Makalah Kelompok 1 KGD
Makalah Kelompok 1 KGD
Makalah Kelompok 1 KGD
DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 1 :
JAKARTA
TAHUN 2023
1
KATA PENGANTAR
Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa
mendatang.
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah……….................................................................................... 6
C. Tujuan………........................................................................................................ 6
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.......................................................................................................29
B. Saran.................................................................................................................29
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perawat sebagai suatu profesi merupakan bagian dari tim kesehatan, harus
ikut bertanggung jawab dalam membantu klien sebagai individu, keluarga,
maupun sebagai masyarakat, baik dalam kondisi sehat atausakit, yang bertujuan
untuk tercapainya pemenuhan kebutuhan dasar klien, dalam mempertahankan
kondisi kesehatan yang optimal, dengan metode pendekatan ilmiah yang
sistematis, guna tercapainya pemecahan masalah keperawatan klien
4
pada penatalaksanaan pasien injuri. (Fulde, Gordian. 2009 dalam Insana Maria,
dkk 2020).
5
diberikan untuk mengatasi masalah biologi, sosial, dan psikologi baik aktual
maupun potensial yang muncul secara mendadak ataupun bertahap (Insana
Maria, 2020).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
a. Mencegah kematian dan cacat (to save live and limb) pada penderita
gawat darurat sehingga dapat hidup dan bertugas kembali dalam
masyarakat sebagaimana mestinya.
b. Merujuk penderita gawat darurat melalui sistem rujukan untuk memperoleh
penanganan yang mebih memadai.
c. Menanggulangi korban bencana
6
BAB II
PEMBAHASAN
Isu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjaditerjadi
atau tidak terjadi pada masa mendatang. Isu adalah sesuatu yangsedang
dibicarakan oleh banyak orang namun masih belum jelas faktanya atau buktinya.
Trend dan isu keperawatan adalah sesuatu yang sedang di bicarakan banyak
orang tentang praktek / mengenai keperawatan baik itu berdasarkan fakta
maupun tidak.
7
1. CPR / RJP
Resusitasi jantung paru-paru atau CPR adalah tindakan pertolongan
pertama pada orang yang mengalami henti napas karena sebab-sebab
tertentu. CPR bertujuan untuk membuka kembali jalan napas yang
menyempit atau tertutup sama sekali. CPR sangat dibutuhkan bagi orang
tenggelam, terkena serangan jantung, sesak napas, karena syok akibat
kecelakaan, terjatuh, dan sebagainya. Namun yang perlu diperhatikan
khusus untuk korban pingsan karena kecelakaan, tidak boleh langsung
dipindahkan karena dikhawatirkan ada tulang yang patah. Biarkan di
tempatnya sampai petugas medis datang. Berbeda dengan korban orang
tenggelam dan serangan jantung yang harus segera dilakukan CPR.
Rantai kehidupan (chain survival) terdiri dari beberapa tahap berikut ini
(AHA, 2010) :
1) Mengenali sedini mungkin tanda-tanda cardiac arrest dan segera
mengaktifkan panggilan gawat darurat (Emergency Medical Services).
2) Segera melakukan RJP dengan tindakan utama kompresi dada.
3) Segera melakukan defibrilasi jika ada indikasi
4) Segera memberi bantuan hidup lanjutan (advanced life support)
5) Melakukan perawatan post cardiac arrest
a) .Indikasi RJP
1. Pasien henti nafas ditandai dengan tidak adanya gerakan dada dan
aliran udara pernafasan dari korban atau pasien. Henti nafas
merupakan kasus yang harus dilakukan tindakan Bantuan Hidup
8
Dasar. Henti nafas terjadi dalam keadaan seperti : Tenggelam atau
lemas, stroke, obstruksi jalan nafas, epiglotitis, overdosis obat-
obat,tersengat listrik, infark miokard, tersambar petir, koma akibat
berbagai macam kasus.
2. Pasien henti jantung Pada saat terjadi henti jantung, secara langsung
akan terjadi henti sirkulasi. Henti sirkulasi ini akan dengan cepat
menyebabkan otak dan organ vital kekurangan oksigen. Pernafasan
yang terganggu merupakan tanda awal akan terjadinya henti jantung.
Henti jantung (Suharsono, T., & Ningsih, D. K., 2008).
9
tersangga dengan baik dan bergerak bersamaan selam membalik
pasien.
