4775 35254 1 PB
4775 35254 1 PB
4775 35254 1 PB
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran histopatologis ginjal ikan mujair
(Oreochromis mossambicus) yang terpapar merkuri klorida (HgCl2). Sampel yang digunakan
adalah ikan mujair sebanyak 36 ekor, berjenis kelamin jantan, dan berat badan 200-300 gram,
yang diambil dari tambak Gampong Cadek Aceh Besar. Penelitian ini menggunakan
rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri atas 4 kelompok perlakuan, dengan 3 kali
ulangan, yaitu PO (kontrol), PI (konsentrasi 0,25 ppm), PII (konsentrasi 0,50 ppm), dan PIII
(konsentrasi 0,75 ppm) masing-masing perlakuan terdiri atas 9 ekor ikan. Pengambilan
sampel dilakukan pada hari ke 10, 20, dan 30 setelah perlakuan. Ikan dieutanasia kemudian
dilakukan nekropsi untuk mengambil organ ginjal dan difiksasi dalam NBF 10%, selanjutkan
dilakukan pembuatan sediaan histopatologi dan diwarnai dengan hematoksilin eosin. Hasil
penelitian menunjukan bahwa kelompok perlakuan PI, PII, dan PIII pada hari ke-10, 20, dan
30 mengalami kerusakan histopatologis berupa pembengkakkan glomerulus, nekrosis pada
epitel tubulus, dan infiltrasi sel radang. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa kerusakan jaringan ginjal akan semakin parah seiring dengan peningkatan dosis dan
lama paparan HgCl2.
Kata kunci : Ginjal, ikan mujair, histopatologis, merkuri klorida, Oreochromis mossambicus.
ABSTRACT
This research was aimed to find out the histopathological features of tilapia fish
(Oreochromis mossambicus) kidneys exposed to mercury chloride (HgCl2). A total of 36
tilipia fish with the criteria of male sex and 200-300 gram weigh were used in this study
which were collected from Cadek ponds, Aceh Besar. Research implemented a completely
randomized design (RAL) of 4 treatment group, with 3 repetitions, ie PO (control), PI
(concentration 0.25 ppm), PII (concentration 0.50 ppm), and PIII (concentration 0.75 Ppm) 9
fish each. All fish were treated for 10, 20, and 30 days. Fish were eutanized then necropsied,
kidney were collected and fixed in NBF 10% before proceed with histopathology preparation
with hematoxylin eosin staining method. The results showed that group PI, PII, and PIII on
day 10, 20, and 30 experienced histopathologic damage in the form of glomerular swelling,
necrosis of tubular epithelium, and infiltration of inflammatory cell found in kidney tissue. In
conclusion, the damage of kidney tissue more severe along with increasing doses and the
longer exposed of fish with HgCl2..
34
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Veteriner (JIMVET)
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala
Volume 5, No 1: 34-42 E-ISSN : 2540-9492
November-Januari 2021
PENDAHULUAN
Maraknya pembangunan dan perkembangan industri memicu pembuangan limbah
industri ke lingkungan yang dapat mencemari lingkungan dan mengganggu kelangsungan
hidup makhluk hidup (Siregar dkk., 2010). Pencemaran di lingkungan perairan dapat
menyebabkan tercapainya logam berat pada level toksik bagi kehidupan organisme akuatik,
salah satu logam berat yang terus meningkat konsentrasinya adalah merkuri (Hg) (Nirmala
dkk., 2012).
Merkuri merupakan salah satu zat pencemar yang masuk ke ekosistem akuatik melalui
deposisi atmosferik maupun bersumber dari eksternalisasi limbah industri pada lingkungan
akuatik. Merkuri berbentuk anorganik maupun organik. Merkuri dapat dimetilasi oleh bakteri
membentuk senyawa organomerkuri yang mempunyai toksisitas yang lebih tinggi
dibandingkan dengan merkuri anorganik (Suseno dan Budiawan, 2010). Senyawa merkuri
mempunyai afinitas lipid sehingga lebih mudah terakumulasi di dalam tubuh organisme
dibandingkan senyawa logam berat lainnya (Ravichandran, 2004).
Merkuri tidak hanya mencemari badan air saja namun juga dapat terakumulasi di
sedimen dan di dalam tubuh ikan dan biota air lainnya. Hal ini dapat ditunjukkan dari kasus
pencemaran merkuri di Teluk Minamata Jepang, dimana kandungan merkuri pada kerang
pantai di daerah yang tidak tercemar mencapai kisaran 1,7–6 mg/L, sedangkan pada ikan
berkisar antara 0,01–1,7 mg/L, dan antara 10–55 mg/L pada daerah tercemar (Palar, 2008).
