Bimbingan Dan Konseling
Bimbingan Dan Konseling
Bimbingan Dan Konseling
Disusun Oleh:
Anisa Fellani 210110061
Rizki Citra Hairunisa 210110048
Reni Razuwita 210110004
FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MIFTAHUL HUDA AL-AZHAR
(STAIMA) CITANGKOLO-BANJAR
Jl. Pesantren No.2 Citangkolo, Kujangsari, Langensari, Kota Banjar 46342
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas taufik dan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul Landasan Bimbingan dan Konseling.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada bapak selaku dosen
pengampu Mata Kuliah Pembelajaran Bimbingan Konseling, yang telah memberikan
bimbingan berupa tugas makalah ini. Serta terimakasih banyak kepada semua pihak yang
telah berkenan membantu pada tahap peyusunan hingga selesainya tulisan ilmiah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna
dikarenaan terbatasnya ilmu pengetahuan yang penulis miliki. Oleh, karena itu penulis
membutuhan kritik dan saran bagi pembaca yang bersifat membangun untuk lebih
meningkatkan kualitas di kemudian hari. Penulis berharap makalah ini dapat memberi
manfaat bagi segenap pembaca terutama bagi perkembangan pendidikan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
A. Latar Belakang...............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................5
C. Tujuan Pembahasan........................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................................6
A. Landasan Historis Bimbingan dan Konseling.............................................................6
B. Landasan Psikologis Bimbingan dan Konseling.........................................................7
C. Landasan Filosofis Bimbingan dan Konseling..........................................................11
D. Landasan Sosial Budaya Bimbingan dan Konseling.................................................13
E. Landasan Religius Bimbingan dan Konseling..........................................................16
BAB III.....................................................................................................................................19
PENUTUP................................................................................................................................19
Kesimpulan.......................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bimbingan dan konseling erat kaitannya dengan makna memberi bantuan. Jika
dalam sekolah maka ada yang disebut sebgai guru BK atau bisa juga dikatakan
sebagai Guru Bimbingan Konseling. Makna memberi bantuan pada bimbingan
konseling ini berupa pelayaan yang mengarah pada aspek emotional. Bantuan ini bisa
dilakukan proses tatap muka antara konseler dengan klien untu memecahkan suatu
masalah.
Masa ini sudah banyak yang mengetahui arti bimbingan konseling secara
umum garis besarnya saja. Untuk menegathui lebih lengkap penulis membuat
makalah ini dengan mengkaji serta menjelaskan secara terperinci mengenai
bimbingan dan konseling berdasarkan landasan histori, psikologis, Filosofis, Sosial
Budaya, dan landasan Religius.
4
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Landasan Historis Bimbingan dan Konseling?
2. Bagaimana Landasan Psikologis Bimbingan dan Konseling?
3. Bagaimana Landasan Filosofis Bimbingan dan Konseling?
4. Bagaimana Landasan Sosial Budaya Bimbingan dan Konseling?
5. Bagaimana Landasan Religius Bimbingan dan Konseling?
C. Tujuan Pembahasan
1. Menjelaskan landasan historis bimbingan dan konseling.
2. Menjelaskan landasan Psikologis bimbingan dan konseling.
3. Menjelaskan landasan Filosofis bimbingan dan konseling.
4. Menjelaskan landasan Sosial Budaya bimbingan dan konseling.
5. Menjelaskan landasan Religius bimbingan dan konseling.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Bimbingan dan konseling berasal dari dua kata yaitu bimbingan dan konseling.
Bimbingan merupakan terjemahan dari guidance yang didalamnya terkandung
beberapa makna. Sertzer & Stone menemukakan bahwa guidance berasal kata guide
yang mempunyai arti to direct, pilot, manager, or steer (menunjukkan, menentukan,
mengatur, atau mengemudikan).2 Berdasarkan pengertian konseling di atas dapat
dipahami bahwa konseling adalah usaha membantu konseli/klien secara tatap muka
dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai
persoalan atau masalah khusus. Dengan kata lain, teratasinya masalah yang dihadapi
oleh konseli/klien.
