Skripsi Lengkap Dola
Skripsi Lengkap Dola
Skripsi Lengkap Dola
SKRIPSI
OLEH:
IDOLA FITRIANI MARION
NIM: 1903010
OLEH:
IDOLA FITRIANI MARION
NIM: 1903010
NIM : 1903010
Skripsi ini Telah Berhasil Dipertahankan di Hadapan Dewan Penguji dan Diterima
sebagai Bagian Persyaratan yang diperlukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Sumatera Barat.
Dewan Penguji
NIM : 1903010
Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji di hadapan tim penguji
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Mengetahui Dekan
Fakultas Ilmu Kesehatan
ABSTRAK
ABSTRACT
The Minister of Health of the Republic of Indonesia Number 52 of 2017 states that
in order to eliminate the transmission of HIV, Hepatitis B and Syphilis from mother to
child interventions can be carried out which include health promotion. The government
has set an initial target of achieving the Elimination of Transmission of HIV, Syphilis and
Hepatitis B from mother to child in 2022, by reducing the number of new cases of HIV
infection in newborns ≤50 cases of children infected with HIV, Syphilis and Hepatitis B
per 100,000 live births through Optimizing the coverage of antenatal care and quality
early detection. The purpose of this study was to determine the effect of counseling on
triple elimination examinations in pregnant women in the working area of the Muara
Kiawai Health Center.
This research is an observatory analytic study using a case control design followed
by the chi square test. The total sample in this study was 48 pregnant women. The
research was conducted using primary data and secondary data by means of interviews
using questionnaires, checklists, booklets and triple elimination examination tools.
Sampling was taken using the quota sampling method and using the Chi Square statistical
test at a 95% confidence interval and α=0.05.
The results showed that 10 pregnant women (20.8%) did not receive triple
elimination examination and 13 pregnant women (27.1%) did not receive counseling
about triple elimination. From the statistical analysis, there was an influence between
counseling and triple elimination examination (p = 0.002 and OR: 12.44).
The conclusion in this study is that there is an effect of counseling on triple
elimination examinations in the work area of the Muara Kiawai Health Center in 2023. It
is suggested to the leaders of the Muara Kiawai Health Center and their staff to commit to
providing counseling on triple elimination to all pregnant women in the work area of the
Muara Kiawai Health Center.
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah me
mberikan rahmat, kemudahan dan kesehatan kepada peneliti sehingga dapat menyeles
aikan skripsi ini. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat dalam penyelesaian Prog
ram Studi Sarjana Kebidanan. Dalam penulisan skripsi ini peneliti banyak mendapat b
imbingan serta bantuan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini peneliti ucap
1. Ibu dr. Puthi Dwi Untari, MKM selaku Ketua Yayasan Pendidikan SumateraBarat.
2. Ibu DR. Hj. Nurtati, SE., MM selaku Rektor Universitas Sumatera Barat yang telah
memberikan izin dan fasilitas dalam penyusunan skripsi ini.
3. Ibu Ns. Dini Qurrata Ayuni, M.Kep selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas
Sumatera Barat yang telah memberikan izin dalam penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Rahmatul Ulya, M.Keb selaku Ketua Program Studi Kebidanan Program
Sarjana Universitas Sumatera Barat yang telah memberikan izin dan kemudahan
dalam pembuatan skripsi ini.
5. Pembimbing skripsi ibu Gusmadewi, AMd. Keb, SKM, M.Kes sebagai
pembimbing satu yang telah banyak memberikan masukan dan saran dan bantuan.
6. Pembimbing skripsi ibu Yohana Suganda, S.ST, M.Keb sebagai pembimbing dua
yang telah memberikan bimbingan, semangat dan dorongan dalam penyelesaian
skripsi ini.
