100847d7-916d-4f8c-9ffe-274476f9185a
100847d7-916d-4f8c-9ffe-274476f9185a
100847d7-916d-4f8c-9ffe-274476f9185a
Disusun oleh :
NUR CHAERANI
NIM 2022E1D050M
SKRIPSI
Disusun oleh:
NUR CHAERANI
NIM 2022E1D050M
i
ii
iii
iv
v
vi
MOTO
“Dunia Ini Penuh Dengan Orang – Orang Baik.
Jika Kamu Tidak Dapat Menemukanya,
Maka Jadilah Salah Satunya”
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat, taufiq dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsipenelitian ini. Salawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada
junjungan alam Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan syafaat kepada
kita semua. Penulis menyadari, dalam proses penulisan skripsi yang berjudul
“Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemeriksaan Triple Eliminasi Pada
Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Babakan” ini dapat diselesaikan dengan
baik berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Sehingga penulis ingin
menyampaikan ucapan terimakasih kepada seluruh komponen yang sudah terlibat
dalam memberikan masukan serta sarannya selama penelitian ini dilakukan.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Drs. Abdul Wahab MA. Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Mataram.
2. apt. Nurul Qiyaam, M. Farm. Klin. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Mataram.
3. Cahaya Indah Lestari, S. ST., M. Keb. Selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Mataram.
4. apt. Abdul Rahman Wahid, M. Farm. Selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Mataram.
5. dr.Yulia Sari Risnawati. Selaku Kepala Puskesmas Babakan Kota Mataram.
6. Catur Esty Pamungkas, S. ST., M. Keb. Selaku Ketua Program Studi
Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Mataram.
7. Evi Diliana Rospia M. Keb. Selaku Dosen pembimbing Pertama.
8. Siti Mardiyah WD, M. Kes. Selaku Dosen pembimbing Dua.
9. Dwi Kartika Cahyaningtyas, M. Kes. Selaku Dosen Penguji.
Penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan ibu hamil
untuk melakukan pemeriksaan Triple eliminasiini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penulis mohon adanya masukan dan saran terkait dengan isi
skripsi ini. Demikian pengantar skripsi yang dapat penulis sampaikan, semoga
dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca sekalian pada
umumnya.
Penulis
viii
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMERIKSAAN
TRIPLE ELIMINASI PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS BABAKAN
INTISARI
Latar Belakang : Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai salah satu daerah tujuan
wisata, dan sebagai daerah dengan pengirim tenaga kerja terbesar keluar negeri
berpotensi sebagai tempat terjadinya penularan berbagai jenis penyakit infeksi
menular seksual atau IMS. Angka kejadian IMS di Kota Mataram, ditemukan
positif hepatitis terjadi pada tahun 2022 yaitu total 69 ibu hamil, HIV ditemukan 5
ibu hamil, kasus sifilis 4 ibu hamil (Irna Rasyid dkk, 2022). Sehingga program
triple eliminasi perlu gencar dilakukan agar target sasaran ibu hamil yang berisiko
menularkan penyakit IMS dapat diminamilisir. Penelitian ini bertujuan
mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan pemeriksaan triple
eliminasi pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Babakan Kota Mataram.
Metode : Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain cross sectional.
Jumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 174 ibu hamil, teknik pengambilan
sampel secara acak (cluster random sampling) dan menggunakan kriteria inklusi
dan eksklusi. Pengumpulan data secara langsung menggunakan kuisioner. Analisa
data menggunakan chi square. Hasil : Penelitian ini memfokuskan empat faktor
utama, yaitu usia, pendidikan, pekerjaan, dan pengetahuan ibu hamil tentang
pemeriksaan Triple eliminasi. Kesimpulan : Pemeriksaan triple eliminasi pada
ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Babakan, dapat dijadikan penambahan
wawasan dan program triple eliminasi dapat tercapai dengan maksimal.
1
Mahasiswa Program Studi S1 Kebidanan, Fakultas Ilmu Kesehatan.
2
Dosen Universitas Muhammadiyah Mataram..
3
Dosen Universitas Muhammadiyah Mataram.
ix
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN DEPAN .......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ............................. iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ................................................ v
SURAT PERSETUJUAN PUBLIKASI ......................................................... vi
MOTO .............................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
INTISARI.......................................................................................................... ix
ABSTRACT . ..................................................................................................... x
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL........................................................................................... xiii
DAFTAR SKEMA.......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 6
E. Ruang Lingkup Penelitian.......................................................................... 7
F. Keaslian Penelitian ..................................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 10
A. TinjauanTeoritis....................................................................................... 10
B. Tinjauan Islam ........................................................................................ 18
C. Kerangka Teori ........................................................................................ 20
D. Kerangka Konsep .................................................................................... 21
E. Hipotesis................................................................................................... 21
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 22
A. Rancangan Penelitian .............................................................................. 22
B. Variabel penelitian ................................................................................... 22
C. Definisi Operasional ................................................................................ 23
D. Populasi dan Sampel Penelitian............................................................... 24
E. Etika Penelitian ........................................................................................ 25
F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ....................................................... 27
G. Metode Pengolahan dan Analisis Data .................................................... 29
H. Jalannya Penelitian .................................................................................. 32
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 34
A. Hasil........................................................................................................ 41
B. Pembahasan ............................................................................................ 44
C. Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 44
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 45
A. Simpulan....................................................................................................... 45
B. Saran ............................................................................................................. 46
xi
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 47
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR SKEMA
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Triple eliminasi merupakan pemeriksaan pada setiap ibu hamil terhadap
HIV, Sifilis dan Hepatitis B dimana tujuannya untuk penurunan infeksi
terhadap bayi baru lahir (Prawirohardjo, 2014). Ibu hamil merupakan salah
satu populasi yang berisiko tertular penyakit seperti, HIV/AIDS, Hepatitis,
dan Sifilis yang dapat meningkatkan angka kesakitan dan kematian bayi,
anak, dan balita. Resiko penularan dari ibu keanak untuk penyakit
HIV/AIDS, Hepatitis dan Sifilis sangatlah besar, yaitu HIV/AIDS sebesar
20%-45%, untuk Sifilis sebesar 69%-80% dan untuk Hepatitis B lebihdari
90% (Kemenkes, 2017). Peran tenaga Kesehatan diperlukan dalam
pemeriksaan triple eliminasi dalam bentuk asuhan kebidanan secara
komprehensif melalui pelayanan ANC terpadu, agar bias mengurangi resiko
komplikasi penyakit menular seksual selama masa kehamilan, dan lebih
meningkatkan derajat kesehatan ibu hamil (Kemenkes, 2017).
Ibu hamil yang menderita sifilis dapat menularkan penyakitnya kepada
janin jika tidak ditangani dengan baik, dan bisa terjadi pada trimester II.
Infeksi sifilis dapat menyebabkan terjadinya kecacatan bayi, seperti kebutaan,
risiko berat badan lahir rendah, lahir prematur, keguguran bahkan kematian
(Sinta Sasika, 2018). Sedangkan Ibu hamil positif HIV/AIDS dapat
menularkan infeksinya pada bayi melalui plasenta. Selain itu, juga dapat
terjadi selama proses persalinan normal melalui cairan tubuh berupa darah, air
ketuban, cairan vagina atau cairan tubuh ibu lainnya (Sinta Sasika, 2018).
Wanita hamil dengan hepatitis dapat menularkan infeksi ke janinnya selama
persalinan. Penularan ini dapat menyebabkan peningkatan risiko kelahiran
prematur, berat badan lahir rendah, serta kelainan anatomi dan fungsi tubuh
bayi. (Sinta Sasika, 2018).
1
WHO memperkirakan setiap tahun terdapat kurang lebih 350 juta
penderita baru IMS di negara berkembang termasuk indonesia. Prevalensi
gonorrhea menempati urutan pertama dari semua jenis IMS yaitu 32,4%, dan
pada urutan kedua sifilis sebesar 21,7%. Penderita IMS sebagian besar berada
di Asia Selatan dan Asia Tenggara yaitu 151 juta, diikuti Afrika sekitar 70
juta, dan yang terendah adalah Australia dan Selandia Baru sebesar 1 juta
penderita IMS. Semakin lama jumlah penderita IMS semakin meningkat dan
penyebarannya semakin merata di seluruh dunia. WHO memperkirakan
morbiditas IMS di dunia sebesar ± 250 juta orang setiap tahunnya.
