Modul Intervensi Guru Dalam Penelitian Unviersal IKIP Siliwangi
Modul Intervensi Guru Dalam Penelitian Unviersal IKIP Siliwangi
Modul Intervensi Guru Dalam Penelitian Unviersal IKIP Siliwangi
Cetakan 1
Penulis:
Dr. Asep Samsudin, M.Pd
Trisna Nugraha, M.Pd.
Penelaah:
Prof. Dr. Hj. Euis Eti Rohaeti, M.Pd
Prof. Dr. H. Heris Hendriana, M.Pd
Copyright © 2023
Pendidikan Profesi Guru
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Siliwangi
Pendidikan Profesi Guru (PPG) pada Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Siliwangi
Bandung telah berjalan dari tahun 2019 dan mendapatkan kepercayaan yang tinggi dari
Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset
dan Teknologi (Kemendikbudristek). PPG merupakan kegiatan yang dipimpin langsung secara
terpusat oleh pemerintah melalui kemendikbudristek dalam setiap tahunnya untuk
menuntaskan kesejahteraan, kompetensi dan keprofessioan guru di Indonesia. IKIP Siliwangi
sebagai mitra penyelenggara PPG Prajabatan diberikan kebebasan untuk mengembangkan dan
Menyusun modul yang memiliki ke-khasan lulusan IKIP Siliwangi serta mengedepankan
penggunaan teknologi yang mutakhir. Modul yang telah disusun ini memiliki keutamaan secara
khusus untuk meningkatkan kemampuan para mahasiswa PPG Prajabatan dalam melaksanakan
Intervensi terhadap Masyarakat belajar, dalam hal ini mitra guru, siswa, orang tua dan pihak
sekolah. Melalui intervensi ini, diharapkan para mahasiswa calon guru professional mampu
untuk memberikan nilai positif secara valid dan reliabel untuk memberikan Solusi-solusi terkait
permasalahan dalam pembelajaran di kelas. Bentuk intervensi ini dilakukan melalui tahap
pengenalan, tahap observasi, tahap validasi, tahap implementasi, dan tahap evaluasi dengan
hasilnya akan diberikan sebuah pembimbingan oleh para dosen dan guru pamong untuk
penyusunan karya inovatif untuk di publikasikan pada jurnal ilmiah bereputasi.
Alur yang terdapat pada modul ini mengadopsi tahap “MERDEKA” untuk setiap aktivitas
pembelajaran. Tahap “MERDEKA” tersebut diantaranya Mulai dari Diri, Eksplorasi Konsep,
Ruang Kolaborasi, Demontrasi, Elaborasi, Koneksi antar materi dan Aksi nyata. Paket modul ni
digunakan untuk satu semester perkuliahan yang memiliki capaian pembelajaran mata kuliah
(CPMK) serta asesmen yang relevan dengan kebutuhan Pendidikan di masa depan. Asesmen
ketercapaian CPMK dilaksanakan melalui Project, studi kasus, portfolio dan tes. Adapun
perangkat pembelajaran meliputi Lembar Kerja (LK), media, dan sumber belajar Mutakhir yang
terintegrasi dalam learning management system (LMS).
Kami sangat mengucapkan banyak terimakasih atas kepercayaannya dalam penyusunan modul
ini, serta terimakasih kepada pihak-pihak terkait yang telah berkontribusi dalam penyusunan
modul mata kuliah Elektif “Intervensi Guru dalam Penelitian Universal” pada Pendidikan Profesi
Formatif
Sumatif
Jumlah 100%
Durasi 2 JP
Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa mampu:
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan berbagai teori Intervensi
Mahasiswa mampu mengidentifikasi keragaman bentuk intervensi
Mahasiswa mampu mengidentifikasi kebutuhan intervensi dalam pembelajaran di kelas
Jangan lupa selalu tepat waktu dalam mengumpulkan jawaban, sehingga anda bisa lebih
memahami materi yang akan disampaikan. Selamat mengerjakan!
Pertanyaan Pemantik
Refleksi Respon
Bagaimana anda menyadari bahwa
setiap aktivitas anda selalu
beriteraksi dengan sesama?
Apa yang anda lakukan Ketika
berinteraksi dengan sesama?
Bentuk interaksi yang bagaimana
yang anda lakukan dengan sesama?
Terimakasih para mahasiswa yang telah mengisi kolom refleksi diri di atas. Kami berharap
para mahasiswa dapat mengikuti pembelajaran ini dengan sangat baik.
Peran Dosen:
1. Memastikan semua mahasiswa menyelesaikan refleksi pada kolom di atas
2. Menganalisis jawaban-jawaban mahasiswa untuk kemudian dikaitkan dengan mata
kuliah intervensi guru dalam penelitian universal
Anda akan memulai membaca dan mempelajari konsep atau materi tentang teori Intervensi.
Tetaplah merujuk pada pertanyaan-pertanyaan refleksi di atas, kemudian Anda pelajari
materi pembelajaran berikut ini.
Profesional perawatan kesehatan mental seperti konselor atau terapis serta ahli intervensi
profesional dapat membantu keluarga melakukan intervensi yang berhasil. Ketika seorang
ahli intervensi profesional digunakan, Dewan Nasional untuk Alkoholisme dan
Ketergantungan Narkoba (NCAAD) melaporkan bahwa intervensi tersebut berhasil
membuat seseorang berkomitmen terhadap pengobatan sebanyak 90 persen. Model
intervensi biasanya mengikuti model langsung, tidak langsung, atau undangan, atau
kombinasi dari model-model tersebut (Skywood-Recovery, 2024).
