Peraturan Perusahaan
Peraturan Perusahaan
Peraturan Perusahaan
PERUSAHAAN
PT. PELANGI TERBANG INDONESIA
TAHUN 2023-2025
Makassar,
Kepada,
Bapak Kepala Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi Provinsi SULSEL
Di Makassar
Dengan Hormat,
Sesuai dengan UU No.13 Tahnun 2003 tentang ketenagakerjaan, dengan ini kami menyampaikan
permohonan pengeesahan peraturan perusahaan (PP) sebanyak 3 (tiga) eksempler, sebagai
berikut
Hormat kami,
Zhang Yunlei
Direktur Utama
PT.PELANGI TERBANG INDONESIA
Jl. Ir Sutami Blok H99 No. 19A Bira Tamalanrea, Kota Makassar, Sulawesi-Selatan 90241
Telp Office 0411-4667750, Telp Gudang 0411-4833502
Email: [email protected]
STRUKTUR PENGUPAHAN
Hormat kami,
Zhang Yunlei
Direktur Utama
PT.PELANGI TERBANG INDONESIA
Jl. Ir Sutami Blok H99 No. 19A Bira Tamalanrea, Kota Makassar, Sulawesi-Selatan 90241
Telp Office 0411-4667750, Telp Gudang 0411-4833502
Email: [email protected]
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa sampai saat ini di perusahaan kami PT.Pelangi Terbang
Indonesia, tidak ada serikat pekerja/serikat buruh.
Pimpinan Perusahaan
Zhang Yunlei
PERATURAN PERUSAHAAN
PT.PELANGI TERBANG INDONESIA 2023-2024
BAB 1
KETENTUAN UMUM
PASAL 1
DEFINISI ISTILAH
Dalam peraturan perusahaan ini yang dimaksud dengan:
1. Peraturan perusahaan
Adalah keseluruhan isi peraturan perusahaan ini yaitu pendahuluan, pasal-pasal, ketentuan
peralihan dan ketentuan penutup serta surat keputusan direksi , edaran , lampiran , dan
bentuk peraturan tambahan lainnya yang merupakan penafsiran dan atau pelaksanaan
peraturan perusahan ini.
2. Perusahaan
Adalah perseroan komanditer yaitu PT Pelangi Terbang Indonesia.
3. Pengusaha
Adalah para persero aktif PT Pelangi Terbang Indonesia yang diwakili oleh direktur serta
pejabat-pejabat yang diberi kuasa olehnya (disebut juga manajemen ) , bertindak untuk dan
atas nama PT Pelangi Terbang Indonesia.
4. Pejabat perusahaan
Adalah karyawan yang didalam struktur organisasi perusahaan menjabat suatu jabatan yang
mempunyai kewajiban, tanggung jawab dan wewenang untuk memikirkan dan mengeluarkan
kebijakan perusahaan dalam usaha mencapai dan melancarkan kemajuan perusahaan. Pejabat
perusahaan adalah karyawan yang memimpin :
a. Divisi
b. Departemen dan
c. Bagian
5. Atasan karyawan
a. Atasan langsung adalah pejabat perusahaan atau karyawan yang karena jabatannya
mempunyai tugas memimpin, membina dan mengawasi secara langsung terhadap
karyawan dibawahnya.
b. Atasan tidak langsung adalah pimpinan atasan langsung.
6. Karyawan
Adalah setiap warga Negara Indonesia yang mempunyai suatu hubungan kerja dengan
perusahaan yang diatur dalam perjanjian kerja, dengan menerima tugas-tugas tertentu dan
untuk ini menerima penghasilan yang ditetapkan.
7. Hubungan kerja
Adalah hubungan antara pengusaha dengan karyawan berdasarkan perjanjian kerja,yang
mempunyai tiga unsur utama yaitu pekerjaan, perintah dan upah.
8. Perjanjian kerja
Adalah perjanjian antara pengusaha dan karyawan yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan
kewajiban kedua belah pihak yang dituangkan dalam bentuk perjanjian tertulis yaitu
perjanjian kerja waktu tertentu ( PKWT).
16. Tunjangan
a. Tunjangan tetap adalah suatu pemberian berupa uang yang di berikan bersamaan dengan
pemberian upah bulanan yang bersifat tetap dan melekat pada golongan jabatan tertentu.
Besarannya akan berbeda sesuai dengan level jabatan dan tidak terpengaruh atas tingkat
kehadiran, tingkat hasil produksi dan tingkat kompetensi.
b. Tunjangan tidak tetap adalah suatu pemberian berupa uang atau yang diberikan
bersamaan dengan pemberian upah bulanan yang bersifat tidak tetap dan melekat pada
seluruh golongan karyawan dengan besaran yang sama.Tunjangan ini sangat di pengaruhi
oleh tingkat kehadiran kerja karyawan.
PASAL 2
LINGKUP PERATURAN PERUSAHAAN
1. Perusahaan dan karyawan bersama-sama menyetujui bahwa peraturan perusahaan ini berlaku
bagi kedua belah pihak.
