Makalah Inquiry 02

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

Kelompok 3

MAKALAH
“PEMBELAJARAN INQUIRY”
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah : Strategi Pembelajaran
Dosen Pengampu : Prof.Dr H.MAZRUR, M.Pd.

Oleh :

M.Luqman Hakim
NIM 2211110153
Muhammad Ainur Rafiq
NIM 2211110149

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKARAYA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

TAHUN 2024 M / 1445 H

1
Kelompok 3

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan limpahan
rahmat, karunia serta pertolongan-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “PEMBELAJARAN INQUIRY” tepat pada waktunya.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah saw
yang senantiasa menjadi teladan bagi umat manusia.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Bapak “Prof.Dr.H.MAZRUR, M.Pd.” Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan kita mengenai cara untuk mengembangkan
keterampilan berfikir secara kritis dan kreatif sekaligus melatih keterampilan
berkolaborasi secara terbuka bagi peserta didik dan juga untuk menambah
pengetahuan bagi para pembaca dan juga penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof,Dr.H.MAZRUR, M.Pd
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang sedang kami tekuni. Kami juga sangat
berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses
pengerjaan makalah ini.
Makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Palangka Raya, 08 Februari 2024

Tim Penulis

2
Kelompok 3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar Belakang.........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah....................................................................................................6
C. Tujuan......................................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................8
A. Konsep Pembelajaran inquiry..................................................................................8
B. Teori-Teori Belajar Yang Melandasi Pembelajaran Inquiry..................................10
C. Prinsip – Prinsip pembelajaran Inquiry..................................................................14
D. Karakteristik Pembelajaran Inquiry.......................................................................15
E. Keunggulan dan Kekurangan Pembelajaran Inquiry............................................16
F. Langkah-Langkah Pembelajaran Inquiry...............................................................17
BAB III PENUTUP..........................................................................................................18
A. Kesimpulan............................................................................................................18
B. Saran.......................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................20

3
Kelompok 3

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi
sumber Daya manusia ( SDM ). Pendidikan merupakan satu-satunya cara
agar manusia dapat Menjadi lebih baik dalam meningkatkan sumber daya
manusia, sehingga dapat Mengimbangi setiap perkembangan yang terjadi
agar tidak tertinggal jauh oleh kemajuan Teknologi.
Pendidikan menjadi tanggung jawab bersama, oleh karena itu perlu
adanya kerja Sama dari berbagai pihak seperti penentu kebijakan, pihak
kampus, orang tua, dan Masyarakat luas. Hal ini perlu disadari bahwa
masalah yang dihadapi oleh dunia Pendidikan di Indonesia pada saat ini
adalah sangat beragam dan kompleks. Salah satunya Adalah krisis
paradigma berupa kesenjangan dan ketidak sesuaian antara tujuan yang
Ingin dicapai dan paradigma yang digunakan. Sebagai contoh dari
kesenjangan ini, Mahasiswa pada setiap jenjang pendidikan dijejali dengan
informasi-informasi yang harus Dikuasai mahasiswa, sehingga mahasiswa
hanya mengetahui pengetahuan jangka pendek, Sementara kehidupan di
masa depan menuntut pemecahan baru secara inovatif dalam arti
Mahasiswa dituntut memiliki pengetahuan jangka panjang.
Proses pembelajaran matematika yang berlangsung di kampus saat ini
masih Banyak didominasi oleh dosen, dimana dosen sebagai sumber
utama pengetahuan. Keberadaan dosen dalam suatu kampus tidak dapat
disangkal lagi, karena tanpa adanya Dosen dalam kampus tidak akan dapat
berjalan. Dalam hal ini dosen memegang peranan Penting dalam
pelaksanaan pembelajaran, Sehingga metode yang digunakan banyak
Menuntut keaktifan dosen dari pada mahasiswa sebagai pembelajar
sehingga mahasiswa kurang aktif Dalam proses pembelajaran. Mahasiswa
hanya mendengarkan, memperhatikan dan mencatat apa yang Diterangkan
oleh dosen, sehingga mahasiswa tidak terlatih untuk berpikir
mengembangkan ide untuk lebih Memantapkan pemahaman tentang suatu