Model intervensi keluarga yang mengundang mungkin membutuhkan waktu lebih lama
untuk mengajak seseorang berobat, namun model tersebut mungkin memiliki tingkat
retensi yang lebih baik dibandingkan model intervensi tradisional (Landau et al., 2008).
Sebuah studi yang dilaporkan dalam Journal of Substance Abuse Treatment menunjukkan
bahwa 71 persen remaja penyalahguna narkoba yang dianggap resisten terhadap
Model ARISE melibatkan seluruh keluarga dan tidak ada rahasia yang disimpan; anggota
keluarga yang kecanduan mengetahui setiap dan semua pertemuan yang direncanakan
dan diundang untuk hadir. ARISE didasarkan pada rasa hormat dan prinsip kepedulian
dan cinta. American Journal of Drug and Alcohol Abuse menyatakan bahwa 55 persen
penyalahguna narkoba mencari bantuan sebelum intervensi Model Johnson yang
dimodifikasi, atau intervensi yang lebih formal, dilaksanakan, sehingga mempercepat
kebutuhan akan bantuan tersebut selama separuh waktu (Landau et al., 2004). Bahkan
ketika beberapa orang menolak pengobatan setelah intervensi yang lebih tradisional,
keluarga masih dapat disembuhkan melalui peningkatan harga diri individu dan
dinamika keluarga sebagai satu kesatuan. Model ARISE berfokus pada penyembuhan
seluruh keluarga dan mendorong pemulihan jangka panjang dengan episode
kekambuhan yang lebih sedikit
Keluarga sangat terlibat dalam proses penyembuhan dan pemulihan. Karena anggota
keluarga sering kali memiliki pengetahuan pribadi terbaik tentang pecandu, mereka secara
naluriah memahami model intervensi mana yang paling cocok untuk individu tersebut.
Jeff Jay, salah satu pencipta Love First, menekankan bahwa semua langkah ini harus
dilakukan dengan cinta dan untuk menjangkau hati, bukan otak, anggota keluarga Anda
(Jay & Jay, 2021). “Kecanduan menguasai otak, dan Anda tidak bisa berdebat, bernalar,
atau bernegosiasi dengan kecanduan,” jelas Jay. “Tetapi orang yang Anda cintai masih
ada, dan hatinya adalah medan pertempuran.”1 Anda dapat menjangkau dengan cinta,
dan Anda dapat membuat perbedaan
Intervensi Love First mempertimbangkan fakta ini. Model intervensi ini fleksibel. Ukuran
kelompok, pengaturan dan pendekatan spesifik dapat disesuaikan. Jay menjelaskan
bahwa, misalnya, seseorang yang mengalami depresi mungkin mendapat manfaat karena
menyadari bahwa mereka tidak sendirian dan terisolasi, sehingga mereka akan
merespons dengan baik ketika mendengar pesan cinta dan dukungan dari sekelompok
besar orang. Namun, seseorang yang mengalami kecemasan mungkin paling baik
didekati oleh beberapa anggota keluarga terdekat dan paling tepercaya.
Dari latar belakang diatas, ayo kita rancang untuk kita adopsi
dalam bentuk intervensi dalam memecahkan permasalahan
dalam pembelajaran di kelas kita.
C. Ruang Kolaborasi
Pada ruang kolaborasi ini, Anda diminta untuk berdiskusi terlebih dahulu sebelum memasuki
pemaparan dan elaborasi konsep dengan dosen Anda.
Silahkan berdiskusi selama 40 menit dengan rekan kelompok anda.
Peran Dosen:
1. Pada pembelajaran ini, dosen mendahulukan untuk diskusi kelompok, baru kemudian
penguatan materi dari dosen jika masih ada yang kurang. (strategi pembelajaran jigsaw)
2. Dosen memilih anggota kelompok berdasarkan mapping yang dibuat oleh dosen berbasis
ICT. Dan pastikan kelompok hanya berjumlah 4 (empat)
3. Memastikan tiap kelompok mendapatkan topik permasalahan yang berbeda dalam diskusi
kelompok. Tema pada masing – masing kelompok, yaiut: konten, proses, produk dan
lingkungan belajar.
D. Demontrasi Kontekstual
Pada sesi ini Anda dan kelompok diminta untuk membuat Intervensi pada permasalahan yang
telah Anda tentukan (konten, proses, produk dan lingkungan belajar). Anda boleh memilih salah
satu atau menggabungkan permasalahan yang ada. Tugas boleh dibuat dalam bentuk video,
meme, infografis atau ilustrasi serta bermain peran, kemudian diunggah di platform media
sosial/website. Buatlah dengan Kreatif!
Peran Dosen:
1. Dosen mengingatkan mahasiswa untuk mengumpulkan tugas yang diberikan
2. Dosen melihat unsur yang dinilai dalam tugas ini berupa adanya satu atau lebih aspek
diferensiasi
E. Elaborasi Pemahaman
Pertanyaan pemantik elaborasi pemahaman:
1. Pada topik ini, bagian aman yang menurut Anda Menarik?, Mengapa?
2. Apa yang ingin Anda pelajari lebih lanjut? Mengapa?
3. Apa yang membuat Anda penasaran pada topik ini? Mengapa?
4. Berdasarkan penjelasan dari materi di atas, bentuk intervensi manakah yang paling tepat
dengan permasalahan sekolah di wilayah kita? Mengapa?
