KTI Utuh Sutriyati
KTI Utuh Sutriyati
KTI Utuh Sutriyati
KTI
Oleh :
SUTRIYATI
NIM. P. 1337420516123
KTI
Oleh :
SUTRIYATI
NIM. P. 1337420516123
2019
ii
PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN
Nama : Sutriyati
NIM : P. 1337420516123
Menyatakan bahwa dengan sebenarnya bahwa laporam kasus yang saya tulis adalah
benar-benar menunjukkan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan
tulisan orang lain atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau
Apabila dikemudian hari terbukti laporam kasus ini adalah hasil jiplakan, maka saya
bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Magelang, ………………………….
Sutriyati
NIM. P. 1337420516123
iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Cairan pada Anak di RSK Ngesti Waluyo Parakan telah diperiksa dan disetujui
untuk diuji.
Magelang, …………………………….
Pembimbing I Pembimbing II
Tulus Puji Hastuti, S.Kp., Ns, M.Kes Susi TR Talib, S.Kep., Ns., M.Kes
NIP. 19671012 199003 2 001 NIP. 19730927 199602 2 001
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Volume Cairan pada Anak di RSK Ngesti Waluyo Parakan ini telah dipertahankan
Dewan Penguji
Mengetahui
Ketua Perwakilan Jurusan Keperawatan
Magelang
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik dan Hidayat
Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan laporam kasus yang
Defisien Volume Cairan pada Anak di RSK Ngesti Waluyo Parakan. Laporam
kasus ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat mata kuliah Tugas Akhir.
dan hambatan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya atas segala arahan, bantuan, bimbingan dan dorongan
1. Marsum, BE, S.Pd, MHP, Direktur Poltekkes Kemenkes Semarang yang telah
telah memberikan ijin dan kesempatan untuk melaksanakan studi kasus khususnya
3. Hermani Triredjeki, S.Kep., Ns., M.Kes, Ketua Program Studi D III Keperawatan
kasus.
4. Tulus Puji Hastuti, S.Kp., Ns, M.Kes, selaku pembimbing I laporam kasus.
6. Rekan-rekan seperjuangan serta semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan
vi
7. Keluarga tercinta yang senantiasa mendoakan dan memberi dorongan moral dan
8. Semua pihak yang telah membantu penulisan laporam kasus ini yang tidak dapat
Penulis menyadari bahwa laporam kasus ini masih banyak kekurangan dan
kelemahannya. Saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan
guna perbaikan laporam kasus ini. Semoga laporam kasus ini dapat bermanfaat. Amin.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Pengertian ..................................................................... 5
2. Etiologi ......................................................................... 5
3. Klasifikasi .................................................................... 6
8. Penatalaksanaan ............................................................ 9
9. Komplikasi ................................................................... 10
Cairan ................................................................................... 19
A. Hasil .................................................................................... 29
B. Pembahasan ......................................................................... 39
ix
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................... 46
B. Saran .................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
merupakan sebab utama kesakitan dan kematian seseorang terutama pada anak.
Hal ini tercermin banyak orang yang menderita penyakit diare atau gastroenteritis
perorangan, keadaan gizi, faktor sosial ekonomi, dan walaupun banyak kasus diare
yang mengalami dehidrasi, namun banyak yang meninggal bila tidak dilakukan
kelompok usia terutama pada anak. Anak lebih rentan mengalami diare, karena
merupakan penyakit potensial Kejadian Luar Biasa (KLB) yang sering disertai
dengan kematian. Target cakupan pelayanan penderita Diare Balita yang datang
ke sarana kesehatan adalah 10% dari perkiraan jumlah penderita Diare Balita
(Insidens Diare Balita dikali jumlah Balita di satu wilayah kerja dalam waktu satu
berkembang. Kurang lebih 10 juta anak usia kurang dari 5 tahun meninggal setiap
tahunnya di dunia dan sekitar 20% meninggal karena infeksi diare (Hartati, 2018).
