Makalah Teori Belajar Humanistik
Makalah Teori Belajar Humanistik
Makalah Teori Belajar Humanistik
BELAJAR HUMANISTIK
Dosen Pengampu
Disusun Oleh:
KELOMPOK II
ANDI AKMAL ( 210201501010 )
NURMAYANA ( 210201501005 )
NUR FADILA SAPUTRI ANSAR (210201501015)
LEDY FEBRIANTI NURWULAN ( 210201501012 )
PENDAHULUAN
Belajar adalah suatu proses perubahan pada diri individu yaitu perubahan tingkah
laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. Perubahan sebagai hasil proses
belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti perubahan pengetahuanya,
sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapanya, kemampuannya, daya reaksinya
dan daya penerimaanya.
Dalam suatu pembelajaran juga perlu didukung oleh adanya suatu teori dan belajar,
secara umum teori belajar dikelompokkan dalam empat kelompok atau aliran
meliputi:
Dari keempat teori yang telah disebutkan di atas, di dalam makalah ini akan dibahas
salah satu dari teori-teori tersebut yaitu teori humanistik. Teori ini mempelajari
perilaku belajar peserta didik dan mengembangkan potensi yang ada di dalam
dirinya.
PEMBAHASAN
Dalam teori belajar humanistik proses belajar harus berhulu dan bermuara pada
manusia itu sendiri. Meskipun teori ini sangat menekankan pentingnya isi dari proses
belajar, dalam kenyataan teori ini lebih banyak berbicara tentang pendidikan dan
proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih
tertarik pada ide belajar dalam bentuknya yang paling ideal dari pada belajar seperti
apa adanya, seperti apa yang bisa kita amati dalam dunia keseharian. Teori apapun
dapat dimanfaatkan asal tujuan untuk “memanusiakan manusia” (mencapai
aktualisasi diri dan sebagainya) dapat tercapai.
Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami
lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha
agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori
belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya,
bukan dari sudut pandang pengamatnya.
Teori humanistik sifatnya lebih abstrak dan lebih mendekati bidang kajian ilmu
filsafat, kepribadian dan psikoterapi daripada bidang kajian-kajian psikologi dalam
belajar. Teori ini sangat mementingkan obyek yang dipelajari dari pada proses
belajar tersebut.
Motivasi dan pengalaman emosional sangat penting dalam proses belajar, karena
tanpa motivasi dan keinginan dari pihak pelajar, tidak akan terjadi asimilasi
pengetahuan baru ke dalam struktur kognitif yang sudah ada.
Tokoh penting dalam teori belajar humanistik secara teoritik antara lain adalah:
Untuk itu guru harus memahami perlaku siswa dengan mencoba memahami dunia
persepsi siswa tersebut sehingga apabila ingin merubah perilakunya, guru harus
berusaha merubah keyakinan atau pandangan siswa yang ada. Perilaku internal
membedakan seseorang dari yang lain. Combs berpendapat bahwa banyak guru
membuat kesalahan dengan berasumsi bahwa siswa mau belajar apabila materi
pelajarannya disusun dan disajikan sebagaimana mestinya. Padahal arti tidaklah
menyatu pada materi pelajaran itu. Sehingga yang penting ialah bagaimana
membawa si siswa untuk memperoleh arti bagi pribadinya dari materi pelajaran
tersebut dan menghubungkannya dengan kehidupannya.
Combs memberikan lukisan persepsi diri dan dunia seseorang seperti dua lingkaran
(besar dan kecil) yang bertitik pusat pada satu. Lingkaran kecil (1) adalah gambaran
dari persepsi diri dan lingkungan besar (2) adalah persepsi dunia. Makin jauh
peristiwa-peristiwa itu dari persepsi diri makin berkurang pengaruhnya terhadap
perilakunya. Jadi, hal-hal yang mempunyai sedikit hubungan dengan diri, makin
mudah hal itu terlupakan.