4
Kelompok 3

konsep. Kenyataan lainnya adalah sering dijumpai sehari-hari di Kelas


pada saat proses perkuliahan berlangsung banyak mahasiswa yang belum
belajar tentang materi yang Akan diajarkan oleh dosen. Masih ada dosen
yang terpaku pada satu metode pembelajaran yang digunakan Dalam
proses belajar mengajar secara terus menerus tanpa pernah
memodifikasinya atau menggantikannya Dengan metode lain walaupun
tujuan pembelajaran yang hendak dicapai berbeda. Hal ini dapat
Mengakibatkan pencapaian tujuan pembelajaran oleh para mahasiswa
tidak optimal.1
Oleh karena itu, untuk mewujudkan tujuan pembelajaran tersebut,
dalam pelaksanaan kegiatan perkuliahan, dosen hendaknya memilih dan
menggunakan metode pembelajaran yang melibatkan mahasiswa aktif
dalam pembelajar, baik secara mental, fisik maupun sosial. Pada
pembelajaran matematika hendaknya disesuaikan dengan bahan ajar dan
perkembangan berpikir mahasiswa. Salah satu alternatif metode
pembelajaran yang dapat digunakan untuk mendorong mahasiswa berpikir
aktif dan meningkatkan pemahaman mmahasiswa akan pembelajaran
matematika adalah metode pembelajaran inquiry. Inquiry merupakan salah
satu metode mengajar yang erat kaitannya dengan menempatkan
mahasiswa sebagai subjek belajar yang aktif, sesuai dengan pendapat
mulyasa bahwa “Metode inquiry adalah metode yang mampu menggiring
mahasiswa untuk menyadari apa yang telah didapatkan selama belajar.
Pada metode inquiry dalam proses perencanaan pembelajaran dosen
bukanlah mempersiapkan sejumlah materi yang harus dihafal melainkan
merancang pembelajaran yang memungkinkan mahasiswa menemukan
sendiri materi yang harus dipahami melalui proses berpikir secara
sistematis.
Berdasarkan hasil wawancara terhadap Guru mata pelajaran fisika
kelas X SMA Kesatrian 2 Semarang ditemukan Permasalahan tentang
1
Nurfitriyanti, Eva, and Maya Roida. “Metode Pembelajaran Inquiry Dan Pengaruhnya Terhadap
Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Kreativitas Belajar.” Jurnal Pendidikan Matematika
(2015).

5
Kelompok 3

rendahnya keaktifan Siswa untuk mengajukan pertanyaan dalam


Pembelajaran sangat rendah sekitar 5%, Keaktifan dalam diskusi
kelompok hanya 25% siswa, dan keaktifan mengerjakan soal 3% siswa.
Pembelajaran inquiry merupakan

Pembelajaran yang menuntut siswa belajar Aktif. Pembelajaran


inquiry berbasis pictorial Riddle memanfaatkan gambar sebagai media
Pembelajaran. Gambar disajikan berupa Visualisasi materi pelajaran untuk
Merangsang siswa berpikir kritis dan aktif. Siswa terlibat langsung dalam
diskusi dan Pemecahan masalah dari gambar. Keterlibatan siswa secara
langsung tersebut Diharapkan dapat menjandikan siswa lebih Aktif dalam
aktivitas belajarnya. Model Pembelajaran ini telah digunakan pada
Penelitian terdahulu untuk mata pelajaran IPA-Fisika tingkat SMP.
Berdasarkan hasil Penelitian yang berjudul Peningkatan Aktivitas dan
Hasil Belajar IPA-Fisika Pada Siswa Kelas VIII C SMP Negeri 7 Jember
Tahun Ajaran 2014/2015 dengan Model Inkuiri melalui Teknik Pictorial
RiddleTerdapat peningkatan keaktifan siswa setelah Diterapkan model
pembelajaran inquiry Pictorial riddle.2 Berdasarkan latar belakang
tersebut,tim penulis Mengambil judul “ Pembelajaran Inquiry ” pada
materi Gerak lurus.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep pembelajaran inquiry?
2. Apa saja teori-teori belajar yang melandasi pembelajaran inquiry?
3. Bagaimanakah prinsip dari pembelajaran inquiry?
4. Apa karakteristik dari pembelajaran inquiry?
5. Sebutkan kekurangan dan kelebihan dari pembelajaran inquiry?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep pembelajaran inquiry.
2. Untuk mengetahui teori-teori yang melandasi pembelajaran inquiry.
2
Febriana, Magfira, et al. “Penerapan model pembelajaran Inquiry Pictorial Riddle untuk
meningkatkan keaktifan siswa.” Jurnal Pendidikan Fisika dan Keilmuan (JPFK) 4.1 (2018): 10-16.

