Laprak 5 Fiswan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

1

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN


AIR

MENENTUKAN LAJU PERNAFASAN,MELIHAT


MORFOLOGI INSANG DAN JANTUNG IKAN SETELAH
MATI KARENA PENCEMARAN, DAN MENENTUKAN LAJU
DENYUT JANTUNG PADA IKAN

NADIA INDAH PERMATASARI


2104111181
NELI SAFRINA, S.Pi., M.Si
Kelompok 2/ Senin, 08.00-10.00 WIB

LABORATORIUM BIOLOGI PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
2

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan laporan praktikum yang berjudul “Menentukan Laju Pernafasan,
Melihat Morfologi Insang dan Jantung Ikan Setelah Mati Karena Pencemaran,
dan Menentukan Laju Denyut Jantung Pada Ikan”. Penyususan laporan ini
bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah fisiologi hewan air Fakultas
Perikanan dan Kelautan Universitas Riau.

Dalam penyusunan laporan ini saya ucapkan terima kasih kepada Asisten
Dosen dan pihak-pihak yang telah membantu dalam kelengkapan penyusunan
laporan ini. Saya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan, oleh sebab itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk penyempurnaan laporan selanjutnya. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.

Pekanbaru, Mei 2023

Nadia Indah Permatasari


3

DAFTAR ISI

Isi Halaman

KATA PENGANTAR .............................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ iii
DAFTAR TABEL...................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ v
I. PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang.............................................................................. 1
1.2. Tujuan dan Manfaat Praktikum..................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 3
III. METODOLOGI PRAKTIKUM....................................................... 5
3.1. Waktu dan Tempat ....................................................................... 5
3.2. Alat dan Bahan ............................................................................. 5
3.3. Metodologi Praktikum ................................................................. 5
3.4. Prosedur Praktikum ...................................................................... 5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................... 7
4.1. Hasil.............................................................................................. 7
4.1.1.Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus)................................ 7
4.1.2.Rupa Organ Lambung pada Ikan......................................... 7
4.2. Pembahasan................................................................................... 8
V. KESIMPULAN DAN SARAN............................................................ 9
5.1. Kesimpulan................................................................................... 9
5.2. Saran.............................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 10
LAMPIRAN............................................................................................... 11
4

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus).......................................... 6
2. Terkontrol....................................................................................... 7
3. Pelet................................................................................................ 7
4. Tubifex............................................................................................ 7
5

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. Pengamatan Ikan Secara Kontrol dan Diberi Pembersih Lantai.... 7
6

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Dokumentasi kegiatan praktikum ............................................... 12


1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Budidaya ikan air tawar di Indonesia merupakan sektor usaha yang sangat
potensial, sehingga memberikan peranan yang nyata dalam pemenuhan kebutuhan
ikan konsumsi dalam negeri. Satu dari beberapa jenis ikan yang bernilai ekonomis
dan mudah untuk dibudidayakan adalah ikan lele. Kelebihan ikan lele diantaranya
adalah pertumbuhannya cepat, pemeliharaannya relatif mudah, dapat dipelihara
dalam lahan sempit dengan padat tebar tinggi dan tahan terhadap lingkungan yang
kurang baik, selain itu ikan lele memiliki rasa yang enak serta kandungan gizi yang
tinggi sehingga sangat banyak diminati di kalangan masyarakat (Banjarnahor et al.,
2015).

Ikan lele merupakan salah satu komoditas unggulan perikanan tawar yang mudah
dibudidayakan, memiliki pertumbuhan yang lebih cepat, tahan terhadap kondisi
lingkungan yang buruk, mengandung nutrisi yang tinggi dan bernilai ekonomis cukup
tinggi (Darseno, 2010 dalam Ernawati et al., 2021).

Fisiologi hewan air adalah ilmu yang mempelajari segala proses yang
berlangsung dalam tubuh makhluk hidup baik organisme bersel tunggal maupun
bersel banyak, termasuk interaksi antar sel, jaringan, organ serta semua komunikasi
intercellular, baik energetic maupun metabolic (Windarti et al., 2018).

