Makalah Manajemen Operasional Kel 1
Makalah Manajemen Operasional Kel 1
Makalah Manajemen Operasional Kel 1
MANAJEMEN OPERASIONAL
“PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK”
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan hasil makalah mata kuliah Manajemen
Operasional ini tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Dosen serta teman-teman yang telah memberikan bantuan pemikiran, serta
masukan sehingga sangat membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Ucapan
terima kasih juga kami ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
makalah ini.
Penulis,
iii
DAFTAR ISI
A. KESIMPULAN .............................................................................................. 15
B. SARAN .......................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 17
LAMPIRAN............................................................................................................... 18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada prinsipnya, Hampir setiap produk di dunia ini mengalami Siklus Hidup
Produk. Namun jangka waktu siklus hidup produk pada setiap produk tersebut
berbeda-beda, ada yang cepat hilang, ada juga yang dapat bertahan dalam jangka
waktu yang relatif lama. Apalagi pada produk-produk yang berorientasi pada
Teknologi seperti pada produk-produk Elektronika (Ponsel, Komputer, Televisi),
Siklus Hidup suatu produk akan semakin terasa. Mungkin banyak diantara kita
yang kurang memperhatikannya, namun itulah yang sering terjadi di kehidupan
kita.
Oleh karena itu, mengerti dan memahami konsep Siklus Hidup Produk
atauProduct Life Cycleini merupakan suatu hal yang penting bagi setiap produsen
untuk memproduksi dan memasarkan produknya. Pada dasarnya, Siklus Hidup
Produk adalah tahapan-tahapan proses perjalanan hidup suatu produk mulai dari
diperkenalkannya kepada pasar (market) hingga pada akhirnya hilang dari
pasaran. Untuk memperpanjang umur hidup suatu produk, produsen harus bekerja
keras melakukan berbagai strategi agar produknya dapat bertahan lebih lama lagi
di pasar (market).
Mengenai siklus produk, maka ada beberapa aspek strategi yang harus
dimengerti oleh setiapmarketersuntuk bisa memasarkan dan membuat produk
bertahan lama di pasaran. Strategi ini berkaitan dengan komunikasi produk,
diferensiasi produk, strategi yang sesuai dengan tahapan siklus, dan evolusi pasar.
Maing-masing aspek ini akan berguna bagi kelanjutan dan kejalasan produk
dalam posisinya dipasar. Sebab jika diimplementasikan dengan maksimal, maka
akan menaikkan margin pendapatan serta membangun loyalitas pelanggan.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
2
BAB
PEMBAHASAN
3
mengembangkan konsepproduk menjadi produk nyata untuk dapat memastikan
bahwa ide produk dapat diubah menjadi produk yang bisa dikerjakan. Produk
adalah sebuah benda teknik yang keberadaannya di dunia merupakan hasil karya
keteknikan atau hasil perancangan, pembuatan dan kegiatan teknik lainnya yang
terkait. Produk tidak dapat ditemukan secara ilmiah di dunia ini. Produk
diciptakan supaya dapat memenuhi kebutuhan manusia dan mampu meringankan
manusia (Harsokoesoemo, 2004).Perancangan dan pengembangan produk adalah
semua proses yang berhubungan dengan keberadaan produk yang meliputi segala
aktifitas mulai dari identifikasi konsumen samapi produk jadi ke tangan
konsumen. Menurut Kotler dan Keller (2009), proses pengembangan produk
memiliki delapan tahapan yaitu:
5
2. ADAPTASI PROSES PENGEMBANGAN PRODUK GENERIK
Proses pengembangan secara generic adalah proses yang sering di gunakan
pada situasai marketpuul:dimana suatu perusahan memulai pengembangan
produk dengan adanya peluang pasar,kemudian menggunakan tehknologi apa
saja yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.terdapat beberapa
variasi produk yang berhubungan dengan hal hal berikut:produk produk yang
berbasis tehknologi(technology –push),produk produk platform , produk
produk yang sangat tergantung pada proses (process-intensiv),dan produk
produk hasil modifikasi (customized).Macam-macam pengembangan produk
generik:
a) Produk Technology-Push
Pada pengembangan produk thecnology-push,perusahaan mulai dengan
suatu teknologi teruji yang baru,kemudian mencari pasar yang sesuai
untuk menggunakan teknologi ini.(Dengan demikian teknologi mendorong
pengembangan).Proses pengembangan produk generik dapat di gunakan
dengan sedikit modifikasi untuk produk-produk thecnology-pushdimulai
dengan fase perencanaan,dimana teknologi yang tersedia dipasangkan
dengan suatu peluang pasar.
b) Produk-Produk Platform
Produk platform dibentuk disekitar subsistem-subsistem teknologi (suatu
teknologi (platform).Contoh platform sistem seperti ini antara lain
mekanisme pemindahan tape pada sony walkman,sistem pengoperasian
aplle macintohs,film instan yang digunakan di kamera polaroid.
c) Produk-Produk Process-Intensive
Contoh produk-produk process-intensive adalah
semikonduktor,makanan,produk kimia,dan kertas.Untuk produk-produk
ini,proses produksi menetapkan batasan-batasan yang ketat pada
produk,sehingga rancangan produk tidak dapat dipisahkan bahkan pada
fase konsep,dari perancangan proses produksi.
