Istianatul Khoiriyah - B - Bab 1-5

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 64

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mencerdaskan

kehidupan bangsa. Tolak ukur bangsa yang cerdas akan terlihat dari

kualitas pendidikannya, terutama dalam hal ini ialah pendidikan Agama.

Pendidikan agama adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan

peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati mengimani,

bertakwa berakhlak mulia, mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber

utamanya kitab suci Al-Quran dan Al-Hadis, melalui kegiatan bimbingan,

pengajaran latihan, serta penggunaan pengalaman.2

Proses pembelajaran Fiqih tidak terlepas dari aktivitas peserta

didik. Aktivitas peserta didik adalah keterlibatan peserta didik dalam

bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan

pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan

memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut. Proses aktivitas pembelajaran

harus melibatkan seluruh aspek psikofisis peserta didik, baik jasmani

maupun rohani sehingga akselerasi perubahan perilakunya dapat terjadi

secara cepat, tepat, mudah, dan benar, baik berkaitan dengan aspek

kognitif, afektif, maupun psikomotor. Itulah sebabnya aktivitas merupakan

prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar.3

2
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulya, 2012), h.21
3
Sardirman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers,

2012), h.96
2

Para ahli menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi


aktivitas belajar meliputi faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal meliputi; keadaan jasmani, kecerdasan, sikap,
minat, bakat dan motivasi. Sedang faktor eksternal meliputi
lingkungan sosial, yang berupa; keluarga, guru, staf, masyarakat,
teman dan juga lingkungan non sosial yang biasa berupa rumah,
sekolah, peralatan dan alam.4

Aktivitas belajar merupakan segala bentuk kegiatan yang

dilakukan siswa dalam interksi belajar (guru dan peserta didik) dengan

penuh kesadaran dalam rangka mencapai hasil belajar peserta didik yang

maksimal. Aktivitas yang dimaksudkan disini penekanannya pada peserta

didik, dengan aktivitas dalam proses pembelajaran akan tercapai situasi

belajar aktif.

Dalam proses pembelajaran terdapat beberapa macam metode dan

teknik pembelajaran salah satunya yaitu metode demonstrasi. Metode

demonstrasi dapat mendukung aktivitas belajar peserta didik karena

dengan metode demonstrasi maka peserta didik akan lebih mudah

memahami materi yang diberikan oleh guru.

“Metode demonstrasi adalah salah satu teknik mengajar yang

dilakukan seorang guru atau orang lain yang dengan sengaja diminta atau

siswa sendiri ditunjuk untuk memperlihatkan kepada kelas tentang suatu

proses atau cara melakukan sesuatu”.5

Berdasarkan pengertian metode demonstrasi yang telah dipaparkan

maka dapat dipahami bahwa metode demonstrasi adalah salah satu metode

pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk melatih peserta didik agar
4
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rajawali Pers,2009), h.145
5
Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, ( Jakarta : Ciputat Pers,
2002), h.45
3

dapat mempraktikkan pembelajaran dari materi yang disampaikan oleh

guru atau peserta didik dapat lebih paham dengan penjelasan guru yang

didukung dengan mendemonstrasikan terkait materi yang disampaikan

dalam proses pembelajaran.

Untuk memahami materi dalam proses pembelajaran guru dapat

melakukan beberapa cara agar peserta didik mampu memahami dengan

jelas materi yang disampaikan oleh guru, dengan metode demonstrasi

peserta didik bisa lebih memahami dengan jelas materi yang disampaikan

oleh guru dan peserta didik juga dapat lebih aktif untuk ikut

mendemonstrasikan materi yang disampaikan oleh guru.

Metode demonstrasi dapat mempermudah peserta didik dalam

mengetahui cara atau langkah dalam melakukan sesuatu yang terdapat

dalam materi pembelajaran , kaitannya dengan mta pelajaran yang lebih

membutuhkan contoh-contoh seperti gambar-gambar tata cara melakukan

suatu aktivitas, mendemonstrasikan atau memperagkan tata cara dalam

materi pembelajarn dengan benar seperti pelajaran fiqih yang banyak

sekali mempelajari tentang perilaku dan hukum-hukum islam dalam

kehidupan sehari-hari. “Fiqih dalam arti sempit sama pengertiannya sama

dengan fiqih ijtihad, yaitu hukum yang dihasilkan melalui ijtihad para

mujtahid”.6

Berdasarkan hasil prasurvei pada tanggal 08 September 2023

terhadap peserta didik kelas VII bidang studi Fiqih di MTs Negeri 2

6
Djajuli, Ilmu Fiqh Penggalin,Perkembangan, Dan Penerapan Hukum Islam , (Jakarta:
Kencana, 2005), h. 3
4

Lampung Timur, belum sepenuhnya menunjukan hasil yang diharapkan.

Terdapat masalah-masalah dalam pembelajaran diantaranya: Aktivitas

belajar peserta didik dikelas masih rendah, hal ini sebagaimana dijumpai

pada peserta didik kelas VII MTs Negeri 2 Lampung Timur bahwasanya

data rata-rata aktivitas visual peserta didik masih rendah dengan presentase

sebesar 43% persentase, persentase rata-rata aktivitas mendengar peserta

didik sebesar 30%, dan persentase rata-rata aktivitas metrik peserta didik

sebesar 27%. Berikut ini tabel daftar aktivitas belajar peserta didik kelas

VII tahun 2023/2024:

Tabel 1.1

Data Aktivitas Peserta Didik Kelas VII MTs Negeri 2 Lampung

Timur Tahun Pelajaran 2023/2024

NO Jenis Aktivitas Persentase

1 Aktivitas Visual 43%

3 Aktivitas Mendengar 30%

4 Aktivitas Metrik 27%

Sumber: Data Aktivitas Belajar Peserta Didik kelas VII MTS Negeri 2
Lampung Timur Tahun Pelajaran 2023/2024 oleh Guru Bidang Studi
Fiqih.
Berdasarkan pada permasalahan diatas, metode demonstrasi yang

digunakan oleh guru sudah membatu peserta didik untuk memahami

materi yang disampaikan oleh guru namun peserta didik cenderung pasif

dalam proses pembelajaran.


5

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Metode Demonstrasi Terhadap

Aktivitas Belajar Peserta Didik Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII MTs

Negeri 2 Lampung Timur Tahun Pelajaran 2023/2024 ”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang

akan diteliti diidentifikasi yaitu sebagai berikut:

1. Aktivitas belajar peserta didik dikelas masih rendah.

2. Sebagian peserta didik cenderung pasif dalam proses pembelajaran.

C. Batasan Masalah

Untuk mehindari adanya kemungkinan meluasnya masalah yang

akan diteliti, maka dengan ini peneliti membatasi masalah yaitu:

1. Aktivitas belajar peserta didik dibatasi pada aktivitas visual, aktivitas

mendengar, dan aktivitas metrik.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka

disusun rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Apakah Ada Pengaruh Metode Demonstrasi Terhadap Aktivitas Belajar

Peserta Didik Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII di MTs Negeri 2 Lampung

Timur Tahun Pelajaran 2023/2024?


6

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Adapun tujuan penulis mengadakan penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui pengaruh metode demonstrasi terhadap aktivitas

belajar peserta didik mata pelajaran Fiqih peserta didik kelas VII MTs

Negeri 2 Lampung Timur 2023/2024.

2. Adapun manfaat penelitian yang penulis lakukan ini adalah sebagai

berikut:

a. Bagi Guru

1) Guru dapat memperoleh pengetahuan mengenai cara mengajar

yang lebih bervariasi dengan menggunakan metode demonstrasi.

2) Meningkatkan profesionalisme guru.

b. Bagi Peserta Didik

1) Membantu peserta didik agar terlibat secara aktif pada proses

pembelajaran dikelas.

2) Membantu peserta didik untuk meningkatkan aktivitas belajar

dikelas.

c. Bagi Sekolah

1) Membantu sekolah dalam usaha meningktkan kualitas dan kinerja

guru dalam kegitan belajar mengajar.

F. Penelitian Relevan

Pada bagian ini peneliti menyajikan beberapa hasil penelitian

sebelumnya yang relevan dengan masalah yang diteliti:


7

1. Rudi Hartono dengan judul “ Pengaruh Penerapan PAILKEM Metode

Talking Stick Terhadap hasil Belajar Bidang Studi PAI siswa Kelas

VII SMP Negeri 2 Metro Timur Tahun Pelajaran 2012/2013” . Hal ini

terbukti penerapan pembelajaran aktif, inovatif, lingkungan, kretif,

efektif dan menarik (PAILKEM) model Talking Stick siswa kelas VII

SMP N 2 Metro Timur Tahun Pelajaran 2012/2013 masuk kategori

baik, yaitu 54,54% dan hasil belajar bidang Studi PAI siswa Kelas VII

SMP N 2 Metro Timur Tahun Pelajaran 2012/2013 masuk kategori

Tuntas dengan Presentase 57,57% sehingga terdapat pengaruh yang

signifikan antara penerapan pembelajaran aktif, inovatif, lingkungan,

kretif, efektif dan menarik (PAILKEM) model Talking Stick terhadap

hasil belajar bidang Studi PAI siswa kelas VII SMP Negeri 2 Metro

Timur Tahun Pelajaran 2012/2013.7

2. Sri Astuti dengan judul “Pengaruh Metode Demonstrasi terhadap

Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas VII di SMP

Negeri 1 Batang Hari Nuban Kabupaten Lampung Timur”. Metode

yang digunakan dalam penelitian ini dalam pengumpulan data adalah

metode ngket dan metode dokumentasi kemudian dalam menganalisis

data menggukan rumus chi kuadrat.8

7
Rudi Hartono, Pengaruh Penerapan PAILKEM Metode Talking Stick Terhadap hasil
Belajar Bidang Studi PAI siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Metro Timur Tahun Pelajaran
2012/2013, Skripsi, (Metro: Skripsi, STAIN Jurai Siwo Metro, 2012), h. 56
8
Sri Astuti, Pengaruh Metode Demonstrasi terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama
Islam Siswa Kelas VII di SMP Negeri 1 Batang Hari Nuban Kabupaten Lampung Timur, Skripsi,
(Metro: Skripsi, STAIN Jurai Siwo Metro, 2013), h. 58
8

Semua penelitian atau skripsi tersebut memiliki kesamaan topik

dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu tentang metode

pembelajaran. Meskipun demikian, penelitian ini berbeda dalam hal

waktu dan tempat penelitian yaitu penelitian ini membahas tentang

Pengaruh Metode Demonstrasi Terhadap Aktivitas Belajar Peserta

Didik Mata Pelajaran Fiqih kelas VII MTs Negeri 2 Lampung Timur

Tahun Pelajaran 2016/2017.


