Metode Pembuangan Limbah Padat
Metode Pembuangan Limbah Padat
Metode Pembuangan Limbah Padat
Padat
Penanganan sampah pada sumbernya adalah semua perlakuan terhadap sampah yang
dilakukan sebelum sampah di tempatkan di tempat pembuangan. Kegiatan ini bertolak
dari kondisi di mana suatu material yang sudah dibuang atau tidak dibutuhkan, seringkali
masih memiliki nilai ekonomis.
Kegiatan pada tahap ini bervariasi menurut jenis sampahnya meliputi pemilahan
(shorting), pemanfaatan kembali (reuse) dan daur ulang (recycle). Tujuan utama dan
kegiatan di tahap ini adalah untuk mereduksi besarnya timbulan sampah (reduce) →
Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
Pengumpulan (collecting)
kegiatan pemindahan sampah dan TPS menuju lokasi pembuangan pengolahan sampah
atau lokasi pembuangan akhir
Metode Hauled Container System (HCS)
Transfer station 1 -> tempat pertemuan peralatan pengumpul dengan perlatan pengangkut
sampah dan dpt digunakan sebagai penyimpan alat, bengkel sederhana. Memerlukan luas 200
m2
Transfer station 2 -> tempat pertemuan pengumpul dgn peralatan pengangkut sebelum
dilakukan pemindahan dan dapat digunakan sebagai parker gerobak. Luas lokasi 60 – 200 m2
Transfer station 3 -> tempat pertemuan peralatan pengumpul dgn container (6-10 m3) atau
merupakan lokasi pertemuan container komunal 1-10 m3. lokasi yg dibutuhkan 10 – 20 m2
METODE 3
METODE 1
Bergantung dari jenis dan komposisinya, sampah dapat diolah. Berbagai alternatif yang
tersedia dalam pengolahan sampah, di antaranya adalah :
Transformasi fisik, meliputi pemisahan komponen sampah (shorting) dan pemadatan
(compacting), yang tujuannya adalah mempermudah penyimpanan dan pengangkutan.
Pembakaran (incinerate), merupakan teknik pengolahan sampah yang dapat mengubah
sampah menjadi bentuk gas, sehingga volumenya dapat berkurang hingga 90-95%. Meski
merupakan teknik yang efektif, tetapi bukan merupakan teknik yang dianjurkan. Hal ini
disebabkan karena teknik tersebut sangat berpotensi untuk menimbulkan pencemaran udara
Pembuatan kompos (composting), Kompos adalah pupuk alami (organik) yang terbuat
dari bahan - bahan hijauan dan bahan organik lain yang sengaja ditambahkan untuk
mempercepat proses pembusukan, misalnya kotoran ternak atau bila dipandang perlu,
bisa ditambahkan pupuk buatan pabrik, seperti urea (Wied, 2004). Berbeda dengan
proses pengolahan sampah yang lainnya, maka pada proses pembuatan kompos baik
bahan baku, tempat pembuatan maupun cara pembuatan dapat dilakukan oleh
siapapun dan dimanapun.
Energy recovery, yaitu tranformasi sampah menjadi energi, baik energi panas maupun
energi listrik. Metode ini telah banyak dikembangkan di Negaranegara maju yaitu pada
instalasi yang cukup besar dengan kapasitas ± 300 ton/hari dapat dilengkapi dengan
pembangkit listrik sehingga energi listrik (± 96.000 MWH/tahun) yang dihasilkan dapat
dimanfaatkan untuk menekan biaya proses pengelolaan
Pembuangan akhir
Menurut SNI 03-3241-1994, tempat pembuangan akhir (TPA) sampah adalah sarana fisik
untuk berlangsungnya kegiatan pembuangan akhir sampah berupa tempat yang
digunakan untuk mengkarantina sampah kota secara aman.
Sarana dan prasarana penunjang
Prasarana jalan
Prasarana drainase
Fasilitas penerimaan
Lapisan kedap air
Lapisan pengaman gas
Fasilitas pengaman lindi
Alat berat, umumnya berupa bulldozer, excavator dan loader.
Penghijauan sebagai sebagai buffer zone
Fasilitas penunjang yaitu pemadam kebakaran, mesin pengasap, kesehatan dan keselamatan
kerja, serta toilet
Syarat lokasi pembuangan akhir
Locate sites at least 500 m (ideally 1 km) downwind of the nearest settlement
Locate sites downhill from groundwater sources
Locate sites at least 50 m from surface water sources
Provide a drainage ditch downhill of landfill site on sloping land
Fence and secure access to site
Open dumping