10
b) Airway (A)
Tindakan ini bertujuan mengetahui ada tidaknya sumbatan jalan napas
oleh benda asing. Buka jalan nafas dengan head tilt-chin lift / jaw thrust.
Jika terdapat sumbatan harus dibersihkan dahulu, kalau sumbatan berupa
cairan dapat dibersihkan dengan jari telunjuk atau jari tengah yang dilapisi
dengan sepotong kain (fingers weep), sedangkan sumbatan oleh benda
keras dapat dikorek dengan menggunakan jari telunjuk yang
dibengkokkan. Mulut dapat dibuka dengan teknik Cross Finger, dimana
ibu jari diletakkan berlawanan dengan jari telunjuk pada mulut korban.
c) Breathing (B)
Bantuan napas dapat dilakukkan melalui mulut ke mulut,mulut ke hidung
atau mulut ke stoma (lubang yang dibuat pada tenggorokan) dengan cara
memberikan hembusan napas sebanyak 2 kali hembusan, waktu yang
dibutuhkan untuk tiap kali hembusan adalah 1,5–2 detik dan volume
udara yang dihembuskan adalah 7000–1000ml (10ml/kg) atau sampai
dada korban / pasien terlihat mengembang. Penolong harus menarik
napas dalam pada saat akan menghembuskan napas agar tercapai
volume udara yang cukup. Konsentrasi oksigen yang dapat diberikan
hanya 16 – 17%. Penolong juga harus memperhatikan respon dari korban
/ pasien setelah diberikan bantuan napas.
11
Yang dimaksud gawat darurat (emergency care) adalah bagian dari
pelayanan kedokteran yang dibutuhkan oleh penderita dalam waktu segera
untuk menyelamatkan kehidupannya (life saving).
12
Instalasi gawat darurat adalah salah satu sumber utama pelayanan
kesehatan di rumah sakit. Ada beberapa hal yang membuat situasi di IGD
menjadi khas, diantaranya adalah pasien yang perlu penanganan cepat
walaupun riwayat kesehatannya belum jelas. Meskipun telah majunya
sistem rumah sakit yang dianut oleh suatu negara bukan berarti tiap rumah
sakit memiliki kemampuan mengelola IGD sendiri.
13
masalah kesehatan pasien. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan
meliputi :
1. pengkajian,
2. diagnosa keperawatan,
3. tindakan keperawatan, dan
4. evaluasi.
Karakteristik ini dari ruangan gawat darurat yang dapat mempengaruhi sistem
asuhankeperawatan antara lain :
a. Kondisi kegawatan seringkali tidak terprediksi, baik kondisi klien dan jumlah
klien yang datangke ruang gawat darurat.
b. Keterbatasan sumber daya dan waktu
c. Pengkajian, diagnosis dan tindakan keperawatan diberikan untuk seluruh
usia, seringkali dengan data dasar yang sangat terbatas.
d. Jenis tindakan yang diberikan merupakan tindakan yang memerlukan
kecepatan dan ketepatanyang tinggi
e. Adanya saling ketergantungan yang tinggi antara profesi kesehatan yang
bekerja di ruang gawatdarurat.
14
5) Sistem monitoring kondisi klien harus dapat dijalankan
6) Sistem dokumentasi yang dipakai dapat digunakan secara mudah, cepat dan
tepat
7) Penjaminan tindakan keperawatan secara etik dan legal keperawatan perlu
dijaga.
1. Pengkajian Keperawatan
Standard : perawat gawat darurat harus melakukan pengkajian fisik dan
psikososial di awal dan secara berkelanjutan untuk mengetahui
masalah keperawatan klien dalam lingkup kegawatdaruratan.
Keluaran : adanya pengkajian keperawatan yang terdokumentasi untuk setiap
klien gawatdaruran.
Proses : pengkajian merupakan pendekatan sistematik untuk mengidentifikasi
masalah keperawatan gawat darurat. Proses pengkajian dalam dua
bagian : pengkajian primer dan pengkajian skunder.
