Tugas Bahasa Indonesia Mikho

Unduh sebagai odt, pdf, atau txt
Unduh sebagai odt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

1

[penyelesaian kasus sertifikat tanah ganda )

Nama: Mikho Mantab M


NIM/T: 23325147
Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional
Koresponden email: [email protected]

Abstrak:
Ringkasan: Penyelesaian kasus sertifikat tanah ganda di Surabaya
melibatkan langkah-langkah hukum dan administratif. Proses ini dimulai
dengan pengumpulan bukti dan informasi, diikuti oleh mediasi atau
negosiasi antara pihak terlibat. Jika tidak ada kesepakatan, maka
pemeriksaan hukum dilakukan dengan konsultasi ahli hukum. Jika perlu,
kasus dapat dibawa ke pengadilan untuk mendapatkan keputusan hukum
yang mengikat. Setelah itu, pemutakhiran administrasi pertanahan perlu
dilakukan, dan penegakan hukum terhadap keputusan pengadilan
dilaksanakan. Kolaborasi dan kepatuhan terhadap prosedur hukum
bertujuan untuk mencapai keadilan dan pemulihan ketertiban administrasi
pertanahan. Tujuan penelitian ini untuk memahami berbagai prosedur
sertifikat tanah di kota surabaya, dan kebijakan keamanan data yang cukup
kuat untuk melindungi integritas sistem informasi pertanahan

A. Pendahuluan
Sebagai negara yang terus berupaya berkembang dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, Indonesia perlu
melaksanakan penelitian ini untuk memahami berbagai prosedur” sertifikat
tanah di negara kesatuan republik Indonesia, dan dalam memahami
berbagai prosedur” yang banyak hal yang harus dipersiapkan oleh
pemerintah, diantaranya adalah tanah yang luas dan strategis ,karena hal
tersebut pemerintah perlu melakukan pengadaan tanah lewat prosuder
yang telah ditetapkan pada koridor hukum demi pembangunan negara
seperti yang diatur pada pasal Pasal 16 Ayat (1) UUPA No. 5 tahun 1960
hak-hak atas tanah antara lain sebagai berikut: hak milik; hak guna usaha;
hak guna bangunan; hak pakai; hak sewa; hak membuka tanah; dan hak
memungut hasil hutan Maka apabila di katakan bahwa yang dimaksud
dengan sertifikat tanah merupakan sebuah surat keterangan yang dapat
menjadi bukti atas hak terhadap sebidang tanah dari seseorang atau
dalam artian lain fakta itu mengemukakan bahwa terdapat seseorang yang
memiliki bidang tanah tertentu dan kepemilikan itu mempunyai bukti yang
kuat seperti surat yang dibuat oleh instansi yang berwenang inilah yang
disebut sertifikat tanah tadi

Setiap masalah harus diselesaikan secara menyeluruh. Tanah sangat


terkait dengan kehidupan manusia. Untuk menyelesaikan masalah
2

pertanahan atau sengketa, ada beberapa pendekatan penyelesaian


masalah yang tersedia, salah satunya adalah mediasi atau penyelesaian
sengketa alternative. Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang
Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa mengatur penyelesaian
sengketa melalui lembaga di luar peradilan dalam sistem hukum nasional.
Penyelesaian sengketa melalui lembaga di luar peradilan juga dikenal
sebagai penyelesaian melalui pengadilan atau litigasi.Anggabuan masalah
pertanahan pada dasarnya merupakan fenomena yang mempertanyakan
validitas hukum yang berkaitan dengan pertanahan, yang dapat berupa
produk pertanahan tersebut.(Hutomo & Maula, 2022)

Salah satu masalah yang paling umum di Indonesia adalah sengketa


tanah. Ini karena sengketa tanah dapat terjadi bukan hanya antara individu,
tetapi juga antara individu dan pemerintah. Masalah yang biasanya muncul
dalam sengketa pertanahan meliputi monopoli tanah, penguasaan tanah,
dan kepastian hukum. Sudah diketahui bahwa setiap warga Indonesia
membutuhkan tanah. Tanah adalah modal utama untuk pembangunan.
Manfaat tanah biasanya menentukan kehidupan masyarakat. Rakyat dan
negara memiliki hubungan yang abadi. Karena itu
Hukum agraria menggabungkan hukum perdata, tata negara, dan
administrasi negara. Hukum yang diatur mengatur orang dan badan hukum
dengan bumi, air, dan ruang angkasa di seluruh wilayah negara, termasuk
wilayah yang dimilikinya. Oleh karena itu, setiap komunitas harus memahami
secara menyeluruh semua peraturan agraria, terutama mengenai hak dan
kewajiban mereka. Konflikt dan sengketa hak atas tanah akan muncul
karena orang tidak memahami hak dan kewajiban mereka terhadap tanah
mereka.(Muh. Fajri Nurahmin et al., 2021)

Tanah merupakan kebutuhan hidup manusia yang sangat mendasar.


