Evaluasi Atas Keberhasilan Koperasi Oke

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 20

EVALUASI ATAS KEBERHASILAN

KOPERASI
Tujuan Evaluasi:
Menyediakan informasi seberapa jauh koperasi efisien
dalam :
Kegiatan usahanya sebagai organisasi swadaya
Menunjang kepentingan para anggota
Memberi kontribusi terhadap proses pembangunan
ekonomi dan sosial
Pihak-pihak yang berkepentingan untuk
memperoleh informasi:

1. Pemerintah, sebagai pembuat keputusan atau


kebijakan pembangunan nasional dan kebijakan
makro koperasi

2. Lembaga-lembaga pengembangan usaha swadaya,


yang merintis dan mendukung kegiatan-kegiatan
pengembangan organisasi koperasi

3. Organisasi koperasi sendiri, yang membutuhkan


informasi tersebut untuk menetapkan tujuan dan
kebijakan usaha.
Evaluasi dapat dibedakan menjadi:
1. a. Evaluasi Makro
Evaluasi atas sejumlah koperasi yang termasuk dalam
tipe tertentu atau atas seluruh koperasi yang
terdapat dalam suatu kawasan/negara tertentu.
b. Evaluasi Mikro
Evaluasi atas suatu koperasi tertentu.

2. a. Evaluasi Eksteren
Evaluasi yang dilakukan lembaga/orang yang
“bebas” dari suatu organisasi tertentu.
b. Evaluasi Interen
Evaluasi yang dilakukan oleh organisasi koperasi
sendiri (evaluasi sendiri).
Pendekatan TRIPARTITE dalam rangka evaluasi atas
organisasi koperasi

1. Efisiensi pengelolaan usaha


Sejauh mana suatu koperasi dikelola secara efisien
dalam rangka mencapai tujuan-tujuannya sebagai
suatu lembaga ekonomi mandiri.

Evaluasi ini mencakup:


Efisiensi ekonomis
Kestabilan keuangan
Prestasi usaha perusahaan koperasi
Struktur komunikasi
Struktur pengambilan keputusan
2. Efisiensi yang berkaitan dengan pembangunan
Sejauh mana koperasi mempunyai dampak langsung
ataupun tidak langsung terhadap pencapaian tujuan-
tujuan pembangunan pemerintah.

Hal ini bisa terjadi misalnya pemerintah ingin


meningkatkan hasil panen suatu tanaman ttt pada
tingkat harga produsen, sebab pemerintah bermaksud:

Menjamin pengadaan barang konsumsi murah bagi


penduduk di kawasan perkotaan
Menjamin pengadaan sarana produksi bagi industri
pengolahan dalam negeri
Meningkatkan ekspor dari hasil-hasil panen tersebut.
3. Efisiensi yang berorientasi pada kepentingan
para anggota
Sejauh mana kegiatan-kegiatan pelayanan
perusahaan koperasi mendukung kepentingan dan
pencapaian tujuan anggota.
Mencakup:
➢ Permodalan
➢ Pengadaan sarana produksi dan alsintan
➢ Usahatani
➢ Pengolahan hasil pertanian
➢ Pemasaran hasil pertanian dan hasil olah pertanian
➢ Lain-lain kebutuhan anggota

➢ KESEJAHTERAAN
PEDOMAN PEMERINGKATAN KOPERASI
(Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesia nomor 22/PER/M.KUKM/IV/2007 tentang:
Pedoman Pemeringkatan Koperasi di Indonesia)

I. BADAN USAHA AKTIF


1. Penyelenggaraan Rapat Anggota dan Rapat
Pengurus/Pengawas dalam satu tahun buku sesuai
ketentuan dan kebutuhan.
2. Manajemen pengawasan.
3. Keberadaan dan tingkat realisasi Rencana Kerja (RK) serta
Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPB)
Koperasi.
4. Kondisi operasional kegiatan/usaha yang dilakukan.
5. Kinerja kepengurusan.
6. Tertib administrasi (organisasi, usaha, dan keuangan).
7. Keberadaan sistem informasi.
8. Kemudahan untuk mendapatkan (akses) informasi.
II. KINERJA USAHA YANG SEMAKIN SEHAT

9. Struktur permodalan.
10. Tingkat kesehatan kondisi keuangan.
11. Kemampuan bersaing koperasi.
12. Strategi bersaing koperasi.
13. Inovasi yang dilakukan.