1. Maslow
Teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua hal :
1. Carl Rogers
Carl Rogers lahir 8 Januari 1902 di Oak Park, Illinois Chicago, sebagai anak keempat
dari enam bersaudara. Semula Rogers menekuni bidang agama tetapi akhirnya
pindah ke bidang psikologi. Ia mempelajari psikologi klinis di Universitas Columbia
dan mendapat gelar Ph.D pada tahun 1931, sebelumnya ia telah merintis kerja klinis
di Rochester Society untuk mencegah kekerasan pada anak.
Gelar profesor diterima di Ohio State tahun 1960. Tahun 1942, ia menulis buku
pertamanya, Counseling and Psychotherapy dan secara bertahap mengembangkan
konsep Client-Centerd Therapy. Rogers membedakan dua tipe belajar, yaitu:
1. Kognitif (kebermaknaan)
2. Experiential ( pengalaman atau signifikansi)
Guru menghubungan pengetahuan akademik ke dalam pengetahuan terpakai seperti
memperlajari mesin dengan tujuan untuk memperbaikai mobil. Experiential
Learning menunjuk pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan siswa. Kualitas
belajar experiential learning mencakup : keterlibatan siswa secara personal,
berinisiatif, evaluasi oleh siswa sendiri, dan adanya efek yang membekas pada siswa.
Menurut Rogers yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah pentingnya guru
memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran, yaitu:
1. Kolb
Menurut Kolb dikutip dari UNI, 2008:15 (Thobroni, Muhammad dan Alif Mustofa,
2011: 159-160) membagi tahapan belajar menjadi empat tahap, yaitu sebagai
berikut:
Pada tahap paling dini dalam proses belajarm seorang siswa hanya mampu sekedar
ikut mengalami suatu kejadian. Dia belum mampu memiliki kesadaraan tentang
hakikat kejadian tersebut. Dia pun belum mengerti bagaimana dan mengapa suatu
kejadian harus terjadi seperti itu.
Pada tahap kedua, siswa mulai mampu mengadakan observasi terhadap suatu
kejadian dan mulai berusaha memikirkan dan memahaminya.
4. Konsepualisasi
Pada tahap ketiga, siswa mulai belajar membuat abstraksi atau teori tentang suatu
hal yang pernah diamatinya. Siswa diharapkan mampu membuat aturan-aturan
umum (generalisasi) dari berbagai contoh kejadian yang meskipun tampak berbeda-
beda mempunyai aturan yang sama.
5. Eksperimentasi aktif
Pada tahap akhir, siswa mampu mengaplikasi suatu aturan umum ke situasi yang
baru. Misalnya, dalam matematika, asal-usul sebuah rumus. Akan tetapi, ia juga
mampu memaknai rumus tersebut untuk memecahkan masalah yang belum pernah
ia temui sebelumnya. Menurut kolb, sistem belajar semacam ini terjadi secara
berkesinambungan dan berlangsung tanpa disadari siswa.
Berdasarkan teori kolb, Honey dan Mmford dikutip dari UNI, 2008: 16 (Thobroni,
Muhammad dan Alif Mustofa, 2011: 160-161) membuat penggolongan siswa
menjadi empat macam, yaitu tipe siswa aktivis, reflektot, teoretis dan pragmatis.
1. Tipe siswa aktivis bercirikan mereka yang suka melibatkan diri pada
pengalaman-pengalaman baru. Mereka cendrung berpikiran terbuka
dan mudah diajak berdialog. Namun, siswa semacam ini biasanya
kurang skeptik terhadap sesuatu. Kadang, identik dengan sifat mudah
percaya. Dalam proses belajar, mereka menyukai metode yang mampu
mendorong seseorang menemukan hal-hal barum seperti
brainstrorming atau problem solving. Akan tetapi, mereka akan cepat
merasa bosan dengan hal-hal yang memerlukan waktu lam dalam
implementasi.
