Revisi 1 Ayu Manajemen Pendidikan Islam

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 36

BAB I

A. Latar Belakang Masalah

Dalam menghadapi perkembangan zaman yang semakin pesat,

sebuah lembaga pendidikan harus memiliki strategi yang tepat untuk dapat

mempertahankan kinerja kelembagaannya. Kepala madrasah sebagai

seseorang yang bertanggung terhadap segala sesuatu yang ada di madrasah

harus mampu meyakinkan masyarakat bahwa segala kegiatan termasuk

proses administrasi pendidikan yang ada dimadrasahnya telah berjalan

dengan baik. Maka dari itu, seorang kepala madrasah harus memiliki

strategi yang tepat dalam menjalankan kepemimpinannya, sehingga

lembaga yang dipimpinnya dapat mencapai tujuannya.

Sebagai seorang kepala madrasah harus mampu mendorong kinerja

para tenaga pendidik dan kependidikan yang ada di madarsahnya, misalnya

dengan menunjukkan sikap keakraban dan keharmonisan dengan para guru.

Adanya sikap positif yang ditunjukkan dari seorang pemimpin dapat

menciptakan kesan yang baik serta mendorong sebuah kelompok maupun

individual dalam rangka mewujudkan tujuan lembaga pendidikan.1 Kepala

madrasah sebagai pengendali arah dan kebijakan yang ada di madrasah

harus mampu melihat dan merespon berbagai tantangan yang akan terjadi

di masa yang akan datang. Dalam hal ini, kepala madrasah harus mampu

memberdayakan seluruh warga madrasahnya agar tercipta keteraturan

1
Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi, Dan Aplikasi, (Yogyakarta:
Penerbit TERAS, 2009), 167-168.
dalam proses pendidikan.2 Kepala madrasah wajib memiliki beberapa

kemampuan yang dapat menunjang kepemimpinannya, yaitu kepala

madrasah sedikitnya harus mampu berfungsi sebagai educator, manajer,

administrator, supervisor, leader, innovator, dan motivator (EMASLIM).3

Kepala madrasah menjadi kunci utama dalam mengembangkan

madrasah yang bermutu dan menjadi penentu arah untuk mewujudkan

tujuan yang hendak dicapai dengan menghasilkan kualitas pelayanan

pendidikan yang lebih baik.4 Keberhasilan suatu lembaga pendidikan

ditentukan oleh kepemimpinan dan profesionalisme orang-orang yang

terlibat dalam bidang kependidikan. Sebagai pemimpin di sebuah sekolah,

seorang kepala madrasah harus senantiasa melakukan pemantauan serta

mendampingi para guru sebagai upaya meningkatkan kinerja dan

profesionalisme guru.5 Peran seorang kepala madrasah memiliki kedudukan

yang strategis dalam meningkatkan kinerja sebuah lembaga pendidikan.6

Salah satu peran kepala madrasah yang cukup penting dalam

mendukung keberlangsungan seluruh proses lembaga pendidikan ialah

perannya sebagai manajer dan supervisor. Sebagai seorang manajer di

madrasah, kepala madrasah bertugas untuk mengelola dan

mendayagunakan seluruh sumber daya manusia (SDM) maupun sarana dan

prasarana yang ada, melaksanakan program yang ada di madrasah, serta

2
E. Mulyasa, Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2013), 18.
3
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2020), 98.
4
Yahya Sudarya dan Tatang Suratno, Dimensi Kepemimpinan Kepala Sekolah,
(Universitas Pendidikan Indonesia, 2009), 45.
5
Ujang Syarip Hidayat, Mewujudkan Sekolah Unggul Melalui Kompetensi Kewirausahaan
Kepala Sekolah, (Sumatera Barat: PT Insan Cendekia Mandiri, 2022), 3.
6
Murniati, Manajemen Strategik, (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2008), 130.
melakukan pengontrolan dan evaluasi terhadap pelaksanaan program

madrasah. Kepala madrasah sebagai supervisor perlu melakukan koordinasi

dengan seluruh warga madrasahnya dalam pelaksanaan seluruh kegiatan

yang ada di madrasah maupun mengenai administrasi madrasah sehingga

tercipta kesatuan dan kesepakatan dalam menghasilkan keputusan yang

tepat.

Dalam melaksanakan perannya di madrasah, seorang kepala

madrasah membutuhkan dukungan dan kerjasama yang baik antar warga

madrasahnya, salah satunya ialah kerjasama dengan para guru. Menurut

Ngainun Naim (2007) guru menjadi sosok yang berperan penting dalam

mencapai keberhasilan sebuah lembaga pendidikan. Kepemimpinan yang

tepat dari kepala madrasah dpat menjadi faktor pndukung dalam

peningkatan kinerja guru. Kepala madrasah bertanggung jawab dalam

rangka peningkatan kualitas madrasah yang dipimpinnya. Dalam

menghadapi berbagai masalah pendidikan yang kerap muncul, seorang guru

harus menjadi guru yang profesional. Sehingga, dukungan dan upaya yang

dilakukan oleh kepala madarsah sangat berpengaruh dalam menciptakan

profesionalisme guru itu sendiri.7

Seorang guru dikatakan telah profesinal apabila ia telah memenuhi

beberapa kompetensi utama yang harus dimiliki oleh seorang guru,

diantaranya yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, profesionalisme, dan

sosial. pemenuhan kompetensi tersebut juga harus dibuktikan dengan

7
Akhmad Sirojuddin, dkk., Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Pendidikan Dalam
Meningkatkan Profesionalisme Guru, Chalim Journal of Teaching and Learning, 1.2 (2021), 159–
60.
adanya setifikasi profesi yang tercantum dalam Undang-Undang

Pendidikan Nasional.8 Keberhasilan penyelenggaaan pendidikan salah

satunya ditentukan oleh kesiapan guru dalam mempersiapkan peserta

didiknya melalui kegiatan pembelajaran. Masalah kinerja dan

profesionalisme guru mendapat perhatian dalam manajemen karena

berkaitan dengan produktivitas lembaga.. Oleh karena itu, dengan melihat

besarnya harapan masyarakat berkenaan dengan peningkatan kualitas

pendidikan, maka perlu dilakukan peningkatan kinerja dan profesionalisme

guru dalam sebuah lembaga pendidikan.9

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah guru kelas di MIN 1

Ponorogo, kepemimpinan kepala MIN 1 Ponorogo bisa dikatakan cukup

baik, hal tersebut terbukti dengan adanya status MIN 1 Ponorogo yang

masuk dalam kategori madrasah dengan Akreditasi A. Mengingat peran dari

kepala madrasah juga cukup besar dalam menentukan keberhasilan sebuah

madrasah, maka diperlukan kompetensi dan gaya kepemimpinan yang baik

dari seorang kepala madrasah. Hal itu juga tercermin oleh kepala MIN 1

Ponorogo yang menjadi tauladan bagi para warga madrasahnya berkaitan

dengan hal kedisiplinan maupun rasa keakraban. Kepala MIN 1 Ponorogo

selalu datang tepat waktu bahkan lebih awal daripada guru dan staf yang

lainnya serta bersikap hangat kepada siapapun, sehingga hal tersebut

menjadi salah satu perilaku positif dari seorang pemimpin yang patut untuk

dijadikan motivasi dan tauladan bagi para warga sekolah. Kepala MIN 1

8
Buchari Alma, Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil Mengajar, (Bandung:
Alfabeta, 2008), 142.
9
Mar’atul Azizah dan Miranda Nur Apdila, Peran Kepala Madrasah Sebagai Supervisor
Dalam Meningkatkan Kinerja Guru, Chalim Journal of Teaching Learning, 1.1 (2021), 75–76.
Ponorogo telah mampu mengelola, membina dan mengarahkan para warga

madrasahnya agar senantiasa terus melakukan perubahan dalam rangka

meningkatkan kinerja dan profesionalisme mereka, sehingga nantinya dapat

menghasilkan output lulusan yang bermutu dan dapat meningkatkan

kualitas maupun kuantitas dari madrasah tersebut.10

Namun tidak dapat dipungkiri bahwasanya dalam melakukan

sebuah peran terutama peran sebagai seorang kepala madrasah khususnya

sebagai manajer dan supervisor pasti akan ditemui berbagai

hambatan/kendala yang mneghampiri prosesnya, baik hambatan dari dalam

maupun dari luar organisasi. Namun sebagai seorang kepala madrasah yang

baik tentunya harus mampu mengatasi berbagai hambatan/kendala yang

ada. Setiap ada hambatan yang terjadi pasti juga ada faktor pendukung yang

dapat membantu mengatasi berbagai hambatan tersebut. Dengan adanya

kepemimpinan yang tepat serta dukungan dari seluruh warga madrasah,

maka berbagai hambatan yang ada dapat teratasi dengan baik sehingga

lembaga pendidikan dapat terus berkembang dan menjadi unggul.

