Kel.5 Metodologi Pembelajaran Pai

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 15

TUGAS TERSTRUKTUR DOSEN PENGAMPU

METODOLOGI Dr. HILMI MIZANI, M.Ag


PEMBELAJARAN PAI

MODEL PEMBELAJARAN QUESTIONS STUDENTS HAVE, ACTIVE


DEBATE, DAN NUMBERED HEADS TOGETHER

OLEH

AHMAD MAULANA MAHFUS : NIM 230101010004


KHALID AHMAD AR-RASYID : NIM 230101010019
HADRANI : NIM 230101010498

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BANJARMASIN
TAHUN 2024 M/1445 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang atas


Rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul ”Teknik pembelajaran Questions Students Have Active Debate
Numbered Heads Together” dengan dosen pengampu Bapak Dr. Hilmi
Mizani, M.Ag.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas
kepada pembaca. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Aamiiin...

Banjarmasin, 14 Maret 2024

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1


A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 2
A. Questions students have .......................................................................... 2
B. Active debate........................................................................................... 5
C. Numbered heads together........................................................................ 7

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 9


A. Simpulan ................................................................................................. 9
B. Saran ........................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan belajar dan pembelajaran tidak hanya terjadi di
sekolah saja, tetapi di tiga pusat yang lazim dikenal dengan tri pusat pendidikan.
Tri pusat pendidikan adalah tempat di mana anak mendapatkan pengajaran baik
secara langsung maupun tidak langsung dalam kehidupan keluarga (informal),
sekolah (fomal) maupun masyarakat (non formal). Seseorang dikatakan belajar jika
dalam dirinya terjadi aktifitas yang mengakibatkan perubahan tingkah laku dan
dapat diamati relatif lama. Proses belajar mengajar yang penting yaitu guru sebagai
pengajar tidak mendominasi kegiatan, tetapi menciptakan atmosfer belajar siswa
serta memberikan motivasi dan bimbingan agar siswa mengembangkan potensi dan
kreatifitasnya masing-masing. Perilaku guru akan berkorelasi positif dengan
prestasi siswa jika mampu mengalokasikan dan menggunakan waktu dalam belajar.
Seorang guru dalam melakukan kegiatan belajar dan mengajar di kelas
harusterlebih dahulu memahami berbagai pendakatan, strategi, dan
modelpembelajaran. Hal tersebut dilakukan karena peserta didik yang diajar dalam
satukelas memiliki karakteristik yang berbeda. Dalam prakteknya seorang guru
harusingat bahwa tidak ada model pembelajaran yang paling tepat untuk segala
situasidan kondisi. Oleh karena itu, dalam memilih model pembelajaran yang
tepatharuslah memperhatikan kondisi peserta didik, sifat materi bahan ajar,
fasilitasyang tersedia dan kondisi guru tersebut. pembelajaran, lingkungan
pembelajaran dan pengelolaan kelas.
Model pembelajaran bermula dari pendekatan pembelajaran
memilikipandangan yang berbeda tentang konsepsi dan makna pembelajaran,
pandangantentang guru, dan pandangan tentang peserta didik, berdasarkan
perbedaan sudutpandang tersebutlah mengakibatkan strategi dan model
pembelajaran yangdikembangkan menjadi berbeda. Sehingga proses pembelajaran
akan berbedawalaupun strategi pembelajaran sama.Untuk membelajarkan siswa
sesuai dengan cara-gaya belajar mereka sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai
dengan optimal ada berbagai model pembelajaran. Dalam prakteknya, guru harus
ingat bahwa tidak ada model pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi
dan kondisi. Oleh karena itu, dalam memilih model pembelajaran yang tepat
haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas-media yang
tersedia, dan kondisi guru itu sendiri

