Bab Iii

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

NEGARA HUKUM DAN

HAM

BAB III
HAM

3.1. Definisi HAM Secara Umum

Dalam pengertiannya Hak Asasi Manusia (HAM) menurut definisi para ahli
mengatakan, Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak-hak dasar yang dimiliki
setiap pribadi manusia sebagai anugerah Tuhan yang dibawa sejak lahir. sedangkan
pengertian HAM menurut perserikatan bangsa-bangsa (PBB) adalah hak yang melekat
dengan kemanusiaan kita sendiri, yang tanpa hak itu kita mustahil hidup sebagai
manusia. Secara umum Hak Asasi Manusia sering sekali terdengar di telinga kita
tentang Pelanggaran-pelanggaran HAM yang membuat kita prihatin tentang semua
yang terjadi, sehingga perlunya kita tahu lebih jelas tentang hak asasi manusia seperti
dibawah ini.

Dari pengertian Hak Asasi Manusia (HAM) dapat disimpulkan bahwa sebagai
anugerah dari Tuhan terhadap makhluknya, hak asasi tidak boleh dijauhkan atau
dipisahkan dari dipisahkan dari eksistensi pribadi individu atau manusia tersebut. Hak
asasi tidak bisa dilepas dengan kekuasaan atau dengan hal-hal lainnya, Bila itu sampai
terjadi akan memberikan dampak kepada manusia yakni manusia akan kehilangan
martabat yang sebenarnya menjadi inti nilai kemanusiaan.

Walapun demikian, bukan berarti bahwa perwujudan hak asasi manusia dapat
dilaksanakan secara mutlak karena dapat melanggar hak asasi orang lain.
Memperjuangkan hak sendiri sembari mengabaikan hak orang lain merupakan
tindakan yang tidak manusiawi. Kita wajib menyadari bahwa hak-hak asasi kita selalu
berbatasan dengan hak-hak asasi orang lain, karena itulah ketaan terhadap aturan
menjadi penting.

KELOMPOK 1 20
NEGARA HUKUM DAN
HAM

3.2. Definisi HAM Menurut Para Ahli

Ada berbagai versi umum pengertian mengenai HAM. Setiap pengertian


menekankan pada segi-segi tertentu dari HAM. Berikut beberapa definisi tersebut.
Adapun beberapa definisi Hak Asasi Manusia (HAM) adalah sebagai berikut:

1. Austin-Ranney, HAM adalah ruang kebebasan individu yang dirumuskan secara


jelas dalam konstitusi dan dijamin pelaksanaannya oleh pemerintah.

2. A.J.M. Milne, HAM adalah hak yang dimiliki oleh semua umat manusia di segala
masa dan di segala tempat karena keutamaan keberadaannya sebagai manusia.

3. UU No. 39 Tahun 1999, Menurut Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999, HAM


adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat keberadaan manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Hak itu merupakan anugerah-Nya yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah, dan
setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

4. John Locke, Menurut John Locke, hak asasi adalah hak yang diberikan langsung
oleh Tuhan sebagai sesuatu yang bersifat kodrati. Artinya, hak yang dimiliki
manusia menurut kodratnya tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya, sehingga
sifatnya suci.

5. David Beetham dan Kevin Boyle, Menurut David Beetham dan Kevin Boyle, HAM
dan kebebasan-kebebasan fundamental adalah hak-hak individual yang berasal
dari kebutuhan-kebutuhan serta kapasitas-kapasitas manusia.

6. C. de Rover, HAM adalah hak hukum yang dimiliki setiap orang sebagai manusia.
Hakhak tersebut bersifat universal dan dimiliki setiap orang, kaya maupun
miskin, laki-laki ataupun perempuan. Hak-hak tersebut mungkin saja dilanggar,
tetapi tidak pernah dapat dihapuskan. Hak asasi merupakan hak hukum, ini
berarti bahwa hak-hak tersebut merupakan hukum. Hak asasi manusia
dilindungi oleh konstitusi dan hukum nasional di banyak negara di dunia. Hak
asasi manusia adalah hak dasar atau hak pokok yang dibawa manusia sejak lahir
sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Hak asasi manusia dihormati, dijunjung
tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang. Hak
asasi manusia bersifat universal dan abadi.

