KTI Radhinzqi
KTI Radhinzqi
KTI Radhinzqi
Pertemanan adalah suatu tingkah laku yang dihasilkan dari dua orang atau
lebih yang saling mendukung. Pertemanan dapat diartikan pula sebagai
hubungan antara dua orang atau lebih yang memiliki unsur-unsur seperti
kecenderungan untuk menginginkan apa yang terbaik bagi satu sama lain,
simpati, empati, kejujuran dalam bersikap, dan saling pengertian (Kawi, 2010).
Lingkup pertemanan adalah keberadaan kelompok teman sebaya yang saling
berinteraksi yang mempunyai sifat berbeda-beda dan saling melengkapi antara
satu dengan yang lainnya serta menginginkan yang terbaik bagi satu sama lain.
Relasi dengan teman sebaya memiliki arti yang sangat penting bagi
perkembangan pribadi anak. Teman sebaya memiliki beberapa fungsi yaitu,
teman sebaya sebagai sarana mengenal dunia luar keluarga, teman sebaya
sebagai sarana untuk mengenal gambaran diri, teman sebaya sebagai pemberi
dukungan sosial dan emosional bagi anak dan teman sebaya sebagai sarana
latihan intimasi orang dewasa (Jahja, 2011:200). Sejalan dengan pendapat
tersebut, Yusuf (2002) mengungkapkan bahwa teman sebaya dapat berperan
sebagai kontrol perilaku sosial, wadah untuk bersosialisasi dengan orang lain,
pengembangan minat dan bakat sesuai dengan umur, dan tempat berdiskusi
terkait permasalahan dan fenomena yang terjadi di sekitar mereka (2002:60).
Masa remaja merupakan masa bagi seseorang untuk mencari dan
menemukan identitas dirinya. Berdasarkan pencarian identitas itu, remaja
melihat bahwa interaksi teman sebaya itu berperan penting dalam proses
perkembangan sosial mereka dan sesuai dengan keadaan serta perkembangan
psikologis mereka.
Banyak siswa yang mengakui belum bisa membedakan lingkup pertemanan
yang baik. Jika siswa salah bergaul lingkup pertemanan maka akan sulit baginya
untuk membuat konsep diri yang baik.
Penelitian yang dilakukan oleh Ristianti (2008) menunjukkan bahwa
terdapat korelasi positif yang sangat signifikan antara dukungan sosial teman
sebaya dengan identitas pada remaja. Hasil dari penelitian Mahendra (2010)
menyatakan bahwa pergaulan peer group dan identitas diri Siswa memiliki
korelasi positif secara signifikan.
Penelitian-penelitian sebelumnya lebih banyak membahas tentang konsep
diri yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, misalnya faktor keluarga, dan
dukungan sosial. Penelitian ini akan berfokus pada siswa Angkatan
ECSAHOVIA karena penelitian sebelumnya lebih banyak meneliti siswa SMA
maupun siswa SMP secara umum, sementara itu fakta lapangan menunjukkan
bahwa di siswa Angkatan ECSAHOVIA telah muncul fenomena yang
mendukung meski intensitas interaksi yang dilakukan dengan teman sebaya
tidak sebanyak siswa Angkatan EVOCTOTERA Dan SINCOSCA. Berdasarkan
yang saya lihat di Man Insan Cendekia Bengkulu tengah banyak ditemukan
bahwa belum terlihat perubahan konsep diri siswa karena mereka masih
memandang diri mereka negatif walaupun teman sebayanya sudah memberikan
saran dan contoh yang baik.
4. Hipotesis Penelitian
Defenisi Defenisi
Pertemanan adalah hubungan Konsep diri merupakan
antara dua orang atau lebih bagaimana individu melihat
yang memiliki unsur-unsur dirinya sendiri dan bagaimana
seperti kecenderungan untuk perasaan individu terhadap
menginginkan apa yang dirinya sendiri
terbaik bagi satu sama
lain,simpati, empati, kejujuran
dalam bersikap, dan saling
pengertian
Faktor Pengaruh
A. Rancangan Penelitian
Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif.
Penelitian kuantitatif adalah metode pendekatan yang menitikberatkan proses
analisis data menggunakan data-data numerik dengan metode statistika (Azwar,
2007:5). Berdasarkan jenis masalah yang ingin dikaji, penelitian ini merupakan
penelitian korelasi (correlation) yaitu metode untuk mengetahui pengaruh antara
variabel bebas dan variabel terikat. penelitian korelasi adalah penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan maupun pengaruh
antara dua variabel atau lebih (Arikunto, 2010:4).