7. Segenap Dosen Program Studi Sarjana Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Sumatera Barat yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada
peneliti
8. Teristimewa kepada keluarga tercinta yang selalu memberikan perhatian,
mendoakan dan memberikan dorongan baik moril maupun materil selama dalam
i
Semoga bantuan yang telah diberikan akan mendapat balasan dari Tuhan Ya
ng Maha Esa. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karen
a itu peneliti bersedia menerima kritikan dan saran dari semua pihak demi kesempu
ii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
LEMBAR PERSETUJUA
N
KATAPENGANTAR ….………………………………………….. i
DAFTAR ISI ….………………………………………….. i
DAFTAR GAMBAR ….………………………………………….. iii
DAFTAR TABEL ….………………………………………….. Iv
DAFTAR SINGKATAN ….………………………………………….. v
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah………………………………………….. 1
B Rumusan masalah………………………………………………… 6
C Tujuan Penelitian…………………………………………….…… 6
D Manfaat Penelitian……………………………………….……….. 6
E Ruang Lingkup Penelitian……………………………….……….. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A Konseling………………………………………………………… 8
B Triple Eleminasi………………………………………………….. 13
BAB III KERANGKA KONSEP
A Kerangka Konsep…………………………………………………. 22
B Definisi Operasional……………………………………………… 23
C Hipotesis………………………………………………………….. 24
BAB IV METODE PENELITIAN
A Jenis dan Desain Penelitian……………………………………….. 25
B Waktu dan Tempat Penelitian…………………………………….. 25
C Populasi dan Sampel……………………………………………... 25
D Jenis dan Metode Pengumpulan Data…………………………….. 28
E Teknik Pengumpulan Data………………………………………... 29
F Analisa Data………………………………………………………. 29
BAB V HASIL PENELITIAN
A Hasil Univariat……………………………………………….…… 33
B Hasil Bivariat……………………………………………………... 34
iii
BAB VI PEMBAHASAN
A Pemeriksaan Triple Eleminasi Kelompok Kontrol……………….. 37
B Pemeriksaan Triple Eliminasi Kelompok Kasus…………….…… 38
C Pengaruh Konseling Terhadap Triple Eleminasi…………….…… 40
BAB VII PENUTUP
Kesimpulan……………………………………………………….. 41
Saran……………………………………………………………… 41
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Gambar
iv
DAFTAR TABEL
Kesehatan Dunia
PMI : Palang Merah Indonesia
SDGs : Sustainable Development Goals
UNAIDS : United Nation on HIV/AIDS
UNICEF : United National of Children’s Fund
WHO : World Health Organizatio
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
HIV, Sifilis, dan Hepatitis B dari ibu ke anak pada tahun 2022, dengan
pengurangan jumlah kasus infeksi baru HIV pada bayi baru lahir ≤50 kasus anak
ditargetkan 100% ibu hamil diperiksa HIV, Sifilis dan Hepatitis B di tahun 2022
melalui kegiatan deteksi dini resiko infeksi (Glanz, Rimer and Viswanath, 2008)
HIV, Sifilis, dan Hepatitis B sebagai upaya untuk mengenali secepat mungkin
gejala, tanda, atau ciri dari resiko, ancaman, atau kondisi yang membahayakan
melalui pemeriksaan darah paling sedikit 1 (satu) kali pada masa kehamilan
(Dirjen P2P Kementerian Kesehatan, 2017). Pelayanan ANC yang berkualitas jika
setiap ibu hamil yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan ditawarkan untuk
(Oktavianisya, 2012)
Data Kementerian Kesehatan saat ini infeksi HIV, Sifilis dan Hepatitis B
pada anak 90% akibat tertular dari ibunya. Prevalensi penyakit tersebut pada ibu
1
hamil sebesar 0,3% HIV, 1,7% sifilis dan 2,5% hepatitis (Antaranews,2019).
penyakit tersebut untuk pencegahan penularan dari ibu ke anak. Adanya program
pemeriksaan terpadu tersebut terbukti menurunkan penularan dari ibu ke anak dari
19,4% menjadi 9,6%, kejadian sifilis per 100 ribu kelahiran dari 116,3 menjadi
13,6 kasus, dan jumlah bayi yang diimuniasi HBIG akibat terpajan oleh ibu positif
Indonesia selama periode 2018 masih 1.805.993 ibu hamil yang melakukan
pemeriksaan dan ditemukan 5.074 (0,28%) positif HIV dari total cakupan
rangka eliminasi penularan HIV, Hepatitis B dan Sifilis dari ibu ke anak dapat
dilakukan intervensi yang meliputi promosi kesehatan dan deteksi dini kasus.