2. Tipe siswa reflektor adalah sebaliknya. Mereka cendrung sangat
berhati-hati mengambil langkah. Dalam proses pengambilan keputusa,
siswa tipe ini cenderung konservatif, yaiutu mereka lebih suka
menimbang-nimbang secara cermat, baik buruk suatu keputusan.
3. Tipe siswa teoretis biasanya sangat kritis, senang menganalisis, dan
tidak menyukai pendapat atau penilaian yang sifatnya sangat subjektif.
Bagi mereka, berpikir secara rasional adalah sesuatu yang penting.
Mereka juga biasanya sangat skeptik dan tidak menyukai hal-hal yang
bersifat spekulatif.
4. Tipe siswa pragmatis biasanya menaruh perhatian besar pada aspek-
aspek praktis dari segala hal. Siswa tipe ini suka berlarut-berlarut
dalam membahas aspek teoretis filosofis tertentu.
5. Hebermas
Ahli psikologis lainnya adalah hebermas yang dalam pandangannya bahwa belajar
sangat dipengaruhi oleh interaksi, baik dengan lingkungan maupun dengan sesama
manusia. Dengan asumsi ini, hebermas mengelompokkan tipe belajar menjadi tiga
bagian, yaitu sebagai berikut.
7. Belajar teknis (Technical Learning)
Dalam belajar praktis, siswa juga belajar juga belajar interaksi. Akan tetapi, pada
tahap ini lebih dipentingkan adalah interaksi antara dirinya dan orang-orang di
sekelilingnya.
Dalam tahap ini, siswa berusaha mencapai pemahaman, kesadaran yang sebaik
mungkin tentang perubahan kultural dari suatu lingkungan.
Psikologi humanistik memberi perhatian atas guru sebagai fasilitator yang berikut
ini adalah sebagai cara untuk memberi kemudahan belajar dan berkualitas fasilitator.
Salah satu model pendidikan terbuka mencakup konsep mengajar guru yang
fasilitatif yang dikembangkan Rogers diteliti oleh Aspy dan Roebuck pada tahun
1975 mengenai kemampuan para guru untuk menciptakan kondidi yang mendukung
yaitu empati, penghargaan dan umpan balik positif. Ciri-ciri guru yang fasilitatif
adalah :
Dari penelitian itu diketahui guru yang fasilitatif mengurangi angka bolos siswa,
meningkatkan angka konsep diri siswa, meningkatkan upaya untuk meraih prestasi
akademik termasuk pelajaran bahasa dan matematika yang kurang disukai,
mengurangi tingkat problem yang berkaitan dengan disiplin dan mengurangi
perusakan pada peralatan sekolah, serta siswa menjadi lebih spontan dan
menggunakan tingkat berpikir yang lebih tinggi.
2.5 Aplikasi Teori Belajar Humanistik
Aplikasi teori humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama proses
pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru dalam
pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para peserta didik
sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam
kehidupan peserta didik. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada peserta
didik dan mendampingi peserta didik untuk memperoleh tujuan pembelajaran.
(Sumanto, 1998: 235)
Peserta didik berperan sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai proses
pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan peserta didik memahami potensi diri,
mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yang
bersifat negatif.
Tujuan pembelajaran lebih kepada proses belajarnya daripada hasil belajar. Adapun
proses yang umumnya dilalui adalah :
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
• https://id.wikipedia.org/wiki/Humanistik
• https://mihwanuddin.wordpress.com/2011/09/19/toeri-belajar-
humanistik-pengertian-teori-belajar-humanistik-tokoh-teori-belajar-
humanistik-prinsip-dalam-teori-belajar-humanistik-aplikasi-teori-
belajar-humanistik-implikasi-teori-belajar-humani/
• http://www.academia.edu/8231265/MAKALAH_TEORI_PEMBELA
JARAN_HUMANISME_Diajukan_untuk_memenuhi_tugas_matakul
iah_Belajar_dan_Pembelajaran