Tugas Ujian Semester Dasar-Dasar Transportasi - Sukri
Tugas Ujian Semester Dasar-Dasar Transportasi - Sukri
Tugas Ujian Semester Dasar-Dasar Transportasi - Sukri
NAMA MAHASISWA
SUKRI
NIM 4522041006
Ringkasan Penelitian ini membandingkan desain sistem pelat paku sebagai perkerasan jalan raya
Samarinda-Bontang dengan metode AASHTO dan metode Beam on Elastic Foundation. Penelitian
ini mempertimbangkan faktor-faktor seperti karakteristik tanah dan biaya, dan menyimpulkan
bahwa meskipun sistem pelat paku lebih mahal, sistem ini menawarkan alternatif yang kuat dan
efisien dibandingkan perkerasan konvensional.
a) Tujuan:
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan alternatif desain perkerasan jalan pada suatu ruas
jalan dengan volume lalu lintas tinggi dan kerusakan cukup parah, khususnya berfokus pada
perancangan ulang konstruksi jalan dengan sistem pelat paku sebagai perkerasan pada jalan
raya Samarinda-Bontang.
b) Metode :
Penelitian ini menggunakan metode AASHTO dan metode Beam on Elastic Foundation (BoEF)
untuk perancangan dan perhitungan perkerasan sistem pelat paku. Metode AASHTO
menghasilkan ketebalan pelat perkerasan sebesar 32,26 cm, sedangkan metode BoEF
menghasilkan ketebalan pelat perkerasan sebesar 20 cm. Metode BoEF meliputi perhitungan
menggunakan program BoEF dan perhitungan manual menggunakan Microsoft Excel, dengan
perancangan berdasarkan prinsip coba-coba untuk memenuhi persyaratan defleksi, momen,
dan gaya lateral. Modulus reaksi ekuivalen yang diperoleh untuk metode AASHTO sebesar
48.515,785 kN/m³, dan untuk metode BoEF sebesar 127.715.785 kN/m³.
c) Kesimpulan:
Penelitian ini menemukan bahwa sistem pelat paku, meskipun lebih mahal dibandingkan
perkerasan konvensional, namun menawarkan alternatif yang kuat dan efisien untuk
konstruksi jalan pada jalan raya Samarinda-Bontang. Penelitian tersebut membandingkan
desain menggunakan metode AASHTO dan metode Beam on Elastic Foundation (BoEF), dan
menemukan perbedaan ketebalan pelat perkerasan antara kedua metode tersebut. Selain itu,
penelitian ini menghitung kekuatan internal, kebutuhan perkuatan, dan rencana anggaran
untuk perkerasan kaku konvensional dan non-konvensional. Kesimpulan yang diambil adalah
meskipun perkerasan kaku konvensional lebih hemat biaya, perkerasan kaku non-
konvensional lebih kuat dan aman.
2. Rancangan Alat Pembatasan Penggunaan Handphone Pada Pengemudi Bus Berbasis
Internet Of Things (Ilham Bagus Prasetyo, Raka Pratindy, Srianto)
a) Tujuan:
Tujuan dari penelitian ini adalah merancang perangkat untuk membatasi penggunaan
telepon seluler oleh pengemudi bus berbasis teknologi Internet of Things (IoT). Perangkat
tersebut dimaksudkan untuk mendeteksi pemasangan dan kepemilikan ponsel, serta
kecepatan kendaraan, guna memberikan peringatan kepada pengemudi dan
menghasilkan laporan pelanggaran. Tujuan utamanya adalah membatasi penggunaan
ponsel saat mengemudi, khususnya di kalangan pengemudi bus.
b) Metode :
c) Kesimpulan:
5. Tujuannya adalah memberikan dampak positif bagi perusahaan bus dan pengemudi
bus dengan meningkatkan pengawasan berkendara dan penegakan peraturan
mengemudi di jalan raya.