Merkuri masuk ke dalam jaringan tubuh ikan melalui beberapa jalan, yaitu saluran
pernapasan, pencernaan, dan penetrasi melalui kulit. Merkuri yang masuk dalam tubuh
organisme air tidak dapat dicerna, akan tetapi merkuri dapat larut dalam lemak. Logam yang
larut dalam lemak mampu untuk melakukan penetrasi pada membran sel, sehingga ion-ion
logam merkuri akan terakumulasi di dalam ginjal dan organ-organ lain. Kerusakan ginjal
yang diakibatkan oleh adanya merkuri berbeda-beda tergantung pada konsentrasi merkuri
(Widyaningrum dan Suharyanti, 2010).
Ginjal pada ikan mempunyai peranan dalam ekskresi metabolisme, pencernaan, dan
tempat penyimpanan berbagai unsur termasuk polutan seperti logam berat yang toksik. Hal
tersebut menyebabkan ginjal sering mengalami kerusakan oleh daya toksik logam. Perubahan
yang terjadi akibat toksik pada ginjal lebih sering menyebabkan kerusakan tubulus distal dari
pada glomerulus, disamping itu bagian proksimal juga mengalami kerusakan (Sifailah, 2014).
Penelitian yang dilakukan oleh Widyaningrum dan Suharyanti (2010) pada ikan nila
yang terpapar merkuri klorida menyebabkan kerusakan seperti nekrosis pada epitel
tubulusnya, atropi pada epitel tubulus dan glomerulus serta ditemukan banyaknya sel radang
pada intertubulusnya, sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Tresnati dkk (2007)
pada ikan pari kembang (Dasyatis kuhli) yang terpapar timbal menyebabkan kerusakan pada
glomerulus dan tubulus renal. Jaringan ginjal juga mengalami hipertropi, hiperplasia,
hialinisasi glomerulus, atropi, cloudy swelling, nekrosis, juga terjadi edema dan pembentukan
jaringan ikat.
35
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Veteriner (JIMVET)
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala
Volume 5, No 1: 34-42 E-ISSN : 2540-9492
November-Januari 2021
Prosedur Penelitian
Persiapan tempat pemeliharaan ikan
Akuarium yang digunakan dibersihkan terlebih dahulu dengan cara mencucinya
menggunakan detergen, kemudian dibilas dan dikeringkan selama satu hari. Selanjutnya
akuarium yang akan digunakan diisi dengan air sebanyak 100 liter untuk tempat pemeliharaan
ikan dan air diganti 3 hari sekali selama 30 hari.
Persiapan ikan
Sampel yang digunakan adalah 36 ekor ikan mujair berjenis kelamin jantan, sehat, dan
belum mendapat perlakuan apapun dengan berat badan 200-300 gram dan umur 2-3 bulan
yang berasal dai tambak ikan Gampong Cadek Banda Aceh. Sebelum dimasukkan ke
akuarium ikan mujair yang baru dibeli direndam terlebih dahulu dalam larutan garam 30 ppt
selama 5 menit. Perendaman ini dilakukan untuk melepaskan ektoparasit yang menempel.
Pengambilan sampel
Sebelum sampel diambil ikan dieutanasia terlebih dahulu menggunakan minyak
cengkeh dengan dosis 0,15 ml/liter (Mentari, 2015) kemudian dilakukan nekropsi untuk
mengambil organ ginjal.
36
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Veteriner (JIMVET)
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala
Volume 5, No 1: 34-42 E-ISSN : 2540-9492
November-Januari 2021
diberi perekat albumin Mayers selanjutnya diinkubasi ke dalam slide warmer selama 24 jam
dengan suhu 37ºC dan diwarnai dengan hematoksilin-eosin (HE).