6
d) Produk-Produk Costumizes
Contoh produk-produk costumized meliputi saklar,motor,baterai,dan
kontainer.produk-produk costumized merupakan variasi dari konfigurasi
standar dan berdasarkan jenisnya dikembangkan untuk menjawab pesanan
khusus pelanggan.
Langkah 1:
a) MENGUMPULKAN DATA MENTAH DARI PELANGGAN
Proses pengumpulan data dibawah ini akan mencakup kontak dengan
pelanggan dengan mengumpulkan pengalaman dari lingkungan pengguna
produk. Tiga metode yang biasa digunakan adalah :
1) Wawancara
Satu atau lebih anggota tim pengembangan berdiskusi mengenai
kebutha dengan seseorang pelanggan. Wawancara biasanya dilakukan
pada lingkungan pelanggan dan berlangsung sekitar satu sampai dua jam.
2) Kelompok Fokus
Moderator memfasilitasi suatu disikusi kelompok yang disebut
kelompok focus selama dua jam. Kelompok ini terdiri dari 8-12 orang
pelanggan. Hasil diskusi biasanya direkam dengan videotate. Kelompok
ini ditempatkan pada satu ruangan yang dilengkapi cermin 8dua sisi
yangm membantu anggota tim pengembang mengamati proses yang
8
sedang berlangsung. Biasanya moderator merupakan seorang peneliti
pemasaran yang profesional, tetapi kadang-kadang seorang anggota tim
pengembang produk juga dapat menjadi moderator.
3) Observasi Produk Pada Saat Digunakan
Mengamati pelanggan mengguakan produk atau melakukan pekerjaan
yang sesuai dengan tujuan produk tersebut diciptakan, dapat memberikan
informasi yang penting mengenai kebutuha pelanggan sebagai contoh,
pelanggan yang akan mencat rumahnya mungkin menggunakan obeng
untuk membuka kaleng cat yang memakai sekrup. Observasi memang
merupakan proses yang pasif, tanpa ada interaksi langsung ataupun
kerjasama dalam menggunakan produk dengan pelanggan.
b) MEMILIH PELANGGAN
Griffin dan houser mengemukakan suatu persoalan yang diwawancarai agar
menghasilkan jumlah kebutuan yang optimal. Dalam suatu studi diperkirakan
bahwa 90%kebutuhan pelanggan diperoleh setelah 30x wawancara. Sementara
penemuan lain, memperkirakan bahwa 98% kebutuhan pelanggan suatau
produk peralatan kantor diperoleh stetlah 25 jam pengumpulan data, baik
melalui wawancara maupun kelompok focus. Sebagai patokan, untuk sebagian
besar produk 10 x wawancara masih kurang, sedangkan 50x wawancara
terlalu banyak, akan tetapi 9wawancara dapat dilakukan secara berurutan, dan
proses dapat dihentikan ketika tidak ada lagi kebutuhan baru yang diperoleh
melalui tambahan wawancara.
Langkah 2:
MENGINTERPRESENTASIKAN DATA MENTAH MENJADI
KEBUTUHAN
Kebutuhan pelanggan diekspresikan sebagai pernyataan tertulis dan merupakan
hasil interpretasi kebutuhan berupa data mentah yang diperoleh dari pelanggan.
Setiap pernyataan atau hasil observasi dapat diterjemahkan menjadi nomor
berapapun sebagai kebutuhan pelanggan.Griffin dan hauser menemukan bahwa
beberapa analis mungkin sajamenterjemahkan wawancara yang sama menjadi
kebutuhan yang berbeda, sehingga akan berguna memiliki lebih dari satu anggota
tim untuk melaksanakan proses penerjemahan. Dibawah ini diberikan 5 petunjuk
untuk menulis pernyataan kebutuhan pelanggan. Dua yang pertama adalah
penting dan mendasar untuk melakukan terjemahan yang efektif, tiga lainnya
untuk meyakinkan konsistensi dari kosakata dan gaya terjemahan diantara
anggota tim.
a) Ekspresikan kebutuhan sebagai “apa yang harus dilakukan
produk”bukan “bagaimana melakukannya”.
sering mengekspresikan kesenanggannya dengan menguraikan konsep
solusi, atau pendekatan untuk implementasi, akan tetapi pernyataan kebutuhan
12
haruslah diekspresikan secara independen dari solusi teknologi tertentu.
b) Ekspresikan kebutuan sama spesifiknya seperti data mentah.
