DERMATOGLIFI

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRATIKUM

GENETIKA DASAR
DERMOTAGLFI

Oleh :

Zhuan Anses Armytha (2205901020018)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
2023

1
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap manusia di dunia ini pasti berbeda. Salah satunya adalah bentuk
garis-garis pada jari, atau yang lazim kita sebut sebagai “sidik jari”, karena
bersifat unik, setiap orang yang hidup di bumi mempunyai bentuk sidik jari
berlainan. Karena sifat unik inilah, sidik jari dijadikan sebagai salah satu bukti
identitas seseorang yang berlaku secara internasional. Ternyata sidik jari baru
mulai diperhatikan pada akhir abad ke-19. Berawal dari tulisan seseorang
ilmuwan Inggris Henry Faulds pada 1880 yang menyatakan bahwa sidik jari
orang-orang tak berubah sepanjang hayat mereka, dan bahwa terdakwa-terdakwa
bisa diyakinkan dengan sidik jari yang mereka tinggalkan di permukaan benda
seperti kaca (Hidayati, F. 2017).

Sidik jari merupakan identitas pribadi yang tak mungkin ada yang
menyamainya. Sidik jari merupakan struktur genetika berbentuk rangka yang
sangat detail pada diri manusia dan tidak dapat dihapus atau diubah sampai
kapanpun (Leksono, B., dkk. 2019).

Dermatoglifi adalah gambaran sulur-sulur dermal yang parallel pada jari-jari


tangan dan kaki, serta telapak tangan, dan telapak kaki (Suciandari, A. R., dkk.
2018)

Dermatoglifi pada setiap orang tidak mungkin persis sama, tetapi bersifat
sangat stabil dan tidak berubah sepanjang hidup kecuali bila trejadi kerusakan
yang sangat parah sampai lapisan sub dermis.

Dermatoglifi merupakan gambaran rigi-rigi kulit (crista cutanea), yang


terdapat pada permukaan kulit yang tidak berbulu, pada anggota badan yang untuk
menggenggam seperti jari dan telapak tangan manusia dan telapak kaki. Pada
manusia sidik jari terbentuk dimulai dari minggu ke 8 sampai minggu ke 16
setelah pembuahan. Perbedaan pola sidik jari dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya hormon, jenis kelamin, faktor lingkungan dna kromosom. Dari pola
sidik jari dapat diketahui penyakit turunan yang disebabkan oleh faktor genetis.

2
Kelainan yang dapat mempengaruhi dermatoglifi antara lain trisomi 13, 18 dan 21
(sindrom down), sindrom turner, sindrom klinefelter dan sindrom cry-du-cat.

Dari kelainan sidik jari tersebut sudah banyak dilakukan penelitian di


bidang genetika untuk mengetahui pola sidik jari yang paling banyak ditemui
pada faktor genetis, seperti pada penyakit diabetes mellitus, obesitas, sindrom
down, skizofrenia, disseleksia, bahkan sekarang sidik jari sudah berkembang di
bidang lain seperti dalam pembuatan e-ktp yang baru dibuat di indonesia (padahal
sudah lama digunakan oleh negara maju), untuk mengetahui bakat anak, bahkan di
bidang kriminal dan untuk identifikasi jika terjadi kecelakaan yang mana jika
wajah korban susah dikenali, maka bisa diliat dari sidik jari korban (Amadino, A.,
dkk. 2017)