2. Dalam hal terdapat hubungan kepentingan antara perusahaan dengan pihak lainnya, maka
ketentuan peraturan perusahaan ini berlaku sesuai dengan kesepakatan antara kedua belah
pihak.
3. Peraturan perusahaan ini berlaku bagi kantor pusat dan kantor cabang pt.pelangi terbang
Indonesia di seluruh wilayah republik Indonesia.
PASAL 3
PENGAKUAN HAK PERUSAHAAN DAN KARYAWAN
1. Perushaan mempunyai hak untuk mengatur jalannya perusahaan guna mencapai tujuan
usahanya dan segala hal pengelolaan tenaga kerja, seperti penerimaan pekerja, penempatan,
mutasi, promosi, demosi, pindah tempat kerja, pemberhentian kerja dan lain-lain.
2. Perusahaan dan karyawan memiliki hak-hak lainnya yang diatur ataupun yang dilindungi
oleh undang-undang dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku.
PASAL 4
STATUS KARYAWAN
Bedasarkan sifat dan jangka waktu ikatan kerja, karyawan memiliki status karyawan sebagai
berikut :
BAB II
HUBUNGAN KERJA
PASAL 5
PERSYARATAN CALON KARYAWAN
PASAL 6
PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT)
1. Perusahaan berhak memperkejakan karyawan untuk jangka waktu tertentu untuk suatu
pekerjaan tertentu yang bukan bersifat tetap, dengan syarat-syarat kerja dan ketentuan
lainnya yang dinyatakan secara khusus dalam perjanjian kerja waktu tertentu ( PKWT )
sesuai undang-undang no.13 tahun 2003 pasal 54 sampai 59 jo.kepmenaker
no.kep/100/men/VI/2004.
2. PKWT berlaku bagi karyawan tidak tetap, masa percobaan tidak dapat diberlakukan terhadap
karyawan PKWT;
3. Masa berlaku PKWT maksimal selama 3 (tiga )tahun;
4. Apabila masa yang diperjanjikan telah berakhir dapat dilakukan pembaharuan PKWT yang
harus diberitahukan lisan dan atau tertulis kepada karyawan 7 (tujuh) hari sebelum PKWT
berakhir;
5. Sebelum pembaharuan PKWT tersebut, harus diberlakukan masa jeda /reses selama 30 (tiga
puluh ) hari;
6. Masa berlaku pembaharuan PKWT maksimal selama 2 (dua ) tahun untuk 1 ( satu ) kali
pembaharuan saja.
7. PKWT tidak dapat ditarik kembali dan atau dirubah, kecuali atas persetujuan para pihak
( pasal 55 uu no.13 tahun 2003 ).
PASAL 7
KEWAJIBAN KARYAWAN DAN PEJABAT PERUSAHAAN
1. Untuk kepentingan perusahaan, karyawan dapat diperintahkan untuk pindah ( mutasi) tempat
atau bagian kerja tanpa mengurangi gaji/upah yang di terimanya.
2. Perintah mutasi tidak dapat ditolak karyawan kecuali terdapat alasan yang dapat di terima
perusahaan.
3. Perintah mutasi diberitahukan terlebih dahulu kepada karyawan yang bersangkutan baik lisan
maupun tertulis.
PASAL 10
BATAS USIA PENSIUN (BUP)
Batas usia karyawan tertinggi pada prinsipnya karyawan laki-laki dan karyawan wanita telah
mencapai usia 56 ( lima puluh enam ) tahun.
PASAL 11
PERJANJIAN KERJA KHUSUS
Walaupun seorang pekerja telah mencapai batas umur pensiun tetapi apabila perusahaan masih
membutuhkan tenaganya,dan ternyata ia masih mampu untuk melaksanakan pekerjaannya yang
dibebankan, maka dengan yang bersangkutan diadakan perjanjian kerja khusus.
PASAL 12
PENGHARGAAN (APPRECIATION)
1. Dinas luar kota ( d/h disebut perjalanan dinas ) adalah tugas perusahaan terhadap karyawan
yang dilakukan di suatu lokasi /tempat yang bukan lokasi/tempat kerjanya sehari-hari,demi
tercapainya tujuan perusahaan dan harus dilaksanakan dengan memegang teguh
profesionalisme serta menerapkan asas efektifitas kerja dan efisiensi anggaran.
2. Tugas tersebut tidak dapat ditolak tanpa alasan yang tersebut, atasan langsung wajib
memeriksa dan memberikan evaluasi.
3. Selama melaksanakan tugas luar kota, karyawan mendapat tunjangan dinas kuat dan jelas.
4. Selesai melaksanakan dinas luar kota, karyawan harus melaporkan hasil pelaksanaanya
secara tertulis kepada pimpinan perusahaan melalui atasan langsung.
BAB III
HARI KERJA, JAM KERJA, HARI LIBUR DAN CUTI
PASAL 14
HARI KERJA
1. Hari kerja perusahaan ( wajib ) adalah 6 ( enam ) hari dalam 1( satu ) minggu yaitu mulai
hari senin sampai dengan hari sabtu, kecuali terdapat hari libur resmi/nasional.