Peningkatan insidensi IMS ini juga terkait dengan perubahan pola pikir dan
perilaku masyarakat yang semakin open minded atau berpikiran terbuka
(Ditjen P2P Kemenkes RI, 2021).
Kejadian IMS di Indonesia cenderung meningkat secara keseluruhan.
tercatat pada tahun 2017 gonorhea sebanyak 6.003 (46,0%) kasus, sifilis
sebanyak 5.216 (40,0%) kasus, dan HIV/AIDS sebanyak 590 (65,89%) kasus.
Kendati jumlah kasus HIV/AIDS terdata 65,89 persen, namun penyakit
menular satu ini sering disebut dengan fenomena gunung es, karena jumlah
kasus yang didata sangat sedikit dibandingkan kenyataannya. Sehingga
HIV/AIDS patut mendapat perhatian serius dari semua pihak, mengingat
dampak yang ditimbulkan dapat mempengaruhi masyarakat luas (Kemenkes
RI, 2017).
Beberapa penelitian terkait ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan
IMS, terutama HIV/AIDS sebanyak (74,1%), jauh lebih banyak dari pada ibu
hamil yang tidak melakukan pemeriksaan HIV/AIDS yang hanya (25,9%)
saja (Yunida Halim, 2016). Adapun faktor yang mempengaruhinya, berupa
pengetahuan, sikap, ketersediaan sarana prasarana pendukung, tenaga
kesehatan, dan kurangnya dukungan dari keluarga untuk melakukan
pemeriksaan (Yunida Halim, 2016). Penelitian lainnya membandingkan
antara sikap ibu hamil dan peran serta tenaga kesehatan dalam mendukung
pemeriksaan triple eliminasi, didapatkan hubungan antara pengetahuan dan
peran tenaga kesehatan, serta tidak ada hubungan antara sikap terhadap
2
pemeriksaan triple eliminasi pada ibu hamil (Rini Kundaryanti, 2022).
Sedangkan menurut penelitian Vebriyani dkk, pada tahun 2022 menyebutkan,
adanya hubungan persepsi sikap dan perilaku ibu hamil terhadap pemeriksaan
triple eliminasi, dan cenderung ibu hamil yang sedikit mendapatkan informasi
mempunyai pikiran negatif tehadap pemeriksaan triple eliminasi tersebut
(Vebriyani, 2022).
Provinsi NTB sebagai salah satu daerah tujuan wisata, berpotensi
sebagai tempat terjadinya penularan berbagai jenis penyakit IMS, terlebih
daerah ini juga merupakan sebagai pengirim tenaga kerja keluar negeri,
sehingga kemungkinan terjadinya penularan IMS cukup besar. Tahun 2021
kasus baru HIV-AIDS ditemukan sebanyak 136-107 kasus, serta 29 kasus
kematian karena AIDS (Nirkomala, 2021). Jumlah kasus HIV/AIDS yang
ditemukan pada tahun 2021 sebanyak 136 kasus, mengalami peningkatan dari
tahun sebelumnya sebanyak 125 kasus. Sedangkan kematian yang
diakibatkan HIV/AIDS mengalami penurunan pada tahun 2021, yaitu sebesar
107 orang (Kemenkes, 2021). Infeksi Hepatitis B di Provinsi Nusa Tenggara
Barat dalam kurun waktu 5 tahun dari 2017-2021, menunjukkan peningkatan
kasus yang signifikan, daritahun 2017 yang hanya sebesar 496 kasus,
meningkat menjadi 1.724 kasus pada tahun 2018. Kemudian jumlah kasus
Hepatitis B paling banyak, yaitu pada tahun 2019 dengan jumlah 3.757 kasus.
Sempat mengalami penurunan jumlah kasus pada tahun 2020 sebesar 2.068
kasus, dan meningkat kembali pada tahun 2021 karena mengalami
penambahan jumlah kasus sebanyak 92 orang terkonfirmasi Hepatitis B,
sehingga total kasus Hepatitis B pada tahun 2021, sebanyak 2.160 kasus (Irna
Rasyid dkk, 2022).
Maswan dkk (2020) mendapatkan data penderitaSifilis di NTB paling
banyak ditemukan di wilayah Kabupaten Lombok Barat, terutama daerah
wisata Sengigi. Kawasan hiburan yang menjadi tempat penelitian ditemukan
orang dengan IMS sebanyak 56 orang, dan orang dengan sifilis merupakan
yang paling banyak, yaitu 66,1% dengan total 37 orang terinfeksi. (Maswan,
2020). Sementara di Provinsi Nusa Tenggara Barat, untuk resiko penularan
3
HIV/AIDS yaitu 21-45%, Sifilis 60-80%, sedangkan resiko penularan
Hepatitis B sebesar 90% (Mardiyah, 2021).
Data PWS ibu yang dihimpun oleh tim data informasi dan litbangkes di
dalam Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Capaian pemeriksaan
triple eliminasi di Puskesmas Babakan tahun 2021 sebanyak 467 orang
(68,58%) dari sasaran ibu hamil 681 orang dan terjaring sebanyak 6 orang
reaktif HbSAg dan 1 Sifilis. Kelurahan Dasan Cermen ada 94 orang (83,19%)
diperiksa dari jumlah sasaran ibu hamil 113 orang serta ditemukan 1 orang
ibu hamil reaktif Hepatitis. Kemudian di Kelurahan Cakra Selatan Baru
terdapat 112 (70,89%) diperiksa dari jumlah sasaran 158 ibu hamil dan 1
orang reaktif Hepatitis. Kelurahan Babakan yang diperiksa 169 ibu hamil
(74,45%) dari sasaran 227 orang dan terdapat 2 orang reaktif Hepatitis.
Kelurahan Abian Tubuh Baru, jumlah sasaran 165 orang yang hanya
melakukan tes/skrining triple eliminasi sebanyak 106 orang (64,24%). Hasil
pemeriksaan didapatkan 2 orang Reaktif HbSAg, dan 1 orang Sifilis serta
sudah tertangani dengan baik sampai proses persalinan. Penanganan
dilakukan kolaborasi bersama dokter dan pemegang program IMS di
Puskesmas Babakan. Pada proses persalinan, bayi baru lahir dari ibu yang
Reaktif HbSAg diberikan vaksin HbIG pada 1 jam pertama kelahiran (Irna
Rasyid dkk, 2022).
Data PWS ibu dari beberapa puskesmas di Kota Mataram, pada akhir
tahun 2022, jumlah sasaran pemeriksaan ibu hamil dari 11 Puskesmas yang
ada yaitu 9.420 Ibu hamil. 11 Puskesmas tersebut diantaranya, Puskesmas
Ampenan, Puskesmas Pejeruk, Puskesmas Tanjung Karang, Puskesmas
Karang Pule, Puskesmas Mataram, Puskesmas Selaparang, Puskesmas
Pagesangan, Puskesmas Dasan Agung, Puskesmas Cakranegara, Puskesmas
Karang Taliwang, dan Puskesmas Babakan. Jumlah Ibu hamil yang
melakukan pemeriksaan HIV, Sifilis, dan Hepatitis rata-rata 482 orang ibu
hamil. Temuan positif Hepatitis terjadi pada Tahun 2022 yaitu total 69 ibu
hamil, dan masing-masing puskesmas memiliki penemuan kasus Hepatitis
dengan rata-rata 6-7 orang. Kasus HIV ditemukan 5 ibu hamil, diantaranya 2
4
orang di Puskesmas Cakranegara, 1 orang di Puskesmas Karang Pule, 1 orang
di Puskesmas Tanjung Karang, 1 orang di Karang Taliwang. Adapun
penemuan kasus sifilisya itu sebanyak 4 Ibu hamil, masing-masing di
Puskesmas Babakan, Tanjung Karang, Karang Pule dan Mataram (Irna
Rasyid dkk, 2022).