Angka kejadian diare pada balita di Indonesia pada tahun 2017 sebesar 40,07%
kasus yang ditemukan dan ditangani sebanyak 13.878 kasus (83,1%) (Dinas
Waluyo Parakan pada bulan September s/d Oktober 2018 jumlah pasien anak yang
mengalami diare secara terus menerus sehingga anak terlihat lemah dan lesu
Diare sering menyerang balita karena daya tahan tubuhnya yang masih
lemah, sehingga mudah terkena bakteri penyebab diare, dan jika diare disertai
ataupun anak akan cepat menjadi parah. Hal ini disebabkan karena seorang anak
berat badannya lebih ringan daripada orang dewasa. Kasus kematian balita karena
berperan dalam memelihara tubuh dan proses homeostatis. Kebutuhan cairan dan
elektrolit memerlukan air. Tubuh anak terdiri atas sekitar 60% air yang terbesar
didalam sel maupun diluar sel. Kebutuhan cairan anak adalah 100 ml/kgBB untuk
Air memiliki presentase yang besar dari berat badan manusia (Asmadi,
2008), dan pabila terjadi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit maka tubuh akan
dan elektrolit saling bergantung satu sama lainnya, jika salah satu terganggu maka
dasar manusia. Fisiologis yang harus dipenuhi apabila penderita telah banyak
Terutama diare pada anak perlu mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat
Berdasarkan data latar belakang inilah sebagai dasar penulis untuk tertarik
B. Rumusan Masalah
pengelolaan defisien volume cairan pada anak di RSK Ngesti Waluyo Parakan ?
C. Tujuan Penelitian
dengan fokus studi pengelolaan defisien volume cairan pada anak di RSK Ngesti
Waluyo Parakan.
4
D. Manfaat Penelitian
3. Bagi Peneliti
TINJAUAN PUSTAKA
A. Diare
1. Definisi
a. Diare adalah buang air besar (BAB) encer atau bahkan dapat berupa air
saja (mencret) biasanya lebih dari 3 kali dalam sehari (Ariani, 2016).
perubahan jumlah, konsistensi, frekuensi, dan warna dari tinja (Riyadi dan
Suharsono, 2010).
lebih cair dari biasanya, dan frekuensi lebih dari 3 kali dalam satu hari atau
2. Etiologi
a. Faktor Infeksi
usus dan merusak sel mukosa intestinal yang dapat menurunkan daerah
5
6
absorbsi
cairan dan elektrolit. Adanya toksin bakteri juga akan menyebabkan system
transport menjadi aktif dalam usus, sehingga sel mukosa mengalami iritasi
b. Faktor Malabsorbsi
c. Faktor Makanan
Dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampu diserap dengan baik
d. Faktor Psikologis
3. Klasifikasi
a. Diare Akut
Diare akut adalah penyebab utama keadaan sakit pada anak-anak balita.
tiba frekuensi defekasi yang sering disebabkan oleh agens infeksius dalam
traktus GI. Keadaan ini dapat menyertai infeksi saluran napas atas atau
7
Diare akut biasanya sembuh sendiri (lamanya sakit kurang dari 14 hari) dan
akan mereda tanpa terapi yang spesifik jika dehidrasi tidak terjadi.
b. Diare Kronik
defekasi dan kandungan air dalam feses dengan lamanya sakit lebih dari
4. Manifestasi klinis
muntah, nyeri perut sampai kejang perut, demam dan diare. Terjadinya
akan merasa haus, lidah kering, tulang pipi menonjol, turgor kulit menurun,
hipovolemik berat maka denyut nadi cepat (lebih dari 120x/menit). Tekanan
darah menurun sampai tak terukur, pasien gelisah, muka pucat, ujung-ujung
aritmia jantung, perfusi ginjal menurun sehingga timbul anuria, sehingga bila
kekurangan cairan tak segera diatasi dapat timbul penyakit berupa nekrosis
8
tubulas akut. Secara klinis diare karena infeksi akut terbagi menjadi 2
golongan:
yaitu:
a. Anak sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer
empedu.
d. Warna daerah sekitar anus merah atau lecet karena seringnya defekasi tinja
e. Ada tanda dan gejala dehidrasi, torgor kulit jelas (elastisitas kulit
g. Diuresi berkurang.
9
a. Anatomi
1) Mulut
atapnya adalah palatum yang memisahkan dari hidung dan bagian atas
2) Lidah
3) Gigi
Manusia dilengkapi dengan dua set gigi yang tampak pada masa
susu. Set kedua atau set permanen menggunakan gigi primer mulai
4) Esofagus
5) Lambung
6) Usus kecil
(peritoneal).