Tulisan ini membahas tentang perlunya Stasiun Kalisat meningkatkan fasilitas dan pelayanan
sesuai Standar Pelayanan Minimal. Laporan ini menyoroti bidang-bidang yang memerlukan
perbaikan, seperti keamanan, kenyamanan, kemudahan, kesetaraan, dan informasi. Metode
Importance Performance Analysis digunakan untuk menganalisis kepuasan pengguna terhadap
kualitas layanan. Kajian tersebut mengidentifikasi aspek-aspek tertentu yang memerlukan
perhatian, seperti ketersediaan fasilitas bagi penumpang berkebutuhan khusus dan ruang
menyusui. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi kinerja dan pelayanan Stasiun Kalisat
berdasarkan Standar Pelayanan Minimal dan metode Importance Performance Analysis.
a) Tujuan:
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja dan pelayanan Stasiun Kalisat
berdasarkan Standar Pelayanan Minimal dan metode Importance Performance Analysis (IPA).
b) Metode :
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi observasi, survei, dan
penyebaran kuesioner untuk mengumpulkan data primer mengenai fasilitas dan pelayanan
Stasiun Kalisat. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan metode Importance
Performance Analysis (IPA) untuk menilai kinerja dan kepuasan pengguna terhadap layanan
stasiun. Metode IPA adalah teknik sederhana dan efektif untuk mengevaluasi pentingnya dan
kinerja berbagai aspek pemberian layanan.
c) Kesimpulan:
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja dan pelayanan Stasiun Kalisat
berdasarkan Standar Pelayanan Minimal dan metode Importance Performance Analysis (IPA).
Hasil penelitian menunjukkan beberapa aspek pelayanan dan fasilitas stasiun belum
memenuhi standar yang ditetapkan. Metode IPA digunakan untuk mengetahui tingkat kinerja
dan kepuasan pengguna terhadap pelayanan fasilitas. Ditemukan adanya kesenjangan
pelayanan dan fasilitas di Stasiun Kalisat, seperti kurangnya fasilitas bagi penumpang
berkebutuhan khusus dan ruang perawatan. Uji reliabilitas dan validitas menunjukkan bahwa
alat ukur yang digunakan reliabel dan valid. Analisis dengan metode IPA menunjukkan bahwa
beberapa atribut seperti ketersediaan fasilitas kesehatan dan platform untuk naik dan turun
penumpang perlu mendapat perhatian lebih. Selain itu, aksesibilitas menuju stasiun perlu
ditingkatkan melalui penambahan moda transportasi pendukung. Upaya peningkatan
pelayanan Stasiun Kalisat antara lain meningkatkan keselamatan dengan menyediakan
informasi dan fasilitas keselamatan yang lebih baik. Kesimpulannya, penelitian ini
merekomendasikan agar Stasiun Kalisat meningkatkan fasilitas dan pelayanannya sesuai
dengan Standar Pelayanan Minimal, dengan fokus pada aspek-aspek seperti keselamatan,
kenyamanan, kemudahan, kesetaraan, dan informasi. Metode Importance Performance
Analysis digunakan untuk menganalisis kepuasan pengguna terhadap kualitas layanan, dan
berbagai referensi digunakan dalam penelitian.
4. Sistem Pendeteksi Kelengkapan Dan Jenis-Jenis Penambat Pada Jalan Rel Berbasiskan You
Only Look Once Versi 4 (Muhammad Frammudya, Agustinus P. Edi Wibowo, Sunaryo)
Ringkasan Makalah ini menjelaskan tentang pengembangan sistem pendeteksi pengencang rel
pada rel kereta api menggunakan metode pengolahan gambar You Only Look Once (YOLO).