B. Rumusan Masalah

1
2

1. Bagaimanakah model pembelajaran questions students have ?


2. Bagaimanakah model pembelajaran active debate ?
3. Bagaimanakah model pembelajaran numbered heads together ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui model pembelajaran questions students have
2. Untuk mengetahui model pembelajaran active debate
3. Untuk mengetahui model pembelajaran numbered heads together
BAB II
PEMBAHASAN

A. Questions students have


1. Pengertian questions students have
Model pembelajaran question student have adalah suatu model pembelajaran
siswa aktif mambuat pertanyaan akan pelajaran yang dibutuhkannya sehingga
kemampuan yang dimilikinya tergali secara maksimal. Keterampilan membuat
pertanyaan bagi murid dan guru merupakan hal yang sangat penting dalam proses
pembelajaran. Pada hakekatnya belajar adalah bertanya dan menjawab pertanyaan.
Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu.
Sedangkan menjawab pertanyaan menunjukkan kemampuan seseorang dalam
berfikir. Dalam proses belajar mengajar peran bertanya sangatlah penting, sebab
melalui pertanyaan guru dapat mengetahui yang diharapkan dan dibutuhkan siswa,
sehingga guru dapat membimbing dan mengarahkan siswa untuk menemukan
setiap materi yang dipelajarinya. Baik pertanyaan yang diajukan oleh guru maupun
pertanyaan yang berasal dari siswa sendiri.
Dalam suatu pembelajaran yang produktif kegiatan bertanya akan sangat
berguna untuk;
a) Menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam penguasaan materi
pelajaran
b) Membangkitkan motivasi siswa untuk belajar;
c) Merangsang keingintahuan siswa terhadap sesuatu;
d) Memfokuskan siswa pada sesuatu yang diinginkan; dan
e) Membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan sesuatu.
Menurut Silberman yang mengatakan bahwa Strategi Question Student Have
merupakan cara pembelajaran siswa aktif yang tidak membuat siswa takut untuk
mempelajari apa yang siswa harapkan dan butuhkan. Pendapat ini di perkuat oleh
Zaini yang menyebutkan bahwa question student have adalah teknik yang dipakai
untuk mengetahui kebutuhan dan harapan peserta didik dengan menggunakan
teknik elisitas dalam memperoleh partisipasi peserta didik secara tertulis.1
Sedangkan menurut Suprijono, yang menyatakan bahwa Strategi Question Student
Have adalah teknik untuk mempelajari keinginan dan harapan siswa guna
memaksimalkan potensi yang dimilikinya.2

1
Amin dan Linda Yurike Susan Sumendap, 164 Model Pembelajaran Kontemporer, 1 ed. (Bekasi:
Pusat Penerbitan LPPM Universitas Islam 45 Bekasi, 2022), 452.
2
Helmiati, Model Pembelajaran (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2011), 94.