7) Usus Besar
Usus besar berjalan dari katup ileosaekal ke anus. Dibagi dalam lima
8) Anus
b. Fisiologi
1) Mulut
2) Lambung
meneruskannya ke duodenum.
3) Usus kecil
absorbsi.
4) Usus besar
terserap.
5) Anus
7. Patofisiologi
terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotik dalam rongga meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan akan
sekresi akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus atau
terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus dan
8. Pathway
9. Pemeriksaan penunjang
sistemik.
10. Penatalaksanaan
c. Terapi simtomatik
Obat anti diare bersifat simtomatik dan diberikan sangat hati-hati atas
pertimbangan rasional.
d. Terapi definitif.
11. Komplikasi
Suharsono, 2010).
proses berurut, yang selama proses tersebut bayi dan anak-anak memperoleh
motorik kasar dan halus mereka selama 12 bulan pertama kehidupan. Berikut
ini adalah tabel penanda keterampilan motorik kasar dan halus pada bayi
Ketrampilan Motorik
Usia Ketrampilan Motorik Kasar
Halus
1 bulan Mengangkat dan menggerakkan kepala Genggaman tangan sebagian
ke samping dalam posisi telungkup besar mengepal
Kepala jatuh ke belakang ketika ditarik Pergerakan tangan involunter
duduk
Punggung bulat ketika sedang duduk
2 bulan Mengangkat kepala dan dada, posisi
menahan kendali kepala membaik
3 bulan Mengangkat kepala hingga 45 derajat Menahan tangan di depan
dalam posisi telungkup wajah, tangan terbuka
Kepala sedikit jatuh ke belakang ketika
dilakukan perasat tarik untuk duduk
4 bulan Mengangkat kepala dan melihat ke Memukul benda
sekeliling
Berguling dari posisi telungkup ke
posisi telentang dan kembali lagi
Kepala mendahului tubuh ketika tarik
duduk
5 bulan Berguling dari posisi telungkup ke Menggenggam mainan
posisi telentang dan kembali lagi
Duduk dengan punggung tegak lurus
ketika disangga
6 bulan Duduk tripod Melepaskan benda di tangan
untuk mengambil benda
lainnya
7 bulan Duduk sendiri dengan menggunakan Memindahkan benda dari
tangan untuk menyangga satu tangan ke tangan lainnya
8 bulan Duduk tanpa disangga Genggaman menjepit yang
kasar
9 bulan Merangkak, abdomen tidak mengenai Memukulkan benda
lantai bersamaan
10 bulan Menarik untuk berdiri meluncur Genggaman menjepit yang
halus
12 bulan Duduk dari posisi berdiri
Berjalan secara mandiri
yang tepat sangat penting selama masa toddler (Kyle dan Carman, 2015).
lambat dari tahun sebelumnya, dan anak prasekolah yang sehat bertumbuh
ramping dan tangkas, dengan postur tubuh yang tegak (Kyle dan Carman,
2015).
18
peran sering terjadi selama periode ini, tetapi teratasi ketika remaja
1. Kebutuhan Cairan
dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis.
d. Transpor hormone
perlarut bagi semua yang terlarut. Air tubuh total atau total body water (TBW)
adalah persentase dari berat air dibagi dengan berat badan total, yang
dalam tubuh (Guyton, 2014) Air membuat sampai sekitar 60 persen pada laki-
laki dewasa. Sedangkan untuk wanita dewasa terkandung 50 persen dari total
berat badan. Pada neonates dan anak-anak, presentase ini relatif lebih besar
bagian (67%) merupakan cairan tubuh yang berada di dalam sel disebut
dengan cairan intraseluler. Sepertiganya (33%) berada diluar sel yakni cairan
Cairan ekstraseluler dibagi menjadi 3 bagian lagi yaitu cairan interstitial yang
total berat badan. Cairan intravaskuler atau plasma darah yang meliputi 20
persen cairan ekstraseluler atau 15 persen dari total berat badan (Guyton,
2014). Selain itu, ada juga cairan transelular yang termasuk cairan
humour, cairan sendi, cairan pleura, cairan peritoneum, dan cairan pericardial
(Longnecker, 2012).
konstan pada keadaan yang normal. Antara satu kompartemen dengan yang
a. Keseimbangan Donan
dengan cairan ekstraseluler yang timbul akibat adanya peran dari sel
melalui membran ke dalam dan keluar dari sel tersebut (Laksana, 2015).
dengan berat pelarut. Lebih khusus, itu adalah jumlah osmol disetiap
didefinisikan sebagai jumlah osmol zat terlarut dalam satu liter larutan.