7. Franz Magnis- Suseno, HAM adalah hak-hak yang dimiliki manusia bukan karena
diberikan kepadanya oleh masyarakat. Jadi bukan karena hukum positif yang
berlaku, melainkan berdasarkan martabatnya sebagai manusia. Manusia
memilikinya karena ia manusia.

KELOMPOK 1 21
NEGARA HUKUM DAN
HAM

8. Miriam Budiardjo, Miriam Budiardjo membatasi pengertian hak-hak asasi


manusia sebagai hak yang dimiliki manusia yang telah diperoleh dan dibawanya
bersamaan dengan kelahiran atau kehadirannya di dalam masyarakat.

9. Oemar Seno Adji, Menurut Oemar Seno Adji yang dimaksud dengan hak-hak
asasi manusia ialah hak yang melekat pada martabat manusia sebagai insan
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang sifatnya tidak boleh dilanggar oleh siapapun,
dan yang seolah-olah merupakan suatu holy area.

3.3. Macam Macam HAM

Ada bermacam-macam hak asasi manusia. Secara garis besar, hak-hak asasi
manusia dapat digolongkan menjadi enam macam sebagai berikut.

1. Hak Asasi Pribadi/Personal Rights

Hak asasi yang berhubungan dengan kehidupan pribadi manusia. Contoh hak-
hak asasi pribadi ini sebagai berikut.

 Hak kebebasan untuk bergerak, bepergian, dan berpindah-pindah tempat.


 Hak kebebasan mengeluarkan atau menyatakan pendapat.
 Hak kebebasan memilih dan aktif dalam organisasi atau perkumpulan.
 Hak kebebasan untuk memilih, memeluk, menjalankan agama dan kepercayaan
yang diyakini masing-masing.

2. Hak Asasi Ekonomi/Property Rigths

Hak yang berhubungan dengan kegiatan perekonomian. Contoh hak-hak asasi


ekonomi ini sebagai berikut.

 Hak kebebasan melakukan kegiatan jual beli.


 Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak.
 Hak kebebasan menyelenggarakan sewa-menyewa dan utang piutang.
 Hak kebebasan untuk memiliki sesuatu.
 Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak.

3. Hak Asasi Politik/Political Rights

 Hak asasi yang berhubungan dengan kehidupan politik. Contoh hak-hak asasi
politik ini sebagai berikut.
 Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan.
 Hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan.
 Hak membuat dan mendirikan partai politik serta organisasi politik lainnya.
 Hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan petisi.

KELOMPOK 1 22
NEGARA HUKUM DAN
HAM

4. Hak Asasi Hukum/Legal Equality Rights

 Hak kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan, yaitu hak yang
berkaitan dengan kehidupan hukum dan pemerintahan. Contoh hak-hak asasi
hukum sebagai berikut.
 Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan.
 Hak untuk menjadi pegawai negeri sipil (PNS).
 Hak mendapat layanan dan perlindungan hukum.

5. Hak Asasi Sosial Budaya/Social Culture Rights

 Hak yang berhubungan dengan kehidupan bermasyarakat.


 Hak menentukan, memilih, dan mendapatkan pendidikan.
 Hak mendapatkan pengajaran.
 Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan minat.

6. Hak Asasi Peradilan/Procedural Rights

 Hak untuk diperlakukan sama dalam tata cara pengadilan.


 Hak mendapat pembelaan hukum di pengadilan.
 Hak persamaan atas perlakuan penggeledahan, penangkapan, penahanan, dan
penyelidikan di muka hukum.

Ciri Khusus Hak Asasi Manusia (HAM)

Hak asasi manusia memiliki ciri-ciri khusus jika dibandingkan dengan hakhak yang lain. Ciri
khusus hak asasi manusia sebagai berikut.

 Tidak dapat dicabut, artinya hak asasi manusia tidak dapat dihilangkan atau
diserahkan.
 Tidak dapat dibagi, artinya semua orang berhak mendapatkan semua hak,
apakah hak sipil dan politik atau hak ekonomi, social, dan budaya.
 Hakiki, artinya hak asasi manusia adalah hak asasi semua umat manusia yang
sudah ada sejak lahir.
 Universal, artinya hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa
memandang status, suku bangsa, gender, atau perbedaan lainnya. Persamaan
adalah salah satu dari ide-ide hak asasi manusia yang mendasar.