2. Pengaturan lebih lanjut mengenai hari kerja ini dilaksanakan sesuai ketentuan perusahaan.
PASAL 15
JAM KERJA DAN JAM ISTRIRAHAT
1. Jam kerja normal (wajib ) dalam 1 ( satu ) hari adalah 7 ( tujuh ) jam, 40 ( empat puluh ) jam
dalam 1 ( satu ) minggu.jam kerja wajib setiap harinya ditentukan sebagai berikut :
( khusus office )
a. Senin sampai sabtu masuk kerja : jam 07.30
b. Senin sampai sabtu istrirahat : jam 12.00 – 13.00
c. Senin sampai sabtu pulang kerja : jam ??
2. Perubahan jam kerja di tetapkan oleh perusahaan disesuaikan dengan situasi dan kondisi
pekerjaan, serta diberitahukan setiap kali terjadi perubahan,misalnya ketika bulan suci
ramadhan.
PASAL 16
KERJA LEMBUR
1. Bedasarkan kebutuhan perusahaan, pekerjaan dapat dilakukan di luar jam kerja normal dalam
bentuk : melakukan penjualan di hari minggu .hal ini di sebut sebagai kerja lembur.
2. Kerja lembur dilaksanakan dengan ijin lisan oleh pimpinan.
PASAL 17
KERJA HARI LIBUR RESMI
1. Dalam keadaan terpaksa sehubungan dengan kondisi pekerjaan, karyawan dapat ditugaskan
untuk bekerja pada hari libur resmi, setelah diberitahukan telebih dahulu baik secara lisan
maupun tertulis;
2. Jam kerja serta cara kerja pada hari libur resmi disesuaikan dengan keperluan perusahaan;
3. Jam kerja tersebut dihitung kerja lembur, perhitungannya berdasarkan kepmenaker no.
102/men/VI/2004;
PASAL 18
HARI LIBUR MINGGUAN
Hari libur mingguan adalah 1(satu) hari untuk 6 ( enam ) hari kerja dalam 1 ( satu ) minggu.
PASAL 19
HARI LIBUR RESMI
1. Hari libur yang ditentukan pemerintah ( SKB menteri agama, menteri tenaga kerja dan
transmigrasi,dan menteri pendayagunaan aparatur negara ) :
a.Tahun Baru Masehi : Libur 1 Hari
b. Imlek Tahun Cina : Libur 1 Hari
c. Idul Adha : Libur 1 Hari
d. Tahun Baru Hijriah (1 Muharram ) : Libur 1 Hari
e. Wafat Isa Al Masih : Libur 1 Hari
f. Hari Raya Nyepi : Libur 1 Hari
g. Kenaikan Isa Al Masih : Libur 1 Hari
h. Maulid Nabi Muhammad SAW : Libur 1 Hari
i. Hari Raya Waisak : Libur 1 Hari
j. Proklamasi Kemerdekaan RI : Libur 1 Hari
k.Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW : Libur 1 Hari
l. Idul Fitri (Belum Di Tambah Cuti Bersama) : Libur 2 Hari
m. Natal Hari Pertama : Libur 1 Hari
n. Hari Buruh Sedunia : Libur 1 Hari
2. Apabila pemerintah menetapkan hari libur yang baru, untuk pelaksanaannya akan di tentukan
berdasarkan kepetingan perusahaan dan akan di sesuaikan dengan ketetapan pemerintah
yang baru;
PASAL 20
CUTI TAHUNAN
1. Karyawan yang telah bekerja 12 ( dua belas ) bulan berturut-turut tanpa terputus berhak
mendapat cuti tahunan 12 ( dua belas ) hari sesuai dengan undang-undang nomor 13 tahun
2003 pasal 79 huruf c dan pp 21 tahun 1954 pasal 6 ayat 3, dengan tetap mendapat upah
penuh.
2. Hari cuti bersama idul fitri yang telah di tentukan oleh pemerintah, merupakan bagian dari
cuti tahunan.
3. Karyawan yang belum mencapai masa kerja 12 ( dua belas ) bulan, belum berhak mendapat
cuti tahunan tetapi apabila perusahaan menghendaki adanya cuti bersama pada waktu hari
raya keagamaan.
4. Permohonan pengambilan cuti minimal 1 ( satu ) hari sebelumnya harus sudah di ajukan dan
mendapat persetujuan dari pimpinan divisi, departemen atau bagian terkait.
PASAL 22
ISTRIRAHAT MELAHIRKAN
PASAL 23
DISPENSASI
Karyawan berhak mendapat ijin tidak masuk kerja dengan tetap mendapat upah dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Karyawan sakit dengan melampirkan surat keterangan dokter dan hanya diperbolehkan 1(
satu) hari ,jika melebihi dari 1 ( satu ) hari akan di potong gaji pokoknya.
b. Karyawan menikah di berikan ijin selama 3 hari dan tidak boleh ditambah dengan
pengambilan cuti tahunan.
c. Kelahiran istri sah karyawan diberikan ijin selama 2 hari
d. Kabar berduka untuk karyawan yang keluarga intinya meninggal di berikan ijin 2 hari.