Sistem menangkap gambar menggunakan kamera dan memprosesnya menggunakan YOLO untuk
mendeteksi objek pengikat rel secara akurat. Sistem diuji keakuratannya dalam berbagai kondisi
pencahayaan, sudut kamera, dan kecepatan kereta menggunakan metode Confusion Matrix.
a) Tujuan:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan sistem untuk mendeteksi
kelengkapan dan jenis pengencang rel pada rel kereta api menggunakan metode pemrosesan
gambar, dan untuk mengevaluasi keakuratan sistem dalam berbagai kondisi seperti
pencahayaan, sudut kamera, dan kecepatan kereta.
b) Metode :
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi pengumpulan data di
lapangan untuk mendapatkan parameter pengencang rel, pengolahan citra dengan metode
You Only Look Once (YOLO) untuk identifikasi objek, dan pengembangan perangkat untuk
memudahkan petugas pemeliharaan kereta api dalam melakukan pengecekan secara
otomatis. untuk pengencang rel yang rusak atau hilang. Penelitian ini juga memanfaatkan
data dari sumber primer, seperti spesifikasi teknis komponen pengikat rel, dan sumber
sekunder terkait pemrograman Python dan pemrosesan gambar. Selain itu, penelitian ini
melibatkan perbandingan algoritma pembelajaran mesin untuk pengembangan sistem
deteksi.
Lebih lanjut, penelitian ini bertujuan untuk membedakan berbagai jenis pengencang rel
berdasarkan kumpulan data yang dibuat dan diuji kemampuannya dalam membedakan jenis
pengencang rel. Mekanisme perangkat tersebut melibatkan pemrosesan data video
menggunakan metode YOLO untuk identifikasi objek dengan akurasi tinggi dan pelacakan
real-time, serta memberikan informasi melalui label tentang jenis dan kelengkapan
pengencang rel.
c) Kesimpulan:
Penelitian tersebut menguji sistem untuk mendeteksi pengencang rel di rel kereta api
menggunakan metode Confusion Matrix dan menemukan tingkat akurasi yang bervariasi
tergantung pada waktu, kecepatan kereta, dan sudut kamera. Studi tersebut menyimpulkan
bahwa sore hari adalah waktu optimal untuk pemeliharaan karena memberikan akurasi
deteksi tertinggi. Selain itu, kecepatan kereta dan sudut kamera diketahui mempengaruhi
keakuratan deteksi.
Sistem yang dikembangkan berbasis metode pengolahan citra You Only Look Once (YOLO)
mampu mendeteksi objek pengikat rel secara efektif dengan tingkat akurasi yang tinggi.
Sistem diuji keakuratannya dalam berbagai kondisi pencahayaan, sudut kamera, dan
kecepatan kereta, dan dievaluasi menggunakan metode Confusion Matrix.
Sistem mengumpulkan dataset di lapangan untuk mendapatkan parameter objek pengikat rel,
memproses gambar menggunakan metode YOLO untuk identifikasi objek dengan kecepatan
30 frame per detik, dan memilih objek pengikat rel berdasarkan warna, tinggi, dan bentuk.
Kamera dihubungkan dengan laptop sebagai perangkat keras pendukung. Sistem mampu
mendeteksi objek pengikat rel, menentukan ada tidaknya objek, dan membedakan jenis
pengencang rel berdasarkan waktu pengambilan gambar dan kecepatan pengambilan video.
Deteksi maksimum pengencang rel dicapai pada kecepatan 5 km/jam pada sore hari dengan
tingkat deteksi 93,33% pada sudut kamera 80°.
Tulisan ini membahas tentang kinerja operasional dan kualitas layanan transportasi umum di
Kendari, Indonesia. Kajian tersebut mengukur berbagai parameter seperti frekuensi, faktor
muatan, waktu tempuh, waktu tempuh, jumlah penumpang, ketersediaan, dan waktu sirkulasi
untuk menganalisis kinerja operasional angkutan umum. Temuan menunjukkan bahwa meskipun
beberapa parameter menunjukkan kinerja baik hingga sangat baik, parameter lainnya perlu
ditingkatkan. Studi ini juga menyoroti dampak layanan transportasi online dan kendaraan pribadi
terhadap penggunaan transportasi umum.
a) Tujuan:
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur kinerja operasional jalur angkutan umum di
Kota Kendari. Studi ini bermaksud menggunakan survei dinamis (dalam kendaraan) dan
statis (segmen jalan) untuk menganalisis kinerja operasional dan mengukur kebutuhan rute.