Kami yakin, saat ini Anda sudah mulai tercerahkan namun juga mungkin sekaligus memiliki
banyak pertanyaan. Tetaplah semangat, karena semua pertanyaan-pertanyaan tersebut akan
menjadi pemandu dalam perjalanan Anda menuju pemahaman. Silahkan bertanyalah kepada
dosen Anda atau diskusikanlah kembali dengan teman Anda jika masih belum mengerti paparan
konsep teori yang tersaji di atas.
Peran Dosen:
Pada sesi ini peran dosen sangatlah penting.
1. Dosen memberikan feedback dari hasil diskusi dan juga hasil karya mahasiswa yang telah di
upload di lampiran tugas.
2. Dosen akan mencoba membantu mahasiswa mengelaborasi pemahamannya tentang teori
Intervensi. Pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan oleh mahasiswa tentunya akan
bervariasi dan tidak dapat diprediksi, karena akan sesuai dengan konteks yang dihdapai oleh
masing-masing mahasiswa sendiri. Oleh karena itu, penting bagi instruktur untuk
memperlajari berbagai konteks latar belakang mahasiswa sebelum menjawab pertanyaan-
pertanyaan mereka.
F. Koneksi Antarmateri
1. Pengetahuan baru apa yang Anda dapatkan setelah mempelajari topik ini?
2. Bagaimana pengetahuan baru tersebut berkontribusi terhadap pemahaman tentang
Implementasi pembelajaran berdiferensiasi?
Setelah Anda memhami materi yang ada, melakukan diskusi dan presentasi, juga
menanyakan hal-hal yang mungkin Anda masih belum mengerti, kini Anda diberi
tantangan lanjut. Pada tantangan ini Anda diminta untuk mengkoneksikan materi yang
telah dipelajari pada topik ini dengan mencari benang merah dengan mata kuliah lain,
atau mungkin dengan dunia realitas yang didahapi.
Kami akan membantu Anda untuk membuat sebuah peta konsep pada topik kali ini:
Direct
pada
Tujuan
Intervensi
Koneksi
Guru dan
Siswa
Kolaborasi
Penuh
Kasih
Sayang
Silahkan tuangkan ide Anda dalam sebuah peta konsep dan kaitkan dengan kegiatan
pembelajaran. Anda dapat menuliskannya pada kolom berikut, atau pada link berikut:
Durasi 2 JP
Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa mampu:
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan berbagai teori Perkembangan Moral
Mahasiswa mampu mengidentifikasi Tahap Perkembangan Moral
Mahasiswa mampu mengidentifikasi kebutuhan perkembangan Moral Peserta Didik
Pertanyaan Pemantik
Refleksi Respon
B. Eksplorasi Konsep
Pada sesi ini kita akan membahas tentang perkembangan moral, silahkan Anda simak baik-
baik.
1. Teori Perkembangan Moral
Teori perkembangan moral Kohlberg merupakan teori yang berfokus pada bagaimana
anak mengembangkan moralitas dan penalaran moral. Teori Kohlberg menyatakan
bahwa perkembangan moral terjadi dalam serangkaian enam tahap dan logika moral
terutama terfokus pada pencarian dan pemeliharaan keadilan (Kohlberg, 1992; Lapsley,
2006).
Bagaimana orang mengembangkan moralitas? Pertanyaan ini telah lama memikat para
orang tua, pemimpin agama, dan filsuf, namun perkembangan moral juga telah menjadi isu
hangat dalam psikologi dan pendidikan. Apakah pengaruh orang tua atau masyarakat
memainkan peran yang lebih besar dalam perkembangan moral? Apakah semua anak
mengembangkan moralitas dengan cara yang sama?
Psikolog Amerika Lawrence Kohlberg mengembangkan salah satu teori paling terkenal yang
mengeksplorasi beberapa pertanyaan dasar ini. Karyanya memodifikasi dan memperluas
Dalam beberapa tahun terakhir, teori Kohlberg dikritik sebagai teori yang berpusat pada
Barat dan bias terhadap laki-laki (dia terutama menggunakan subjek penelitian laki-laki) dan
karena memiliki pandangan dunia yang sempit berdasarkan sistem nilai dan perspektif kelas
menengah atas (Gibbs, 2019; Nurhayati, 2006).
Salah satu contohnya adalah "Heinz Mencuri Narkoba". Dalam skenario ini, seorang wanita
menderita kanker dan dokternya yakin hanya satu obat yang dapat menyelamatkannya. Obat
ini telah ditemukan oleh apoteker setempat dan dia mampu membuatnya seharga $200 per
dosis dan menjualnya seharga $2.000 per dosis. Suami wanita tersebut, Heinz, hanya mampu
mengumpulkan $1.000 untuk membeli obat tersebut.
Dia mencoba bernegosiasi dengan apoteker untuk mendapatkan harga yang lebih rendah
atau diberikan kredit untuk membayarnya seiring berjalannya waktu. Namun apoteker
tersebut menolak menjualnya dengan harga lebih murah atau menerima pembayaran
sebagian. Ditolak, Heinz malah masuk ke apotek dan mencuri obat tersebut untuk
menyelamatkan istrinya. Kohlberg bertanya, "Haruskah suami melakukan hal itu?"