Pengkajian primer
Pengkajian cepat untuk mengidentifikasi dengan segera masalah actual/potensial
dari kondisi lifethreatening (berdampak terhadap kemampuan pasien untuk
mempertahankan hidup). Pengkajiantetap berpedoman pada inspeksi, palpasi,
perkusi dan auskultasi jika hal tersebut memungkinkan.Prioritas penilaian
dilakukan berdasarkan :
A. Airway (jalan nafas) dengan kontrol servikal
Kaji :
1) Bersihkan jalan nafas
2) Adanya/tidaknya sumbatan jalan nafas
3) Distress pernafasan
4) Tanda-tanda perdarahan di jalan nafas, muntahan, edema laring
15
1) Frekuensi nafas, usaha nafas dan pergerakan dinding dada
2) Suara pernafasan melalui hidung atau mulut
3) Udara yang dikeluarkan dari jalan nafas
D. Disability
Kaji :
1) Tingkat kesadaran
2) Gerakan ekstremitas
3) Glasgow coma scale (GCS), atau pada anak tentukan : Alert (A), Respon
verbal (V), Responnyeri/pain (P), tidak berespons/un responsive (U)
4) Ukuran pupil dan respons pupil terhadap Cahaya
E. Exposure
Kaji :
1) Tanda-tanda trauma yang ada pengkajian sekunder. Pengkajian sekunder
dilakukan setelah masalah airway, breathing, dan circulation yang
ditemukan pada pengkajian primer diatasi. Pengkajian sekunder meliputi
pengkajian objektif dan subjektif dari riwayat keperawatan (riwayat penyakit
sekarang, riwayat penyakit terdahulu,riwayat pengobatan, riwayat keluarga)
dan pengkajian dari kepala sampai kaki.
16
Kaji :
1) Tekanan darah
2) Irama dan kekuatan nadi
3) Irama, kekuatan dan penggunaan otot bantu
4) Saturasi oksigen
17
5) Nyeri tulang servikal dan tulang belakang, deviasi trachea, distensi
vena leher, perdarahan,edema, kesulitan menelan, emfisema
subcutan dan krepitas pada tulang.
c. Pengkajian dada
1) Pernafasan : irama, kedalaman dan karakter pernafasan
2) Pergerakan dinding dada anterior dan posterior
3) Palpasi krepitas tulang dan emfisema subcutan
4) Amati penggunaan otot bantu nafas5
5) Perhatikan tanda-tanda injuri atau cedera : petekiae, perdarahan,
sianosis, abrasi dan laserasi.
18
f. Tulang belakang
Pengkajian tulang belakang meliputi :
1) Jika tidak didapatkan adanya cedera/fraktur tulang belakang, maka
pasien dimiringkan untuk mengamati :
Deformitas tulang belakang
Tanda-tanda perdarahan
Laserasi
Jejas
Luka
2) Palpasi deformitas tulang belakang
g. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan meliputi :
1) Radiologi dan scanning
2) Pemeriksaan laboratorium : Analisa gas darah, darah tepi,
elektrolit, urine analisa dan lain-lainII.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa atau masalah keperawatan dapat teridentifikasi sesuai kategori
urgensi masalah berdasarkan pada sistem triage dan pengkajian yang telah
dilakukan.Prioritas ditentukan berdasarkan besarnya ancaman kehidupan :
1) Airway, breathing dan circulation.
2) Diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada gawat darurat adalah :
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif
b. Pola nafas tidak efektif
c. Gangguan pertukaran gas
d. Gangguan perfusi jaringan perifer
e. Penurunan curah jantung
f. Nyeri
g. Volume cairan tubuh kurang dari kebutuhan
h. Gangguan perfusi cerebri
3. Intervensi Keperawatan
19
Prinsip-prinsip di dalam penanganan masalah keperawatan gawat darurat
berdasarkan prioritas adalah :
1) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan :
a. Peningkatan produksi sputum
b. Masuknya benda asing/cairan
c. Penumpukan sekresi
Tujuan : jalan nafas efektif
Kriteria hasil :
Pernafasan reguler, dalam dan kecepatan nafas teratur.
Pengembangan dada kiri dan kanan simetris
Batuk efektif, refleks menelan baik.
Tanda dan gejala. Obsruksi pernafasan tidak ada : stridor (-), sesak
nafas (-), wheezing (-)
Suara nafas : vesikuler kanan dan kiri
Sputum jernih, jumlah normal, tidak berbau dan tidak berwarna.
Tanda-tanda sekresi tertahan tidak ada : demam (-), takhikardi (-),
takhipneu (-)
Intervensi :
a. Mandiri
Auskultasi bunyi nafas, perhatikan apakah ada bunyi nafas
abnormal
Monitor pernafasan, perhatikan rasio inspirasi maupun ekspirasi.
Berikan posisi semi fowler
Jauhkan dari polusi lingkungan al : debu, rokok, dll
Observasiervasi. Karakteristik batuk terus-menerus, atau produksi
sputum.