Berdirinya Bimbingan dan Konseling dimulai dari abad ke 19. Bimbingan dan
Konseling mulai ada pada tahun 1908 di Amerika dengan berdirinya vocational
bureau pada tahun 1908 oleh Frank Parsons. Frank Parson dikenal juga sebagai Father
of The Guedance Movement in America Education. Frank menekankan bahwa
penting bagi setiap individu untuk diberikan pertolongan dari orang lain untuk lebih
memahami kekurangan dan kelemahan diri sehingga dapat digunakan untuk proses
pengembangan diri lebih baik dan menentukan pekerjaan yang cocok bagi dirinya.3
Pertama kali istilah bimbingan dikenal pada abad ke- 19 hingga awal abad ke
20 di Boston. Pada awalnya istilah ini dikenal dengan berdirinya biro di bidang
profesi dan ketenagakerjaan. Tujuannya yaitu untuk membantu pemuda dalam
memilih karir atau pekerjaan sesuai dengan keahlian mereka dan juga melatih para
guru untuk memberikan layanan bimbingan di sekolah.
1
‘Landasan Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah - Guru BK’ (Guru.com).
2
Agus Basuki, ‘Landasan Historis Bimbingan Dan Konseling’, Journal: Koseling, 1.2 (1966), 11.
3
‘Sejarah Dan Perkembangan Bimbingan Dan Konseling’.
6
Pada masa yang hampir sama, Jasse B Davis juga memulai memberikan
layanan konseling di SMA pada tahun 1898. Pada tahun 1907 dia mencoba
memasukkan program bimbingan ke dalam pensisikan siswa SMA di Detroit. Eli
Weaver pada tahun 1905 mendirikan Students Aid Committee of High School di
Newyork dan dalam mengembangkan komitenya, dia berada pada suatu kesimpulan.
Kesimpulan yang dikemukakannya yaitu bahwa siswa membutuhkan saran dan
konsultasi sebelum mereka masuk ke dunia kerja.4
4
Ina, ‘Sejarah Bimbingan Konseling Paling Lengkap - DosenPsikologi’, 2022.
5
‘Sejarah BKI – Fakultas Ushuluddin, Adab, Dan Dakwah’.
6
dr. Rizlan Fadli, ‘Psikologi - Kondisi Psikis Dan Informasi Lengkap _ Halodoc’.
7
Landasan psikologis terutama di sekolah dalam penyelenggaraan bimbingan
dan konseling ini adalah memberi kepahaman pada individu setiap konseling yang
mana konseli (peserta didik) adalah sasaran utama pada penyelenggaraan layanan ini. 7
Dalam hal penyelenggaraannya bimbingan dan konseling memerikan pelayanan
kepada peserta didik untuk lebih mempersiapkan masa depan dan pemesahan masalah
yang dihadapi dari aspek emotional beruapa keraguan serta masalah dengan keluarga
maupun teman sebaya.
Peserta didik selaku warga sekolah pasti memiliki latar belakang yang
berbeda. Hal ini yang nantinya akan menimbulkan motif-motif, tujuan, harapan,
kendala mereka yang di bawa ke sekolah. Oleh karena itu pasti akan banyak
berbenturan karena perbedaan-perbedaan tersebut. Disini lah tugas bimbingan dan
konseling itu berjalan, yakni bimbingan konseling diharapkan mampu untuk mengurai
masalah-masalah yang dapat ditimbulkan oleh peserta didik.
7
Ambar Dyan, “Urgensi Bimbingan dan Konseling Ditinjau dari Landasan Psikologis, Sosial & Budaya,
dan Religius Halaman 1 - Kompasiana” (Jakarta: Komasiana.edu, 2022)
8
Ade Nurzaman, ‘Landasan BK Landasan Psikologis BK’ (Jakarta: Scrib.id, 2016).