Kohlberg tidak terlalu tertarik pada jawaban apakah Heinz salah atau benar, melainkan pada
alasan setiap keputusan peserta. Ia kemudian mengklasifikasikan penalaran mereka ke
dalam tahapan teori perkembangan moralnya.
Tingkat
Usia Tahapan Termasuk dalam Level Ini
Perkembangan Moral
Moralitas Pasca Beberapa orang Tahap 5: Kontrak sosial dan hak-hak individu
Konvensional dewasa; langka tahap 6: Prinsip-prinsip universal
Guru dan pendidik lainnya juga dapat menerapkan teori Kohlberg di kelas, memberikan
panduan moral tambahan. Seorang guru taman kanak-kanak dapat membantu
meningkatkan perkembangan moral dengan menetapkan peraturan yang jelas di kelas, dan
konsekuensi jika melanggarnya. Ini membantu anak-anak pada tahap pertama
perkembangan moral.
Seorang guru di sekolah menengah mungkin lebih fokus pada perkembangan yang terjadi
pada tahap ketiga (mengembangkan hubungan interpersonal yang baik) dan tahap keempat
(menjaga ketertiban sosial). Hal ini dapat dicapai dengan meminta siswa mengambil bagian
dalam menetapkan peraturan yang harus diikuti di kelas, memberi mereka gambaran yang
lebih baik tentang alasan di balik peraturan tersebut.
Meskipun teori Kohlberg terutama berfokus pada bantuan vs. kerugian, teori landasan
moral mencakup beberapa dimensi moralitas. Namun teori ini juga gagal menjelaskan
“aturan” yang digunakan masyarakat dalam menentukan apa yang terbaik bagi
masyarakat.
Salah satu teori yang termasuk dalam kategori kedua adalah teori pilihan sosial. Teori
pilihan sosial adalah kumpulan model yang berupaya menjelaskan bagaimana individu
C. Ruang Kolaborasi
Anda tentu sudah mempelajari materi di atas tentang perkembangan moral. Sebelum Anda
beranjak pada ruang kolaborasi, kami meminta Anda untuk mengerjakan terlebih dahulu
bagian “demonstrasi kontekstual” (silahkan baca apa yang harus dilakukan).
Demi membantu Anda mengkonsolidasikan pemahaman Anda dan juga dunia realitas atau
dunia praktek yang sesungguhnya sehingga Anda lebih faham akan pembelajaaran, kami
meminta Anda untuk melaksanakan survei sederhana ke sekolah tempat PPL Anda dengan
memperhatikan perkembangan moral para siswa di kelas. Pelaksanaan survei tersebut
dilakukan dengan kolaborasi bersama guru pamong di sekolah Anda untuk mendapatkan
masukan dan realita yang terjadi di dalam kelas/sekolah. Silakan susun instrumen survei
sesuai dengan pemilihan yang tepat untuk metode survei Anda.
Pada sesi ini Anda diminta untuk berinteraktif dengan rekan sekelas dan juga guru pamong.
Berdiskusilah dan bertanyalah dari pengalaman guru pamong. Seraplah ilmu yang didapat
supaya Anda semakin kaya akan pengetahuan di dunia praktis.
Panduan diskusi:
1. Diskusi dibuka oleh salah satu mahasiswa
2. Perwakilan tiap kelompok mempresentasikan hasil dari tugasnya (paling lama 8 menit)
3. Setelah selesai presentasi kemudian moderator mempersilakan narasumber untuk
berbagi pengalaman.
D. Demonstrasi Kontekstual
Pada sesi ini Anda diminta berkelompok berjumlah 5-6 orang. Kemudian Anda dan kelompok
diminta untuk mendeskripsikan perkembangan moral yang terjadi di lapangan. Jelaskanlah
bagaimana perkembangan moral di sekolah terjadi.
Silahkan presentasikan di depan kelas. Masing-masing kelompok melakukan presentasi
paling lama 15 Menit untuk mendapatkan masukan dari rekan dan dosen. Buatlah sebaik
mungkin.
Bobot Penilaian (CPMK 3):
Mahasiswa mengidentifikasi Perkembangan moral di sekolah bersama guru pamong.
Jelaskanlah bagaimana perkembangan moral di sekolah terjadi
Peran Dosen:
1. Ingatkan mahasiswa untuk segera mengumpulkan tugas yang diberikan sebelum
memasuki ruang kolaborasi untuk bertemu dengan guru pamong.
2. Dosen melihat unsur-unsur yang di survei terhadap perkembangan moral di sekolah.
Pengumpulan tugas daapt dilampirkan di bawah ini. Sertakan tautan hasil unggahan
tersebut. Jangan lupa untuk mencantumkan identitas! Selamat mengerjakan tugas. Tetap
semangat menjadi guru hebat!.
Kami yakin, saat ini Anda sudah mulai tercerahkan namun juga mungkin sekaligus memiliki
banyak pertanyaan. Tetaplah semangat untuk menjadi guru hebat, karena semua pertanyaan
tersebut akan menjadi pemandu dalam perjalanan Anda menuju pemahaman. Silahkan
bertanyalah kepada dosen Anda atau diskusikanlah kembali dengan teman Anda jika masih
belum mengerti paparan konsep teori yang tersaji di atas.
Peran Dosen:
Pada sesi ini dosen berperan:
1. Memberikan feedback dari hasil diskusi dan juga hasil karya mahasiswa (hasil survei)
yang telah di upload di lampiran tugas.