Ajarkan pasien untuk nafas dalam dan batuk efektif
Lakukan suction bila perlu
Lakukan jaw thrust, chin lift
Berikan posisi miring sesuai indikasi.
b. Kolaborasi
Berikan O2
20
Pemeriksaan laboratorium analisa gas darah
21
b. Kolaborasi
Pemberian O2
sesuai kebutuhan pasien
Pemeriksaan laboratorium / analisa gas darah
Pemeriksaan rontgen thorax
Intubasi bila pernafasan makin memburuk
Pemasangan oro paringeal
Pemasangan water seal drainage / WSD
Pemberian obat-obatan sesuai indikasi
22
Awasi tingkat kesadaran
Awasi tanda-tanda vital dan irama jantung
Kaji tingkat kecemasan dan ansietas.
b. Kolaborasi :
Pemberian oksigen
Pemeriksaan analisa gas darah
Pemasangan endo tracheal tube
23
b. Kolaborasi
Pemeriksaan laboratirum lengkap
Pemberian cairan infus sesuai indikasi
Pemeriksaan radiology
Perekaman elektro kardiogram
Pemberian obat-obatan sesuai indikasi
24
Observasi intake dan output
b. Kolaborasi
Pemberian O2
Pemberian infus sesuai indikasi
Pemberian obat-obatan sesuai indikasi
Rekam EKG pemeriksaan laboratorium darah
25
IVFD sesuai indikasi
Kriteria hasil :
Tanda-tanda vital stabil dan sesuai dengan perkembangan dan
usia.
Urine output 1 ml/kgBB/jam
Nadi perifer teraba besar dan kuat
Tingkat kesadaran membaik
Warna kulit normal, hangat dan kering (tidak lembab)
Nilai hematokrit 30 %/dl. Hemoglobin 12-14 gr/dl atau lebih
Intervensi :
a. Mandiri
Kaji tanda-tanda vital tiap 1 jam
Monitor intake dan output cairan
Kaji adanya tanda-tanda dehidrasi (haus, akral dingin,
kelelahan, nadi cepat)
Kaji perubahan turgor kulitr, membran mukosa dan cafilary
refill
Anjurkan pasien untuk banyak minum 2000-2500 cc per
hari
Siapkan alat tekanan vena sentral / CVP bila diperlukan
Monitor CVP
b. Kolaborasi
Lakukan pemasangan infus line sebesar 2 jalur
26
Berikan cairan sesuai order (RL)
Bila terjadi perdarahan hebat berikan cairan koloid dan
darah.
Pemasangan CVP bila diperlukan
Kriteria hasil :
GCS 14-15
Tanda-tanda vital dalam batas normal sesuai dengan
perkembangan usia.
Pupil : ukuran (N), bereaksi terhadap cahaya.
Tanda-tanda gejala tekanan intra cranial (TIK) meningkat tidak
ada, tidak didapatkan gejala :nyeri kepala hebat, muntah
proyektil, lethargi, gelisah, perubahan orientasi atau
penurunankesadaran.
AGD dalam batas normal : PaO2 80-100 mmHg, Sat O2 > 95
%, PacO2 35-45 mmHg, pH 7,35-7,45
Kemampuan menggerakkan leher baik sesuai dengan aligment
Intervensi:
Mandiri
27
Monitor parameter pengiriman oksigen jaringan (misalnya,
PaCO2, SaO2 dan level hemoglobin dan curah jantung)
Kolaborasi
28
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem pelayanan gawat darurat bersifat darurat sehingga perawat dan tenaga
medis lainnya harus memiliki kemampuan, keterampilan, tehnik serta ilmu
pengetahuan yang tinggi dalam memberikan pertolongan kedaruratan kepada
pesien. Trend dan issue tentang prespektif asuhan kegawatdaruratan adalah
sesuatu yang sedang di bicarakan banyak orang tentang praktek /mengenai
keperawatangawat darurat. Trend dan isu keperawatan gawat darurat yaitu mengen
ai CPR/RJP, indikasi RJP, dan alur Basic Life Support.
B. Saran
29
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/312751334/Trend-Dan-Issue-Keperawatan-Gawat-
Darurat-Dan-Kritis diakses tanggal 7 oktober 2018
Sale,Mary L.,Marilyn L.L., Jeanette C.H.( ) Introduction to critical care nursing. (3rd
ed.). Philadelphia : W.B.Saunders Company
30