KELOMPOK 1 23
NEGARA HUKUM DAN
HAM
3.4. Sejarah HAM

Secara historis hak asasi manusia sebagaimana yang saat ini dikenal (baik yang
di cantumkan dalam berbagai piagam maupun dalam UUD), memiliki riwayat
perjuangan panjang bahkan sejak Abad Ke-13 perjuangan untuk mengukuhkan gagasan
hak asasi manusia ini sesudah dimulai segera setelah di tanda tanganinya Magna Charta
pada tahun 1215 oleh raja John Lackbland, maka sering kali peristiwa ini di catat
sebagai permulaan dari sejarah perjuangan hak-hak asasi manusia, sekali pun
sesungguhnya piagam ini belum merupakan perlindungan terhadap hak-hak asasi
sebagaimana yang di kenal surat ini.

Menurut Muhammad Kusnardi dan Ibrahim di jelaskan bahwasannya


perkembangan dari hak-hak asasi manusia adalah dengan ditanda tanganinya Polition
of Rights pada tahun 1628 oleh raja Charles 1. Kalau pada tahun 1215 raja berhadapan
dengan kaum bangsawan dan gereja, yang mendorong lahirnya Magna Charta, maka
pada tahun 1628 tersebut raja berhadapan dengan parlemen yang terdiri dari utusan
rakyat (The House Of Comouons) kenyataan ini memperlihatkan bahwa perjuangan
hak-hak asasi manusia memiliki korelasi yang erat sekali dengan perkembangan
demokrasi.

3.4.1 Perkembangan Pemikiran HAM

Perkembangan pemikiran mengenai HAM dibagi pada 4 generasi yaitu:

 Generasi Pertama

Berpendapat bahwa pengertian HAM hanya berpusat pada bidang hukum dan
politik. Fokus pemikiran HAM generasi pertama pada bidang hukum dan politik
disebabkan oleh dampak dan situasi perang dunia II, totaliterisme dan adanya
keinginan negara-negara yang baru merdeka untuk menciptakan suatu tertib hukum
yang baru. Pada generasi pertama ini berkembang pemikiran dari pemikiran Immanuel
Kant dimana negara dan pemerintah tidak ikut campur tangan dalam urusan warga
negaranya kecuali dalam hal yang menyangkut kepentingan umum. Aliran pikiran yang
disebut liberalisme ini dirumuskan dalam dalil “The Last Government is the best

KELOMPOK 1 24
NEGARA HUKUM DAN
HAM
Government” artinya Pemerintahan yang paling sedikit campur tangannya terhadap
warga negara adalah Pemerintahan yang baik. Dalam pandangan ini negara dianggap
sebagai Nachwachterstaat atau negara penjaga malam yang memiliki ruang gerak yang
sangat sempit dalam mengatur tata kehidupan masyarakat atau rakyat dari suatu
negara, bukan hanya di bidang politik tetapi juga di bidang ekonomi. Dalam konsep ini
kegiatan di bidang ekonomi dikuasai oleh dalil: Laissez faire, laissez aller” yang artinya
kalau manusia dibiarkan mengurus kepentingan ekonominya masing-masing maka
dengan sendirinya keadaan ekonomi seluruh negara akan sehat.

 Generasi Kedua

Pada masa ini pemikiran HAM tidak saja menuntut hak yuridis melainkan juga
hak-hak sosial, ekonomi, politik dan budaya. Jadi pemikiran HAM generasi kedua
menunjukkan perluasan pengertian konsep dan cakupan hak asasi manusia. Pada
generasi kedua ini lahir dua covenant yaitu International Covenant on Economic, Social
and Cultural Rights dan International Covenant on Civil and Political Rights. Kedua
Covenant tersebut disepakati dalam sidang umum PBB 1966. Pada masa generasi
kedua, hak yuridis kurang mendapat penekanan sehingga terjadi ketidakseimbangan
dengan sosial-budaya, hak ekonomi dan hak politik. Pada masa ini pemerintah
bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyat dan karenanya harus aktif dalam
mengatur kehidupan ekonomi dan sosial rakyatnya. Negara dalam konsep ini
dinamakan negara kesejahteraan (Welfare State) atau Social Service State (negara yang
memberi pelayanan kepada masyarakat atau negara modern).