9
‘Landasan Psikologis - Landasan Bimbingan Dan Konseling’.
8
Perkembangan individu berkaitan dengan proses tumbuh dan
berkembangnya individu yang berlangsung sejak masa konsepsi (prenatal)
hingga akhir hayatnya, tidak ada yang sama satu dengan lainnya.
Perkembangan tersebut meliputi aspek fisik dan psikomotorik, bahasa dan
kognitif/kecerdasan, moral dan sosial. Dalam menjalani tugas-tugasnya,
seorang guru BK harus memahami berbagai aspek perkembangan individu
yang dilayaninya. Guru BK juga harus dapat melihat arah perkembangan
individu itu di masa depan, serta keterkaitannya dengan faktor pembawaan dan
lingkungan. Dengan kata lain, layanan pemberian bimbingan dan konseling
setiap peserta didik berbeda-beda.10
3. Perkembangan individu
Setiap manusia yang lahir kedunia ini membawa potensi yang berbeda
antara yang satu dengan yang lainnya, demikian juga halnya dengan
perkembangan seseorang. Perbedaan perkembangan individu antara yang satu
dan yang lainnya bisa disebabkan karena faktor dalam (hereditas) yaitu sesuai
dengan pembawaan dari orang tua, tetapi juga bisa terjadi karena pendidikan,
pembiasaan, latihan dan lingkungan. Demikian juga halnya dengan konselor
atau guru BK, dimana setiap konselor harus dapat memahami berbagai aspek
perkembangan individu yang dilayaninya sekaligus dapat melihat arah
perkembangan individu itu di masa depan, serta keterkaitannya dengan faktor
pembawaan dan lingkungan.11
4. Belajar
Karakteristik peserta didik meliputi: etnik, kultural, status sosial,
minat, perkembangan kognitif, kemampuan awal, gaya belajar, motivasi,
perkembangan emosi, perkembangan sosial, perkembangan
moral dan spiritual, dan perkembangan motoric. Negara Indonesia merupakan
negara yang luas wilayahnya dan kaya akan etniknya. Belajar ini dilakukan
sebagai bentuk upaya perubahan tingkah laku menjadi lebih baik.12
10
Nurussakinah Daulay, ‘Urgensi Landasan Psikologi’, Al-Irsyad: Jurnal Pendidikan Dan Konseling, 9.1
(2019), 82.
11
Lahmuddin, ‘Landasan Bimbingan Dan Konseling Di Institusi Pendidikan’, Jurnal: Analytica
Islamica, 1.1 (2012), 79.
12
Isniatun Munawaroh, ‘Pembelajaran Karakter Peserta Didik’, Modul Pembelajaran, 45.
9
5. Kepribadian.
Kepribadian adalah suatu perpaduan yang utuh antara sikap, sifat, pola
pikir, emosi, serta juga nilai-nilai yang mempengaruhi individu tersebut agar
berbuat sesuatu yang benar sesuai dengan lingkungannya dan merupakan ciri
dari seseorang karena faktor lingkungannya. Perkembangan kepribadian
tersebut bersifat dinamis, artinya selama individu masih bertambah
pengetahuannya dan mau belajar serta menambah pengalaman dan
keterampilan, kepribadiannya akan semakin matang dan mantap. bagi
pendidikan di sekolah, karena ilmu ini mempelajari lebih lanjut tentang
karakteristik peserta didik dalam proses pembelajaran. Peserta didik
merupakan komponen yang penting dalam pendidikan yaitu pelaku dari proses
pendidikan sendiri. Maka perlu adanya upaya mempelajari karakteristik dari
masing-masing peserta didik yang dapat dipelajari melalui psikologi
kepribadian.13
13
Helen Fasya Sabrina and others, ‘Psikologi Kepribadian Dalam Pendidikan Di Sekolah’, Jurnal
Pendidikan Dan Ilmu Sosial, 1.3 (2023), 15.