III. KOHESIVITAS DAN PARTISIPASI ANGGOTA

14. Kohesivitas anggota.


15. Rasio peningkatan jumlah anggota.
16. Persentase jumlah anggota yang melunasi simpanan wajib.
17. Persentase besaran simpanan selain simpanan pokok dan simpanan
wajib.
18. Rasio peningkatan jumlah penyertaan modal anggota kepada
koperasi.
19. Tingkat pemanfaatan pelayanan koperasi oleh anggota.
20. Pola pengkaderan.

IV. ORIENTASI KEPADA PELAYANAN ANGGOTA


21. Pendidikan dan pelatihan anggota.
22. Keterkaitan antara usaha koperasi dengan kepentingan anggota.
23. Transaksi usaha koperasi dengan usaha/kegiatan anggota.
V. PELAYANAN TERHADAP MASYARAKAT
24. Pelayanan usaha/kegiatan koperasi (dalam bentuk barang dan
jasa) yang dapat dinikmati oleh masyarakat non anggota.
25. Persentase besaran dana yang disisihkan dari anggaran
pendapatan dan belanja koperasi untuk pelayanan sosial
(community development) yang dapat dinikmati oleh masyarakat.
26. Kemudahan masyarakat mendapatkan informasi bisnis yang
disebarkan oleh koperasi.
27. Tanggapan masyarakat sekitar terhadap keberadaan koperasi.

VI. KONTRIBUSI TERHADAP PEMBANGUNAN DAERAH


28. Ketaatan koperasi dalam pembayaran pajak.
29. Pertumbuhan penyerapan tenaga kerja koperasi.
30. Tingkat upah karyawan.
PEDOMAN PEMERINGKATAN KOPERASI
(Peraturan Menteri Koperasi Nomor 21/Per/M.KUKM/IX/2015
tentang Pemeringkatan Koperasi )

A. Aspek Kelembagaan Koperasi (Bobot 30), meliputi:


1) legalitas badan hukum; 2) partisipasi anggota; 3) alat
kelengkapan organisasi koperasi; 4) program kerja, dan
rencana strategis; 5) standar operasional prosedur; 6)
standar operasional manajemen; 7) rapat anggota; 8)
pendidikan dan pelatihan; 9) rasio peningkatan jumlah
anggota; 10) penghargaan Koperasi 3 (tiga) tahun terakhir.
B. Aspek Usaha Koperasi (Bobot 25), meliputi:
1) legalitas usaha; 2) keterikatan aktivitas usaha anggota
dengan usaha anggota lain; 3) keterikatan usaha anggota
dengan usaha koperasi; 4) peningkatan volume usaha; 5)
peningkatan kapasitas produksi atau jasa; 6) peningkatan
SHU.

C. Aspek Keuangan Koperasi (Bobot 25), meliputi:


1) struktur permodalan; 2) kemampuan penyediaan dana
untuk memenuhi kewajiban yang sudah jatuh tempo
(tingkat liquiditas); 3) persentase pelunasan simpanan
wajib; 4) total hutang jangka pendek terhadap aset; 5)
kemampuan koperasi untuk memenuhi kewajibannya
(Solvabilitas); 6) rasio laba bersih terhadap investasi (Return
On Investment); 7) penambahan aset; 8) audit Kantor
Akuntan Publik (KAP); 9) keberlanjutan usaha.
D. Aspek Manfaat Koperasi terhadap Anggota (Bobot 10),
meliputi: 1) peningkatan penghasilan anggota; 2)
menawarkan barang dan jasa yang lebih murah; 3)
menumbuhkan motif berusaha anggota; 4)
menumbuhkan sikap jujur dan terbuka; 5) pemberian
layanan koperasi diluar aktivitas usaha.

