Aspek Organisasi Dalam Pelayanan Kebidanan
Aspek Organisasi Dalam Pelayanan Kebidanan
Aspek Organisasi Dalam Pelayanan Kebidanan
A. Definisi Organisasi
Organisasi berasal dari bahasa Yunani yaitu kata organon, atau dari bahasa latin
yaitu organum, yang berarti alat bagian atau anggota badan. Pengertian organisasi telah
banyak disampaikan oleh para ahli, tetapi pada dasarnya ada persamaan, bersama ini
disampaikan pengertian organisasi diantaranya adalah:
a. Menurut James D. Money, organisasi adalah bentuk perserikatan manusia untuk
mencapai tujuan bersama.
b. Menurut Ralp Cuuir Davis, organisasi adalah suatu kelompok orang-orang yang
sedang bekerja ke arah tujuan bersama di bawah kepemimpinan.
c. Menurut Chester I Bernard, organisasi merupakan suatu susunan skematis di mana
tergambar sistem dari pada aktifitas kerjasama.
d. Menurut Dimock, organisasi adalah perpaduan secara sistematis dari pada bagian-
bagian yang saling ketergantungan atau berkaitan untuk membentuk suatu
kesatuan yang bulat melalui kewenangan, koordinasi, dan pengawasan dalam
usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
e. Menurut John Price Jones, organisasi adalah sekelompok orang yang bersatu
pada bekerja untuk suatu tujuan bersama di bawah kepemimpinan bersama dan
dengan alat-alat yang tepat.
Berdasarkan beberapa pengertian organisasi di atas maka dapat disimpulkan
bahwa:
a. Organisasi dalam arti bagan yaitu sekelompok orang yang bekerjasama untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
b. Organisasi dalam arti struktur adalah gambaran secara skematis tentang
hubungan-hubungan kerja sama dari orang-orang yang terdapat dalam rangka
usaha mencapai tujuan
c. Ada tiga ciri-ciri atau unsur dasar organisasi yaitu meliputi: adanya sekelompok
orang, antara hubungan atau kerjasama, adanya tujuan yang akan dicapai.
C. Unsur-Unsur Pokok
Pengorganisasian Hal yang
Diorganisasikan
Ada 2 macam hal yang diorganisasikan yaitu:
a. Kegiatan
Pengorganisasian kegiatan adalah pengaturan berbagai kegiatan yang ada
dalam rencana sehingga terbentuk satu kesatuan yang terpadu, secara keseluruhan
diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b. Tenaga pelaksana
Pengorganisasian tenaga pelaksana mencakup pengaturan struktur
organisasi, susunan personalia serta hak dan wewenang dari setiap tenaga
pelaksana, sedemikian rupa sehingga setiap kegiatan ada tanggung jawabnya.
D. Proses Pengorganisasian
Proses yang dimaksudkan adalah yang menyangkut pelaksanaan, langkah-
langkah yang harus dilakukan sedemikian rupa sehingga semua kegiatan yang akan
dilaksanakan serta tenaga pelaksana yang dibutuhkan, mendapatkan pengaturan yang
sebaik-baiknya, serta setiap kegiatan yang akan dilaksanakan tersebut memiliki
penanggung jawab pelaksanaannnya.
E. Hasil Pengorganisasian
Hasil pengorganisasian adalah terbentuknya suatu wadah (entity), yang pada
dasarnya merupakan perpaduan antara kegiatan yang akan dilaksanakan serta tenaga
pelaksana yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
G. Manfaat Pengorganisasian
Dengan mengembangkan fungsi pengorganisasian, seorang manajer akan dapat
mengetahui:
a. Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok.
b. Hubungan organisatoris antara orang-orang di dalam organisasi tersebut
melalui kegiatan yang dilakukannya.
c. Pendelegasian wewenang
d. Pemanfaatan staf dan fasilitas fisik.
H. Langkah-Langkah Pengorganisasian
a. Tujuan organisasi harus dipahami. Tujuan organisasi sudah disusun pada saat
fungsi perencanaan.
b. Membagi habis pekerjaaan dalam bentuk kegiatan-kegiatan pokok untuk
mencapai tujuan. Dalam hal ini, pimpinan yang mengemban tugas pokok
organisasi sesuai dengan visi dan misi organisasi Untuk itu membagi tugas pokok
pada staf yang ada. Dari sini akan muncul gagasan pengembangan bidang-bidang,
seksi-seksi dan sebagainya sesuai dengan kegiatan pokok.
c. Menggolongkan kegiatan pokok ke dalam suatu kegiatan yang prkatis.