9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Aktivitas Belajar

1. Pengertian Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar dapat didefinisikan sebagai aktivitas yang

diberikan pada pembelajaran dalam situasi belajar mengajar. 9 Dalam

kegiatan belajar sangat diperlukan adanya aktivitas tanpa adanya

aktivitas proses belajar tidak mungkin berlangsung baik.10

Aktivitas siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap,

pikiran, perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna

menunjang keberhasialan proses belajar mengajar dan memperoleh

manfaat dari kegiatan tersebut.11 Proses aktivitas pembelajaran harus

melibatkan seluruh aspek psikoisis peserta didik, baik jasmani maupun

rohani sehingga akselerasi perubahan perilakunya dapat terjadi secara

cepat, tepat, mudah, dan benar, baik berkaitan dengan aspek kognitif,

afektif, maupun psikomotor.12 Itulah sebabnya aktivitas merupakan

prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar

mengajar.13

9
Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pngembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2007), h.179
10
Sadirman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar., h. 97
11
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi
Guru, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), h. 277
12
Nanang Hanafiah, Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: Refika
Aditama, 2010), h. 23
13
Sardirman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar., h. 96
10

Berdasarkan definisi di atas dapat diketahui bahwa aktivitas

belajar merupakan segala bentuk kegiatan yang dilakukan peserta didik

dalam interaksi belajar (guru dan peserta didik) dengan penuh kesadaran

dalam rangka mencapai hasil belajar peserta didik yang maksimal.

Aktivitas yang dimaksudkan disini penekanannya adalah pada peserta

didik, sebab dengan aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran

maka akan tercapai situasi belajar aktif.

Dalam standar proses pendidikan, pembelajaran didesain untuk

membelajarkan peserta didik. Artinya, sistem pembelajaran

menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar. Dengan kata lain

pembelajaran ditekankan atau berorientasi pada aktivitas siswa.14

Adapun penerapan aktivitas belajar dalam pembelajaran yang

dikembangkan melalui interaksi dan pengalaman belajar menurut ahli

adalah sebagai berikut:

1. Mengembangkan keberanian dan rasa percaya diri peserta didik


2. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berkomunikasi
secara aktif dan terarah
3. Melibatkan peserta didik dalam menentukan tujuan belajar dan
penilaian hasilnya
4. Memberikan pengawasan yang tidak terlalu ketat dan tidak otoriter
5. Melibatkan mereka secara aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan
dalam proses pembelajaran secara keseluruhan.15

14
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana, 2009), h. 135
15
H.E. Mulyasa, Implementasi KTSP Kemandirian Guru Kepala Sekolah, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2009), h. 188
11

2. Jenis-Jenis Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar itu banyak sekali macamnya maka para ahli

mengadakan klasifikasi atas macam-macam aktivitas tersebut. Beberapa

diantaranya ialah:

1. Kegiatan-kegiatan visual
Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati, eksperimen,
demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain
2. Kegiatan-kegiatan Lisan (oral)
Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu
kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan
pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi
3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan
Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau
diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan
radio
4. Kegiatan-kegiatan menulis
Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan
kopi membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket
5. Kegiatan-kegiatan menggambar
Menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola
6. Kegiatan-kegiatan metrik
Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran,
membuat model, menyelenggarakan permainan, menari, dan berkebun
7. Kegiatan-kegiatan mental
Merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis,
faktor-faktor, melihat, hubungan-hubungan, dan membuat keputusan
8. Kegiatan-kegiatan emosional
Minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan
dalam kelompok ini terdapat dalam semua jenis kegiatan dan overlap
satu sama lain.16

Banyak aktivitas yang dapat dilakukan oleh peserta didik di

sekolah. Aktivitas belajar memiliki beberapa jenis yaitu:

1. Aktivitas Mendengarkan yaitu dalam kehidupan sehari-hari kita


bergaul dengan orang lain. Dalam pergaulan ini terjadi komunikasi
verbal berupa percakapan. Percakapan memberikan situasi sendiri
bagi orang-orang yang terlibat ataupun yang tidak terlibat secara
tidak langsung mendengarkan informasi

16
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar., h. 172-173
12

2. Aktivitas Memandang yaitu setiap stimuli visual memberikan


kesempatan bagi seseorang untuk belajar. Dalam kehidupan sehari-
hari banyak hal yang dapat kita pandang, akan tetapi tidak semua
pandangan atau penglihatan kita adalah belajar
3. Aktivitas Meraba, Membau, dan mencicipi/Mengecap yaitu
aktivitas sensoris seperti halnya pada mendengarkan dan
memandang. Segenap stimuli yang dapat diraba dicium, dan
dicecap merupakan situasi yang memberikan kesempatan bagi
seseorang untuk belajar
4. Aktivitas Menulis dan Mencatat
5. Aktivitas Membaca
6. Aktiviatas Membuat Ikhtisari atau rangkuman dan menggraris
bawahi
7. Aktivitas Mengamati tabel-tabel, Diagram-diagram, dan bagan-
bagan
8. Aktivitas Menyusun paper atau kertas kerja
9. Aktivitas Mengingat
10. Aktivitas Berfikir yaitu memperoleh penemuan baru, setidak-
tidaknya orang menjadi tahu tentang hubungan antar sesuatu
11. Aktivitas Latihan atau praktek.17

Jadi, dengan klasifikasi aktivitas seperti diuraikan diatas,

menunjukan bahwa aktivitas disekolah cukup bervariasi. Apabila

berbagai macam kegiatan tersebut dapat diciptakan di sekolah, tentu

kegiatan belajar mengajar akan benar-benar menjadi pusat aktivitas

belajar yang maksimal dan tidak membosankan. Jenis aktivitas yang

di amati dalam penelitian ini yang akan dijadikan indikator aktivitas

dalam penelitian, yaitu sebagai berikut:

17
Abu Ahmadi, Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta,, 2013), h.
131-137
13

Tabel 2.1
Indikator Aktivitas Belajar

No Jenis Aktivitas Indikator

1 Aktivitas visual serta didik mengamati dan melihat


demonstrasi gambar-gambar
2 Aktivitas Mendengar serta didik mendengarkan penyajian
bahan
3 Aktivitas Metrik serta didik melakukan percobaan18

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar peserta didik kadang-kadang mengalami

perubahan dari waktu kewaktu. Beberapa diantara peserta didik

mengalami kemajuan, namun ada pula yang justru mengalami

kemunduran. Kemajuan atau kemunduran aktivitas belajar peserta didik

tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor internal maupun

eksternal.

Faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar diantaranya:

1) Faktor intern
a) Faktor jasmaniah
1. Faktor kesehatan
2. Cacat tubuh
b) Faktor Psikologis
1. Intelegensi
2. Perhatian
3. Minat
4. Bakat
5. Motivasi
6. Kematangan
7. Kesiapan

18
Oemar Hamalik, Proses Belajar., h. 172-173
14

2) Faktor ekstern
a) Faktor keluarga
1. Cara orang tua mendidik
2. Relasi antar anggota keluarga
3. Suasna rumah
4. Keadaan ekonomi keluarga
5. Pengertian orang tua
6. Latar belakang kebudayaan
b) Faktor sekolah
1. Metode mengajar
2. Kurikulum relasi guru dengan siswa
3. Disiplin sekolah
4. Alat pelajaran
5. Waktu sekolah
6. Standar pelajaran di atas ukuran
7. Keadaan gedung
8. Tugas rumah
c) Faktor mayarakat
1. Kegiatan siswa dalam masyarakat
2. Massa media
3. Teman bergaul
4. Bentuk kehidupan masyarakat.19

Menurut pendapat lain, faktor-faktor yang mempengaruhi

aktivitas belajar dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:

1) Faktor intenal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/ kondisi


jasmani dan rohani siswa.
2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan
di sekitar siswa.
3) Faktor pendidikan belajar (approach to learning), yakni jenis
upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang
digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-
materi pelajaran.20

Secara umum faktor-faktor yang mempengruhi aktivitas pada

diri seseorang, terdiri dari dua bagian, yaitu faktor intern dan faktor

eksternal.

19
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2003)., h. 54
20
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar., h. 145
15

a) Faktor internal: meliputi aspek fisik (fisiologis) dan aspek psikis


(psikologis)
b) Faktor eksternal meliputi: keadaan keluarga, guru dan cara
mengajar, alat-alat pelajaran, motivasi sosial dan lingkungan serta
kesempatan.21

Berdasarkan pendapat diatas dapat dimaknai bahwa aktivitas

belajar bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri, akan tetapi merupakan

hasil kolaborasi dari berbagai faktor yang mempengaruhinya. Secara

umum faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar terdiri dari

faktor internal dan faktor eksternal.