Manusia hidup serta melakukan Semua orang selalu memerlukan tanah, baik
secara langsung maupun tidak langsung, karena tanah sangat penting bagi
kehidupan manusia. Karena itu, konflik tentang tanah dapat muncul dalam
masyarakat.
Karena fakta bahwa Indonesia adalah negara agraris, tanah mempunyai
peran penting dalam kehidupan rakyatnya. Sebagian besar orang Indonesia
secara alami membutuhkan dan terlibat dengan tanah dalam setiap aktivitas
mereka. Bahkan dalam sebagian besar masyarakat, tanah dianggap sebagai
sesuatu yang sakral karena mewakili simbol status sosial tertentu. Jadi,
seperti yang disebutkan di atas, tanah sangat dibutuhkan oleh banyak orang.
Karena jumlah tanah yang tersedia tidak terus meningkat, terutama
kebutuhan akan tanah untuk membangun perumahan sebagai tempat tinggal,
bercocok tanam atau pertanian, dan membangun fasilitas umum untuk
memenuhi tuntutan kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan.(Susilowati,
2021)
3

Beberapa masalah tanah yang mungkin menyebabkan sengketa tanah di


Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Tanah dengan sertifikat ganda


2. Konflik karena tanah waris
3. Tanah yang belum disertifikatkan, yaitu tanah yang masih dimiliki oleh
majikan tanah adat dan masih dilekati hak barat;
4. Penguasaan dan kepemilikan tanah negara; dan
5. Tanah dari hak usaha yang sudah berakhir dan tidak diperpanjang.

Kasus sengketa tersebut malah semakin banyak semakin lama. Hal ini
disebabkan oleh fakta bahwa penegak hukum tidak memahami dengan
baik subtansi perundang-undangan agrarian meskipun banyak undang-
undang yang bersifat sektorial. Salah satu contohnya adalah dalam
Undang” No 41 Tahun 1999, yang subtansinya berbeda dengan Undang No
2 Tahun 2012 tentang pengadaan tanah, yang menentukan apakah tanah
negara yang berstatus hutan dapat digunakan untuk program pengadaan
tanah.
Munculnya kasus sertifikat ganda tersebut tentunya membuat para
masyarakat khawatir jika membeli tanah yang ternyata memiliki sertifikat
dua atau lebih. Dan Menurut Pasal 1338 ayat 3 Kitab Undang” Hukum
Perdata, masalah ini menarik karena berkaitan dengan itikad baik secara
hukum seseorang. Pembeli yang memiliki itikad baik seringkali kalah atau
tidak mendapatkan hak atas tanah yang dibelinya karena dianggap tidak
berhati-hati saat membeli tanah, meskipun maksud dari itikad baik di sini
adalah bertindak sebagai orang yang baik, yaitu jujur saat bertransaksi
tanah.(kinanta & najicha, n.d.)

Secara pengertian dasarnya, tanah adalah kebutuhan yang dasar untuk


melakukan kegiatan/tindakan manusia yang produktif, baik sebagai faktor
produksi maupun sebagai wadah nya Tanah merupakan contoh dari
banyaknya sumber daya alam yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha
Esa.Indonesia termasuk dalam kategori negara berkembang, dengan
mayoritas penduduknya menggantungkan hidup pada sektor
pertanian.Tanah mempunyai nilai yang sangat tinggi bagi penduduk
Indonesia.Menurut Pasal 4 ayat (1), UUPA adalah permukaan bumi yang
dapat dialihkan dan dimiliki oleh orang sendiri atau bersama-sama dengan
orang lain atau badan hukum.
Di dalam pasal 4 ayat (2) UUPA menjelaskan bahwa tanah-tanah
yang di maksud dalam ayat (1) memberikan wewenang untuk
menggunakan tanah yang bersangkutan sekedar diperlukan untuk
kepentingan langsung berhubungan dengan penggunaan tanah dalam
batas-batas menurut UUPA dan peraturan yang lebih tinggi
Karena Indonesia termasuk dalam kategori negara berkembang,
maka seiring dengan berkembangnya perekonomian nasional, kebutuhan
akan stabilitas hukum di pedesaan juga dapat meningkat. Akibatnya,
4