Studi pendahuluan yang pernah dilakukan peneliti sebelumnya, terkait
dengan inovasi “PANSEL menuju TRISERA 2030”, pengambilan sampel
sangat diperlukan dalam upaya deteksi dini berbagai penyakit infeksi menular
seksual atau IMS, yang meliputi HIV/AIDS, Sifilis, dan Hepatitis B.
Tujuannya adalah untuk mencapai target triple eliminasi pada Tahun 2030
mendatang. Hasil inovasi PANSEL oleh peneliti menunjukan data tahun
2021-2022, dimana dalam kurun waktu dua tahun tersebut pemeriksaan
Triple Eiminasi terhadap ibu hamil diwilayah kerja Puskesmas Babakan Kota
Mataram, menunjukan dominasi temuan kasus Hepatitis B sebanyak 3 kasus
HbSAg reaktif dan 1 kasus sifilis.
Data temuan kasus Hepatitis B pada ibu hamil di NTB terjadi pada
bulan April, Juni, Agustus, dan September dari total ibu hamil yang diperiksa
sebanyak 124 orang. Sedangkan data yang diperoleh pada tahun 2022, yaitu
sebanyak 1 kasus Hepatitis B, dari total 46 ibu hamil yang diperiksa. Hal ini
menunjukkan perubahan positif, karena berbagai temuan kasus IMS di Kota
Mataram, semakin berkurang dalam kurun waktu dua tahun terakhir. Oleh
karena itu, penanganan cepat segera dilakukan sehingga hasil skrining bayi
dari usia 9-12 bulan menunjukkan hasil non-reaktif Hepatitis B (Irna Rasyid
dkk, 2022).
Oleh karena itu, berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka
peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian tentang “Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Pemeriksaan Triple Eliminasi Pada Ibu Hamil di
Wilayah Kerja Puskesmas Babakan Tahun 2023”. Sehingga penambahan
wawasan dan capaian triple eliminasi dapat tercapai dengan maksimal.
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian
ini adalah “Apa saja faktor-faktor yang berhubungan dengan pemeriksaan
triple eliminasi pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Babakan?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan
pemeriksaan triple eliminasi pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas
Babakan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi karakteristik responden (usia, pendidikan,
pekerjaan, dan pengetahuan) pada ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas Babakan.
b. Menganalisis hubungan usia ibu hamil dengan pemeriksaan triple
eliminasi di wilayah kerja Puskesmas Babakan.
c. Menganalisis hubungan pendidikan ibu hamil dengan pemeriksaan
triple eliminasi di wilayah kerja Puskesmas Babakan.
d. Menganalisis hubungan pekerjaan ibu hamil dengan pemeriksaan
triple eliminasi di wilayah kerja Puskesmas Babakan.
e. Menganalisis hubungan pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan
triple eliminasi di wilayah kerja Puskesmas Babakan.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empirik
bahwa terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan pemeriksaan
triple eliminasi pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Babakan,
serta dapat menambah pengetahuan dan wawasan.
6
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Dinas Kesehatan dan Puskesmas
Masukan atau referensi bagi Puskesmas & Dinas Kesehatan
dalam membuat perencanaan dan kebijakan yang berkaitan dengan
program kesehatan ibu & anak bahwa pemeriksaan Triple eliminasi
pada Ibu hamil tidak selalu dilakukan di puskesmas tapi bisa juga di
poskesdes maupun posyandu.
b. Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan pengalaman dalam proses penelitian,
terutama terkait materi kesehatan ibu hamil, serta penyakit IMS
(HIV/AID, Sifilis, dan Hepatitis B).
c. Bagi Tenaga Kesehatan
Menjadi wacana pembelajaran dan bahan penelitian, serta
membantu dalam menjadi acuan pemberian edukasi kepada ibu
hamil pada saat melakukan pemeriksaan rutin.
d. Bagi Ibu Hamil
Menambah pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang
pentingnya melakukan pemeriksaan triple eliminasi pada masa
kehamilan sehingga memutus rantai penularan penyakit menular dari
ibu ke bayi yang dilahirkan.
7
Adapun waktu penelitian, dilakukan pada bulan April hingga Mei 2023.
F. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1
Keaslian Penelitian
Metode
No. Peneliti Judul Sampel Hasil Penelitian
Penelitian
1. Bintang Determinan Deskriptif 40 Ibu Hasil penelitian
Petralina tingkat analitik hamil menunjukkan bahwa
pengetahuan tingkat pengetahuan ibu
ibu hamil hamil tentang pemeriksaan
tentang eliminasi tiga kali lipat
pemeriksaan masih rendah, sebanyak
triple 82% (33 responden)
eliminasi memiliki pengetahuan
yang terbatas. Selain itu,
15% (6 responden)
memiliki pengetahuan
cukup, sementara hanya
3% (1 responden) yang
menunjukkan pengetahuan
baik.
2. Rini Faktor - Desain 97 Di antara ibu hamil,
Kundaryanti*, faktor yang penelitian responden 55,7% menjalani
Anni berhubungan ini adalah pemeriksaan eliminasi
Suciawati dengan cross tiga kali lipat, sedangkan
pemeriksaan sectional 59,8% memiliki
triple dengan pengetahuan baik,
eliminasi mengguna 59,8% menunjukkan
pada ibu ka sikap positif, dan 62,9%
hamil pendekatan mengakui pentingnya
kuantitatif petugas kesehatan.
Terdapat hubungan
antara pengetahuan
dengan peran tenaga
kesehatan, namun tidak
terdapat hubungan
antara sikap terhadap
pemeriksaan triple
eliminasi pada ibu
hamil.
3. Yunida Halim, Faktor- Deskriptif 54 orang Temuan
Syamsulhuda faktor yang analitik Ibu hamil mengungkapkan bahwa
BM, Aditya berhubungan dengan 61,6% ibu hamil
Kusumawati dengan pendekatan menjalani tes HIV,
perilaku ibu kuantitatif sedangkan 38,4% tidak.
hamil dalam Hasil uji statistik
pemeriksaan menunjukkan bahwa
HIV di berbagai faktor, antara
wilayah lain sikap, ketersediaan
kerja sarana dan prasarana,
8
Puskesmas dukungan suami, dan
Halmahera dukungan petugas
Kota kesehatan, berhubungan
Semarang dengan perilaku ibu
hamil dalam tes HIV.
Beberapa faktor yang
tidak berhubungan
antara lain umur, tingkat
pendidikan, pekerjaan,
dan pengetahuan.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Pemeriksaan triple eliminasi
Program Triple Elimination merupakan inisiatif kesehatan yang
berlandaskan pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52 Tahun 2017.
Peraturan ini secara khusus membahas pencegahan penularan Human
Immunodeficiency Virus (HIV), Sifilis, dan Hepatitis B dari ibu ke bayi.
anak. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan tujuan
untuk mengeliminasi penularan penyakit menular dari ibu ke anak
(dikenal sebagai penularan dari ibu ke anak) di kawasan Asia Pasifik
antara tahun 2018 dan 2030. Fokus utamanya adalah pada tiga penyakit:
HIV, Hepatitis B, dan Sifilis. Ketiga penyakit ini dianggap sebagai
penyakit infeksi endemik di kawasan Asia dan Pasifik. Pencegahan
penularan penyakit tersebut pada bayi dapat dilakukan melalui imunisasi,
skrining, dan pengobatan penyakit infeksi pada ibu hamil. Upaya
pencegahan dilaksanakan di fasilitas pelayanan kesehatan melalui
pendekatan pelaksanaan intervensi yang terkoordinasi. (Kementerian
Kesehatan RI, 2021).