3
4

Strategi Question Student Have ini digunakan untuk mengembangkan dan


melatih siswa agar memiliki kemampuan dan ketrampilan untuk bertanya. Strategi
Question Student Have ini mempelajari keinginan dan harapan siswa sebagai dasar
untuk memaksimalkan potensi yang mereka miliki. Strategi ini menitik beratkan
kepada siswa yang kurang berani mengungkapkan pertanyaan dan keinginan
melalui tulisan. Strategi Question Student Have adalah pertanyaan yang dimiliki
peserta didik. Strategi ini dapat dilakukan untuk mengetahui sejauh mana peserta
didik memahami topik yang sudah dipelajari. Strategi ini merupakan cara yang
mudah untuk mempelajari tentang keinginan dan harapan siswa. Cara ini
menggunakan sebuah strategi mendapatkan partisipasi melalui tulisan dari pada
lisan atau percakapan. Harapan siswa ini bisa dilihat dari jumlah centangan yang
ada pada sebuah pertanyaan. Proses pembelajaran harus dipandang sebagai
stimulus yang dapat menantang siswa untuk melakukan kegiatan belajar, di mana
siswa dituntut aktif dengan mencari dan menemukan suatu konsep yaitu melalui
bertanya.
Pertanyaan dalam pembelajaran yang berasal dari siswa bisa karena diperintah
atau stimulan guru, maupun yang murni lahir dari siswa itu sendiri. Bisa berbentuk
lisan, yaitu pertanyaan yang disampaikan siswa lewat verbal atau ucapan, seperti
yang pada umumnya banyak digunakan oleh guru dalam memberikan kesempatan
bertanya kepada siswanya. Maupun berbentuk tulisan, yaitu pertanyaan yang
disampaikan oleh siswa dengan cara ditulis didalam kertas kemudian dibahas
bersama-sama. Sementara itu dari segi waktu Strategi Question Student Have bisa
dilakukan saat pelajaran baru dimulai, di tengah-tengah saat guru sedang
menjelaskan maupun setelah guru selesai menjelaskan semua materi yang harus
disampaikannya.3
2. Langkah-langkah questions students have
Menurut Silberman,langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran model question
students have adalah sebagai berikut :
a) Bagikan kartu/ kertas kosong kepada setiap siswa.
b) Mintalah setiap siswa untuk menulis beberapa pertanyaan mengenai materi
yang sedang dipelajari baik pertanyaan tersebut belum dipahami, sudah
dipahami, atau permasalahan kontemporer.
c) Putarlah kartu tersebut searah jarum jam. Ketika setiap kartu diedarkan
kepada peserta berikutnya, setiap siswa harus membacanya dan memberikan
tanda cheklist pada kartu itu.
d) Saat kartu kembali kepada penulisnya, setiap peserta telah memeriksa
seluruh pertanyaan kelompok tersebut. Tanda cheklist terbanyak
mengidentifikasi pertanyaan itu bagus. Jawab masing-masing pertanyaan
tersebut dengan:

3
Amin dan Linda Yurike Susan Sumendap, 164 Model Pembelajaran Kontemporer, 453.
5

(1) Jawaban langsung atau berikan jawaban yang berarti.


(2) Menunda pertanyaan sampai waktu yang tepat.
(3) Pertanyaan tersebut tidak menunjukkan suatu pertanyaan.
e) Panggil beberapa peserta berbagai pertanyaan secara sukarela, sekalipun
mereka tidak memperoleh suara terbanyak.
f) Kumpulkan semua kartu. Kartu tersebut mungkin berisi pertanyaan yang
mana guru mungkin menjawabnya di pertemuan berikutnya.4
3. Kelebihan dan kekurangan questions students have
Secara umum setiap metode, teknik ataupun model pembelajaran mempunyai
kelebihan dan kekurangan masing-masing, begitupun dengan question student
have. Kelebihan model pembelajaran ini dan antara lain:
a) Dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa sekalipun sebelumnya
keadaan kelas ramai atau siswanya punya kebiasaan bergurau saat pelajaran
berlangsung. Karena siswa dituntut mengembangkan unsur kognitifnya
dalam membuat atau menjawab pertanyaan.
b) Dapat merangsang siswa melatih mengembangkan daya pikir dan
ingatannya terhadap pelajaran.
c) Mampu mengembangkan keberanian dan ketrampilan siswa dalam
menjawab dan mengemukakan pendapatnya
Sedangkan kekurangannya antara lain:
a) Tidak semua siswa mudah membuat pertanyaan karena tingkat
kemampuan siswa dalam kelas berbedabeda.
b) Waktu yang dibutuhkan sering tidak cukup karena harus memberi
kesempatan semua siswa membuat pertanyaan dan menjawabnya.
c) Siswa merasa takut karena sewaktu menyampaikan pertanyaan siswa
kadang merasa pertanyaannya salah atau sulit mengungkapkannya.5
B. Active debate
1. Pengertian active debate
Metode active debate (debat aktif) adalah metode pembelajaran yang unik
karena mendorong siswa untuk aktif bekerja sama dan berkompetisi dalam
pembelajaran. Zulyetti mengungkapkan bahwa metode debat aktif pertama kali
diperkenalkan Melvin L. Silberman. Penerapan metode debat aktif tepat dilakukan