BAB IV
GAJI
PASAL 24
KOMPONEN GAJI
PASAL 26
UPAH LEMBUR
Upah lembur akan di bagi kepada karyawan yang melakukan lembur di hari libur dengan
perhitungan upah per hari yaitu senilai RP. 115.000,-
PASAL 29
TUNJANGAN HARI RAYA KEAGAMAAN
1. Perusahaan memberikan tunjangan hari raya keagamaan dengan ketentuan sebagai berikut :
( permenaker no.6 tahun 2016 )
a. Karyawan tidak tetap ( PKWT ) dengan masa kerja dibawah 12( dua belas ) bulan atau 1
( satu ) diberikan THR dengan perhitungan proporsional : masa kerja /12*gaji
perbulannya. Hal ini diberikan hanya kepada karyawan yang telah bekerja selama 1
(satu ) bulan secara terus menerus atau lebih.
b. THR diberikan perusahaan selambat-lambatnya 7 ( tujuh ) hari sebelum hari raya.
PASAL 30
DEMOSI
1. Penurunan golongan dan jabatan atau demosi kepada karyawan yang tidak memiliki
kemampuan, prestasi kerja yang buruk ( bad perform ) dan pejabat yang kepemimpinannya
rendah ( low leadership ) dan sudah tidak memenuhi syarat untuk tetap memangku golongan
dan jabatannya.
2. Bagi karyawan atau pejabat yang terkena demosi akan menerima penyesuain upah,tunjungan
dan fasilitas kerja sesuai dengan jabatan demosinya.
BAB V
JAMINAN SOSIAL, JAMINAN KESEHATAN DAN KESEJAHTERAAN
PASAL 31
BPJS KETENAGAKERJAAN
1. Karyawan yang mengalami kecelakaan kerja, biaya dan ganti rugi akibat kecelakaan kerja
ditanggung BPJS ketenagakerjaan ( selanjutnya di sebut BPJS naker )berdasarkan undang-
undang no.24 tahun 2011 tentang badan penyelenggara jaminan sosial.
2. Perusahaan mengikutsertakan karyawan dalam program BPJS Naker yaitu jaminan
kecelakaan kerja dan jaminan kematian, jaminan pensiun dan jaminan hari tua.
3. Premi jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian ditanggung sepenuhnya oleh
perusahaan,sementara premi jaminan hari tua sebesar 2% di tanggung oleh karyawan dan
sebesar 4,24% di tanggung oleh perusahaan.
4. Premi jaminan pensiun sebesar 1% ditanggung oleh karyawan dan sebesar 2% ditanggung
oleh perusahaan. Pembayaran premi berhenti setelah mencapai batas usia pensiun
sebagaimana diatur dalam pasal 10 peraturan perusahaan ini.
PASAL 32
BPJS KESEHATAN
PASAL 33
PERLINDUNGAN KERJA DAN K3
1. Untuk mencengah terjadinya kecelakaan,karyawan diwajibkan mentaati seluruh standar
kerja, peraturan- peraturan dan ketentuan –ketentuan kerja yang ditetapkan perusahaan.
2. Perusahaan akan menyediakan fasilitas-fasilitas tertentu guna terciptanya perlindungan kerja,
keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan uu no.1 tahun 1970.
3. Larangan masuk tanpa ijin:
a. Karyawan dilarang masuk atau melalui daerah bagian lain selain dari tempat kerjanya,
kecuali atas ijin pimpinan terkait,
b. Kecuali karyawan on duty,karyawan lainnya dilarang masuk ke daerah berbahaya seperti
daerah listik tegangan tinggi, tempat menyimpan bahan/barang berbahaya,stock barang
dan daerah lainnya kecuali atas ijin pimpinan terkait.
4. Keamanan mesin dan alat-alat lainnya :
a. Karyawan tidak diperkenakan menyentuh, menjalakan dan menghentikan alat-alat kerja
di luar tugasnya sendiri,
b. Alat-alat kerja sebelum dijalankan harus di periksa terlebih dahulu dengan teliti dan
setelah dipastikan bahwa tidak ada kerusakan atau gejala-gejala yang menimbulkan
bahaya,barulah alat-alat kerja tersebut dijalankan,
c. Apabila terjadi keabnormalan yang gawat pada peralatan kerja sehingga patut di duga
akan membahayakan dirinya sendiri dan orang lain, segera melaporkan kepada atasan
yang berwewenang untuk mengambil langkah-langkah penanggulangannya.
5. Keselamatan kerja :
a. Dalam melaksanakan pekerjaannya di wajibkan memakai alat pelindung diri yang telah
ditentukan,
b. Alat pelindung diri harus selalu dijaga dan dirawat, apabila sudah tidak memadai, maka
karyawan segera mengusulkan kepada atasan yang berwenang untuk diadakan
penggantian seperlunya,
c. Alat pelindung diri harus disimpan ditempat yang telah ditentukan dan tidak dibolehkan
memindahkannya tanpa seijin atasan yang berwenang,
d. Karyawan diharuskan mentaati petunjuk-petunjuk,standar-standar keselamatan kerja dan
peraturan-peraturan yang berkenaan dengan keselamatan kerja,
e. Tempat kerja harus selalu dijaga kebersihannya serta tidak diperkenankan meletakan
barang-barang tidak pada tempatnya.