 Generasi Ketiga

Generasi ketiga ini lahir sebagai reaksi pemikiran HAM generasi kedua.
Generasi ketiga menjanjikan adanya kesatuan antara hak ekonomi, sosial, budaya,
politik, dan hukum dalam satu keranjang yang disebut dengan hak-hak melaksanakan
pembangunan. Dalam pelaksanaannya hasil pemikiran HAM generasi ketiga juga
mengalami ketidakseimbangan dimana terjadi penekanan hak ekonomi dalam arti
pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama, sedangkan hak lainnya terabaikan
sehingga menimbulkan banyak korban, karena banyak hak-hak rakyat lainnya yang
dilanggar.

KELOMPOK 1 25
NEGARA HUKUM DAN
HAM

 Generasi Keempat

Setelah banyak dampak negatif dari pemikiran HAM generasi ketiga, lahirlah
generasi keempat yang mengkritik peranan negara yang sangat dominan dalam proses
pembangunan yang terfokus pada pembangunan ekonomi dan menimbulkan seperti
diabaikannya aspek kesejahteraan rakyat. Pemikiran HAM generasi keempat dipelopori
oleh negara-negara dikawasan Asia yang pada tahun 1983 melahirkan deklarasi hak
asasi manusia yang disebut Declaration of The Basic Duties of Asia People and
Government. Deklarasi ini lebih maju dari rumusan generasi ketiga, karena tidak saja
mencakup tuntutan struktural tetapi juga berpihak kepada terciptanya tatanan sosial
yang berkeadilan. Selain itu deklarasi HAM Asia telah berbicara mengenai masalah
‘kewajiban asasi’ bukan hanya ‘hak asasi’. Deklarasi tersebut juga secara positif
mengukuhkan keharusan imperatif dari negara untuk memenuhi hak asasi rakyatnya.
Beberapa masalah dalam deklarasi ini yang terkait dengan HAM dalam kaitan dengan
pembagunan sebagai berikut:

1. Pembangunan Berdikari (self development)

Pembangunan yang dilakukan adalah pembangunan yang membebaskan rakyat dan


bangsa dari ketergantungan dan sekaligus memberikan kepada rakyat sumber-
sumber daya sosial ekonomi.

2. Perdamaian

Masalah perdamaian tidak semata-mata berarti anti perang dalam segala


bentuknya, tapi justru lebih dari itu suatu upaya untuk melepaskan diri dari budaya
kekerasan (culture of violence) dengan menciptakan budaya damai (culture of
peace) yang menjadi tugas semua pihak baik rakyat, negara, regional maupun
dunia.

3. Partisipasi Rakyat

Merupakan suatu persoalan hak asasi yang sangat mendesak untuk terus
diperjuangkan baik dalam dunia politik maupun dalam persoalan publik lainnya.

4. Hak-hak Budaya

Pada beberapa masyarakat nampak tidak dihormatinya hak-hak budaya. Begitu


juga adanya upaya dan kebijakan penyeragaman budaya oleh negara merupakan
bentuk pelanggaran terhadap hak asasi budayanya.

KELOMPOK 1 26
NEGARA HUKUM DAN
HAM

5. Hak Keadilan Sosial

Keadilan sosial tidak saja berhenti dengan naiknya pendapatan perkapita, tapi
justru baru berhenti pada saat tatanan sosial yang tidak adil dijungkirbalikkan dan
diganti dengan tatanan sosial yang berkeadilan.