4
Amin dan Linda Yurike Susan Sumendap, 454.
5
Aulia Rika Harahap dan Aninditya Sri Nugraheni, “PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN
QUESTIONS STUDENTS HAVE PADA PEMBELAJARAN IPS DI SD/MI,” NIZHAMIYAH 11, no. 2 (31
Desember 2021): 33, https://doi.org/10.30821/niz.v11i2.1253.
6

untuk mendukung paradigma pendidikan abad 21, yang didukung oleh berbagai
keunggulan yang ada dapat membantu guru dalam meningkatkan efektivitas
pembelajaran. Menurut Siberman, di dunia pendidikan, debat bisa menjadi metode
berharga untuk meningkatkan pemikiran dan perenungan terutama jika anak didik
diharapkan mampu mengemukakan pendapat yang pada dasarnya bertentangan
dengan diri mereka sendiri.
Metode debat aktif termasuk dalam kategori pembelajaran aktif (active
learning), yaitu pembelajaran yang melibatkan seluruh siswa di kelas dan
berkompetisi dalam pembelajaran. Secara umum debat adalah adu pendapat/
argumen yang dilakukan oleh dua pihak baik perseorangan maupun kelompok,
yaitu pro dan kontra. Oleh karena itu, debat aktif (Active debate) merupakan salah
satu metode pembelajaran yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan
akademik peserta didik. Materi ajar dipilih menjadi paket pro dan kontra. Pada
dasarnya agar semua model berhasil seperti yang diharapkan pembelajaran
kooperartif, setiap model harus melibatkan materi yang memungkinkan peserta
didik saling membantu dan mendukung ketika mereka belajar materi dan bekerja
saling tergantung (Interindependen) untuk menyelesaikan tugas.
Menurut Zaini, metode debat aktif adalah metode yang membantu anak didik
menyalurkan ide, gagasan dan pendapatnya. Kelebihan metode ini adalah pada daya
membangkitkan keberanian mental anak didik dalam berbicara dan bertanggung
jawab atas pengetahuan yang didapat melalui proses debat, baik di kelas maupun
diluar kelas. Menurut Santoso, proses debat aktif adalah suatu bentuk retorika
modern yang pada umumnya tercirikan oleh adanya dua pihak atau lebih yang
melangsungkan komunikasi dengan bahasa dan saling berusaha mempengaruhi
sikap dan pendapat orang atau pihak lain agar mereka mau melaksanakan,
bertindak, mengikuti atau sedikitnya mempunyai kecenderungan sesuai dengan apa
yang diinginkan oleh pembicara atau penulis, dengan melihat jenis komunikasinya
lisan atau tulisan.
Tujuan utama dari metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan,
menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa serta untuk
membuat suatu keputusan dan untuk melatih peserta didik agar mencari
argumentasi yang kuat dalam memecahkan suatu masalah yang kontroversial serta
memiliki sikap demokratis dan saling menghormati terhadap perbedaan pendapat.
Selain itu, debat aktif bertujuan untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang atau
pihak lain agar mereka mau percaya dan akhirnya melaksanakan, bertindak,
mengikuti atau setidaknya mempunyai kecenderungan sesuai apa yang diinginkan
dan dikehendaki oleh pembicara atau penulis, melihat jenis komunikasinya lisan
atau tulisan6