6. Perbaikan peralatan kerja :
Karyawan tidak dibolehkan melakukan perbaikan peralatan kerja tanpa ijin dan harus
sepengetahuan atasan yang berwenang.
7. Pemakaian api
Karyawan tidak dibolehkan merokok atau menggunakan api, selain di smoking area.
PASAL 35
KETIKA TERJADI PENYAKIT MENULAR
1. Sakit atau badan lemah dan selalu memerlukan penjagaan yang tertentu bagi
keselamatannya;
2. Hamil atau dalam keadaan lemah karena pendarahan atau keguguran dan lain-lain,
3. Dianggap perlu berdasarkan hasil diagnosa dokter yang menanganinya.
PASAL 36
LARANGAN KERJA
Karyawan yang berada pada salahsatu kondisi dibawah ini tidak di ijinkan masuk kerja yaitu :
a. Menderita penyakit recurrent fever, campak dan lain-lain penyakit menular,
b. Menderita penyakit kudis atau penyakit kulit menular lainnya,radang otak akut,trachoma,dan
lain-lain penyakit mata yang mempunyai patogen menular.
c. Menderita manic deppresive insanity,idiot,dan penyakit syaraf lainnya sehingga dianggap
tidak mampu bekerja,
d. Menderita radang paru-paru, TBC, penyakit menular seksual, dan penyakit lainnya yang
memburuk bila melakukan pekerjaan,
e. Menderita penyakit tertentu yang mengakibatkan di larang bekerja sesuai aturan pemerintah,
f. Karyawan yang secara medis dinyatakan tidak sesuai untuk melakukan pekerjaan
( medically unfit ).
g. Apabila karyawan yang dilarang bekerja berdasarkan alasan-alasan yang di atas hendak
kembali bekerja harus diadakan pemeriksaan terlebih dahulu oleh dokter yang ditunjuk
perusahaan dan bedasarkan keputusan Dokter tersebut.
PASAL 37
KEADAAN DARURAT
Apabila terjadi suatu keadaan yang dapat menimbulkan bahaya kebakaran/kecelakaan atau hal-
hal lainnya ( termasuk musibah ) yang semacam itu karyawan harus berusaha mengamankannya
dan segera melapor kepada atasannya.
PASAL 38
PERLENGKAPAN KERJA
1. Pada waktu kerja /jam kerja karyawan harus mengenakan perlengkapan kerja yang diberikan
perusahaan.
2. Alat-alat perlengkapan kerja yang dibutuhkan oleh karyawan disediakan oleh perusahaan.
3. Karyawan dilarang memberikan perlengkapan kerja dan atau peralatan kerja lainnya kepada
orang lain.
4. Karyawan wajib memelihara dan menjaga kerapihan perlengkapan dan peralatan kerja yang
dipinjamkan oleh perusahaan. Jika seluruh perlengkapan dan peralatan tersebut yang menjadi
tanggungjawabnya tidak dikembalikan atau hilang,perusahaan akan menuntut ganti kerugian
yang besar dan macamnya akan dipertimbangkan sesuai dengan nilai guna perlengkapan dan
peralatan kerja yang bersangkutan.
BAB VIII
TATA TERTIB/DISPLIN KERJA DAN SANKSI TERHADAP PELANGGARANNYA
PASAL 39
TATA TERTIB KERJA/KEDISIPLINAN
1. Kehadiran kerja
a. Setiap karyawan harus hadir pada setiap hari kerja sesuai dengan jamnya;
b. Setiap karyawan wajib mencatatkan kehadirannya baik pada absensi manual atau
Aplikasi system,baik pada waktu masuk kerja, waktu mulai istrirahat,waktu selesai
istrirahat, dan juga waktu kerja lembur ( over time ) jika hendak meninggalkan
lingkungan kerja harus sepengetahuan dan seijin atasan langsung.
c. Setiap karyawan yang terlambat hadir akan diberikan surat peringatan 1 dan
seterusnya,apabila surat peringatan telah mencapai 3 surat maka langsung diberhenti
tugaskan.
d. Jam kerja yang ditetapkan oleh Perusahaan adalah 07.30 waktu setempat sampai selesai.