3.5. Sejarah HAM Di Indonesia

3.5.1. Tonggak sejarah lahirnya HAM di Indonesia

Seperti perjuangan Kartini untuk menyampaikan bahwa wanita memiliki hak


lain juga daripada yang dianggap oleh orang-orang saat itu. Lalu ada Surosentiko yang
memperlihatkan bahwa nasib saudara-saudaranya itu tidaklah harus menderita seperti
itu, dengan melawan Belanda tanpa kekerasan seperti ajaran Mahatma Gandhi.
Multatuli, seorang Belanda yang awalnya adalah asisten-residen di Lebak, Banten
kemudian berubah menjadi pejuang kemanusian karena dia melihat bahwa rakyat-
rakyat Indonesia menderita, “de Javaans adalah manusia juga, de Javaans teraniaya”. Ia
mengatakan bahwa orang-orang jawa pribumi itu menderita karena peraturan
pemerintah Hindia-Belanda saat itu.

Setelah perjalanan panjang dengan penuh penderitaan rakyat yang kebablasan


itu akhirnya disadarilah bahwa hak manusia di Indonesia tidak akan diberikan oleh
Belanda tetapi dengan perjuangan bangsa Indonesia sendiri. Beberapa dekade sebelum
kemerdekaan, orang-orang pribumi berintelek yang memiliki pandangan progresif
membangun sebuah organisasi untuk memperjuangkan hak-hak yang seharusnya
sedari dulu dimiliki saudara-saudara mereka itu.

3.5.2. Sejarah perkembangan HAM di indonesia sebelum kemerdekaan

Awal gelombang perjuangan hak-hak bangsa kita untuk menjadi satu nama
Indonesia melewati fase-fase pembangunan organisasi. Organisasi-organisasi tersebut
berguna mengumpulkan orang-orang agar dapat berkesadaran bahwa dengan bergerak

KELOMPOK 1 27
NEGARA HUKUM DAN
HAM
bersama-sama didalam organisasi itulah hak-hak yang sepantasnya dimiliki dapat
tercapai.

Organisasi-organisasi tersebut dalam memperjuangkan hak masyarakat banyak


memiliki cara berbeda-beda tetapi memiliki satu semangat yang sama untuk dapat
mengusir penjajah-penjajah yang telah menindas mereka sekian lama itu.

Ada Budi Oetomo yang memperjuangkan hak mengemukakan pendapat yang


telah lama terbungkam itu, dengan petisi-petisi dan surat-surat. Lalu ada Sarekat Islam
yang memperjuangkan mengenai kebebasan dalam menentukan nasib sendiri dan
menghilangkan diskriminasi rasial yang sedari dulu kita yang menjadi bangsa ditanah
sendiri malah diberikan lahan paling bawah dalam baik sistem sosial maupun dalam
perpolitikan. Partai Komunis Indonesia yang apapun stigma masyarakat sekarang ini,
bagaimanapun juga organisasi mereka juga ikut mendonorkan upayanya untuk
perjuangan hak manusia bangsa Indonesia lewat isu-isu mengenai sosial dan alat-alat
produksi. Indische Partij dan Partai Nasional Indonesia memperjuangkan hak sebagai
bangsa untuk menjadi merdeka, dan kemudian masih banyak jua yang ada dan belum
terbahas jasa-jasanya.

Keseluruh perjuangan lewat perngorganisasian itu melebur menjadi satu


bagian jalan menuju titik puncak yang disebut kemerdekaan kita, menjadi Negara
Indonesia. Setelah berabad-abad lamanya nasib manusia-manusia di Indonesia itu
ditentukan oleh orang yang tidak berasal dari tanah Indonesia sendiri, penentuan nasib
itu tidaklah menimbulkan kesejahteraan maupun kemajuan, dan setelah kemerdakaan
kita dapat menentukan nasib sendiri sesuai hak kita, sesuai perjuangan yang dulu-dulu.
Tinggal langkah berikutnya, jalan mana yang akan ditapaki bangsa ini.

KELOMPOK 1 28
NEGARA HUKUM DAN
HAM
3.5.3. Penegakan HAM di Indonesia setelah Kemerdekaannya

3.5.3.2.1 Periode 1945 – 1950

Setelah pergulatan dengan penjajah yang mengambil hak-hak kita, akhirnya


kita dapat menikmati nama dan identitas satu bangsa dan dapat memperjuangkannya
bersama. Pada periode ini pemikiran HAM berkutat dengan masalah kemerdekaan,
dimana kemerdekaan berbicara dan mengemukakan pendapat dan juga membentuk
partai politik telah mendapatkan legitimasi yang sah dari UUD 1945. Kita menjadi
penentu hak bangsa kita ini sendiri.