10
7 Teori sistem sosial: memperhatikan bagaimana peserta didik memasuki dan
beradaptasi dengan berbagai sistem sosial, seperti keluarga, sekolah, dan
masyarakat.14
14
Basuki.
15
Abdurahman, ‘Eksistensi Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah. Eksistensi Bimbingan Dan Konseling
Di Sekolah..’, Jurnal: Al-Khairi, 2007.
16
Unknown, ‘Landasan Filosofis, Relugius, Psikologis Bimbingan Dan KonselingANDASAN
FILOSOFIS, RELIGIUS, PSIKOLOGIS BIMBINGAN DAN KONSELING’, Never Ending, 2013
<https://rezalampard.blogspot.com/2013/06/landasan-landasan-bimbingan-dan.html>.
11
1 Hakikat manusia yaitu Para tokoh dunia mengupas hakikat manusia dari
sudut pandang psikologis, perikehidupan manusia yang meliputi pola berpikir,
persepsi, kesadaran, kepribadian, moral, kemauan, kepercayaan. Adapun
deskripsi tentang hakikat manusia, yaitu sebagai berikut:
a. Manusia adalah makhluk rasional yang mampu berpikir dan
mempergunakan ilmu untuk meningkatkan perkembangan dirinya.
b. Manusia dapat belajar mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya
c. Manusia berusaha terus menerus memperkembangkan dan menjadikan
dirinya sendiri, khususnya melalui pendidikan
d. Manusia dilahirkan dengan potensi untuk menjadi baik dan buruk; dan
hidup berarti upaya untuk mewujudkan kebaikan dan menghindarkan
atau setidak-tidaknya mengontrol keburukan.
e. Manusia adalah makhluk yang tertinggi dan termulia derajatnya.
Keberadaan manusia dilengkapi dengan empat dimensi kemanusian
(dimensi keindividualan, kesosialan, kesusilaan, dan keberagaman).
2 Tujuan dan Tugas Kehidupan
Secara naluriah manusia memiliki kebutuhan untuk hidup bahagia, sejahtera,
nyaman dan menyenangkan. Adapun tujuan dan tugas kehidupan menurut
model witney sweeney17 tentang kebahagiaan dan kesejahteraan hidup serta
upaya mengembangkan dan mempertahankannya sepanjang hayat.
Berikut ini ciri-ciri hidup sehat ditandai dengan 5 kategori tugas kehidupan,
yaitu:
a. Spiritualitas
Kemampuan manusia memberikan arti kepada kehidupannya,
optimisme terhadap kejadian-kejadian yang akan datang dan
diterapkannya nilai-nilai dalam hubungan antar orang serta dalam
pembuatan keputusan.
b. Pengaturan diri
Seseorang yang mengamalkan hidup sehat pada dirinya
terdapat sejumlah ciri, termasuk rasa diri berguna, pengendalian diri,
pandangan realistik, spontanitas dan kepekaan emosional,
kemampuan rekayasa intelektual, pemecahan masalah, dan kreativitas,
17
Evia Yunita, ‘Tugas Dan Tujuan Kehidupan Manusia’, Site Tittle, 2016
<https://eviayunita.wordpress.com/2016/10/22/tugas-dan-tujuan-kehidupan-manusia/>. Diakses Pada
Tanggal 19 Oktober 2023 Pukul 15:15 WIB.
12
kemampuan berhumor, kebugaran jasmani dan kebiasaan hidup
sehat, maka orang mampu mengkoordinasikan hidupnya dengan pola
tingkah laku yang bertujuan, melalui pengarahan, pengendalian dan
pengelolan diri sendiri.
c. Bekerja
Dengan bekerja orang akan memperoleh keuntungan ekonomis,
psikologis (percaya diri, merasa berguna), dan sosial (tempat bertemu
orang lain, persahabatan dan status) kesemuanya akan menunjang
kehidupan yang sehat bagi diri sendiri dan orang lain.
d. Persahabatan
Keutamaan dalam menjalin ikatan persahabatan yaitu:
1) Dukungan emosional yaitu kedekatan, perlindungan, rasa
aman, kegembiraan.