1.2 Tujuan Pratikum


Tujuan dari pratikum ini adalah Untuk mengetahui penurunan multifactor
pada sidik jari.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Dermatoglifi sangat khas pada setiap individu. Antara satu orang dengan
orang lainnya tidak mungkin memiliki gambaran yang sama persis, bahkan pada
saudara kembar sekalipun dermatoglifi adalah pola gambaran sulur-sulur dermal
yang paralel pada jari-jari, telapak tangan dan kaki. Dermatoglifi diturunkan
secara poligenik. Sekali suatu pola dermatoglifi telah terbentuk, maka pola itu
akan tetap selamanya, tidak dipengaruhi oleh umur, petumbuhan dan perubahan
lingkungan. Pola sidik jari selalu ada dalam setiap tangan dan bersifat permanen.
Dalam artian, dari bayi hingga dewasa pola itu tidak akan berubah sebagaimana
garis tangan. Setiap jari pun memiliki pola sidik jari berbeda. Secara anatomis
dermatoglifi akan membuat permukaan kasar pada telapak tangan jari tangan,
telapak kaki, dan jari kaki yang berfungsi dalam membantu proes memegang atau
berpijak sehingga tidak tergelincir. Pembentukan dermatoglifi dimulai dengan
proliferasi sel epitel basal epidermis volar pad sekitar minggu ke-10 sampai
minggu ke-11 kehamilan. Sel-sel kemudian membentuk lipatan-lipatan dan
menjadi rigi epidermis. Pada bulan keenam kehamilan pembentukan dermatoglifi
berakhir sepenuhnya. Dermatoglifi( sidik jari ) adalah hasil reproduksi tapak jari
baik yang sengaja diambil, dicapkan dengan tinta, maupun bekas yang
ditinggalkan pada benda karena pernah tersentuh dengan kulit telapak tangan /
kaki. Kulit telapak adalah kulit pada bagian telapak tangan mulai dari pangkal
pergelangan sampai kesemua ujung jari dan kulit bagian dari telapak kaki mulai
dari tumit sampai ke ujung jari yang mana pada daerah tersebut terdapatgaris
halus menonjol yang keluar satu sama lain yang dipisahkan leh celah / alur yang
membentuk lukisan tertentu.

 Kulit telapak terdiri dari 2 lapisan:


1. Lapisan dermal adalah kulit jangat / kulit yang sebenarnya. Kulit inilah yang
menentukan garis yang ada pada permukaan kulit telapak.
2. Lapisan epidermal adalah lapisan kulit luar / garis papilar. Garis inilah yang
menjadi perhatian kita untuk menentukan bentuk pokok perumusan dan
perbandingan sidik jari.

4
 Jenis sidik jari dibagi menjadi 3 macam, yaitu :
1. Visible impression adalah sidik jari yang dapat langsung dilihat tanpa
menggunakan alat bantu.
2. Laten impression dalah sidik jari yang biasanya tidak dapat dilihat langsung
tetapi harus dengan menggunakan beberapa cara pengembangan terlebih
dahulu supaya dapat nampak lebih jelas.
3. Plastic impression adalah sidik jari yang berbekas pada benda pada benda
yang lunak seperti sabun, gemuk, permen, cokelat.

Ada empat pola dasar dermatoglyphic tentang sidik jari yang perlu
diketahui, yakni whorl atau swirl, arch, loop, dan triradius. Selain itu hanyalah
variasi dari kombinasi keempat pola ini. Setiap orang mungkin saja memiliki
whorl, arch, atau loop di setiap ujung jari (sidik jari) yang berbeda, mungkin
sebuah triradius pada gunung dari luna dan di bawah setiap jari, dan kebanyakan
orang ada juga yang mempunyai dua whorl atau loop di tangan lainnya. Pola-pola
dapat juga ditemukan pada ruas kedua dan ketiga di setiap jari. Adapun pola
dermatoglifi berdasarkan klasifikasi galton dibedakan atas 3 pola dasar yakni
sebagai berikut :

1. Arch merupaka pola dermatoglifi yang dibentuk oleh rigi epidermis yang
berupa garis-garis melengkung seperti busur.
Ada 2 macam pola arch yaitu palin arch dan tented arch. Sekitar 10% sidik jari
manusia berpola arch.

2. Loop merupakan dermatoglifi berupa alur garis2 sejajar yang berbalik 1800.
Pada dasarnya ada 2 macam loop yaitu loop ulna dan loop radial sedangkan pada
kaki loop tibial dan loop fibular.