semakin banyak masalah yang muncul. Di Indonesia sendiri permasalahan


sertifikasi tanah sering muncul, termasuk sengketa lahan yang memiliki
sertifikasi ganda. Hal ini dikarenakan tanah mempunyai arti yang sangat
penting dalam masyarakat, akibatnya masyarakat akhirnya mengambil alih
tanah orang lain dengan cara tertentu sehingga menimbulkan konflik dalam
masyarakat.Oleh karena itu perlu adanya kepastian dan kepastian hukum
mengenai hak atas tanah. Oleh karena itu, masyarakat mendaftarkan
tanahnya agar pemilik tanah memperoleh bukti kepemilikan tanah yang
sah dan akurat, karena sertifikat merupakan alat bukti sah yang menjamin
keabsahan dan kepastian hukum bagi para pihak untuk kemudian
memperoleh sertifikat tersebut. Dilengkapi dengan sertifikat kepemilikan
sah.
Dalam kasus di mana sertifikat atas tanah diterbitkan secara sah atas
nama individu atau badan hukum yang benar-benar memiliki tanah
tersebut, orang atau badan hukum lain yang merasa memiliki hak atas
tanah tersebut tidak dapat lagi menuntut hak tersebut jika mereka tidak
mengajukan keberatan secara tertulis kepada pemegang sertifikat dan
Kepala Kantor Pertanahan yang Menurut Tentang Pokok Agraria, hak-hak
individu atas tanah selalu didasarkan pada Hak Bangsa Indonesia atas
Tanah. Hak-hak ini juga meliputi hak negara Indonesia atas tanah.
(Hirwansyah, 2021)

Sengketa pertanahan merupakan kejadian nyata yang paling sering


terjadi dari dulu hingga saat ini, seiring dengan bertambahnya jumlah
penduduk Indonesia dan kemajuan pembangunan. Akses yang luas
terhadap kepemilikan tanah dijadikan sebagai landasan berbagai keperluan
serta pembangunan. Jumlah konflik yang terjadi di negara ini di dunia tidak
berkurang sama sekali, namun justru meningkat. Duplikat sertifikat sering
terjadi di Indonesia. Penyebabnya adalah adanya kasus sertifikat
kepemilikan ganda (duplikasi) akibat adanya beberapa sertifikat atas
properti yang sama. Hal ini akan menimbulkan kerugian bagi para pihak
dan membatalkan akibat hukum akta tersebut. Oleh karena itu, kejadian
tersebut harus diselesaikan secara damai melalui musyawarah. Jika tidak
tercapai kesepakatan, BPN dapat bertindak sebagai perantara untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut, dan pihak lawan dapat
mengajukan banding atas keputusan PTUN. Permasalahan ini tidak hanya
merugikan masyarakat setempat, namun juga dapat berdampak pada
kinerja Badan Pertanahan Nasional.Nasional

Hasil penelitian dan diskusi menunjukkan bahwa sertifikat hak milik atas
tanah yang berfungsi sebagai alat bukti kepemilikan hak atas tanah.
Selama dikeluarkan sesuai dengan peraturan yang berlaku,atas sertifikat
tersebut memiliki kekuatan hukum yang sah. dan Jika tidak, sertifikat
tersebut cacat secara administrasi dan legal.(Suhartono & Sumanto, 2020)

B.Metode penelitian
5

Penelitian Kualitatif digunakan. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan


data yang berkaitan dengan sertifikat ganda. Fokus penelitian ini adalah apa
yang menyebabkan sertifikasi ganda muncul dan mengapa. Studi ini dimulai
pada hari Jumat, 25 November 2022, di kantor pertanahan di Kabupaten
Kolaka, Sulawesi Tenggara. Berbagai hal dipersiapkan untuk penelitian ini,
termasuk rumusan masalah, bahan literasi, informan yang tepat, jadwal
wawancara, daftar pertanyaan, kamera, perekam suara, dan surat menyurat.
(Putra et al., 2023a)

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan analisis deskriptif. Tujuan


utama penelitian adalah untuk mengetahui kinerja Badan Pertanahan
Nasional (BPN) dalam menyelesaikan sertifikat ganda, Oleh karena itu,
metode penelitian ini digunakan(Permatasari & Hasibuan, 2020).