Kebutuhan dapat diekspresikan pada berbagai tingkatan spesifik. Untuk
menghindari kehilangan informasi, ekspresikan kebutuhan pada tingkatan dan
detail yang sama seperti data mentah.
c) Gunakan pernyataan positif bukan negative.
Perubahan yang berurutan dari kebutuhan yang menjadi spesifikasi produk
lebih mudah dilakukan jika kebutha diekspersikan sebagai pernyataan positif.
Ini bukan aturan yang kaku karena kadang-kadang pernyataan yang positif
kurang tepat dipakai untuk situasi tertentu.
Langkah 3:
MENGORGANISASIKAN KEBUTUHAN MENJADI HIERARKI
Hasil langkah satu dan dua berupa daftar yang terdiri dari kurang lebih 50-300
pernyataan kebutuhan. Jumlah kebutuhan sebesar ini cukup sulit untuk digunakan
bagi aktifitas pengembang selanjutnya. Tujuan langkah tiga adalah
mengorganisasikan kebutuhan-kebutuhan menajadi beberapa hierarki. Daftar
kebutuhan ini terdiri dari beberpa kebutuhan sekunder. Dalam kasus produk yang
sangat komplek, kebutuhan sekunder mungkin dipecah lagi menajadi kebutuhan
tersier. Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang paling umum sifatnya,
sementara kebutuhan sekunder dan tersier diekspresikan secara lebih
terperinci.Prosedur mengorganisasikan kebutuhan menjadi daftar hierarki
merupakan proses yang intuitif, dan banyak tim yang dapatmenyelesaikan tugas
ini dengan baiktanpa adanya petunjuk yang detail.
Langkah 4:
MENETAPKAN KEPENTINGAN RELATIF SETIA KEBUTUHAN
Daftar hierarki saja tidak memberikan informasi mengenai tingkat kepentingan
relatif yang dirasakan pelanggan terhadap kebutuhan yang berbeda-beda.
Sementara itu tim pengembang harus membuat prioritas pilihan dan
mengalokasikan sumberdaya dalam mendesain produk. Tingkat kepentingan
relatif bermacam-macam kebutuhan adalah penting untuk membuat prioritas
pilihan tidak salah. Ada dua pendekatakan dasar untuk menetapkan bobot
13
kepentingan setiap kebutuhan, yaitu:
a) bersandar dalam consensus anggota tim berdasarkan pengalaman mereka
selama ini dengan pelanggan, atau
b) berdasarkan nilai kepentingan yang diperoleh dari surveilanjutan pada
pelanggan. Pertentangan antara dua pendekatan ini adalah dalam hal biaya dan
kecepatan versus akurasi. Tim dapat memberikan bobot kepentingan setiap
kebutuhan oleh anggota tim yang terdidik melalui suatu pertemuan, sementara
survey pelanggan biasanya memakan waktu minimal 2 minggu.
Langkah 5:
MEREFLEKSIKAN HASIL DAN PROSES
Langkah tarahir pada metode identivikasi kebutuhan pelanngan adalah
menggambarkan hasil dan proses.walaupun proses idenfitikasi kebutuhaan
pelanggan merupakan suatu metode yang struktur ,metode tersebut bukanlah ilmu
pasti.tim harus menguji hasilnya untuk meyakinkan bahwa hasil tersebut
konsisten dengan pengetahuan dan intuisi yang telah dikembangkan melalui
interaksi yang cukup lama dengan pelanggan.
14
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
B.Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terdapat saran yang diberikan untuk
selanjutnya yaitu ketika proses produksi sudah berjalan, maka dapatmengidentifikasi
kembali persoalan apa yang terjadi ketika proses produksi sudahberjalan. Hal tersebut
agar menjadikan unit usaha dapat terus melakukan perbaikansecara berkelanjutan.
Penelitian yang dapat dilakukan selanjutnya juga terkaitperkembangan ekonomi, melihat
penelitian ini memilki tujuan salah satunya untukmengembangkan ekonomi masyarakat,
maka penelitian selanjutnya melakukanevaluasi apakah dengan adanya unit usaha ini
benar-benar bisa meningkatkanperekonomian masyarakat.
16
DAFTAR PUSTAKA
Karl T Ulrich,Steven D.Eppinger .(2001). .Perancangan dan Pengembangan Produk. Jakarta: Salemba
Teknika.
17
LAMPIRAN
18
19
20