dapat dilakukan di Puskesmas atau Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama pada saat
penularan Hepatitis B melalui kontak ibu yang terinfeksi kepada janin cukup
besar dan penularan yang terjadi sejak usia dini lebih besar resiko terjadi
kronisitas menjadi sirosis atau kanker hati. Resiko penularan secara vertikal dari
ibu ke bayi dapat diturunkan jika saat kehamilan sudah dilakukan deteksi dini
2
Penyakit Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan penyakit
infeksi penyebab kematian peringkat atas dengan angka kematian (mortalitas) dan
dan terapi yang cukup lama (WHO, 2006). HIV merupakan virus yang menyerang
sel darah putih (limfosit) di dalam tubuh yang mengakibatkan turunnya kekebalan
Tentang Penanggulangan HIV dan AIDS pasal 17 disebutkan bahwa semua ibu
pemeriksaan diagnostis HIV dengan tes dan konseling (VCT) sebagai upaya
pencegahan dan penularah HIV dari ibu ke anak yang di kandungnya (Kemenkes,
(Kementrian Kesehatan RI, 2015). Tahun 2016 diperkirakan prevalensi HIV pada
ibu hamil di Asia Pasifik kurang dari 0,2%, tetapi hanya 46% yang mendapatkan
ARV. Prevalensi sifilis sebesar 0,32% hampir 50% hasil luaran kehamilan yang
masih 69,95% kehamilan yang dilakukan pemeriksaan HIV dan hepatitis B dari
pemeriksaan tersebut di dapatkan 0,28% ibu hamil yang positif HIV (Kemenkes
tercatat baru 60% ibu hamil yang mau melakukan pemeriksaan laboratorium. Hal
3
ini masih jauh dari target yang telah ditetapkan yaitu 100% (Kemenkes RI, 2021).
Berdasarkan laporan dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2020
sejak 2019. “ dari 16 orang itu, sebanyak 14 orang pada 2019 lalu dan tiga orang
meninggal dunia. Sedangkan dua orang ditemukan pada tahun 2020 ini ( kepala
seksi pencegahan dan penyakit menular dinas kesehatan Pasaman Barat, Dr. Gina
Alecia, Senin 10/2). Dari kajian yang dilakukan penyebab HIV/AIDS itu perilaku
seks menyimpang atau seks sejenis. Bagi warga yang berumur dibawah empat
tahun disebabkan karna penularan dari ibu sejak anak masih dalam kandungan.
Untuk pencegahan dari ibu ke anak dalam kandungan pihaknya melakukan triple
eliminasi dengan diberikan obat HIV ketika diketahui ibu positif HIV.
2020 Ibu hamil melakukan tes HIV sebanyak 5923 orang, dimana Ibu hamil
dengan HIV sebanyak 2 orang. Pada tahun 2020 Ibu hamil melakukan tes sypilis
sebanyak 5673 orang, dimana Ibu hamil dengan sypilis sebanyak 30 orang. Pada
tahun 2020 Ibu hamil melakukan tes Hepatitis B sebanyak 4584 orang, dimana Ibu
hamil dengan Hepatitis B sebanyak 33 orang. Pada tahun 2021 Ibu hamil
melakukan tes HIV sebanyak 12317 orang, dimana Ibu hamil dengan HIV
sebanyak 3 orang. Pada tahun 2021 Ibu hamil melakukan tes sypilis sebanyak
12272 orang, dimana Ibu hamil dengan sypilis sebanyak 100 orang. Pada tahun
4
2021 Ibu hamil melakukan tes Hepatitis B sebanyak 12236 orang, dimana Ibu
hamil dengan Hepatitis B sebanyak 132 orang. Pada tahun 2022 Ibu hamil
melakukan tes HIV sebanyak 640 orang, dimana Ibu hamil tidak ada yang
menderita HIV. Pada tahun 2022 Ibu hamil melakukan tes sypilis sebanyak 661
orang, dimana Ibu hamil dengan sypilis sebanyak 4 orang. Pada tahun 2022 Ibu
hamil melakukan tes Hepatitis B sebanyak 663 orang, dimana Ibu hamil dengan
menular yaitu HIV/AIDS, Hepatitis B dan Sifilis. Dari latar belakang masalah
yang penulis paparkan diatas, penulis tertarik untuk mengkaji tentang Pengaruh
Konseling terhadap Pemeriksaan Triple Eliminasi pada Ibu Hamil di wilayah kerja
Tahun 2023”.
5
B. Rumusan Masalah
Eliminasi pada Ibu Hamil di wilayah kerja Puskesmas Muara Kiawai Tahun 2023.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Eliminasi pada Ibu Hamil di wilayah kerja Puskesmas Muara Kiawai Tahun
2023
2. Tujuan khusus
D. Manfaat Penelitian
6
3. Bagi Tempat Penelitian
Triple Eliminasi pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Muara Kiawai Tahun
2023. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh antara variabel
wilayah kerja Puskesmas Muara Kiawai pada bulan April Tahun 2023. Populasi
dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil pada bulan April tahun 2023 yang
dengan teknik Quota sampling. Data dianalisis secara univariat dan analisis
bivariat dengan menggunakan uji chi squar. Kemudian data diolah dengan sistem
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Konseling
1. Pengertian Konseling
2. Sasaran Konseling
dengan sosial ekonomi rendah, keluarga dengan keadaan gizi yang buruk,
keluarga dengan sanitasi lingkungan yang buruk dan sebagainya. Selain itu
8
menuju terwujudnya desa, kabupaten/kota sehat, provinsi sehat dan
5. Konseling Individu
sebagai layanan yang paling utama dari semua bentuk layanan bimbingan
9
rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi yang
didihadapinya.