6
Kelompok 3

3. Untuk mengetahui tujuan pembelajaran inquiry.


4. Untuk mengetahui karakteristik pembelajaran inquiry.
5. Untuk menjelaskan kekurangan dan kelebihan pembelajaran inquiry.

7
Kelompok 3

BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Pembelajaran inquiry
Pengajaran inkuiri adalah suatu Strategi yang berpusat pada suatu
persoalan Atau mencari jawaban terhadap pertanyaan-Pertanyaan di dalam
suatu prosedur dan Struktur kelompok yang digariskan secara Jelas. Dalam
pembelajaran inkuiri siswa Mencari dan menemukan sendiri materi
Pelajaran melalui pengalaman langsung secara Kontekstual, yaitu dengan
cara mengeksplorasi Dan mengelaborasi pengalaman belajarnya.
Pembelajaran inkuiri dapat memaksimalkan Kemampuan siswa yang
meliputi sikap, Pengetahuan, dan keterampilan untuk mencari Dan
menyelidiki sesuatu (benda, manusia, atau Peristiwa) secara sistematis
kritis, logis dan Analitis.3
Inquiry learning melingkupi dua kata, inquiry dan learning. Inquiry
artinya meminta keterangan atau penyelidikan. Sementara learning artinya
pembelajaran. Dengan begitu inquiry learning adalah kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada rasa ingin tahu dari siswa untuk
mencari dan menyelidiki secara sistematis apa yang akan ia pelajari.
Model pembelajaran inquiry learning adalah kegiatan belajar yang
menekankan pada pengembangan keterampilan penyelidikan dan
kebiasaan berpikir yang memungkinkan peserta didik untuk melanjutkan
pencarian pengetahuan.
Metode ini memberikan kesempatan kepada peserta didik dalam
penyelidikan sebuah masalah. Sementara bagi pengajar, inquiry based-
learning adalah seraingkaian proses yang menggerakkan siswa dalam
menemukan jawaban atas rasa keingintahuannya melalui pemikiran kritis.
Dalam kata lain, siswa dituntut untuk berpikir kritis, logis, melakukan
identifikasi masalah dan menemukan sendiri jawabannya dengan

3
Husnah, Nadila. “PEMBELAJARAN INQUIRY TERBIMBING DI ERA SOCIETY 5.0.”
Prosiding Seminar Nasional Inovasi Pendidikan. 2022.

8
Kelompok 3

melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan. Hal ini dapat


meningkatkan atau mengembangkan kemampuan yang mereka miliki
sebelumnya.
Penting untuk diingat bahwa pembelajaran berbasis inkuiri (inquiry
based-learning) bukanlah teknik atau praktik saja, tetapi sebuah proses
yang memiliki potensi untuk meningkatkan keterlibatan intelektual dan
pemahaman mendalam para peserta didik.
Model pembelajaran Inquiry Learning juga merupakan salah satu
model pembelajaran yang menekankan peserta didik Untuk mencari tahu
dan membangun pengetahuannya sendiri. Model pembelajaran Inquiry
Learning Merupakan model yang dikembangkan supaya peserta didik
mampu menemukan dan menggunakan berbagai Sumber informasi dan
ide-ide agar pemahaman peserta didik tentang berbagai masalah, topik,
atau isu tertentu Dapat maka disimpulkan bahwa model pembelajaran
Inquiry Learning Merupakan model pembelajaran yang merangsang
kemampuan peserta didik agar dapat berpikir kritis dalam Menyelesaikan
masalah yang diberikan oleh guru dengan cara mengumpulkan informasi
secara mandiri.4
Sudah banyak peneliti yang melakukan penelitian tentang peningkatan
berpikir kritis dengan Menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning dan Inquiry Learning. Di antaranya adalah Penelitian yang
dilakukan Syahroni Ejin, dari hasil penelitiannya didapatkan kesimpulan
bahwa pembelajaran Menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis Pada peserta
didik Kemudian, dari penelitian yang dilakukan oleh Shofiyah, Tati
Sumiati, dan Idat Muqodas didapatkan kesimpulan bahwa keterampilan
berpikir kritis peserta didik dalam pembelajaran IPA mengalami
peningkatan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based
4
Setianingsih, N. P. Y. “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Menggunakan Media Konkret
Untuk,Meningkatkan Aktivitas Dan Penguasaan Kompetensi Pengetahuan IPA”. E-Journal PGSD
Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD, 6 No. 1(1).2016
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/view/7142/4871

9
Kelompok 3

Learning Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan Krisda Amelia dan