Dalam penelitian ini, data dianalisis menggunakan pendekatan kualitatif,


yang didasarkan pada pemahaman penulis tentang persepsi dan pemikiran
sistematis yang mereka miliki tentang data yang mereka peroleh.
Menganalisis data dalam bentuk kalimat yang memberikan uraian tentang
pelaksanaan hukum sehingga dapat dinilai berdasarkan peraturan
perundang-undangan, teori atau pendapat ahli, dan logika hukum untuk
mencapai kesimpulan yang sangat logis yang memberikan solusi untuk
masalah yang diteliti.(Fitriani et al., 2021)

C. Hasil dan pembahasan

Permasalahan pokok
Studi kami tentang terbitnya sertifikat ganda di Kantor Pertanahan
Kabupaten Kolaka Surat tanda yang dikeluarkan oleh kantor pertanahan
yang menunjukkan bahwa seseorang memiliki hak atas tanah yang terletak di
antara satu bagian atau seluruh tanah Sertifikat ganda, juga dikenal sebagai
sertifikat tumpang tindih, digunakan di daerah yang belum dibangun dan
masih kosong. Ini biasanya terjadi di daerah perbatasan kota. Beberapa ha
memiliki sertifikat tanah ganda karena (Putra et al., 2023a; Syara L. S et al.,
2021)
Tanah memiliki posisi penting yang dapat menunjukkan bahwa pemiliknya
memiliki otoritas dan kemerdekaan sendiri, yang menyebabkan sengketa
tanah. Tanah memainkan peran penting dalam menjaga integritas negara
dan berfungsi sebagai modal dasar untuk mencapai semaksimal mungkin
kemakmuran rakyat. Pasal 1 Undang-Undang Pokok Agraria menyatakan
bahwa:
a. Seluruh wilayah Indonesia adalah kesatuan tanah air dari seluruh rakyat
Indonesia yang bersatu sebagai bangsa Indonesia.
b. Karena karunia Tuhan Yang Maha Esa, bumi, air, dan ruang angkasa yang
ada di wilayah Republik Indonesia adalah kekayaan alam bangsa Indonesia.
6

C. Menurut ayat (2) Pasal ini, bangsa Indonesia memiliki hubungan yang
abadi dengan bumi, air, dan ruang angkasa. d. Bumi termasuk tanah di
bawah permukaan bumi dan tanah di bawah air.
e. Air mencakup baik perairan pedalaman maupun laut di wilayah Indonesia.f.
Ruang di atas bumi dan air dimaksudkan dalam ayat (4) dan (3) Pasal ini
sebagai ruang angkasa.

Meskipun kasus sertifikat berganda ini sudah diprediksi, tidak dapat


dipungkiri bahwa ada individu yang tidak bertanggung jawab.
Setidaknya ada beberapa komponen yang berkontribusi terhadap sertifikat
berganda ini.Pertama dan terpenting, petugas pertanahan gagal melakukan
pemeriksaan dan analisis tanah yang diminta. Kedua, kesalahan yang
dilakukan oleh pemilik tanah adalah mereka tidak memanfaatkan tanah
mereka dengan baik. Ketiga, pemohon dengan sengaja atau tidak sengaja
menunjukkan letak dan batas tanah yang salah saat melakukan pengukuran.
Keempat, pemilik tanah benar-benar berusaha untuk mendaftarkan kembali
sertifikat yang sebenarnya sudah ada. Kelima, Pejabat Kantor Pertanahan
mungkin tidak berhati-hati dalam menerbitkan sertifikat tanah atau mungkin
tidak memiliki basis data yang memadai. Keenam, data tidak valid, dan peta
pendaftaran tanah area tersebut belum ada. Sertifikasi ganda biasanya
dilakukan di tanah yang belum dibangun atau belum digunakan.(Rafi &
Lukman, 2023)