Respirasi atau pernapasan adalah proses pertukaran oksigen dan karbondioksida


antara organisme dan lingkungannya. Salah satu kebutuhan yangpaling mendasar
bagi kehidupan seeokr ikan adalah harus adanya suplay oksigenyang cukup
didalam jaringan. Oksigen ini diperlukan untuk melepas
energi,melangsungkan oksidasi lemak dan gula. Energi yang terlepaskan
dipergunakanuntuk kegitan tubuh di dalam menjalani kehidupan.
2

Ikan yang berada di dalam perairan tercemar oleh limbah, ikan akan banyak
berada dipermukaan air untuk mencari oksigen karena perairan yang tercemar oleh
limbah yang mengandung sedikit kandungan O2 di dalam perairan. Insang ikan
sebagai organ utama respirasi akan mengalami gangguan karena sifat dari limbah
yang menyebabkan iritasi pada insang ikan. Ikan yang sudah mengalami gangguan
akan berwarna lebih pucat daripada ikan yang hidup dilingkungan terkontrol
(Syawalia, 2012).

Salah satu kebutuhan yang paling mendasar bagi kehidupan seekor ikan adalah
suplay oksigen yang memadai. Oksigen diperlukan untuk melepaskan energi,
melangsungkan oksidasi lemak dan gula. Energi yang terlepaskan dipergunakan
untuk melakukan kegiatan tubuh dalam mengalani kehidupan (Windarti et al., 2018).

Oksigen dibutuhkan oleh sel untuk berbagai reaksi metabolisme. Oleh sebab itu,
kelangsungan hidup ikan sangat ditentukan oleh kemampuan memperoleh oksigen
yang cukup dari lingkungannya. Kurangnya oksigen terlarut dalam perairan, tentu
saja akan mempengaruhi fisiologi respirasi ikan, dan hanya ikan yang memiliki
sistem respirasi yang sesuai dapat bertahan hidup.

1.2. Tujuan dan Manfaat Praktikum

Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk menentukan laju pernafasan


pada ikan, mengamati morfologi insang dan jantung ikan beberapa menit setelah mati
karena pencemaran, serta menentukan laju denyut jantung ikan, baik ikan yang hidup
dilingkungan terkontrol maupun yang diberi bahan pencemar.

Manfaat dilakukannya praktikum ini agar mahasiswa mampu menentukan berapa


banyak jumlah bukaan mulut, bukaan operculum, laju denyut jantung, serta melihat
keadaan insang, warna insang, serta warna jantung pada ikan baik ikan yang hidup
dilingkungan terkontrol maupun yang diberi bahan pencemar.
3

II. TINJAUAN PUSTAKA

Ikan lele (Clarias gariepinus) dikenali dari tubuhnya yang licin memanjang
tak bersisik, dengan sirip punggung dan sirip anus yang juga panjang, yang kadang-
kadang menyatu dengan sirip ekor, menjadikannya nampak seperti sidat yang
pendek. Kepalanya keras menulang di bagian atas, dengan mata yang kecil dan mulut
lebar yang terletak di ujung moncong, dilengkapi dengan empat pasang sungut
peraba (barbels) yang amat berguna untuk bergerak di air yang gelap. Lele juga
memiliki alat pernapasan tambahan berupa modifikasi dari busur insangnya.
Terdapat sepasang patil, yakni duri tulang yang tajam, pada sirip-sirip dadanya. Ikan
lele memiliki sistem peredaran darah seperti pada ikan tawar pada umumnya.

Oksigen diperlukan untuk melepas energi melalui oksidasi lemak dan gula.
Energi yang terlepaskan digunakan untuk kegiatan tubuh di dalam menjalani masa
kehidupannya (Ridwan et al., 2016).

Respirasi atau pernafasan adalah proses pertukaran O 2 dan CO2 antara


organisme dan lingkungannya. Pada sebagian ikan alat pernafasan utamanya adalah
insang, tetapi pada beberapa jenis ikan terdapat juga alat pernapasan tambahan yang
dapat digunakan untuk mengambil oksigen langsung dari udara (Windarti et al.,
2018).

Respirasi pada ikan sangat berbeda dengan mamalia karena perbedaan


konsentrasi oksigen di udara dan air. Udara mengandung 20% oksigen, sedangkan air
mengandung oksigen dengan konsentrasi yang jauh lebih rendah. Pada ikan, proses
respirasi melibatkan kinerja operculum dan rongga mulut. Sistem “pompa” dari
kinerja rongga mulut dan operculum ini dapat mengatur cepat lambatnya laju air ke
rongga insang, sehingga oksigen yang diserap oleh insang bervariasi sesuai dengan
keperluan tubuh akan oksigen (Windarti et al., 2017).