6
Amin dan Linda Yurike Susan Sumendap, 164 Model Pembelajaran Kontemporer, 12.
7

2. Langkah-langkah active debate


Menurut Zaini, langkah-langkah dalam metode ini adalah sebagai berikut
a) Kembangkan sebuah pernyataan yang controversial yang berkaitan dengan
materi pelajaran.
b) Bagi kelas kedalam dua tim. Mintalah satu kelompok yang pro dan
kelompok yang kontra.
c) Buat dua sampai empat sub kelompok dalam masing-masing kelompok
debat.
d) Minta setiap kelompok untuk menunjuk wakil mereka, dua atau tiga orang
sebagai juru bicara dengan posisi duduk saling berhadapan.
e) Siapkan dua sampai empat kursi untuk para juru bicara pada kelompok pro
dan jumlah kursi yang sama untuk kelompok yang kontra. Siswa yang lain
duduk dibelakang juru bicara.
f) Setelah mendengar argument pembuka, hentikan debat dan kembali kesub
kelompok untuk mempersiapkan argument, mengkaunter argument pembuka
dari kelompok lawan. Setiap sub kelompok memilih juru bicara, usahakan yang
baru.
g) Lanjutkan kembali debat. Juru bicara yang saling berhadapan diminta untuk
memberikan counter argument. Ketika debat berlangsung, peserta yang lain
didorong untuk memberikan catatan yang berisi usulan argument atau
bantahan. Minta mereka bersorak atau bertepuk tangan untuk masingmasing
argument dari para wakil kelompok.
h) Pada saat yang tepat akhiri debat. Tidak perlu menentukan kelompok mana
yang menang, buatlah kelas melingkar. Pastikan bahwa kelas terintegrasi
dengan meminta mereka duduk berdampingan dengan mereka yang berada di
kelompok lawan. Diskusikan apa yang peserta didik pelajari dari pengalaman
debat tersebut. Minta peserta didik untuk mengidentifikasikan argument yang
paling baik menurut mereka.7
3. Kelebihan dan kekurangan active debate
Keunggulan metode debat aktif, diantaranya adalah dapat mengembangkan dan
membangkitkan daya kreativitas maupun daya tarik peserta didik dan Kelebihan
lain ditegaskan bahwa metode debat aktif bermanfaat untuk peserta didik agar
membiasakan mencari argumentasi kuat yang berguna untuk memecahkan suatu

7
Amin dan Linda Yurike Susan Sumendap, 13.
8

masalah kontroversial serta mengembangkan sikap demokratis dan saling


menghormati terhadap perbedaan pendapat.8
Adapun Kelemahanya adalah memerlukan waktu yang dibutuhkan cukup
panjang, pengorganisasian yang harus matang dan cakap, seringkali didominasi
oleh satu dua orang dan kalau tidak cakap moderatornya biasanya pembicaraan jadi
melebar.9
C. Numbered heads together
1. Pengertian Numbered heads together
Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Togerher (NHT) pertama kali
dikembangkan oleh Spencer Kagan pada tahun 1993.Teknik NHT menampilkan
kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan dalam kegiatan ataupun sesudah
pembelajaran. Misalnya pada saat membahas suatu topik dengan teknik
bertanya”.10
Pada umumnya tipe NHT digunakan untuk melibatkan siswa dalam penguatan
pemahaman terhadap materi pelajaran atau mengecek pemahaman siswa terhadap
materi pelajaran. Selain itu model ini dapat meningkatkan keahlian seperti bertukar
informasi, mendengarkan, menjawab pertanyaan dan menyimpulkan. NHT
merupakan salah satu teknik pembelajaran Cooperative Learning yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk saling komunikasi secara aktif dalam
menyelesaikan tugas-tugas mereka. Pembelajaran tipe ini mempunyai ciri khas
yaitu menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya, tanpa memberi tahu
terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompok itu. Cara ini menjamin
keterlibatan total semua siswa.
Banyak definisi model pembelajaran NHT yang diberikan oleh para ahli,
diantaranya:
a) Hamid, mengatakan bahwa model pembelajaran NHT merupakan suatu
pembelajaran kelompok dengan nomor berfikir bersama yang merupakan
jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk memperngaruhi pola
interaksi peserta didik dan sebagai alternatif pengganti model pembelajaran
konvensional dan struktur kelas yang tradisional. Dalam strategi ini, hal yang
ingin disampaikan adalah bagaimana peserta didik mampu menerima
berbagai pendapat yang paling ideal, atau bahkan tidak memunculkan