Jumlah kasus sengketa pertanahan di Kabupaten Kolaka terus meningkat


setiap tahunnya. Diduga salah satu faktor yang menyebabkan sengketa
pertanahan di masyarakat adalah asumsi bahwa sengketa pertanahan yang
disebabkan oleh sertifikat ganda menyebabkan kurangnya transparansi
tentang kepemilikan dan penguasaan tanah karena jumlah data dan
informasi tentang kepemilikan dan kepemilikan tanah yang terbatas serta
jumlah informasi yang tersedia untuk masyarakat umum. Ada kemungkinan
bahwa terjadi sertifikat ganda karena kesalahan administrasi atau
kesengajaan.Selain itu, ketidakdisiplinan dan ketidakteraturan aparat
pemerintah yang terkait dengan bidang pertanahan dalam menjalankan
tugasnya adalah faktor lain yang menyebabkan sertifikasi ganda.(Putra et al.,
2023a)
Terbitnya sertifikat ganda tidak terlepas dari tindakan BPN akibat
kesalahan pendataan pada saat melakukan pengukuran dan pemetaan
bidang tanah dalam pelaksanaan pendaftaran tanah, sehingga terbitlah
sertifikat ganda yang berdampak pada sengketa secara keseluruhan atau
sebagian bidang tanah. Dalam hal ini, satu bidang Tanah diuraikan dengan 2
(dua) sertifikat atau lebih yang berlainan datanya. Menurut Nurjannah,
sertifikat ganda terjadi karena sertifikat tersebut tidak dipetakan dalam peta
pendaftaran tanah atau peta situasi daerah tersebut. Apabila terjadi sertifikat
ganda, maka harus ada pembatalan dari salah satu pihak dengan memeriksa
7

dokumen pendukung. Hal ini bisa berlangsung lama, apabila terjadi gugatan
sertifikat ke pengadilan, untuk meminta pembatalan bagi pihak yang
dirugikan (Syara L. S et al., 2021)

Dalam upaya menyelesaikan sengketa sertipikat ganda, Peraturan


Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, Pasal 32
ayat (1) menyatakan bahwa sertifikat merupakan tanda bukti hak yang
berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat mengenai data fisik dan yuridis
yang termuat di dalamnya, selama data fisik dan yuridis tersebut sesuai
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997.

data yang ada dalam buku tanah hak dan surat ukur yang relevan. Selain
itu, sertifikat tanah diterbitkan atas nama orang atau badan hukum yang
benar-benar memiliki tanah tersebut. Jika seseorang atau badan hukum lain
merasa memiliki hak atas tanah tersebut, mereka tidak dapat lagi menuntut
hak tersebut jika mereka tidak mengajukan keberatan secara tertulis kepada
pemegang sertifikat dan Kepala Kantor Pertanahan yang bersangkutan
dalam waktu 5 (lima) tahun sejak diterbitkannya sertifikat.

Berdasarkan pasal di atas, keterangan yang ada dalam sertifikat tanah


harus dianggap benar tanpa perlu bukti tambahan. Alat bukti lain hanya
dianggap sebagai dasar dan harus diperkuat oleh bukti lain. Dalam kasus ini,
sertifikat tanah membuktikan bahwa pemegang hak memiliki hak atas bidang
tanah tertentu, termasuk letak, batas, luas, dan status hukumnya.
Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 11 Tahun 2016 tentang Penyelesaian Sengketa Pertanahan
dapat digunakan dalam hal penyelesaian sengketa sertipikat ganda.
Sengketa tanah, menurut Pasal 1, Ayat 72, didefinisikan sebagai perselisihan
tanah antara individu, badan hukum, atau lembaga yang tidak signifikan.
Dalam hal ini, para pihak dapat meminta Kepala Kantor Pertanahan Wilayah
setempat untuk menyelesaikan sengketa sertipikat ganda.
Setelah menerima berkas pengaduan dengan sertifikat ganda,
pengaduann yang harus dimasukkan ke dalam Register Penerimaan
Pengaduan oleh pejabat-peajabat yang bertanggung jawab untuk menangani
sengketa. Setelah itu, data dikumpulkan dan diperiksa oleh pejabat. Ini
termasuk data fisik dan yuridis, surat-menyurat yang diterbitkan oleh pejabat
yang berwenang, keputusan peradilan, dan informasi lainnya yang berkaitan
dengan penerbitan sertipikat tanah. Selanjutnya, mereka meminta
keterangan dari saksi.
Pejabat melakukan analisis untuk menentukan apakah sengketa tersebut
berada di bawah kewenangan Kementerian atau tidak. Menurut Pasal 11
ayat (3) Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang / Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 11 Tahun 2016 tentang Penyelesaian Sengketa
Pertanahan, jika sengketa sertipikat ganda melibatkan tumpang tindih hak
atau sertifikat hak atas tanah yang salah satu alas haknya jelas terdapat
8