Suhandi Astuti didapatkan hasil Bahwa pembelajaran dengan
menggunakan model Inquiry Learning mampu meningkatkan kemampuan
Berpikir kritis pada peserta didik. Lalu, pada penelitian yang dilakukan
Siti Aminah, Tri Saptuti, dan Kartika Chrysti, membuktikan bahwa
kemampuan berpikir kritis pada peserta didik Meningkat setelah
menggunakan model pembelajaran Inquiry Learning.5
Adapun Jenis pembelajaran inquiry di bagi menjadi 2 yaitu:
1.Open Inquiry (inkuiri terbuka)
Jenis pembelajaran ini pengajar menempatkan diri sebagai fasilitator
selama proses pembelajaran. Pengajar bisa memberikan masukan dan ikut
terlibat membantu peserta didik jika diminta. Dalam proses pembelajaran,
peserta didik mendapat kebebasan mengeksplor penyelidikannya. Terdapat
inisiatifnya sendiri dari peserta didik dalam menyelesaikan sebuah
permasalahan yang dihadapi dan menemukan jawabannya sendiri.
2. Guided Inquiry (inkuiri terbimbing)
Berbeda dengan open inquiry, peran pengajar pada guided inquiry
dimulai dari menentukan tema dan topik penyelidikan yang akan dibahas.
Selain itu pengajar juga turut mengembangkan pertanyaan-pertanyaan
yang akan diselidiki peserta didik. Dalam hal ini pengajar ikut terlibat
dalam membimbing dari awal proses hingga akhir.

B. Teori-Teori Belajar Yang Melandasi Pembelajaran Inquiry


Adapun teori-teori belajar yang mendasari proses pembelajaran
dengan model adalah sebagai berikut;
1. Teori Belajar Konstrukvisme
2. Teori Belajar Ausubel
3. Teori Belajar Bruner

5
Efendi, Dwi Ratna, and Krisma Widi Wardani. “Komparasi Model Pembelajaran Problem Based
Learning dan Inquiry Learning Ditinjau dari Keterampilan Berpikir Kritis Siswa di Sekolah
Dasar.” Jurnal Basicedu 5.3 (2021): 1277-1285.

10
Kelompok 3

1. Teori Belajar Konstrukvisme


Menurut Gagne menjelaskan pembelajaran dapat didefinisikan
sebagai: Serangkaian Sumber belajar dan prosedur yang digunakan
untuk memfasilitasi berlangsungnya proses Belajar
Konstruktivisme berarti bersifat membangun. Dalam konteks
filsafat pendidikan, Konstruktivisme adalah suatu upaya
membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern.
Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, bahwa konstruktivisme
merupakan sebuah teori yang Sifatnya membangun, membangun
dari segi kemampuan, pemahaman, dalam proses Pembelajaran.
Sebab dengan memiliki sifat membangun maka dapat diharapkan
keaktifan dari Pada siswa akan meningkat kecerdasannya.
Konstruktivisme adalah sebuah filosofi pembelajaran yang
dilandasi premis bahwa Dengan merefleksikan pengalaman, kita
membangun, mengkonstruksi pengetahuan pemahaman Kita
tentang dunia tempat kita hidup. Setiap kita akan menciptakan
hukum model mental kita Sendiri, yang kitapergunakan untuk
menafsirkan dan menerjemahkanPengalaman. Belajar, Dengan
demikian, semata-semata Sebagai suatu proses pengaturan model
mental seseorang Untuk Mengakomodasi pengalaman-pengalaman
baru.
Dalam mencermati realitas kehidupan sehari-hari, para
konstruktivis mempercayai bahwa Pengetahuan itu ada dalam diri
seseorang yang sedang berusaha mengetahui. Pengetahuan tidak
Dapat dipindahkan begitu saja dari otak seseorang (guru) ke kepala
orang lain (siswa). Siswa Sendirilah yang mengartikan apa yang
telah diajarkan dengan menyesuaikan terhadap Pengalaman mereka
(Lorsbach & Tobin, 1992). Karena pengetahuan yang kita peroleh
adalah Hasil konstruksi kita sendiri, maka konstruktivis menolak
kemungkinan transfer pengetahuan Dari seseorang kepada orang
Individu itu sendirilah yang mengolah informasi-informasi yang ia