e. Apabila Karyawan datang terlambat atau melewati jam masuk kerja yang telah di
tentukan Perusahaan maka akan di kenakan sanksi keterlambatan:
i. Terlambat 1-15 Menit : Rp. 10.000
ii. Terlambat 16-30 Menit : Rp. 30.000
iii. Terlambat >30 Menit : Rp. 50.000
4. Mengisi dan
mengumpulkan form izin
ke HRD
iii. Alpa
Ketentuan Alpa Potongan
Karyawan yang dianggap alpa apabila: Alpa akan dikenakan potongan
1. Izin tidak mendapat persetujuan Upah Perhari + Rp.100.000
2. Tidak mengajukan izin kepada Manager,
Manager Head Office, maupun ke HRD
3. Alpa selama 2- 5 hari secara berturut-
turut dalam 1 bulan akan mendapatkan
SP dan Surat Panggilan
4. Khusus bagi sopir perusahaan ( driver ) dan karyawan yang mengemudikan kendaraan
perusahaan :
a. Disiplin dalam berkendara,mengutamakan keselamatan,serta dilarang melanggar
peraturan lalu lintas;
b. Dilarang membawa penumpang yang bukan karyawan maupun membawa barang bukan
milik perusahaan kecuali dengan ijin pimpinan perusahaan;
c. Dilarang mengambil bahan bakar, oli dan lain-lain yang ada dalam kendaraan milik
perusahaan untuk kepentingan pribadi;
d. Menjaga kebersihan dan kerapihan serta merawat serta mengamankan kendaraan;
e. Dilarang tidur di dalam kendaraan milik perusahaan;
ii. Foto kedua siang hari pukul 13.00 (siang) waktu setempat
iv. Setiap hari libur dan tanggal merah juga wajib mengirimkan foto 3x sehari
vi. Jika Karyawan tidak mengirimkan salah satu foto atau tidak melakukan
pengecekan dalam 1 bulan sebanyak 3 kali akan diberikan SP dan denda
sebanyak Rp. 500.000
b. Karyawan (Staff Gudang) wajib menjaga kebersihan freezer, baik di dalam ataupun
di luar freezer.
c. Karyawan (Staff Gudang) wajib menjaga kebersihan Gudang dan Cold storage,
baik di dalam ataupun di luar.
b. Karyawan (Admin) wajib melaporkan jumlah freezer kepada atasan setiap harinya.
PASAL 40
SANKSI/HUKUMAN
1. Perusahaan berwenang penuh dalam menjatuhkan sanksi/hukuman kepada karyawan yang
melakukan kesalahan atau pelanggaran terhadap peraturan-peraturan dan tata tertib yang
tercantum dalam peraturan perusahaan dan ketentuan-ketentuan lainnya yang ditetapkan
perusahaan.
2. Penjatuhan sanksi terhadap karyawan mempertimbangkan berat ringannya kesalahan atau
pelanggaran yang dilakukan serta hal-hal yang mempergaruhi/menyebabkan terjadinya
kesalahan/pelanggaran tersebut ( prinsip kausalitas dalam kesalahan ).
3. Penjatuhan sanksi ini akan membawa pengaruh kepada penilaian prestasi kerja
( konduite )karyawan yang bersangkutan.
PASAL 41
MACAM SANKSI/HUKUMAN DAN GANTI KERUGIAN
8. Apabila karyawan melanggar peraturan yang sudah di atur oleh perusahaan, maka
perusahaan wajib memberikan sanksi dan denda yaitu sbb:
Pelanggaran Sanksi
NOTA HILANG Menghilangkan nota penjualan akan dikenakan denda :
1. Pertama Kali : Rp. 50.000/lembar
2. Kedua Kali : Rp. 100.000/lembar
3. Ketiga Kali : Rp. 150.000/lembar
4. Dan seterusnya : + Rp. 50.000/lembar
KREDIT TOKO 1. Kredit toko hanya boleh diberikan kepada toko yang
sudah melakukan persetujuan antara toko dan
perusahaan.
2. Minus Toko harus ada bukti persetujuan manager,
Tanda Terima, Nota, dan Foto kemudian
dikirimkan ke admin masing-masing cabang
3. Jika tidak ada persetujuan dari manager, akan
mendapatkan SP dan denda Rp 100.000
PEMALSUAN Nota penjualan Toko yang tidak sama dengan nota yang
NOTA PENJUALAN disetor ke admin, akan mendapatkan SP dan denda Rp.
1.000.000
PASAL 44
HAL-HAL YANG DAPAT DI KENAKAN SURAT TEGURAN ATAU SURAT
PERINGATAN
1. Malas bekerja dan tidak ada gejala-gejala perubahan walaupun telah beberapa kali
diperingatkan secara lisan.
2. Alpa ( mangkir kerja ) sebanyak 1 ( satu ) kali.
3. Terlambat datang atau pulang sebelum waktunya tanpa ijin atasan/pejabat perusahaan.
4. Mencatatkan waktu hadir karyawan lain.
5. Pada waktu dan selama jam kerja, meninggalkan tempat kerja tanpa ijin atasan/pejabat
perusahaan atau keluar masuk tempat kerja karyawan lain bukan untuk keperluan pekerjaan
dan mengganggu aktivitas kerja karyawan lain.
6. Karyawan sendiri atau menyuruh orang lain mempergunakan peralatan/mesin/kendaraan
milik perusahaan tanpa ijin atasan/pejabat/bagian umum untuk kepentingan pribadi.
7. Melanggar tata tertib dan disiplin kerja.
8. Mempergunakan api dengan ceroboh dalam komplek kantor.
9. Mengerjakan pekerjaan pribadi dalam jam kerja.
10. Menempel atau menyebarkan pamflet,tulisan,gambar,mencoret-coret tembok,pintu,barang
hasil kerja dan lain-lain yang dapat mengganggu ketertiban umum didalam kantor.