Pembagian tugas pokok ke dalam elemen kegiatan harus mencerminkan apa
yang harus dikerjakan oleh staf.
d. Menetapkan kewajiban yang harus dilaksanakan dan menyediakan fasilitas
pendukung yang diperlukan untuk melaksanakan tugas nya. Pengaturan ruangan
dan dukungan alat-lat kerja adalah salah satu contohnya.
e. Penugasan personel yang cakap yang memilih dan menempatkan staf yang
dianggap mampu melaksanakan tugas. Bagian ini penting dipahami oleh manajer
personalia pada saat mengangkat atau memilih staf pejabat atau yang akan
melaksanakan tugas-tugas tertentu organisasi.
f. Mendelegasikan wewenang, tugas-tugas staf dan mekanisme pelimpahan
wewenang dapat diketahui melalui struktur organisasi yang dianut. Untuk
organisasi seperti puskesmas yang mempunyai jumlah tenaga yang terbatas
tetapi ruang lingkup kerja dan kegiatannya cukup luas, prinsip kerja sama yang
sifatnya integratif perlu diterapkan. Contohnya: kegiatan imunisasi. Staf
puskesmas yang diberikan kewenangan mengoordinasi kegiatan imunisasi hanya
satu, tetapi sasaran kelompok penduduk dan wilayah kerjanya cukup luas. Untuk
melaksanakan kegiatan ini, staf lain diberikan tugas dan wewenang membantu
melaksanakan kegiatan imunisasi tersebut sehingga semua penduduk sasaran
dapat diberikan pelayanan imunisasi secara efisien dan efektif.
Pola-pola/bentuk-bentuk Organisasi
Ada beberapa pola-pola/bentuk-bentuk organisasi, antara lain :
1. Organisasi pola Lini (Lini Organization)
Dalam bentuk ini garis komando terbentang lurus dari atas (pucuk pimpinan) sampai
kepada pelaksana di bawah, dan garis pertanggung jawaban baik secara ketat
menurut hirarkis dari bawah, melalui unsure-unsur di tengah samapai ke atas. Dalam
pola organisasi ini terdapat garis wewenang yang berhubungan langsung dengan
vertical antara bawahan dan atasan.
2. Organisasi berpola Staf (staf Organization)
Dalam pola ini semua hak, kekuasaan, dan tanggung jawab dibagi habis pada unit
kerja yang ada secara bertingkat dibawahnya. Setiap unit memperoleh sebagian hak
dalam menentukan kebijaksanaan sepanjang tidak bertentangan dengan
kebijaksanaan umum dan pucuk pimpinan atau pimpinan tertinggi. Hak tersebut
tentunya berkenaan dengan bidang tugasnya masing-masing. Masing-masing
pimpinan mempunyai hak penuh atas bagian yang dipimpinnya juga
mempertanggung jawabkannya kepada pimpinan tertinggi.
3. Organisasi pola lini dan staf (line and staf organization)
Pola ini merupakan gabungan dari kedua pola organisasi tersebut di atas. Yaitu
menempatkan menempatkan pucuk pimpinan sebagai pemegang hak dan kekuasaan
tertinggi, namun tidak semua hak/tanggung jawab tersebut dilimpahkan sepenuhnya
pada bagian/unit kerja yang ada. Menurut masry (2003), cirri-ciri organisasi lini dan
staf adalah pimpinan dibantu dibantu oleh staf dan kesatuan komando.
Menurut Trewatha dan Newport organisasi dapat dinyatakan sebagai struktur
social yang didesain guna mengordinasi kegiatan dua orang atau lebih, melalui suatu
pembagian kerja dan hierarki dan otoritas, guna pencapaian tujuan umum tertentu.
Sedangkan menurut Dr. H. R. Soedarto. W. W. Sp.OG organisasi adalah kumpulan
individu membentuk golongan untuk mencapai sesuatu secara bersama-sama untuk
mencapai manajemen ( Input, proses, output ) untuk bisa bekerja atau berjalan perlu
aturan atau tata kerja, hubungan satu sama lain ( Cara koordinasi satu bagian dengan
bagian yang lain ).
Organisasi juga mengalami perubahan sehingga mempengaruhi system,
tujuan, visi, dan misi organisasi. Klinik bersalin atau tempat praktik bidan yang
dipimpin dengan kegiatan memberi pelayanan kebidanan yang dilandasi oleh etik dan
moral, keahlian, kewenangan, dan peningkatan mutu yang terus menerus. Bidan juga
akan terlibat dan berhubungan dengan organisasi kemasyarakatan maupun organisasi
profesi. Dalam menjalankan fungsi dan tanggung jawabnya bidan juga dapat
merancang, membuat, mendirikan, serta mengelola organisasi sehingga pengetahuan
bidan tentang organisasi dipandang perlu agar menjadi pengelola dan perancang
organisasi yang baik.