2. Membantu mahasiswa mengelaborasi pemahamannya tentang teori perkembangan
moral pada intervensi guru dalam penelitian universal. Pertanyaan-pertanyaan yang
akan diajukan oleh mahasiswa tentu akan bervariasi, sesuai dengan konteks yang
dihadapi oleh masing-masing mahasiswa sendiri. Oleh karena itu, penting bagi dosen
untuk mempelajari berbagai konteks latar belakang mahasiswa sebelum menjawab
pertanyaan-pertanyaan mereka.
Setelah Anda memahami materi yang ada, melakukan diskusi dan presentasi, juga
menanyakan hal-hal yang mungkin Anda masih belum mengerti, kini Anda diberi tantangan
lanjut. Pada tantangan ini anda diminta untuk mengkoneksikan materi yang telah dipelajari
pada topik ini dengan mencari benang merah dengan mata kuliah lain, misalnya saja dengan
mata kuliah Project kepemimpinan atau mata kuliah lain yang terkait atau mungkin dengan
dunia realitas yang dihadapi.
Silahkan buat peta konsep dari materi yang telah dipelajari dikaitkan dengan kegiatan
pembelajaran.
Durasi 2 JP
Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa mampu:
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan teori Intervensi Penelitian
Mahasiswa mampu mengidentifikasi keragaman bentuk intervensi dalam Penelitian
Mahasiswa mampu mengidentifikasi Rancangan Intervensi Penelitian untuk mengatasi
permasalahan pembelajaran.
Pertanyaan pemantik
1. Jika Anda menjadi guru kelas dan peneliti, intervensi apa yang akan Anda gunakan?
2. Jika Anda menjadi guru kelas dan peneliti, apakah Anda tahu bentuk intervensi apa yang
diinginkan peserta didik dari pembelajaran yang akan disampaikan?
3. Jika Anda menjadi guru kelas dan peneliti, darimana Intervensi Anda dimulai dan langkah
intervensi apa yang harus dicapai untuk mendapatkan apa yang Anda harapkan tersebut?
4. Apakah Anda pernah membuat rencana Intervensi Penelitian di kelas atau sekolah?
5. Apa yang Anda ingat tentang materi pada mata kuliah ini sebelumnya?
B. Eksplorasi Konsep
1. Teori Intervensi Penelitian
Studi intervensi adalah studi penelitian yang dirancang untuk menilai dampak intervensi
atau pengobatan tertentu pada populasi tertentu (Thiese, 2014). Hal ini dilakukan untuk
mengevaluasi efektivitas intervensi dalam mencapai hasil yang diinginkan dan
menginformasikan praktik berbasis bukti.
Para peneliti dan praktisi sama-sama dapat merancang dan melaksanakan studi
intervensi yang memberikan wawasan bermakna mengenai efektivitas intervensi dengan
menggunakan langkah-langkah di atas. Selain itu, intervensi yang dirancang dengan baik
mempunyai potensi untuk meningkatkan hasil, memberikan masukan bagi praktik
berbasis bukti, dan berkontribusi terhadap kemajuan pengetahuan di bidangnya masing-
masing.
Analisis dan interpretasi data yang tepat berkontribusi pada pemahaman yang bermakna
mengenai efektivitas intervensi, identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi hasil, dan
potensi penerjemahan temuan penelitian ke dalam praktik berbasis bukti. Dengan
berpegang pada teknik analisis data yang ketat dan praktik pelaporan yang transparan,
peneliti dapat berkontribusi pada basis pengetahuan kolektif dan memberikan kontribusi
berharga pada bidangnya masing-masing.
2. Ruang Kolaborasi 2
Pada ruang kolaborasi ini, kelompok mahasiswa diminta untuk menyelesaikan artikel
sesuai template pada jurnal yang telah dipilih.
Peran dosen:
a. Dosen mendampingi kelompok mahasiswa dalam penyusunan artikel, serta
memberikan arahan pada kajian literatur sebagai data penelitian (literatur dulu
sebelum ke lapangan)
b. Dosen memberikan arahan terhadap hasil artikel yang telah disusun untuk melihat
kedalaman dan pengetahuan terbarukan yang mutakhir.
3. Ruang kolaborasi 3
Pada ruang kolaborasi 3 ini, setiap kelompok harus memaparkan hasil artikel yang telah
disusun dan mendapatkan masukan dan saran dari kelompok lainnya.
Peran dosen:
a. Dosen memberikan waktu 10 Menit setiap kelompok untuk paparan dan kelompok
lain memberikan pertanyaan serta saran.
b. Dosen melakukan review dari hasil penyusunan artikel awal berdasarkan kajian
literatur yang nantinya akan dilanjutkan penyusunan isntrumen penelitian
sebelum penelitian di lapangan.
Pengumpulan tugas dapat dilampirkan dibawah ini. ………………………. (Sertakan link hasil
unggahan tersebut oleh dosen).
Jangan lupa untuk mencantumkan identitas! Selamat mengerjakan tugas!
Peran Dosen:
Ingatkan mahasiswa untuk segera mengumpulkan tugas yang diberikan.
Melihat tugas mahasiswa dengan standar tugas mengacu pada kelengkapan informasi
sebagai berikut:
1. Rancangan instrumen yang relevan dengan data-data yang akan dihasilkannya.
2. Rancangan intervensi yang mampu memperlihatkan salah satu model dari 4 model
yang dipilih dengan format tersedia.