4. Pelajaran Fiqih

a. Pengertian Pelajaran Fiqih

Fiqih menurut bahasa paham terhadap tujuan seseorang pembicara.


Menurut istilah fiqih ialah mengetahuai hukum-hukum syara yang
amaliah (mengenai perbuatan, perilaku) dengan melalui dalil-dalilnya
yang terperinci. Fiqih adalah ilmu yan dihasilkan oleh pikiran serta
ijtihad (penelitian) dan memerlukan wawasan serta perenungan. Oleh
sebab itu allah tidak bisa disebut sebagai faqih (ahli dalam fiqih,
karena bagi-Nya tida ada sesuatu yang tidak jelas.22

Fiqih yang dimaksud disini adalah satuan mata pelajaran

yang diajarkan pada satuan pendidikan dalam hal ini yang diajarkan di

MTs Negeri 2 Raman Utara Lampung Timur.

b. Kegunaan Pelajaran Fiqih

Adapun mempelajari kaidah fiqih berguna untuk

menentukan sikap dan kearifan dalam menarik kesimpulan serta

menerapkan aturan-aturan fiqih terhadap kenyataan-kenyataan yang

21
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, ( Bandung: Rosdakarya, 2004), h. 107
22
Al-Jurjani, Abu Hasan, Al-Ta’rifat,( Mustafa Al-Baab al-Halaabi, Mesir, 1938), h. 121,
Dalam A.Djajuli, Ilmu Fiqih (Penggalian, Perkembangan, dan Penerapan Hukum Islam),
(Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2005), h. 5
16

ada, sehingga tidak menimbulkan akses yang tidak perlu karena

diperhatikan skala prioritas penerapannya.23

Dengan demikian kegunaan mempelajari ilmu fiqih yaitu

sebagai berikut:

1) Mempelajari ilmu fiqih berguna dalam memberi pemahaman

tentang berbagai aturan secara mendalam.

Dengan mempelajari ilmu fiqih kita akan mengetahui aturan dan

ketentuan secar terperinci seperti kewajiban dan tanggung jawab

manusia kepada Tuhannya, hak dan kewajiaban dalam berumah

tangga serta hak dan kewjiban dalam bermasyarakat. Kita akan

tahu bagaimana cara bersuci, cara shalat, cara zakat, cara puasa,

cara haji, dan hal- hal yang terdapat dalam fiqih.

2) Mempelajari ilmu fiqih berguna sebagai patokan untuk bersikap

dalam menjalani hidup dan kehidupan

Dengan mempelajari ilmu fiqih, kita akan mengetahui perbuatan-

perbuatan wajib, sunat, mubah, makhruh, haram dan perbuatan-

perbuatan yang sah dan yang batal.

c. Mareri Pelajaran Fiqih

Dalam penelitian ini materi fiqih yang akan penulis

gunakan adalah materi kelas VII semester ganjil yang bertemakan

Thaharah (bersuci), Ada pun pengertian dari thaharah ialah

23
Ibid., h. 31
17

membersihkan badan , pakaian, dan tempat shalat dari najis. Baik

najis kecil maupun najis besar. Firman Allah SWT.

Artinya: Dan mereka menanyakan kepada mu (Muhammad)

tentang haid. Katakanlah, “itu adalah sesuatu yang kotor.” Karena

itu jauhilah istri pada waktu haid; dan jangan kamu dekati mereka

sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, campurilah

mereka sesuai dengan (ketentuan) yang diperintahkan Allah

kepadamu. Sesungguhnya , Allah menyukai orang yang taubat dan

menyukai orang yang menyucikan diri. (Q.S Al-Baqarah : 222).

Bersuci meliputi:

a. Alat pembersih (bersuci), seperti tanah, air, dan batu

b. Cara bersuci

c. Macam dan jenis najis yang perlu disucikan

d. Yang wajib disucikan

e. Hal-hal yang menyebabkan wajib bersuci24

24
A, Munir, Sudarsono, Dasar-dasar Agama Islam, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2001), h. 142
18

B. Metode Demonstrasi

1. Pengertian Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan

memperagakan dan mempertunjukan kepada peserta didik tentang

suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya

sekedar tiruan.25

Adapun langkah-langkah penggunaan Pembelajaran metode

demonstrasi adalah sebagai berikut:

1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

2) Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan

3) Menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan

4) Menunjuk salah seorang peserta didik untuk mendemonstrasikan

sesuai skenario yang telah disiapkan

5) Seluruh peserta didik memperhatikan demonstrasi dan

menganalisnya

6) Tiap peserta didik mengemukakan hasil analisnya dan juga

pengalaman peserta didik didemonstrasikan

7) Guru membuat kesimpulan.26

Jadi, Metode Demonstrasi yang akan dijadikan indikator dalam

penelitian, yaitu sebagai berikut:

25
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana, 2009), h. 152
26
Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta:
Pustaka Belajar, 2009), h. 130
19

a) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

b) Guru menyjikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan

c) Menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan

d) Menunjuk salah seorang siswa untuk mendemonstrasikan sesuai

skenario yang telah disiapkan

e) Seluruh siswa memperhatikan demonstrasi dan menganalisnya

f) Tiap siswa mengemukakan hasil analisnya dan juga pengalaman

siswa didemonstrasikan

g) Guru membuat kesimpulan.27

2. Kelebihan dan Kelemahan Menggunakan Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi mempunyai beberapa kelebihan

diantaranya:

a. Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat


dihindari, sebab peserta didik disuruh langsung memperhatikan
bahan pelajaran yang dijelaskan
b. Perhatian peserta didik dapat dipusatkan kepada hal-hal yang
dianggap penting oleh pengajar sehingga peserta didik dapat
menangkap hal-hal yang penting
c. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab peserta didik tak
hanya mendengar, tetapi jua melihat peristiwa yang terjadi
d. Dengan mengamati secara langsung peserta didik akan memiliki
kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan
e. Dapat menguraikan kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan
hanya membaca atau mendengarkan keterangan guru
f. Bila peserta didik turut aktif melakukan demonstrasi, maka peserta
didik akan memperoleh pengalaman praktek untuk mengembangkan
kecakapan dan keterampilan
g. Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan peserta didik
akan dapat dijawab waktu mengalami proses demonstrasi
Sedangkan kekurangan metode demonstrasi antara lain:

27
Ibid.,h.130
20

a. Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang,


sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal
sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi
b. Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan dan tempat yang
memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan
pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah
c. Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang
khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional28

Berdasarkan pada penjelasan kelebihan dan kelemahan metode

demonstrasi diatas, dapat diambil benang merah bahwasannya selain

memiliki banyak kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki

beberapa kelemahan. Solusi mengatasi kekurangan pada metode

tersebut diantaranya: guru harus dapat mengatur waktu dengan baik

sehingga seluruh siswa mendapatkan giliran untuk mengajukan dan

menjawab pertanyaan, pertanyaan yang diajukan peserta didik tidak

boleh menyimpang dari materi yang diajarkan. Menciptakan suasana

kelas yang tidak membuat peserta didik tegang. Selain itu, untuk

mengetahui pemahaman peserta didik secara keseluruhan perlu

diadakan diskusi kelas dan evaluasi diakhir pelajaran.

3. Pengaruh Metode Demonstrasi Terhadap Aktivitas Belajar

Peserta Didik

Perkembangan metode pembelajaran dari waktu ke waktu terus

mengalami perubahan. Metode pembelajaran konvensional kini mulai

ditinggalkan berganti dengan metode pembelajaran yang modern, yang

salah satunya adalah metode pembelajaran demonstrasi.

28
Ibid., h. 87-88
21

Metode pembelajaran demonstrasi merupakan metode yang

tepat untuk meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran. Metode

pembelajaran tersebut mencerminkan pembelajaran yang bermakna,

dimana peserta didik dituntut terlibat secara aktif dalam proses belajar

mengajar di kelas agar pengetahuan yang di dapat dari proses belajar

mengajar tesebut dapat bermakna bagi peserta didik.

Berdasarkan uraian diatas dapat diasumsikan bahwa dalam

metode demonstrasi sangat besar pengaruhnya terhadap aktivitas

belajar peserta didik pada mata pelajaran fiqih.

C. Kerangka Konseptual

“Kerangka konseptual merupakan model konseptual yang

bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah

diidentifikasi sebagai masalah yang penting”.29 Berdasarkkan pengertian

kerangka konseptual yang telah dipaparkan maka dapat dipahami bahwa

kerangk konseptual merupakan suatu konsep pemikiran atau penjelasan

sementara yang menghubungkan variabel satu dengan variabel lainya,

sehingga tujuan dan arah penelitian dapat diketahui dengan jelas. Adapun

kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

29
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan
R&D,(Bandung : Alfabeta, 2014)., h. 60
22

Sering Baik
Aktivitas
Metode Demonstrasi Belajar
(Variabel X) Sedang Cukup
Variabel (Y)

Jarang Kurang

Kerangka konseptual penelitian tentang pengaruh metode demonstrasi


terhadap aktivitasi belajar peserta didik

Berdasarkan gambar tersebut kerangka konseptual penelitian

tentang pengaruh metode demonstrasi terhadap aktivitas belajar peserta

didik maka dapat dipahami bahwa:

1. Jika metode demonstrasi dilakukan dengan sering maka aktivitas

belajar akan baik.

2. Jika metode demonstrasi dilakukan dengan sedang maka aktivitas

belajar akan cukup.

3. Jika metode demonstrasi dilakukan dengan jarang maka aktivitas

belajar akan kurang.