2) Dukungan keberadaan yaitu penyediaan kebutuhan fisik,
bantuan keuangan.
3) Dukungan Informasi yaitu pemberian data yang diperlukan,
petunjuk peringatan, nasehat.
e. Cinta
Dengan cinta hubungan seseorang dengan orang lain cenderung
menjadi sangat intim, saling mempercayai, saling terbuka, saling
bekerjasama, dan saling memberikan komitmen yang kuat.
18
‘Landasan Sosial Budaya Bimbingan Dan Konseling’, Materi Konseling, 2021
<https://www.materikonseling.com/2020/12/landasan-sosial-budaya-bimbingan-dan.html>. Diakses Pada
13
Proses pelayanan bimbingan konseling antar budaya adalah komunikasi antara
klien dan konselor, maka proses pelayanan bimbingan dan konseling yang bersifat
antar budaya berasal dari sumber-sumber hambatan komunikasi. Perbedaan dalam
latar belakang ras atau etnik, kelas sosial ekonomi dan pola bahasa menimbulkan
masalah dalam hubungan konseling, dari awal pengembangan hubungan yang akrab
dan saling mempercayai antara klien dan konselor, penstrukturan suasana konseling,
sampai peniadaan sikap menolak dari klien.
Faktor-faktor sosial budaya yang butuh akan bimbingan itu timbul karena
adanya masalah-masalah yang dihadapi oleh individu yang terlibat dalam kehidupan
masyarakat19 antara lain sebagai berikut :
1 Perubahan Konstelasi Keluarga
Ketidak berfungsian keluarga yang melahirkan dampak negatif bagi
perkembangan moralitas anak. Perubahan pola kerja keluarga, renggangnya
hubungan orang tua dengan anak, kurangnya perhatian dan kesempatan untuk
membimbing anak, serta berbagai stres konflik dan frustasi para orang tua
maupun anak
2 Perkembangan Pendidikan
Setiap orang untuk menikmati pendidikan yang diselenggarakan oleh
pemerintah ataupun oleh badan swasta. Kesempatan terbuka ini menyebabkan
berkumpulnya murid-murid dari berbagia kalangan yang berbeda-beda latar
belakangnya antara lain: agama, etnis, keadaan social, adat istiadat, dan
ekonomi. Hal ini sering menimbulkan terjadinya kelompokkelompok kecil
yang berusaha memisahkan diri dari kelompok besar dimana mereka berada.
Dan hal ini menambah meruncingnya pertentanagan-petentangan yang
memerlukan pemecahan yang sungguh-sungguh. Pemecahan ini dapat
diperoleh dengan melaksanakan bimbingan bagi anggota kelompok yang
bersangkutan.
3 Dunia Kerja
Dalam dunia kerja banyak sekali masalah yang muncu dan
memberikan dampak yang begitu besar bbagi kesehatan mental seseorang.
14
Untuk itu perlu dipersiapkan tenaga-tenaga yang terampil dan memiliki sikap
mental yang tangguh dalam bekerja. Bimbingan dan konseling dibutuhkan
untuk membantu menyiapkan mental para pekerja yang tangguh itu.
4 Perkembangan Kota Metropolitan
Kehidupan kolektif menjadi semakin tipis, telah berubah menjadi kehidupan
yang lebih bersifat individualistic, hubungan antar warga semakin renggang,
sibuk dengan urusan masing-masing. Perhatian dan penghargaan hal-hal yang
bersifat material atau kebendaan menjadi semakin besar. Oleh karena itu,
nilai-nilai kebendaan semakin menonjol dan semakin menjadi ukuran.