11
Kelompok 3

Lain. Peroleh untuk selanjutnya menjadi pengetahuan yang ia


bangun sendiri.Pengetahuan Merupakan hasil konstruksi sosial.
Karena kegiatan pembelajaran menekankan kemampuan siswa
mengkonstruksi Pengetahuannya sendiri, maka setiap siswa harus
memiliki kemampuan untuk memperdayakan Fungsi-fungsi psikis
dan mental yang dimilikinya. Hal ini terkait dengan proses
konstruksi yang Menuntut beberapa kemampuan dasar, yaitu; (1)
kemampuan mengingat dan mengungkapkan Kembali pengalaman,
(2) kemampuan membandingkan, mengambil keputusan
(justifikasi) Mengenai persamaan dan perbedaan, serta (3)
kemampuan lebih menyukai pengalaman yang Satu dari pada
pengalaman yang lain. Pentingnya kemampuan mengingat dan
mengungkapkan Karena konstruktivis mengakui bahwa
pengetahuan seseorang terbentuk karena adanya Interaksi dengan
pengalaman-pengalamannya. Karena itu proses pembelajaran harus
Memberikan pengalaman belajar yang baik kepada siswa.
Bagaimana semestinya mereka harus Belajar, belajar berinteraksi
dengan orang lain, belajar mengemukakan ide atau pikiran serta
Pengalaman-pengalamannya, semuanya akan menjadi pengalaman
yang sangat penting bagi Siswa. Kemampuan membandingkan
mempunyai arti penting dalam mendukung kemampuan
Mengkonstruksi pengetahuan, karena melalui kemampuan tersebut
seseorang dapat menarik Sifat-sifat yang lebih umum dari
pengalaman-pengalaman khusus serta melihat kesamaan dan
Perbedaannya untuk membuat klasifikasi dan membangun suatu
pengetahuan.6
Jadi, belajar dianggap sebagai proses untuk
mengkonstruksipengetahuan yang dilakukan oleh siswa secara
mandiri. Karenasiswa diarahkan untuk menjawab materi sesuai
dengan kemampuandan pengetahuan yang dimilikinya saat itu.
6
Mulyadi, Mulyadi. “Teori Belajar Konstruktivisme Dengan Model Pembelajaran (Inquiry).” Al
Yasini: Jurnal Keislaman, Sosial, Hukum Dan Pendidikan 7.2 (2022): 174-174.

12
Kelompok 3

Disamping itu, dalamkonstruktivisme proses belajar dipengaruhi


oleh faktor pengalamandan lingkungan yang mendukung dalam
memecahkan masalah melakukan penyelidikan, dan menarik suatu
kesimpulan. Hal inisejalan dengan rancangan materi yang
disesuaikan dengan masalah yang baisa dialami dilingkungan
sehari-hari. Dengan demikian teori kontruktivisme berkaitan
dengan penjelasan melalui metode inquiry.
2. Teori Belajar Ausubel
Menurut Ausubel pembelajaran bermakna merupakan suatu
proses mengaitkan informasi baru pada Konsep-konsep relevan yang
terdapat dalam struktur kognitif Seseorang. Struktur kognitif meliputi
fakta-fakta, konsep-konsep, Dan generalisasi-generalisasi yang telah
dipelajari dan diingat Siswa.7
Belajar bermakna merupakan suatu proses dimana setiap informasi
atau pengetahuan baru dihubungkan dengan struktur pengertian atau
pemahaman yang sudah dimilikinya oleh siswa sebelumnya. Belajar
bermakna terjadi bila siswa mampu menghubungkan setiap informasi baru
kedalam struktur pengetahuan mereka. Hal ini terjadi melalui pemahaman
siswa terhadap sebuah konsep, mampu mengubah konsep melalui
prosesasimilasi dan akomodasi konsep. Sehingga menyebabkan
peningkatan kemampuan untuk memecahkan masalah. Untuk itudapat
dikatakan teori belajar bermakna dari Ausubel sesuai dengan model
pembelajaran inkuiri. Karena siswa mengidentifikasi masalah dan
menyelesaikan materi secara mandiri tanpa dibimbing oleh guru.
3. Teori Belajar Brunner
Menurut Bruner, pada dasarnya belajar merupakan proses
perkembangan kognitif yang terjadi dalam diri seseorang. Ada tiga proses
kognitif yang berlangsung dalam belajar, yaitu: proses pemerolehan
informasi baru, proses transformasi informasi, proses mengevaluasi atau
menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan. Pemerolehan informasi baru
7
Rahmah, Nur. “Belajar bermakna ausubel.” Al-Khwarizmi: Jurnal Pendidikan Matematika Dan
Ilmu Pengetahuan Alam 1.1 (2013): 43-44