E. Aspek Manfaat Koperasi terhadap Masyarakat(Bobot


10), meliputi:
1) penyerapan tenaga kerja; 2) jumlah layanan koperasi
yang dapat dinikmati masyarakat; 3) penurunan angka
kemiskinan.
Lembaga Independen Pemeringkat Koperasi

• Pemeringkatan koperasi
dilakukan oleh Lembaga
Independen Pemeringkat
Koperasi (LIPK)
• Lembaga Independen
Pemeringkat Koperasi
(LIPK) bertanggung
jawab atas keabsahan
dari hasil penilaian kinerja
koperasi yang dibuatnya;
MEKANISME DAN TATA CARA PENETAPAN
LEMBAGA INDEPENDEN PEMERINGKAT KOPERASI
Calon LIPK yang akan mengajukan permohonan lisensi
wajib memenuhi syarat sebagai berikut :
• Badan Hukum atau Lembaga yang memiliki usaha di
bidang penyedia Jasa Konsultasi/Non Konstruksi
• Memiliki pengalaman di bidang perkoperasian (minimal
5 tahun), penelitian, dan atau penilaian
• Tidak sedang dalam pengawasan pengadilan
• Memiliki alamat kantor yang jelas dan lengkap
• Bebas konflik kepentingan sehingga terjamin prinsip
ketidakberpihakan (independensi) dan tidak cacat
hukum
• Sebagai badan hukum dan lembaga dapat
menyediakan konsultasi/pelatihan koperasi
• LIPK memiliki struktur organisasi dan uraian tugas,
kewenangan dan tanggung jawab serta memiliki
personil yang mempunyai keahlian dan pengalaman di
bidang pemeringkatan koperasi
• Sertifikat keprofesian dari instansi berwenang kepada
badan usaha/lembaga untuk bidang manajemen dan
atau manajemen mutu dan atau survey dan atau
penelitian dan atau pengkajian
• Melampirkan panduan manajemen mutu pelaksanaan
pemeringkatan
• Melampirkan dokumen legalitas terdiri dari Akta
Pendirian Lembaga/Perusahaan dan perubahannya,
memiliki Ijin Usaha sesuai dengan bidang usahanya,
Tanda Daftar Perusahaan dan Surat Keterangan
Domisili, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan Bukti
setor pajak 3 (tiga) bulan terakhir
Pelaksanaan Pemeringkatan

LIPK
melaksanakan
Koperasi pemeringkatan
mengajukan Koperasi sesuai dengan
permohonan mengada Dalam
Peraturan
pemeringkat kan menjalankan
Menteri Koperasi
an kepada kontrak Koperasi & UKM Nomor kegiatan
kerjasama menerbit 21/Per/M.KUKM/IX pemeringkatan,
LIPK.
dengan kan surat /2015 dan LIPK harus
LIPK. perintah Peraturan Deputi memperhatikan
kerja Bidang profesionalitas
Kelembagaan personil yang
kepada
Kementerian akan
LIPK. Koperasi dan
melaksanakan
UKM Nomor
04/Per/Dep.1/III/2 pemeringkatan,
018 dan dilengkapi
dengan surat
perintah tugas.
PENANGANAN KEBERATAN HASIL PEMERINGKATAN
KOPERASI OLEH LIPK

Dalam hal tidak


Hasil diperoleh
pemeringkat kesepakatan hasil
LIPK an belum verifikasi tersebut
Koperasi melakukan dipublikasika maka diperlukan
mengajukan klarifikasi n ke media verifikator
keberatan hasil dengan massa independen dari
pemeringkatan koperasi Deputi
kepada LIPK yang Kelembagaan.
sebelum bersangkuta
ditetapkan n Contents
hasil Title
pemeringkatan Contents
Title
Contents
Title
Contoh Indikator Penilaian
DAFTAR PUSTAKA

1. Peraturan Menteri Koperasi Dan Usaha


Kecil Dan Menengah Republik Indonesia
Nomor 21/Per/M.Kukm/Ix/2015 tentang
Pemeringkatan Koperasi
2. Surat Edaran Deputi Bidang
Kelembagaan, Nomor : 09
/SE/Dep.1/VII/2018, Tanggal : 19 Juli 2018,
tentang Kriteria Dan Indikator Penilaian
Pemeringkatan Koperasi
3. Surat Edaran Deputi Bidang
Kelembagaan, Nomor : 09
/SE/Dep.1/VII/2018, Tanggal : 19 Juli 2018,
tentang Tata Cara Penetapan Lembaga
Independen Pemeringkat Koperasi

Anda mungkin juga menyukai