Selain kemampuan manajerial kepala madrasah yang baik, kinerja

dari para guru yang ada di MIN 1 Ponorogo juga bisa dikatakan baik dan

kompeten, serta selalu mengalami peningkatan tiap tahunnya. Berdasarkan

hasil wawancara dengan Kepala MIN 1 Ponorogo, tingkat keprofesionalan

guru dalam mengajar di dalam kelas sudah bisa dikatakan baik. Meskipun

masih terdapat beberapa guru yang kinerjanya masih belum optimal.

Tentunya hal itu juga tak luput dari adanya pengawasan dan pengontrolan

10
Wawancara dengan Ibu Siti Aminah selaku Guru kelas, pada Tanggal 13 Februari 2023
di MIN 1 Ponorogo
dari kepala madrasah. Namun, sebagai kepala madrasah harus tetap

memaksimalkan perannya terutama sebagai manajer dan supervisor

pendidikan. Dengan begitu, apabila seorang kepala madrasah dapat

melaksanakan perannya dengan baik, maka juga akan berpengaruh

terhadap kinerja orang-orang yang berada disekitarnya, salah satunya yaitu

dapat meningkatkan kinerja dan profesionalisme guru.11

Berdasarkan uraian data yang ada di atas, maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian dalam rangka mengetahui peran kepala

madrasah khususnya sebagai manajer dan supervisor pendidikan, serta

berbagai hambatan dan dukungan yang dihadapi kepala madrasah dalam

melaksanakan perannya sebagai manajer dan supervisor dalam rangka

meningkatkan kinerja dan profesionalisme guru di MIN 1 Ponorogo dengan

judul “Peran Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kinerja dan

Profesionalisme Guru di MIN 1 Ponorogo”.

11
Wawancara dengan Bapak Syarif selaku Kepala Madrasah, pada Tanggal 26 Januari
2023 di MIN 1 Ponorogo
BAB IV

A. Deskripsi Data

1. Peran Kepala Madrasah Sebagai Manajer dalam Meningkatkan

Kinerja dan Profesionalisme Guru di MIN 1 Ponorogo

Kepala madrasah sebagai manajer sangat berperan dan dibutuhkan

dalam lembaga pendidikan. Seorang kepala madrasah harus bisa

memahami tugas dan fungsinya dengan baik karena apabila kepala

madrasah memiliki kinerja yang baik maka akan berdampak pada

peningkatkan kualitas pendidikan pada madrasah yang berada dibawah

naungannya . Hal itu sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Bapak

Sarip selaku Kepala MIN 1 Ponorogo, sebagai berikut:

Peran kepala madrasah sebagai manajer dalam sebuah lembaga


pendidian ini sangatlah penting dan harus diimplementasikan
secara tepat dan sesuai standar pendidikan yang ada supaya dapat
membawa lembaga pendidikan tersebut menuju kearah
kemajuan.12

Kepala madrasah memiliki wewenang untuk mengelola dan

mengatur berjalannya seluruh kegiatan yang ada di madrasahnya dengan

menggunakan seluruh kemampuan dan keahlian yang dimilikinya.

Seperti yang disampaikan oleh Ibu Martini selaku guru kelas, sebagai

berikut:

Kepala sekolah sebagai manajer berarti kepala sekolah


bertanggung jawab dalam pengelolaan madrasah, kepala
madrasah juga bertanggung jawab dalam mengatur dan
mengelola segala sesuatu yang berkenaan dengan madrasah, baik
mengenai warga madrasahnya, peraturan madrasahnya, program
kerjanya, dan yang lainnya.13

12
Lihat transkip wawancara kode: 01/W/26-1/2023
13
Lihat transkip wawancara kode: 03/W/13-2/2023
Kepala madrasah dituntut untuk mampu melaksanakan perannya

sebagai manajer dengan baik, karena kepala madrasah memiliki andil

yang besar dalam menghasilkan kekondusifan di lingkungan madrasah

tersebut. Dengan adanya kepemimpinan yang tepat, maka akan tercipta

iklim organisasi yang sehat, sehingga akan mampu meningkatkan

kualitas lembaga pendidikan. Hal tersebut sesuai dengan yang

disampaikan oleh Bapak Maftuh Zaenuri, selaku guru kelas sekaligus

Koor Bidang Kesiswaan, sebagai berikut:

Peran kepala madrasah sebagai manajer di MIN 1 Ponorogo


sendiri sudah terlaksana dengan baik, hal itu terbukti dengan telah
terselesaikannya segala tugas yang ada di madrasah dan semua
aturan yang ada di madrasah juga telah terlaksana dan berjalan
dengan baik.14 Selain itu, siswa-siswi madrasah juga telah banyak
memenangkan lomba-lomba dari berbagai bidang perlombaan di
tingkat SD/MI/Sederajat. Dalam hal ini kepala madrasah juga
selalu mengunakan keterlibatan para guru dalam seluruh kegiatan
yang ada di madrasah, salah satunya dalam membantu para siswa
dalam mengikuti perlombaan yang ada diluar madrasah, maka
biasanya disini terdapat beberapa guru yang ditunjuk khusus
untuk mendampingi para siswa dalam mempersiapkan segala hal
yang berhubungan dengan perlombaan yang akan diikuti untuk
mewakili madrasahnya. 15
Kondisi ini sesuai dengan hasil observasi peneliti terkait salah satu

peran kepala madrasah sebagai manajer yaitu kepala madrasah harus

mengutamakan partisipsi seluruh tenaga pendidik dan kependidikan

dalam setiap kegiatan yang ada di madrasah. Peneliti melakukan

pengamatan pada saat kepala madrasah menunjuk beberapa guru untuk

menjadi penanggungjawab bagi para siswa yang akan mengikuti

perlombaan diluar sekolah untuk mewakili madrasah. Selain itu, kepala

14
Lihat transkip wawancara kode: 02/W/10-2/2023
15
Lihat transkip dokumentasi kode: 05/D/23-2/2023
madrasah juga kerap melibatkan peran dari para guru dalam berbagai

kegiatan, seperti keterlibatan guru untuk menjadi pembina dalam

kegiatan upacara maupun kegiatan apel pagi yang rutin dilaksanakan

setiap minggunya.16

Peran kepala madrasah sebagai manajer pada lembaga pendidikan

umum dengan lembaga Islam pada dasarnya sama, hanya saja dalam

lembaga pendidikan Islam, seornag manajer harus mengedepankan

penggunaan sifat-sifat yang sesuai dengan ajaran agama Islam. Hal

tersebut sesuai dengan yang disampaikan oleh Bapak Sarip selaku

Kepala MIN 1 Ponorogo, sebagai berikut:

Pada dasarnya tidak terlalu ada perbedaan yang signifkan antara


peran kepala madrasah pada lembaga pendidikan umum dengan
lembaga pendidikan islam karena keduanya memiliki
pertanggung jawaban yang sama dalam memimpin sebuah
sekolah atau madrasah, hanya saja jika di dalam lembaga
pendidikan Islam, madrasah lebih dominan terhadap pendidikan
agama dan lebih mengedepankan pada pengimplementasian
prinsip-prinsip yang sesuai dengan ajaran Islam.17
Dalam melaksanakan berbagai peran yang ada di madrasah, seorang

kepala madrasah membutuhkan dukungan dan kerjasama yang baik

antar warga madrasah, salah satunya yaitu kerjasama dengan para guru.

Seorang guru dituntut memiliki kinerja dan profesionalisme yang baik,

dengan begitu diharapkan akan mampu menciptakan generasi atau

lulusan yang unggul dan berkualitas. Terciptanya guru yang memiliki

kinerja dan tingkat profesionalisme yang baik tak luput dari adanya

peran kepala madarsah itu sendiri.