E. Elaborasi Pemahaman
Pertanyaan pemantik elaborasi pemahaman:
1. Pada topik ini, bagian mana yang menurut Anda menarik? Mengapa?
2. Apa yang ingin anda pelajari lebih lanjut? Mengapa?
3. Apa yang membuat Anda penasaran pada topik ini? Mengapa?
4. Berdasarkan penjelasan dari materi diatas, langkah apa yang harus diterapkan untuk
menyusun rancangan instrumen dan rancangan intervensi?
Kami yakin, saat ini anda sudah mulai tercerahkan namun juga mungkin sekaligus memiliki
banyak pertanyaan. Tetaplah semangat, karena semua pertanyaan-pertanyaan tersebut
akan menjadi pemandu dalam perjalanan anda menuju pemahaman. Silahkan bertanyalah
kepada dosen anda atau diskusikanlah kembali dengan teman anda jika masih belum
mengerti paparan konsep teori yang tersaji di atas.
Peran dosen:
Pada sesi ini peran dosen sangatlah penting.
1. Dosen memberikan feedback dari hasil diskusi dan juga hasil karya mahasiswa yang
telah di upload di lampiran tugas.
2. Dosen akan mencoba membantu mahasiswa mengelaborasi pemahamannya tentang
teori intervensi guru dalam penelitian universal. Pertanyaan-pertanyaan yang akan
diajukan oleh mahasiswa tentunya akan bervariasi dan tidak dapat diprediksi, karena
akan sesuai dengan konteks yang dihadapi oleh masing-masing mahasiswanya sendiri.
Oleh karena itu, penting bagi instruktur untuk mempelajari berbagai konteks latar
belakang mahasiswa sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka.
Setelah Anda memahami materi yang ada, melakukan diskusi dan presentasi, juga
menanyakan hal-hal yang mungkin Anda masih belum mengerti, kini Anda diberik tantangan
lanjut. Pada tantangan ini Anda diminta untuk mengkoneksikan materi yang telah dipelajari
pada topik ini dengan mencari benang merah dengan mata kuliah lain, atau mungkin dengan
dunia realitas yang dihadapi.
Silahkan tuangkan ide Anda dalam sebuah peta konsep! Anda dapat menuliskannya pada
kolom berikut, atau pada link berikut:
Link koneksi antar materi (isi sama dosen)
Durasi 2 JP
Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa mampu:
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan berbagai teori Intervensi guru dalam
Penelitian Universal
Mahasiswa mampu mengidentifikasi keragaman bentuk intervensi Guru dalam Penelitian
Universal
Mahasiswa mampu mengidentifikasi kebutuhan intervensi guru yang tepat dalam penelitian
untuk memecahkan permasalahan pembelajaran.
B. Eksplorasi Konsep
1. Intervensi Guru dalam Penelitian Universal
Apakah Anda mencari topik penelitian terbaik di bidang pendidikan? Jika ya, maka simak
baik-baik beberapa topik penelitian terbaik di bidang pendidikan pada tahun 2023.
Pendidikan adalah sektor penting yang memainkan peran penting dalam membentuk
individu, masyarakat, dan perekonomian. Penelitian di bidang pendidikan memberikan
wawasan tentang efektivitas metode belajar mengajar, kurikulum, kebijakan, dan aspek
pendidikan lainnya. Penelitian pendidikan membantu mengidentifikasi kesenjangan dalam
pengetahuan dan praktik serta memberikan solusi berbasis bukti untuk mengatasinya.
Modul ini akan memberikan gambaran umum tentang berbagai topik penelitian di bidang
pendidikan, metodologi, tren yang muncul, dan tantangan. Pembahasan tersebut akan
memberikan gambaran singkat tentang setiap topik, termasuk contoh pertanyaan penelitian
dan metodologi yang digunakan dalam penelitian pendidikan. Tujuannya adalah untuk
memberikan pembaca pemahaman tentang berbagai bidang penelitian pendidikan yang
dapat mereka jelajahi
c. Memajukan Pengetahuan
Penelitian mendorong inovasi dalam pendidikan dengan memperluas pemahaman kita
tentang cara siswa belajar dan cara mengoptimalkan hasil pembelajaran.
f. Pengembangan Profesional
Penelitian dapat menginformasikan pengembangan program pengembangan profesional
dan pelatihan guru untuk meningkatkan praktik pengajaran dan pembelajaran siswa.
Singkatnya, penelitian sangat penting dalam pendidikan untuk meningkatkan pengajaran
dan pembelajaran, membuat keputusan berdasarkan bukti, memajukan pengetahuan,
mengatasi kesetaraan dan keragaman, memberikan masukan bagi kebijakan pendidikan, dan
mendukung pengembangan profesional.
c. Manajemen Kelas
✓ Lingkungan dan budaya kelas
✓ Strategi manajemen perilaku dan disiplin
✓ Hubungan guru-siswa
✓ Penindasan dan keamanan siswa
✓ Keterlibatan dan motivasi siswa
d. Teknologi Pendidikan
✓ Dampak teknologi terhadap hasil belajar siswa
✓ Efektivitas berbagai alat dan platform teknologi pendidikan
✓ Integrasi teknologi dalam proses belajar mengajar
✓ Literasi digital dan keamanan online
✓ Kesenjangan digital dan kesetaraan dalam akses terhadap teknologi
Topik yang dibahas pada bagian ini luas dan memberikan titik awal yang baik bagi peneliti untuk
mengeksplorasi berbagai aspek pendidikan.