Pewarnaan hematoksilin-eosin dimulai dengan deparafinisasi dalam silol sebanyak 2
kali masing-masing 2 menit, selanjutnya rehidrasi dengan alkohol 96%, dan 90% sebanyak 2
kali masing-masing 2 menit, dan air selama 2 menit. Kemudian sampel direndam kembali ke
dalam hematoksilin dan dibilas dengan air sampai menjadi bening. Lalu sampel dicelupkan ke
dalam acid alkohol sebanyak 2 kali, akuades sebanyak 2 kali, eosin selama 1-2 menit dan
terakhir sampel dicelupkan ke dalam air sebanyak 3 kali. Selanjutnya direndam ke dalam
alkohol 96%, dan alkohol absolut sebanyak 2 kali masing-masing 1 menit, dan silol sebanyak
2 kali masing-masing 2 menit. Proses terkhir adalah sampel ditutup dengan cover glass
menggunakan balsem Kanada dan dibiarkan sampai perekat kering lebih kurang 12 jam.
Preparat diamati di bawah mikroskop cahaya, dan perubahan histopatologi yang ditemukan
difoto dengan photomicrograph.
Parameter penelitian
Parameter histopatologis yang diamati adalah adanya perubahan berupa
pembengkakan glomerulus, nekrosis, dan infiltrasi sel radang.
Analisis Data
Data hasil pengamatan histopatologis ginjal ikan mujair dianalisis secara deskriptif
dengan membandingkan kerusakan yang terjadi pada empat kelompok perlakuan.
37
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Veteriner (JIMVET)
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala
Volume 5, No 1: 34-42 E-ISSN : 2540-9492
November-Januari 2021
Gambar 1. Gambaran histologis ginjal ikan mujair kelompok kontrol: A. a. Tubulus ginjal, b.
Lumen tubulus, c, Jaringan hematopoitik; B. d. Glomerulus, e. Kapsula Bowman, f. Sel epitel
tubulus, g. Inti sel (HE 400x)
Gambar 2. Gambaran histopatologis ginjal ikan mujair yang diberi paparan merkuri klorida
0,25 ppm. A. paparan selama 10 hari, B. paparan selama 20 hari, C. paparan selama 30 hari, a.
38
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Veteriner (JIMVET)
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala
Volume 5, No 1: 34-42 E-ISSN : 2540-9492
November-Januari 2021
pembengkakan glomerulus b.nekrosis sel tubulus, c. bentuk tubulus yang tidak teratur, d. sel
epitel tubulus yang lisis, e. infiltrasi sel radang (HE 400x)
Gambar 3. Gambaran histopatologis ginjal ikan mujair yang diberi paparan merkuri klorida
0,50 ppm A. paparan selama 10 hari, B. paparan selama 20 hari, C. paparan selama 30 hari. a.
pembengkakkan glomerulus b. nekrosis sel tubulus, c. bentuk tubulus yang tidak teratur, d.
epitel tubulus yang lisis, e. infiltrasi sel radang (HE 400x)
39
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Veteriner (JIMVET)
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala
Volume 5, No 1: 34-42 E-ISSN : 2540-9492
November-Januari 2021
tubulus yang tidak teratur disertai erosi dari sel-sel epitel tubulus, serta hilangnya atau lisis
sel-sel epitel, juga dijumpai infiltrasi sel-sel radang. kerusakan yang terjadi lebih meningkat
dibandingkan dengan yang diberi paparan 10 hari.
Pada kelompok yang sama yang diberi paparan merkuri klorida selama 30 hari terlihat
gambaran histopatologis yaitu pembengkakan glomerulus semakin meningkat, jumlah
tubulus yang mengalami nekrosis juga semakin meningkat yang ditandai kehilangan inti sel
epitel, dan bentuk tubulus yang tidak teratur disertai erosi dari sel-sel epitel tubulus, serta
hilangnya atau lisis sel-sel epitel, juga dijumpai infiltrasi sel-sel radang, kerusakan yang
terjadi lebih meningkat dibandingkan dengan yang diberi paparan 20 hari. Gambaran
histopatologis ginjal ikan mujair kelompok PIII dengan lama paparan 10, 20, dan 30 hari
dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Gambaran histopatologis ginjal ikan mujair yang diberi paparan merkuri
klorida 0,75 ppm A. paparan selama 10 hari, B. paparan selama 20 hari, C. paparan selama 30
hari, a. pembengkakkan glomerulus b. nekrosis sel tubulus, c. bentuk tubulus yang tidak
teratur, d. epitel tubulus yang lisis, e. infiltrasi sel radang (HE 400x).
40
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Veteriner (JIMVET)
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala
Volume 5, No 1: 34-42 E-ISSN : 2540-9492
November-Januari 2021
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa paparan konsentrasi merkuri
klorida (HgCl2) mengakibatkan perubahan struktur histologi ginjal berupa pembengkakan
glomerulus, nekrosis, dan infiltasi sel radang. Kerusakan jaringan ginjal semakin parah
sejalan dengan tingginya konsentrasi yang diberikan dan lamanya paparan.