Parameter seperti frekuensi, load factor, time headway, travel time, jumlah penumpang,
ketersediaan, dan waktu sirkulasi digunakan untuk mengevaluasi kinerja operasional dan
memberikan wawasan bagi pemangku kepentingan untuk meningkatkan pelayanan
transportasi umum.
b) Metode :
Penelitian ini menggunakan survei dinamik (dalam kendaraan) dan survei statis (ruas jalan)
untuk menilai kinerja operasional jalur angkutan umum di Kota Kendari.
c) Kesimpulan:
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja operasional angkutan umum di Kota Kendari,
khususnya angkutan umum perkotaan (angkot/mikrolet), menunjukkan kriteria baik hingga
sangat baik pada beberapa parameter. Namun faktor muatan dan jumlah penumpang masih
perlu diperhatikan, sedangkan waktu tempuh dan faktor muatan perlu ditingkatkan. Studi ini
juga menyoroti dampak transportasi online dan kendaraan pribadi terhadap penggunaan
transportasi umum. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kinerja operasional jalur
angkutan umum di Kota Kendari dengan menggunakan survei dinamis (dalam kendaraan)
dan statis (segmen jalan). Parameter seperti frekuensi, faktor muatan, waktu tempuh, waktu
tempuh, jumlah penumpang, ketersediaan, dan waktu sirkulasi digunakan untuk menganalisis
kinerja operasional dan mengukur kebutuhan rute. Evaluasi tersebut memberikan wawasan
bagi pemangku kepentingan untuk meningkatkan pelayanan transportasi umum. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kinerja operasional trayek angkutan umum di Kota Kendari
bervariasi, beberapa parameter menunjukkan kinerja baik hingga sangat baik, sementara
parameter lainnya menunjukkan kinerja cukup hingga buruk, terutama pada awal dan
pertengahan minggu.
Makalah ini membahas Suroboyo Bus, sistem transportasi umum berkelanjutan di Surabaya,
Indonesia. Hal ini mengeksplorasi berbagai aspek seperti kepuasan pengguna, adopsi inovasi,
implementasi dan evaluasi layanan, kontribusi pendapatan dari pembayaran tiket, optimalisasi
manajemen dan layanan, peran pemerintah dalam mengatur transportasi umum, dan efektivitas
penggunaan pembayaran botol plastik.
a) Tujuan:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membahas dan mengoptimalkan sistem transportasi
umum Suroboyo Bus di Surabaya, Indonesia, dengan fokus pada pilihan transportasi
berkelanjutan. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengevaluasi faktor-faktor yang
mempengaruhi penggunaan Suroboyo Bus dan keterlibatan pemerintah dalam pengelolaan
program, termasuk inovasi penggunaan botol plastik daur ulang sebagai metode pembayaran.
b) Metode :
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan melakukan studi literatur untuk
mengoptimalkan layanan Bus Suroboyo dalam mendukung sistem transportasi berkelanjutan
di Kota Surabaya. Selain itu, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk analisis
data.
c) Kesimpulan:
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem Bus Suroboyo berhasil mendukung transportasi
umum berkelanjutan di Surabaya, memanfaatkan botol plastik daur ulang sebagai
pembayaran dan bertujuan untuk mengurangi kemacetan lalu lintas sekaligus mengedukasi
masyarakat tentang pengelolaan sampah plastik. Aplikasi GOBIS dikembangkan untuk
mengefektifkan layanan transportasi dan membantu pengurangan sampah plastik. Selain itu,
studi ini menyoroti pentingnya keandalan, frekuensi layanan, dan kecepatan perjalanan bagi
pengguna angkutan umum, serta faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan Bus
Suroboyo. Keterlibatan pemerintah dalam pengelolaan program dan perlunya badan khusus
untuk mengawasinya juga ditekankan dalam kesimpulan.