World Health Organization (WHO) mencanangkan eliminasi
penularan penyakit infeksi dari ibu ke anak, melalui program
pemeriksaan triple eliminasi di berbagai pusat kesehatan ditengah
masyarakat. Penyakit yang menjadi focus eliminasi antara lain, HIV,
sifilis, dan hepatitis B. Pravelensi infeksi HIV pada ibu hamil sebesar
0,3%, sifilis 1,7% dan Hepatitis B sebesar 2,5%. Sementara itu, risiko
penularan dari ibu ke anak untuk HIV adalah 20-45%, untuk sifilis 69-
80%, dan untuk Hepatitis B lebih dari 90%. Di Indonesia, kebijakan 3E
diatur oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2017 tentang
10
eliminasi penularan Human Immunodeficiency Virus, sifilis, dan
Hepatitis B dari ibu ke anak (Shuviatul Chasanah dkk, 2021).
Studi yang dilakukan pada tanggal 1 Oktober 2021 di Puskesmas
Purworejo, oleh Fetty Chandra Wulandari (2022). Jumlah sasaran Ibu
hamil di bulan Juli-September sebanyak 393 ibu hamil, sedangkan ibu
hamil yang melakukan pemeriksaan ANC pada bulan Juli-September di
Puskesmas Purworejo sebanyak 266 Ibu hamil. Ini menunjukkan adanya
penurunan kunjungan ibu melakukan pemeriksaan ANC karena
ketakutan ibu terhadap penularan virus Covid-19 dan adanya kebijakan
pemerintah untuk membatasi kegiatan diluar rumah. Ibu hamil yang
melakukan pemeriksaan triple eliminasi di bulan Juli-September
sebanyak 193 ibu hamil. Kasus ibu hamil yang terkonfirmasi penyakit
Hepatitis B di bulan Juli sebanyak 2 Ibu hamil, bulan Agustus 1 ibu
hamil dan di bulan September tahun 2021 sebanyak 4 Ibu hamil. Hasil
dari latar belakang penelitian tersebut, didapatkan tiga point penting
hubungan antara pengetahuan, pendidikan, dan gravida ibu hamil dalam
melakukan pemeriksaan triple eliminasi terutama di masa pandemi
Covid-19 (Fetty Chandra Wulandari, 2022).
Selama penelitian hubungan antara pengetahuan ibu hamil dan
pemeriksaan triple eliminasi di masa Pandemi Covid-19, didapatkan nilai
sicnificancy nilai p value nya (0,037) jadi p < 0,05. Artinya ada
hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemeriksaan triple eliminasi
pada ibu hamil pada masa pandemi Covid-19 di Puskesmas Purworejo.
Tidak ditemukan korelasi antara tingkat pendidikan ibu dengan
pemeriksaan eliminasi tiga kali lipat pada ibu hamil pada masa pandemi
Covid-19 di Puskesmas Purworejo. Tidak ditemukan hubungan
pemeriksaan gravida dengan pemeriksaan triple eliminasi pada ibu hamil
pada masa pandemi Covid-19 di Puskesmas Purworejo. (Fetty Chandra
Wulandari, 2022).
11
2. Manfaat pemeriksaan triple eliminasi
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52 Tahun 2017,
pemeriksaan triple eliminasi bertujuan untuk deteksi dini virus HIV,
sifilis, dan hepatitis B berdasarkan tanda, karakteristik, dan potensi
risiko. Deteksi dini dan pemeriksaan kesehatan merupakan metode
penting untuk mengidentifikasi potensi masalah kesehatan pada tahap
awal. Proses deteksi dini penyakit pada ibu hamil yang dikenal dengan
triple eliminasi dilakukan sebagai bagian dari pelayanan antenatal
terpadu. Ini memastikan bahwa wanita dapat mengalami kehamilan dan
persalinan yang sehat. (Permenkes, 2017).
3. Waktu pemeriksaan triple eliminasi
Pemeriksaan triple eliminasi dilakukan sekali selama kehamilan
untuk mendeteksi keberadaan virus HIV, Sifilis, dan Hepatitis B. Sesuai
dengan Standar Operasional Prosedur (SOP), pemeriksaan di awal
kehamilan perlu dilakukan agar dapat segera ditindaklanjuti jika
terdeteksi virus HIV, Sifilis, dan Hepatitis B pada ibu hamil.
4. Penularan IMS dari ibu terinfeksi ke bayi
Penularan HIV dari ibu yang terinfeksi ke bayinya dapat terjadi
melalui pertukaran berbagai cairan tubuh, termasuk darah, ASI, air mani,
dan cairan vagina. Penularan HIV dari ibu ke bayi dapat dicegah melalui
berbagai tindakan. Deteksi dini HIV pada ibu hamil sangat penting,
karena memungkinkan intervensi tepat waktu. Pemeriksaan antenatal
secara teratur harus dilakukan untuk memantau kesehatan ibu hamil dan
memastikan perawatan yang tepat diberikan. Wanita hamil juga harus
mengadopsi gaya hidup sehat untuk mendukung kesejahteraan mereka
secara keseluruhan. Jika ibu hamil sudah terlanjur terinfeksi virus
tersebut, dianjurkan untuk rutin mengkonsumsi obat ARV (Anti Retro
Viral). Ini membantu menekan viral load dan mengurangi risiko
penularan ke bayi. Selain itu, metode persalinan harus dipilih dengan
hati-hati untuk meminimalkan kemungkinan penularan selama persalinan
pervaginam. Susu formula juga disarankan untuk diberikan kepada bayi
12
daripada menyusui, karena HIV dapat ditularkan melalui Air Susu Ibu
(ASI). Dengan mengikuti langkah-langkah pencegahan ini, penularan
HIV dari ibu ke bayi dapat dikurangi secara signifikan (Mandelbrot,
2015).
Pada kehamilan, infeksi sifilis meningkatkan kemungkinan janin
terinfeksi melalui plasenta. Risiko infeksi sangat tinggi selama trimester
kedua kehamilan, dan terus meningkat. Tingkat penularan dari ibu ke
bayi lebih tinggi pada kasus infeksi sifilis primer atau sekunder yang
tidak diobati. Pada sifilis laten dini, risiko penularan mencapai 40%,
sedangkan pada sifilis laten lanjut 10% (Moline, 2016). Menurut Shao et
al. (2011), penularan virus ke janin dapat terjadi melalui berbagai cara,
antara lain: 1) Melewati plasenta; 2) Kontaminasi darah dan feses ibu
saat melahirkan; 3) Kontak langsung antara bayi baru lahir dan ibunya,
dan 4 ) Pengeluaran air susu ibu selama menyusui. Virus Hepatitis B
memiliki kemampuan untuk melewati plasenta, menyebabkan virus
hepatitis pada janin. Hal ini dapat mengakibatkan lahir mati atau
kematian janin selama periode neonatal.
5. Pengobatan Ibu Hamil Positif Triple Eliminasi
Wanita hamil yang terinfeksi virus HIV disarankan untuk
mengikuti pedoman tertentu untuk melindungi diri dan bayinya.
Pedoman ini termasuk minum obat ARV (Anti Retro Viral) secara
teratur, memilih metode persalinan yang aman untuk meminimalkan
risiko penularan selama persalinan pervaginam, dan mempertimbangkan
susu formula daripada menyusui, karena virus juga dapat ditularkan
melalui ASI. Menurut Mandelbrot (2015), ibu merupakan Artificial
Superintelligence (ASI). Wanita hamil yang dites positif Hepatitis B
dirujuk ke rumah sakit untuk pemantauan berkelanjutan sampai mereka
melahirkan. Hal ini dilakukan untuk memastikan bayinya mendapatkan
imunisasi HbIG sebelum mendapatkan imunisasi HB0. Wanita hamil
yang terinfeksi sifilis menerima suntikan penisilin benzatin
intramuskular. Sebelum memberikan suntikan, tes penisilin dilakukan
13
untuk memastikan bahwa ibu hamil tidak alergi terhadap penisilin.
Suntikan diberikan dua kali selama kehamilan, dengan interval satu bulan
antara dosis. (Kemenkes, 2015).
