Kel.5 Metodologi Pembelajaran Pai
Kel.5 Metodologi Pembelajaran Pai
Kel.5 Metodologi Pembelajaran Pai
OLEH
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................iii
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 2
A. Questions students have .......................................................................... 2
B. Active debate........................................................................................... 5
C. Numbered heads together........................................................................ 7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan belajar dan pembelajaran tidak hanya terjadi di
sekolah saja, tetapi di tiga pusat yang lazim dikenal dengan tri pusat pendidikan.
Tri pusat pendidikan adalah tempat di mana anak mendapatkan pengajaran baik
secara langsung maupun tidak langsung dalam kehidupan keluarga (informal),
sekolah (fomal) maupun masyarakat (non formal). Seseorang dikatakan belajar jika
dalam dirinya terjadi aktifitas yang mengakibatkan perubahan tingkah laku dan
dapat diamati relatif lama. Proses belajar mengajar yang penting yaitu guru sebagai
pengajar tidak mendominasi kegiatan, tetapi menciptakan atmosfer belajar siswa
serta memberikan motivasi dan bimbingan agar siswa mengembangkan potensi dan
kreatifitasnya masing-masing. Perilaku guru akan berkorelasi positif dengan
prestasi siswa jika mampu mengalokasikan dan menggunakan waktu dalam belajar.
Seorang guru dalam melakukan kegiatan belajar dan mengajar di kelas
harusterlebih dahulu memahami berbagai pendakatan, strategi, dan
modelpembelajaran. Hal tersebut dilakukan karena peserta didik yang diajar dalam
satukelas memiliki karakteristik yang berbeda. Dalam prakteknya seorang guru
harusingat bahwa tidak ada model pembelajaran yang paling tepat untuk segala
situasidan kondisi. Oleh karena itu, dalam memilih model pembelajaran yang
tepatharuslah memperhatikan kondisi peserta didik, sifat materi bahan ajar,
fasilitasyang tersedia dan kondisi guru tersebut. pembelajaran, lingkungan
pembelajaran dan pengelolaan kelas.
Model pembelajaran bermula dari pendekatan pembelajaran
memilikipandangan yang berbeda tentang konsepsi dan makna pembelajaran,
pandangantentang guru, dan pandangan tentang peserta didik, berdasarkan
perbedaan sudutpandang tersebutlah mengakibatkan strategi dan model
pembelajaran yangdikembangkan menjadi berbeda. Sehingga proses pembelajaran
akan berbedawalaupun strategi pembelajaran sama.Untuk membelajarkan siswa
sesuai dengan cara-gaya belajar mereka sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai
dengan optimal ada berbagai model pembelajaran. Dalam prakteknya, guru harus
ingat bahwa tidak ada model pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi
dan kondisi. Oleh karena itu, dalam memilih model pembelajaran yang tepat
haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas-media yang
tersedia, dan kondisi guru itu sendiri
B. Rumusan Masalah
1
2
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui model pembelajaran questions students have
2. Untuk mengetahui model pembelajaran active debate
3. Untuk mengetahui model pembelajaran numbered heads together
BAB II
PEMBAHASAN
1
Amin dan Linda Yurike Susan Sumendap, 164 Model Pembelajaran Kontemporer, 1 ed. (Bekasi:
Pusat Penerbitan LPPM Universitas Islam 45 Bekasi, 2022), 452.
2
Helmiati, Model Pembelajaran (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2011), 94.
3
4
3
Amin dan Linda Yurike Susan Sumendap, 164 Model Pembelajaran Kontemporer, 453.
5
4
Amin dan Linda Yurike Susan Sumendap, 454.
5
Aulia Rika Harahap dan Aninditya Sri Nugraheni, “PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN
QUESTIONS STUDENTS HAVE PADA PEMBELAJARAN IPS DI SD/MI,” NIZHAMIYAH 11, no. 2 (31
Desember 2021): 33, https://doi.org/10.30821/niz.v11i2.1253.
6
untuk mendukung paradigma pendidikan abad 21, yang didukung oleh berbagai
keunggulan yang ada dapat membantu guru dalam meningkatkan efektivitas
pembelajaran. Menurut Siberman, di dunia pendidikan, debat bisa menjadi metode
berharga untuk meningkatkan pemikiran dan perenungan terutama jika anak didik
diharapkan mampu mengemukakan pendapat yang pada dasarnya bertentangan
dengan diri mereka sendiri.
Metode debat aktif termasuk dalam kategori pembelajaran aktif (active
learning), yaitu pembelajaran yang melibatkan seluruh siswa di kelas dan
berkompetisi dalam pembelajaran. Secara umum debat adalah adu pendapat/
argumen yang dilakukan oleh dua pihak baik perseorangan maupun kelompok,
yaitu pro dan kontra. Oleh karena itu, debat aktif (Active debate) merupakan salah
satu metode pembelajaran yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan
akademik peserta didik. Materi ajar dipilih menjadi paket pro dan kontra. Pada
dasarnya agar semua model berhasil seperti yang diharapkan pembelajaran
kooperartif, setiap model harus melibatkan materi yang memungkinkan peserta
didik saling membantu dan mendukung ketika mereka belajar materi dan bekerja
saling tergantung (Interindependen) untuk menyelesaikan tugas.