Insang merupakan organ tubuh yang cocok untuk melakukan proses respirasi,
karena mempunyai permukaan yang luas dan dinding yang tipis serta permiable.
4

Insang terletak dibagian kepala ikan dan posisinya melebar dari dinding dorsal ke
arah ventral. Insang dilindungi oleh tutup insang dan operculum (Windarti et al.,
2018).

Jantung juga berperan penting dalam sistem pernafasan ikan karena berfungsi
memompa darah yang merupakan pembawa (carrier) O 2 dari insang ke jaringan tubuh
dan mengambil CO2 dari berbagai organ tubuh serta membuangnya melalui insang
(Windarti et al., 2017).

Suksesnya proses respirasi tergantung pada 3 komponen utama, yaitu alat


pernafasan (berupa insang), oksigen dan karbondioksida serta darah, khususnya sel
darah merah. Organ pernafasan harus mempunyai permukaan yang luas dan lembab,
mempunyai membran yang tipis dan bersifat permeable sehingga memungkinkan
terjadinya proses difusi/ osmosis O2 dan CO2. Oksigen dari air dapat diambil oleh sel
darah merah yang mengalir di dalam lamella insang, sedangkan karbondioksida dapat
dikeluarkan atau dibuang ke lingkungan (Windarti et al., 2018).

Proses pernafasan pada ikan tidak selalu berjalan dengan sempurna, hal ini
terjadi karena insang sebagai organ utama salam pernafasan ikan merupakan bagian
tubuh yang rentan atau mudah rusak karena adanya berbagai gangguan pada kualitas
air dan adanya perubahan kadar O2 di dalam perairan. Salah satu penyebab rendahnya
O2 di dalam perairan adalah karena bahan pencemar seperti limbah deterjen,
pestisida, dan lain-lain (Windarti et al., 2017).
5

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum Fisiologi Hewan Air dilaksanakan pada hari Senin, 22 Mei 2023 pada
pukul 08.00-10.00 WIB dan bertempat di Laboratorium Biologi Perikanan Fakultas
Perikanan dan Kelautan Universitas Riau Pekanbaru.

3.2. Alat dan Bahan


Alat-alat yang digunakan ketika praktikum yaitu akuarium, stopwatch, gunting
bedah, nampan, tangguk ikan, dan timbangan. Adapun bahan-bahan yang digunakan
dalam praktikum yaitu benih ikan lele dan pembersih lantai.

3.3. Metode Praktikum


Metode penelitian yang digunakan dalam praktikum tersebut yaitu pengamatan
secara langsung yaitu dengan cara mengamati berapa banyak jumlah bukaan mulut,
bukaan operculum, laju denyut jantung, serta melihat keadaan insang, warna insang,
warna tubuh serta warna jantung pada ikan, baik ikan yang hidup di lingkungan
terkontrol maupun yang diberi bahan pencemar.

3.4. Prosedur Praktikum


1) Menyiapkan beberapa wadah atau toples dengan jumlah volume air yang
sama
2) Ukur pembersih lantai dengan jumlah 10 ml, 20 ml, dan 30 ml.
3) Campurkan pembersih lantai ke dalam toples A, B, dan C
4) Masukkan 3 ekor ikan ke setiap toples A (pembersih lantai 10 ml), toples B
(pembersih lantai 20 ml), toples C (pembersih lantai 30 ml), dan toples
kontrol.
5) Amati dan catat tingkah laku ikan
6) Hitung setiap bukaan mulut dan insang setiap 10 menit sekali, lakukan
sampai 3 kali. Kemudian bedah, lalu hitung bukaan mulut, bukaan
6

operculum, detak jantung, warna jantung dan warna insang. Dan catatat hasil
yang diperoleh.
IV. HASIL DAN PEMBAHSAN

4.1. Hasil
4.1.1. Ikan Lele (Clarias gariepinus)

Gambar 1. Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus)


Klasifikasi ikan lele dumbo (Clarias gariepinus), yaitu:
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Ostariophysi
Famili : Clariidae
Genus : Clarias
Spesies : Clarias Gariepinus
7