Secara umum, proses konseling terdiri dari tiga tahapan yaitu: (1) tahap
akhir).
Tahap awal ini terjadi sejak klien bertemu konselor hingga berjalan proses
oleh konselor dalam proses konseling tahap awal itu adalah sebagai berikut:
terjalin dengan baik dan klien sudah melibatkan diri, berarti kerja sama
kepedulian, dan masalah yang dialami klien. Sering klien tidak begitu mudah
gejala masalah yang dialaminya. Klien juga sering tidak mengetahui potensi
yang dia miliki yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah. Tugas
10
tersebut. Tugas konselor adalah membantu menjelaskan masalah yang
tempat, tugas dan tanggung jawab konselor, tugas dan tanggung jawab klien,
tujuan konseling dan kerja sama lainnya dengan pihak-pihak yang akan
membantu perlu dilakukan pada tahap ini. Kontrak itu mengatur kegiatan
konseling termasuk kegiatan konselor dan klien. Ini artinya konseling adalah
Disamping itu pula dalam kontrak ini konselor mengajak klien dan pihak
apa-apa yang telah dijelajah tentang masalah klien. Menilai kembali masalah
nilai-nilai inti, yakni agar kliensetelah jujur dan terbuka dan menggali lagi
11
klien sudah merasa aman, dekat, terundang dan tertantang untuk
mempunyai strategi baru dan rencana baru, melalui pilihan dari beberapa
c. Tahap akhir Konseling (tahap tindakan) Pada tahap akhir konseling ditandai
menanyakankeadaan kecemasannya.
2. Adanya perubahan perilaku klien kearah yang lebih posited, sihat dan
dinamik.
3. Adanya rencana hidup masa yang akan datang dengan program yang
jelas.
4. Terjadinya perubahan sikap positif yaitu, mulai dapat engoreksi diri dan
12
dan hal-hal yang membuatnya terbuka untuk mengubah perilakunya
B. Triple Eliminasi
infeksi dari ibu ke anak (mother-to-child transmission) di Asia dan Pasifik pada
tahun 2018-2030. Tiga penyakit yang menjadi fokus adalah HIV, Hepatitis B dan
wilayah Asia dan Pasifik. Penularan penyakit tersebut ke bayi dapat dicegah
dengan imunisasi, skrining dan pengobatan penyakit infeksi pada ibu hamil. Upaya
2019).
13
Program Triple Eliminasi bertujuan untuk deteksi dini infeksi penyakit
HIV, sifilis dan Hepatitis B pada ibu hamil dan sangat penting dilakukan oleh
semua ibu hamil karena dapat menyelamatkan nyawa ibu dan anak. Pemeriksaan
pertama, idealnya sebelum usia kehamilan 20 minggu dan untuk ibu hamil yang
datang setelah 20 minggu tes skrining dan pengobatan harus dilakukan secepat
virus HIV, Sifilis dan Hepatitis B yang dapat mengenali secepat mungkin gejala
tanda, ciri, dan risiko ancaman. Deteksi dini, skrining atau penapisan kesehatan
pada ibu hamil dilaksanakan pada saat pelayanan antenatal terpadu sehingga
SOP untuk dapat dilakukan tindak lanjut bila ibu hamil terdeteksi virus HIV,
14
hingga gagal melawan infeksi tumpangan (oportunistik) seperti virus, jamur,
bakteri dan parasit. Jika penderita HIV tidak mendapatkan pengobatan yang
HIV yang masuk ke dalam tubuh dengan menghancurkan sel CD4. Sel
CD4 adalah bagian dari sel darah putih yang melawan infeksi. Jumlah CD4
normal berada dalam rentang 500–1400 sel per milimeter kubik darah. Semakin
sedikit sel CD4 dalam tubuh, maka semakin lemah pula sistem kekebalan tubuh
seseorang. Hal yang berpengaruh besar pada perubahan kondisi tubuh penderita
HIV menjadi AIDS adalah jenis virus dan virulensi virus, cara penularan, status
Penularan dapat terjadi bila darah ataupun duh tubuh (sperma, cairan
vagina) penderita HIV masuk kedalam tubuh orang lain. Proses penularan ini
terjadi melalui:
HIV.