5
3. Whorl merupakan pola dermatoglifi yang dibentuk oleh rigi epidermis yang
memutar berbentuk pusaran. Ada 4 macam pola whorl yaitu plain whorl, central
pocket whorl, double loop dan accidental whorl.

a. Loop umum (common loop)


Tipe paling umum dari sidik jari adalah common loop. Cetakan ini
mengungkap kemampuan untuk menggunakan berbagai ide dari berbagai sumber
ide, dan mencampurnya dengan gaya yang unik. Loop mengungkapkan seorang
“pengikut” yang alami. Keinginan untuk memimpin orang lain lebih sering
muncul, tapi bukan berarti setiap orang dengan common loop memiliki
kemampuan untuk memimpin.

b. Loop memusat (radial loop)


Sebuah cetakan menukik yang memasuki dan berangkat dari sisi ibu jari
tangan disebut radial loop (kadang-kadang disebut reverse loop, atau inventor
loop). Jika common loop menunjukkan campuran gaya-gaya lain, radial loop
mengungkapkan kemampuan untuk menciptakan sebuah gaya atau sistem yang
sama sekali baru. Orang ini mempunyai ingatan visual yang tajam, mampu
mengingat tidak hanya gambaran-gambaran, tapi juga tindakan-tindakan dan

6
emosi-emosi yang menyertai gambaran-gambaran tadi. Seperti halnya semua
tanda yang lain, radial loop berlaku bagi bidang apapun atau jari yang di atasnya
ditemukan tanda itu.

c. Double loop
Double loop kebanyakan disalahpahami oleh hampir semua penandaan
dermatoglyphic. Pada umumnya, menginterpretasikan double loop sama seperti
dengan whorl-whorl yang lain, dengan perbedaan utama: hingga kepribadian yang
dikembangkan akan cenderung dengan kuat ke arah pernyataan yang dilebih-
lebihkan, manipulasi, dan tindakan-tindakan bersifat subversif di dalam wilayah
kehidupan. Sebagai contoh, seseorang dengan double loop pada kedua ibu jarinya
mungkin di dalam awal kehidupannya menggunakan penipuan untuk membantu
mewujudkan keinginan mereka terhadap yang lain. Pemilik garis tangan ini
tertarik ke arah karier yang dramatis, yang dengan usaha biasa dapat diwujudkan
dengan mudah.

4. Triradius
Triradius (juga disebut “delta”) adalah titik yang dibentuk oleh tiga sulur
yang mengarah ketiga arah dengan sudut 1200,dapat digunakan untuk menunjuk
dengan tepat pusat dari setiap gunung. Gunung-gunung itu kemudian bisa dilihat
sebagai terpusat, kecenderungan, atau berpindah (Sani, F. Q. 2019)

Fungsi sidik jari adalah untuk memberi gaya gesek lebih besar agar jari
dapat memegang benda-benda lebih erat. Sidik jari manusia digunakan untuk
keperluan identifikasi karena tidak ada dua manusia yang memiliki sidik jari
persis sama. Hal ini mulai dilakukan pada akhir abad ke-19. Sidik jari kaki bayi
juga diambil di rumah sakit untuk identifikasi bayi. Ini bertujuan untuk mencegah
tertukarnya bayi yang sering terjadi di rumah sakit. Sidik jari dapat digunakan
sebagai alat identifikasi seseorang karena bentuk ukuran dan stuktur rinci dari
sulur epidermis bervariasi pada setiap orang. Konfigurasi tidak berubah karena
usia dan pengaruh lingkungan serta pola sulur dapat dikelompokkan menjadi tipe
pola dasar(Septadina, I. S. 2021)

7
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Alat
Adapun beberapa macam alat dan bahan yang di gunakan dalam Praktikum
Genetika Dasar di laboratorium Universitas Teuku Umar, antara lain :
1. Loop
2. Kalkulator 3. Penggaris
4. Pensil
3.2 Bahan

1. Tinta Stempel 2. Bantalan 3. Kertas Putih A4


Stempel

3.3 Prosedur Kerja


1. Jari-jari tangan terlebih dahulu dibersihkan dari debu atau kotoran
dengan air kemudian disemprot dengan alkohol
2. Pada bantalan stempel diberi tinta yang tipis dan merata
3. Tekan dengan perlahan ibu jari pada bantalan tersebut dan selanjutnya
tekankan kembali jari yang telah bertinta tersebut pada kertas putih A4
sehingga terbentuk cap jari 4. Sidik jarinya ditentukan polanya dan
dihitung jumlah rigi-riginya dengan menggunakan loop
4. Lakukan hal yang sama untuk semua jari baik pada tangan kanan maupun
tangan kiri.
5. Catat semua data dari semua kelompok dan hitung persentase masing-
masing pola dan nilai rata-rata jumlah rigi.