f. Pendidikan Multibahasa
✓ Pemerolehan bahasa kedua dan bilingualisme
✓ Kebijakan bahasa dan pendidikan bilingual
✓ Pendidikan dan pemeliharaan bahasa pusaka
✓ Program pendalaman dua bahasa
✓ Multilingualisme dan keadilan sosial dalam pendidikan
g. Pendidikan STEM
✓ Kurikulum dan pengajaran STEM
✓ Persiapan guru STEM dan pengembangan profesional
✓ Kesenjangan gender dan ras dalam pendidikan STEM
✓ Jalur karir STEM dan pengembangan tenaga kerja
✓ Kebijakan dan reformasi pendidikan STEM
i. Pendidikan inklusif
✓ Pendidikan inklusif dan hak-hak disabilitas
✓ Desain universal untuk pembelajaran
✓ Pengajaran dan akomodasi yang berbeda
✓ Persiapan guru dan pengembangan profesional dalam pendidikan inklusif
✓ Kebijakan dan reformasi pendidikan inklusif
Topik yang dibahas dalam bagian ini lebih spesifik dan memberikan penjelasan lebih mendalam
mengenai bidang penelitian pendidikan tertentu. Peneliti dapat mengeksplorasi topik-topik
tersebut secara lebih rinci untuk mengembangkan pemahaman yang lebih komprehensif
tentang berbagai aspek pendidikan.
c. Mixed-Methods Research
✓ Sequential explanatory design
✓ Sequential exploratory design
✓ Concurrent triangulation design
✓ Concurrent nested design
✓ Transformative design
✓ Exploratory sequential design:
✓ Concurrent transformative design
✓ Convergent parallel design
The methodologies covered in this section offer different ways to approach education research.
Researchers can use these methodologies to collect and analyze data in various ways to gain
insights into educational phenomena. Choosing the appropriate methodology for a research
question can have a significant impact on the findings and implications of a study.
Metodologi yang dibahas dalam bagian ini menawarkan cara berbeda untuk melakukan
pendekatan penelitian pendidikan. Peneliti dapat menggunakan metodologi ini untuk
mengumpulkan dan menganalisis data dengan berbagai cara untuk mendapatkan wawasan
tentang fenomena pendidikan. Memilih metodologi yang tepat untuk suatu pertanyaan
penelitian dapat mempunyai dampak yang signifikan terhadap temuan dan implikasi suatu
penelitian.
f. Pendidikan STEM
✓ Pengertian dan Manfaat
✓ Tantangan dan peluang
✓ Tren penelitian dan praktik pendidikan STEM
i. Pendidikan inklusif
✓ Pengertian dan Manfaat
✓ Pendekatan dan model
✓ Implikasi terhadap kurikulum dan pedagogi
Tren yang muncul dalam penelitian pendidikan ini menyoroti potensi pendekatan dan teknologi
inovatif untuk meningkatkan pembelajaran dan keterlibatan siswa. Namun, para peneliti juga
harus mempertimbangkan potensi tantangan dan pertimbangan etis yang muncul dalam
pengintegrasian teknologi dan pendekatan baru ke dalam lingkungan Pendidikan
c. Pertimbangan Etis
✓ Persetujuan dan kerahasiaan peserta
✓ Penggunaan data sensitif
✓ Pertimbangan etis dalam penggunaan teknologi baru
f. Bias Peneliti
✓ Potensi bias dan subjektivitas peneliti
✓ Tantangan dalam menjaga objektivitas dan netralitas
✓ Dampak terhadap validitas dan reliabilitas temuan penelitian
h. Kolaborasi Interdisipliner
✓ Pentingnya kolaborasi interdisipliner dalam penelitian pendidikan
✓ Tantangan dalam mencari dan membangun kemitraan kolaboratif
C. Ruang Kolaborasi
Anda tentu sudah mempelajari materi di atas tentang Intervensi Guru dalam Penelitian
Universal. Saatnya Anda berkolaborasi satu dengan yang lainnya.
Panduan Ruang Kolaborasi:
1. Siapkan rancangan instrumen dan rancangan intervensi yang telah di review pada
minggu sebelumnya.
2. Silahkan berpasang-pasangan (2 orang)
3. Siapkan tabel rancangan penelitian mengikuti tabel berikut ini:
Instrumen
Pertanyaan
Penelitian / Data yang Cara
Penelitian / Alat Analisis
Alat akan Mendapatkan
Rumusan Data
Pengumpul didapatkan Data
Masalah
Data
dst
4. Jika masih belum ada yang sesuai, mintalah rekan Anda untuk memperbaikinya kembali.
Peran Dosen:
a. Menjadi mentor pada saat diskusi berjalan, arahkan jika keluar dari topik.
b. Cek Isian tabel pada masing-masing dari pasangan
Silakan kumpulkan lembar checklist yang telah diisi, kemudian kumpulkan melalui link
berikut:
Link pengumpulan tugas (isi oleh dosen)
Peran Dosen:
a. Kelengkapan checklist
b. Mengumpulkan tepat waktu
E. Elaborasi Pemahaman
Pertanyaan pemantik elaborasi pemahaman:
1. Pada topik ini, bagian mana yang menurut Anda menarik? Mengapa?
2. Apa yang ingin Anda pelajari lebih lanjut? Mengapa?
3. Apa yang membuat Anda penasaran pada topik ini? Mengapa?
4. Berdasarkan penjelasan dari materi di atas, evaluasi apa sajakah yang harus diperhatikan
pada Intervensi Guru dalam Penelitian Universal?