11. Melanggar peraturan keselamatan dan kesehatan kerja.
12. Menolak perintah atasan/pejabat perusahaan yang wajar tanpa alasan yang masuk akal
( irrational excuse ).
13. Menolak memberikan keterangan yang sebenarnya tentang hal-hal yang perlu diketahui
pengusaha dan atau pihak yang berwajib.
14. Mengganggu pekerjaan orang lain dan atau melakukan hal-hal yang dapat dianggap
melanggar norma-norma adat kebiasaan,kesusilaan,agama,dan hokum.
15. Tidak segera melaporkan kepada atasan/pejabat/pengusaha tentang kejadian yang dapat
merugikan perusahaan baik secara materil ( operasional,finansial dan lain-lain ) maupun
imateril ( citra dan nama baik perusahaan ).
16. Pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh supir perusahaan ( driver ) atau karyawan yang
mengemudi kendaraan perusahaan yang disebabkan kecerobohan dan kelalaiannya
menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
PASAL 45
PERBUATAN MENGAKIBATKAN SURAT PERINGATAN KETIGA
1. Berikut adalah perbuatan-perbuatan yang apabila dilakukan oleh karyawan, maka akan
menimbulkan sanksi berupa surat peringatan ketiga, yaitu:
a. Menolak mutasi yang patut.
b. Malas bekerja dan tidak ada gejala-gejala perbaikan walaupun telah diberi peringatan
tertulis sebanyak 3 (tiga) kali.
c. Tidak cakap atau tidak mampu melakukan pekerjaan ( Bad perform ) walau sudah
dilakukan pemindahan penempatan disemua bagian (rolling).
d. Menyalahgunakan fasilitas perusahaan tanpa ijin dari atasan/pejabat perusahaan.
e. Melakukan mogok kerja tidak sah (illegal) yaitu mogok kerja yang dilakukan tidak
memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 139 dan140 undang-undang
no.13 tahun 2003 dan kepmenaker no. 232/MEN/2003 tentang akibat hukum mogok
kerja tidak sah.
f. Melakukan kegiatan usaha untuk keuntungan dirinya sendiri dilingkungan perusahaan
tanpa seijin pimpinan perusahaan.
g. Melakukan pekerjaan rangkap di instansi (perusahaan) lain tanpa ijin pengusaha.
h. Menerima pemberian uang atau barang yang tidak halal sehubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan (tergolong penyuapan/penyogokan atau guilty of bribery).
i. Mengadakan atau akan mengadakan pertemuan propaganda, menempelkan atau
menyebarkan pamphlet,tulisan,gambar dan lain-lain yang dapat menimbulkan gejolak
ketenagakerjaan dan ketertiban umum di lingkungan kantor.
j. Melakukan kesalahan yang diakibatkan berbuat di luar batas tugas,pekerjaan dan
tanggungjawabnya.
PASAL 46
SANKSI BAGI PEJABAT PERUSAHAAN
BAB IX
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA ( PHK)
PASAL 47
KUALIFIKASI PHK
PASAL 49
PHK MENGUNDURKAN DIRI
1. PHK dapat dilaksanakan jika permohonan pengunduran diri ( resign ) disetujui perusahaan.
2. Bagi karyawan yang hendak mengundurkan diri secara sukarela ( atas kemauan sendiri )
wajib memberitahukan secara tertulis kepada pimpinan perusahaan minimal 1( satu ) bulan
sebelum tanggal mulai pengunduran diri efektif.
3. Ketentuan selanjutnya mengenai uang penggantian hak sesuai uu no.13 tahun 2003 dan uang
pisah sebesar 1 bulan upah.
PASAL 50
PHK ATAS DASAR MASALAH KESEHATAN
PASAL 51
PHK KARENA PUTUSAN PENGADILAN NEGERI
Dalam hal terdapat karyawan yang di vonis bersalah oleh pengadilan dan menjalani pidana
penjara atau kurungan di lembaga pemasyarakatan, perusahaan memutuskan hubungan kerjanya
sesuai dengan ketentuan pasal 160 UU No. 13 thn 2003.
PASAL 52
PHK RASIONALISASI
PASAL 53
PHK PERNIKAHAN ANTAR KARYAWAN
Demi menjaga tidak terjadinya benturan kepentingan, perusahaan menetapkan bahwa bagi
karyawan yang menikah dengan sesama karyawan, selanjutnya bagi salah satunya diberikan hak
sebagaimana karyawan PHK tanpa kesalahan yang pelaksanaannya sesuai peraturan perundang-
undangan.