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemeriksaan triple eliminasi
Ada banyak sekali faktor yang mempengaruhi ibu hamil dalam
melakukan pemeriksaan kehamilan. Pengaruhi ini nantinya dapat
membawa pengaruh positif dan negatif. Banyak dari ibu hamil yang
belum mengetahui tentang pemeriksaan triple eliminasi, sehingga salah
satu faktor yang mempengaruhinya adalah faktor pengetahuan dari ibu
hamil itu sendiri dalam memahami pemeriksaan triple eliminasi. Berikut
ini merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu
hamil terkait dengan pemeriksaan triple eliminasi (Bintang Petralina,
2020).
a. Pendidikan
Pendidikan adalah usaha seumur hidup yang ditujukan untuk
memelihara dan meningkatkan kepribadian dan kemampuan
seseorang. Tingkat pendidikan seseorang memiliki dampak langsung
pada pengetahuan dan pemahaman mereka. Menurut Bintang
Petralina (2020), kurangnya pengetahuan ibu hamil mengenai
pemeriksaan Triple eliminasi dapat dikaitkan dengan tingkat
pendidikan ibu hamil.
b. Umur
Usia dapat berdampak pada kemampuan individu untuk
memahami dan pola pikir mereka secara keseluruhan. Seiring
bertambahnya usia, akan terus berkembang dan meningkatkan
pemahaman dan pola pikir. Ini akan memungkinkan untuk
memperoleh pengetahuan secara lebih efektif dan komprehensif.
c. Pengetahuan
Pengetahuan Ibu hamil menjadi salah satu faktor utama
pemeriksaan Triple eliminasi, dikarenakan banyak dari ibu hamil
yang belum teredukasi secara maksimal dalam mengetahui
14
pentingnya melakukan pemerikasaan Triple eliminasi di Puskesmas
atau pelayanan kesehatan lainnya. Sehingga gencarnya sharing
pengetahuan tentang Triple eliminasi dapat lebih meningkatkan
kesadaran Ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan secara rutin.
Pengetahuan dapat diukur dengan melakukan tes wawancara
atau membagikan survey atau lembar angket yang menanyakan
terkait dengan isi materi yang diukur dari subjek penelitian atau
responden penelitian (Notoatmojo, 2003). Sedangkan menurut
Rahmawati (2013), kategori pengukuran pengetahuan dapat
berdasarkan kriteria tahu dan tidak tahu. Masing-masing dari dua
kriteria ini memiliki total yang nantinya akan diukur dengan
mean/median.
d. Pekerjaan
Pemeriksaan triple eliminasi juga dipengaruhi oleh faktor
pekerjaan yang digeluti oleh ibu hamil. Karena keterbatasan waktu
dan kesempatan menjadikan banyak dari ibu hamil yang tidak
sempat pergi melakukan pemeriksaan triple eliminasi ke Puskesmas.
Faktor inilah yang menyebabkan masih minimnya jumlah ibu hamil
yang melakukan pemeriksaan triple eliminasi dan menyebabkan data
peningkatan jumlah ibu hamil yang menderita penyakit HIV, Sifilis,
dan beberapa penyakit menular seksual lainnya yang beresiko
terhadap ibu dan bayi.
e. Pengalaman
Pengalaman sering dianggap sebagai guru yang paling efektif.
Pengalaman berfungsi sebagai sumber pengetahuan yang berharga
dan sarana untuk mencapai kebenaran dalam pemahaman.
f. Media massa/sumber informasi
Berbagai bentuk media massa, seperti televisi, radio, surat
kabar, majalah, dan internet, menjadi sarana komunikasi dan
penyebaran informasi yang penting. Media ini memiliki dampak
yang signifikan dalam membentuk opini dan keyakinan masyarakat.
15
Sehingga informasi tentang triple eliminasi perlu digencarkan media
manapun untuk lebih meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang
pentingnya menjaga kesehatan dengan deteksi dini IMS.
g. Sosial budaya dan ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang-orang di
lingkungan. Pengaruh sosial ini juga mengambil peran penting dalam
menyadarkan ibu hamil untuk rutin melakukan pemeriksaan
kehamilan, sehingga dapat mencegah resiko penyakit menular
seksual baik bagi ibu hamil maupun anak yang ada di kandungannya.
h. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu,
baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Sehingga pengaruh
yang diberikan keluarga maupun tetangga terhadap ibu hamil harus
bersifat positif. Karena pengaruh lingkungan ini akan memberikan
dampak yang cukup besar terhadap ibu hamil.
i. Faktor sosialisasi dan informasi
Faktor lain yang mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan
pemeriksaan triple eliminnasi juga dipengaruhi oleh faktor internal
ibu hamil. Meliputi karakteristik ibu hamil dengan ketersediaan
bahan atau peralatan yang ada di pusat kesehatan, sehingga
meminimalisir kekhawatiran ibu hamil dalam melakukan
pemeriksaan triple eliminasi. Selain itu, pengaruh sosial ekonomi ibu
hamil, dengan kesediaan dirinya dalam melakukan pemeriksaan
triple eliminasi. Pengetahuan, sikap, dan motivasi ibu hamil dalam
melakukan pemeriksaan triple eliminasi. Jika dalam diri individu
tersebut terdapat dorongan untuk melakukan pemeriksaan triple
eliminasi, maka dapat mempengaruhi tingkat partisipasi ibu hamil
dalam melakukan pemeriksaan dini. Selain itu, adanya dukungan
dari lingkungan juga sangat berperan penting dalam mendorong
minat dan kemauan ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan
(Shuviatul Chasanah, 2021).
16
Pada tahun 2019, Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Timur
mendata 10.100 ibu hamil yang mengikuti kunjungan antenatal.
Namun, hanya 4.414 (39%) dari perempuan tersebut yang menjalani
skrining HIV/AIDS. Pada wawancara survei awal diketahui bahwa
dari 10 ibu hamil yang mengikuti kunjungan ANC di puskesmas, 4
diantaranya sudah menjalani tes HIV. Para ibu ini telah menerima
informasi tentang pentingnya tes HIV selama kehamilan dan
termotivasi untuk mengetahui status HIV mereka. Selain itu, ada
enam ibu hamil yang menolak tes HIV. Dua dari mereka percaya
bahwa mereka tidak berisiko dan memiliki kondisi keluarga yang
stabil. Dua lainnya mengungkapkan rasa takut dan tidak siap secara
emosional untuk menerima hasil tes. Selain itu, dua ibu hamil lagi
menunda pemeriksaan karena jadwal kerja mereka yang sibuk,
karena dianggap tidak perlu dibandingkan dengan pemeriksaan
kehamilan biasa (Fauziani, 2021). Ibu hamil menyebutkan alasan
lain untuk tidak melakukan tes HIV/AIDS selama kehamilan:
petugas kesehatan tidak menawarkan konseling atau menunjukkan
pemahaman tentang pentingnya tes ini. Selain itu, beberapa wanita
tidak mendapatkan izin dari suami mereka. Data dikumpulkan dari
program pemeriksaan kehamilan komprehensif bernama Integrasi
ANC yang dilaksanakan di 27 Puskesmas yang berada di Aceh
Timur. (Fauziani, 2021).
Pernyataan terkait triple eliminasi sangat minim diperoleh oleh
masyarakat, sehingga hal ini sangat berpengaruh terhadap ibu hamil
dalam melakukan screening atau pemeriksaan dan deteksi dini
penyakit menular seksual. Beberapa faktor dapat mempengaruhi ibu
hamil untuk melakukan pemeriksaan, yang juga dipengaruhi oleh
informasi terkait pemeriksaan triple eliminasi, yang sudah banyak
diperoleh dari berbagai sumber, seperti media cetak maupun
elektronik. Selain itu, informasi yang gencar diberikan tenaga
kesehatan terkait pentingnya mendeteksi penyakit menular seksual
17
sejak dini, juga menjadi factor penentu banyaknya ibu hamil yang
melakukan pemeriksaan (Bintang Petralina, 2020).