1. Pengkajian
a. Identitas
diagnosa medis
23
c. Keluhan utama
Meliputi buang air besar (BAB) lebih 3 kali sehari, BAB < 4 kali dan
cair (diare tanpa dehidrasi) BAB 4-10 kali dan cair (dehidrasi
berlangsung <14 hari maka diare tersebut adalah diare akut, sementara
d. Riwayat kesehatan
mungkin meningkat.
bercampur empedu
g) Kram abdomen
h) Nyeri abdomen
i) Menghindari makanan
k) Diare
m) Kurang informasi
daily allowance)
v) Steatorea
1) Keadaan umum
2) Berat badan
3) Kulit
4) Kepala
5) Mata
2. Diagnosa keperawatan
b. Batasan Karakteristik :
urine urine
vena tiba-tiba
p) kelemahan
3. Intervensi
1) NOC
d) Turgor kulit
27
Hidrasi (0602)
a) Haus
c) Fontanel cekung
2) NIC
elektrolit pasien
ketidakseimbangan elektrolit
memburuk
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
2010). Metode yang digunakan dalam penulisan laporan kasus ini adalah dengan
menggambarkan hasil asuhan keperawatan diare pada anak dengan fokus studi
B. Subyek Penelitian
Subyek pada karya tulis ilmiah ini dengan cara convenience sampling
adanya kedekatan antara sampel dengan peneliti. Subyek penelitian yang dipilih
dalam kasus karya tulis ilmiah penulis adalah klien dengan asuhan keperawatan
diare pada anak dengan fokus studi pengelolaan kekurangan volume cairan.
Kriteria eksklusi :
C. Fokus Studi
keperawatan diare pada anak dengan fokus studi pengelolaan kekurangan volume
cairan
Definisi operasional dari asuhan keperawatan diare pada anak dengan fokus
keperawatan diare pada anak dengan fokus studi pengelolaan kekurangan volume
cairan, yang dilakukan dengan cara memberikan asuhan keperawatan mulai dari
E. Pengumpulan Data
sebagai berikut :
1. Biofisiologis.
2010).
2. Observasi
sebagai fakta yang nyata dan akurat dalam membuat suatu kesimpulan
3. Wawancara
Wawancara dilakukan langsung pada klien diare pada anak dengan fokus
4. Dokumentasi
sudah ada. metode dokumentasi penulis digunakan untuk mencari data yang
sudah ada pada catatan rekam medis klien dengan masalah pengelolaan
H. Penyajian Data
Penyajian data dalam karya tulis ilmiah ini dalam bentuk narasi hasil dari
I. Etika Penelitian
dengan manusia yang mempunyai hak asasi dalam kegiatan penelitian, sebelum
penelitian yang akan dilakukan. Adapun bentuk etika penelitian yang penting
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menulis
kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan
disajikan
2. Kerahasiaan (Confidentiality)
informasi yang telah dikumpulkan dan hanya kelompok tertentu yang akan
A. Hasil
1. Klien I
a. Biodata
diantar oleh kedua orang tuanya dengan diagnose medis diare dengan
Parakan.
33
34
b. Pengkajian
1) Keluhan Utama
lebih 2 hari sebelum masuk rumah sakit klien buang air besar
(BAB) kurang lebih 10 kali cair, tidak ada lendir ataupun darah,
dari pagi. Saat ini BAB masih encer dengan jumlah ±100 ml setiap
diare, warna kuning, tidak berlendir dan tidak disertai darah. Ibu
frekuensi 2 kali dari pagi dengan jumlah ±100 ml setiap BAK. Ibu
An.A tampak lesu dan lemah. Kedua mata pasien tampak merah.