13
Kelompok 3

dilakukan melalui kegiatan membaca buku atau sumber lainnya yang


sesuai, mendengarkan penjelasan guru, melihat audiovisual, dan
sebagainya. Transformasi informasi yaitu tahap memahami, mencerna, dan
menganalisis pengetahuan baru serta mentransformasikan dalam bentuk
baru yang mungkin bermanfaat.
Dalam bukunya “The act Discovery” (1961),Bruner mengemukakan
beberapa kebaikan dariBelajar penemuan yaitu: • Meningkatkan potensi
intelektual •Mengalihkan ketergantungan dari hadiah eksentrik ke hadiah
Intrinsik • Menguasai heuristika penemuan • Meningkatkan daya Ingat
Berdasarkan pendapat yang diungkapkan Bruner, modelinkuiri
mempunyai kesesuaian dengan teori belajar penemuan.Karena siswa
diarahkan untuk menyelesaikan permasalahan padalembar kerja sesuai
dengan pengetahuan dan kemampuan sendiri.Setelah itu siswa berdiskusi
dan dapat menarik kesimpulan sendiri mengenai materi yang diberikan.8

C. Prinsip – Prinsip pembelajaran Inquiry


4. Berorientasi Pada Pengembangan Intelektual
Tujuan utama dari strategi Pembelajaran inkuiri adalah Pengembangan
kemapuan berfikir. Dengan demikian, strategi Pembelajaran ini selain
berorientasi Pada hasil belajar, juga berorientasi Pada proses belajar.
Oleh karena itu kriteria keberhasilan dari proses Pembelajaran bukan
ditentukan oleh Sejauh mana peserta didik mampu Menguasai materi
pelajaran, tetapi Sejauh mana peserta didik beraktifitas Mencari dan
menemukan sesuatu.
5. Prinsip Interaksi
Proses pembelajaran pada Dasarnya adalah proses interaksi, baik
Interaksi antara peserta didik maupun Interaksi peserta didik dengan
guru, Bahkan interaksi antara peserta didik Dengan lingkungan
sekitarnya. Pembelajaran sebagai proses interaksi Berarti menempatkan
guru atau Pendidik bukan sebagai sumber belajar, Melainkan sebagai

8
Sundari, Sundari, and Endang Fauziati. “Implikasi Teori Belajar Bruner dalam Model
Pembelajaran Kurikulum 2013.” Jurnal Papeda: Jurnal Publikasi Pendidikan Dasar 3.2 (2021):
128-136.

14
Kelompok 3

fasilitator atau Pengatur lingkungan maupun pengatur Interaksi itu


sendiri.
6. Prinsip bertanya
Tugas utama guru dalam Menerapkan strategi ini adalah menjadi
Penanya yang baik bagi peserta didik. Artinya, bagaimana upaya yang
harus Dilakukan guru agar peserta didik Menjadi kritis, kemudian
melontarkan Pertanyaan-pertanyaan tajam. Di sisi Lain guru juga harus
menjadikan peserta Didik penjawab yang baik. Dengan Demikian,
pertanyaan dari peserta didik Yang satu dijawab oleh peserta didik Yang
lain, kemudian dilengkapi oleh Guru.
7. Prinsip belajar untuk berpikir
Belajar bukan hanya mengingat Sejumlah fakta, tetapi belajar adalah
Proses berpikir (learning how to think), Yakni proses mengembangkan
potensi Seluruh otak, baik otak kiri maupun Otak kanan, baik otak
reptile, otak limbic,Maupun otak neokorteks. Dengan Demikian,
pembelajaran inkuiri Merupakan pemanfaatan dan Penggunaan otak
secara maksimal.
8. Prinsip keterbukaan
Belajar adalah suatu proses Mencoba berbagai kemungkinan. Segala
Sesuatu mungkin saja terjadi. Oleh Karena itu, anak perlu diberikan
Kebebasan untuk mencoba sesuai Dengan perkembangan kemampuan
Logika maupun nalarnya. Tugas guru Adalah menyediakan ruang untuk
Memberikan kesempatan kepada Peserta didik mengembangkan
Hipotesis, dan secara terbuka Membuktikan kebenaran hipotesis yang
Diajukannya.9

D. Karakteristik Pembelajaran Inquiry


Menurut Cleverly sebagaimana dikutip Abidin, mengemukakan beberapa
karakterisik teori belajar inkuiri yaitu:
1. Kemampuan berpikir kritis, teori Belajar inkuiri menuntut anak didik Untuk
berpikir kritis.
2. Memfasilitasi, teori belajar inkuiri Senantiasa memfasilitasi anak didik

9
Suyadi, “Strategi Pembalajaran Pendidikan Karakter” (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2013), 119-121.