4.1.2. Rupa Organ Lambung pada Ikan

Gambar 2. Terkontrol Gambar 3. Pelet Gambar 4. Tubifex


Berikut hasil pengamatan jumlah bukaan mulut dan operculum dan ciri
morfologinya.
Tabel 1. Pengamatan Ikan Secara Kontrol dan Diberi Pembersih Lantai
Bukaan Jantung
Waktu Bukaan
Overculum Morfologi Lendir
Mulut
(kali/menit)
(menit) (kali/menit) Insang Denyut Morfologi
Perlakuan
Normal
101 125 125 Merah 134 Merah
Kontrol 102 152 152 Merah 152 Merah Normal
103 130 130 Merah 139 Merah Normal
B (10 ml) 101 47 55 Merah 52 Merah Normal
pucat
102 52 115 Pucat 68 Merah Lumaya
n
banyak
103 - - Sangat - Sedikit Banyak
pucat pucat
B (20 ml) 101 54 13 Sedikit 65 Pucat Banyak
pucat
102 44 8 Pucat 84 Pucat Banyak
Semakin
103 - - Sangat - Gelap
banyak
pucat
C (30 ml) 101 70 87 Pucat 46 Merah Banyak
gelap
8

Semakin
102 - - Sangat - Merah
banyak
pucat gelap
Sangat
103 - - Sangat - Merah
banyak
pucat gelap

4.2. Pembahasan
Dari hasil penelitian dapat dilihat ikan yang diberi bahan pencemar akan
mempengaruhi sistem kinerja pada ikan tersebut, semakin lama ikan berada dalam
suatu perairan yang tercemar oleh pembersih lantai maka gerakan sirip, bukaan
mulut, bukaan operculum dan detak jantung akan semakin lambat. Hal tersebut
karena efek dari pembersih lantai mengandung sedikit kandungan O2 di dalam
perairan. Insang ikan sebagai organ utama respirasi akan mengalami gangguan karena
dapat menyebabkan iritasi pada insang, warna insang dan warna jantung ikan yang
sudah terkena bahan pencemar akan terlihat memudar/ pucat.
9

V. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan
Pada praktikum mengenai menentukan laju pernafasan, melihat morfologi insang
dan jantung ikan setelah mati karena pencemaran, dan menentukan laju denyut
jantung pada ikan ini menggunakan sampel darah ikan lele (Clarias gariepinus).
Semakin lama ikan berada disuatu perairan yang tercemar oleh pembersih lantai,
maka bukaan mulut,bukaan opeculum dan denyut jantungnya akan semakin lambat.
Hal ini terjadi karena deterjen mengandung sedikit O 2 dalam air. Insang ikan akan
mengalami gangguan karena dapat menyebabkan iritasi pada insang, warna insang
dan warna tubuhnya.

5.2. Saran
Pada praktikum mengenai menentukan laju pernafasan, melihat morfologi
insang dan jantung ikan setelah mati karena pencemaran, dan menentukan laju denyut
jantung pada ikan ini menggunakan sampel darah ikan lele (Clarias gariepinus),
sebaiknya praktikan harus berhati-hati dalam melakukan proses pembedahan ikan,
karena jika jantungnya terkena gunting bedah, maka tidak bisa diamati
denyut jantungnya.
10

DAFTAR PUSTAKA

Banjarnahor, M. D., Usman Syammaun., dan Rusdi Leidonald. 2015. Pengaruh


Pemberian Probiotik EM-4 (Effective Microorganism-4) Pada Pakan
Terhadap Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Lele
Sangkuriang (Clarias gariepinus). Jurnal. Universitas Sumatera Utara.

Ernawati, et al,. 2021. Pendampingan Masyarakat di Kampung Salak, Kota Sorong:


Pelatihan Teknik Pembenihan Ikan Lele secara Buatan (Community Service
in Salak Village, Sorong City: Training of Catfish Artificial Spawning
Techniques). Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat. Vol 1, No 4, 2021,
173-181

Ridwan et al. 2016. Penuntun Praktikum Ikhtiologi. Laboratorium Biologi Perairan,


Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau. Pekanbaru.

Syawalia, 2012. Sifat Limbah Deterjen di Perairan, Diakses tanggal 31 Maret 2017.
(www.bulansyawalia.wordpress.com/2012/09/limbah_deter_.php)

Windarti, et al,. 2017. Buku Ajar Fisiologi Hewan Air. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Universitas Riau.

Windarti, et al,. 2018. Buku Ajar Fisiologi Hewan Air. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Universitas Riau.
11

LAMPIRAN
12

Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan Praktikum

Anda mungkin juga menyukai