3.5.3.2.2 Periode 1950 – 1959

Periode yang membanggakan dari berbagai wacana yang saya baca. Periode ini
dianggap sebagai saat-saat pasang kemajuan atas HAM kita ini, ditandai dengan makin
maraknya partai-partai dengan ideology masing-masing, dan pers memiliki kebebasan
yang mensejahterakan, situasi pemahaman HAM yang kondusif, pemilu pun berjalan
secara demokratis sesuai yang diidam-idamkan.

3.5.3.2.3 Periode 1959 – 1966

Demokrasi yang sebelumnya berhasil memanjakan hak-hak yang seharusnya


didapati masyarakat, kemudian malah berjalan mundur dan berganti menjadi
demokrasi terpimpin. DImana pusat kekuasaan di tangan Presiden. Dan saat ini terjadi
banyak pembatasan-pembatas hak-hak yang ada.

3.5.3.2.4 Periode 1966 – 1998

Masa awal Suharto memimpin setelah Suharto sering kali diadakan kajian-
kajian dan seminar-seminar mengenai HAM. Tetapi setelah selang beberapa waktu
sikap pemerintah berubah dan menjadi defensive serta represif. Dan saat-saat itulah
terjadi kasus-kasus pelanggaran HAM, dan dosa-dosa itu tidak lah dapat di adili sampai
sekarang.
Pada awal 1990-an kemudian dibentuklah Komnas HAM, yang bertugas
menangani masalah pelanggaran-pelangkaran HAM di Indonesia serta memberikan
pendapat perihal pelaksanaan mengenai pelaksanaan HAM di Indonesia.

KELOMPOK 1 29
NEGARA HUKUM DAN
HAM
3.5.3.2.5 Periode 1998 – sekarang

Jatuhnya rezim pemerintahan Orba memberikan dampak luar biasa, dan


menjadikannya contoh agar tidak mengulangi hal itu lagi. Dengan jalan melakukan
pengamatan dan pengkajian mengenai keputusan-keputusan dan pelaksanaan HAM di
Indonesia. Dan seharusnya hal itu dilakukan secara berkala pengkajian tersebut agar
dosa-dosa pelanggaran HAM di Indonesia tidak terjadi lagi.

3.6. Contoh Contoh Pelanggaran HAM Di Indonesia

1. Peristiwa Trisakti, tanggal 12 Mei 1998.


2. Tragedi Semanggi I, tanggal 13 November 1998
3. Tragedi Semanggi II, tanggal 24 September 1999
4. Kasus Pembunuhan Marsinah, 3-4 Mei 1993.
5. Peristiwa Tanjung Priok, tahun 1984
6. Kasus Dukun Santet di Banyuwangi, tahun 1998.
7. Penculikan Aktivis Pro Demokrasi, tahun 1997 dan 1998.
8. Kasus Penganiayaan Wartawan, tahun 1996
9. Tragedi Bom Bali, tahun 2002.
10. Kasus Pemberontakan GAM, sejak tahun 1976.
11. Kasus Pengkhianatan G 30S/PKI, tanggal 30 September 1965.
12. Konflik Sampit (Suku Dayak dan Madura), tahun 2001
13. Kasus Pembantaian Rawagede, tanggal 9 Desember 1945
14. Penembakan Misterius 1982-1985
15. Kasus Pembantaian Santa Cruz, 12 November 1991
16. Peristiwa Kudatuli, 27 Juli 1996
17. Kasus Pembunuhan Salim Kacil, tahun 2015
18. Pelanggaran HAM di Timor Timur, antara tahun 1974 sampai tahun 1999
19. Tragedi Kerusuhan di Ambon, Maluku, Januari 1999
20. Konflik Berdarah Poso, 1998 sampai tahun 2000
21. Peristiwa Pembantaian Petani, tahun 1997
22. Peristiwa Aceh 1990
23. Peristiwa Talang Sari, tanggal 7 Februari 1989.

KELOMPOK 1 30

Anda mungkin juga menyukai