15
Kelompok 3

Dengan berbagai pertanyaann yang Bersifat terbuka.


3. Fleksibel, teori belajar inkuiri Merupakan model pembelajaran yang
Fleksibel dengan memberikan Kebebasan siswa dalam memilih topik Dan
melaksanakan penelitian.
4. Berbasis pendekatan interdisipliner, Teori belajar inkuiri berhubungan
Dengan berbagai disiplin ilmu Pengetahuan.
5. Terbuka, teori belajar inkuiri dilandasi Unsur instrinsik terbuka sebagai
atribut Memfasilitasi denga syarat yang Fleksibel.
6. Pemecahan masalah, teori belajar Inkuiri senantiasa ditujukan agar siswa
Mampu memecahkan masalah.
7. Sebagai sumber belajar,teori belajar Inkuiri dilaksanakan dengan
Melibatkan beragam sumber belajar.
8. Tanggung jawab pribadi, teori belajar Inkuiri mendoronganak didik untuk
Mengembangkan karakter bertanggung Jawab atas kegiatan belajar yang
Dilakukannya.
9. Pengaturan sendiri, teori belajar inkuiri Megembangkan anak didik agar
Mampu belajar secara mandiri dengan Penuh percaya diri.10
E. Keunggulan dan Kekurangan Pembelajaran Inquiry
Adapun Keunggulan Pembelajaran Inquiry sebagai berikut:
9. Menekankan pada pengembangan Aspek kognitif secara progresif.
10. Peserta didik lebih aktif dalam Mencari dan mengolah informasi, Sampai
menemukan jawaban atas Pertanyaan secara mandiri.
11. Peserta didik memahami konsep-Konsep dasar dan ide-ide dengan lebih
baik.
12. Memberikan ruang kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan
gaya belajar mereka masing-masing.
13. Peserta didik yang memiliki kemampuan di atas rata-rata tidak akan
terhambat oleh peserta didik yang lambat dalam belajar.
14. Membantu peserta didik Menggunakan ingatan dalam Mentransfer
konsep yang dimilikinya Kepada situasi-situasi proses belajar Yang baru.
Sedangkan Kekurangan nya adalah sebagai berikut:
1. Jika guru kurang spesifik Merumuskan teka-teki atau Pertanyaan kepada peserta

10
Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013 (Bandung:PT.
Refika Aditama, 2014), hal 152.

16
Kelompok 3

didik Dengan baik untuk memecahkan Permasalahan secara sistematis, Maka


peserta didik akan bingung Dan tidak terarah.
2. Sering kali guru mengalami kesulitan Dalam merencanakan pembelajaran Karena
terbentur dengan kebiasaan Peserta didik dalam belajar.
3. Dalam implementasinya, strategi Pembelajaran inquiry memerlukan Waktu yang
lama, sehingga guru Sering kesulitan menyesuaikannya Dengan waktu yang
ditentukan.
4. Pada sistem pembelajaran klasikal Dengan jumlah peserta didik yang Relatif
banyak, penggunaan strategi Pembelajaran inquiry sukar untuk Dikembangkan
dengan baik.
5. Selama kriteria keberhasilan belajar Ditentukan oleh kemampuan peserta Didik
dalam menguasai materi, maka Pembelajaran inquiry sulit Diimplementasikan. 11

F. Langkah-Langkah Pembelajaran Inquiry


Guru memberikan penjelasan, instruksi atau pertanyaan terhadap
materi yang akan diajarka Memberikan tugas kepada peserta didik untuk
menjawab pertanyaa Guru memberikan penjelasan terhadap persoalan
persoalan yang mungkin membingungkan peserta didik Resitasi untuk
menanamkan fakta-fakta yang telah dipelajari sebelumny Siswa merangkum
dalam bentuk rumusan sebagai kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Sedangkan menurut Sanjaya langkah pembelajaran inquiry learning adalah:
1) Orientasi: guru melakukan langkah untuk membina suasana atau iklim
pembelajaran yang kondusif
2) Merumuskan Masalah: langkah yang membawa siswa pada suatu
persoalan yang mengandung teka-teki.
3) Merumuskan Hipotesis: guru mengembangkan kemampuan menebak
(berhipotesis) pada setiap anak dengan mengajukan berbagai pertanyaan
yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban
sementara atau perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan
yang dikaj
4)

11
Muchlis Solichin, Mohammad. "Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Discovery
dalam Pendidikan Agama Islam." TADRIS: Jurnal Pendidikan Islam 12.2 (2017): 215-
231.