8
Muhammad Rafi’i Ma’arif Tarigan dan Dian Ari Purnama, “PENGARUH MODEL ACTIVE DEBATE
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM DI KELAS X MADRASAH ALIYAH
SWASTA PROYEK UNIVA MEDAN” 2, no. 1 (2019): 141.
9
Amin dan Linda Yurike Susan Sumendap, 164 Model Pembelajaran Kontemporer, 13.
10
Agnes Pendy dan Hilaria Melania Mbagho, “Model Pembelajaran Number Head Together (NHT)
Pada Materi Relasi dan Fungsi,” Jurnal Basicedu 5, no. 1 (21 November 2020): 5,
https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i1.542.
9

pendapat yang ideal. Inilah esensial dari perbedaan pendapat. Selanjutnya,


guru memberikan kesimpulan terhadap jalannya pembahasan materi tersebut.
b) Hosnan, mengatakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered
Heads Together) merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang
menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan
akademik.
c) Tampubolon, mengatakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT
merupakan model pembelajaran yang mengakomodasikan peningkatan
intensitas diskusi antar kelompok, kebersamaan, kolaborasi dan kualitas
interaksi dalam kelompok, serta memudahkan penilaian.
d) Suprijono mengatakan pembelajaran dengan menggunakan metode
number head together di awali dengan numbering. Guru membagi kelas
menjadi kelompok-kelompok kecil. Jumlah kelompok sebaikanya di
pertimbangkan jumlah konsep yang dipelajari. Jika jumlah peserta didik
dalam suatu kelas terdiri dari 40 orang dan terbagi menjadi 5 kelompok
berdasarkan jumlah konsep yang dipelajari, maka tiap kelompok terdiri 8
orang. Tiap-tiap orang diberi nomor 1-8. Setelah kelompok terbentuk guru11
mengajukan beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh setiap kelompok.
Beri kesempatan kepada tiaptiap kelompok menyatukan kepala “Head
Together” memikirkan jawaban atas pertanyaan dari guru. Dan langkah
berikutnya guru memanggil peserta didik yang memilik nomer yang sama
dari tiap tiap kelompok untuk mempertasikan jawabanya.
2. Langkah- langkah numbered heads together
Menurut Hamzah & Nurdin,langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan
guru untuk menjalankan model pembelajaran ini adalah sebagai berikut:
1) Siswa dibagi dalam kelompok, setiap peserta didik dalam kelompok
tersebut mendapat nomor kelompok;
2) Guru member tugas yang berkaitan dengan materi pelajaran yang akan
disampaikan dan masing-masing kelompok mengerjakan bersama
kelompoknya;
3) Setiap kelompok mediskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap
anggota kelompok dapat mengerjakannya atau mengetahui jawaban yang
mewakili dari kelompok tersebut;12

11
Amin dan Linda Yurike Susan Sumendap, 164 Model Pembelajaran Kontemporer, 355.
12
Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, VI (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2017), 203.
10