Pengetahuan responden tentang ujian eliminasi rangkap tiga
harus relevan. Petugas menciptakan lingkungan yang merangsang
yang mendorong responden untuk mempelajari lebih lanjut tentang
ujian eliminasi rangkap tiga. Hal itu dilakukan dengan memberikan
informasi dan memberikan tes yang relevan dengan pemeriksaan
eliminasi rangkap tiga yang dilakukan oleh tenaga kesehatan.
Informasi dapat diperoleh melalui berbagai sumber seperti
pengalaman pribadi (melihat dan mendengar secara langsung),
maupun melalui media sosial, surat kabar, radio, dan televisi.
(Bintang Petralina, 2020).
B. Tinjauan Islami
Allah SWT telah menjadikan manusia dengan bentuk yang paling
sempurna dari pada semua makhluk ciptaan lainnya. Pembentukan manusia
sejatinya sangatlah kompleks, karena melibatkan dua individu dari jenis yang
berbeda yaitu laki-laki dan perempuan. Namun dalam proses terjadinya
pertemuan antara dua komponen tersebut, tidak dapat dipungkiri beresiko
terjadi masalah, baik itu dalam bentuk penularan penyakit hingga kelainan
individu yang dilahirkan. Kendati demikian, bentuk maupun kondisi
penciptaan Tuhan ini harus selalu disyukuri, serta harus senantiasa berbakti
terhadap orang tua yang melahirkan dan membesarkannya, bagaimanapun
keadaan yang dialami. Sebagaimana yang tertera dalam Al-Qur‟an Surah
Lukman ayat 13-14 berikut ini:
18
Artinya:
"Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi
pelajaran kepadanya, "Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan
Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar
kezaliman yang besar. Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat
baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam
keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua
tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya
kepada-Ku lah kembalimu”.
Ayat yang dimaksud adalah dari Surat Lukman yang merupakan surat
ke-31 dalam Al-Qur'an, tepatnya ayat 13-14. Makna berfungsi sebagai
pengingat dari Allah SWT kepada umat Islam. Itu berfungsi sebagai
pengingat pedih akan kegembiraan dan tantangan yang dialami kedua orang
tua saat membesarkan anak-anak mereka. Kata "al wahn" digunakan dalam
ayat ini untuk secara gamblang menggambarkan tantangan yang dihadapi
seorang ibu. Menurut mujahid Mujahid, kata ini mengacu pada rasa sakit dan
kesulitan yang dialami saat melahirkan. Kelelahan yang dimaksud adalah
kelelahan yang dialami oleh seorang ibu yang mengasuh anaknya dan
menyusui selama dua tahun setelah melahirkan. Selain itu, tenaga kerja
seorang ibu tetap ada saat dia merawat anaknya sepanjang waktu dan
mendedikasikan dirinya untuk pendidikan mereka. (detik edu, 2022, "Isi
Kandungan Surah Luqman Ayat 13-14: Nasihat untuk Anak" (Dewi Murni,
2019).
19
C. KerangkaTeori
Faktor Pendukung
Ketersediaan Positif Negatif
Fasilitas
Sarana Prasarana
DLL
Skema 2.1
Kerangka teori untuk faktor yang mempengaruhi Pemeriksaan Triple eliminasi
(Teori Lawrence).
20
D. Kerangka Konsep
Berikut ini merupakan kerangka konsep penelitian yang dilakukan,
untuk mencari faktor-faktor yang berhubungan dengan pemeriksaan triple
eliminasi oleh ibu hamil diwilayah kerja Puskesmas Babakan.
Skema 2.2
Kerangka Konsep Penelitian
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang diharapkan dari peneliti adalah menyesuaikan dengan
tujuan khusus yang ingin dicapai, yaitu sebagai berikut:
1. Ada hubungan usia ibu hamil dengan pemeriksaan triple eliminasi yang
dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Babakan.
2. Ada hubungan pendidikan ibu hamil dengan pemeriksaan triple eliminasi
yang dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Babakan.
3. Ada hubungan pekerjaan ibu hamil dengan pemeriksaan triple eliminasi
yang dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Babakan.
4. Ada hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan triple
eliminasi pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Babakan.
21
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini mengacu pada kerangka konsep yang terdiri
dari variabel terikat (dependen) dan variabel bebas (independen), karena
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan triple eliminasi di
wilayah kerja Puskesmas Babakan Kota Mataram.
Rangkaian penelitian yang dilakukan peneliti, meliputi wawancara
dengan pembagian survey atau kuisioner yang dapat diisi oleh ibu hamil pada
saat melakukan pemeriksaan kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Babakan.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif, khususnya desain
cross-sectional. Dalam desain ini, pengumpulan dan pengukuran data baik
variabel independen maupun variabel dependen terjadi secara bersamaan.
Pemilihan rancangan penelitian ini didasarkan pada tujuan penelitiannya,
yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan ibu hamil
untuk memanfaatkan layanan pemeriksaan triple eliminasi di wilayah kerja
Puskesmas Babakan Kota Mataram khususnya pada tahun 2023.
B. Variabel Penelitian
Berikut ini variabel yang digunakan dalam penelitian untuk mengetahui
faktor-faktor yang berhubungan dengan ibu hamil dalam melakukan
pemeriksaan triple eliminasi :
1. Variabel Bebas (variabel independent) adalah salah satu atau lebih
variabel yang sengaja dipertanyakan pengaruhnya terhadap variabel
terikat. Penelitian ini variabel bebasnya adalah karakteristik ibu hamil
dari segi usia, pendidikan, pekerjaan, dan pengetahuan ibu hamil
terhadap pemeriksaan triple eliminasi.
22
2. Variabel Terikat (variabel dependent) adalah variabel yang
keberadaannya atau munculnya tergantung pada variabel bebas. Variabel
terikat dalam penelitian ini, adalah ibu hamil dalam melakukan
pemeriksaan triple eliminasi dan ibu hamil yang tidak melakukan
pemeriksaan triple eliminasi.
C. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah untuk membatasi ruang lingkup atau
pengertian variabel-variabel diamati atau diteliti (Notoadmodjo, 2003).
Adapun definisi operasional dalam penelitian ini akan dibuat dalam bentuk
tabel sebagai berikut:
Tabel 3.1
Definisi Operasional
Cara Skala
No Variabel Definisi Hasil Ukur
Ukur Data
1 Usia Lamanya responden hidup yang Kuisioner Usia reproduksi
dihitung dalam tahun sejak lahir 1. ≤ 20 th
Ordinal
sampai pada saat penelitian 2. 20-35 th
dilakukan. 3. ≥ 35 th
2 Pendidikan Jenjang belajar formal terakhir Kuisioner Kategori:
yang 0 = tidak sekolah
pernah diselesaikan responden. 1 = SD & SMP (Pendidikan
Dasar) Ordinal
2 = SMA (Sekolah Menengah)
3 = D1-S3 (Perguruan Tinggi)
3 Pekerjaan Kegiatan responden Kuisioner 0 = tidak bekerja (ibu rumah
formal/informal tangga, pengangguran)
yang bias menghasilkan 1 = bekerja (PNS, TNI,
Nominal
pendapatan POLRI, Swasta dll)
yang bersifat tetap atau non
tetap.
4 Pengetahuan Segala sesuatu yang diketahui Kuisioner Baik = 80-100
responden mengenai layanan Cukup = 65-79 Nominal
Pemeriksaan Triple eliminasi. Kurang = 45-64
5 Pemeriksaan Program yang digencarkan Kuisioner - Ibu hamil Melakukan
Triple pemerintah melalui Kemenkes PemeriksaanTriple eliminasi.
eliminasi RI, yang bertujuan mendeteksi - Ibu hamil Tidak Melakukan
penyakit menular seksual pada Pemeriksaan Triple eliminasi. Nominal
Ibu hamil, untuk menanggulangi
potensi penyakit HIV, Hepatitis
B, dan Sifilis.
23
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi penelitian
Populasi merupakan keseluruhan dari unit di dalam pengamatan
yang akan dilakukan (Hastono, 2016). Populasi dalam penelitian ini
adalah semua ibu hamil yang ada di wilayah kerja Puskesmas Babakan.