kesalaha, Kementrian memiliki otoritas untuk menyelesaikan sengketa


tersebut.
Dalam proses memverifikasi keabsahan sertipikat tanah, pejabat yang
bertanggung jawab atas penyelesaian sengketa memeriksa data seperti
kronologi sengketa, data yuridis, dan data fisik lainnya. Ini dilakukan melalui
pemeriksaan lapangan yang dilakukan oleh petugas atau pejabat yang
berwenang, yang memeriksa kesesuaian data dan kondisi lapangan, mencari
saksi atau pihak yang terkait, melakukan penelitian bidang tanah, membuat
gambar ukur, melakukan penelitian tata ruang, dan melakukan tindakan lain
yang diperlukan.
BPN memiliki mekanisme tertentu untuk menangani dan menyelesaikan
masalah atau sengketa pertanahan, termasuk sengketa sertifikat gandum.
Hasil penelitian di lapangan disusun dalam bentuk paparan dan dikirim ke
Kepala Kantor Wilayah BPN untuk menyelesaikan sengketa sertipikat ganda.
Dengan demikian, surat keputusan pembatalan sertifikat dapat diterbitkan
untuk sertipikat yang datanya tidak valid.(anatami.2017)
Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) dapat digunakan untuk
menyelesaikan sengketa sertipikat ganda di peradilan umum. Penanganan
perkara dalam proses peradilan termasuk menerima panggilan sidang
(relaas), mengumpulkan data untuk menangani perkara, membuat surat
tugas dan surat kuasa, membuat gugatan dan jawaban, membuat replik atau
duplikat, membuat bukti, membuat saksi dan ahli, melakukan pemeriksaan
setempat, membuat kesimpulan, dan melakukan upaya hukum. Dilakukan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan jika para pihak
mencapai kesepakatan untuk menyelesaikan perkara di pengadilan dengan
cara yang damai.
Dalam proses penyelesaian sengketa sertipikat ganda di pengadilan,
alat bukti yang diajukan oleh para pihak yang bersengketa akan
memungkinkan hakim untuk mengetahui pembuktian sebagai fakta dan
peristiwa dalam duduk perkara. R. Subekti berpendapat bahwa akta otentik
merupakan bukti yang mengikat, yang berarti apa yang ditulis dalamnya
harus dipercaya oleh Hakim dan dianggap benar selama ketidakbenarannya
tidak dapat dibuktikan. Selain itu, ia memberikan bukti yang lengkap sehingga
tidak diperlukan bukti tambahan. Ia merupakan alat bukti yang sempurna
dan mengikuti

Perealisasian dan penyelesaian


Apabila kedua belah pihak yang berperkara tidak dapat mencapai
kesepakatan dalam sengketa kepemilikan sertifikat tanah ganda, upaya
terakhir yang tersedia bagi penggugat adalah mengajukan gugatan ke
Pengadilan Tata Usaha Negara. Proses penyelesaian sengketa di
Pengadilan Tata Usaha Negara biasanya membutuhkan waktu yang cukup
lama.
9

Kendala Dan Solusi Atas Penyelesaian Sengketa Hukum Sertifikat


Ganda.
Pemilik hak atas tanah dapat menggunakan sertifikat sebagai alat
pembuktian. yang namanya tercantum dalam sertifikat, kecuali adanya cacat
data fisik. Sertifikat yang tidak dipetakan dengan benar di peta pendaftaran
tanah oleh Kantor Pertanahan lokal dapat menghasilkan sertifikat ganda jika
ada cacat yuridis dan data fisik. (Salim, 2019)
Dalam beberapa kasus, pemilik hak atas tanah melakukan pengaduan dan
keberatan sebagai pihak yang dirugikan karena munculnya sertifikat ganda
pada tempat yang sama dengan nomor dan tanggal yang sama tetapi
dengan biaya yang berbeda pada tahun yang sama, sedangkan surat ukur
atau gambar situasi dengan nomor dan tanggal yang sama dan luas tanah
yang sama. Dalam kasus ini, pemegang hak atas tanah merasa dirugikan
karena adanya sertifikat ganda pada tempat yang sama dengan nomor dan
tanggal yang sama dan luas tanah yang sama
Dalam beberapa kasus sertifikat hak milik ganda, terdapat juga kesalahan
atau kesalahan administrasi yang mengakibatkan cacat hukum pada sertifikat
yang dikeluarkan dengan nama, tanah, dan luas pemilik yang sama. Pemilik
hak atas tanah tidak pernah meminta Kepala Kantor Pertanahan untuk
menerbitkan sertifikat baru atau memberi kuasa kepada orang lain. Terlebih
dahulu, Kantor Pertanahan harus memeriksa atau memeriksa secara
menyeluruh sertifikat yang dikeluarkannya untuk mengetahui sumber
kesalahan yang menyebabkan sertifikat ganda dan untuk mengetahui apa
yang harus dilakukan untuk mengurangi kerugian bagi pemilik hak atas
tanah, terutama bagi pemilik asli sertifikat hak milik.