5 Perkembangan Komunikasi
Dampak media massa terutama televisi terhadap kehidupan manusia
sangatlah besar pengaruhnya. Banyak tontonan yang tidak seharusnya di lihat
oleh anak-anak dan kurangnya pengawasan orang tua mengakibatkan anak-
anak
menjadi mudah terpengaruh terhadap tayangan
6 Seksisme dan Rasisme
Seksisme merupakan paham yang mengunggulkan salah satu jenis
kelamin dari jenis kelamin lainnya. Sedangkan rasisme paham yang
mengunggulkan ras yang satu dari ras lainnya. Fenomena ini seperti nampak
dari sikap para orang tua yang masih memegang budaya tradisional dalam
pemilihan karir bagi anak wanita, yaitu membatasi atau tidak memberikan
kebebasan kepada anak wanita untuk memilih sendiri karir yang diminatinya
7 Kesehatan Mental
Banyak orang yang melakukan percobaan bunuh diri, banyak remaja
yang melakukan kriminalitas dan lain sebagainya.Menyikapi masalah tersebut
makasekolah, lembaga pendidikan lainnya dituntut untuk menyelenggarakan
program layanan bimbingan dan konseling dalam upaya mengembangkan
mental yang sehat, dan mencegah serta menyembuhkan mental yang tidak
sehat.
8 Perkembangan Teknologi
Penggantian tenaga manusia dengan alat-alat mekanis-elektronik dan
bertambahnya jenis pekerjaanbaru dan jabatan yang memerlukan keahlian
khusus. Hal ini menimbulkan kebutuhan pada masyarakat untuk meminta
15
bantuan kepada orang lain atau badan yang berwenang untuk
memecahkannya.
9 Kondisi Moral dan Keagamaan
Kebebasan untuk menganut agama sesuai dengan keyakinan
masingmasing individu menyebabkan seorang individu berfikir dan menilai
setiap agama yang dianutnya. Kadang-kadang menilainya berdasarkan nilai-
nilai moral umum yang dianggapnya paling baik. dan meragukan kepercayaan
yang dianut
10 Kondisi Sosial Ekonomi
Perbedaan yang besar dalam factor ekonomi tidak mustahil timbul
kecemburuan social. Perasaan perasaan tidak nyaman untuk bergaul dengan
anak-anak dari kelompok orang-orang yang berbeda.
Agama (Religion) berasal dari kata latin “religio” berarti “tie-up”. Secara
umum di Indonesia agama dipahami sebagai system kepercayaan, tingkah laku, nilai,
pengalaman dan yang terinstitusionalisasi, diorientasikan kepada masalah
spiritual/ritual yang terapkan dalam sebuah komunitas dan diwariskan antar generasi
dalam tradisi. bimbingan dan konseling pada dasarnya ingin menetapkan klien/siswa
sebagai makhluk Tuhan dengan segenap kemuliaannya menjadi fokus sentral upaya
bimbingan dan konseling. Landasan religius dalam layanan bimbingan dan konseling
ditekankan pada tiga hal pokok, yaitu:
1 Hakikat Manusia Menurut Agama
Menurut sifat hakiki manusia adalah mahluk beragama yaitu mahluk
yang mempunyai fitrah untuk memahami dan menerima nilai-nilai kebenaran
yang bersumber dari agama dan menjadikan kebenaran agama itu sebagai
rujukan sikap dan prilakunya, kefitrahannya. Inilah yang membedakan
manusia dari hewan, dan juga yang mengangkat harkat dan martabatnya atau
kemuliaannya di sisi Tuhan.
2 Peranan Agama
Agama sebagai pedoman hidup bagi manusia telah memberikan
petunjuk (hudan) tentang berbagai aspek kehidupan, termasuk pembinaan atau
16
pengembangan mental (rohani) yang sehat. Petunjuk hidup bagi manusia
dalam mencapai mentalnya yang sehat, agama berfungsi sebagai berikut.
a. Memelihara Fitrah
Manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci). Namun
manusia mempunyai hawa nafsu dan juga ada pihak luar yang
senantiasa berusaha menggoda atau menyelewengkan manusia dari
kebenaran yaitu setan.
