LK - (Integumen) - Luka Bakar - (Ahmad)
LK - (Integumen) - Luka Bakar - (Ahmad)
LK - (Integumen) - Luka Bakar - (Ahmad)
D
I
S
U
S
U
N
Oleh:
A. Pengkajian
Nama : Tn. D
Umur : 36 Tahun
perkawinan : Menikah
Agama : Hindu
Pendidikan : SMA
2. Keluhan Utama
intravena RL 500 cc. Pasien dipindahkan ke Ruang Luka Bakar (Burn Unit) pada
Pada saat pengkajian, pasien mengeluh nyeri dan tampak menahan nyeri,
terdapat luka bakar pada daerah tangan kanan, paha kanan, paha kiri, genetalia,
wajah dan luka tampak kemerahan, nyeri hilang timbul, nyeri timbul saat bergerak
atau beraktifitas, skala nyeri 5 dari skala (0-10), tampak meringis, takut bergerak
karena nyeri pada daerah luka bakar, tampak lemas. Merasa khawatir dengan
kondisi yang dihadapi saat ini, tampak gelisah, tegang, dan pucat. Hasil
pemeriksaan tanda tanda vital (TTV) didapatkan tekanan darah: 120/70 mmHg,
yang dialami saat ini. Namun memiliki riwayat epilepsi dengan pengobatan di
5. Riwayat Keluarga
dan penyakit menular, atau penyakit seperti yang dialami Pasien saat ini.
berobat kebidan atau puskesmas terdekat, jika tidak kunjung sembuh maka Pasien
mengatakan makan 3 kali sehari dengan porsi 1 piring nasi, sayur dan daging.
Saat dikaji Pasien terpasang infus pada tangan kiri dengan cairan Ringger
Laktat (RL) 18 kali per menit. Makan dan minum sesuai dengan program diet di
Rumah sakit. Pasien makan sehari tiga kali dengan porsi satu kotak dan
tambahan snak atau buah, Pasien mengatakan bisa menghabiskan porsi yang
disediakan. Sehari Pasien minum rata-rata 1500 cc, atau 6-8 gelas perhari.
dan makan karena rasa sakit pada luka pada area wajah, tangan, genetalia dan
paha.
terbangun karena kurang nyaman dan merasakan nyeri pada area luka bakar,
seperti terasa panas atau perih pada area luka. Nyeri dirasakan kurang lebih
e. Eliminasi
BAB sehari biasanya sekali, tidak diare atau mengalami konstipasi. BAK
dengan orang tua dan adiknya baik-baik saja, Pasien mengaku memiliki dua
g. Manajemen Koping
kesehatan.
mencium bau-bauan dengan baik, Pasien mengatakan mengalami nyeri pada area
luka bakar.
i. Konsep Diri
sosial, tidak mengalami masalah peran, tidak mengalami masalah rendah diri,
j. Seksual
Pasien mengatakan dirinya adalah seorang ayah, dan sebelum sakit tidak
1) Sebelum sakit
karena sakit yang dialaminya dan hanya berdoa di tempat tidur untuk
kesembuhannya.
7. Pengkajian Fisik
b. Kulit : terdapat luka bakar pada daerah tangan kanan, paha kanan dan paha
kiri, genetalia, dan wajah, luka tampak kemerahan. Luas luka bakar 23 %
tidak ikterik, tidak ada gangguan penglihatan. Pada area wajah terdapat luka
bakar Grade II AB 3%, sudah dilakukan debridement skin graft dan rawat
luka.
e. Hidung : tidak terlihat adanya pernapasan cuping hidung, tidak ada sekret,
tidak ada gangguan penciuman. Terdapat bekas luka bakar sudah dalam fase
penyembuhan (maturasi).
tidak ada tanda adanya trauma inhalasi. Terdapat luka bakar dalam fase
g. Leher : tidak ada pembesasran tiroid, tidak ada lesi, tidak ada pembesaran
1) Inspeksi : dada simetris kanan dan kiri, tidak terdapat luka atau jejas, warna
(interkosta).
2) Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tektil fremitus kanan dan kiri sama.
pembesaran jantung.
4 ) Auskultasi: Terdengar suara vesikuler pada paru-paru kanan dan kiri, bunyi
jantung normal.
i. Abdomen
1) Inspeksi : Abdomen datar, warna kulit sawo matang tidak ada penggunaan
3) Perkusi : Tidak ada asites, tidak ada suara abdomen pekak (timpani).
j. Ekstremitas: terdapat luka bakar pada daerah tangan kanan dengan luas 4%,
paha kanan dan paha kiri luas 15%, genetalia luas 1%, luka tampak
k. Genetalia : terdapat luka bakar pada area scrotum dan kemaluan dengan luas
luka bakar 1 %.
a. Pemeriksaan laboratorium
LY% 25.40 % 13 - 40
b. Pemeriksaan rontgen
(terbakar).
Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (terbakar) ditandai dengan
pasien mengeluh nyeri, tampak meringis, bersikap protektif, gelisah, sulit tidur,
gelisah, frekuensi nadi : 93x/menit, tekanan darah 120/80 mmHg, dan respirasi
22x/menit.
B. Perencanaan Keperawatan
DO:
Pasien tampak
meringis, skala nyeri
5
DO:
Pasien mau
mendengarkan
penjelasan tentang
relaksasi nafas dalam,
mau
mendemonstrasikan
tehnik yang diajarkan,
11:00 WIB DS :
- Memonitor tanda- tanda vital.
Pasien mengatakan masih terasa nyeri pada luka
DO :
TD:120/70 mmHg
S : 36ºC
N : 88x/menit
RR : 20x/menit
Skala nyeri 3
2. 10 Mengidentifikasi karakteristik, DS :
DESEMBE durasi, frekuensi, kualitas, Setelah lebih sering
R 2023 intensitas nyeri
melakukan
berkurang
DO:
Pasien tampak
lebih tenang dan
lebih berani
dalam
melakukan
gerakan
10:00 WIB DS : -
- Mengontrol lingkungn
DO:
yang memperberat
rasa nyeri dengan Suhu ruangan diatur
mengatur : suhu dengan pendingin
ruangan, pencahayaan, Sentral (suhu 22oC),
kebisingan. tiap Bed pasien dibatasi
dengan
sampiran/korden,
penerangan cukup,
lingkungan cukup
tenang
DO :
- TD:120/80 mmHg
- S : 36ºC
- N : 80x/menit
- RR : 20x/menit
3. 11 - Mengidentifikasi lokasi,
DESEMBER - DS :
2023 karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri. Setelah lebih
14.00
sering melakukan
relaksasi
mengatakan nyeri
di diarea luka
berkurang
DO:
DO :
- TD:120/80 mmHg
- S : 36ºC
- N : 80x/menit
- RR : 20x/menit