B. Identifikasi Variabel
1. Variabel penelitian merupakan sifat atau atribut yang melekat pada
diri individu, objek, ataupun perilaku yang memiliki nilai variasi tertentu
yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk ditarik kesimpulan (Sugiyono,
2012:61). Berdasarkan kerangka konseptual dan hipotesis yang telah
dijelaskan sebelumnya, maka variabel-variabel pada penelitian yang
berjudul “Pengaruh Relasi Teman Sebaya terhadap Konsep Diri Siswa/i
di Angkatan ECSAHOVIA di MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah.”
adalah:
1. Variabel Independen (X)
Variabel yang mempengaruhi atau variabel yang menjadi sebab
terjadinya perubahan pada variabel dependen. Maka pada penelitian ini,
variabel independen (X) ditunjukkan dengan Relasi Teman Sebaya.
2. Variabel Dependen (Y)
Variabel yang nilainya dipengaruhi atau menjadi hasil dari variabel
independen. Pada penelitian ini, variabel dependen ditunjukkan oleh konsep
diri.
C. Definisi Operasional
1. Konsep Diri
Konsep diri merupakan bagaimana individu melihat dirinya sendiri dan
bagaimana perasaan individu terhadap dirinya sendiri. Menurut Rahmat
(2006:100) Konsep diri merupakan pencitraan seseorang atas dirinya
melingkupi 4 aspek yaitu fisiologis, psikologis, sosiologis dan spiritual individu
pada siswa angkatan ECSAHOVIA di MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah.
2. Pertemanan
Pertemanan adalah suatu tingkah laku yang dihasilkan dari dua orang
atau lebih yang saling mendukung. Pertemanan dapat diartikan pula sebagai
hubungan antara dua orang atau lebih yang memiliki unsur-unsur seperti
kecenderungan untuk menginginkan apa yang terbaik bagi satu sama lain,
simpati, empati, kejujuran dalam bersikap, dan saling pengertian (Kawi, 2010).
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Arikunto (2010:173) mengungkapkan bahwa populasi adalah keseluruhan
subjek penelitian. jika seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam
wilayah penelitian, maka penelitiannya adalah penelitian populasi. Adapun
populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah siswa Angkatan
ECSAHOVIA MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diteliti, Arikunto (2010:175)
menyatakan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diteliti dan
dapat mewakili gambaran populasi. Pada penelitian ini peneliti menggunakan
menentukan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Purposive
sampling adalah metode pemilihan sampel dengan pertimbangan dan syarat-
syarat tertentu (Sugiyono, 2012: 96). Sampel yang digunakan pada penelitian ini
adalah siswa Angkatan ECSAHOVIA MAN Insan Cendekia Bengkulu Tengah
yang berjumlah 114 orang. Pemilihan siswa Angkatan ECSAHOVIA Di
karenakan ini adalah Angkatan saya di sekolah man insan cendekia, yang
dimana supaya Angkatan kami menjadi lebih baik dengan lingkup pertemanan
yang baik pula. Jadi sampel yang di pakai berjumlah 30 siswa/i.
E. Metode Pengambilan Data
Pada penelitian ini peneliti menggunakan skala psikologi sebagai teknik
pengumpulan data dimana dalam skala ini terdapat pernyataan yang harus
dijawab oleh sampel. Seperti yang diungkapkan Azwar (2007: 34) bahwa skala
psikologi adalah alat ukur dimensi atau atribut afektif. Metode skala ini
digunakan karena responden penelitian merupakan orang yang paling mengerti
dirinya sendiri. Maka, segala sesuatu yang diungkapkan oleh sampel adalah
benar dan dapat dipercaya, sehingga dalam pengisian pernyataan dalam skala
berdasarkan pengetahuan dan keyakinan masing-masing responden tanpa
justifikasi dari siapapun. Skala yang digunakan merupakan skala terpakai, yang
telah teruji validitas dan reliabilitas nya sehingga layak untuk dijadikan skala
penelitian dan skala yang digunakan telah dimodifikasi sesuai dengan
kebutuhan penelitian. kemudian penelitian ini menggunakan model skala Likert.
Pada penelitian ini, sampel diminta untuk memberi tanda silang pada jawaban
yang dinilai cenderung sesuai dengan dirinya.
Dalam penelitian ini terdapat dua skala, yaitu skala lingkup pertemanan dan
skala konsep diri. Bentuk skala dalam penelitian ini berupa pernyataan-
pernyataan sikap (attitude statement), yaitu suatu pernyataan mengenai objek
sikap yang memiliki pilihan dengan alternatif empat jawaban yang harus dipilih
oleh . Dalam penelitian ini, pernyataan sikap terdiri dari dua macam yaitu
favourable dan unfavourable.
Responden memberi respon dengan empat kategori kesetujuan, yaitu:
Kategori Respon Subyek
Tabel 3.1
Setuju (S)