2) Riwayat kesehatan
3) Pemeriksaan Fisik
kembali lambat, CRT lebih dari 2 detik, akral teraba hangat. An.A
cekung, mukosa bibir kering, bising usus 36 kali per menit, perkusi
4) Data Penunjang
c. Diagnosa keperawatan
25 Februari 2019 pukul 15.30 WIB dengan keluhan kurang lebih 2 hari
sebelum masuk rumah sakit klien buang air besar (BAB) kurang lebih
10 kali cair, tidak ada lendir ataupun darah, warna kekuningan, demam
mukosa bibir kering, bising usus 36 kali per menit, perkusi abdomen
36
zinc 1x10 mg dan oralit setiap kali diare. Diagnosa keperawatan yang
cairan aktif.
d. Perencanaan Keperawatan
e. Penatalaksanaan Keperawatan
pada anak > 2 detik, 7) Memantau pola minum anak, hasil yang
37
anak sudah semakin baik, 7) Memantau pola minum anak, hasil yang
pola minum anak, hasil yang didapatkan anak hanya minum ± 50 cc, 8)
f. Evaluasi
2. Klien II
a. Biodata
Waluyo Parakan pada tanggal 10 Maret 2019 pukul 15.30 WIB diantar
oleh kedua orang tuanya dengan diagnose medis diare dengan dehidrasi
klien selama klien dirawat di RSK ngesti Waluyo Parakan. Tn. S berusia
beragama islam.
dengan istrinya Ny. T berusia 30 tahun, juga klien An. A dan kakak dari
An. M pada tanggal 10 Maret 2019 pukul 16.00 WIB di ruang Mawar
a. Pengkajian
1) Keluhan Utama
lebih 3 hari sebelum masuk rumah sakit klien buang air besar
(BAB) kurang lebih 8 kali cair, tidak ada lendir ataupun darah,
dari pagi. Saat ini BAB masih encer dengan jumlah ±100 ml setiap
diare, warna kuning, tidak berlendir dan tidak disertai darah. Ibu
frekuensi 2 kali dari pagi dengan jumlah ±100 ml setiap BAK. Ibu
An. M tampak lesu dan lemah. Kedua mata pasien tampak merah.
2) Riwayat kesehatan
3) Pemeriksaan Fisik
kembali lambat, CRT lebih dari 2 detik, akral teraba hangat. An. M
cekung, mukosa bibir kering, bising usus 35 kali per menit, perkusi
4) Data Penunjang
kali diare.
b. Diagnosa keperawatan
10 Maret 2019 pukul 15.30 WIB dengan keluhan kurang lebih 3 hari
sebelum masuk rumah sakit klien buang air besar (BAB) kurang lebih 8
kali cair, tidak ada lendir ataupun darah, warna kekuningan, demam dan
Ubun-ubun tidak cekung, mata cekung, mukosa bibir kering, bising usus
dalam 2 detik, kuku merah muda, tidak ada sianosis, CRT kurang dari 2
menit, paracetamol 3x 1/2 tablet, zinc 1x10 mg dan oralit setiap kali
c. Perencanaan Keperawatan
d. Penatalaksanaan Keperawatan
pada anak > 2 detik, 7) Memantau pola minum anak, hasil yang
anak sudah semakin baik, 7) Memantau pola minum anak, hasil yang
pola minum anak, hasil yang didapatkan anak hanya minum ± 50 cc, 8)
e. Evaluasi
B. Pembahasan
1. Pengkajian
RSUD Dr. Moewardi. Dimana pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan
besar atau BAB ditandai dengan BAB lebih dari 3 kali sehari dengan
konsistensi tinja cair, dapat disertai dengan darah dan atau lender. Anak yang
demam, mual, dan diare cair akut. Diare karena infeksi bakteri invasif akan
mula akan cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, nafsu makan berkurang.
BAB cair, mungkin disertai lendir dan darah. Anus dan daerah sekitarnya
akan lecet karena sering defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai
akibat makin banyak asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak
An.A sesuai dengan teori dan yang ada dimana pasien dengan diare datang
kerumah sakit karena BAB encer, frekuensi lebih dari 3 kali dalam sehari,
muntah, demam tinggi, dan BAB berlendir, anus dan daerah sekitar menjadi
yaitu mata An.M merah, anus dan daerah sekitarnya tidak lecet, tidak
berwarna kemerahan. Pada An.A ditemukan kulit sekitar anus lembab dan
Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorpsi dengan
baik karena adanya hiperperistaltik. Secara klinis, pada anak yang diare
yang mengalami diare dengan dehidrasi ringan hingga berat turgor kulit
bibir kering. Menurut peneliti apa yang ada di teori sama dengan kasus.