B.Penyelesaian melalui Pengadilan Tata Usaha Negara:


Selain mengajukan pengaduan ke kantor BPN, Pengadilan Tata Usaha
Negara (PTUN) berwenang menyelesaikan masalah sertifikat ganda, yaitu
mengajukan gugatan pembatalan terhadap salah satu sertifikat ke PTUN.
PTUN juga berwenang menyelesaikan sengketa pertanahan yang berkaitan
dengan surat keputusan yang dikeluarkan oleh BPN atau pejabat lain yang
berkaitan dengan pertanahan.
C.Melapor kepada Polisi
jika terbukti sertifikat hak atas tanah palsu. Orang yang merasa dirugikan
dapat melaporkan orang yang diduga memalsukan sertifikat kepada polisi.
Sebagaimana diatur dalam Pasal 264 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana,
laporan tersebut terkait dengan dugaan pemalsuan sertifikat.Dalam kasus di
mana lebih dari satu sertifikat atas tanah yang sama ditemukan dan
keduanya benar, Mahkamah Agung memutuskan bahwa jika ada dua atau
lebih sertifikat atas tanah yang sama, sertifikat yang paling sah dan
berkekuatan hukum adalah yang diterbitkan lebih awal.
Namun, dalam kasus di mana sertifikat kepemilikan hak atas tanah yang
diterbitkan oleh lembaga yang berwenang (dalam hal ini, Kantor
Pertanahan/BPN) mengalami cacat formal, seperti tumpang-tindih hak atas
10

tanah atau sertifikat ganda, atau lokasi tanah yang saling bersinggungan dan
berdekatan dengan luas fisik surat ukur antar sertifikat, maka tanah tersebut
sebenarnya berada dalam ranah hukum perdata murni.(Putra et al., 2023b)

Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini menemukan bahwa penyelesaian
sengketa sertipikat ganda dapat dicapai dengan mengajukan pengaduan
kepada Badan Pertanahan Nasional untuk mengidentifikasi masalah,
mengumpulkan data, melakukan analisis, dan menyusun laporan hasil
penelitian untuk memberikan saran tentang cara menyelesaikannya.
masalahnya. Jika salah satu pihak tidak puas dengan keputusan BPN,
mereka dapat mengajukan banding ke Lembaga Peradilan untuk memastikan
bahwa sertipikat tanah itu sah. Dengan demikian, sertipikat
tanah yang melanggar hukum pendaftaran tanah dapat dibatalkan. Salah
satu saran yang dapat diberikan dalam tulisan ini adalah agar pemerintah
memberikan perhatian yang lebih besar terhadap faktor-faktor yang
menyebabkan sertikat ganda dalam pendaftaran tanah. Misalnya, pemerintah
dapat melakukan hal-hal seperti memeriksa peta pendaftaran tanah untuk
memastikan apakah tanah tersebut sudah terdaftar atau bersertifikat di
Badan Pertanahan Nasional. Ini dilakukan untuk mencegah sertifikat ganda
hak atas tanah muncul di kemudian hari.

Saran

Dari sudut pandang hukum yang ada di Indonesia, dan sistem yang
menganut perundang-undangan negara yang memiliki sistem yang baik dan
benar untuk menyelesaikan sengketa pertanahan. Namun, karena ada
permasalahan sengketa tanah sertifikat ganda semakin meningkat dan
semakin pesat setiap harinya, disarankan harus ada agar peradilan perdata
menjalankan tugasnya dengan baik dan benar mempertahankan prinsip
penegakkan hukum yang berkeadilan.

Anda mungkin juga menyukai