7. Analisis Walkability Pada Kawasan Stasiun Manggarai Menuju Halte Transjakarta (Khalisa
Gina Iswara, R Ivan Adwitiya, R Jachrizal Sumabrata, Andyka Kusuma)
Ringkasan Makalah ini menganalisis walkability kawasan Stasiun Manggarai menuju halte
TransJakarta Manggarai. Penelitian mengumpulkan data melalui observasi langsung dan survei
kuesioner. Hasilnya menunjukkan bahwa skor walkability untuk kawasan tersebut adalah 68,5,
yang dikategorikan sebagai "menunggu untuk berjalan kaki/agak dapat dilalui dengan berjalan
kaki". Beberapa parameter seperti ketersediaan penyeberangan, adanya hambatan, keamanan
dari kejahatan, dan fasilitas bagi penyandang disabilitas mendapat nilai rendah. Studi ini
menyarankan perbaikan dalam hal keselamatan, kenyamanan, dan infrastruktur bagi pejalan
kaki.
a) Tujuan:
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat walkability di sekitar kawasan Stasiun
Manggarai menuju Halte TransJakarta Manggarai, dan memberikan gambaran mengenai
kondisi transportasi di kawasan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menilai skor
kemampuan berjalan kaki dan mengidentifikasi parameter yang perlu ditingkatkan untuk
meningkatkan kemampuan berjalan kaki di area tersebut..
b) Metode :
Penelitian ini menggunakan dua metode utama untuk menjawab pertanyaan penelitian.
Metode pertama menggunakan observasi dan pengumpulan data, sedangkan metode kedua
menggunakan kuesioner survei untuk mengumpulkan informasi dari pejalan kaki yang
berpindah antara KRL di Stasiun Manggarai dan Halte TransJakarta di Manggarai. Variabel
yang dipertimbangkan dalam penelitian meliputi aspek keselamatan, kenyamanan, dan
keamanan walkability.
c) Kesimpulan:
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa skor walkability untuk kawasan sekitar Stasiun
Manggarai menuju Halte TransJakarta Manggarai adalah 68,5 dengan kategori “waiting to
walk/agak walkable”. Kajian tersebut mengidentifikasi beberapa parameter yang mendapat
nilai rendah, antara lain ketersediaan penyeberangan, adanya hambatan, keamanan dari
kejahatan, dan fasilitas bagi penyandang disabilitas. Penelitian tersebut menyarankan bahwa
peningkatan kualitas kemampuan berjalan kaki dapat dicapai melalui perbaikan permukaan,
peningkatan area penyeberangan, peningkatan langkah-langkah keselamatan, dan
penambahan infrastruktur untuk penyandang disabilitas. Temuan ini juga menunjukkan
bahwa perubahan rute KRL menyebabkan penurunan signifikan dalam persepsi kendala dan
keamanan dari kejahatan. Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan wawasan mengenai
kondisi transportasi di wilayah tersebut dan merekomendasikan perbaikan untuk
meningkatkan keselamatan, kenyamanan, dan keamanan bagi pejalan kaki.
8. Dampak Penyesuaian Lajur Khusus Kendaraan Berat Terhadap Kinerja Lalu Lintas (Jose
Isai Hasudungan, R. Ivan Adwitiya, Robby Yudo Purnomo, Andyka Kusuma)
Ringkasan Makalah ini membahas dampak penyesuaian jalur kendaraan berat terhadap kinerja
lalu lintas di Jalan Raya Narogong. Hasil simulasi menunjukkan bahwa memindahkan kendaraan
berat ke jalur kiri dapat meningkatkan kecepatan kendaraan lain secara signifikan. Hal ini
menunjukkan perlunya kebijakan baru mengenai kendaraan berat di jalan raya. Kajian ini juga
mencakup literatur mengenai dampak kendaraan berat, perilaku pengemudi, dan standar
dimensi kendaraan di Indonesia. Metodologi penelitian meliputi observasi langsung di Jalan Raya
Narogong dan penggunaan simulasi PTV VISSIM.
a) Tujuan:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak jalur khusus kendaraan berat
terhadap kinerja lalu lintas di Jalan Raya Narogong. Kajian ini juga bertujuan untuk
mengeksplorasi perlunya kebijakan baru terkait kendaraan berat di jalan raya, dengan
mempertimbangkan literatur mengenai dampak kendaraan berat, perilaku pengemudi, dan
standar dimensi kendaraan di Indonesia.
b) Metode :
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi simulasi mikroskopis untuk
menganalisis kinerja lalu lintas jalan dan dampak pergerakan kendaraan berat ke jalur kiri.