8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Adapun hasil yang didapat dari kegiatan pratikum yang telah dilakuakan
ialah:
4.2. Pembahasan
Berikut akan diuraikan pembahasan tentang gambar dari hasil percobaan
yang di terapkan pada pratikum genetika dasar yang berjudul DERMOTAGLIFI.

Setelah dilakukan pengamatan didapatkan hasil sebagai berikut :


Pada pola sidik jari tangan kanan pengamat terdapat 3 tipe pola sidik jari
yang berbeda yaitu Whorls, Ulnar, dan Radial dan pada jari tangan sebelah kiri
terdapat 2 tipe pola sidik jari yaitu whorls dan ulnar, sehingga nilai presentase yang
di dapatkan pada pengamata ini juga berbeda pula, presentasi pada pengamatan
dapat dihitung dengan menggunakan rumus, berikut akan di jelaskan secara rinci
agar pembaca lebih mudah untuk memahaminya :

Pola jari tangan kanan Pola jari tangan kiri


• Jempol : Whorls • Jempol : Whorls
• Telunjuk : Ulnar • Telunjuk : Whorls
• Tengah : Radial • Tengah : Ulnar
• Manis : Whorls • Manis : Ulnar
• Kelingking : Whorls • Kelingking : Ulnar
Total

• Whorls :5
• Ulnar :4
• Radial :1

RUMUS :
jumlah pola jari yang muncul
Sidik Jari = x 100%
jumlah seluruh jari

Pemecahan :

9
5
• Whorls : x 100% = 50 %
10

4
• Ulnar : x 100% = 40 %
10

1
• Radial : x 100% = 10 %
10

10
BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data yang didapatkan, dapat diketahui bahwa tipe sidik jari
yang paling dominan membawa faktor genetis adalah tipe whorls, akan tetapi hal
itu kembali lagi pada pedigree dari masing-masing keluarga karena penyakit
genetik akan diturunkan jika suatu keluarga tersebut memiliki garis keturunan
penyakit dari keturunan yang sebelumnya.
Dan dari perhitungan presentasi di dapatkan hasil Whrols sebsar 50%, Ulnar
40%, dan Radial sebesar 10%.

11
DAFTAR PUSTAKA

Hidayati, F. (2017). Variasi pola sidik jari pada populasi Jawa dan
Papua (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS AIRLANGGA).

Leksono, B., Hidayatno, A., & Isnanto, R. R. (2019). Aplikasi metode template
matching untuk klasifikasi sidik jari (Doctoral dissertation, Teknik Elektro
Universitas Diponegoro).

Suciandari, A. R., Mundijo, T., & Purwoko, M. (2018). Dermatoglifi pada


Autisme dan Sindrom Down di Palembang. MAGNA MEDIKA: Berkala
Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan, 1(5), 30-35.

Amadino, A., Susanti, R., & Afriant, R. (2017). Gambaran pola dermatoglifi pada
ujung jari tangan penderita penyakit hipertensi esensial di kota Padang
tahun 2014. Jurnal Kesehatan Andalas, 6(1), 100-103.

Sani, F. Q. (2019). POLA DERMATOGLIFI TANGAN PASIEN KANKER


PAYUDARA DI RUMAH SAKIT KANKER DHARMAIS SLIPI JAKARTA
BARAT DAN TINJAUANNYA MENURUT PANDANGAN
ISLAM (Doctoral dissertation, Universitas YARSI).

Septadina, I. S. (2021). Identifikasi individu dan jenis kelamin berdasarkan pola


sidik bibir. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan: Publikasi Ilmiah Fakultas
Kedokteran Universitas Sriwijaya, 2(2), 231-236.

12
LAMPIRAN

13

Anda mungkin juga menyukai