4) Untuk membahas hasil dari kelompok tersebut, guru memanggil nomor


kelompok tertentu untuk membahas jawaban mereka, kemudian memanggil
nomor kelompok yang lain untuk memberi tanggapan atas jawaban dari
kelompok yang mempresentasikan jawabannya;
5) Begitu seterusnya, hingga semua kelompok mendapat kesempatan untuk
mempresentasikan hasil jawaban kelompok mereka dan kelompok yang lain
menanggapinya dengan aktif dan imteraktif; dan
6) Terakhir, guru memberikan kesimpulan terhadap jalannya pembahasan dan
pembelajaran tersebut.13
3. Kelebihan dan kekurangan numbered heads together
Model pembelajaran ini memiliki kelebihan dan kekurangan dalam proses
pembelajaran. Kelebihan model pembelajaran number head together antara lain:
a) Setiap anggota kelompok menjadi siap semua;
b) Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh; dan
c) Peserta didik yang pandai dapat mengajari peserta didik yang lain yang
kurang pandai.
Sedangkan kekurangan dari model pembelajaran number head together adalah
a) kemungkinan nomor yang sudah dipanggil, dipanggil lagi oleh guru dan
tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.
b) Tidak terlalu cocok untuk jumlah siswa yang banyak karena membutuhkan
waktu yang lama; dan
c) Karena keterbatasan waktu, mengakibatkan semua anggota kelompok tidak
bisa mengutarakan pendapatnya.14

13
Miftahul Huda, Cooperative Learning, 1 ed. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), 138.
14
Amin dan Linda Yurike Susan Sumendap, 164 Model Pembelajaran Kontemporer, 357.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Model pembelajaran question student have adalah suatu model
pembelajaran siswa aktif mambuat pertanyaan akan pelajaran yang
dibutuhkannya sehingga kemampuan yang dimilikinya tergali secara
maksimal. Menurut Silberman yang mengatakan bahwa Strategi Question
Student Have merupakan cara pembelajaran siswa aktif yang tidak membuat
siswa takut untuk mempelajari apa yang siswa harapkan dan butuhkan.
Model pembelajaran active debate (debat aktif) adalah model
pembelajaran yang unik karena mendorong siswa untuk aktif bekerja sama
dan berkompetisi dalam pembelajaran. Secara umum debat adalah adu
pendapat/ argumen yang dilakukan oleh dua pihak baik perseorangan maupun
kelompok, yaitu pro dan kontra.
Pada umumnya tipe numbered heads together digunakan untuk
melibatkan siswa dalam penguatan pemahaman terhadap materi pelajaran
atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Selain itu model
ini dapat meningkatkan keahlian seperti bertukar informasi, mendengarkan,
menjawab pertanyaan dan menyimpulkan.
B. Saran
Demikian makalah ini dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, baik dari segi
penulisan maupun isi. Dalam Hal ini, kami meminta maaf jika terdapat
kekeliruan dalam mengeja kata, nama, kesalahan tanda baca, materi yang
kurang lengkap, dan lainnya. Oleh karenanya kami mengharapkan adanya
kritik dan saran yang sifatnya membangun guna memperbaiki makalah ini
supaya kedepannya lebih baik lagi.

11
12

DAFTAR PUSTAKA
Amin dan Linda Yurike Susan Sumendap. 164 Model Pembelajaran Kontemporer.
1 ed. Bekasi: Pusat Penerbitan LPPM Universitas Islam 45 Bekasi, 2022.
Harahap, Aulia Rika, dan Aninditya Sri Nugraheni. “PENGEMBANGAN MODEL
PEMBELAJARAN QUESTIONS STUDENTS HAVE PADA
PEMBELAJARAN IPS DI SD/MI.” NIZHAMIYAH 11, no. 2 (31 Desember
2021). https://doi.org/10.30821/niz.v11i2.1253.
Helmiati. Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2011.
Miftahul Huda. Cooperative Learning. 1 ed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011.
———. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. VI. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2017.
Pendy, Agnes, dan Hilaria Melania Mbagho. “Model Pembelajaran Number Head
Together (NHT) Pada Materi Relasi dan Fungsi.” Jurnal Basicedu 5, no. 1
(21 November 2020): 165–77. https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i1.542.
Tarigan, Muhammad Rafi’i Ma’arif, dan Dian Ari Purnama. “PENGARUH
MODEL ACTIVE DEBATE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATERI EKOSISTEM DI KELAS X MADRASAH ALIYAH
SWASTA PROYEK UNIVA MEDAN” 2, no. 1 (2019).

Anda mungkin juga menyukai