D. Hipotesis

Sugiyono menyatakan bahwa: “ Hipotesis merupakan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah

penelitian dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”.30 Hipotesis

30
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2014), h. 64
23

adalah jawaban atau dugaan sementara terhadap masalah peneitian, yang


31
sebenarnya masih harus diuji secara empiris.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat dimaknai bahwa

hipotesis merupakan suatu pernyataan yang memberikan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah dalam suatu penelitian.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis mengajukan hipotesisnya

sebagai berikut: Terdapat pengaruh penggunaan metode demonstrasi

Terhadap aktivitas belajar peserta didik mata pelajaran Fiqih kelas VII

MTs Negeri 2 Lampung Timur Tahun Pelajaran 2016/2017.

31
Edi Kusnadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Ramayana Pers & STAIN Metro, 2008,
h. 59.
24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian yang akan penulis lakukan ini adalah penelitian yang

bersifat deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah “penelitian yang

bertujuan untuk membuat perencanaan sistematis aktual dan akurat mengenai

faktor-faktor dan populasi dan daerah tertentu”.32

Adapun sifat dari penelitian ini adalah bersifat korelasi sebab akibat

atau penelitian pengaruh.Yaitu “dinamakan penelitian sebab akibat karena

antara keadaan pertama dengan kedua terdapat hubungan sebab akibat.

Keadaan pertama diperkirakan menjadi penyebab yang kedua, keadaan

pertama berpengaruh terhadap yang kedua”.33

Berdasarkan uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa jenis

penelitian yang penulis laksanakan adalah penelitian kuantitatif dan sifat

penelitiannya adalah penelitian korelasi sebab akibat atau pengaruh dengan

menggunakan pendekatan kuantitatif. Dengan pendekatan kuantitatif penulis

ingin mengetahui seberapa besar pengaruh metode demonstrasi terhadap

aktivitas belajar peserta didik mata pelajaran Fiqih kelas VII MTs Negeri 2

Lampung Timur Tahun Pelajaran 2016/2017.

32
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Rajawali Press, 2013), h. 75
33
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian., h. 37
25

B. Definisi Operasional Variabel

Definisi opresional Variabel dalam suatu penelitian adalah “definisi


34
yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati”

Berdasarkan pendapat tersebut maka definisi oprasional variabel

bebas adalah “variabel yang menjadi sebab atau yang mempengaruhi variabel
35
terikat” atau ciri-ciri dari sebuah variabel berupa indikator-indikator yang

dapat di ukur, Sehingga dapat memberikan suatu kejelasan untuk oprasional

dan masing-masing variabel penelitian.

Berdasarkan pengertian di atas maka devinisi oprasional penelitian

sebagai berikut :

1. Variabel Bebas (Independen) / X

Variabel bebas adalah “Variabel yang mempengaruhi atau yang


36
menjadi perubahannya atau timbulnya variabel terikat”. Variabel dalam

penelitian ini adalah “Metode Demonstrasi”.

Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan

memperagakan dan mempertunjukan kepada peserta didik tentang suatu

proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar

tiruan. Adapun indikatornya sebagai berikut:

a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

b. Guru menyjikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan

34
Zuhairi, et.al, Pedoman Penlisan Karya Ilmiah, (Jakarta: Rajawali Pers,
2016), h. 48
35
Moh. Kasiram, Metodologi Penelitian Kuantitatif-Kualitatif, (malang: UIN-
MALIKI Pres, 2010, h.254
36
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, DAN
R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 39
26

c. Menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan

d. Menunjuk salah seorang siswa untuk mendemonstrasikan sesuai

skenario yang telah disiapkan

e. Seluruh peserta didik memperhatikan demonstrasi dan

menganalisnya

f. Tiap peserta didik mengemukakan hasil analisnya dan juga

pengalaman siswa didemonstrasikan

g. Guru membuat kesimpulan.37

2. Variabel Terikat (Dependen) / Y

Variabel terikat adalah “variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”.38 Variabel dalam

dependen dalam penelitian ini adalah “Aktivitas Belajar”.

Aktivitas siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap,

pikiran, perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna

menunjang keberhasialan proses belajar mengajar dan memperoleh

manfaat dari kegiatan tersebut. Jenis aktivitas yang diamati dalam

penelitian ini yang mana akan dijadikan indikator aktivitas dalam

penelitian, yaitu sebagai berikut:

a. Peserta didik mengamati dan melihat demonstrasi gambar-gambar

b. Peserta didik mendengarkan penyajian bahan

c. Peserta didik melakukan percobaan39

37
Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta:
Pustaka Belajar, 2009), h. 130
38
Ibid., h. 39
39
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar., h. 172-173
27

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.40

Berdasarkan pengertian di atas maka penulis maknai bahwa

populasi sejumlah objek yang akan diteliti secara keseluruhan atau semua

siswa di MTs Negeri 2 Lampung Timur. Populasi dalam penelitian ini

berjumlah 197 peserta didik yang terdiri dari 6 kelas.

2. Sampel

Menurut S. Margono sampel adalah “sebagai bagian dari populasi,

sebagai contoh (monster) yang diambil dengan menggunakan cara-cara

tertentu”.41 Sedangkan menurut Sugiyono sampel adalah “bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.42

Adapun dalam pengambilan besarnya sampel penulis berpedoman

pada pendapat Suharsimi Arikunto yang menjelaskan bahwa : “Untuk

sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik

diambil semuanya, sehingga penelitian merupakan penelitian populasi.

Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar, maka dapat diambil antara 10-

15% atau 20-25% atau lebih”.43

40
Ibid., h. 80
41
Margono S., Metodologi Penelitian(Jakarta : Rineka Cipta, 2010)., h. 121.
42
Sugiyono, Metode Penelitian, h. 81.
43
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, h. 134.
28

Berdasarkan teori-teori di atas karena jumlah subyeknya kurang dari

seratus maka dalam penelitian ini sampelnya di ambil 20 % dari peserta

didik kelas VII MTs Negeri 2 Lampung Timur Tahun Pelajaran

2016/2017 yakni 20/100 X 197 jadi jumlah sampelnya sebanyak 41

peserta didik:

Tabel 3.1
Data Sampel Kelas VII MTs Negeri 2 Lampung Timur
Tahun Pelajaran 2016/2017
Jumlah peserta
No Kelas Jumlah Sampel
didik
1 VII A 28 6
2 VII B 34 7
3 VII C 34 7
4 VII D 35 7
5 VII E 33 7
6 VII F 33 5
Jumlah 197 41

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah teknik atau cara yang

digunakan dalam mengambilan sampel dan populasi. Berdasarkan

populasi yang ada dengan menggunakan teknik Sampel Random yaitu

pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa

memperlihatkan starta yang ada dalam populasi itu.


29

Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa teknik

pengambilan sampel adalah teknik yang dilakukan untuk memperoleh

sampel dalam penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan

data.44 Guna mendapatkan data yang diinginkan dan diperlukan, maka peneliti

menggunakan beberapa metode pengumpulan data yaitu dengan metode:

1. Metode Angket

Metode angket adalah pertanyaan yang didistribusika melalui pos

atau diisi yang dikembalikan atau dapat juga dibawah pengawasan

penelitian responden ditentukan berdasarkan teknik sampling.45

Berdasakan pendapat di atas angket merupakan daftar pertanyaan

untuk memperoleh data berupa jawaban dari responden.

Metode angket dibedakan menjadi 2 jenis yaitu langsung dan tidak

langsung. Dengan demikian angket yang akan penulis pergunakan dalam

penelitian ini adalah jenis tidak langsung, yaitu yang ditunjukan kepada

siswa untuk mengetahui apakah ada pengaruh metode demonstrasi

terhadap aktivitas belajar peserta didik mata pelajaran Fiqih kelas VII

MTs Negeri 2 Lampung Timur Tahun Pelajaran 2016/2017.

44
Ibid., h. 224
45
Edi Kusnadi, Metodologi Penelitian, h. 93.
30

Adapun daftar pertanyaan dalam angket yang diberikan pada

responden yaitu dengan memberikan tanda silang (X) pada alternatif

jawaban yang dianggap sesuai dengan kriteria tersebut:

a. Untuk jawaban a diberi skor 4 selalu

b. Untuk jawaban b diberi skor 3 sering

c. Untuk jawaban c diberi skor 2 kadang-kadang

d. Untuk jawaban d diberi skor 1 tidak pernah

Dari skor-skor inilah nantinya akan dapat diketahui pengaruh

metode demonstrasi terhadap aktivitas belajar peserta didik mata

pelajaran fiqih kelas VII MTs Negeri 2 Lampung Timur Tahun Pelajaran

2016/2017.

2. Metode Dokumentasi

Metode dokomentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya. Metode

dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan

menghimpun dan manganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen

tertulis, gambar maupun elektronik.46

Metode ini penulis pergunakan untuk mendapatkan data hasil

belajar peserta didik, profil sekolah, denah lokasi, keadaan guru dan

peserta didik di MTs Negeri 2 Lampung Timur pada mata pelajaran Fiqih

kelas VII.

46
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, h. 221.
31

Oleh karena itu, semua data yang di dapat merupakan dasar dalam

mengungkapkan angket yang akan menjadi bahan dalam menentukan

valid atau tidaknya data tentang Metode Demonstrasi dan aktivitas

belajar peserta didik.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga

lebih mudah diolah.47

Dengan demikian instrumen penelitian adalah suatu alat atau

fasilitas yang digunakan dalam pengumpulan data. Instrumen penelitian ini

penulis gunakan untuk mengetahui pengaruh metode demonstrasi terhadap

aktivitas belajar peserta didik mata pelajaran fiqih kelas VII MTs Negeri 2

Lampung Timur tahun pelajaran 2016/2017.

1. Rancangan Instrumen

Penelitian instrumen dirancang dan disusun sesuai dengan

indikator yang telah ditetapkan. Untuk memperoleh data dalam penelitian,

peneliti menggunakan metode angket dan dokumentasi.

