KAK Pencegahan Dan Penanggulangan Stunting
KAK Pencegahan Dan Penanggulangan Stunting
KAK Pencegahan Dan Penanggulangan Stunting
A. Pendahuluan
Stunting atau sering disebut kerdil atau pendek adalah kondisi gagal tumbuh pada
anak berusia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang
terutama dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia
23 bulan. Anak tergolong stunting apabila panjang atau tinggi badannya berada di bawah
minus dua standar deviasi panjang atau tinggi badan anak seumurnya. Data Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa sejak 2007 -
2013, angka prevalensi stunting tetap tinggi dan terjadi lintas kelompok pendapatan. Data
Riskesdas 2013 menemukan 37,2% atau sekitar 9 juta anak balita mengalami stunting. Pada
2018, Riskesdas mencatat penurunan prevalensi stunting pada balita ke 30,8%. Namun
demikian, angka ini masih tergolong tinggi. Sejalan dengan inisiatif percepatan pencegahan
stunting, pemerintah meluncurkan Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi (Gernas
PPG) yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden No. 42 tahun 2013 tentang Gernas PPG
dalam rangka 1.000 HPK. Pada tataran kebijakan, pemerintah memberikan perhatian besar
terhadap pencegahan stunting. Indikator dan target pencegahan stunting telah dimasukkan
sebagai sasaran pembangunan nasional dan tertuang dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.
B. Latar Belakang
Pencegahan stunting dilakukan melalui intervensi gizi yang terpadu, mencakup
intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif. Pengalaman global menunjukkan bahwa
penyelenggaraan intervensi yang terpadu untuk menyasar kelompok prioritas di lokasi
prioritas merupakan kunci keberhasilan perbaikan gizi, tumbuh kembang anak, dan
pencegahan stunting. Intervensi gizi spesifik menyasar penyebab stunting yang meliputi
kecukupan asupan makanan dan gizi, pemberian makan, perawatan dan pola asuh, serta
pengobatan infeksi/penyakit. Terdapat tiga kelompok intervensi gizi spesifik1, yaitu:
1. intervensi prioritas, yaitu intervensi yang diidentifikasi sebagai paling berdampak pada
pencegahan stunting dan ditujukan untuk menjangkau semua sasaran prioritas;
2. intervensi pendukung, yaitu intervensi yang berdampak pada masalah gizi dan
kesehatan lain yang terkait stunting dan dilakukan setelah intervensi prioritas terpenuhi;
3. intervensi prioritas sesuai kondisi, yaitu intervensi yang dilakukan sesuai dengan kondisi
tertentu, termasuk untuk kondisi darurat bencana (program gizi darurat).
Upaya percepatan pencegahan stunting akan lebih efektif apabila intervensi gizi
spesifik dan intervensi gizi sensitif dilakukan secara konvergen. Konvergensi penyampaian
layanan membutuhkan keterpaduan proses perencanaan, penganggaran, dan pemantauan
program/kegiatan pemerintah secara lintas sektor untuk memastikan tersedianya setiap
layanan intervensi gizi spesifik kepada keluarga sasaran prioritas dan intervensi gizi sensitif
untuk semua kelompok masyarakat, terutama masyarakat miskin. Dengan kata lain,
konvergensi didefinisikan sebagai sebuah pendekatan intervensi yang dilakukan secara
terkoordinir, terpadu, dan bersama-sama pada target sasaran wilayah geografis dan rumah
tangga prioritas untuk mencegah stunting. Penyelenggaraan intervensi secara konvergen
dilakukan dengan menggabungkan atau mengintegrasikan berbagai sumber daya untuk
mencapai tujuan bersama.
Dalam pencegahan dan penurunan stunting di wilayah kerja Puskesmas ... bersama
lintas program lintas sektor yaitu sosialisasi stunting, kunjungan rumah serta pemantauan
balita stunting setiap bulan sehingga dapat terpantau ada atau tidaknya perubahan. Kemudia
diberikannya PMT dari dana desa yang ada di wilayah kerja Puskesmas ....
F. Sasaran
1. Balita usia 0 – 59 bulan di wilayah kerja Puskesmas ...;
2. Ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas ...;
3. Balita stunting di wilayah kerja Puskesmas ...;
4. Balita kurus dan ibu hamil KEK, balita usia 6 – 59 bulan dengan kategori kurus dan ibu
hamil KEK di wilayah kerja Puskesmas ...;
5. Ibu hamil dan remaja putri yang ada di wilayah kerja Puskesmas ...;
1. Pemantauan Status
Gizi dan Tumbuh
Kembang
2 Konseling ASI
Eksklusif
3 Kunjungan Rumah
Balita Stunting
4 Pertemuan Lintas
Sektor
5 Pemberian makanan
tambahan bagi balita
kurus dan Ibu Hamil
KEK
6 Pemberian Kapsul
Vitamin A
7 Pemberian TTD
balita dan ibu hamil
8 Koordinasi lintas
program
9 Pelaksanaan
program inovasi
“Makanan Penting”
10 Pelaksanaan
program inovasi
“Siratu Manis”
H. Pembiayaan
Kegiatan ini dibiayai menggunakan dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
Puskesmas ... tahun ....
………………….......................
………………….......................
NIP. …………………………….
NIP. …………………………….