16
Lihat transkip observasi kode: 01/O/23-2/2023
17
Lihat transkip wawancara kode: 01/W/26-1/2023
Kinerja guru merupakan sebuah hasil kerja seorang guru yang

diukur berdasarkan sebuah standar yang telah ditetapkan, jika standar

tersebut telah terpenuhi berarti seorang guru bisa dikatakan berkinerja

baik, namun sebaliknya jika seorang guru tidak dapat memenuhi standar

kerja yang telah ditetapkan, maka guru tersebut dikatakan mempunyai

kinerja yang kurang. Seperti yang disampaikan oleh Ibu Martini selaku

Guru Kelas, mengatakan “Guru harus mempunyai perencanaan dalam

pelaksanaan pembelajaran. Guru yang kinerjanya bagus berarti

memiliki perencanaan dan pelaksanaan yang bagus pula, sehingga

nantinya akan menghasilkan tujuan pembelajaran yang maksimal.”18

Sedangkan profesionalisme guru berarti guru yang memiliki

kompetensi profesional. Kompetensi profesional disini berarti

kemampuan yang dimiliki guru dalam penguasaan materi pembelajaran.

Seperti yang disampaikan oleh Bapak Maftoh Zaenuri, selaku guru mata

kelas sekaligus Koor Bidang Kesiswaan, menyatakan “Keprofesionalan

sendiri berarti mengajar sesuai dengan profesinya, yaitu profesi guru”.19

Pada dasarnya antara kinerja dan profesionalisme guru tersebut

saling berhubungan. Hal tersebut sejalan dengan yang disampaikan oleh

Ibu Martini selaku Guru Kelas, mengatakan “Kinerja dan

profesionalisme itu masih saling berhubungan. Apabila seorang guru

terus berusaha meningkatkan kinerjanya menjadi lebih baik lagi, berarti

guru tersebut juga bisa dikatakan lebih profesional.”20

18
Lihat transkip wawancara kode: 03/W13-2/2023
19
Lihat transkip wawancara kode: 02/W/10-2/2023
20
Lihat transkip wawancara kode: 03/W/13-2/2023
Untuk mencapai tujuan pendidikan secara optimal, maka seorang

kepala madrasah harus melaksanakan perannya sebagai manajer,

supervisor, motivatior, maupun peran yang lainnya secara tepat dan

maksimal. Di MIN 1 Ponorogo sendiri, kinerja dan tingkat

keprofesionalan para gurunya sudah bisa dikatakan cukup baik.21

Seperti yang disampaikan oleh Ibu Siti Aminah, selaku guru kelas,

sebagai berikut:

Kinerja para guru yang ada disini bisa dikatakan baik dan sudah
profesional. Meskipun masih terdapat satu atau dua guru yang
kinerjanya masih kurang, namun semuanya bisa dikatakan telah
memenuhi standar. Beberapa faktor pendukung yang
meneyebabkan meningkatnya kinerja dan tingkat
keprofesionalan guru tersebut diantaranya seperti kepemimpinan
dari kepala madrasah, sarana dan prasarana sekolah, kondisi
lingkungan sekolah, jarak rumah dan keadaan keluarga guru,
serta faktor kedisiplinan guru itu sendiri.22
Hal tersebut juga diperkuat dengan pendapat dari Ibu Martini selaku

guru kelas, yang menyatakan bahwa beberapa faktor lain yang dapat

berpengaruh dalam peningkatan kinerja dan profesionalisme guru di

MIN 1 Ponorogo yaitu sebagai berikut:

Menurut saya, terdapat beberapa faktor pendukung yang


mempengaruhi kinerja guru di MIN 1 Ponorogo ini yaitu faktor
riwayat pendidikan guru, sarana dan prasarana sekolah,
manajerial atau kepemimpinan kepala madrasah, kekondusifan
lingkungan sekolah, kondisi fisik dan mental guru, serta penataan
tugas guru yang sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki.
Sedangkan faktor pendukung yang dapat mempengaruhi
profesionalisme guru diantaranya yaitu kompetensi guru,
kekondusifan suasana madrasah, serta iklim organisasi yang
baik.23

21
Lihat transkip dokumentasi kode: 12/D/23-2/2023
22
Lihat transkip wawancara kode: 04/W/13-2/2023
23
Lihat transkip wawancara kode: 03/W/13-2/2023
Seorang guru harus bersikap profesional dalam pelaksanakan tugas

dan tanggung jawabnya sebagai tenaga pengajar. Seorang guru bisa

dikatakan profesional dengan cara melihat hasil dari apa yang

dikerjakannya, apakah sudah sesuai dengan sasaran dan waktu yang

direncanakan atau belum, jika sudah maka guru tersebut bisa dikatakan

telah profesional. Seorang kepala madrasah perlu melakukan penilaian

kinerja guru untuk mengetahui tingkat kompetensi dari seorang guru.

Seperti yang disampaikan oleh Bapak Sarip selaku Kepala MIN 1

Ponorogo, bahwa beliau mempunyai cara tersendiri untuk mengukur

kinerja seorang guru dan mengetahui tingat keprofesionalannya, yaitu

sebagai berikut:

Untuk mengukur kinerja seorang guru sehingga guru tersebut bisa


dikatakan telah memiliki kinerja yang baik yaitu dengan melihat
tanggung jawabnya dalam melakukan semua tugas dan
kewajibannya, apakah sudah dilakukan dengan baik atau belum,
telah melakukan pekerjaannya sesuai prosedur atau belum, jika
sudah dilakukan secara tepat berarti seorang guru bisa dikatakan
telah memiliki kinerja yang baik. Selain itu, juga bisa dilihat
melalui hasil dari supervisi yang dilakukan secara langsung pada
saat Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berlangsung, serta
dengan melihat keseharian guru tersebut ketika di dalam maupun
di luar madrasah. Sedangkan untuk mengetahui tingkat
keprofesionalan seorang guru sehingga guru tersebut bisa
dikatakan profesional yaitu dengan melihat kinerja dari guru itu
sendiri, apabila seorang guru memiliki kinerja yang baik maka
seorang guru telah bisa dikatakan profesional. Jika seorang guru
mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai seorang
guru dengan tuntas, berarti guru tersebut juga bisa dikatakan telah
profesional.24
Kondisi ini sesuai dengan hasil observasi peneliti terkait

keprofesionalan guru yang ada di MIN 1 Ponorogo dalam melakukan

pembelajaran di kelas. Peneliti melakukan pengamatan dengan cara

24
Lihat transkip wawancara kode: 01/W/26-1/2023
mengamati beberapa guru ketika sedang melakukan pembelajaran di

dalam kelas. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan diperoleh

hasil bahwasanya beberapa guru memiliki cara atau metode mengajar

yang berbeda-beda. Ada guru yang ketika mengajar selalu bersemangat

dan menggunakan media pembelajaran yang kreatif sehingga para siswa

sangat aktif dan bersemangat selama pembelajaran berlangsung. Namun

ada juga guru yang ketika mengajar hanya sekedar menjelaskan sedikit

kemudian memberi tugas dan kurang memanfaatkan penggunaan media

pembelajaran dengan baik, sehingga kegiatan pembelajaran cenderung

monoton dan kurang menarik. Hal ini biasanya terjadi pada guru yang

usianya relatif sudah tidak muda lagi, dan mungkin lebih memiliki untuk

mengajar dengan menggunakan metode seadanya.25

Berdasarkan deskripsi data secara keseluruhan diatas, maka peran

kepala madrasah sebagai manajer di MIN 1 Ponorogo telah terlaksana

dengan baik, hal itu terbukti dengan telah terlaksananya tanggung jawab

oleh kepala madrasah dalam mengelola dan mengatur segala hal yang

berkaitan dengan madrasah, baik mengenai warganya, peraturannya,

program kerjanya, ataupun yang lainnya. Selain itu, kepala madrasah

juga telah menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan cukup

baik, sehingga tercipta keteraturan dalam pelaksanaan seluruh kegiatan

yang ada di madrasah. Kepala madrasah juga berkewajiban dalam

pemberian kesempatan kepada para tenaga pendidik dan kependidikan

untuk dapat meningkatkan profesinya secara optimal, serta mendorong

25
Lihat transkip observasi kode: 02/O/23-2/2023
keterlibatan atau partisipasi seluruh warga madrasahnya dalam

pelaksanaan setiap kegiatan yang ada di madrasah.