Adapun metode dan instrumen yang digunakan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

47
Ibid., h. 203
32

Tabel 3.2
Metode dan instrumen penelitian

No Variabel Penelitian Sumber Data Metode Instrumen

1 Variabel Bebas: Peserta Didik Angket Angket


Metode Demonstrasi
2 Variabel Terikat: Peserta Didik Angket Angket
Aktivitas Belajar

2. Kisi-kisi Instrumen

Rancangan instrumen berupa kisi-kisi digunakan untuk

menunjukan pengaruh metode demonstrasi terhadap aktivitas belajar

peserta didik mata pelajaran fiqih kelas VII MTs Negeri 2 Lampung

Timur tahun pelajaran 2016/2017.

Tabel 3.3
Kisi-kisi angket penelitian ini adalah sebagai berikut:
Item
No Variabel Indikator
Butir umlah
1. riabel Bebas a. Guru menyampaikan 1-2 2
(X). Metode
kompetensi yang ingin
Demonstrasi
dicapai
3-4 2
b. Guru menyajikan

gambaran sekilas materi


5 1
yang akan disampaikan

c. Menyiapkan bahan atau 6 1

alat yang diperlukan

d. Menunjuk salah seorang


33

peserta didik untuk


7 1
mendemonstrasikan

sesuai skenario yang

telah disiapkan 8 1

e. Seluruh peserta didik

memperhatikan

demonstrasi dan
9-10 2
menganalisnya

f. Tiap peserta didik

mengemukakan hasil

analisnya dan juga

pengalaman siswa

didemonstrasikan

g. Guru membuat

kesimpulan.

Jumlah 10

2. riabel Terikat a. Peserta didik 1-4 4


(Y). Aktivitas
mengamati dan
belajar peserta
melihat demonstrasi
didik
gambar-gambar
5-7 3
b. Peserta didik

mendengarkan

8-10 3
34

penyajian bahan

c. Peserta didik

melakukan percobaan

Jumlah 10

3. Pengujian Instrument

a. Validitas

Validitas alat ukur merupakan suatu sifat alat ukur yang

menunjang tingkat ketepatan, keeratan, dan keabsahan, suatu alat

ukur untuk mengadakan pengukuran. Pengertian validitas

“sejauhmana suatu alat pengukur itu mengukur yang ingin diukur”48

Menurut Suharsimi Arikunto :


Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data
dari variabel yang diteliti secara tepat.Tinggi rendahnya validitas
instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak
menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.49

Berdasarkan pada kutipan tersebut maka dapat diambil

pengertian bahwa yang dimaksud dengan validitas adalah alat ukur

yang merupakan suatu sifat alat ukur dan menunjukkan adanya

ketetapan atau keakuratan dalam pengukuran. Selanjutnya untuk

mengetahui validitas tiap butir angket yang digunakan penulis

mangadakan uji coba kepada responden di luar sampel penelitian

48
Edi Kusnadi, Metodologi Penelitian, h. 123
49
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian,cet ke-14, h.205
35

yang selanjutnya diuji dengan menggunakan rumus korelasi product

moment, dengan rumus kasar sebagai berikut:

∑xy
rxy= √( x2 )(∑y2)

Keterangan :

rxy= Koefisien korelasi variabel x dengan y

x = (xi – −X) 50
y = (yi – −y).

b. Reliabilitas

Reliabilitas alat ukur merupakan sifat alat ukur yang

menunjukkan tingkat keajekan dari hasil pengukuran, reliabilitas

adalah “suatu indeks yang menunjukkan sejauhmana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau diandalkan”.51

Selanjutnya untuk mengetahui tingkat reliabilitasnya, maka

penulis akan menggunakan teknik Spearman Brown :

2 𝑥𝑟𝑏
ri = (1 + 𝑟𝑏 )

Keterangan :
ri = Reliabilitas Internal seluruh instrumen

𝑟𝑏 = Korelasi pruduk moment antara belahan pertama dan

kedua52

50
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 228
51
Edi Kusnadi, Metodologi Penelitian., h. 128.
52
Sugiyono, Statistika untuk., h. 359
36

F. Teknik Analisis Data

Setelah data hasil penelitian terkumpul, selanjutnya data tersebut

diolah dan dianalisa dengan menggunakan rumus statistik. Data yang sudah

terhimpun melalui berbagai metode, selanjutnya dianalisis dengan

menggunakan rumus korelasi PPM (Pearson Product Moment) sebagai

berikut:

𝑛(∑ 𝑥 𝑦) − (∑ 𝑥). (∑ 𝑦)
𝑟𝑥𝑦 =
√(𝑛. ∑ 𝑥2 − (∑ 𝑥)2). (𝑛. ∑𝑦2 − (∑𝑦)2)

𝑥2 = Kuadrat masing-masing skor/ nilai variabel 𝑥


𝑦 2
= Kuadrat masing-masing skor/ nilai variabel 𝑦
𝑥𝑦 = Hasil kali masing-masing skor/ nilai variabel 𝑥 dan 𝑦
Σ𝑥 = Jumlah skor/ nilai variabel 𝑥
Σ𝑦 = Jumlah skor/ nilai variabel 𝑦
Σ𝑥 2
= Jumlah kuadrat skor/ nilai variabel 𝑥
Σ 𝑦 2 = Jumlah kuadrat skor/ nilai variabel 𝑦
Σ 𝑥𝑦 = Jumlah hasil kali skor/ nilai variabel 𝑥 dan 𝑦.53

53
Agus Irianto, Statistik: Konsep Dasar, Aplikasi dan Pengembangnnya, (Jakarta:
Kencana,2004), h. 137-138.
37

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Umum

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

a. Sejarah Singkat Berdirinya MTs Negeri 2 Lampung Timur

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan di MTs

Negeri 2 Lampung Timur pada Tanggal 15 Agustus 2017 dengan

metode dokumentasi yang ditujukan pada Kepala Tata Usaha MTs

Negeri 2 Lampung Timur didapatkan keterangan bahwa MTs Negeri 2

Lampung Timur ini didirikan pada tahun 1968.

Awal berdiri yakni pada tahun 1968 hingga sekarang , MTs

Negeri 2 Lampung Timur sudah beberapa kali melakukan pergantian

nama Madrasah dan Kepala Madrasah. Pertama kali Madrasah ini

berdiri diberi nama MTs Agama Islam, kemudian menjadi MTs N

Agama Islam, diganti lagi menjadi MTs Persiapan. Pada tahun 1984

nama MTs Persiapan diganti menjadi MTs N Poncowati Filial,

selanjutnya pada tahun 1993 diganti lagi menjadi MTs Negeri Raman

Utara tepatnya dibulan Oktober. Kemudian diganti menjadi MTs N 2

Lampung Timur dikarenakan membawa nama Kabupaten sehingga

namanya menjadi MTs Negeri 2 Lampung Timur pada bulan Januari.

Pada tahun 1968 hingga 1975 Dipimpin oleh Sudadin, BA., lalu

pada tahun 1975 digantikan oleh bapak Slamet Efendi, BA. sampai

1984, kemudian digantikan bapak Bisri, BA. hingga tahun 1996 dan
38

digantikan bapak Drs. Yahya Sulaiman sampai 2001 selanjutnya diganti

bapak Drs. Djumari hingga 2005, lalu diganti Ibu Lenny Darnisah,

S.Pd.,MM hingga 2015, selanjutnya diganti dengan bapak Rubangi,

S.Pd. hingga tahun 2016 dan digantikan Bapak TOIPI S,Ag., M.Pd.I.

hingga sekarang.

Melihat sejarah berdirinya, MTs Negeri 2 Lampung Timur telah

mengalami pergantian Kepala Madrasah sebanyak delapan kali dan

MTs Negeri 2 Lampung Timur beralamatkan di Jl. Merdeka Raman

Utara, Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur.

Selanjutnya untuk profil umum MTs Negeri 2 Lampung Timur dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1
Data tentang Profil Umum MTs Negeri 2 Lampung Timur
1 Nama Sekolah MTs Negeri 2 Lampung Timur
2 Nama Kepala Sekolah TOIPI S,Ag., M.Pd.I.
3. Status Negeri
4. Jenjang Akreditasi B
5 Berdiri 1968
Jl. Merdeka Raman Utara, Kecamatan
6 Alamat Sekolah
Raman Utara Kabupaten Lampung Timur
7. Luas Tanah 9,970 m2
8. Status Kepemilikan Pemerintah daerah
9. Kode Pos 34154

10. Email [email protected]

Sumber: Dokumentasi profil umum MTs Negeri 2 Lampung Timur.


39

b. Visi dan Misi MTs Negeri 2 Lampung Timur

Visi:

Berkualitas, Agamis dan Populis

Misi:

1) Hubungan yang harmonis dan demokratis

2) Peningkatan wawasan dan kinerja

3) Pemanfaatan sarana dan prasarana yang optimal

4) Peningkatan pelaksanaan pendidikan secara utuh

c. Letak Geografis MTs Negeri 2 Lampung Timur

Hasil observasi dan dokumentasi yang peneliti peroleh dan

bukukan, MTs Negeri 2 Lampung Timur terletak di tempat yang

sangat strategis. Berada di pusat kecamatan Raman Utara jadi sangat

mudah dijangkau dari berbagai daerah sekitar. MTs Negeri 2

Lampung Timur terletak tidak jauh dari kantor kelurahan,

puskesmas, dan sekolah dasar, MTs Negeri 2 Lampung Timur

menempati gedung permanen di atas tanah wakaf yang berlokasi di

Jl. Merdeka Raman Utara Lampung Timur Kecamatan Raman Utara

Kabupaten Lampung Timur. Mengenai tata ruang atau denah lokasi

dapat dilihat dalam gambar berikut:


40

B T

Sumber: Dokumentasi Denah Lokasi MTs Negrei 2 Lampung Timur.