15
Ibu penderita HIV sangat berpotensi menularkan secara
penularan yang sangat tingi yaitu 20-50% bila tidak mendapat pencegahan dan
penanganan yang adekuat yaitu pada ibu hamil HIV risiko menularkan pada
janin selama masa kehamilan melalui plasenta yang terinfeksi 2-5%, risiko
penularan kepada bayinya saat proses saat persalinan akibat kontak darah atau
cairan vagina sebesar 10-20% dan risiko penularan melalui ASI selama masa
berlangsung selama dua minggu sampai tiga bulan dan telah mampu
menularkan kepada orang lain. Gejala yang timbul antara lain : demam, ruam
Fase II : pada fase ini biasanya tanpa gejala/ asimptomatik namun pada
pemeriksaan darah tes HIV telah menunjukkan hasil positif. Fase ini dapat
berlangsung selama 2-3 tahun atau pada gejala ringan dapat berlangsung 5-8
tahun.
Fase III : masa AIDS, masa terminal/akhir dimana kekebalan tubuh telah
seperti peradangan mukosa atau selaput lender yang diatandai infeksi jamur di
16
3) Penanganan ibu hamil dengan HIV
meningkatkan kekebalan tubuh ibu hamil menjadi lebih kuat dan mengurangi
resiko penularan pada janin Semakin cepat diketahui dan ditegakkan diagnosa
pengobatan ARV yang didapat ibu hamil dengan HIV, sehingga kekebalan
tubuh ibu akan kuat dan mengurangi resiko penularan pada janin (Kemenkes
RI, 2019).
sebagai akibat system kekebalan tubuh yang lemah. Anak pengidap HIV mudah
terserang penyakit dan lebih lama menguasai kemampuan motorik kasar seperti
17
b. Sifilis
Sifilis adalah salah satu penyakit infeksi menular seksual (IMS) yang
HIV saat melakukan hubungan seksual tanpa pelindung antara orang terinfeksi
memiliki masa laten yang asimtomatik, dapat kambuh kembali dan dapat
ditularkan dari ibu ke janin (Rinandari et al., 2020). Ibu hamil yang terinfeksi
sifilis dan tidak diobati dengan adekuat mengakibatkan 67% kehamilan akan
berakhir dengan abortus, lahir mati atau sifilis kongenital pada neonatus. Infeksi
sifilis pada ibu hamil yang tidak diobati dapat mengakibatkan keguguran,
prematuritas, berat bayi lahir rendah dan sifilis kongenital ( Kemenkes RI,
2019)
1) Faktor risiko penularan sifilis dari ibu ke anak ada dua yaitu :
a) Faktor ibu
18
besar karena melalui barier plasenta sehingga mengakibatkan sifilis
kongenital.
b) Faktor tindakan
Obstetrik Risiko penularan dapat terjadi bila terdapat luka lesi pada
persalinan pervaginam.
c) Tranfusi darah
dan membentuk antibodi sekitar 10-45 hari. Gejala awal akan tampak sekitar
hari ke-21 berupa luka/lesi yang kenyal keras, bulat dan dasar bersih yang dapat
bertahanan hingga 3-6 minggu. Lesi dapat sembuh sendiri tanpa dilakukan
bagian tubuh atau seluruhnya, kerontokan rambut, gatal – gatal, bercak merak
dan kotor pada telapak tangan dan kaki, demam, sakit tenggorokan,
stadium akhir.
Sifilis stadium akhir dapat terjadi 10-30 tahun sejak awal terinfeksi,
gejala yang muncul antara lain kesulitan koordinasi gerak tubuh, kelumpuhan,
19
mati rasa dan rasa kebal, kebutaan bertahap dan demensia (Kemenkes RI,
2019).
c. Infeksi Hepatitis B
Hepatitis akut apabila inflamasi hepar akibat infeksi virus hepatitis setelah
masa inkubasi virus 30- 180 hari (rata-rata 60-90 hari) disebut hepatitis
a) Horizontal
selaput lendir/mukosa
b) Vertikal
masa laktasi.