17
Kelompok 3

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat di tarik kesimpulan, sebagai berikut:
1. Model pembelajaran inquiry adalah model
pembelajaran yangmempersiapkan siswa pada situasi
untuk melakukan eksperimen sendirisehingga dapat
berpikir secara kritis untuk mencari dan menemukan
jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
2. Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri
adalahketerlibatan siswa secara maksimal dalam
proses kegiatan belajar, keterarahan kegiatan secara
maksimal dalam proses kegiatan belajar,
mengembangkan sikap percaya pada diri siswa
tentang apa yangditemukan dalam proses inkuiri.
Namun dalam penerapannya,pembelajaran inkuiri ini
memiliki kelemahan seperti adanya kesulitan dalam
mengontrol siswa, ketidaksesuaian kebiasaan siswa
dalambelajar, kadang memerlukan waktu yang
panjang dalam pengimplementasiannya, dan sulitnya
dalam implementasi yang dilakukan oleh guru bila
keberhasilan belajar bergantung pada siswa.
3. Teori-teori yang melandasi model pembelajaran
inquiri yaituteori belajar kontruktivisme, teori belajar
Ausubel, teori belajarpenemuan oleh Gagne.
4. Model pembelajaran inquiry mengandung proses-
proses mental yang lebih tinggi tingkatannya,

18
Kelompok 3

misalnya merumuskan problema sendiri,merancang


eksperimen sendiri, melakukan eksperimen
sendiri,mengumpulkan dan menganalisis data,
menarik kesimpulan, mempunyai sikap-sikap
obyektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka, dan
sebagainya
B. Saran
Kepada guru yang akan menerapkan model pembelajaran Inkuiri
Terbimbing diharapkan membiasakan siswa belajar dari kondisi
lingkungan sekitar agar kemampuan berpikir kritis siswa berkembang.

19
Kelompok 3

DAFTAR PUSTAKA
Abidin Yunus(2014), “Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum
2013” Bandung:PT. Refika Aditama.
Endang Fauziati, Sundari.(2021) “Implikasi Teori Belajar Bruner dalam Model
Pembelajaran Kurikulum 2013.” Jurnal Papeda: Jurnal Publikasi
Pendidikan Dasar 3.2.
Krisma Widi Wardani, Dwi Ratna, Efendi.(2021) “Komparasi Model
Pembelajaran Problem Based Learning dan Inquiry Learning Ditinjau dari
Keterampilan Berpikir Kritis Siswa di Sekolah Dasar.” Jurnal Basicedu 5.3
Maya Roida,Eva,and Nurfitriyanti(2015) . “Metode Pembelajaran Inquiry Dan
Pengaruhnya Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Kreativitas
Belajar.” Jurnal Pendidikan Matematika
Mohammad, Muchlis Solichin(2017). “Penerapan Model Pembelajaran Inquiry
Discovery dalam Pendidikan Agama Islam.” TADRIS: Jurnal Pendidikan
Islam 12.2
Magfira,Febriana, et al.(2018) “Penerapan model pembelajaran Inquiry Pictorial
Riddle untuk meningkatkan keaktifan siswa.” Jurnal Pendidikan Fisika dan
Keilmuan (JPFK) 4.1
Mulyadi, Mulyadi.(2022) “Teori Belajar Konstruktivisme Dengan Model
Pembelajaran (Inquiry).” Al Yasini: Jurnal Keislaman, Sosial, Hukum Dan
Pendidikan 7.2
Nur, Rahmah(2013). “Belajar bermakna ausubel.” Al-Khwarizmi: Jurnal
Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam 1.1
N. P. Y, Setiyaningsih.(2016) “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri
Menggunakan Media Konkret Untuk,Meningkatkan Aktivitas Dan
Penguasaan Kompetensi Pengetahuan IPA”. E-Journal PGSD Universitas
Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD, 6 No. 1(1).
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/view/7142/487
Nadila, Hasnah.(2022) “PEMBELAJARAN INQUIRY TERBIMBING DI ERA
SOCIETY 5.0.” Prosiding Seminar Nasional Inovasi Pendidikan.
Suyadi, (2013) “Strategi Pembalajaran Pendidikan Karakter” Bandung: PT
Remaja Rosdakarya,

20

Anda mungkin juga menyukai