41

d. Sarana dan Prasarana MTs Negeri 2 Lampung Timur

Sarana dan prasarana yang ada di MTs Negeri 2 Lampung

Timur sudah memadai, baik yang utama maupun hanya penunjang.

Lebih detainya dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.2
Data tentang Sarana dan Prasarana
MTs Negeri 2 Lampung Timur
NO NAMA GEDUNG / FASILITAS JUMLAH KET.
1 RUANG KELAS 17 ADA/BAIK
2 RUANG KEPALA MADRASAH 1 ADA/BAIK
3 RUANG GURU 1 ADA/BAIK
4 RUANG TATA USAHA 1 ADA/BAIK
5 LABORATORIUM IPA 1 ADA/BAIK
6 LABORATORIUM KOMPUTER 1 ADA/BAIK
7 RUANG PERPUSTAKAAN 1 ADA/BAIK
8 RUANG BP/BK 1 ADA/BAIK
9 RUANG UKS 1 ADA/BAIK
10 RUANG KOPERASI SISWA 1 ADA/BAIK
11 RUMAH PENJAGA 1 ADA/BAIK
12 GUDANG 1 ADA/BAIK
13 AULA / MASJID 1 ADA/BAIK
14 KANTIN 4 ADA/KURANG BAIK
15 POS SATPAM 1 ADA/BAIK
16 WC GURU 2 ADA/BAIK
17 WC SISWA 8 ADA/BAIK
18 WC TU 2 ADA/BAIK
19 LAPANGAN BASKET 1 ADA/KURANG BAIK
20 LAPANGAN VOLI 1 ADA/BAIK
21 LAPANGAN TENIS MEJA 2 ADA/BAIK
22 KOMPUTER 40 ADA/BAIK
23 TELEVISI 2 ADA/BAIK
24 KAMERA CCTV 20 ADA/BAIK
25 MEJA KURSI BELAJAR 580 ADA/BAIK
26 MESIN PRINTER 2 ADA/BAIK
27 LCD PROYEKTOR 4 ADA/BAIK
28 LAYAR SCREENVIEW 3 ADA/BAIK
28 MATRAS 2 ADA/BAIK
29 KIPAS ANGIN 6 ADA/BAIK
Sumber: Dokumentasi sarana dan prasarana MTs Negeri 2 Lampung Timur.
42

e. Keadaan Peserta Didik MTs Negeri 2 Lampung Timur

Keadaan peserta didik MTs Negeri 2 Lampung Timur tahun

demi tahun mengalami kemajuan, mulai dari penjaringan calon

peserta didik baru hingga penempatan kelas, sekolah berusaha

memberikan yang terbaik. Penjaringan calon peserta didik diambil

mulai dari Sekolah Dasar-Sekolah Dasar dengan kriteria tertentu

setelah diseleksi kembali dan dinyatakan lulus seleksi, pihak

sekolahpun menyiapkan kelas dengan pola kelas sedang sehingga

proses pembelajaran dapat dilaksanakan dengan lebih efektif dan

efisien. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3
Data Jumlah Peserta Didik MTs Negeri 2 Lampung Timur
Jumlah Peserta Didik
No Nama Rombel Kelas
L P Jumlah
1 Kelas VII.A Kelas VII 10 18 28
2 Kelas VII.B Kelas VII 20 16 36
3 Kelas VII.C Kelas VII 21 12 33
4 Kelas VII.D Kelas VII 22 13 35
5 Kelas VII.E Kelas VII 20 14 34
6 Kelas VII.F Kelas VII 15 16 31
7 Kelas VIII.A Kelas VIII 8 20 28
8 Kelas VIII.B Kelas VIII 16 18 34
9 Kelas VIII.C Kelas VIII 14 20 34
10 Kelas VIII.D Kelas VIII 12 22 34
11 Kelas VIII.E Kelas VIII 14 19 33
12 Kelas VIII.F Kelas VIII 14 20 34
13 Kelas IX.A Kelas IX 9 20 29
14 Kelas IX.B Kelas IX 19 15 34
43

15 Kelas IX.C Kelas IX 19 15 34


16 Kelas IX.D Kelas IX 18 16 34
17 Kelas IX.E Kelas IX 18 16 34
18 Kelas IX.F Kelas IX 19 15 34
Total 288 305 593
Sumber: Dokumentasi Data Peserta Didik MTs Negeri 2 Lampung Timur.

f. Keadaan Guru MTs Negeri 2 Lampung Timur

Tenaga pengajar di MTs Negeri 2 Lampung Timur

merupakan tenaga profesional yang berjumlah 36 orang yang

meliputi berbagai bidang keahlian, secara rinci dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 4.4
Daftar Guru dan Karyawan MTs Negeri 2 Lampung Timur
Pendidikan
No Nama Guru/ Karyawan L/P Status Jabatan
Terakhir
1. TOIPI S.Ag,. M.Pd.I L PNS Kepala Sekolah S2
2. Drs. Sri Raharjo L PNS Guru S1
3. Drs. M. Nurdin L PNS Guru S1
4. Drs. Junaidi, M.Kes L PNS Guru S2
5. Drs. Ahmadi L PNS Guru S1
6. Ari Widayati, S.Pd P PNS Guru S1
7. Dra. Nur Rachmah P PNS Guru S1
8. Supriyati, S.Pd P PNS Guru S1
9. Anwar Sadat, M.Pd.I L PNS Guru S2
10. Ngatijan, S.Pd.I L PNS Guru S1
11. Nihayatul Solihati, S.Pd P PNS Guru S1
12. Siti Khotimah, S.Pd.I P PNS Guru S1
13. Acak Kursaman L PNS Guru D2
14. Drs.Lanjar L PNS Guru S1
15. Subardo L PNS Guru S1
16. Sri Mulyono, S.Pd.I L PNS Guru S1
17. Dra. Istikomah P PNS Guru S1
18. Dra.Umi Muawanah P PNS Guru S1
19. Suharmi Setya Budi, P PNS Guru
D3
A.Md.Pd
44

20. Wibowo A.Md.Pd L PNS Guru D3


21. Ahmad Husain,S.Pd L PNS Guru S1
22. Shofiyul Umam,SS. L PNS Guru S1
23 Dra. Dewi Susiyanti P PNS Guru S1
24 Esti Palupi, S.Pd P PNS Guru S1
25 Sri Susilowati, S.Pd P PNS Guru S1
26 A.Jakfar, S.Ag L PNS Guru S1
27 Tanseriyadi, S.Ag L PNS Guru S1
28 Sulasih, S.Pd P PNS Guru S1
29 Hestin Isyati, S.Ag P PNS Guru S1
30 Dra. Mujiyem P PNS Guru S1
31 AfifIsa Anshori,S.Pd.I L PNS Guru SI
32 Rolinda, S.Pd P PNS Guru S1
33 Pathurrahman,S.Ag L PNS Guru S1
34 Ardi Ristanto, S.Pd L Honorer Guru S1
35 Disca Fenidesty S, S.Pd P Honorer Guru S1
36 Ika Nurrohmah S.Pd P Honorer Guru S1
Sumber: Dokumentasi jumlah guru di MTs Negeri 2 Lampung Timur.
Tabel 4.5
Daftar Pengelola Tata Usaha MTs Negeri 2 Lampung Timur
No Nama Keterangan

1 Tajudin Muslih, SE Ka.TU

2 Katiman, S.pd TU
3 Sualaiman, S.sos.I TU
4 Umi Rohmatun TU
5 Rita Hastuti, S.Sos TU
6 Eva Juliana Sari, A.Md TU
7 Mamad Hermawan TU
8 Cahya Purnama TU
9 Andri Wijaksono TU
Sumber: Dokumentasi Data Tata Usaha MTs Negeri 2 Lampung Timur.
2. Deskripsi Data Hasil Penelitian

a. Metode Demonstrasi

Data metode demonstrasi diperoleh dari perhitungan skor

angket yang diberikan kepada responden. Perolehan skor dalam


45

angket adalah berdasarkan jawaban yang diperoleh dari responden

dan tiap-tiap jawaban item mempunyai skor sebagai berikut:

1) Alternatif jawaban a diberi skor 4

2) Alternatif jawaban b diberi skor 3

3) Alternatif jawaban c diberi skor 2

4) Alternatif jawaban d diberi skor 1

Berdasarkan hasil penyebaran angket diperoleh data

sebagai berikut:

Tabel 4.6
Data Hasi Angket Metode Demonstrasi Peserta Didik Kelas VII
MTs Negeri 2 Lampung Timur

NO Sampel Skor
1 DWI 31
2 MGR 24
3 RAS 28
4 NPI 23
5 FNA 27
6 DYS 27
7 ENA 30
8 DFF 27
9 JAS 27
10 RES 23
11 RZF 27
12 DMS 25
13 RIA 27
14 ERA 30
15 GAS 29
16 EGA 25
17 RAA 24
18 STH 26
19 DWR 34
20 ADAS 27
21 MHR 29
46

22 AHT 33
23 DNA 23
24 IJL 32
25 NRW 26
26 IRA 27
27 ESN 27
28 RYY 31
29 HBA 24
30 AMS 29
31 IMH 26
32 DEM 27
33 PAP 30
34 DSP 27
35 ARP 23
36 NAM 23
37 MCP 27
38 BAM 27
39 DEA 29
40 ZKP 27
41 GAP 32

Berdasarkan hasil angket tersebut, didapatkan nilai tertinggi 34 dan

nilai terendah 23. Untuk mencari nilai tinggi, sedang dan rendah dari

metode demonstrasi, dengan terlebih dahulu mencari mean ( ) dan

standar deviasinya ().