Akan tetapi pada partisipan 1 dan 2 tidak dilakukan pemeriksaan gas darah
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan ini menjadi prioritas utama karena hal ini jika
tidak diatasi secepatnya anak akan mengalami dehidrasi berat yang berakhir
pada syok dan bisa menyebabkan kematian karena tubuh banyak kehilangan
yaitu berat badan turun, turgor kulit kembali sangat lambat, mata dan ubun-
3. Intervensi
lakukan atas nama klien. Tindakan ini termasuk intervensi yang diprakarsai
pada kasus berdasarkan NOC dan NIC (2015) yaitu, diagnosa utama pada
kehilangan cairan aktif yaitu 1) monitor status hidrasi, 2) catat intake dan
monitor kelembaban mukosa dan turgor kulit. Tindakan yang dilakukan pada
pasien setelah diberikan cairan. Kriteria hasil yang hendak dicapai yaitu
dalam 24 jam tidak terganggu, berat badan stabil, turgor kulit tidak
secara oral sebagian besar adekuat, asupan cairan intravena sebagian besar
adekuat.
4. Implementasi
respon haus, monitor warna, kuantitas, dan berat jenis urin, berikan cairan
dengan tepat, konsultasikan ke dokter jika pengeluaran urin kurang dari 0,5
dehidrasi, pertahankan kepatenan akses IV, ingkatkan intake cairan per oral
pasien yang sesuai, monitor intake dan output pasien secara akurat, monitor
dengan aliran konstan dan sesuai, Sehingga dengan intervensi yang diberikan
respon pasien setelah 7 jam pemberian oralit, memberikan terapi zink 1x1
sendok teh sesuai dengan order dokter, memantau mata cekung, turgor kulit,
kelembaban mukosa mulut, CRT pada anak, memantau pola minum anak,
diare terhadap kesesuaian obat dan dosis pada pasien rawat inap di RSUD
50
pengobatan. Salah satu hal yang penting dan perlu diperhatikan yaitu jenis
cairan, jumlah cairan, cara pemberian cairan, dan jadwal pemberian cairan
5. Evaluasi
masih diberi oralit, ibu mengatakan anaknya masih diberi zink, ibu
±50ml, ibu mengatakan sudah paham dengan apa yang dijelaskan, anak
tampak tenang, anak sudah bisa bermain, mata tidak cekung, turgor kulit
baik.
51
sampai diare berhenti. Untuk anak usia kurang dari satu tahun diberikan 50
sampai 100 cc cairan oralit setiap kali buang air besar sedangkan anak labih
dari 1 tahun diberikan 100 sampai 200 cc cairan oralit setiap klai buang air
besar. Menurut peneliti apa yang ditemukan pada kasus sama dengan apa
yang ada diteori. Anak yang diare banyak kehilangan air dan elektrolit.
C. Keterbatasan Penelitian
jam
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diuraikan di atas, maka dapat
1. Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu
proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data
pemeriksaan penunjang
zink 1x1 sendok teh sesuai dengan order dokter, memantau mata cekung,
52
53
5. turgor kulit, kelembaban mukosa mulut, CRT pada anak, memantau pola
teratasi.
B. Saran
Berdasarkan hasil karya tulis ilmiah ini, maka saran yang dapat diberikan
1. Rumah Sakit
Saran peneliti kepada pihak rumah sakit lebih menyediakan fasilitas dalam
2. Ilmu Pengetahuan
Cahyono, Dwi Anton Budi dan Dyah Andari. 2010. Mudah dan Hemat Hidup Sehat.
Hartati. (2018). Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare pada Balita di Wilayah
(400-407)
Kemenkes RI. (2018). Buletin data dan kesehatan :Situasi Diare di Indonesia,
Jakarta : Kemenkes
Hidayat. (2014). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta :
Salemba Medika.
Kyle dan Carman. (2015). Buku Praktek Keperawatan Pediatri. Jakarta : EGC
Mendri, Ni Ketut & Agus Sarwo Prayogi. 2017. Asuhan Keperawatan Pada Anak
Gosyen. Publishing.
Setiadi. 2008. Konsep Dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Hidayat. 2013. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba Medika.
Tarwoto dan Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar manusia dan Proses Keperawatan.
Vivian. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba Medika.
http://www.who.int/topics/diarrhoea/en/
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Sutriyanti
Riwayat Pendidikan :