Kajian ini juga melibatkan kalibrasi dan validasi model simulasi untuk memastikan
keakuratannya. Selain itu, penelitian ini mencakup analisis kelengkapan jalan, termasuk
marka dan rambu jalan, untuk mengidentifikasi potensi bahaya keselamatan dan
menginformasikan model simulasi. Simulasinya sendiri dilakukan dengan menggunakan PTV
VISSIM, sebuah alat yang berfokus pada simulasi mikroskopis pergerakan kendaraan di jalan
raya. Proses simulasi melibatkan skenario penyesuaian jalur kendaraan berat dan analisis
perubahan kecepatan sepeda motor dan mobil dalam kondisi berbeda.
c) Kesimpulan:
Temuan penelitian menunjukkan bahwa penyesuaian jalur kendaraan berat ke kiri dapat
meningkatkan kecepatan kendaraan lain secara signifikan sehingga menunjukkan perlunya
kebijakan baru mengenai kendaraan berat di Jalan Raya Narogong. Studi ini juga menyoroti
dampak kendaraan berat terhadap kinerja lalu lintas dan pentingnya kelengkapan jalan,
termasuk marka dan rambu jalan, dalam menginformasikan dan meningkatkan model
simulasi lalu lintas. Selain itu, penelitian ini menekankan dampak positif pergerakan
kendaraan berat ke jalur kiri terhadap kinerja lalu lintas, dengan penambahan marka jalan
untuk memberikan informasi kepada pengguna jalan. Studi ini juga mempertimbangkan
kasus-kasus tertentu, seperti perubahan kecepatan kendaraan di gang atau belokan U, dan
dampaknya terhadap kinerja lalu lintas.
9. Rancang Bangun Wheelchair Lift Alat Bantu Penyandang Disabilitas Menggunakan Sistem
Pneumatik (Krisna Pramudya Ekananta, Ardhenta Sigit Pambudi, Willy Artha Wirawan,
Ajeng Tyas Damayanti)
Ringkasan Makalah ini membahas desain dan pengujian lift kursi roda untuk penyandang
disabilitas. Lift ini menggunakan sistem pneumatik dan telah diuji pada peron kereta rendah dan
menengah. Hasil pengujian menunjukkan bahwa lift telah memenuhi standar yang berlaku dan
dapat digunakan secara efektif.
a) Tujuan:
Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan mengembangkan lift kursi roda sebagai alat
bantu aksesibilitas bagi penyandang disabilitas, khususnya pengguna kursi roda, agar dapat
mengakses kereta api dengan aman dan efisien. Penelitian ini juga bertujuan untuk
meningkatkan aksesibilitas layanan publik bagi penyandang disabilitas.
b) Metode :
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian meliputi pengujian sistem pneumatik,
dimensi alat, waktu kerja lift kursi roda, dan kapasitas angkat alat. Pengujian sistem
pneumatik dilakukan dengan menggunakan udara bertekanan yang disimpan pada tangki
kompresor kemudian menekan tombol push untuk mengontrol udara yang masuk ke dalam
silinder. Dimensi perangkat diuji dengan menempatkannya pada platform rendah dan
memastikan dapat digunakan oleh pengguna kursi roda dan asistennya. Waktu kerja lift kursi
roda diuji dengan mengatur waktu perangkat saat mengangkat dan menurunkan pengguna
dan asisten ke platform kereta yang sesuai. Terakhir, kapasitas angkat perangkat diuji dengan
meminta pengguna kursi roda dan asistennya naik ke perangkat dan menekan tombol on
pada ketinggian platform.