Menghitung mean () hipotetik, dengan rumus:


1
  i max  i  k
min 
2

1
  4  110
2

  25

Keterangan

 = Rerata hipotetik
47

imac =Skor maksimal item

imin = Skor minimal item

k = Jumlah aitem

Menghitung standar deviasi (), dengan rumus :


1
  i i 
max min
6
1
  34  23
6

  9,5

Keterangan :

 = Rerata hipotetik

imac =Skor maksimal Subjek

imin = Skor minimal subjek

Setelah mengetahui nilai mean dan standar deviasi dari hasil angket

tersebut, maka langkah selanjutnya adalah Kategori pengukuran pada

subyek penelitian di bagi menjadi tiga yaitu tinggi, sedang dan rendah.

Untuk mencari skor kategori diperoleh dengan pembagian sebagai berikut:

a. Baik

= Mean + SD ≤ X

= 25 + 9,5 ≤ X

= 34,5 ≤ X

b. Cukup

= Mean – 1.SD ≤ X< Mean + 1.SD

= 25 – 1.(9,5) ≤ X< 25 + 1.(9,5)


48

= 15,5 ≤ X< 34,5

c. Kurang

= X < Mean – 1. SD

= X < 25 – 1.9,5

= X< 15,5

Setelah diketahui nilai kategori tinggi, sedang, rendah. Maka akan

diketahui persentasenya dengan rumus :

f
P
N 100%

Keterangan :

P = Prosentase

f = Frekuensi

N = Jumlah subjek

Maka analisis hasil presentase angket metode demonstrasi adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.7
Persentase Hasil Angket tentang Metode Demonstrasi
No Katagori Normal Frekuensi Persentase
1. Baik 34,5 ≤ X 1 2,43902%
2. Cukup 15,5 ≤ X< 34,5 40 97,56098%
3. Kurang X< 15,5 - -

Jumlah 41 100%

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, dapat diketahui bahwa 1

peserta didik menjawab metode demonstrasi baik (2,43902%), 40 peserta didik


49

menjawab metode demonstrasi cukup (97,56098%), tidak ada peserta didik

yang menjawab metode demonstrasi kurang. Dengan demikian, dapat

dikatakan bahwa metode demonstrasi peserta didik pada mata pelajaran Fiqih

kelas VII MTs Negeri 2 Lampung Timur Tahun Peljaran 2016/2017 tergolong

cukup.

b. Data Aktivitas Belajar

Data metode demonstrasi diperoleh dari perhitungan skor angket

yang diberikan kepada responden. Perolehan skor dalam angket adalah

berdasarkan jawaban yang diperoleh dari responden dan tiap-tiap

jawaban item mempunyai skor sebagai berikut:

1) Alternatif jawaban a diberi skor 4

2) Alternatif jawaban b diberi skor 3

3) Alternatif jawaban c diberi skor 2

4) Alternatif jawaban d diberi skor 1

Berdasarkan hasil penyebaran angket diperoleh data sebagai

berikut:

Tabel 4.8
Data Hasil Angket Aktivitas Belajar Peserta Didik Kelas VII
MTs Negeri 2 Lampung Timur

No Sampel Skor
1 DWI 35
2 MGR 21
3 RAS 25
4 NPI 32
5 FNA 24
6 DYS 24
7 ENA 31
50

8 DFF 21
9 JAS 24
10 RES 18
11 RZF 29
12 DMS 22
13 RIA 24
14 ERA 26
15 GAS 26
16 EGA 31
17 RAA 31
18 STH 29
19 DWR 33
20 ADAS 24
21 MHR 29
22 AHT 26
23 DNA 16
24 IJL 26
25 NRW 29
26 IRA 24
27 ESN 29
28 RYY 26
29 HBA 24
30 AMS 29
31 IMH 26
32 DEM 24
33 PAP 28
34 DSP 24
35 ARP 29
36 NAM 17
37 MCP 24
38 BAM 26
39 DEA 22
40 ZKP 24
41 GAP 31

Berdasarkan hasil angket tersebut, didapatkan nilai tertinggi 35 dan

nilai terendah 16. Untuk mencari nilai tinggi, sedang dan rendah dari

aktivitas belajar, dengan terlebih dahulu mencari mean ( ) dan standar

deviasinya ().
51

Menghitung mean () hipotetik, dengan rumus:

1
 i  imin  k
2 max

1
  4  110
2

  25

Keterangan

 = Rerata hipotetik

imac =Skor maksimal item

imin = Skor minimal item

k = Jumlah aitem

Menghitung standar deviasi (), dengan rumus :


1
  i i 
max min
6
1
  35  16
6

  8,5

Keterangan :
 = Rerata hipotetik

imac =Skor maksimal Subjek

imin = Skor minimal subjek


Setelah mengetahui nilai mean dan standar deviasi dari hasil angket

tersebut, maka langkah selanjutnya adalah Kategori pengukuran pada


52

subyek penelitian di bagi menjadi tiga yaitu tinggi, sedang dan rendah.

Untuk mencari skor kategori diperoleh dengan pembagian sebagai berikut:

a. Baik

= Mean + SD ≤ X

= 25 + 8,5 ≤ X

= 33,5 ≤ X

b. Cukup

= Mean – 1.SD ≤ X< Mean + 1.SD

= 25 – 1.(8,5) ≤ X< 25 + 1.(8,5)

= 16,5 ≤ X< 33,5

c. Kurang

= X < Mean – 1. SD
= X < 25 – 1.8,5
= X< 16,5

Setelah diketahui nilai kategori tinggi, sedang, rendah. Maka akan

diketahui persentasenya dengan rumus :

f
P
N 100%

Keterangan :

P = Prosentase

f = Frekuensi

N = Jumlah subjek
53

Maka analisis hasil presentase angket aktivitas belajar adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.9
Persentase Hasil Angket tentang Aktivitas Belajar
No Katagori Normal Frekuensi Persentase
1. Baik 33,5 ≤ X 1 2,43902%
2. Cukup 16,5 ≤ X< 33,5 40 97,56098%
3. Kurang X< 16,5 - -

Jumlah 41 100%

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, dapat diketahui bahwa 1

peserta didik menjawab metode demonstrasi baik (2,43902%), 40

peserta didik menjawab metode demonstrasi cukup (97,56098%),

tidak ada peserta didik yang menjawab metode demonstrasi kurang.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa aktivitas belajar peserta

didik pada mata pelajaran Fiqh kelas VII MTs Negeri 2 Lampung

Timur Tahun Pelajaran 2016/2017 tergolong cukup.

B. Temuan Khusus

Untuk dapat menguji hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian

ini yaitu “Terdapat Pengaruh metode demonstrasi terhadap aktivitas belajar

peserta didik mata pelajaran Fiqih kelas VII MTs Negeri 2 Lampung Timur

Tahun Pelajaran 2016/2017”, maka data tersebut dimasukkan kedalam tabel

kerja untuk mencari korelasinya.

Setelah data tentang pengaruh metode demonstrasi dan data tentang

aktivitas belajar peserta didik pada mata pelajaran Fiqh kelas VII MTs Negeri
54

2 Lampung Timur penulis dapatkan, maka langkah selanjutnya adalah

menganalisa data-data tersebut. Proses pengolahan dan analisa data yang

penulis lakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus

Product Moment.

𝑛(∑ 𝑥 𝑦) − (∑ 𝑥). (∑ 𝑦)
𝑟𝑥𝑦 =
√(𝑛. ∑ 𝑥2 − (∑ 𝑥)2). (𝑛. ∑𝑦2 − (∑𝑦)2)

𝑥2 = Kuadrat masing-masing skor/ nilai variabel 𝑥


𝑦 2
= Kuadrat masing-masing skor/ nilai variabel 𝑦
𝑥𝑦 = Hasil kali masing-masing skor/ nilai variabel 𝑥 dan 𝑦
Σ𝑥 = Jumlah skor/ nilai variabel 𝑥
Σ𝑦 = Jumlah skor/ nilai variabel 𝑦
Σ 𝑥 2 = Jumlah kuadrat skor/ nilai variabel 𝑥
Σ 𝑦 2 = Jumlah kuadrat skor/ nilai variabel 𝑦
Σ 𝑥𝑦 = Jumlah hasil kali skor/ nilai variabel 𝑥 dan 𝑦.54

Setelah 𝑟𝑥𝑦 diketahui, maka selanjutnya nilai 𝑟𝑥𝑦

tersebut dikonsultasikan dengan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Product Moment dengan kriteria

𝑟𝑥𝑦 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka hipotesis alternatif diterima. Sebaliknya apabila 𝑟𝑥𝑦 <

𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka hipotesis ditolak.