DAFTAR PUSTAKA
Bevelander, G dan J. Ramaley. 1988. Dasar-dasar Histologi. Penerbit Erlangga :Jakarta
Camargo, M. M. P dan C. B. R. Martinez. 2007. Histopathology of Gills, Kidney and Liver of
a neutropical fish caged in an urban stream. Neotropical Ichtiology, 5(3):327-336.
Darmono. 2008. Lingkungan Hidup dan Pencemaran Hubungannya dengan Toksikologi
Senyawa Logam. UI – Press. Jakarta.
Dwima, D., H. Titin, dan Junianto. 2013. Studi Toksisitas merkuri klorida (HgCl2) terhadap
struktur mikroanatomi dan pertumbuhan ikan Tagih (Mystus nemurus). Jurnal
perikanan kelautan. 4(4):2088-3137.
Ersa, I.M. 2008. Gambaran Histopatologi Insang, Usus Dan Otot Pada Ikan Mujair
(Oreochromis mossambicus) Di Daerah Ciampea Bogor. Skripsi. Fakultas Kedokteran
Hewan Institut Pertanian Bogor. Bogor.
41
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Veteriner (JIMVET)
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala
Volume 5, No 1: 34-42 E-ISSN : 2540-9492
November-Januari 2021
Handy, R. D. and W. S. Penrice. 1993. The influence of high oral doses of mercuric chloride
on organ toxicant concentrations and histopathology in rainbow trout, Oncorhynchus
mykiss. Comparative Biochemistry and Physiology (C), 106: 717-724.
Kiernan, J.A. 1990. Histological And Histochemical Methods: Theory and praktice, 2nd ed.
Pergamon Press. Oxford.
Mentari, T. 2015. Efek Pemberian Minyak Cengkeh (Syzygium aromaticum) Terhadap
Anastesi Umum pada Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus). Skripsi. Banda Aceh:
Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Syiah Kuala.
Nirmala, K., Y.P. Hastuti, dan V. Yuniar. 2012. Toksisitas Merkuri (Hg) dan Tingkat
Kelangsungan Hidup, Pertumbuhan, Gambaran Darah, dan Kerusakan Organ Pada
Ikan Nila Oreochromis niloticus. Jurnal Akuakultur Indonesia, 11(1):38-48
Palar, H. 2008. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Ravichandran, M. 2004. Interactions between mercury and dissolved organic mattera review.
Chemosphere 55:319-331.
Setyowati, A., D. Hidayati, P.D.N. Awik, dan N. Abdulgani. 2010. Studi Histopatologi Hati
Ikan Belanak (Mugil cephalus) di Muara Sungi Aloo Sidoarjo. Skripsi. ITS. Surabaya.
Sifailah. 2014. Gambaran Histologi Organ Ginjal dan Testis Ikan Aligator (Atractosteus
spatula). Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Islam Negeri Sunan.
Siregar, T.H., P. Nandang, dan Dwiyitno. 2010. Efektivitas kmk dan Na2edta dalam
mengabsorbsi paparan merkuri pada ikan lele (Clarias Batrachus). Jurnal Pascapanen
dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan. 5 (2):135-140.
Suseno, H. dan Budiawan. 2010. Bioakumulasi Anorganik dan Metil Merkuri oleh
Oreochromis mossambicus, Pengaruh Konsentrasi Merkuri Anorganik dan Metil
Merkuri dalam Air. Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah, 13 (1): 49-62.
Takashima, F. dan T. Hibiya. 1995. An Atlas of Fish Histology. Normal and Pathological
Features Fumio. Gustav Fischer Verlag. Stuggart. New York.
Tresnati, J., M.I. Djawad, dan S. Bulqish. 2007. Kerusakan Ginjal Ikan Pari Kembang
(Dasyatis kuhli) Yang diakibatkan oleh Logam Berat Timbal ( Pb). Jurnal sains dan
Teknologi, 7(3):153-160.
Widyaningrum, T. dan T. Suharyanti. 2010. Pengaruh Merkuri Klorida Terhadap
Pertumbuhan dan Histopatologi Ginjal Ikan Nila (Oreochromis niloticus, Linn). jurnal
Seminar Nasional VIII Pendidikan Biologi.
42