2. Peran Kepala Madrasah Sebagai Supervisor dalam Meningkatkan

Kinerja dan Profesionalisme Guru di MIN 1 Ponorogo

Peran kepala madrasah sebgai supervisor dipelrukan dalam

membantu meningkatkan kinerja dan profesionalisme guru di sebuah

madrasah. Kepala madrasah sebagai supervisor bertugas melakukan

pengawasan dan pengendalian dalam rangka meningkatkan kinerja dan

profesionalisme guru serta meningkatkan kualitas pembelajaran yang

dilakukan guru agar menjadi lebih efektif.

Seperti yang disampaikan oleh Ibu Martini selaku guru kelas,

menyatakan “Kepala madrasah sebagai supervisor berarti kepala

madrasah bertugas untuk mengawasi kinerja guru, melakukan penelitian

terhadap administrasi pembelajaran, memantau kegiatan belajar

mengajar yang dilakukan guru, serta melakukan pembinaan terhadap

para guru”.26

Kepala madrasah sebagai supervisor memiliki tugas untuk

mengevaluasi mengenai sejuah mana tingkat kinerja dan

profesionalisme guru dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya

di madrasah. Di MIN 1 Ponorogo sendiri kepala madrasah telah

melakukan perannya sebagai supervisor. Hal tersebut disampaikan oleh

Bapak Sarip selaku Kepala MIN 1 Ponorogo, sebagai berikut:

Pengimplementasian peran kepala madrasah sebagai supervisor


di sini terbilang cukup baik karena adanya evaluasi yang

26
Lihat transkip wawancara kode: 03/W/13-2/2023
dilakukan setelah kegiatan supervisi dilakukan. Selain itu,
kegiatan supervisi ini penting dilakukan sebagai tolak ukur guna
mengetahui sejauah mana tingkat kelebihan dan kekurangan
seluruh kegiatan yang ada di madrasah. Jika masih ada
kekurangan maka bisa segera dievaluasi untuk kemudian
dilakukan perbaikan.27

Dalam rangka membantu meningkatkan kinerja dan

profesionalisme guru, salah satu cara yang dapat dilakukan kepala

madrasah dalam melakukan perannya sebagai supervisor yaitu melalui

pemberian bimbingan atau arahan. Bimbingan dan arahan tersebut

diperlukan bagi guru agar dapat meningkatkan kemampuannya dalam

melaksanakan proses pembelajaran yang efektif guna tercapainya tujuan

pembelajaran yang maksimal. Hal tersebut sesuai dengan yang

disampaikan oleh Bapak Maftuh Zaenuri, selaku guru kelas sekaligus

Koor Bidang Kesiswaan, sebagai berikut:

Di MIN 1 Ponorogo ini terdapat bimbingan ataupun arahan yang


diberikan oleh kepala madrasah, diantaranya yaitu dengan
dilakukannya supervisi terhadap guru maupun perangkat
pembelajarannya. Selain itu, kepala madrasah juga rutin
mengadakan rapat satu sampai dua kali setiap bulannya, serta
ada juga rapat yang dilakukan secara kondisional yaitu rapat
diadakan ketika tedapat event atau kegiatan yang mendesak dan
perlu untuk diadakan rapat pada saat itu juga. Pada saat
pelaksanaan rapat tersebut, biasanya juga disertai dengan
pemberian motivasi kepada para guru berkaitan dengan segala
hal atau kegiatan yang ada di madrasah.28

Selain itu, kepala madrasah juga kerap memberikan bimbingan atau

arahan secara khusus kepada para guru yang dikehendakinya.

Pemberian arahan secara khusus tersebut dilakukan dengan cara

memanggil seorang guru untuk keruangan kepala madrasah namun

27
Lihat transkip wawancara kode: 01/W/26-1/2023
28
Lihat transkip wawancara kode: 02/W/10-2/2023
tanpa sepengetahuan guru yang lain.29 Seperti yang dikatakan oleh Ibu

Siti Aminah, selaku guru kelas, menyatakan, “Biasanya pemberian

bimbingan atau arahan oleh kepala madrasah dilakukan dengan cara

memanggil guru tersebut untuk ke ruangan kepala madrasah, dan

biasanya pemanggilan guru tersebut dilakukan secara khusus sehingga

guru yang lain tidak mengetahuinya. Selain itu, kepala madrasah juga

kerap memberikan motivasi setiap harinya melalui grup WhatsApp

ataupun saat upacara dan apel pagi”.30

Kondisi ini sesuai dengan hasil observasi peneliti terkait peran

kepala madrasah sebagai supervisor di MIN 1 Ponorogo. Peneliti

melakukan pengamatan ketika kepala madrasah memberikan beberapa

arahan dan motivasi kepada para guru dan para siswa dalam kegiatan

apel pagi yang rutin dilaksanakan pada hari kamis di setiap minggunya.

Kepala madrasah memberikan motivasi kepada para siswa untuk terus

meningkatkan prestasi belajarnya dengan cara belajar secara tekun serta

rajin mengikuti perlombaan baik di dalam maupun di luar madrasah.

Sedangkan pemberian arahan kepada para guru ditujukan agar tercipta

pembelajaran yang efektif serta terus menuntut para guru untuk

berlomba-lomba dalam meningkatkan kinerjanya.31

Kepala madrasah berkewajiban untuk membantu memperbaiki

kinerja dan profesionalisme guru. Seperti yang terjadi di MIN 1

Ponorogo bahwa telah banyak upaya yang dilakukan oleh kepala

29
Lihat transkip dokumentasi kode: 07/D/25-2/2023
30
Lihat transkip wawancara kode: 04/W/13-2/2023
31
Lihat transkip observasi kode: 03/O/23-2/2023
madrasah dalam rangka meningkatkan kinerja dan profesionalisme

guru. Seperti yang disampaikan oleh Ibu Martini selaku guru kelas,

sebagai berikut:

Beberapa upaya yang dilakukan oleh kepala madrasah untuk


memperbaiki kinerja dan meningkatkan profesionalisme guru di
MIN 1 Ponorogo diantaranya yaitu: (1) meningkatkan
kedisiplinan, baik dari dalam kepala madrasah sendiri maupun
dari para gruru dan staf lainnya, (2) melakukan supervisi secara
rutin, setelah kegiatan supervisi yang dilakukan tersebut ada
hasilnya maka selanjutnya dilakukan pembinaan terhadap para
guru, (3) melakukan pendidikan dan pelatihan (diklat), (4)
melakukan workshop, workshop tersebut rutin dilakukan satu
sampai dua kali setiap bulannya, (5) memotivasi para guru untuk
terus berlomba-lomba memperbaiki kinerjanya, dan (6)
pemberian contoh atau keteladan oleh kepala madrasah itu
sendiri.32

Salah satu tugas seorang supervisor ialah melakukan kegiatan

supervisi kepada para guru. Kegiatan supervisi tersebut sangat penting

dilakukan mengingat tujuan dari kegiatan supervisi yaitu untuk

meningkatkan kesadaran guru beserta warga madrasah lainnya sehingga

tercipta iklim kerja yang demokratis, dengan begitu hal tersebut juga

akan dapat membantu meningkatkan kinerja dan profesionalisme di

sebuah madrasah. Kepala MIN 1 Ponorogo sendiri mengadakan

kegiatan rapat supervisi bersama para guru rutin satu sampai dua kali

setiap tahunnya.33

Seperti yang disampaikan oleh Bapak Sarip selaku Kepala MIN 1

Ponorogo, menyatakan “Biasanya saya melakukan supervisi tersebut

rutin setiap bulan namun secara tiba-tiba dan acak”.34 Supervisi tersebut

32
Lihat transkip wawancara kode: 03/W/13-2/2023
33
Lihat transkip dokumentasi kode: 10/D/25-2/2023
34
Lihat transkip wawancara kode: 01/W/26-1/2023
dilakukan dengan cara melakukan pengamatan ketika seorang guru

melakukan kegiatan pembelajaran di dalam kelas ataupun dengan cara

mengamati secara langsung keseharian dari guru tersebut ketika sedang

berada di lingkungan madrasah.35

Sebagai supervisor pendidikan, kepala madrasah berkewajiban

untuk melakukan pembinaan terhadap guru agar menjadi pengajar yang

berkinerja baik dan profesional dibidangnya. Kepala madrasah harus

mampu membimbing dan memotivasi para guru agar mampu

mengembangkan potensi yang dimilikinya baik saat di madrasah

maupun secara individual. Hal tersebut didukung oleh pendapat dari Ibu

Siti Aminah selaku guru kelas, sebagai berikut:

Peran dari seorang supervisor sangat dibutuhkan dalam sebuah


lembaga pendidikan terutama dalam hal peningkatan kinerja dan
profesionalisme guru, sebab dengan adanya kegiatan supervisi
yang dilakukan oleh kepala madrasah tersebut, maka guru akan
menjadi lebih termotivasi untuk terus berkembang menjadi lebih
baik lagi sehingga hal tersebut juga akan mempengaruhi
peningkatan kinerjanya dan tingkat profesionalisme guru juga
akan meningkat.36
Upaya dalam meningkatkan kemampuan guru tidak lepas dari

adanya peran kepala madrasah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan

yaitu dengan melakukan pembinaan terhadap tenaga pendidik di

madrasah yang dipimpinnya. Hal tersebut juga didukung oleh

pernyataan dari Bapak Maftoh Zaenuri selaku guru mata pelajaran

sekaligus Koor Bidang Kesiswaan, menyatakan “Seorang kepala

madrasah berperan dalam melakukan pembinaan terhadap guru, dengan

35
Lihat transkip dokumentasi kode: 06/D/25-2/2023
36
Lihat transkip wawancara kode: 04/W/13-2/2023
adanya kegiatan pembinaan yang dilakukan secara tepat tentunya dapat

berpengaruh terhadap peningkatan kinerja dan profesionalisme guru”.37

Berdasarkan deskripsi data secara keseluruhan diatas, maka peran

kepala madrasah sebagai supervisor di MIN 1 Ponorogo diantaranya

yaitu kepala madrasah melakukan kegiatan supervisi terhadap guru

maupun terhadap perangkat pembelajarannya. Kegiatan supervisi ini

biasanya dilakukan oleh kepala madrasah dengan cara melakukan

observasi melalui kunjungan ke kelas ketika guru sedang melakukan

kegiatan belajar mengajar. Kunjungan ke kelas efektif untuk

mengetahui tingkat keprofesionalan guru dalam mengajar, terutama

dalam pemilihan media metode pembelajaran, serta mengetahui

keterlibatan siswa dan tingkat pemahamannya dalam mencerna materi

yang disampaikan oleh guru.

Selain kunjungan ke kelas, kepala madrasah juga melakukan

pembicaraan secara individual dengan guru tertentu. Pembicaraan

individual ini digunakan untuk memberikan bimbingan dan arahan

terhadap guru, baik yang berkiatan dengan kegiatan pembelajaran

ataupun masalah lain yang berkaitan dengan profesionalisme guru.

Peran kepala madrasah sebagai supervisor lainnya yaitu kepala

madrasah rutin mengadakan rapat evaluasi dari hasil supervisi yang

dilakukannya. Rapat tersebut dilakukan sebagai sarana peningkatan

kinerja dan profesionalisme guru.

37
Lihat transkip wawancara kode: 02/W/10-2/2023
3. Hambatan dan Dukungan yang dihadapi Kepala Madrasah dalam

Melaksanakan Perannya Sebagai Manajer dan Supervisor dalam

Meningkatkan Kinerja dan Profesionalisme Guru di MIN 1

Ponorogo

Dalam upaya peningkatan kinerja dan profesionalisme guru

tentunya akan selalu ada hambatan-hambatan yang dihadapi.

Pelaksanaan peran kepala madrasah baik sebagai manajer maupun

supervisor tentunya juga tidak mudah. Namun sebagai kepala madrasah

yang profesional haruslah mengerti bagaimana langkah yang harus

diambil untuk dapat menghadapi berbagai hambatan tersebut.

Hambatan-hambtan yang terjadi tersebut bisa berasal dari dalam

maupun dari luar organisasi. Hal tersebut sesuai dengan yang

disampaikan oleh Bapak Sarip selaku Kepala MIN 1 Ponorogo, sebagai

berikut:

Menurut saya, terdapat beberapa faktor yang dapat menghambat


pelaksanaan peran kepala madrasah sebagai manajer pendidikan
di MIN 1 Ponorogo ini yaitu: (1) kurang terpenuhinya sarana dan
prasarana yang dimiliki madrasah, (2) masih terdapat kurangnya
sumber daya manusia terutama tenaga pengajar (guru) yang
mengajar sesuai dengan bidang keahliannya, dan (3) belum
adanya guru bimbingan konseling (BK) pada kelas bawah (kelas
1,2,3). Sedangkan faktor yang menghambat pelaksanaan peran
kepala madrasah sebagai supervisor ialah kurang adanya
persiapan dari dalam guru ketika akan menyiapkan instrumen
pembelajaran, terbatasnya aktu mengajar yang dilakukan oleh
guru, serta kurang bervariasinya media pembelajaran yang
digunakan oleh guru untuk menunjang kegiatan pembelajaran di
dalam kelas.38

38
Lihat transkip wawancara kode 01/W/26-1/2023
Begitu juga dalam pelaksanaan upaya peningkatan kinerja dan

profesionalisme guru tentunya tidak selalu berjalan dengan mulus, pasti

terdapat hambatan yang menyertainya. Hambatan tersebut juga bisa

berasal dari faktor internal atau dari dalam diri guru. Seperti yang

disampaikan oleh Ibu Martini selaku guru kelas, sebagai berikut:

Pastinya terdapat hambatan yang terjadi dalam upaya


peningkatan kinerja dan profesionalisme guru. Kalau di MIN 1
Ponorogo ini hambatan yang kerap terjadi menurut saya
diantaranya yaitu: (1) sarana dan prasarana sekolah yang kurang
memadai, contohnya seperti ruang kelas yang masih kurang
sehingga terdapat guru yang mengajar di ruang darurat atau
menggunakan tempat seadanya. Dengan adanya keterbatasan
ruang kelas tersebut membuat guru kurang merasa nyaman dalam
kegiatan belajar mengajar, sehingga hal tersebut juga akan
mempengaruhi kinerja dari guru itu sendiri, (2) kurangnya
motivasi dari dalam guru tersebut untuk terus mengembangkan
potensi yang dimilikinya, (3) kepala madrasah yang kurang tegas
dalam pengambilan keputusan terhadap beberapa kebijakan yang
ada di madrasah.39

Sedangkan menurut Ibu Siti Aminah selaku guru kelas, juga

menambahkan pendapatnya sebagai berikut:

Beberapa hal yang menjadi hambatan dalam upaya peningkatan


kinerja dan profesionalisme guru di MIN 1 Ponorogo ini yaitu
adanya beberapa ruang kelas yang belum memadai, teman
sejawat yang terkadang kurang mendukung karena perbedaan
sifat dan karakter masing-masing, (3) kondisi lingkungan sekolah
yang terkadang kurang kondusif, (4) adanya masalah pribadi yang
dialami oleh guru, dan (5) jarak rumah guru ke madrasah yang
cukup jauh. Faktor lainnya yaitu fasilitas pendidikan yang kurang
memadai, masih terdapat guru yang mengajar hanya
mengandalkan buku panduan dan buku paket yang ada, namun
sebagian guru juga telah memanfaatkan penggunaan fasilitas
pendukung seperti LCD/ komputer yang dapat membantu
mempermudah proses pembelajaran.40

39
Lihat transkip wawancara kode 03/W/13-2/2023
40
Lihat transkip wawancara kode 04/W/13-2/2023
Kondisi ini sesuai dengan hasil observasi peneliti terkait hambatan-

hambatan yang dihadapi oleh kepala madrasah dalam meningkatkan

kinerja dan profesionalisme guru. Salah satu hambatan yang paling

menonjol ialah kurangnya sarana dan prasarana madrasah, salah satunya

yaitu masih kurangnya ruang kelas yang tersedia akibat banyaknya

murid baru yang mendaftar di MIN 1 Ponorogo. Akibatnya para guru

terpaksa mengajar menggunakan ruang darurat yaitu dengan

mamanfaatkan ruangan seadanya sebagai pengganti kelas untuk

mengajar. Akibatnya guru menjadi tidak leluasa dan kurang nyaman,

sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi tidak maksimal, dan

tentunya hal tersebut juga akan berpengaruh pada kinerja dan

profesionalisme guru.41

Selain beberapa hambatan yang telah disebutkan diatas, tentunya

juga terdapat faktor pendukung dalam upaya peningkatan kinerja dan

profesionalisme guru yang ada di MIN 1 Ponorogo. Seperti yang

disampaikan oleh Bapak Maftoh Zaenuri selaku guru kelas sekaligus

Koor Bidang Kesiswaan, sebagai berikut:

Ya menurut saya faktor yang dapat mendukung upaya


peningkatan kinerja dan profesionalisme guru di MIN 1 Ponorogo
salah satunya yaitu faktor internal atau faktor yang berasal dari
dalam diri guru, diantaranya yaitu adanya kemauan untuk terus
berkembang menjadi lebih baik lagi, terpenuhinya jumlah
kuantitas murid yang ada di MIN 1 Ponorogo, adanya buku-buku
atau LKS yang memadai sehingga dapat menunjang pelaksanaan
kegiatan pembelajaran di dalam kelas, serta adanya motivasi dan
dukungan yang diberikan oleh kepala madrasah.42

41
Lihat transkip observasi kode: 04/O/23-2/2023
42
Lihat transkip wawancara kode 02/W/10-2/2023
Selain itu, menurut Ibu Siti Aminah selaku guru kelas, menyatakan

“Faktor pendukung dalam upaya peningkatan kinerja dan

profesionalisme guru di MIN 1 Ponorogo menurut saya yaitu

kepemimpinan kepala madrasah yang dapat dijadikan teladan, adanya

motivasi yang diberikan oleh kepala madrasah, serta adanya kegiatan

supervisi yang dilakukan rutin setiap tahunnya. Biasanya kepala

madrasah memberikan motivasi kepada para siswa maupun kepada para

guru ketika upacara pada hari senin ataupun saat apel pagi pada hari

kamis”.43

Dalam upaya peningkatan kinerja dan profesionalisme guru, seorang

kepala madrasah maupun para guru harus memiliki sikap yang bijak

dalam menghadapi berbagai hambatan dan dukungan yang ada. Hal

tersebut sesuai dengan yang disampaikan oleh Ibu Siti Aminah selaku

guru kelas, sebagai berikut:

Sikap kita sebagai guru harus berusaha menghadapi berbagai


hambatan dan dukungan yang ada se-profesional mungkin dan
berusaha menghilangkan atau meminimalisir berbagai hambatan
yang ada dengan memanfaatkan berbagai faktor pendukung yang
telah ada tersebut.44

Sementara itu, Bapak Sarip selaku Kepala MIN 1 Ponorogo,

menambahkan “Untuk menghadapi hambatan tersebut kita bisa

mengadakan pembinaan dan optimasi dalam segala hal yang

menyangkut semua kekurangan yang ada di madrasah”.45 Begitupun

dengan yang dikatakan oleh Bapak Maftuh Zaenuri selaku guru kelas

43
Lihat transkip dokumentasi kode 08/D/23-2/2023
44
Lihat transkip wawancara kode 04/W/13-2/2023
45
Lihat transkip wawancara kode 01/W/26-1/2023
sekaligus Koor Bidang Kesiswaan, menyatakan “Sikap kita sebagai

seorang guru dalam menghadapi berbagai hambatan dan dukungan yang

ada dalam meningkatkan kinerja dan profesionalisme guru yaitu dengan

mencari permasalahan atau hambatan yang ada tesebut, kemudian

mencari solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi

tersebut.46

Berdasarkan deskripsi data secara keseluruhan diatas, maka

beberapa hambatan yang sering dihadapi oleh kepala madrasah maupun

para guru dalam meningkatkan kinerja dan profesionalisme guru yaitu

kurang terpenuhinya sarana dan prasarana madrasah, kurangnya sumber

daya manusia atau tenaga pengajar (guru) yang mengajar sesuai dengan

bidang keahliannya, kondisi lingkungan sekolah yang terkadang kurang

kondusif, dan adanya masalah pribadi yang dialami oleh guru. Selain

itu, dalam melaksanakan perannya sebagai supervisor, kepala madrasah

sering menemui kendala seperti kurang adanya persiapan dari guru

ketika akan menyiapkan instrumen pembelajarannya, sehingga hal

tersebut juga dapat mempengaruhi kualitas pembelajaran yang

dilakukan oleh guru.

Sedangkan yang menjadi faktor pendukung dalam meningkatkan

kinerja dan profesionalisme guru yaitu berupa faktor internal atau faktor

yang berasal dari dalam guru, seperti adanya kemauan dan motivasi

untuk terus berkembang dan meng-upgrade diri sebagai upaya

meningkatkan kinerja dan profesionalisme guru. Selain itu, faktor

46
Lihat transkip wawancara kode 02/W/10-2/2023
pendukung lainnya yaitu seperti kepemimpinan dari kepala madrasah

yang dapat dijadikan teladan, adanya arahan dan motivasi dari kepala

madrasah, serta adanya kegiatan rapat supervisi yang rutin dilaksanakan

setiap tahunnya.

B. Pembahasan

1. Peran Kepala Madrasah Sebagai Manajer dalam Meningkatkan

Kinerja dan Profesionalisme Guru di MIN 1 Ponorogo

Manajemen pada hakikatnya merupakan sebuah proses yang

dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan

pengawasan atau pengendalian seluruh anggota organisasi atau lembaga

dalam rangka mencapai tujuannya. Menurut Mulyasa, dalam

pelaksanan peran kepala madrasah sebagai manajer tentunya harus

disertai strategi yang tepat terutama dalam hal perberdayaan tenaga

pendidik dan kependidikan melalui kerjasama yang terjalin baik,

pemberian kesempatan terhadap tenaga pendidik dan kependidikan

untuk mengembangkan profesinya, serta menciptakan partisipasi aktif

dari seluruh warga madrasahnya dalam pelakanaan berbagai kegiatan

yang ada di madrasah.47

Berdasarkan teori yang digunakan oleh peneliti, bahwa peran kepala

madrasah salah satunya ialah sebagai manajer. Di MIN 1 Ponorogo

sendiri, peran kepala madrasah sebagai manajer dalam meningkatkan

kinerja dan profesionalisme guru sudah mengacu pada teori yang

digunakan. Kepala madrasah sebagai manajer berperan dalam

47
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional. 103
meningkatkan kinerja dan profesionalisme guru yaitu: (1) melakukan

pemberdayaan terhadap tenaga pendidik dan kependidikan melalui

kerjasama dengan berbagai pihak. Kepala madrasah harus mampu

mendelegasikan tugasnya kepada orang lain (wakil-wakilnya). Di MIN

1 Ponorogo, kepala madrasah biasa mendelegasikan tugasnya kepada

seseorang yang ditunjuk sebagai koordinator di setiap bidangnya, yaitu

korbid kesiswaan, korbid kurikulum, korbid sarana dan prasarana, dan

korbid hubungan masyarakat (humas), (2) memberikan kesempatan dan

dukungan kepada tenaga pendidik dan kependidikan untuk

mengembangkan profesinya. Di MIN 1 Ponorogo kegiatan

pengembangan profesi guru biasanya dilakukan melalui kegiatan

pendidikan dan pelatihan (diklat), mengikuti kegiatan MGMP

(Musyawarah Guru Mata Pelajaran), dan diskusi profesional. Dengan

adanya beberapa upaya pengembangan profesi guru tersebut diharapkan

dapat meningkatkan kinerja dan menambah keprofesionalan seorang

guru dalam melakukan proses pembelajaran, (3) mendorong partisipasi

aktif dan melibatkan seluruh warga dalam berbagai kegiatan yang ada

di madrasah. Di MIN 1 Ponorogo kepala madrasah selalu melibatkan

partisipasi seluruh warga madrasahnya, diantaranya yaitu kepala

madrasah melibatkan peran dari bapak/ibu guru yaitu sebagai pembina

dan penanggung jawab dalam kegiatan upacara dan apel pagi, kepala

madrasah melibatkan bapak/ibu guru sebagai penanggung jawab para

siswa dalam mempersiapkan berbagai kegiatan perlombaan, kepala

madrasah melibatkan seluruh warga madrasahnya dalam kegiatan


perlombaan maupun kegiatan lainnya yang dilakukan di madrasahnya,

yaitu para guru sebagai panitia dan para siswa sebagai peserta lomba.