Berikut ini penulis sajikan tabel koefisien korelasi sebagai berikut:

Tabel 4.10
Data Hasil Angket Metode Demonstrasi terhadap Aktivitas Belajar
Peserta Didik
Kelas VII Mata Pelajaran Fiqih

No Rspdn Metode Demonstrasi Aktivitas Belajar

1 31 35
2 24 21
3 28 25
4 23 32

54
Agus Irianto, Statistik: Konsep Dasar., h. 137-138
55

5 27 24
6 27 24
7 30 31
8 27 21
9 27 24
10 23 18
11 27 29
12 25 22
13 27 24
14 30 26
15 29 26
16 25 31
17 24 31
18 26 29
19 34 33
20 27 24
21 29 29
22 33 26
23 23 16
24 32 26
25 26 29
26 27 24
27 27 29
28 31 26
29 24 24
30 29 29
31 26 26
32 27 24
33 30 28
34 27 24
35 23 29
36 23 17
37 27 24
56

38 27 26
39 29 22
40 27 24
41 32 31
Jumlah 1120 1053

Kemudian data tersebut di atas, diolah dan dimasukkan ke dalam

tabel kerja seperti di bawah ini:

Tabel 4.11
Tabel kerja untuk Mencari Pengaruh Metode Demonstrasi terhadap
Aktivitas Belajar Peserta Didik Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII MTs
Negeri 2 Lampung Timur Tahun Pelajaran 2016/2017

No X Y X2 Y2 X.Y
1 31 35 961 1225 1085
2 24 21 576 441 504
3 28 25 784 625 700
4 23 32 529 1024 736
5 27 24 729 576 648
6 27 24 729 576 648
7 30 31 900 961 930
8 27 21 729 441 567
9 27 24 729 576 648
10 23 18 529 324 414
11 27 29 729 841 696
12 25 22 625 484 550
13 27 24 729 576 648
14 30 26 900 676 780
15 29 26 841 676 754
16 25 31 625 961 775
17 24 31 576 961 744
18 26 29 676 841 754
19 34 33 1156 1089 1122
20 27 24 729 576 648
21 29 29 841 841 841
22 33 26 1089 676 858
23 23 16 529 256 368
57

24 32 26 1024 676 832


25 26 29 676 841 754
26 27 24 729 576 648
27 27 29 729 841 783
28 31 26 961 676 806
29 24 24 576 576 576
30 29 29 841 841 841
31 26 26 676 676 676
32 27 24 729 576 648
33 30 28 900 784 840
34 27 24 729 578 648
35 23 29 529 676 667
36 23 17 529 289 391
37 27 24 729 576 648
38 27 26 729 676 702
39 29 22 841 484 638
40 27 24 729 576 648
41 32 31 1024 961 992
umlah 1120 1053 30917 28100 29156

Berdasarkan perhitungan tabel di atas, dapat diperoleh hasil

perhitungannya sebagai berikut:

N : 41 ∑Y : 1053 ∑Y2 : 28100


2
∑X : 1120 ∑X : 30917 ∑X.Y : 29156

Selanjutnya berdasarkan hasil tersebut di atas, maka dapat dimasukkan

kedalam rumus Product Moment:

N  XY   X Y 
rxy 
N    N Y 
2
2 2 2

X X   Y
58

rxy  41.29156  (1120).(1053)


41.30917  1120 41.28100  (1053) 
2 2

r 
1195396 1179360

1267597 1254400.1152100 1108809
xy

rxy  16036
(13197)(43291)
16036
rxy 
571311.327

r  16036
xy
23902,11
rxy  0,670

Berdasarkan perhitungan di atas, diketahui bahwa nilai 𝑟𝑥𝑦 sebesar

0,670, langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian hipotesis dengan cara

membandingkan antara rxy yang diperoleh dengan besarnya rtabel yang

tercantum dalam tabel nilai “r” Product Moment dengan memperhitungkan

derajad kebebasannya terlebih dahulu yakni sebagai berikut: df = N – nr = 41-

2 = 39. Jadi pada taraf signifikan 5% sebesar 0,316, sedangkan pada taraf

signifikan 1% diperoleh rtabel sebesar 0,408, ternyata rxy yang diperoleh sebesar

0,670 adalah lebih besar dari pada rtabel, (yang besarnya 5% 0,316 dan 1%

0,408) karena rxy atau rhitung lebih besar dari rtabel, maka hipotesis alternatif (Ha)

diterima.

Hal ini berarti ada pengaruh antara variabel X dan variabel Y yaitu,

“Pengaruh Metode Demonstrasi Terhadap Aktivitas Belajar Peserta Didik

Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII MTs Negeri 2 Lampung Timur.”. Kemudian

nilai koefisian (rxy) diinterpretasikan ke dalam tabel nilai “r”.


59

Tabel 4.12
Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai “r”55
Besarnya Nilai Interpretasi
Antara 0,800 samapi dengan 1,00 Sangat kuat
Antara 0,600 sampai dengan 0,799 kuat
Antara 0,400 sampai dengan 0,599 sedang
Antara 0,200 sampai dengan 0,399 Rendah
Antara 0,000 sampai dengan 0,199 Sangat rendah

Berdasarkan tabel interprestasi di atas, diketahui bahwa nilai r xy

sebesar 0,670 berada diantara nilai 0.600 sampai 0.799, sehingga diketahui

bahwa terdapat pengaruh kuat antara variabel x (Metode Demonstrasi)

terhadap variabel y (Aktivitas Belajar) kelas VII Mata Pelajaran Fiqih MTs

Negeri 2 Lampung Timur.

C. Pembahasan

Berdasarkan dari pengujian hipotesis terkai rumusan masalah yang

pertama menggunakan rumus Korelasi PPM (Pearson Product Moment)

diperoleh harga rxy 0,670 lebih besar dari rtabel 0,316 yakni 0,670 > 0,316,

Sehingga dapat diketahui bahwa hipotesis alternatif (Ha) dala penelitian ini

diterima. Artinya terdapat pengaruh metode demonstrasi terhadap aktivitas

belajar peserta didik mata pelajaran fiqih kelas VII MTs Negeri 2 Lampung

Timur Tahun Pelajaran 2016/2017.

Kemudian dari tabel interprestasi Koefisien Korelasi nilai r diketahui

bahwa nilai rxy sebesar 0.670 berada diantara nilai 0,600 sampai dengan 0,800,

sehingga diketahui bahwa pengaruh variabel x (Metode Demonstrasi) terhadap

variabel y (Aktivitas Belajar) peserta didik kelas VII mata pelajaran Fiqih

MTs Negeri 2 Lampung Timur tergolong kuat.


55
Yuyun Yuniarti, Pengantar Statistik, (STAIN Jurai Siwo Metro), h. 82
60

Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan

memperagakan dan mempertunjukan kepada peserta didik tentang suatu

proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.

Aktivitas siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran,

perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang

keberhasialan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan

tersebut.

Metode demonstrasi yang dilakukan oleh guru tentunya bukan tanpa

maksud, metode demonstrasi dilakukan agar peserta didik mengetahui suatu

proses dan peserta didik terlibat secara aktif dalam bentuk sikap, pikiran,

perhatian dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang

keberhasian proses belajar mengajar.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Metode

Demonstrasi berpengaruh terhadap aktivitas belajar peserta didik mata

pelajaran fiqih Kelas VII MTs Negeri 2 Lampung Timur Tahun Pelajaran

2016/2017.
61

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, dapat

disimpulkan, Terdapat Pengaruh Metode Demonstrasi Terhadap Aktivitas

Belajar Peserta Didik Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII MTs Negeri 2 Lampung

Timur Tahun Pelajaran 2023/2024. Hal ini terbukti dari hasil pengujian

hipotesis menggunakan rumus Korelasi PPM (Person Product Moment)

diperoleh harga 0,670 lebih besar dari 0,316, sehingga dalam

penelitian ini hipotesis alternatif (Ha) diterima.

B. Saran

1. Diharapkan bagi peserta didik dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran

karena keaktifan peserta didik dalam pembelajaran akan membantu peserta

didik untuk lebih mudah memahami materi yang diberikan guru.

2. Diharapkan kepada guru menggunakan metode demonstrasi sebagai

alternatif yang dapat memberikan kontribusi pemikiran dan informasi

khusnya bagi guru Fiqih dalam meningkatkan aktivitas belajar peserta

didik.

3. Diharapkan kepala sekolah memberikan motivasi kepada guru fiqh yang

akan menggunakan metode demonstrasi dalam proses belajar mengajar.


62

DAFTAR PUSTAKA

A. Atmadi, Y. Setyaningsih, Tranformasi Pendidikan Memasuki Milenium Ketiga,


Yogyakarta: Kanisius, 2000.

Abu Ahmadi, Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2013

A. M Sardirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali


Pers, 2010.

A, Munir, Sudarsono, Dasar-dasar Agama Islam, Jakarta: Rineka Cipta, 2001.

Agus Sprijono, Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta:


Pustaka Pelajar, 2001.

Agus Irianto, Statistik: Konsep Dasar, Aplikasi dan Pengembangnnya, Jakarta:


Kencana,2004

Al-Jurjani, Abu Hasan, Al-Ta’rifat, Mustafa Al-Baab al-Halaabi, Mesir, 1938.


Dalam A.Djajuli, Ilmu Fiqih (Penggalian, Perkembangan, dan
Penerapan Hukum Islam), Jakarta: Kencana Prenada Media Grup,
2005.

Edi Kusnadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Ramayana Pers & STAIN Metro,
2008.

H. E. Mulyasa, Implementasi KTSP Kemandirian Guru Kepala Sekolah, Jakarta:


Bumi Aksara, 2009.

Hamzah B. Uno, Nurdin Mohamad, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM,


Jakarata: PT Bumi Aksara, 2011.
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan
Profesi Guru, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008.

Margono S, Metodologi Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta, 2010.

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rajawali Pers,2009.

Mulyono, Strategi Pembelajaran (Menuju Efektivitas Pembelajaran di Abad


Global), Malang: UIN-Maliki Press, 2011.

Moh. Kasiram, Metodologi Penelitian Kuantitatif-Kualitatif, Malang: UIN-


MALIKI Pres, 2010.
63

Nanang Hanafiah, Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, Bandung: Refika


Aditama, 2010.

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: Rosdakarya, 2004.

Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pngembangan Kurikulum, Bandung: Remaja


Rosda Karya, 2007.

Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulya, 2012.

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka


Cipta, 2003.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, Bandung:


Alfabeta, 2014.

Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta: Rajawali Press, 2013.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:


Rineka Cipta, 2006.

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,


Jakarta: Kencana, 2009.

Zuhairi, et.al, Pedoman Penlisan Karya Ilmiah, Jakarta: Rajawali Pers, 2016.
64

Anda mungkin juga menyukai