang diperlukan (dalam satuan unit kapal)
FP = Jumlah frekuensi keberangkatan
KT = Kemampuan trip per kapal
JD = Jumlah dermaga yang sudah ada atau yang akan
direncanakan
Nilai NK yang diperoleh kemudian harus dibulatkan ke atas. Apabila jumlah armada
yang diperlukan sangat banyak dan diperkirakan tidak akan mampu dipenuhi oleh
pelabuhan maka yang harus dilakukan adalah dengan menambah jumlah dermaga.
VI-4
VI. KEBUTUHAN ARMADA & PENJADWALAN
STAT STAT
ST ST
Studi Kasus
Pelabuhan Penyeberangan di Kota “Angin Barat” akan dibuka untuk melayani 30.000
ton barang per tahun yang akan diangkut melalui kendaraan truk dengan kapasitas 12
ton. Kecepatan kapal dengan kapasitas 24 kendaraan adalah 8 knot dengan jarak
lintas penyeberangan sepanjang 30 mil laut dengan waktu B/M selama 20 menit,
waktu tunggu 5 menit dan waktu-waktu lain di pelabuhan selama 7 menit. Jika
pelabuhan dibuka dari 08.00 WIB dan tutup pada pukul 17.00 WIB, tentukan jumlah
armada yang dibutuhkan dan buatlah jadwal sederhana ! (data lain bias diasumsikan)
Kesimpulan
Penentuan jumlah armada dan jadwal harus dilakukan secara seksama dan harus
mampu mengakomodir semua kondisi yang dibutuhkan.
VI-5
VII. MANAJEMEN OPERASIONAL
MANAJEMEN OPERASIONAL
7
7.1. Pendahuluan
Manajemen atau pengelolaan memiliki padanan kata dalam Bahasa Inggris yaitu
management yang berasal dari kata to manage yang artinya mengelola atau menangani.
Secara istilah, manajemen adalah suatu proses dari 5 P (Perencanaan, Pengorganisasian,
Penggerakan, Penggerakan, Pengkoordinasian dan Pengawasan) terhadap segala sumber
daya (5 M + I yaitu Man, Money, Machine, Material, Methode dan Information) dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
VII-1
VII. MANAJEMEN OPERASIONAL
v. Siap personil
Petugas operasional yang dibentuk dalam tim kerja telah siap untuk melaksanakan
kegiatan pelabuhan dengan jumlah dan kualifikasi yang sesuai dengan kebutuhan.
VII-2
VII. MANAJEMEN OPERASIONAL
Tingkat Pelayanan
Kapasitas
Frekuensi
Kemudahan
Kecepatan
Kelancaran
Kepastian &
Kewajaran Biaya
Kualitas Pelayanan
Keamanan
Kehandalan
Kenyamanan
Dampak
lingkungan
Biaya
Tingkat Permintaan
VII-3
VII. MANAJEMEN OPERASIONAL
yang baik. Ada banyak teori penataan tersebut, antara lain adalah suatu konsep yang
dikenal dengan istilah KISS yaitu :
a. Koordinasi
yaitu suatu usaha tindakan dari seorang pimpinan untuk menyesuaikan dan
menyelaraskan berbagai atau suatu jenis pekerjaan yang dilakukan oleh berbagai
individu agar tidak saling tumpang tindih dan dapat saling mendukung dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan
b. Integrasi
yaitu suatu usaha untuk menyatukan dua/lebih kegiatan dalam suatu proses kegiatan
yang lebih padat dan untuk tujuan yang lebih besar
c. Sinkronisasi
yaitu suatu usaha untuk menyelaraskan berbagai kegiatan agar berlangsung sejalan
dan seirama dengan kegiatan lainnya
d. Simplifikasi
yaitu suatu usaha untuk menyederhanakan semua kegiatan yang berbeda-beda dengan
menghapuskan kegiatan yang tidak perlu atau mengecilkan volume kegiatan agar lebih
efisien dan efektif.
Dengan melakukan KISS maka akan dapat timbul kegiatan-kegiatan bersama dan adanya
usaha-usaha bersama serta adanya usaha untuk menertibkan, menyatukan, menggunakan
waktu yang setepat-tepatnya serta menyederhanakan segenap kegiatan pimpinan dan
peralatannya dalam mencapai tujuan yang sifatnya universal.
Studi Kasus
VII-4
VII. MANAJEMEN OPERASIONAL
Kesimpulan
VII-5