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, menunjukkan bahwa

kepala MIN 1 Ponorogo telah melakukan perannya sebagai manajer

dengan cukup baik. MIN 1 Ponorogo sebagai madrasah unggulan, dalam

pelaksanaan kegiatan yang ada di madrasah tentunya tak luput dari

kepemimpinan yang dilakukan oleh kepala madrasah. Kepala madrasah

sebagai manajer pendidikan harus memiliki kemampuan yang baik

dalam mengatur dan mengelola terkait segala sesuatu yang berkenaan

dengan keberlangsung seluruh sistem pendidikan yang ada di madrasah.

Selain itu, berbagai usaha yang telah dilakukan oleh kepala

madrasah sebagai manajer pendidikan dalam membantu meningkatkan

kinerja dan profesionalisme guru yaitu dengan menjalankan

kepemimpinan yang efektif. Kepala MIN 1 Ponorogo merupakan sosok

pemimpin yang disiplin dan menjadi suri tauladan bagi para warga

sekolahnya. Dengan adanya sosok pemimpin yang dapat dijadikan

sebagai teladan, tentunya akan menimbulkan dampak yang positif bagi

para pendidik dan tenaga kependidikan, sehingga hal tersebut dapat

membantu meningkatkan kinerja dan profesionalise guru yang ada di

madrasah tersebut.

Pada intinya, peran kepala madrasah sebagai manajer dalam sebuah

lembaga pendidikan sangatlah dibutuhkan, mengingat lembaga

merupakan salah satu alat dalam mencapai tujuan dan tentunya harus

memiliki manajer yang mampu untuk melaksanakan tugs dan tanggung


jawabnya dengan baik, sehingga sebuah lembaga yang dipimpinnya

dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

2. Peran Kepala Madrasah Sebagai Supervisor dalam Meningkatkan

Kinerja dan Profesionalisme Guru di MIN 1 Ponorogo

Kepala madrasah sebagai pemimpin dalam lembaga pendidikan

memiliki wewenang dan tanggungjawab penuh dalam

menyelenggarakan seluruh kegiatan yang ada dilingkungan madrasah.

Menurut Mulyasa, kepala madrasah sebagai supervisor harus memiliki

kemampuan dalam menyusun, melaksanakan, dan memanfaatkan hasil

dari program supervisi pendidikan yang dilakukannya. Kepala madrasah

dapat melaksanakan perannya sebagai supervisor dengan cara

melakukan diskusi kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan individual,

dan simulasi pembelajaran.48

Berdasarkan teori yang digunakan oleh peneliti, bahwa peran kepala

madrasah salah satunya ialah sebagai supervisor. Di MIN 1 Ponorogo

sendiri, peran kepala madrasah sebagai supervisor dalam meningkatkan

kinerja dan profesionalisme guru sudah mengacu pada teori yang

digunakan. Berdasarkan teori yang disampaikan oleh Mulyasa bahwa

kepala madrasah harus mampu melaksanakan program supervisi

pendidikan, salah satunya dengan melakukan berbagai pengawasan atau

pengendalian sebagai upaya peningkatan kinerja tenaga pendidik dan

kependidikan. Dilihat dari adanya kegiatan supervisi yang rutin

dilakukan oleh kepala madrasah kepada para guru tiap tahunnya, hal itu

48
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional.112-113
tentunya berpengaruh dalam peningkatan kinerja dan profesionalisme

guru.

Dalam pengimplementasian peran kepala madrasah sebagai

supervisor di MIN 1 Ponorogo, terdapat beberapa kegiatan yang

dilakukan oleh kepala madrasah sebagai supervisor, diantaranya yaitu:

(1) melalui rapat dan diskusi kelompok. Rapat atau diskusi kelompok

ini dilakukan bersama dengan tenaga pendidik dan kependidikan untuk

memecahkan berbagai permasalahan yang ada di madrasah.

Permasalahan yang biasanya dibahas dalam diskusi kelompok tersebut

yaitu seperti pentingnya peningkatan kemampuan tenaga pendidik dan

kependidikan, maupun permasalahan lain yang ditemukan kepala

madrasah pada kegiatan observasi yang dilakukan di madrasah. Di MIN

1 Ponorogo kepala madrasah melakukan diskusi dengan para guru pada

kegiatan rapat yang dilakukan secara rutin tiap bulannya, 2) melalui

kunjungan kelas. Kepala madrasah melakukan pengamatan secara

langsung ketika guru sedang mengajar di dalam kelas terutama dalam

pemilihan metode dan media pembelajaran yang digunakan, serta

ketertiban siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Kepala

madrasah perlu melakukan kegiatan supervisi karena melalui hasil

supervisi inilah akan dapat diketahui kelemahan sekaligus keunggulan

guru dalam melaksanakan pembelajaran, kemudian akan diupayakan

solusi, pembinaan, dan tindak lanjutnya, (3) pembicaraan individual.

Kepala madrasah melakukan pembicaraan individual dengan guru yang

dikehendaki dengan cara memanggil seorang guru ke ruangannya untuk


diberikan arahan dan motivasi yang berkaitan dengan peningkatan

kinerja maupun profesionalisme guru.

Peran kepala madrasah sebagai supervisor salah satunya yaitu untuk

menjalankan fungsi pengawasan. Fungsi pengawasan ini dilakukan

untuk mengendalikan seluruh kegiatan yang ada di madrasah agar

berjalan sesuai dengan perencanaan yang dibuat diawal, sehingga hasil

pelaksanaan kegiatannya dapat diperoleh maksimal. Pengawasan

dilakukan untuk mengetahui hasil pelaksanaan pekerjaan oleh

seseorang, serta memastikan bahwa pekerjaan yang dilakukan telah

sesuai dengan rencana, perintah, dan kebijaksanaan yang telah

digunakan.49

Salah satu peran kepala madrasah sebagai supervisor ialah

melakukan supervisi atau pengawasan terhadap pekerjaan yang

dilakukan oleh tenaga pendidik. Supervisi tersebut lebih ditekankan

pada pembinaan dan peningkatan dan kemampuan kinerja tenaga

kependidikan dalam melakukan proses pembelajaran.50 Seorang

supervisor harus dapat memberikan bantuan kepada para guru untuk

menjadi guru yang lebih baik dalam pelaksanaan kegiatan belajar

mengajar. Dilaksanakannya supervisi ini yaitu untuk membantu para

guru yang mengalami kesulitan yang berkaitan dengan profesi

keguruannya, sehingga dalam hal ini peran dari supervisor sangat

49
Heru Sujaryanto, Model Kepemimpinan Kepala Madrasah Untuk Membentuk Karakter
Islami Siswa, (Indramayu: Penerbit Adab, 2021), 39–40.
50
A. Rusdiana dan Abdul Kodir, Pengelolaan Madrasah Diniyah Kontemporer, (Bandung:
Yayasan Darul Hikam, 2022), 149–50.
dibutuhkan dalam membantu dan membimbing guru untuk menemukan

jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi tersebut.51

3. Hambatan dan Dukungan yang dihadapi Kepala Madrasah dalam

Melaksanakan Perannya Sebagai Manajer dan Supervisor dalam

Meningkatkan Kinerja dan Profesionalisme Guru di MIN 1

Ponorogo

Kepala madrasah sebagai seseoang yang bertanggung jawab dalam

keberlangsungan lembaga pendidikan yang dituntut untuk memiliki

kredibilitas yang tinggi dan kemampuan memimpin yang baik. Menurut

Mulyasa dalam jurnal karya Mukhtar dengan judul “Strategi Kepala

Madrasah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru Pada SMP Negeri Di

Kecamatan Masjid Raya Kabupaten Aceh Besar”, mengemukakan bahwa

untuk menjadi seorang kepala madrasah yang profesional dan memiliki

kredibilitas yang tinggi, maka kepala madrasah harus memiliki beberapa

strategi diantaranya:52 (a) menciptakan pendidikan yang efektif, (b)

menumbuhkan kepemimpinan madrasah yang kuat, (c) mengelola

tenaga pendidikan secara efektif, (d) budaya mutu, (e) kerjasama yang

kompak dan dinamis, (f) bersikap mandiri, (g) mengedepankan

partisipasi aktif, (h) bersikap transparan, (i) mempunyai kemampuan

untuk berubah menjadi lebih baik, (j) melakukan evaluasi dan perbaikan

secara berkelanjutan, (k) cepat dan tanggap terhadap kebutuhan, dan (l)

akuntabilitas.