Populasi ibu hamil dalam penelitian ini berdasarkan data ibu hamil yang
rutin melakukan pemeriksaan triple eliminasi di wilayah kerja Puskesmas
Babakan selama tahun 2022, yaitu 663 orang ibu hamil.
2. Sampel penelitian
Partisipan dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang bertempat
tinggal di wilayah kerja Puskesmas Babakan Kota Mataram. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cluster
random sampling. Teknik ini memastikan bahwa setiap unit penelitian
dari populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi
sampel (Shao L, 2011). Kriteria pemilihan sampel dikategorikan ke
dalam kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi mengacu pada kriteria
khusus yang peneliti gunakan untuk memilih sampel berdasarkan tujuan
penelitian mereka. Kriteria eksklusi mengacu pada kriteria khusus yang
mengakibatkan calon responden, yang dinyatakan memenuhi kriteria
inklusi, dikeluarkan dari kelompok penelitian. (Budiarto, 2002).
Setiap lingkungan yang berada di wilayah kerja Puskesmas
Babakan dibagi rata dari 4 kelurahan. Masing-masing kelurahan
mewakili sampel yang diteliti dalam penelitian ini.
Adapun metode perhitungan sampel yaitu dengan menggunakan
rumus Slovin, sebagai berikut :
Keterangan:
n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Populasi
e = Tingkat Error
(Sudibyo, 2013).
24
Dalam rumus Slovin ada ketentuan sebagai berikut : Nilai e = 0,1
(10%) untuk populasi dalam jumlah besar Nilai e = 0,2 (20%) untuk
populasi dalam jumlah kecil.
n= 663
1 + 663 (10%)2
n= 663
1 + 663 (0,01)
n = 663 = 86,89 dibulatkan menjadi 87 sampel
7,63
Jadi rentang sampel yang dapat diambil dari teknik slovin adalah
antara 10 – 20 % dari populasi, yaitu sekitar 174, dengan ketentuan
responden 87 sampel ibu hamil yang mengisi lembar kuisioner
melakukan pemeriksaan Triple elminasi, dan 87 sampel ibu hamil tidak
melakukan pemeriksaan.
Dari 174 sampel yang diteliti, 44 sampel berasal dari Kelurahan
Abian Tubuh Baru, 44 sampel dari kelurahan Babakan, Kelurahan Dasan
Cermen sebanyak 43 sampel dan Kelurahan Cakra Selatan Baru sekitar
43 sampel.
a. Kriteria inklusi sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Ibu hamil yang bersedia menjadi responden dengan
menandatangani inform consent saat pengambilan data.
2. Ibu hamil berusia reproduktif
b. Kriteria eksklusi sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Ibu hamil dengan gangguan kesehatan selain IMS
E. Etika Penelitian
Etika penelitian adalah seperangkat pedoman etika yang berlaku untuk
setiap kegiatan penelitian yang melibatkan peneliti, individu yang diteliti
(subyek penelitian), dan masyarakat luas, yang dapat terkena dampak secara
langsung atau tidak langsung. (Notoatmodjo (2003). Adapun prinsip dasar
25
etika dalam suatu penelitian menurut (Sudibyo, 2013) yang juga diterapkan
dalam penelitian ini, meliputi:
1. Kelayakan Etik (Ethical Clearence), merupakan keterangan tertulis yang
diberikan oleh komisi etik penelitian dalam suatu instansi, untuk
menentukan kelayakan penelitiannya. Adapun ethical clearance
penelitian ini, yaitu didapatkan dari Fakultas Kedokteran Universitas Al-
Azhar Mataram dengan keterangan Nomor : 69/EC-03/FK-
06/UNIZAR/V/2023.
2. Lembar Persetujuan (Informed Concert), merupakan bentuk persetujuan
antara peneliti dengan responden. Tujuan dari diberikannya lembar
persetujuan adalah agar subjek penelitian mengerti dengan maksud dan
tujuan penelitian serta dampaknya.
3. Opsi (Informed Choice), merupakan pilihan yang diberikan sepenuhnya
kepada responden, dan meliputi kesediaan atau ketidaksediaannya untuk
berpartisipasi sebagai responden.
4. Prinsip menghormati martabat manusia (Respect for Person), merupakan
bentuk toleransi peneliti terhadap subjek, yang jika subjek tersebut tidak
ingin berpartisipasi dalam penelitian, maka tidak ada unsure paksaan dari
seorang peneliti yang mengaruskan subjek untuk ikut berpartisipasi.
5. Prinsip etik berbuat baik (Beneficince), merupakan sebuah prinsip yang
harus dimiliki oleh kedua pihak baik peneliti maupun responden, karena
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana ibu hamil
dalam melakukan pemeriksaan Triple eliminasi, maka akan berdampak
positif juga terhadap ibu hamil yang lebih paham dan mengerti tentang
pentingnya mengetahui informasi tentang pemeriksaan kesehatan selama
kehamilan.
6. Prinsip etik keadilan (Justice), merupakan pola yang harus diterapkan
peneliti dalam memberikan rasa adil kepada semua responden selama
proses penelitian berlangsung, tanpa membedakan subjek berdasarkan
suku, ras, serta agama.
26
F. Alat dan Metode Pengumpulan Data
1. Alat Pengumpulan Data
Alat yang digunakan dalam pengumpulan data ibu hamil yang
melakukan pemeriksaan Triple eliminasi di wilayah kerja Puskesmas
Babakan Kota Mataram adalah, berupa lembar kuisioner yang sudah
divalidasi dan diambil dari referensi penelitian sebelumnya oleh (Ayu
Wulan Sari, 2014), yang berjudul Faktor-faktor yang berhubungan
dengan niat ibu hamil untuk memanfaatkkan layanan pemeriksaan VCT
(Voluntary Counseling And Testing), di wilayah kerja Puskesmas Ciputat
Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten Tahun 2014.
Sebelum membagikan lembar kuisioner, peneliti terlebih dahulu
mempersiapkan lembar kuisioner untuk dibagikan kepada ibu hamil
dengan menghampirinya ke kediamannya. Atau petugas menunggu
kedatangan ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan kehamilan rutin di
Puskesmas atau Poskesdes wilayah kerja Puskesmas Babakan Kota
Mataram. Kemudian mengumpulkan para ibu hamil untuk
memperkenalkan diri serta menjelaskan tujuan dan maksud penelitian.
Sebelum mengisi kuisioner, responden terlebih dahulu diminta untuk
mengisi lembar persetujuan, dan kemudian jika setuju maka langsung
diarahkan untuk mengisi lembar kuisioner terkait dengan pemeriksaan
Triple eliminasi. Kuisioner yang dibagikan terdapat kurang lebih lima
lembar, dengan rincian dua lembar berisi informed choice & informed
concent. Tiga lembar sisanya merupakan soal atau pertanyaan terkait
dengan pemeriksaan triple eliminasi. Adapun rinciannya, yaitu 8 butir
pertanyaan pilihan ganda. Masing-masing soal memiliki point tersendiri,
dimana soal nomor 1,3, dan 6 memiliki poin 10, sedangkan 2,4, 5 dan 8
memiliki poin 15.
2. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah berupa data
primer dan data sekunder. Adapun data primer yang dikumpulkan yaitu
meliputi:
27
a. Diperlukan data karakteristik ibu hamil seperti umur, pendidikan,
dan pekerjaan yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas
Babakan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan
kuesioner kepada responden.
b. Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan data pengetahuan ibu
hamil yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Babakan
tentang pelayanan Pemeriksaan triple eliminasi. Pengumpulan data
dilakukan dengan meminta responden mengisi kuesioner.
c. Data jumlah ibu hamil yang memanfaatkan layanan pemeriksaan
triple eliminasi yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas
Babakan. Data ini diperoleh melalui pengisian kuisioner oleh
responden.