Menurut Zaini, metode debat aktif adalah metode yang membantu anak didik
menyalurkan ide, gagasan dan pendapatnya. Kelebihan metode ini adalah pada daya
membangkitkan keberanian mental anak didik dalam berbicara dan bertanggung
jawab atas pengetahuan yang didapat melalui proses debat, baik di kelas maupun
diluar kelas. Menurut Santoso, proses debat aktif adalah suatu bentuk retorika
modern yang pada umumnya tercirikan oleh adanya dua pihak atau lebih yang
melangsungkan komunikasi dengan bahasa dan saling berusaha mempengaruhi
sikap dan pendapat orang atau pihak lain agar mereka mau melaksanakan,
bertindak, mengikuti atau sedikitnya mempunyai kecenderungan sesuai dengan apa
yang diinginkan oleh pembicara atau penulis, dengan melihat jenis komunikasinya
lisan atau tulisan.
Tujuan utama dari metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan,
menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa serta untuk
membuat suatu keputusan dan untuk melatih peserta didik agar mencari
argumentasi yang kuat dalam memecahkan suatu masalah yang kontroversial serta
memiliki sikap demokratis dan saling menghormati terhadap perbedaan pendapat.
Selain itu, debat aktif bertujuan untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang atau
pihak lain agar mereka mau percaya dan akhirnya melaksanakan, bertindak,
mengikuti atau setidaknya mempunyai kecenderungan sesuai apa yang diinginkan
dan dikehendaki oleh pembicara atau penulis, melihat jenis komunikasinya lisan
atau tulisan6
6
Amin dan Linda Yurike Susan Sumendap, 164 Model Pembelajaran Kontemporer, 12.
7
7
Amin dan Linda Yurike Susan Sumendap, 13.
8
8
Muhammad Rafi’i Ma’arif Tarigan dan Dian Ari Purnama, “PENGARUH MODEL ACTIVE DEBATE
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM DI KELAS X MADRASAH ALIYAH
SWASTA PROYEK UNIVA MEDAN” 2, no. 1 (2019): 141.
9
Amin dan Linda Yurike Susan Sumendap, 164 Model Pembelajaran Kontemporer, 13.
10
Agnes Pendy dan Hilaria Melania Mbagho, “Model Pembelajaran Number Head Together (NHT)
Pada Materi Relasi dan Fungsi,” Jurnal Basicedu 5, no. 1 (21 November 2020): 5,
https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i1.542.
9
11
Amin dan Linda Yurike Susan Sumendap, 164 Model Pembelajaran Kontemporer, 355.
12
Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, VI (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2017), 203.
10
13
Miftahul Huda, Cooperative Learning, 1 ed. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), 138.
14
Amin dan Linda Yurike Susan Sumendap, 164 Model Pembelajaran Kontemporer, 357.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Model pembelajaran question student have adalah suatu model
pembelajaran siswa aktif mambuat pertanyaan akan pelajaran yang
dibutuhkannya sehingga kemampuan yang dimilikinya tergali secara
maksimal. Menurut Silberman yang mengatakan bahwa Strategi Question
Student Have merupakan cara pembelajaran siswa aktif yang tidak membuat
siswa takut untuk mempelajari apa yang siswa harapkan dan butuhkan.
Model pembelajaran active debate (debat aktif) adalah model
pembelajaran yang unik karena mendorong siswa untuk aktif bekerja sama
dan berkompetisi dalam pembelajaran. Secara umum debat adalah adu
pendapat/ argumen yang dilakukan oleh dua pihak baik perseorangan maupun
kelompok, yaitu pro dan kontra.
Pada umumnya tipe numbered heads together digunakan untuk
melibatkan siswa dalam penguatan pemahaman terhadap materi pelajaran
atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Selain itu model
ini dapat meningkatkan keahlian seperti bertukar informasi, mendengarkan,
menjawab pertanyaan dan menyimpulkan.
B. Saran
Demikian makalah ini dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, baik dari segi
penulisan maupun isi. Dalam Hal ini, kami meminta maaf jika terdapat
kekeliruan dalam mengeja kata, nama, kesalahan tanda baca, materi yang
kurang lengkap, dan lainnya. Oleh karenanya kami mengharapkan adanya
kritik dan saran yang sifatnya membangun guna memperbaiki makalah ini
supaya kedepannya lebih baik lagi.
11
12
DAFTAR PUSTAKA
Amin dan Linda Yurike Susan Sumendap. 164 Model Pembelajaran Kontemporer.
1 ed. Bekasi: Pusat Penerbitan LPPM Universitas Islam 45 Bekasi, 2022.
Harahap, Aulia Rika, dan Aninditya Sri Nugraheni. “PENGEMBANGAN MODEL
PEMBELAJARAN QUESTIONS STUDENTS HAVE PADA
PEMBELAJARAN IPS DI SD/MI.” NIZHAMIYAH 11, no. 2 (31 Desember
2021). https://doi.org/10.30821/niz.v11i2.1253.
Helmiati. Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2011.
Miftahul Huda. Cooperative Learning. 1 ed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011.
———. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. VI. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2017.
Pendy, Agnes, dan Hilaria Melania Mbagho. “Model Pembelajaran Number Head
Together (NHT) Pada Materi Relasi dan Fungsi.” Jurnal Basicedu 5, no. 1
(21 November 2020): 165–77. https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i1.542.
Tarigan, Muhammad Rafi’i Ma’arif, dan Dian Ari Purnama. “PENGARUH
MODEL ACTIVE DEBATE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATERI EKOSISTEM DI KELAS X MADRASAH ALIYAH
SWASTA PROYEK UNIVA MEDAN” 2, no. 1 (2019).