Infeksi hepatitis B pada bayi bisa menyebabkan kerusakan hati, dan pada
20
kasus terparah, dapat berujung hingga kematian. Pada bayi, infeksi ini
21
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Behavior (TPB) (Ajzen1991). Menurut teori ini, niat seseorang untuk berperilaku
akan terbentuk dari tiga domain yaitu sikap seseorang tersebut terhadap perilaku
Kerangka konsep ini terdiri dari variabel terikat (dependen) yaitu niat ibu
dalam kerangka konsep, hal ini disebabkan bahwa faktor-faktor yang masuk dalam
Pemeriksaan Triple
Konseling Eliminasi pada Ibu
Hamil
Bagan 3.1
Kerangka Konsep Penelitian
Pengaruh Konseling Terhadap Pemeriksaan Triple Eliminasi
22
B. Definisi Operasional
diamati/diteliti. Perlu sekali variabel variabel tersebut diberi batasan atau “definisi
Tabel 3.1
Defenisi Operasional
Ukur ukur
pemahaman kepada an
tiga penyakit
mau melakukan an
pemeriksaan konseling)
23
an tripel dilakukan pada ibu ceklis
Eleminasi)
1 1=Ya
(Bila
dilakukan
pemeriksaa
n Triple
Eleminas)
C. Hipotesis
HA: Ada pengaruh konseling terhadap pemeriksaan triple elminasi pada ibu hamil
24
BAB IV
METODE PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
1. Populasi penelitian
2014). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di wilayah
kerja Puskesmas Muara Kiawai pada bulan April tahun 2023 sebanyak 94
25
2. Sampel Penelitian
menggunakan rumus.
Teknik ini bisa diartikan sebagai suatu proses pengambilan sampel dengan
(Sugiyono,2017).
N
n =
1 + N (d2)
n = Besar sampel
N = Jumlah Populasi
94
n =
1 + 94 ( 0,1)2
94
n
1 + 0,124
26
n = 47,69 dibulatkan menjadi 48
1. Kelompok Kasus
2. Kelompok Kontrol
sebanyak 24 orang.
Triple Eliminasi
(+) Kelompok Kasus
Triple Eliminas Mendapatkan Konseling
(-)
Triple Eliminasi
(+) Kelompok Kontrol
Tidak Mendapatkan
Triple Eliminasi Konseling
(-)
Bagan 4.1
Skema Rancangan Penelitian Case Control
a. Kriteria inklusi:
27
1. Ibu hamil yang berada di wilayah kerja Puskesmas Muara
b. Kriteria Ekslusi
a. Data Primer
treatment konseling
b. Data sekunder
buku literatur. Arsip arsip dan dokumen yang dimiliki oleh instansi
data sekunder pada penelitian ini berupa data kohor ibu hamil, buku
28
E. Teknik Pengumpulan Data
menjelaskan maksud dan tujuan dari peneliti yang akan dilakukan kepada
F. Langkah-langkah Penelitian
1. Pra Konseling
kontrol
29
- Persiapan treatment konseling yang akan dilakukan pada kelompok
kasus.
2. Konseling
3. Post Konseling
tripel eliminasi.
1. Editing
berikutnya.
2. Coding
terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Tekhnik ini dilakukan
30
3. Prosesing
program computer
4. Cleaning
G. Analisa Data
1. Analisis Univariat
setelah konseling.
2. Analisis Bivariat
uji chi squar. Uji chi square berguna untuk menguji hubungan atau
31
pengaruh dua variabel dan mengukur kuatnya hubungan antara satu
b. Ha ditolak jika p value > 0,05 berarti tidak ada pengaruh antara
32
BAB V
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada ibu-ibu hamil yang berada di wilayah kerja
Puskesmas Muara Kiawai pada bulan April 2023 yang berjumlah 48 orang. Data
sedangkan untuk data sekunder diperoleh dari buku KIA, catatan KMS,Register
1. Hasil Univariat
Tabel 5.1.
Distribusi Frekuensi Pemeriksaan Triple Eleminasi Pada Ibu
Hamil Tanpa Konseling di Wilayah Kerja Puskesmas Muara
Kiawai Tahun 2023
Total 24 100
33
Pada tabel 5.1 menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol
kasus di wilayah kerja Puskesmas Muara Kiawai yang dapat dilihat dari
tabel 5.2
Tabel 5.2.
Distribusi Frekuensi Pemeriksaan Triple Eleminasi Pada Ibu
Hamil Kelompok Kasus Setelah Konseling di wilayah kerja
Puskesmas Muara Kiawai Tahun 2023
Ada 21 88,5
Total 24 100
pada kelompok kasus masih terdapat 12,5% ibu hamil tidak mendapatkan
tahun 2023.
34
C. Hasil Bivariat
Tabel 5.3.