c) Kesimpulan:
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa lift kursi roda yang memanfaatkan sistem pneumatik
berhasil diuji coba di peron kereta api rendah dan menengah di stasiun Purwosari. Pengujian
menunjukkan bahwa perangkat tersebut memenuhi standar yang berlaku dan dapat
digunakan secara efektif. Selain itu, lift kursi roda terbukti meminimalkan risiko cedera saat
naik dan turun dari kereta. Kajian juga mengucapkan terima kasih kepada Politeknik
Perkeretaapian Indonesia Madiun atas bantuannya dalam penelitian ini. Secara keseluruhan,
penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas publik bagi penyandang disabilitas
dan lift kursi roda dirancang untuk memfasilitasi naik dan turun kereta api dengan aman dan
efisien.
10. Model Pemilihan Bandara Antara Adisutjipto Dan Yogyakarta Internasional Airport
Berdasarkan Data Stated Preference (Muhammad Fahmi Hudan, Muhammad Zudhy
Irawan, Agus Taufik Mulyono)
Ringkasan Tulisan ini membahas tentang kajian perilaku pemilihan bandara di kawasan multi-
bandara Yogyakarta. Studi ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan bandara
dan menentukan kemungkinan pemilihan bandara. Variabel yang ditemukan mempengaruhi
pilihan bandara secara signifikan meliputi tiket pesawat, frekuensi penerbangan, waktu akses,
biaya keluar, dan inersia. Studi tersebut merekomendasikan penurunan harga tiket pesawat dan
penyesuaian frekuensi penerbangan untuk meningkatkan pilihan bandara. Penelitian lebih lanjut
disarankan untuk menjajaki kemungkinan pemilihan bandara pada rute penerbangan yang
berbeda.
a) Tujuan:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan
bandara wisatawan, khususnya antara Adisutjipto dan Bandara Internasional Yogyakarta
(YIA) untuk perjalanan udara Yogyakarta-Jakarta. Penelitian ini juga berupaya menganalisis
faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan bandara dan mengetahui probabilitas pemilihan
bandara.
b) Metode :
Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling untuk mengumpulkan data secara
langsung pada bulan Desember 2022 hingga Januari 2023. Respondennya adalah pengguna
perjalanan udara rute Yogyakarta-Jakarta dalam satu tahun terakhir, terbang dari Adisutjipto
(JOG) dan Bandara Internasional Yogyakarta (YIA). Penelitian ini juga menggunakan
kuesioner survei yang terdiri dari tiga bagian: karakteristik perjalanan, preferensi responden
terhadap pilihan bandara, dan karakteristik sosial ekonomi.
c) Kesimpulan:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan bandara
wisatawan antara Adisutjipto dan Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) untuk perjalanan
udara Yogyakarta-Jakarta. Studi ini menemukan bahwa tiket pesawat, frekuensi penerbangan,
waktu akses, biaya keluar, dan inersia terhadap pesawat berbaling-baling berpengaruh
signifikan terhadap perilaku pemilihan bandara. Kajian tersebut merekomendasikan agar
maskapai penerbangan yang beroperasi di Adisutjipto (JOG) menurunkan tarif penerbangan
dan mengurangi perbedaan frekuensi dengan YIA. Selain itu, penelitian ini menyarankan
untuk dilakukan penelitian lebih lanjut dengan penambahan pilihan rute penerbangan
menggunakan pesawat jet untuk mengetahui probabilitas pilihan bandara responden untuk
rute Yogyakarta-Jakarta. Studi ini juga menyoroti bahwa hanya 36,9% responden yang
menggunakan layanan kereta bandara, dan sebagian besar lebih memilih mobil pribadi dan
taksi sebagai moda akses bandara. Analisis sensitivitas model menunjukkan bahwa harga
tiket pesawat memiliki nilai sensitivitas tertinggi.