b. Memelihara Jiwa
Agama sangat menghargai harkat dan martabat, atau kemuliaan
manusia. Dalam memelihara kemuliaan jiwa manusia, agama
mengharamkan atau melarang manusia melakukan penganiayaan,
penyiksaan atau pembunuhan, baik terhadap dirinya maupun orang
lain.
c. Memelihara Akal
Allah telah memberikan karunia kepada manusia yang tidak
diberikan kepada mahluk lainnya, yaitu akal. Dengan akal inilah
manusia memiliki kemampuan yaitu kemampuan untuk membedakan
yang baik dan yang buruk.
d. Memelihara Keturunan
Agama mengajarkan kepada manusia tentang cara memelihara
keturunan atau sistem regenerasi yang suci. Aturan atau norma agama
untuk memelihara keturunan itu adalah pernikahan. Pernikahan adalah
upacara agama yang sakral yang wajib ditempuh oleh sepasang pria
dan wanita sebelum melakukan hubungan biologis suami-istri.
Pernikahan untuk mewujudkan keluarga yang sakinah, mawaddah, dan
rahmah.
3 Persyaratan Konselor
Landasan religius dalam bimbingan dan konseling mengimplikasikan
bahwa konselor sebagai pemberi bantuan dituntut untuk memiliki pemahaman
akan nilai-nilai agama, dan komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-
nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam memberikan
layanan bimbingan dan konseling kepada klien atau siswa.
17
Pentingnya bimbingan dalam pendidikan, menuntut seorang konselor
memiliki syarat-syarat yang selayaknya ia miliki sebagai orang pembimbing
untuk kelancarannya dalam melaksanakan bimbingan dan konseling.
a. Konselor adalah kepribadian yang memiliki kemampuan berfikir verbal
dan kuantitatif, bernalar dan mampu memecahkan masalah secara logis.
b. Konselor menunjukan minat kerja sama dengan orang lain.
c. Konselor menampilkan kepribadian yang dapat menerima dirinya dan
tidak akan menggunakan kliennya untuk kepuasan kebutuhan pribadinya
melebihi batas yang ditentukan oleh kode etik profesionalnya.
d. Konselor memiliki nilai-nilai yang diakui kebenaranya sebab nilai-nilai ini
akan mempengaruhi perilakunya dalam situasi konseling dan tingkah
lakunya secara umum.
e. Konselor menunjukan sifat yang penuh toleransi terhadap masalah yang
dihadapi klien.20
20
‘Landasan Religius Bimbingan Dan Konseling’ (Materikonseling.com, 2020).
18
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Bimbingan dan konseling berasal dari dua kata yaitu bimbingan dan
konseling. Bimbingan merupakan terjemahan dari guidance yang guidance berasal
kata guide yang mempunyai arti to direct, pilot, manager, or steer (menunjukkan,
menentukan, mengatur, atau mengemudikan) dan konseling adalah usaha membantu
konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung
jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus.
Landasan psikologis memberi kepahaman pada individu setiap konseling yang
mana konseling adalah sasaran utama pada penyelenggaraan layanan ini. Disini lah
tugas bimbingan dan konseling itu berjalan, yakni bimbingan konseling diharapkan
mampu untuk mengurai masalah-masalah yang dapat ditimbulkan.
Landasan filosofis merupakan landasan yang dapat memberikan arahan dan
pemahaman khususnya bagi konselor dalam melaksanakan setiap kegiatan bimbingan
dan konseling yang lebih bisa dipertanggung jawabkan secara logis, etis dan estetis.
Landasan yang dapat memberikan pemahaman kepada konselor tentang
dimensi kesosialan dan dimensi kebudayaan sebagai faktor yang mempengaruhi
terhadap perilaku individu.
Landasan Religius Bimbingan dan Konseling adalah system kepercayaan,
tingkah laku, nilai, pengalaman dan yang terinstitusionalisasi, diorientasikan kepada
masalah spiritual/ritual yang terapkan dalam sebuah komunitas dan diwariskan antar
generasi dalam tradisi.
19
DAFTAR PUSTAKA
20