Pengaruh Konseling Terhadap Pemeriksaan Triple Eleminasi Pada Ibu
Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Muara Kiawai Tahun 2023
Konseling
Total P value OR
Pemeriksaan Tidak Dilakukan
Tripel Dilakukan
Eliminasi
n % n % n %
Total 24 24 48 100
nilai p sebesar 0,001 maka Ho ditolak dan hipotesis diterima, artinya terdapat
pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Muara Kiawai tahun 2023. Pada
analisis ini juga ditemukan nilai OR 11,64 yang dapat diartikan bahwa ibu yang
35
tidak mendapatkan konseling tentang Triple Eleminasi berisiko 12 kali lebih
36
BAB VI
PEMBAHASAN
Eleminasi.
Hal ini masih jauh dari target yang telah ditetapkan Kementerian
gejala, tanda, atau ciri dari resiko, ancaman, atau kondisi yang
37
Berdasarkan data yang dikumpulkan dari 24 responden yang tidak
hamil merasa takut terhadap pemeriksaan triple eliminasi. Rasa takut ini
disebabkan karena ibu merasa takut untuk pengambilan darah yang bisa
38
secara individu, kelompok maupun masyarakat untuk dapat lebih mandiri
sebut sebagai layanan yang paling utama dari semua bentuk layanan
yang dihadapinya.
orang menjawab sangat takut dengan jarum suntik, 1 orang menjawab tidak
39
diizinkan suami dan 1 orang lagi tidak ada alasan, dan menjawab pokoknya
tidak mau.
mengambil keputusan yang tepat untuk kesehatan ibu dan bayinya seperti
pemeriksaan triple eliminasi pada ibu hamil. Masih adanya ibu hamil yang
dilakukan konseling, bisa saja disebabkan oleh faktor lain dan itupun
Triple Eleminasi dilakukan analisis menggunakan uji chi square. Uji chi
square berguna untuk menguji hubungan atau pengaruh dua variabel dan
(Noto Admodjo, 2015). Dari hasil uji chi square diperoleh nilai p sebesar
pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Muara Kiawai tahun 2023.
Pada analisis ini juga ditemukan nilai OR 11,64 yang dapat diartikan
Eleminasi.
40
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
gejala, tanda, atau ciri dari resiko, ancaman, atau kondisi yang
41
BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
41
3. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya agar dapat mengembangkan
Dewi Surya, 2021 Hubungan Konseling dengan Triple Eliminasi di Wilayah Kerja
Puskesmas Lasi Tahun 2021, Skripsi Stikes Ford De Kock Bukittinggi
Kemenkes RI. Pedoman Nasional Tes Dan Konseling Hiv/Aids. 2013; Available
From: Https://Docplayer.Info/29575731-Pedoman-Nasional-Tes-Dan-
Konseling-Hiv-Dan- Aids.Html
Kemenkes RI. Pedoman Pelaksanaan Konseling Dan Tes Hiv [Internet]. 2014.
Available From: Https://Aidsfree.Usaid.Gov/Sites/Default/Files
/Hts_Policy_Indonesia_2014.Pdf;
Kemenkes RI. Pedoman Program Pencegahan Penularan Hiv, Sifilis Dan Hepatitis
B Dari Ibu Ke Anak. Jakarta; 2019.
Nurhayati. Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Prilaku Ibu Hamil Dalam
Pemeriksaan Hiv Di Wilayah Kerja Puskesmas Halmahera Kota Semarang.
2016.