Pengumpulan data primer dilakukan dengan mendatangi responden
secara langsung di tempat tinggal atau tempat tinggal responden,
khususnya di sekitar wilayah kerja Puskesmas Babakan. Petugas
menunggu kedatangan ibu hamil yang perlu menjalani pemeriksaan
kehamilan rutin di Puskesmas atau Poskesdes yang berada di wilayah
kerja Puskesmas Babakan. Selama proses pengisian kuesioner, peneliti
mendampingi responden untuk mengantisipasi pertanyaan yang mungkin
belum dimengerti. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang diisi
sendiri oleh responden. Peneliti dibantu kader di masing-masing RW
terpilih selama proses pendataan. Proses pendataan dilakukan mulai
tanggal 18 April 2023 sampai dengan 2 Mei 2023 di wilayah kerja
Puskesmas Babakan. Tanggapan kuesioner segera ditinjau untuk
kelengkapan. Jika ada pertanyaan yang belum terjawab, peserta diminta
untuk memberikan informasi yang hilang.
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari penelusuran
dokumen, catatan, dan laporan dari Poskesdes atau Puskesmas mengenai
data kunjungan ibu hamil untuk layanan pemeriksaan Triple eliminasi di
wilayah kerja Puskesmas Babakan. Seperti populasi ibu hamil trimester 1
28
dan jumlah orang yang melakukan pemeriksaan Triple eliminasi di
wilayah kerja Puskesmas Babakan.
29
dimana untuk soal nomor 1 berbobot 10 poin, soal nomor 2 berbobot
15 poin, soal nomor 3 berbobot 10 poin, dan soal nomor 4 berbobot
15 point. Soal nomor 5 berbobot 15 poin, soal nomor 6 berbobot 10
poin, sedangkan soal nomor 7 berbobot 10 poin, dan soal nomor 8
berbobot 25 poin (Ayu Wulansari, 2014).
b. Data Editing (menyunting data),
Pengeditan data biasanya dilakukan sebelum proses entri data.
Setelah pengumpulan data, langkah selanjutnya adalah pengolahan
data, dimana peneliti memverifikasi kelengkapan data yang
terkumpul. Proses pemeriksaan melibatkan pengisian kuesioner,
memastikan konsistensi, menilai validitas, dan menentukan jumlah
pertanyaan yang dijawab.
c. Data Structure,
Pengembangan akan sejalan dengan analisis yang akan
dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak tertentu. Saat
bekerja dengan struktur data, penting untuk menentukan detail
tertentu untuk setiap variabel, seperti namanya, skala pengukuran,
dan jumlah digit.
d. Data Entry (memasukkan data),
Merupakan proses memasukkan data ke dalam program atau
fasilitas analisis data. Adapun aplikasi yang sangat sering digunakan
dalam mengolah data penelitian, yaitu program SPSS (Statistical
Program for Social Siences). Pengolahan data dalam penelitian ini
tentu saja hasil dari kuisioner akan dimasukkan ke dalam program
komputer dengan menggunakan SPSS. Setelah semua isian
kuesioner terisi penuh dan benar, dan juga sudah melewati
pengkodian.
e. Data Cleaning (membersihkan data),
Pembersihan data adalah proses pembersihan data setelah
dimasukkan. Untuk mencapai ini, kami menganalisis distribusi
frekuensi variabel dan mengevaluasi hubungan logisnya. Untuk
30
memastikan bahwa data siap untuk diproses dan dianalisis. (Ayu
Wulansari, 2014).
2. Analisis data
Merupakan bentuk pengolahan data yang diperoleh selama proses
penelitian berlangsung, dengan bantuan program atau aplikasi hitung,
untuk mengetahui kuantitasi hubungan antara faktor-faktor yang
berhubungan dengan pemeriksaan triple eliminasi pada ibu hamil.
Analisa data terbagi menjadi dua jenis, yaitu analisis data univariat yang
dilakukan pada setiap variabel hasil penelitian, dan analisa bivariat
dilakukan terhadap dua variabel independen dan variabel dependen yang
saling berhubungan (Notoadmodjo, 2003).
a. Analisis data Univariat,
Mengetahui gambaran variabel independen dan variabel
dependen. Analisis univariat dapat memberikan gambaran
karakteristik responden terkait umur, pendidikan, pekerjaan, dan
pengetahuan, tentang pemanfaatan layanan pemeriksaan triple
eiminasi di Puskesmas.
b. Analisis Bivariat,
Analisa yang dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel
independen dan variabel dependen. Analisis bivariat dalam
penelitian ini, yaitu melihat adanya hubungan antara umur,
pendidikan, pekerjaan, dan pengetahuan terhadap pemeriksaan triple
eliminasi ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Babakan Kota
Mataram. Data penelitian ini merupakan data katagorik sehingga uji
statistik yang digunakan adalah uji Chi-square. Hasil dari uji chi-
square berupa nilai probabilitas (p value). Penelitian ini
menggunakan tingkat kemagnaan (α) sebesar 0,05 (derajat
kepercayaan 95%), sehingga apabila hasil uji chi- square didapatkan
nilai p ≤ 0,05 maka terdapat hubungan yang signifikan diantara
kedua variabel tersebut. Namun jika nilai p > 0,05 maka dapat
31
dikatakan tidak ada hubungan signifikan antara kedua variabel
tersebut.
H. Jalannya Penelitian
1. Tahap Persiapan
a. Konsultasi proposal penelitian dengan pembimbing untuk
menentukan proses penyusunan proposal penelitian hingga proses
penelitian.
b. Membuat surat ijin studi pendahuluan di Universitas
Muhammadiyah Mataram.
c. Melaksanakan studi pendahuluan di Dinas Kesehatan Provinsi NTB
dan Dinas Kesehatan Kota Mataram.
d. Melakukan studi pendahuluan di Puskesma Babakan.
e. Menyusun proposal skripsi dari BAB I-III, dan rutin melakukan
konsultasi dengan pembimbing.
f. Menyusun isi lembar kuisioner sebagai instrument penelitian.
g. Mengikuti seminar proposal serta melaksanakan seminar proposal
penelitian dan melakukan perbaikan isi proposal.
h. Melakukan konsultasi point kuisioner bersama pembimbing sebelum
mengajukan surat ijin validitas ke Universitas Muhammadiyah
Mataram.
i. Memperoleh surat ijin validitas kuisioner di Universitas
Muhammadiyah Mataram.
j. Membuat surat ijin penelitian di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
(BaKesBangPol) Kota Mataram.
k. Menyerahkan surat ijin penelitian dari BaKesBangPol ke Puskesmas
Babakan Kota Mataram.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Mengurus surat ijin penelitian di Universitas Muhammadiyah
Mataram.
32
b. Mengurus Surat ijin penelitian di Badan Kesatuan Bangsa dan
Politik (BaKesBangPol) Kota Mataram.
c. Menyiapkan kuisioner penelitian sebanyak 174 rangkap, sesuai
dengan target jumlah responden.
d. Melakukan advokasi dengan tempat penelitian, untuk menentukan
jadwal penelitian.
e. Mengajukan surat ijin penelitian di Puskesmas Babakan Kota
Mataram.
f. Menjelaskan secara rinci tentang maksud dan tujuan penelitian
kepada responden.
g. Memberikan surat persetujuan kepada responden.
h. Memberikan waktu kepada ibu hamil untuk melakukan pengisian
kuisioner dan menunggu hingga pengisian selesai.
i. Memberikan souvenir kepada responden, sebagai bentuk rasa terima
kasih atas partisipasinya.
j. Mengumpulkan kembali kuisioner yang sudah dibagikan, dan
dijawab oleh ibu hamil, serta memastikan kelengkapan data sudah
terisi dengan baik.
3. Tahap Akhir
a. Mengolah data kuisioner yang sudah lengkap sesuai dengan
kategorinya.
b. Menyusun laporan penelitian dan kesimpulan, sembari tetap
melakukan konsultasi dengan pembimbing.
c. Melakukan perbaikan data serta mematangkan hasil yang diperoleh.
d. Mempresentasikan hasil penelitian dalam seminar akhir di
Universitas Muhammadiyah Mataram.
e. Melakukan perbaikan dan mengumpulkan hasil penelitian ke
Universitas Muhammadiyah Mataram.
33