51
Achmad Anwar Batubara.
52
Mukhtar, Strategi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru Pada SMP
Negeri Di Kecamatan Masjid Raya Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Magister Administrasi
Pendidikan, 3. 3. (2015), 103
Namun dalam pelaksanaan beberapa peran kepala madrasah

terutama perannya sebagai manajer dan supervisor pendidikan dalam

meningkatkan kinerja dan profesionalisme guru masih banyak ditemui

hambatan atau kendala yang menyertai prosesnya. Seperti yang terjadi

di MIN 1 Ponorogo bahwa kendala yang ditemui kepala madrasah

sebagai manajer diantaranya yaitu: (a) kurang terpenuhinya sarana dan

prasarana madrasah yang dapat mendukung kinerja guru, (b) kurangnya

sumber daya manusia atau tenaga pendidik yang mengajar disesuaikan

dengan bidang keahliannya, (c) kurangnya persiapan dari beberapa guru

dalam mempersiapkan pembelajaran di dalam kelas, dan (d) terbatasnya

waktu mengajar dan media pembelajaran yang digunakan oleh para

guru.

Sedangkan dalam pelaksanaan peran kepala madrasah sebagai

supervisor, kendala yang masih terjadi yaitu seperti: kurangnya

kemampuan kepala madrasah dalam mengadakan supervisi secara

efektif, karena biasanya kepala madrasah hanya melakukan supervisi

dengan cara observasi ke kelas, melihat perangkat pembelajaran guru,

ataupun melakukan pendekatan dengan guru dengan memanggilnya

untuk keruangan kepala madrasah untuk diberikan arahan atau

bimbingan. Selain itu, dalam pemberikan bimbingan dan motivasi

kepada para guru juga masih ditemui kendala. Kendala tersebut yaitu

karena tidak semua guru memiliki motivasi yang sama dalam

meningkatkan kinerja dan profesionalismenya, maka masih terdapat

guru yang belum bisa menyesuaikan perubahan dengan lingkungannya.


Masih terdapat guru yang memilih menggunakan media pembelajaran

seadanya dan enggan untuk berkembang menjadi lebih kreatif dan

inovatif karena merasa bahwa dirinya sudah tidak mampu lagi

mengikuti perkembangan teknologi yang semakin canggih ini.

Dalam menghadapi berbagai hambatan yang ada tersebut, seorang

kepala madrasah harus memiliki prinsip yang jelas agar dapat mengatasi

berbagai permasalahan yang ada. Menurut Mulyasa dalam jurnal karya

Mukhtar dengan judul “Strategi Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan

Kinerja Guru Pada SMP Negeri Di Kecamatan Masjid Raya Kabupaten Aceh

Besar”, mengemukakan bahwa beberapa prinsip yang dapat diterapkan

oleh kepala madrasah agar mampu meningkatkan kinerja dan

kemampuan profesional guru diantaranya yaitu:53 (a) melakukan

kegiatan yang dapat menarik dan menyenangkan para tenaga pendidik

dan kependidikan (b) adanya tujuan kegiatan yang disusun secara jelas

melibatkan partisipasi tenaga pendidik dan kependidikan dalam

penyusunan tujuan tersebut, (c) menyampaikan hasil mengenai

pekerjaan yang telah dilakukan oleh tenaga pendidikan, (d) memberikan

reward dan punishment secara tepat, (e) mengusahakan pemenuhan

kebutuhan tenaga kependidikan dengan memperhatikan kondisi fisiknya

dan memberikan rasa aman agar setiap pegawai dapat merasakan

kepuasan dalam pekerjaan.

Disamping adanya beberapa hambatan dan kendala yang ditemui

kepala madrasah dalam upaya peningkatan kinerja dan profesionalisme

53
Mukhtar, Strategi Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru Pada SMP
Negeri Di Kecamatan Masjid Raya Kabupaten Aceh Besar., 104-105
guru, tentunya juga terdapat faktor pendukung yang dapat membantu

mengatasi berbagai hambatan yang ada, diantaanya yaitu: 54 (a) adanya

motivasi dari dalam guru tersebut untuk dapat meningkatkan kinerjanya,

(b) supervisi yang telah dilakukan secara rutin tiap tahunnya, meskipun

belum optimal setidaknya sudah dilakukan secara kontinyu, (c) adanya

kepemimpinan yang efektif oleh kepala madrasah dan dapat dijadikan

sebagai teladan bagi para guru dan tenaga kependidikan lainnya, (d)

adanya dokumen instrumen supervisi yang didalamnya berisi lengkap

mengenai instrumen penilaian kinerja guru dalam pembelajaran,

instrumen penilaian perangkat pembelajaran guru, instrumen penilaian

kepribadian guru dalam pembelajaran, dan yang lainnya.

Dengan adanya berbagai hambatan dan dukungan yang ada, maka

seorang kepala madrasah harus mampu memanfaatkan keduanya dan

mencari jalan keluar atau solusi terbaik atas permasalahan yang terjadi.

Keberhasilan pendidikan di madrasah sangat ditentukan oleh peran

kepala madrasah dalam mengelola dan memberdayakan seluruh warga

madrasah termasuk guru dan tenaga kependidikan lainnya.

54
Lihat transkip wawancara kode 01/W/26-1/2023
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Kepala madrasah sebagai manajer berarti kepala madrasah mempunyai wewenang

dalam hal pengelolaan dan mengatur berjalannya seluruh kegiatan yang ada di suatu

madrasah yang dipimpinnya dengan mengoptimalkan segala kemampuan dan

keahlian yang dimilikinya. Peran kepala madrasah sebagai manajer dalam

meningkatkan kinerja dan profesionalisme guru di MIN 1 Ponorogo yaitu: (a)

Kepala madrasah melakukan pemberdayaan tenaga pendidik dan kependidikan

melalui kerjasama dengan pihak lain serta mempercayaan beberapa tugas yang ada

di madarsah kepada para koordinasi disetiap bidangnya, (b) Kepala madrasah

memberikan kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk mengembangkan

profesinya melalui diklat, MGMP, maupun diskusiprofesional, (c) Bersikap

partisipatif dan melibatkan seluruh warga madrasahnya dalam berbagai kegiatan

yang ada di madrasah, (d) Menjadikan kepemimpinannya sebagai tauladan bagi

para guru dan tenaga kependidikan lainnya.

2. Kepala madrasah sebagai supervisor memiliki tugas untuk mengevaluasi mengenai

sejuah mana tingkat kinerja dan profesionalisme guru dalam melaksanakan tugas

dan kewajibannya di madrasah. Peran kepala madrasah sebagai supervisor dalam

meningkatkan kinerja dan profesionalisme guru di MIN 1 Ponorogo yaitu: (a)

Kepala Madarsah melakukan kegiatan supervisi guru maupun perangkat

pembelajarannya melalui kunjungan kelas, (b) Kepala madrasah mengadakan rapat

evaluasi atau diskusi kelompok dengan tenaga pendidik dan kependidikan, (c)

Kepala madrasah melakukan pembicaraan individual untuk memberikan bimbingan

dan motivasi, dan (d) Melakukan kegiatan pembinaan terhadap guru.


3. Hambatan yang kerap terjadi dalam upaya meningkatkan kinerja dan

profesionalisme guru di MIN 1 Ponorogo yaitu: (a) Kurang terpenuhinya sarana dan

prasarana yang ada di madrasah, (b) Kurangnya sumber daya manusia terutama

guru yang mengajar sesuai dengan bidang keahliannya, (c) Kurangnya motivasi dari

dalam guru tersebut untuk terus mengembangkan potensi yang dimilikinya, (d)

Teman sejawat yang terkadang kurang mendukung karena perbedaan sifat dan

karakter masing-masing, dan (e) Kondisi lingkungan sekolah yang terkadang

kurang kondusif. Sedangkan faktor pendukungnya yaitu: (a) Faktor pendukung dari

dalam diri guru itu sendiri, yaitu seperti adanya kemauan untuk terus berkembang

menjadi lebih baik lagi, (b) Kepemimpinan kepala madrasah yang dapat dijadIkan

teladan, (c) Adanya bimbingan dan motivasi yang diberikan oleh kepala madrasah

kepada para guru, (d) Adanya kegiatan supervisi yang telah rutin dilaksanakan 1-2

kali setiap tahunnya.

Anda mungkin juga menyukai