Nursalam. 2020. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta: Selemba
Medika
JADWAL KEGIATAN PENELITIAN PENGARUH KONSELING TERHADAP PEMERIKSAAN TRIPEL ELIMINASI PADA IBU
HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA KIAWAI TAHUN 2023
1 Persiapan Proposal
2 Konsultasi Proposal
3 Seminar Proposal
6 Pelaksanaan Penelitian
a. Pengumpulan Data
b. Pengolahan Data
7 Penyusunan Laporan
4
8 Persiapan Ujian Skripsi
9 Ujian Skripsi
Dosen Pembimbing
Lampiran 3
SURAT PERMOHONAN RESPONDEN
Di tempat
Dengan hormat,
NIM : 1903010
Hormat kami,
Lampiran 4
LEMBAR PERSETUJUAN SEBAGAI RESPONDEN
NIM : 1903010
Peneliti sedah menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian yang sedang
Saya mengerti, bahwa resiko yang terjadi kecil. Apabila ada proses penelit
ian dapat menimblkan respon emosional yang tidak nyaman, maka peneliti akan
Saya mengerti, bahwa catatan penelitian ini akan dirahasiakan dan dijamin
selegal mungkin. Semua berkas yang mencantumkan identitas dan semua jawaban
yang saya berikan hanya digunakan untuk keperluan pengelolahan data.bila sudah
Demikian secara sukarela dan tidak ada paksaan dari pihak manapun, serta
Responden
( )
Lampiran 5
BOOKLET
PEMERIKSAAN TRIPEL ELIMINASI
A. Tripel Eliminasi
Penularan penyakit HIV, sifilis dan hepatitis B dari ibu ke bayi dapat
dicegah dengan pemeriksaan Triple Eliminasi dilakukan selama 1 kali pada masa
dilakukan di puskesmas atau rumah sakit. Ibu hamil dapat menularkan pada bayi
HIV, sifilis dan Hepatitis B pada ibu hamil dan sangat penting dilakukan oleh
semua ibu hamil karena dapat menyelamatkan nyawa ibu dan anak. Pemeriksaan
pertama, idealnya sebelum usia kehamilan 20 minggu dan untuk ibu hamil yang
datang setelah 20 minggu tes skrining dan pengobatan harus dilakukan secepat
HIV, sifilis dan hepatitis B dari ibu ke anak. Penularan penyakit HIV, sifilis dan
hepatitis B dari ibu ke bayi dapat dicegah dengan pemeriksaan triple eliminasi.
Cara pemeriksaan Triple Eliminasi pada ibu hamil adalah dengan mengambil
a) Hubungan Seksual
c) Tranfusi darah
d) Ibu ke bayi/Perinatal
lebih kecil.
B. Sifilis
2020).
Faktor risiko penularan sifilis dari ibu ke anak ada dua yaitu
a) Faktor ibu
sifilis kongenital.
b) Faktor tindakan
c) Tranfusi darah
a. Infeksi Hepatitis B
Lampiran 7
Nomor
Responden KONSELING TRIPLE ELEMINASI
Dilakukan Tidak Ya Tidak
1 ya ya
2 ya ya
3 ya ya
4 ya ya
5 ya ya
6 ya ya
7 ya ya
8 ya ya
9 ya ya
10 ya ya
11 ya ya
12 ya ya
13 ya tidak
14 ya ya
15 ya ya
16 ya ya
17 ya ya
18 ya ya
19 ya ya
20 ya tidak
21 ya ya
22 ya ya
23 ya tidak
24 ya ya
Jumlah 24 0 21 3
Lampiran 8
MASTER TABEL
Pengaruh Konseling Terhadap Pemeriksaan Triple Eleminasi
Pada ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Muara Kiawai
Tahun 2023
KONSELING
Nomor TRIPLE ELEMINASI
Responden Dilakukan Tidak Skor Ada Tidak Skor
1 tidak 0 tidak 0
2 tidak 0 tidak 0
3 tidak 0 ya 1
4 tidak 0 tidak 0
5 tidak 0 tidak 0
6 tidak 0 ya 1
7 tidak 0 tidak 0
8 tidak 0 tidak 0
9 tidak 0 ya 0
10 tidak 0 tidak 0
11 tidak 0 ya 1
12 tidak 0 tidak 0
13 tidak 0 tidak 0
14 tidak 0 tidak 0
15 tidak 0 tidak 0
16 tidak 0 ya 1
17 tidak 0 tidak 0
18 tidak 0 ya 0
19 tidak 0 tidak 0
20 tidak 0 tidak 0
21 tidak 0 tidak 0
22 tidak 0 ya 1
23 tidak 0 tidak 0
24 tidak 0 tidak 0
25 ya 1 ya 1
26 ya 1 ya 1
27 ya 1 ya 1
28 ya 1 ya 1
29 ya 1 ya 1
30 ya 1 ya 1
31 ya 1 ya 1
32 ya 1 ya 1
33 ya 1 ya 1
34 ya 1 ya 1
35 ya 1 ya 1
36 ya 1 ya 1
37 ya 1 tidak 0
38 ya 1 ya 1
39 ya 1 ya 1
40 ya 1 ya 1
41 ya 1 ya 1
42 ya 1 ya 1
43 ya 1 ya 1
44 ya 1 tidak 0
45 ya 1 ya 1
46 ya 1 ya 1
47 ya 1 tidak 0
48 ya 1 ya 1
24 24 28 20
Keterangan:
Kelompok Kontrol : Responden nomor 1 s/d 24
Kelompok Kasus: Responden nomor 25 s/d 48
Lampiran 9
Foto Kegiatan Penelitian
Lampiran 10
SPSS Hasil penelitian