PASAL 55
PHK OTOMATIS
1. PHK Karena mencapai batas usia pensiun
Batas usia pensiun diperusahaan ditetapkan pada pasal 10 yaitu 56 tahun dan kepada
karyawan yang bersangkutan harus meletakkan jabatan dan diberhentikan dengan hormat dan
mendapatkan hak-haknya sesuai pasal 167 UU No. 13 tahun 2003
2. PHK Karena karyawan meninggal dunia
Peristiwa meninggal dunianya karyawan mengakibatkan putusnya hubungan kerja dengan
sendirinya. Ada 2 macam peristiwa meninggalnya karyawan yaitu :
a. Karyawan tetap meninggal dunia bukan karena kecelakaan kerja, perusahaan
memberikan bantuan uang duak kepada ahli warisnya sesuai ketentuan yang tertera
dalam petunjuk teknis Jaminan Kesejahteraan Pegawai 2012 (Juknis JKP 2012) atau
sesuai Pasal 166 UU. No. 13 Tahun 2003 dan juga santunan dari BPJS Ketenagakerjaan.
b. Karyawan tetap meninggal dunia karena kecelakaan kerja/kecelakaan dalam hubungan
kerja, perusahaan memberikan bantuan uang duka kepada ahli warisnya sesuai dengan
ketentuan Bantuan Uang Duka ( Pasal 46 Ayat (2) ) atau sesuai dengan pasal 166 UU
No.13 Tahun 2003 dan juga santunan BPJS Ketenagakerjaan
PASAL 56
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
Perusahaan dapat memberhentikan lerja terhadap karyawan tetatp dan kontrak apabila:
1. Karyawan melanggar tata tertib perusahaan
2. Karyawan sedang dalam proses PHK Oleh perusahaan
3. Karyawan ditahan oleh pihak yang berwajib untuk prosese pemeriksaan karena patut diduga
melakukan tindak pidana
PASAL 57
BESARAN UANG KOMPENSASI SAAT PHK UNTUK PKWT
PASAL 57
PENYELESAIAN KELUH KESAH
Apabila terjadi keluhan/ketidakpuasan dari keryawan harus diselesaikan menurut tatacara
penyelesaian sebagai berikut:
1. Apabila karyawan mempunyai keluh kesah, permata harus segera menyampaikan persoalan
itu kepada atasan langsung dan diusahakan menyelesaikannya dengan atasan langsung
tersebut
2. Bila tidak dapat diselesaikan pada tingkat atasan langsung, maka persoalan tersebut
disampaikan kepada atasan yang lebih tinggi untuk diusahakan menyelesaikannya dalam
tingkatan ini.
3. Apabila persoalan tersebut meskipun telah diusahakan penyelesainnya sampai tingkat
pimpinan bagian dan atau departemen belum juga selesai, maka persoalannya akan
dibicarakan dengan pimpinan divisi atau manager.
4. HR & Legal dapat dilibatkan secara langsung dalam proses penyelesaian keluh kesah
karyawan berdasarkan permintaan atasan dan karyawan yang bersangkutan.
5. Setiap pengaduan keluh kesah bisa dilakukan secara lisan maupun tulisan, dan atasan yang
menerima keluhan bawahannya wajib memperhatikan dan merekam isi pembicaraan dengan
bawahannya tersebut secara tertulis.
6. Apabila persoalan belum juga dapat diselesaikan maka bantuan Dinas Tenaga Kerja setempat
akan diminta untuk membantu menyelesaikannya.
BAB X
MASA BERLAKU PERATURAN PERUSAHAAN
Pasal 58
MASA BERLAKU
1. Peraturan perusahaan ini berlaku sejak tanggal disahkan oleh kementrian Ketenagakerjaan
Republik Indonesia, dan masa berlakunya adalah 2 (dua) tahun.
2. Untuk peraturan perusahaan berikutnya harus sudah disusun paling lambat 3 (tiga) bulan
sebelum masa berlaku peraturan perusahaan ini berakhir
3. Setelah berakhir masa berlakunya peraturan ini dan peraturan perusahaan yang baru belum
selesai dibuat dan disahkan Kementrian Ketenagakerjaan Republik Indonesia, maka
Peraturan ini tetap berlaku.
BAB XI
PERATURAN PELAKSANAAN
Pasal 56
BENTUK PERATURAN PELAKSANAAN
Hal-hal yang diatur didalam peraturan perusahaan ini akan diatur secara tersendiri di dalam
keputusan, ketetapan, edaran, internal office memo, petunjuk teknis, standard operating
procedure (SOP) seperti HACCP, GMP, K3 dan lain-lain peraturan yang merupakan peraturan
tambahan dan atau peraturan pelaksanaan dan atau penafsiran dari peraturan ini.
BAB XII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 57
ARTI KETENTUAN PERALIHAN
Semua peraturan yang mengatur mengenai hubungan ketenagakerjaan di perusahaan yang sudah
berlaku sebelum peraturan perusahaan ini, dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan
dengan ketentuan-ketentuan peraturan perusahaan dan peraturan perundan-undangan yang
berlaku. Bilamana terjadi kekeliruan maka akan diadakan perbaikan semestinya.
BAB XIII
KETENTUAN PENUTUP
PASAL 58
Peraturan Perusahaan ini mulai berlaku pada tanggal disahkan oleh Kementrian Ketegakerjaan
Republik Indonesia, agar setiap karyawan mengetahuinya, Maka salinannya akan diberikan
kepada setiap karyawan melalui pimpinannya.