Kami yakin, saat ini Anda sudah mulai tercerahkan namun juga mungkin sekaligus memiliki
banyak pertanyaan. Tetaplah semangat, karena semua pertanyaan-pertanyaan tersebut
akan menjadi pemandu dalam perjalanan Anda menuju pemahaman. Silahkan bertanyalah
F. Koneksi Antarmateri
Pertanyaan pemantik:
1. Pengetahuan baru apa yang Anda dapatkan setelah mempelajari topik ini?
2. Apa kotribusi Anda tentang intervensi guru dalam penelitian universal seiring dengan
penambahan pengetahuan tersebut?
3. Ada koneksi apa kaitannya dengan materi yang sekarang Anda pelajari dengan mata
kuliah lain yang Anda pelajari?
Setelah Anda memahami materi yang ada, melakukan diskusi dan presentasi, juga
menanyakan hal-hal yang mungkin Anda masih belum mengerti, kini Anda diberi tantangan
lanjut. Pada tantangan ini, Anda diminta untuk mengkoneksikan materi yang telah dipelajari
pada topik ini dengan mencari benang merah dengan mata kuliah lain, atau mungkin dengan
dunia realitas yang dihadapi.
G. Aksi Nyata
Selamat Anda telah mempelajari teori tentang apa itu Intervensi guru dalam penelitian
universal. Topik ini adalah topik terakhir di mata kuliah kali ini. Anda boleh refleksi tentang
apa yang sudah Anda pelajari dan Anda (akan) lakukan. Semoga pembelajaran tentang topik
ini banyak memberikan efek positif bagi Anda untuk melakukan pembelajaran yang lebih
baik lagi.
Aron, I. E. (1977). Moral philosophy and moral education: A critique of Kohlberg’s theory. The
School Review, 85(2), 197–217.
Bjerke, M. B., & Renger, R. (2017). Being smart about writing SMART objectives. Evaluation and
Program Planning, 61, 125–127.
Blum, L. A. (1988). Gilligan and Kohlberg: Implications for moral theory. Ethics, 98(3), 472–491.
Carpendale, J. I. M. (2000). Kohlberg and Piaget on stages and moral reasoning. Developmental
Review, 20(2), 181–205.
Cohen, L., Manion, L., & Morrison, K. (2018). Research Methods in Education (8th ed.). Routledge.
Creswell, J. W., & Creswell, J. D. (2018). Research Design: Qualitative, Quantitative, Mixed
Methods Approaches. In Research Defign: Qualitative, Quantitative, and Mixed M ethods
Approaches (Fifth Edit). SAGE Publications.
Cuschieri, S. (2019). The CONSORT statement. Saudi Journal of Anaesthesia, 13(Suppl 1), S27.
Duska, R., & Whelan, M. (1975). Moral development: A guide to Piaget and Kohlberg.
Forman, S. G., & Oliveira, P. (2018). Intervention planning and implementation. In School
psychology: Professional issues and practices (pp. 115–130). Springer Publishing Company.
Garrett, J., Landau, J., Shea, R., Stanton, M. D., Baciewicz, G., & Brinkman-Sull, D. (1998). The ARISE
Intervention. Journal of Substance Abuse Treatment, 15(4), 333–343.
https://doi.org/10.1016/s0740-5472(97)00212-2
Gibbs, J. C. (2019). Moral development and reality: Beyond the theories of Kohlberg, Hoffman, and
Haidt. Oxford University Press.
Gold, N., Colman, A. M., & Pulford, B. D. (2011). Normative theory in decision making and moral
reasoning. Behavioral and Brain Sciences, 34(5), 256–257.
https://doi.org/10.1017/S0140525X11000495
Hadders-Algra, M. (2011). Challenges and limitations in early intervention. Developmental
Medicine and Child Neurology, 53(SUPPL.4), 52–55. https://doi.org/10.1111/j.1469-
8749.2011.04064.x
Hutchinson, L. (1999). Evaluating and researching the effectiveness of educational interventions.
Bmj, 318(7193), 1267–1269.
Jay, J., & Jay, D. (2021). Love First: A Family’s Guide to Intervention. Simon and Schuster.
Kelly, J. S. (2013). Social choice theory: An introduction. Springer Science & Business Media.
Kerns, K. A., Eso, K., & Thomson, J. (1999). Investigation of a direct intervention for improving
Rancangan yang
Rancangan yang Rancangan yang
sangat detail Rancangan yang
detail cukup detail
Rancangan memperlihatkan kurang detail
memperlihatkan memperlihatkan
Intervensi Guru peran guru yang memperlihatkan
peran guru yang peran guru yang
dalam mampu peran guru yang
mampu mampu
Paper Pembelajaran intervensi Kurang mampu
intervensi intervensi
Intervensi dan dengan sangat intervensi
dengan baik dengan Cukup
Instrumen baik
Penelitian
Rancangan yang Rancangan yang Rancangan yang Rancangan yang
didukung didukung didukung didukung
Rancangan
dengan dengan dengan dengan
Instrumen
indikator Sangat indikator jelas indikator cukup indikator
jelas dan valid dan valid jelas kurang jelas